1. Sebutkan faktor-faktor timbulnya aliran-aliran dalam islam
a. Faktor internal 1) Fanatisme. Fanatisme merupakan salah satu sebab terpenting lahirnya perbedaan pendapat yang mengakibatkan perpecahan umat. Ini bisa ditemui di golongan Syi’ah yang sangat fanatik terhadap sosok Ali bin Abi Thalib. 2) Perebutan kekhalifahan atau kepentingan politikus dalam hal itu. Pebedaan pendapat tentang masalah siapa yang paling berhak menggantikan Nabi dalam memimpin umatnya.Masalah ini timbul langsung setelah Nabi SAW wafat.Dalam menjawab persoalan itu kaum Muslimin terpecah menjadi kelompok Khawarij, Syi’ah dan lain-lain. 3) Melakukan pembahasan masalah-masalah yang rumit. Tersebarnya pemikiran filosofis di kalangan umat Islam dalam menetapkan aqidah telah menyeret mereka kepada berbagai kajian yang berada di luar wilayah kemampuan akal manusia, seperti masalah kemerdekaan manusia dalam kehendak dan perbuatannya. 4) Adanya ayat-ayat mutasyabihat dalam al-Quran. Pengertian ayat-ayat mutasyaabihaat: ayat-ayat yang mengandung beberapa pengertian dan tidak dapat ditentukan arti mana yang dimaksud kecuali sesudah diselidiki secara mendalam. Ayat-ayat mutasyabihat dalam al-Qur’an antara lain merupakan ujian dari Allah terhadap kekuatan iman orang yang beriman. Keberadaan ayat-ayat ini menjadi sebab terjadinya perbedaan pendapat di kalangan ulama tentang makna yang sebenarnya. Banyak ulama yang berusaha mencari ta’wil ayat-ayat tersebut dan mencapai hakikat makna-maknanya. Akibat, mereka berbeda pendapat mengenai ta’wil yang sebenarnya. b. Faktor eksternal 1) Pergaulan kaum Muslimin dengan penganut berbagai agama terdahulu dan masuknya sebagian mereka ke dalam Islam. Penganut berbagai agama terdahulu, yaitu Yahudi, Nashrani dan Majusi banyak memeluk agama Islam. Perlu ditegaskan bahwa sebagian mereka memeluk Islam dengan niat yang ikhlas, tetapi dalam benak mereka masih tersimpan sisa-sisa pemikiran keagamaan sebelumnya. Masuknya kelompok ini dalam Islam hanya menciptakan kekacauan pada ajaran agama dan mengembangkan pemikiran keagamaan yang sesat. 2) Penerjemahan buku-buku filsafat. Pengaruh penerjemahan buku-buku filsafat terhadap perbedaan pendapat dalam Islam tampak sangat jelas. Nuansa pemikiran Islam banyak dipengaruhi oleh pertentangan antar madzhab-madzhab filsafat kuno tentang alam, materi dan metafisika. 2. Mengapa Theology Islam disebut juga dengan Ilmu Kalam Theologi Islam sering disebut Ilmu kalam karena dalam adu argumentasi selalu menggunakan kalam – kalam / kata – kata. Theologi menurut bahasa (etimologi) berasal dari kata Theos yang berarti Tuhan dan Logos yang berarti Ilmu sehingga dapat disebut Ilmu tentang ke Tuhanan. Sedangkan menurur terminologi (istilah) Teologi merupakan ilmu yang membicarakan tentang Tuhan dana lam semesta serta kaitan hubungannya antara manusia dan Tuhan.
Menurut Gove, Teologi adalah penjelasan tentang keimanan, perbuatan, dan
pengalaman agama secara rasional.[3] Sedangkan Ilmu Kalam merupakan ilmu yang mempelajari/membicarakan persoalan pentingnya antara pembicaraannya dengan kalam Allah. Dasar Ilmu Kalama adalah akal pikiran/rasio para ahli ilmu kalam/mtakallim. Menurut Ibnu Kholdun ilmu Kalam adalah disiplin ilmu yang mengandung berbagai argumentasi tentang akidah imani yang diperkuat dengan dalil-dalil rasional.[6] 3. Perbedaan Theology Islam dan Ilmu Tasawuf :
Theology Islam Ilmu Tasawuf
Dari Segi Theology Islam bercorak
Ilmu tasawuf Islam jalan memperbincangkan Metode mewarnai aqidah – aqidah dengan bukan melalui akal pikiran dan bukan dari (Thariqah) rasio dan lebih cenderung untuk logika tetapi menggunakan perasaan yang mengkontruksikannya diatas akal disebut ( ذوقRuh, Qolb, Sirrun/Rahasia) pikirannya.
Ulama Theology Islam
menganggap bahwa ilmu artinya komperhensif (usaha memahami Golongan Tasawuf menganggap bahwa ilmu Dari Segi dengan akal pikiran) karena ilmu itu yang pasti kebenarannyan belum yakin Obyek tentang Tuhan akan bisa diperoleh dari terkaan batin melalui intuisi (rasa/batin), dengan jalan penyelidikan akal ذوقperasaan, ( صبرةduga) dan tidak meninggalkan nas – nas agama. Ilmu kalam, sebagai ilmu yang Adapun ilmu tasawuf adalah ilmu yang lebih menggunakan logika di samping menekankan rasa dari pada rasio. Ilmu argumentasi-argumentasi naqliah tasawuf bersifat subjektif, yakni sangat berfungsi untuk mempertahankan berkaitan dengan pengalaman seseorang. keyakinan ajaran agama, yang Itulah sebabnya, bahasa tasawuf sering sangat tampak nilai-nilai tampak aneh bila dilihat dari aspek rasio. apologinya. Pada dasarnya ilmu Sebagian pakar mengatakan bahwa metode ini menggunakan metode ilmu tasawuf adalah intuisi, atau ilham, atau dialektika (jadaliah) dikenal juga inspirasi yang datang dari tuhan. Kebenaran dengan istilah dialog yang dihasilkan ilmu tasawuf dikenal dengan keagamaan. Sebagian ilmuwan istilah kebenaran hudhuri, yaitu suatu bahkan mengatakan bahwa ilmu kebenaran yang objeknya datang dari dalam ini berisi keyakinan-keyakinan diri subjek sendiri. Itulah sebabnya dalam kebenaran, praktek dan sains dikenal istilah objeknya tidak objektif. pelaksanaan ajaran agama, serta Ilmu seperti ini dalam sains dikenal dengan pengalaman keagamaan yang ilmu yang diketahui bersama atau tacit dijelaskan dengan pendekatan knowledge, dan bukan ilmu proporsional. rasional.
4. Mengapa manusia beragama ?
a. Pertama, manusia diciptakan oleh Allah dalam dua komponen, yaitu jasad dan ruh. “Dua komponen itu harus ada dalam diri manusia. Manusia tidak bisa lepas dari agama. Sebab agamalah yang mengatur tata kelola kehidupan manusia, hingga terjadi kedamaian dan ritme hidup sebagaimana mestinya. b. Kedua, manusia dicptan oleh Alah dalam bentuk yang paling sempruna. Karena manusia sudah sangat sempruna dari sisi bentuk fisiknya, maka tentu harus pandai bersyukur. Salah satu bentuk syukur itu adalah beribadah kepada Allah. c. Ketiga, manusia diciptakan oleh Allah untuk menjadi khalifah (pemimpin). Semua manusia adalah khalifah, sesuai dengan tingkatannya. Untuk menjadi pemimpin yang baik, pasti butuh panduan. Maka Islam sudah menyiapkan panduannya secara detail, mulai dari bagaimana menjadi pemimpin dalam rumah tangga, hingga pemimpin negara.
5. Yang menyebabkan munculnya aliran Murjiah :
Munculnya murji'ah dilatarbelakangi oleh persoalan politik,yaitu tentang ke kholifahan.Umat islam terbagi dalam 2 kelompok yaitu: Kelompok Ali bin Abi Tholib dan Muawiyah bin Abi Sofyan .aliran ini muncul di Damaskus pada akhir abad hijriah.kalimat ini disebut murji'ah yaitu menund a atau mengembalikan.murji'ah sendiri yakni kelompok atu aliran yang tetap berada dalam barisan ali bin Abi Thalib.berkembangnya murji'ah ini,antara lain gagasan irja' atau arja'a yang dikembangkan oleh sebagian sahabat sebagai penjamin persatuan dan kesatuan umat islam .gagasan irja' merupakan doktrin murji'ah,yang muncul pertama kali sebagai gerakan politik diperlihatkan oleh cucu Ali bin Abi Thalib,yaitu al-hasan bin Muhammad al-hanafiyah. Sekte murji'ah muncul sebagai reaksi atas sikap yang tidak mau terlibat dalam upaya"kafir mengafirkan"terhadap orang yang melakukan dosa besar,sebagaimna yang dilakukan kaum khawarij.sekte ini menangguhkan penilaiannya terhadap orang-orang yang terlibat dalam peristiwa tahkim di hadapan tuhan karena hanya tuhanlah yang mengetahui keadaan iman seseorang.begitupun orang mukmin yang melakukan dosa besar,tapi menurut mereka masih di sebut mukmin.sekte ini beranggapan bahwa berbuat atau melakukan dosa, tidak bermasalah apabila disertai dengan iman,seperti halnya melaksanakan solat tidak berguna apabila disertai dengan kekafiran. Berkembangnya aliran ini kaum murji'ah berpendapat bahwa orang yang melakukan dosa besar tidak dapat dikatakan kafir selama ia mengakui Allah Swt.sebagai tuhannya dan Nabi Muhammad saw. sebagai rasulnya. 6. 2 golongan Murjiah : a. Murji'ah Moderat berpendapat bahwasanya orang yang melakukan dosa besar bukanlah kafir dan tidak kekal di neraka melainkan akan dihukum di neraka sesuai dengan besarnya dosa yang telah dilakukan. dan ada kemungkinan bahwa Allah akan mengampuni seluruh dosanya tersebut.perihal Iman Murji'ah Moderat berpendapat iman adalah pengetahuan dan pengakuan akan segala yang datang dari Allah,bahkan iman tidak memiliki sifat bertambah ataupun berkurang dan tidak ada perbedaan diantara manusia dalam hal keimanan. Kelompok moderat dipelopori Hasan bin Muhammad bin Ali bin Abi Thalib. b. Murji'ah Ekstrem berpendapat setiap muslim yang beriman kepada Allah dan kemudian menyatakan kekufuran secara lisan dia tidak dikatakan kafir, karena iman dan kafir tempatnya didalam hati bukan pada bagian lain dari tubuh manusia, sekalipun seseorang itu menyembah berhala bagi Allah orang itu tetap seorang yang sempurna keimanannya. Kelompok ekstrem dipelopori Jaham bin Shafwan. Seiring berjalan waktu Golongan Murji'ah Moderat sendiri telah hilang dalam sejarah. Ajaran-ajaran mereka tentang iman, kafir dan dosa besar sebahagian telah menyatu kedalam Golongan Ahlussunnah Wal Jamaah. begitupula dengan Murji'ah Ekstrem sendiri namun dalam kenyataanya masih ada penganut Islam yang menjalankan ajaran-ajaran ekstrem walaupun tidak menamakan diri sebagai golongan Murji'ah. 7. Pengertian : a. Free will and free act : Pengertian Qadariyah. Pengertian Qadariyah secara etimologis, berasal dari bahasa Arab, yaitu Qadara yang bemakna kemampuan dan kekuatan. Adapun secara terminologi istilah adalah suatu aliran yang percaya bahwa segala tindakan manusia tidak diintervensi oleh Allah Swt. Aliran-aliran ini berpendapat bahwa tiap-tiap orang adalah pencipta bagi segala perbuatannya, ia dapat berbuat sesuatu atau meninggalkannya atas kehendaknya sendiri. Aliran ini lebih menekankan atas kebebasan dan kekuatan manusia dalam mewujudkan perbutan- perbutannya. Dalam istilah Inggrisnya faham ini dikenal dengan nama free will dan free act. b. Fatalisme : fatalisme dari kata fatal,adalah sebuah sikap seseorang dalam menghadapi permasalahan atau hidup. apabila paham seseorang di anggap sangat putus asa dalam segala hal,maka inilah di sebut fatalisme. dalam faham fatalisme,seseorang sudah di kuasai oleh nasib dan tidak bisa mengubahnya. c. Ajaran sesat : pandangan atau doktrin teologis atau keagamaan yang dianggap berlawanan atau bertentangan dengan keyakinan, atau sistem keagamaan manapun, yang dianggap ortodoks atau ajaran yang benar. Dalam pengertian ini, ajaran sesat adalah pandangan atau doktrin dalam filsafat, politik, ilmu, seni, dll., yang berbeda dengan apa yang umumnya diakui sebagai yang berwibawa. d. Majusi : Islam mengenal Majusi sebagai sebuah agama dengan akidah dualisme. Yakni meyakini adanya Tuhan kebaikan dan tuhan kejahatan, Penguasa terang dan penguasa kegelapan, karenanya mereka dikenal sebagai penyembah Api sebagai lambang kebaikan. Kaum Majusi ada disebutkan dalam Al-Qur'an.