Anda di halaman 1dari 7

NAMA : NI MADE RAI DWIKAYANTI

NIM : 1704551149

KELAS : C (REGULER PAGI)

UJIAN TENGAH SEMESTER

HUKUM PEMILU

1. JELASKAN ADAKAH KAITAN ANTARA HUKUM, PEMILIHAN HUKUM,


DAN ASAS KEDAULATAN RAKYAT !
Jawab :

Hukum, Pemilu dan Asas Kedaulatan Rakyat jelas memiliki kaitan/hubungan.


Pemilu secara tegas telah diatur dalam dasar hukum tertinggi (konstitusi) Indonesia yaitu
dalam Pasal 22E UUD RI 1945. Begitu juga Pemilu telah diatur dalam peraturan
perundang-undangan, salah satunya UU No. 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum.
Dalam Pasal 1 angka 1 UU No. 7 Tahun 2017 mengatur bahwa Pemilu adalah sarana
kedaulatan rakyat untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat, anggota Dewan
Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden, dan untuk memilih anggota Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah, yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia,
jujur dan adil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan
Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Asas kedaulatan rakyat berarti bahwa suatu pemerintahan atau negara dipimpin
oleh rakyat dari rakyat dan untuk rakyat atau dengan kata lain kekuasaan tertinggi ada
ditangan rakyat. Bentuk pelaksanaan dari kedaulatan rakyat atau demokrasi adalah
dengan diselenggarakannya pemilu. Sehingga dalam hal ini Pemilu, Hukum dan juga
kedaulatan rakyat berkaitan sangat erat, dimana pemilu diatur oleh hukum sebagai sarana
untuk mewujudkan kedaulatan rakyat dengan nilai-nilai keadilan demokrasi kemerdekaan
atau kebebasan dan terwujudnya pemerintahan negara yang demokratis sesuai dengan
hukum yang berlaku di Indonesia.
2. JELASKAN LANDASAN YURIDIS KONSTITUSIONAL PEMILIHAN UMUM
DI INDONESIA !
Landasan yuridis konstitusional Pemilu di Indonesia adalah UUD RI 1945. Hal-
hal yang menyangkut tentang Pemilihan Umum di Indonesia diatur dalam beberapa
bagian UUD RI 1945 diantaranya :
a. Pembukaan UUD 1945 alinea ke empat
Tepatnya pada kalimat ".......berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha
Esa, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan
Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan, dalam permusyawaratan/perwakilan,
serta dengan mewujudkan Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia."
Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan, dalam
permusyawaratan/perwakilan merupakan hal yang melandasi Pemilihan Umum.
Demokrasi menurut sila ke-4 terebut bukanlah "demokrasi perwakilan". Jadi
Pemilihan Langsung menjadi satu-satunya bentuk demokrasi yang menegaskan dan
menjunjung tinggi menempatkan kedaulatan dan hak Rakyat pada tempat yang
seharusnya dalam memilih pemimpinnya sendiri dan Pemilu merupakan hal yang
esesnsial bagi seluruh negara demokrasi terutama Indonesia.
b. Batang Tubuh UUD 1945
 Pasal 1 ayat (2) "Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan
menurut Undang-Undang Dasar". Berlandaskan hal tersebut, maka Pemilu
menjadi sarana Kedaulatan Rakyat untuk mewujudkan demokrasi.
 BAB VIIB Pasal 22E yang mengatur tentang Pemilihan Umum. Salah satunya
Pasal 22E ayat (2) yang mengatur bahwa "Pemilihan umum diselenggarakan
untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan
Daerah, Presiden dan Wakil Presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah”.

3. JELASKAN APA YANG MENJADI TUJUAN DISELENGGARAKANNYA


PEMILU DI INDONESIA !
Tujuan diselenggarakannya Pemilu di Indonesia dapat dijabarkan menurut
beberapa dasar hukum atau pendapat para ahli sebagai berikut :
a. UUD 1945 dan UU No. 7 Tahun 2017

Tujuan diselenggarakannya Pemilu di Indonesia memang tidak tersurat


atau tidak diatur secara khusus dalam kedua dasar hukum ini. Namun tujuan
diselenggarakannya pemilu di Indonesia dalam hal ini adalah tersirat. Pasal 22E ayat
(2) UUD 1945 mengatur bahwa "Pemilihan umum diselenggarakan untuk memilih
anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil
Presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah”. Pasal 1 angka 1 UU No. 7 Tahun
2017 mengatur bahwa Pemilu adalah sarana kedaulatan rakyat untuk memilih
anggota Dewan Perwakilan Rakyat, anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden
dan Wakil Presiden, dan untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah,
yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil dalam
Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Hal tersebut berarti secara tersirat
bahwa tujuan diselenggarakannya pemilu menurut UUD 1945 dan UU No. 7 Tahun
2017 adalah untuk memilih wakil rakyat dan wakil daerah, serta untuk membentuk
pemerintahan yang demokratis, kuat, dan memperoleh dukungan rakyat dalam
rangka mewujudkan tujuan nasional.
b. Pemilihan Umum Menurut Prihatmoko pemilu dalam pelaksanaanya memiliki tiga
tujuan yakni:
- Sebagai mekanisme untuk menyeleksi para pemimpin pemerintahan dan alternatif
kebijakan umum (public policy).
- Pemilu sebagai pemindahan konflik kepentingan dari masyarakat kepada badan
badan perwakilan rakyat melalui wakil wakil yang terpilih atau partai yang
memenangkan kursi sehingga integrasi masyarakat tetap terjamin.
- Pemilu sebagai sarana memobilisasi, menggerakan atau menggalang dukungan
rakyat terhadap Negara dan pemerintahan dengan jalan ikut serta dalam proses
politik.
Secara umum, dapat disimpulkan bahwa tujuan diselenggarakannya Pemilu di Indonesia
adalah untuk melaksanakan kedaulatan rakyat, mewujudkan hak-hak asasi politik yang
dimiliki oleh rakyat, Untuk memilih wakil rakyat yang akan bertugas sebagai anggota,
DPRD Kabupaten/Kota, DPD, DPRD Provinsi, DPR, serta memilih Presiden dan Wakil
Presiden, melaksanakan pergantian aparat pemerintahan secara tertib, aman, damai, dan
njamin kesinambungan pembangunan nasional

4. JELASKAN ASAS PEMILIHAN UMUM YANG SAUDARA KETAHUI !


Secara tegas dalam Pasal 22E ayat (1) UUD 1945 dinyatakan bahwa Pemilihan
Umum dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil setiap lima
tahun sekali. Begitu juga dalam UU No. 7 Tahun 2017 pada Pasal 1 angka 1 yang
mengatur pengertian pemilu yang didalamnya terkandung asas pemilu. Maka dari itu
asas-asas pemilu :
a. Langsung
Langsung yang berarti masyarakat sebagai pemilih memiliki hak untuk memilih
secara langsung dalam pemilihan umum sesuai dengan keinginan diri sendiri tanpa
ada perantara.
b. Umum
Umum yang berarti pemilihan umum berlaku untuk seluruh warga negara yang
memenuhi persyaratan, tanpa membeda-bedakan agama, suku, ras, jenis kelamin,
golongan, pekerjaan, kedaerahan, dan status sosial yang lain.
c. Bebas
Bebas yang berarti seluruh warga negara yang memenuhi persyaratan sebagai
pemilih pada pemilihan umum, bebas menentukan siapa saja yang akan dipilih untuk
membawa aspirasinya tanpa ada tekanan dan paksaan dari siapa pun.
d. Rahasia
Rahasia yang berarti dalam menentukan pilihannya, pemilih dijamin kerahasiaan
pilihannya. Pemilih memberikan suaranya pada surat 23 suara dengan tidak dapat
diketahui oleh orang lain kepada siapa pun suaranya diberikan.
e. Jujur
Jujur yang berarti semua pihak yang terkait dengan pemilu harus bertindak dan
juga bersikap jujur sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
f. Adil
Adil yang berarti dalam pelaksanaan pemilu, setiap pemilih dan peserta pemilihan
umum mendapat perlakuan yang sama, serta bebas dari kecurangan pihak manapun.
5. JELASKAN PERBEDAAN PENYELENGGARAAN PEMILU PADA MASA
ORDE BARU DAN ORDE REFORMASI !
Jawab :
Penyelenggaraan Pemilu di Indonesia pada masa orde baru dan orde reformasi dapat
dibedakan dengan tabel seperti berikut :

PEMILU MASA ORDE BARU PEMILU MASA ORDE REFORMASI

Dasar Hukum UU No. 15 Tahun 1969 Dasar Hukum UU No. 3 Tahun 1999

Berlandaskan asas Jujur dan Adil Berlandaskan asas LUBER JURDIL

Pemilu hanya sekali untuk memilih anggota Pemilu untuk memilih anggota DPD,
DPR dan DPR Presiden dan pemimpin daerah secara
langsung.

Paksaan untuk memilih Golkar Rakyat dibebaskan untuk memilih secara


bebas

Diikuti oleh 3 Partai Politik (PDI, PPP, Diikuti oleh multi partai (banyak partai)
GOLKAR)

Pengisian jabatan pemerintah tertutup Pengisian jabatan pemerintah terbuka

Kekerasan oleh pemerintah dn aparat kepada Kekerasan kerap antara parpol dan massa
rakyat yang mendukung

Diselenggarakan oleh pemerintah lewat KPU Dilaksanakan oleh pemerintah lewat KPU
secara bebas dan mandiri serta diikuti oleh
seluruh parpol dan peserta yang bertanggung
jawab langsung kepada presiden.

6. JELASKAN PELANGGARAN PEMILU YANG SAUDARA KETAHUI !


Jawab :
Pelanggaran pemilu berdasarkan UU No. 8 Tahun 2012 tentang Pemilihan Umum
Anggota DPR, DPD, dan DPRD adalah sebagai berikut :
a. Pelanggaran Kode Etik
Dalam Pasal 251 UU No. 8 Tahun 2012 mengatur bahwa Pelanggaran kode etik
penyelenggara Pemilu adalah pelanggaran terhadap etika penyelenggara Pemilu yang
berpedomankan sumpah dan/atau janji sebelum menjalankan tugas sebagai
penyelenggara Pemilu
b. Tindak Pidana Pemilu
Dalam Pasal 260 UU No. 8 Tahun 2012 mengatur bahwa Tindak pidana Pemilu
adalah tindak pidana pelanggaran dan/atau kejahatan terhadap ketentuan tindak
pidana Pemilu sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini
c. Pelanggaran Administrasi Pemilu
Dalam Pasal 253 UU No. 8 Tahun 2012 mengatur bahwa Pelanggaran
administrasi Pemilu adalah pelanggaran yang meliputi tata cara, prosedur, dan
mekanisme yang berkaitan dengan administrasi pelaksanaan Pemilu dalam setiap
tahapan penyelenggaraan Pemilu di luar tindak pidana Pemilu dan pelanggaran kode
etik penyelenggara Pemilu
d. Sengketa Pemilu
Dalam Pasal 257 UU No. 8 Tahun 2012 mengatur bahwa Sengketa Pemilu adalah
sengketa yang terjadi antar peserta Pemilu dan sengketa Peserta Pemilu degan
penyelenggara Pemilu sebagai akibat dikeluarkannya keputusan KPU, KPU Provinsi,
dan KPU Kabupaten/Kota.
e. Sengketa TUN Pemilu
Dalam Pasal 268 UU No. 8 Tahun 2012 mengatur bahwa sengketa tata usaha
negara Pemilu adalah sengketa yang timbul dalam bidang tata usaha negara Pemilu
antara calon anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi, DPRD kabupaten/kota, atau partai
politik calon Peserta Pemilu dengan KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota
sebagai akibat dikeluarkannya keputusan KPU, KPU Provinsi, dan KPU
Kabupaten/Kota
f. Perselisihan Hasil Pemilu (PHPU)
Dalam Pasal 271 ayat (1) UU No. 8 Tahun 2012 mengatur bahwa Perselisihan
hasil Pemilu adalah perselisihan antara KPU dan Peserta Pemilu mengenai penetapan
perolehan suara hasil Pemilu secara nasional.
Salah satu kasus Pelanggaran Pemilu yang pernah terjadi di Indonesia adalah
ketika Prabowo (Capres 2019) yang menggugat hasil pilpres dengan menyerahkan 51 alat
bukti dan putusan MK tanggal 28 Juni 2019. Hal ini menunjukan adanya Perselisihan
Hasil Pemilu dan Sengketa TUN Pemilu di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai