Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kegiatan pembelajaran merupakan proses pendidikan yang
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan
potensi mereka menjadi kemampuan yang semakin lama semakin
meningkat dalam sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan
dirinya untuk hidup dan untuk bermasyarakat, berbangsa, serta
berkontribusi pada kesejahteraan hidup umat manusia. Oleh karena itu,
kegiatan pembelajaran diarahkan untuk memberdayakan semua potensi
peserta didik menjadi kompetensi yang diharapkan. Disinilah pentingnya
perencanaan wajib dilaksanakan oleh guru.
Mengajar merupakan suatu perbuatan yang memerlukan tanggung
jawab moral yang cukup berat. Berhasilnya pendidikan pada siswa sangat
bergantung pada pertanggung jawaban guru dalam melaksanakan
tugasnya. Zamroni (2000:74) mengatakan “guru adalah kreator proses
belajar mengajar. Ia adalah orang yang akan mengembangkan suasana
bebas bagi siswa untuk mengkaji apa yang menarik minatnya,
mengekspresikan ide-ide dan kreatifitasnya dalam batas-batas norma-
norma yang ditegakkan secara konsisten.
Dengan demikian, dapat dikemukakan bahwa orientasi pengajaran
dalam konteks belajar mengajar diarahkan untuk pengembangan aktifitas
siswa dalam belajar. Dalam artian lain, mengajar adalah menyediakan
kondisi optimal yang merangsang serta mengerahkan kegiatan belajar anak
didik untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan nilai atau sikap
yang dapat membawa perubahan tingkah laku maupun pertumbuhan
sebagai pribadi. Gambaran aktifitas itu tercermin dari adanya usaha yang
dilakukan guru dalam kegiatan proses belajar mengajar yang
memungkinkan siswa aktif belajar. Oleh karena itu, mengajar tidak hanya
sekadar menyampaikan informasi yang sudah jadi dengan menuntut
jawaban verbal melainkan suatu upaya integratif kearah pencapaian tujuan
pendidikan. Dalam konteks ini guru tidak hanya sebagai penyampai
informasi tetapi juga bertindak sebagai director and fasilitator of learning.
Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut, perlu dibuat suatu strategi
mengajar sebagai suatu usaha dari guru dalam melaaksanakan proses
belajar mengajar agar sehingga dapat mempengaruhi para siswa dalam
mencapai tujuan pengajaran lebih efektif dan efisien. Untuk melaksanakan
tugas secara profesional, guru memerlukan wawasan yang mantap tentng
kemungkinan strategi belajar mengajar yang diterapkan sesuai dengan
tujuan belajar yang telah dirumuskan.

1.2 Rumusan Masalah


1) Bagaimana pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang
dilakukan oleh guru di sekolah yang sesuai dengan RPP ?

1.3 Tujuan
1) Untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang
dilakukan oleh guru di sekolah yang sesuai dengan RPP
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


Proses belajar mengajar yang terjadi di kelas tentu tidak terjadi
begitu saja. Ada hal-hal yang harus dipersiapkan oleh guru dengan
matang. Di antaranya yaitu perangkat pembelajaran dan perencanaan yang
terkait dengannya. Karena semakin matang proses pembelajaran
direncanakan, maka diharapkan semakin efektifnya proses pembelajaran
yang terjadi. Maka jelas sekali bahwasannya seorang guru wajib memiliki
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran atau disingkat dengan RPP.
Dalam proses pembelajaran setiap pendidik pada suatu pendidikan
berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar
pembelajaran berlangsung secara interaktif, memotivasi siswa untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis siswa. RPP disusun berdasarkan KD
atau subtema dan dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Dan
dengan adanya RPP membuat proses pembelajaran menjadi terstruktur,
sehingga guru diwajibkan membuat rencana pelaksaaan pembelajaran
sebelum melakukan kegiatan belajar mengajar.
Pada Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 dinyatakan bahwa
Rencana pelaksanaan pembelajaran adalah rencana pembelajaran yang
dikembangkan secara rinci dari suatu materi pokok atau tema tertentu yang
mengacu pada silabus. RPP mencakup: (1) data sekolah, mata pelajaran,
dan kelas/semester; (2) materi pokok; (3) alokasi waktu; (4) tujuan
pembelajaran, KD dan indikator pencapaian kompetensi; (5) materi
pembelajaran; metode pembelajaran; (6) media, alat dan sumber belajar;
(7) langkah-langkah kegiatan pembelajaran; dan (8) penilaian.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa RPP merupakan
pegangan seorang guru mengajar dalam kelas dan RPP disusun oleh guru
untuk membantu dalam mengajar agar sesuai dengan standar kompetensi
dan kompetensi dasar.

2.2 Pentingnya RPP Untuk Guru


Kenyataan di lapangan menunjukkan masih banyak guru tidak
menyusun RPP. Faktor peyebab guru tidak menyusun RPP antara lain
tidak memahami dengan benar apa sesungguhnya hakikat RPP, bagaimana
prinsip-prinsip penyusunan RPP serta apa pentingnya RPP disusun. Bagi
para pendidik yang terpenting adalah hadir dikelas dan siswa mendapat
pelajaran. Suatu hal yang tidak bisa dipungkiri bahwa RPP wajib disusun
oleh guru sebelum guru masuk ke kelas. RPP merupakan bukti kegiatan
yang akan dilaksanakan oleh guru. Beberapa alasan mengapa RPP penting
disusun oleh guru, antara lain:
a. Guru akan mempunyai tujuan pembelajaran yang jelas sehingga
memungkinkan target pencapaian materi yang berdasarkan
kompetensi inti dan kompetensi dasar akan tercapai secara optimal.
b. Guru akan menguasai materi yang akan disampaikan dengan baik.
c. Guru akan mempunyai metode yang tepat dalam proses belajar
mengajar sehingga materi akan mudah dipahami oleh siswa.
d. Guru akan memiliki pemilihan media yang tepat, sehingga
memungkinkan siswa sangat tertarik terhadap materi yang
disampaikan.
e. Guru akan memiliki standar yang jelas dalam memberikan evaluasi
kepada siswa bahkan memungkinkan para siswa dapat menjawab
semua soal dengan tepat.

2.3 Proses Pembelajaran pada RPP Kurikulum 2013


Kurikulum 2013 mengembangkan dua proses pembelajaran yaitu
proses pembelajaran langsung dan proses pembelajaran tidak langsung.
Proses pembelajaran langsung adalah proses pendidikan di mana peserta
didik mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir dan
keterampilan psikomotorik melalui interaksi langsung dengan sumber
belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP berupa kegiatan-kegiatan
pembelajaran. Dalam pembelajaran langsung tersebut peserta didik
melakukan kegiatan belajar mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi, mengasosiasi atau menganalisis, dan mengkomunikasikan apa
yang sudah ditemukannya dalam kegiatan analisis. Proses pembelajaran
langsung menghasilkan pengetahuan dan keterampilan langsung atau yang
disebut dengan instructional effect. Pembelajaran tidak langsung adalah
proses pendidikan yang terjadi selama proses pembelajaran langsung tetapi
tidak dirancang dalam kegiatan khusus. Pembelajaran tidak langsung
berkenaan dengan pengembangan nilai dan sikap. Berbeda dengan
pengetahuan tentang nilai dan sikap yang dilakukan dalam proses
pembelajaran langsung oleh mata pelajaran tertentu, pengembangan sikap
sebagai proses pengembangan moral dan perilaku dilakukan oleh seluruh
mata pelajaran dan dalam setiap kegiatan yang terjadi di kelas, sekolah,
dan masyarakat. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran Kurikulum
2013, semua kegiatan yang terjadi selama belajar di sekolah dan di luar
dalam kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler terjadi proses pembelajaran
untuk mengembangkan moral dan perilaku yang terkait dengan sikap.
Baik pembelajaran langsung maupun pembelajaran tidak langsung
terjadi secara terintegrasi dan tidak terpisah. Pembelajaran langsung
berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD yang
dikembangkan dari KI-3 dan KI-4. Keduanya, dikembangkan secara
bersamaan dalam suatu proses pembelajaran dan menjadi wahana untuk
mengembangkan KD pada KI-1 dan KI-2. Pembelajaran tidak langsung
berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD yang
dikembangkan dari KI-1 dan KI-2.
1) Kegiatan Pendahuluan
Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu
pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan
motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk
berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Kegiatan
pendahuluan pembelajaran berisi tentang kegiatan awal sebelum
guru memulai kegiatan inti, kegiatan ini melingkupi berdoa,
mengecek presensi atau kehadiran siswa, mengingatkan akan
pelajaran pada pertemuan sebelumnya, mengecek kemampuan
prasyarat, apersepsi, dll. Kegiatan ini dimulai dengan :
1. Siswa memberikan salam kepada guru
2. Kemudian berdoa sesuai dengan kepercayaan masing-
masing
3. Mengecek kehadiran siswa
4. Mengkondisikan suasana belajar yang menyenangkan di
dalam kelas
5. Mereview kembali materi yang telah dibahas di pertemuan
sebelumnya
6. Menyampaikan judul materi dan kegiatan yang akan di
lakukan
7. Memberi apersepsi yang berhubungan dengan materi dan
kehidupan sehari-hari
8. Memotivasi dan memberikan pertanyaan yang berhubungan
dengan materi
9. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
dalam kegiatan pembelajaran

2) Kegiatan Inti
Kegiatan inti menggunakan model pembelajaran, metode
pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar yang
disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran.
Pemilihan pendekatan tematik dan /atau tematik terpadu dan/atau
saintifik dan/atau inkuiri dan penyingkapan (discovery) dan/atau
pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan
masalah (project based learning) disesuaikan dengan karakteristik
kompetensi dan jenjang pendidikan.
a. Sikap
Sesuai dengan karakteristik sikap, maka salah satu alternatif
yang dipilih adalah proses afeksi mulai dari menerima,
menjalankan, menghargai, menghayati, hingga mengamalkan.
Seluruh aktivitas pembelajaran berorientasi pada tahapan
kompetensi yang mendorong peserta didik untuk melakuan
aktivitas tersebut.
b. Pengetahuan
Pengetahuan dimiliki melalui aktivitas mengetahui, memahami,
menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, hingga mencipta.
Karakteritik aktivitas belajar dalam domain pengetahuan ini
memiliki perbedaan dan kesamaan dengan aktivitas belajar
dalam domain keterampilan. Untuk memperkuat pendekatan
saintifik, tematik terpadu, dan tematik sangat disarankan untuk
menerapkan belajar berbasis penyingkapan/ penelitian
(discovery/inquiry learning). Untuk mendorong peserta didik
menghasilkan karya kreatif dan kontekstual, baik individual
maupun kelompok, disarankan yang menghasilkan karya
berbasis pemecahan masalah (project based learning).
c. Keterampilan
Keterampilan diperoleh melalui kegiatan mengamati, menanya,
mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Seluruh isi materi
(topik dan sub topik) mata pelajaran yang diturunkan dari
keterampilan harus mendorong peserta didik untuk melakukan
proses pengamatan hingga penciptaan. Untuk mewujudkan
keterampilan tersebut perlu melakukan pembelajaran yang
menerapkan modus belajar berbasis penyingkapan/penelitian
(discovery/inquiry learning) dan pembelajaran yang
menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based
learning). Kegiatan ini dimulai dengan :
1. Mengamati
- Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai materi
yang diajarkan
- Guru mempersilakan siswa untuk bertanya.
2. Menanya
- Guru memberikan pertanyaan kepada siswa mengenai
apa saja yang mereka dapatkan setelah mendengarkan
penjelasanya dan membaca buku paket biologi yang
disediakan.
- Siswa memberikan pertanyaan mengenai hal-hal yang
mereka tidak mengerti setelah mendengarkan penjelasan
dari guru dan membaca buku paket.
3. Mencoba/Mengumpulkan Data atau Informasi
- Siswa dibagi menjadi empat kelompok heterogen untuk
saling bekerja sama mengerjakan LKS yang diberikan.
- Siswa mencoba untuk mengumpulkan informasi tentang
materi di buku paket yang telah disediakan.
- Siswa dapat mengakses internet jika memungkinkan
untuk mendapat lebih banyak informasi.
4. Mengasosiasi/Menganalisis data atau informasi
- Siswa bersama teman kelompoknya menganalisis
informasi dan membuat kesimpulan berdasarkan hasil
yang diperoleh.
5. Mengkomunikasikan
- Siswa yang mewakili setiap kelompok
mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas
- Peserta diskusi menanggapi hasil presentasi kelompok
tersebut
- Guru memberi penguatan tentang materi atau topik yang
dipresentasikan

3) Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru bersama peserta didik baik
secara individual maupun kelompok melakukan refleksi untuk
mengevaluasi:
a) Seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil
yang diperoleh untuk selanjutnya secara bersama
menemukan manfaat langsung maupun tidak langsung dari
hasil pembelajaran yang telah berlangsung
b) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran
c) Melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian
tugas, baik tugas individual maupun kelompok; dan
d) Menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk
pertemuan berikutnya.
e) Mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan
salam
Dengan demikian perbedaan proses pembelajaran pada
KTSP dan kurikulum 2013 terletak pada kegiatan inti. Kegiatan
inti pada KTSP terdiri atas eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi.
Sedangkan pada Kurikulum 2013, proses pembelajaran
menggunakan pendekatan saintifik terdiri atas 5 M yaitu
mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasikan
dan mengkomunikasikan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam proses pembelajaran setiap pendidik pada suatu pendidikan
berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar
pembelajaran berlangsung secara interaktif, memotivasi siswa untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis siswa. RPP merupakan pegangan
seorang guru mengajar dalam kelas dan RPP disusun oleh guru untuk
membantu dalam mengajar agar sesuai dengan standar kompetensi dan
kompetensi dasar. Beberapa alasan mengapa RPP penting disusun oleh
guru, antara lain:
a. Guru akan mempunyai tujuan pembelajaran yang jelas
b. Guru akan menguasai materi yang akan disampaikan dengan baik
c. Guru akan mempunyai metode yang tepat dalam proses belajar
mengajar
d. Guru akan memiliki pemilihan media yang tepat
e. Guru akan memiliki standar yang jelas dalam memberikan evaluasi
kepada siswa
Proses pembelajaran pada RPP Kurikulum 2013 terdiri atas beberapa
kegiatan yaitu, kegiatan pembuka, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

3.2 Saran
Guru harus dapat memberi motivasi kepada para peserta didik
dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Sehingga para peserta didik
dapat mengembangkan ilmu dengan sendirinya tanpa dorongan dari orang
lain, tetapi dorongan dari diri siswa sendiri.
Guru harus memperhatikan berbagai kendala yang mungkin terjadi
dalam kelas, dan sebisa mungkin dapat meminimalisir kejadian-kejadian
yang tidak diinginkan terjadi dalam pelaksanaan pembelajaran agar
kegiatan belajar mengajar di kelas dapat berjalan secara efektif.
Daftar Pustaka

http://dekikii.blogspot.com/2017/01/bab-iipembahasana.html

(diakses pada 8 April 2020)

Anda mungkin juga menyukai