PERILAKU FRAUD
Disusun oleh:
Arisa Putri Christianingrum
( 030448944 )
AKUNTANSI
UNIVERSITAS TERBUKA SURAKARTA
2017/2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmat-Nya, penulisan
makalah tugas Auditing yang berjudul “PENGARUH AUDIT TERHADAP TIMBULNYA
PERILAKU FRAUD” dapat terselesaikan dengan baik. Penulisan makalah ini bertujuan untuk
memenuhi tugas Kominikasi Bisnis oleh dosen pengampu matakuliah Kominikasi Bisnis: Frida
Fanani Rohma, S.Akun., M.Sc
Makalah ini di tulis dari hasil penyusunan data-data yang diperoleh dari buku-buku, artikel-
artikel, serta informasi media sosial yang berhubungan dengan tema di atas. Saya mengharapkan
kritik dan saran demi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini, dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan dan bermanfaat bagi semua pembaca amin.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Muka 1
Kata Pengantar 2
Daftar Isi 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 4
B. Rumusan Masalah 4
BAB IV PENUTUP
A. Simpulan 9
B. Saran 9
Daftar Pustaka 10
BAB I
PENDAHULUAN
1) Latar Belakang
Dalam dunia usaha persaingan antarperusahaan bukan lagi merupakan hal asing. Hal ini
dikarenakan beberapa pengusaha terjun dalam bidang yang sama dengan kreativitas berbeda,
sehingga hal tersebut menjadikan ancaman bagi masing-masing pengusaha. Hal itu juga yang
mendorong adanya fraud (kecurangan), pengusaha tidak mau mendapatkan kerugian maka
mereka melakukan kecurangan untuk bisa mendapatkan untung yang lebih banyak.
Fraud (kecurangan) ini merupakan tindakan yang disengaja dan dilakukan demi kepentingan
pribadi. Fraud (kecurangan) juga sama halnya menipu para konsumen. Yang mendorong adanya
fraud (kecurangan) biasanya karena kegagalan, kurangnya informasi, ketidakmampuan dan juga
kurang trail audit.
Dalam menangani masalah fraud (kecurangan) yang ada diluaran sana, kita bisa melaporkan
pengusaha yang melakukan kecurangan tersebut kepada pihak yang berwenang jika pengusaha
itu sudah melanggar hukum-hukum yang diberlakukan dalam masalah menjalankan perusahaan.
2) Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud fraud (kecurangan)?
2. Apa saja bentuk-bentuk fraud (kecurangan)?
3. Apa saja bidang yang berisiko terkena fraud(kecurangan)?
4. Apa faktor yang mendorong adanya fraud (kecurangan)?
5. Apa yang dimaksud segitiga fraud (kecurangan)?
6. Apa saja strategi untuk mencegah fraud (kecurangan)?
7. Apa saja kendala yang dihadapi dalam menanggulangi fraud (kecurangan)?
3) Pembahasan
1. Pengertian fraud (kecurangan) menurut berbagai sumber.
2. Bentuk-bentuk fraud (kecurangan) dalam bisnis/organisasi/perusahaan.
3. Bidang yang berisiko tinggi terkena fraud (kecurangan) dalam bisnis/organisasi/
perusahaan.
4. Faktor-faktor pendorong adanya fraud (kecurangan) dalam bisnis/organisasi/ perusahaan.
5. Penjelasan mengenai segitiga fraud (kecurangan) atau “Fraud Triangle”.
6. Strategi-strategi pencegahan fraud (kecurangan) dalam bisnis/organisasi/ perusahaan.
7. Kendala yang dihadapi dalam penanggulangan fraud (kecurangan) dalam
bisnis/organisasi/ perusahaan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tujuan Pustaka:
1. Untuk mengetahui apa itu fraud (kecurangan).
2. Untuk mengetahui apa saja bentuk-bentuk dari fraud (kecurangan) dalam
bisnis/organisasi/ perusahaan.
3. Untuk mengetahui bidang apa saja yang berisiko terkena fraud (kecurangan) dalam
bisnis/organisasi/ perusahaan.
4. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mendorong adanya fraud (kecurangan)
dalam bisnis/organisasi/ perusahaan.
5. Untuk mengetahui apa yang dimaksud segitiga fraud (kecurangan).
6. Untuk mengetahui strategi apa saja yang bisa dilakukan untuk mencegah
fraud(kecurangan) dalam bisnis/organisasi/ perusahaan.
7. Untuk mengetahui kendala apa saja yang ada dalam menaggulangi fraud (kecurangan)
dalam bisnis/organisasi/ perusahaan.
8. Untuk memenuhi tugas Etika Bisnis mengenai fraud dan mengetahui tentang
fraud(kecurangan).
BAB III
PEMBAHASAN
Secara harfiah Fraud didefinisikan sebagai kecurangan, namun pengertian ini telah
dikembangkan lebih lanjut sehingga mempunyai cakupan yang luas. Black’s Law Dictionary
Fraud menguraikan bahwa mencakup segala macam yang dapat dipikirkan manusia, dan yang
diupayakan oleh seseorang, untuk mendapatkan keuntungan dari orang lain dengan saran yang
salah atau pemaksaan kebenaran, dan mencakup semua cara yang tidak terduga, penuh siasat.
Licik, tersembunyi, dan setiap cara yang tidak jujur yang menyebabkan orang lain tertipu. Secara
singkat dapat dikatakan bahwa Fraud adalah perbuatan curang (cheating) yang berkaitan dengan
sejumlah uang atau properti.
Berdasarkan defenisi dari The Institute of Internal Auditor (“IIA”), “An array of irregularities
and illegal acts characterized by intentional deception”: sekumpulan tindakan yang tidak
diizinkan dan melanggar hukum yang ditandai dengan adanya unsur kecurangan yang disengaja.
Webster’s New World Dictionary mendefinisikannya sebagai suatu pembohongan atau penipuan
(deception) yang dilakukan demi kepentingan pribadi.
International Standards of Auditing seksi 240 – The Auditor’s Responsibility to Consider Fraud
in an Audit of Financial Statement paragraph 6 Fraud adalah “…tindakan yang disengaja oleh
anggota manajemen perusahaan, pihak yang berperan dalam governance perusahaan, karyawan,
atau pihak ketiga yang melakukan pembohongan atau penipuan untuk memperoleh keuntungan
yang tidak adil atau illegal”.
Menurut Association of Certified Fraud Examiners (ACFE), Fraud adalah perbuatan curang yang
dilakukan dengan berbagai cara secara licik dan bersifat menipu dan sering tidak disadari oleh
korban yang dirugikan.
Unsur-unsur dalam kecurangan (Fraud), yaitu :
a. Terdapat tindakan yang melanggar/melawan hukum (illegal-acts).
b. Ditemukan salah saji dan kekeliruan dalam penyajian laporan (mispresentation).
c. Dilakukan oleh individu atau kelompok dari dalam/atau luar organisasi.
d. Pihak yang dirugikan harus beraksi (acted) terhadap kekeliruan penyajian atau
pernyataan terhadap salah/kekeliruan penyajian (misrepresentation).
e. Terjadi pada waktu yang lalu atau saat ini (past or present).
f. Untuk mendapatkan keuntungan pribadi atau kelompok.
g. Adanya bukti yang material (material fact).
h. Langsung atau tidak langsung dapat merugikan pihak lain (detriment).
i. Dilakukan secara sengaja atau tanpa pertimbangan (make-knowingly or
recklessly).
j. Mengakibatkan pihak lain bereaksi.
B. Bentuk-Bentuk Kecurangan (Fraud)
a) Penyalahgunaan Aset Perusahaan (Asset Misappropriation)
Merupakan bentuk kecurangan dengan cara menggunakan atau mengambil asset
perusahaan untuk kepentingan pribadi. Seperti mengambil uang perusahaan,
barang dagang perusahaan, menggunakan mobil dinas untuk keperluan pribadi.
b) Kecurangan Laporan Keuangan (Fraudulent Financial Statement)
Merupakan bentuk kecurangan dengan menyembunyikan informasi keuangan,
mengatur laporan keuangan dan mengubah laporan keuangan dengan tujuan
mengelabui pembaca laporan keuangan untuk kepentingan pribadi atau perusahaan.
Sepert contoh perusahaan mengatur laporan keuangannya agar harga sahamnya
meningkat.
c) Korupsi (Corruption)
Korupsi adalah salah satu bentuk kecurangan dengan menyalahgunakan kewenangan
jabatan atau kekuasaan untuk kepentingan pribadi.
Penelitian tradisional tentang kecurangan dilakukan pertama kali oleh Donald Cressey pada
tahun 1950 yang menimbulkan pertanyaan mengapa kecurangan dapat terjadi. Hasil dari
penelitian itu memunculkan faktor-faktor pemicu kecurangan yang saat ini dikenal dengan
“Fraud Triangle”.
Dalam penelitian tersebut Cressey memutuskan untuk mewawancarai pelaku kecurangan yang
menjadi tahanan atas tindakan kecurangan berupa penggelapan. Cressey mewawancarai 200
pelaku penggelapan yang sedang menjalani masa tahanan.
A. Simpulan
Di dalam perusahaan, baik perusahaan skala regional, nasional maupun internasional tidak jarang
ditemukan fenomena Fraud (kecurangan) yang dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak
bertanggungjawab. Fraud (kecurangan) ini dapat dilakukan oleh siapa saja, baik dari oknum
manajemen maupun staf (karyawan) yang biasanya dilakukan sebagai akibat dari hasrat
ketidakpuasan dalam diri seseorang (karyawan).
Apabila dalam suatu perusahan banyak terjadi kegiatan Fraud (kecurangan) maka bisa dikatakan
bahwa manajemen dalam perusahaan tersebut buruk dalam hal pengawasan dan mengontrol
aktivitas-aktivitas perusahaan.
Fraud (kecurangan) dapat dicegah dengan cara menegakan peraturan, kebijakan, dan prosedur
yang tegas; memperluas rentang kendali dan tanggung jawab manajer; sistem dan standar
pelaporan harian, bulanan, tiga bulanan, hingga tahunan; dan analisis kuantitatif potensi kerugian
dalam menentukan kebijakan.
B. Saran
Baik dari pihak pelaku maupun pihak perusahaan seharusnya menjalin hubungan komunikasi
positif dengan menjelaskan hal apa saja yang diharapkan dari masing-masing pihak, agar setiap
hak dan kewajiban masing-masing terpenuhi dan tidak terjadi fraud atau kecurangan dalam
perusahaan. Pihak internal perusahaan juga seharusnya memberikan wawasan tentang dampak
negative fraud dan memberikan pemahaman tentang aturan-aturan dalam perusahaan. Serta bagi
para karyawan seharusnya bertindak jujur, loyal, dan berkomitmen terhadap pekerjaan yang
dipangku di perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Albrecht, W. Steve and Chad 0. Albrecht, 2003, Fraud Examination, New York: Thomson
South- Western.
Bologna dan Lindquist, Fraud Auditing and Forensic Accounting, 1995, New York: John
Wiley & Sons.
Martin, Dino. 2015. Bentuk-bentuk Kecurangan (Fraud). http://dmt-id.com/audit-fraud-
articles/bentuk-bentuk-kecurangan-fraud/
Bhuono. 2011. Fraud dan Klasifikasinya. https://bhuono76.wordpress.com/2011/01/07/fraud-
dan-klasifikasinya/.
Amri, Nur Fadhila. 2015. Fraud (Kecurangan) http://www.e-akuntansi.com/2015/12/fraud-
kecurangan.html.
Easy Accounting Store. 2016.Fraud dan Cara Mengatasinya (Bag1)
http://www.easyambassador.com/tag/definisi-fraud-menurut-ahli/.
Adha, adang. 2014. Strategi Mengatasi Kecurangan di Perusahaan.
https://indonesiana.tempo.co/read/11301/2014/04/03/adang.adha/strategi-mengatasi-
kecurangan-di-perusahaan .
Masita, Dewi. 2013. Makalah Fraud “Fraud Auditing”.
https://www.slideshare.net/dewimasita/makalah-fraud-auditing .
Putra, Marendra Tri B. 2015. Makalah : Contoh Kasus Fraud. Universitas Gunadarma.
http://mahendrabaktitriputra.blogspot.co.id/2015/01/contoh-kasus-fraud.html