Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan Februari, 2010, Vol. XIII, No.

Performan Ayam Broiler yang Diberi Ransum yang Mengandung


Bungkil Kelapa yang Difermentasi Ragi Tape Sebagai Pengganti
Sebagian Ransum Komersial

Agus Budiansyah 1

Intisari

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji sejauh mana pengaruh penggunaan
bungkil kelapa yang difermentasi dengan ragi tape sebagai pengganti sebagian ransum
komersial terhadap performa ayam broiler. Penelitian menggunakan 100 ekor anak ayam
broiler jantan umur tujuh hari strain Lohman. Ayam dibagi ke dalam 20 unit kandang.
Perlakuan yang diterapkan sebanyak lima macam ransum yang terdiri dari dua taraf
penggunaan bungkil kelapa tanpa fermentasi (BKTF) dan dua taraf penggunan bungkil kelapa
hasil fermentasi dengan ragi tape (BKFRT) sebagai pengganti ransum komersial (RK) dan satu
macam ransum tanpa menggunakan bungkil kelapa sebagai kontrol. Ransum perlakuan adalah
: R0 = 100 persen ransum komersial (RK); R1 = 10 persen BKTF + 90 persen RK; R2 = 20 persen
BKTF + 80 persen RK; R3 = 10 persen BKFRT + 90 persen RK; dan R4 = 20 persen BKFRT + 80
persen RK. Ayam dipelihara selama empat minggu. Pada akhir penelitian dua ekor ayam
diambil dari tiap-tiap unit kandang untuk dipotong dan dianalisis bobot karkasnya. Data yang
diperoleh dilakukan analisis ragam dan perbedaan antara perlakuan diuji dengan uji Tukey.
Peubah yang diamati adalah konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, konversi ransum,
bobot badan akhir dan bobot karkas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan
bungkil kelapa baik tanpa fermentasi (BKTF) maupun bungkil kelapa hasil fermentasi dengan
ragi tape (BKFRT) tidak berpengaruh terhadap konsumsi ransum, pertambahan bobot badan,
bobot badan akhir dan bobot karkas, tetapi berpengaruh terhadap konversi ransum.
Penggunaan BKTF dan BKFRT pada taraf 20 persen meningkatkan konversi ransum. Hasil
penelitian menyimpulkan penggunaan bungkil kelapa dalam ransum ayam broiler, baik yang
tidak difermentasi maupun bungkil kelapa hasil fermentasi dengan ragi tape sebagai pengganti
sebagian ransum komersial hanya bisa dilakukan sampai taraf 10 persen. Fermentasi terhadap
bungkil kelapa dengan ragi tape tidak memberikan manfaat terhadap performa ayam broiler.

Kata Kunci : Bungkil Kelapa, Fermentasi Ragi Tpe, Ayam Broiler

The study effect of using fermented copra meal with ragi tape in ration to replace
commercial feed diets on broiler performance

Abstract

The objective of the research was to study effect of using fermented copra meal with ragi tape in
ration to replace of commercial feed diets on broiler performance. One hundreds of broiler Lohman
strain aged a week were randomly assigned to five dietary treatments. The treatments were consisted of
two levels of copra meal without fermentation (BKTF) and two levels of copra meal with fermentation of
ragi tape (BKFRT) to replace of part of commercial feed diets (RK) and one of dietary treatment was
without copra meal as a control. They were R0 = 100 percent of commercial feed diets as a control (RK);
R1 = 10 percent of BKTF + 90 percent of RK; R2 = 20 percent of BKTF + 80 percent of RK; R3 = 10
percent of BKFRT + 90 percent of RK; dan R4 = 20 percent of BKFRT + 80 percent of RK. The chicks

1 Staf Pengajar Fakultas Peternakan Universitas Jambi, Jambi

260 Performan Ayam Broiler yang Diberi Ransum yang Mengandung Bungkil Kelapa yang
Difermentasi Ragi Tape Sebagai Pengganti Sebagian Ransum Komersial
Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan Februari, 2010, Vol. XIII, No. 5

were fed for four weeks. At the end of experiment, two broilers from each units were slaughtered to
measure carcass weight. Data from completely randomized design were subjected to ANOVA and
different among treatments were further analyzed using Tukey test. Parameters of the research were
feed consumption, average body weight gain, feed conversion, final body weight and carcass weight. The
result of the experiment showed that using of copra meal with or without fermentation used ragi tape
in broiler diets to replace commercial feed diets were no significant effect on feed consumption, average
body weight gain, final body weight and carcass weight, but they had signifacant effect on feed
conversion. Using of copra meal in broiler diets with or without fermentation of ragi tape (BKFRT and
BKTF) at level of 20 percent were increase feed conversion. The result concluded that using copra meal
in broiler diets with or without fermentation of ragi tape could application at level of 10 percent to
replace commercial feed diets, and fermentation of copra meal used of ragi tape had no significant
improvement on broiler performance.

Key Words : Copra Meal, Yeast, Broiler Chicken

Pendahuluan banyak usaha peternakan yang gulung


Salah sat faktor penentu tikar atau tutup karena selalu merugi.
keberhasilan suatu usaha peternakan Salah satu usaha untuk menekan biaya
adalah faktor pakan, disamping faktor pakan adalah dengan mengurangi
genetik dan tatalaksana pemeliharaan. penggunakan ransum komersial dan
Biaya pakan dalam suatu usaha menggantikannya dengan bahan lain
peternakan khususnya ayam broiler yang lebih murah tetapi kebutuhan zat
merupakan komponen terbesar dari total makanan dalam ransum diusahakan
biaya produksi yang harus dikeluarkan dapat terpenuhi tanpa menyebabkan
peternak selama proses produksi yaitu gangguan terhadap pertumbuhan. Salah
sekitar 60 sampai 70 persen. Oleh karena satu bahan tersebut adalah bungkil
itu agar usaha peternakan ayam broiler kelapa.
dapat berhasil dengan baik, ayam dapat Bungkil kelapa adalah salah satu
tumbuh dan berproduksi dengan optimal bahan pakan yang banyak digunakan
dengan tingkat keuntungan yang dalam penyusunan ransum ayam broiler.
maksimum, maka faktor pakan harus Bungkil kelapa mengandung protein
mendapat perhatian yang cukup serius, kasar yang cukup tinggi yaitu sekitar 21
terutama kualitas dan harga pakan. persen, hampir sama dengan kandungan
Umumnya peternak ayam broiler protein ransum komersial yaitu 21 – 23
menggunakan ransum komersial untuk persen, sedangkan kandungan energi
memenuhi kebutuhan pakan ternak metabolisnya sebesar 2120 Kkal/kg
ayamnya, karena ransum komersial telah (Wahju 1988). Penggunaan bungkil
disusun sedemikian rupa sehingga kelapa dalam ransum ayam broiler relatif
memenuhi standard kebutuhan zat rendah yaitu hanya 5 sampai 15 persen
makanan yang telah ditetapkan, dan dan yang umum digunakan sekitar 7
ransum tersebut banyak tersedia di persen dalam ransum (Packham 1982).
pasaran. Akan tetapi harga ransum Hal ini disebabkan pada bungkil kelapa
komersial tersebut relatif mahal sehingga terdapat ketidakseimbangan asam amino
dapat mengurangi keuntungan yang esensial yaitu defisien asam amino
dapat diperoleh peternak, bahkan pada metionin dan lisin, dan kandungan serat
keadaan tertentu dapat menyebabkan kasar yang cukup tinggi yaitu sekitar 15
kerugian karena biaya produksi jauh persen (Wahju 1988). Balasubramaniam
lebih besar dari penerimaan penjualan (1976) melaporkan bahwa karbohidrat
ayam. Hal inilah yang menyebabkan bukan pati (KBP) atau non-starch

261 Performan Ayam Broiler yang Diberi Ransum yang Mengandung Bungkil Kelapa yang
Difermentasi Ragi Tape Sebagai Pengganti Sebagian Ransum Komersial
Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan Februari, 2010, Vol. XIII, No. 5

polysaccharides (NSP) pada bungkil seperti asam amino esensial dan


kelapa yang termasuk dalam kelompok disacharida (Higa dan Parr 1994) serta
serat kasar terdiri dari 26 persen mannan, sebagai sumber vitamin B (Sukaryani
61 persen galaktomannan dan selulosa 13 1997). Hasil pemecahan karbohidrat yang
persen. Ketidakseimbangan asam amino didominasi oleh mannan pada bungkil
esensial dalam ransum akan menyebab- kelapa akan menghasilkan juga mannan-
kan terhambatnya pertumbuhan. oligasaccharida yang dapat berperan
Salah satu usaha untuk sebagai prebiotik yang meningkatkan
mengoptimalkan pemanfatan bungkil populasi mikroba menguntungkan. Selain
kelapa adalah dengan cara fermentasi itu S cereviceae dapat berperan sebagai
dengan ragi tape. Ragi tape adalah salah probiotik pada unggas, serta dapat
satu jenis mikroorganisme starter yang mencegah kejadian keracunan yang
biasa digunakan dalam pembuatan tape. disebabkan oleh aflatoksin atau
Jenis mikroorganisme yang terdapat ragi aflatoxicosis (Stanley et al. 1993). Sianturi et
tape terdiri dari jenis kapang antara lain al. (2006) melaporkan penambahan ragi
adalah Rhizofus orizae, R stolonifer, tape sebanyak 1.5% dalam ransum
Aspergillus orizae, A niger, Mucor mampu memperbaiki konsumsi,
cornoloides, M javanicus, M rouxii, M pertambahan bobot badan dan konversi
dubois, Fusarium sp dan Amylomyces rouxii, ransum pada tikus. Oleh karena itu
dan dari jenis khamir antara lain proses fermentasi bungkil kelapa dengan
Sacharomyces cereviceae, candida ragi tape diharapkan dapat memperbaiki
parapsilosis, C mycoderma, Hansenula kualitas zat makanan bungkil kelapa.
suppeliculosa, H amonola, Endomycopsis Tujuan dari penelitian ini adalah
chodato dan E fibuinger (Saono 1974). Di untuk mengkaji sejauhmana pengaruh
dalam ragi tape yang banyak berperan penggunaan bungkil kelapa yang
merubah karbohidrat yang terkandung difermentasi dengan ragi tape sebagai
dalam bahan pakan menjadi gula adalah pengganti sebagian ransum komersial
A niger, sedangkan yang banyak berperan terhadap performa ayam broiler.
mengubah gula menjadi alkohol adalah S
cereviceae (Fardiaz 1992). S cereviceae Materi dan Metode
dilaporkan dapat meningkatkan Penelitian dilaksanakan di
kecernaan pakan berserat tinggi (Wallace kandang percobaan Nutrisi Ternak
dan Newbold l993). Proses fermentasi Unggas Fakultas Peternakan Universitas
dengan ragi tape dapat menyebabkan Jambi selama empat minggu, analisis
perubahan terhadap komposisi kimia laboratorium terhadap bahan pakan
bahan seperti kandungan asam amino, dilakukan di Laboratorium Makanan
lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral Ternak, Jurusan Nutrisi dan Makanan
akibat aktivitas dan perkembang-biakan Ternak Fakultas Peternakan Universitas
mikroorganisme (Pederson 1971). Jambi.
Aktivitas mikroba ragi tape terjadi Penelitian menggunakan 100 ekor
melalui beberapa mekanisme produksi anak ayam broiler jantan umur tujuh hari
enzim hidrolitik seperti amilase, strain Lohman produksi PT. Multi
proteinase, pektinase, lipase yang Breeder Adhirama Indonesia Tbk. Ayam
menyederhanakan polimer menjadi ditempatkan dalam kandang kawat
monomer yang lebih mudah diserap di berbentuk koloni berukuran 100x50x50
dalam saluran pencernaan (Fardiaz 1992; cm, setiap lima ekor ayam ditempatkan
Aunstrup 1979). Hasil fermentasi dengan dalam satu kandang, sehingga secara
ragi tape adalah senyawa atau bahan keseluruhan terdapat 20 unit kandang.
organik terlarut yang mudah diserap

262 Performan Ayam Broiler yang Diberi Ransum yang Mengandung Bungkil Kelapa yang
Difermentasi Ragi Tape Sebagai Pengganti Sebagian Ransum Komersial
Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan Februari, 2010, Vol. XIII, No. 5

Untuk mencegah timbulnya ditempatkan dalam kantong plastik dan


penyakit, ayam percobaan dilakukan ditutup rapat agar dapat terjadi proses
vaksinasi dengan vaksin ND strain Lasota fermentasi. Inkubasi dilakukan selama
pada umur empat hari dengan cara tetes tiga hari, setelah tiga hari fermentasi
mata, terhadap timbulnya cekaman dihentikan dengan mengeringkan
digunakan obat vitastress buatan PT substrat pada panas sinar matahari agar
Medion yang diberikan setiap kali tidak busuk. Setelah kering bungkil
penimbangan bobot badan, untuk kelapa hasil fermentasi dengan ragi tape
mencegah terjangkitnya penyakit digiling hingga menjadi bentuk tepung
pullorum, coccidiosis, cholera dan CRD dan siap digunakan dalam percobaan.
diberikan obat therafi buatan PT Medion Percobaan menggunakan lima
pada minggu kedua dan ketiga selama macam ransum perlakuan yang
tiga hari berturut-turut. Desinfektan yang merupakan dua taraf penggunaan
digunakan adalah wifol untuk mensuci- bungkil kelapa hasil fermentasi dengan
hamakan kandang dan rodalon untuk ragi tape (BKFRT) dan dua taraf
mensuci-hamakan peralatan, tempat penggunaan bungkil kelapa tanpa
makan dan tempat minum. fermentasi dengan ragi tape (BKTF)
Bungkil kelapa diperoleh dari sebagai pengganti sebagian ransum
toko pakan ternak di kotamadya Jambi. komersial (RK). Kelima macam ransum
Bungkil kelapa dibagi menjadi dua perlakuan tersebut adalah sebagai berikut
bagian, setengah bagian difermentasi :
dengan ragi tape dan setengah bagian R0 = 100 persen ransum komersial (RK);
lagi tanpa dilakukan fermentasi. Proses R1 = 10 persen BKTF + 90 persen RK;
fermentasi bungkil kelapa dengan ragi R2 = 20 persen BKTF + 80 persen RK;
tape dilakukan dengan cara sebagai R3 = 10 persen BKFRT + 90 persen RK;
berikut: bungkil kelapa di campur R4 = 20 persen BKFRT + 80 persen RK.
dengan air dengan perbandingan 1 : 1
dan diaduk merata, kemudian dikukus Hasil analisis laboratorium
selama 30 – 40 menit, setelah itu terhadap kandungan zat makanan
ditiriskan dan didinginkan agar airnya BKFRT, BKTF dan ransum komersial
turun hingga kelembaban mencapai 50 disajikan pada Tabel 1 dan kandungan
sampai 60 persen. Selanjutnya bahan zat makanan ransum perlakuan disajikan
diinokulasi dengan ragi tape sebanyak 0.5 pada Tabel 2.
persen dan diaduk rata. Bahan kemudian

Tabel 1. Komposisi zat makanan bungkil hasil fermentasi dengan ragi tape
(BKFRT), bungkil kelapa tanpa fermentasi (BKTF) dan ransum
komersial1)
Zat makanan BKFRT BKTF Ransum komersial
(%) (%) (%)
Bahan kering 88.22 88.93 80.70
Abu 7.53 7.01 4.76
Lemak kasar 10.59 11.39 3.94
Serat kasar 12.53 13.79 5.11
Protein kasar 22.99 21.66 20.33
BETN 34.76 35.08 46.56
Keterangan : Hasil analisis di laboratorium makanan ternak, Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas
Peternakan Universitas Jambi

263 Performan Ayam Broiler yang Diberi Ransum yang Mengandung Bungkil Kelapa yang
Difermentasi Ragi Tape Sebagai Pengganti Sebagian Ransum Komersial
Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan Februari, 2010, Vol. XIII, No. 5

Tabel 2. Komposisi zat makanan ransum perlakuan1)


Zat makanan R0 R1 R2 R3 R4
(%) (%) (%) (%) (%)
Bahan kering 80.70 81.52 82.35 81.45 82.20
Abu 4.76 4.99 5.21 5.04 5.31
Lemak kasar 3.94 4.69 5.43 4.61 5.27
Serat Kasar 5.11 5.98 6.85 5.83 6.56
Protein kasar 20.33 20.46 20.60 20.60 20.86
BETN 46.56 45.41 44.26 45.38 44.20

Keterangan: 1) Hasil perhitungan berdasarkan Tabel 1

Pemberian ransum perlakuan terdapat pengaruh yang nyata, perbedaan


dilakukan selama empat minggu. Pada antar perlakuan diuji dengan uji Tukey
akhir penelitian sebanyak dua ekor ayam menurut Steel dan Torie (1980).
yang mendekati bobot rata-rata diambil
untuk dipotong dan dianalisis karkasnya. Hasil dan Pembahasan
Rancangan yang digunakan adalah Pengaruh Perlakuan terhadap Konsumsi
rancangan acak lengkap (RAL) yang Ransum, Pertambahan Bobot Badan,
terdiri dari lima perlakuan dan empat Konversi Ransum Bobot Badan Akhir
ulangan. Ayam Broiler
Peubah yang diamati adalah Pengaruh perlakuan terhadap
konsumsi ransum, pertambahan bobot konsumsi bahan kering ransum,
badan, konversi ransum dan bobot badan pertambahan bobot badan, konversi
akhir serta bobot karkas. Data yang ransum dan bobot badan akhir ayam
diperoleh dilakukan analisis ragam, bila broiler disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Pengaruh perlakuan terhadap konsumsi ransum, pertambahan bobot badan,


konversi ransum dan bobot badan akhir ayam broiler

Perlakuan Konsumsi BK Pertambahan Konversi Ransum Bobot Badan


Ransum bobot badan Akhir
(g /ekor/hari) (g/ekor/hari) (gram)
R0 59.71 48.65 1.23a 1481.6
R1 62.08 47.80 1.30ab 1459.4
R2 65.02 45.72 1.39bc 13.91.7
R3 61.25 46.72 1.31ab 1432.1
R4 63.63 45.00 1.41c 1382.8
Keterangan : Superskrip huruf kecil yang berbeda pada komm yang sama menunjukkan berbeda nyata pada
taraf (P<0.05).

Hasil analisis ragam menunjukkan BKTF) dalam ransum sampai taraf 20


perlakuan tidak berpengaruh nyata persen sebagai pengganti sebagian
(P>0.05) terhadap konsumsi ransum. ransum komersial tidak menyebabkan
Penggunaan bungkil kelapa (BKFRT dan penurunan terhadap konsumsi ransum.

264 Performan Ayam Broiler yang Diberi Ransum yang Mengandung Bungkil Kelapa yang
Difermentasi Ragi Tape Sebagai Pengganti Sebagian Ransum Komersial
Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan Februari, 2010, Vol. XIII, No. 5

Hasil ini juga menunjukkan tidak ada menampung makanan dalam jumlah
faktor yang dapat menyebabkan hewan banyak juga terbatas (Wahju 1988
mengurangi konsumsi ransum. Ini berarti Hasil analisis ragam menunjukkan
penggunaan bungkil kelapa dalam perlakuan tidak berpengaruh nyata
ransum sebagai pengganti sebagian (P>0.05) terhadap pertambahan bobot
ransum komersial aman untuk badan. Hal ini berarti bahwa penggunaan
dikonsumsi. bungkil kelapa baik bungkil kelapa tanpa
Kandungan serat kasar yang fermentasi (BKTF) maupun bungkil
sebelumnya diduga dapat mempengaruhi kelapa hasil fermentasi dengan ragi tape
konsumsi ternyata tidak terjadi. Serat (BKFRT) pada taraf 10 dan 20 persen
kasar yang tinggi diketahui dapat sebagai pengganti sebagian ransum
mengurangi ketersediaan energi dan zat komersial dapat dilakukan tanpa
makanan lain serta mempengaruhi menyebabkan penurunan terhadap
kecepatan aliran bahan makanan dalam pertambahan bobot badan. Berdasarkan
saluran pencernaan (Siri et al. 1992). Serat perhitungan, meningkatnya penggunaan
kasar yang tidak tercerna diduga akan bungkil kelapa dalam ransum,
membawa sebagian zat makanan ikut kandungan protein kasar semakin tinggi
keluar bersama feses, sehingga dan yang tertinggi adalah pada R4
ketersediaan zat makanan seperti protein, dengan penggunan BKFRT sebanyak 20
vitamin dan lain-lain termasuk energi persen yaitu 20.86 % protein kasar, dan
akan berkurang. Kenyataan bahwa dalam kandungan serat kasar juga semakin
penelitian ini konsumsi ransum tidak tinggi yaitu 6.56 persen, melebihi
berbeda nyata pada semua perlakuan. kandungan serat kasar yang disarankan
Hasil analisis laboratorium terhadap sebesar 4.5 persen. Diduga kedua hal
bungkil kelapa mendapatkan kandungan tersebut menjadi penyebab diperolehnya
serat kasar yang cukup tinggi yaitu 13.79 pertambahan bobot badan yang relatif
persen pada BKTF dan 12.35 persen pada sama. Protein kasar adalah zat makanan
BKFRT. Dalam campuran ransum yang sangat diperlukan untuk
kandungan serat kasar menjadi pertumbuhan jaringan, sedangkan serat
bervariasi, tetapi perbedaan antar kasar dapat mengurangi ketersediaan zat
perlakuan relatif kecil yaitu 5.11 persen makanan yang diperlukan untuk
untuk R0, 5.98 persen untuk R1, 6.85 pertumbuhan (Siri et al. 1992). Bidura
persen untuk R2, 5.83 persen untuk R3 (l999) melaporakan serat kasar dalam
dan 6.56 persen untuk R4. Hal inilah yang ransum dapat menurunkan berat badan
menyebabkan konsumsi ransum tidak itik. Faktor lain adalah ransum yang
berbeda nyata. Kandungan serat kasar menggunakan bungkil kelapa hasil
yang disarankan untuk ayam broiler fermentasi dengan ragi tape (BKFRT)
adalah kurang dari 4.5 persen. Perlakuan mengandung protein yang terdiri dari
fermentasi dengan menggunakan ragi fraksi asam nukleat yang berasal dari sel-
tape terhadap bungkil kelapa juga tidak sel mikroba. Kuswanto (1989)
bermanfaat dalam meningkatkan mengemukakan bahwa protein kasar
konsumsi ransum. Diduga enzim yang bahan pakan hasil fermentasi sebagian
dihasilkan oleh mikroba ragi tape relatif terdiri dari fraksi asam nukleat, protein
kecil, sehingga hidrolisis serat kasar oleh tersebut sulit dicerna oleh saluran
enzim dan hanya menyumbangkan pencernaan unggas sehingga
energi yang tidak berarti untuk ketersediaan protein untuk pertumbuhan
mempengaruhi konsumsi ransum. Selain berkurang.
itu kemampuan tembolok untuk Sundu et al. (2006) melaporkan
bahwa penggunaan enzim Hemicell

265 Performan Ayam Broiler yang Diberi Ransum yang Mengandung Bungkil Kelapa yang
Difermentasi Ragi Tape Sebagai Pengganti Sebagian Ransum Komersial
Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan Februari, 2010, Vol. XIII, No. 5

(mannanase), Gamanase (mannanase dan kualitas protein kasar ransum yang


galatosidase) dan Allzyme (selulase, semakin menurun menyebabkan laju
pentosanase, protease, phytase, pertumbuhan semakin berkurang.
glucanase, amilase dan pectinase) pada Perlakuan fermentasi dengan ragi tape
ransum yang menggunakan bungkil terhadap bungkil kelapa tidak
kelapa dapat meningkatkan pertambahan bermanfaat memperbaiki angka konversi
bobot badan, efisiensi ransum, kecernaan ransum.
bahan kering zat makanan dan Hasil analisis ragam menunjukkan
menurunkan viskositas atau kekentalan perlakuan tidak berpengaruh nyata
digesta pada jejeunum. Wallace dan (P>0.05) terhadap bobot badan akhir.
Newbold (1993) juga mengemukakan Hasil ini menunjukkan bahwa semua
bahwa fermentase dengan ragi tape yang ransum perlakuan penggunaan bungkil
mengandung S cereviceae dapat kelapa baik tanpa fermentasi (BKTF)
meningkatkan kecernaan serat kasar. maupun bungkil kelapa hasil fermentasi
Bertentangan dengan laporan di atas dengan ragi tape (BKFRT) pada taraf 10
perlakuan fermentasi menggunakan ragi dan 20 persen akan diperoleh bobot
tape terhadap bungkil kelapa hasil badan akhir yang relatif sama. Persentase
penelitian ini tidak bermanfaat dalam pemakaian bungkil kelapa dalam
meningkatkan pertambahan bobot badan. penelitian ini cukup tinggi. Sukada et al.
Diduga komposisi enzim yang dihasilkan (tanpa tahun) melaporkan bahwa
dari fermentasi dengan ragi tape tidak penggunaan kulit ari kacang kaedelai dan
cukup untuk memperbaiki kadar dan pollard dapat dilakukan sampai dengan
kualitas protein bungkil kelapa serta 15 persen dan fermentasi bahan pakan
mendegaradsi serat kasar, terutama tersebut dengan ragi tape dapat
mannan dan galaktomanan, sehingga memperbaiki bobot potong. Berdasarkan
perubahan komposisi zat makanan hasil yang diperoleh, rataan bobot badan
seperti protein kasar dan serat kasar serta akhir pada masing-masing perlakuan
zat makanan lain yang disinyalir oleh adalah R0 sebesar 1481.6 gram, R1(10
Pederson (1971), Higa dan Parr (1994) dan persen BKTF) sebesar 1449.4 gram, R2 (20
Sukaryani (1997), jumlahnya relatif kecil persen BKTF) sebesar 1391.7 gram, R3 (10
dan pengaruhnya tidak signifikan. persen BKFRT) sebesar 1432.1 gram
Hasil analisis ragam menunjukkan danR4 (20 persen BKFRT) sebesar 1382.8
perlakuan berpengaruh nyata (P<0.05) gram. Hasil bobot akhir tersebut cukup
terhadap angka konversi ransum. Hasil tinggi karena menurut Scott et al. (1982)
uji Tukey terhadap angka konversi bahwa bobot badan ayam broiler pada
ransum menunjukkan bahwa umur lima minggu berkisar antara 900
penggunaan BKTF dan BKFRT sebanyak sampai 1100 gram. Ini berarti bobot
10 persen (R1 dan R3) didapatkan badan akhir yang dihasilkan tidak
konversi ransum yang sama dengan menjadi masalah yang besar, hanya
kontrol tanpa bungkil kelapa (R0), tetapi angka konversi ransum semakin
penggunaan BKTF dan BKFRT sebanyak meningkat dengan meningkatnya
20 persen (R2 dan R4) menyebabkan penggunaan bungkil kelapa baik BKTF
konversi ransum nyata meningkat. Ini maupun BKFRT pada taraf 20 persen.
berarti kualitas ransum mengalami
penurunan dan ransum menjadi tidak Pengaruh Perlakuan terhadap Bobot
efisien karena lebih banyak ransum yang Karkas Ayam Broiler
dibutuhkan untuk menghsilkan satu Bobot karkas ayam broiler hasil
satuan kilogram bobot badan. Diduga penelitian disajikan pada Tabel 4.
serat kasar yang semakin tinggi dan

266 Performan Ayam Broiler yang Diberi Ransum yang Mengandung Bungkil Kelapa yang
Difermentasi Ragi Tape Sebagai Pengganti Sebagian Ransum Komersial
Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan Februari, 2010, Vol. XIII, No. 5

Hasil analisis ragam menunjukkan kompak dan padat. Hasil analisis ragam
perlakuan tidak berpengaruh nyata yang tidak berpengaruh nyata terhadap
(P>0.05) terhadap bobot karkas. Bobot bobot karkas ini menunjukkan
karkas adalah gambaran dari pertumbuhan jaringan daging dan tulang
pertumbuhan jaringan dan tulang. pada semua perlakuan penggunaan
Semakin tinggi bobot karkas, bungkil kelapa (baik BKTF maupun
pertumbuhan jaringan daging dan tulang BKFRT) relatif sama dan sebanding
yang termasuk dalam komponen karkas dengan laju pertumbuhan (pertambahan
semakin tinggi dan ransum berkualitas bobot badan). Ini berarti bahwa semua
baik. Hal ini disebabkan sebagian besar ransum perlakuan yang digunakan
zat makanan dalam ransum digunakan berkualitas cukup baik, hanya angka
untuk pertumbuhan jaringan daging dan konversi ransum yang berbeda.
tulang dan ayam menjadi gemuk,

Tabel 4. Pengaruh perlakuan terhadap bobot karkas ayam broiler


Perlakuan Bobot karkas (%)
R0 72,64
R1 71,89
R2 71,33
R3 73.18
R4 71,04

Kesimpulan Bidura IGNG, 1999. Penggunaan tepung


Penggunaan bungkil kelapa dalam jerami bawang putih (Allium
ransum ayam broiler, baik yang tidak sativum) dalam ransum terhadap
difermentasi maupun bungkil kelapa penampilan itik Bali. Majalah Ilmiah
hasil fermentasi dengan ragi tape sebagai Peternakan 2 (2) : 48 – 53
pengganti sebagian ransum komersial Bradley GL, Savage TF, Timm KI, 1994.
hanya bisa dilakukan sampai taraf 10 The effects of supplementing diets
persen. Fermentasi terhadap bungkil with Saccharomyces sereviseae var.
kelapa dengan ragi tape tidak Boulardii on male poult performance
memberikan manfaat terhadap performa and ileal morphology. Poult. Sci. 73 :
ayam broiler. 1766 – 1770
Fardiaz S, 1992. Mikrobiologi Pangan I. PT.
Gramedia, Jakarta.
Daftar Pustaka
Higa T and Parr JF, 1994. Beneficial and
Aunstrup K, 1979. Production, isolation, Effective Microorganism for
and economic of extracelluler Suistainable Agricultural and
enzymes. In: Wingard LE, Katsir Environment. International Nature
EK, & Golstein (Eds.). Applied Farming Research Centre, Atamai,
Biochemistry Bioengineering Enzymes Japan.
Technology. Academic Press, New Kuswanto RK, 1989. Fermentasi Pangan.
York. Proyek Peningkatan /
Balasubramaniam K, 1976. Polysacchari- Pengembangan Perguruan Tinggi,
des of the kernel of maturing and UGM, Yogyakarta.
mature coconuts. J. Food Sci 41:1370- Packham RG, Feed composition,
1373. formulation and poultry nutrition.
In H Lloyd Davies , 1982 (Ed).

267 Performan Ayam Broiler yang Diberi Ransum yang Mengandung Bungkil Kelapa yang
Difermentasi Ragi Tape Sebagai Pengganti Sebagian Ransum Komersial
Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan Februari, 2010, Vol. XIII, No. 5

Nutrition and Growth Manual. in broiler chicks. Poult. Sci. 72 : 1867


AUIDP-AAUCS. – 1872.
Pederson C, 1971. Microbiology of Food Sukada IK, Bidura IGNG, Warmadewi
Fermentation. The AVI Publ. Co, DA, (tanpa tahun). Pengarh
New York. penggunaan pollard, kulit ari
Saono S, 1974. Pemanfaatan jasad renik kacang kedelai dan pod kakao
dalam pengolahan hasil sampingan terfermentasi ragi tape terhadap
/ sisa-sisa produksi pertanian. karkas dan kadar kolesterol daging
Berita LIPI 18(4): 1 – 11. itik Bali jantan. http:
Scott ML, Nesheim MC and Young RJ, /ejournal.unud.ac.id/abstrak/suka
1982. Nutrition of The Chicken. 2nd ed. da%20100202007.pdf
ML Scott and Associates, Ithaca, Sukaryani S, 1997. Ragi, bahan makanan
New York. ternak alternatif berprotein tinggi.
Sianturi EM, Fuah AM, Wiryawan KG, Poultry Indonesia No. 205: 15 – 16.
2006. Kajian penambahan ragi tape Sundu B, Kumar A, Dinge J, 2006.
pada pakan terhadap konsumsi, Respone of broiler chik fed
pertambahan bobot badan, rasio increasing levels of copra meal and
konversi pakan, dan mortalitas emzymes. International J Poult Sci
tikus (Rattus norvegicus). Media 5(1): 13 – 18.
Peternakan, Vol 29 (3): 155-161. Wahju J, 1988. Ilmu Nutrisi Unggas.
Siri S, Tobioka H, Tasaki I. l992. Effects of Gadjahmada University Press,
dietary cellulose level on nutrient Yogyakarta.
utilization in chickens. AJAS 5 (4) : Wallace RJ, Newbold W, l993. Rumen
741 - 746. Fermentation and Its Manipulation :
Stanley VG, Ojo R, Woldesenbet S, The Development of Yeast Culture as
Hutchinson D, Kubena LF, 1993. Feed Additive. p : 173-192, In. T.P.
The use of Saccharomyces sereviseae Lyons Ed. Biotechnology in The Feed
to supress the effects of aflatoxicosis Industry Vol. IX. Altech Technical
Publ. Nicholsville, KY.

268 Performan Ayam Broiler yang Diberi Ransum yang Mengandung Bungkil Kelapa yang
Difermentasi Ragi Tape Sebagai Pengganti Sebagian Ransum Komersial

Anda mungkin juga menyukai