Anda di halaman 1dari 19

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE, CORPORATE SOCIAL

RESPONSIBILITY, DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI


PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN LQ45 YANG TERDAFTAR DI BEI
TAHUN 2014 - 2015

THE INFLUENCE OF GOOD CORPORATE GOVERNANCE, CORPORATE


SOCIAL RESPONSIBILITY, AND PROFITABILITY TO THE VALUE OF THE
COMPANY IN LQ45 COMPANIES LISTED IN BEI YEAR 2014 -2016

1
Andi Dedi Zulkarnain Putra, 2Muhammad Ali, 3Andi Aswan

1
Mahasiswa Magister Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin (email:
andi.dzp@gmail.com)
2
Dosen Magister Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin (email:
muhd.alilakatu@yahoo.co.id)
3
Bagian Magister Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin (email:
andiaswanp@yahoo.com)

Alamat Koresponden:

Andi Dedi Zulkarnain Putra


Bagian Magister Manajemen
Fakultas Ekonomi
Universitas Hasanuddin
Makassar 90245
Hp. 081373416210
Email: andi.dzp@gmail.com
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis pengaruh Good Corporate Governance terhadap
profitabilitas, pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap profitabilitas, pengaruh Good Corporate
Governance terhadap nilai perusahaan, pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap nilai perusahaan,
pengaruh Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan, pengaruh Good Corporate Governance terhadap nilai
perusahaan melalui profitabilitas, dan pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap nilai perusahaan
melalui profitabilitas. Sampel penelitian ini sebanyak 28 perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada tahun 2014-2016. Metode pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Sumber data
merupakan data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan antara periode 2014-2016 di Bursa Efek
Indonesia dan situs resmi masing-masing perusahaan. Analisis data penelitian ini menggunakan Path Analysis,
dengan bantuan program Partial Last Square agar tidak terjadi banyak asumsi dan didapatkan hasil yang pasti.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Good Corporate Governance tidak berpengaruh terhadap profitabilitas,
Corporate Social Responsibility tidak berpengaruh terhadap profitabilitas, Good Corporate Governance
berpengaruh terhadap nilai perusahaan, Corporate Social Responsibility berpengaruh terhadap nilai perusahaan,
profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Profitabilitas tidak mampu menjadi variabel mediasi yang
mempengaruhi hubungan Good Corporate Governance dan Corporate Social Responsibility terhadap nilai
perusahaan.

Kata kunci: Good Corporate Governance, Corporate Social Responsibility, Profitabilitas, Nilai Perusahaan
ABSTRACT

This study purpose to test hypothesis the influence Good Corporate Governance to profitability, the
influence Corporate Social Responsibility to profitability, the influence Good Corporate Governance to value of
the firm, the influence Corporate Social Responsibility to value of the firm, the influence profitability to value of
the firm, the influence Good Corporate Governance to value of the firm through profitability, and the influence
Corporate Social Responsibility to value of the firm through profitability. This study sample was by 28 LQ45
Company listed in the Indonesia Stock Exchange in 2014-2016. The sampling used in this study a purposive
sampling. Source of data is secondary data, obtained from the financial statements between the period 2014-
2016 in the Indonesia Stock Exchange and the official website of each LQ45 Company. This study used Path
Analysis to analysis data with the help of the program Partial Last Square (PLS) to avoid the many assumptions
and obtained the results of definite. The results obtained in this study is Good Corporate Governance has no
any influence on profitability, Corporate Social Responsibility has no any influence on profitability, Good
Corporate Governance has an influence on value of the firm, Corporate Social Responsibility has an influence
on value of the firm, profitability has an influence on value of the firm. The profitability can not become
moderating variables which make influence between relationship Good Corporate Governance and Corporate
Social Responsibility to value of the firm.

Keywords: Good Corporate Governance, Corporate Social Responsibility, Profitability, Value of The Firm
PENDAHULUAN

Suatu perusahaan didirikan dengan tujuan tertentu. Menurut Harjito (2005), pendirian
perusahaan mempunyai 3 tujuan. Tujuan perusahaan yang pertama adalah untuk mencapai
keuntungan maksimal atau laba yang sebesar-besarnya. Tujuan perusahaan yang kedua adalah
ingin memakmurkan pemilik perusahaan atau para pemilik saham. Tujuan perusahaan yang
ketiga adalah memaksimalkan nilai perusahaan yang tercermin pada harga sahamnya. Nilai
perusahaan dapat memberikan kemakmuran bagi pemegang saham secara maksimum apabila
harga saham meningkat. Semakin tinggi harga saham sebuah perusahaan, maka semakin
tinggi kemakmuran pemegang saham.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan dan profitabilitas


perusahaan yaitu meningkatkan utilitas pemilik dan manajemen perusahaan (agency theory),
mengurangi informasi yang asimetri (signaling theory) dan mendapatkan pengakuan
stakeholder (legitimacy theory). Ketiga hal tersebut erat keterkaitannya dengan pengelolaan
Good Corporate Governance (GCG) dan Corporate Social Responsibility (CSR).

Terdapat fenomena yang menarik dalam 10 tahun terakhir (2006-2016) tingkat imbal
hasil Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah yang
terbesar di antara bursa-bursa utama dunia. Pada tahun 2016 kapitalisasi pasar IHSG
meningkat 18,07% atau Rp 5.919 triliun serta dana yang berhasil dihimpun dari investor
sebesar 674,39 triliun yang merupakan rekor tertinggi sepanjang sejarah BEI. Berturut-turut
rekor pada tahun 2017 terjadi peningkatan 44% jumlah investor dan literasi pasar modal
menjadi 15% tertinggi dalam sejarah (AC Nielsen: 2017). Seiring dengan peningkatan kinerja
pasar modal, juga terjadi peningkatan signifikan pada kinerja perusahaan-perusahaan terdaftar
di BEI hingga berlanjut tahun 2016 dan 2017 yaitu 302 perusahaan go public termasuk
perusahaan LQ45 meraup untung sebesar Rp 77 triliun dengan peningkatan sebesar 15% dari
tahun sebelumnya. Begitupula kenaikan dari sisi pendapatan, total asset, dan ekuitas yang
signifikan. Namun yang menarik, survei yang dilakukan di Indonesia oleh lembaga-lembaga
independen dunia ataupun ASEAN seperti Credit Lyonnais Securities Asia (CLSA), Asian
Corporate Governance Association (ACGA), dan The Indonesian Institute for Corporate
Governance (IICG) dengan mengacu pada penilaian ASEAN Corporate Governance
Scorecard menunjukkan sejak tahun 2001 hingga tahun 2017, perusahaan-perusahaan di
Indonesia menempati posisi terendah di Asia ataupun ASEAN dalam pelaksanaan Good
Corporate Governance (GCG). Tahun 2017, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengumumkan
bahwa GCG Indonesia termasuk peringkat bawah di ASEAN. Begitupula dengan pelaksanaan
Corporate Social Responsibility (CSR) sepanjang tahun hingga tahun 2017 menurut yang
dilansir media, melalui riset yang dilakukan lembaga independen yaitu Riset Centre for
Governance, Institutions, and Organizations National University of Singapore (NUS)
Business School dan ASEAN CSR Network (ACN) dengan menggunakan kriteria penilaian
kualitas tersebut diambil berdasarkan sejumlah indikator dari kerangka Global Reporting
Initiative (GRI) menemukan kualitas pengelolaan CSR perusahaan-perusahaan di Indonesia
masih rendah.

Penelitian terdahulu Tjondro dan Wilopo (2011) menunjukkan hasil bahwa GCG
memiliki pengaruh positif terhadap profitabilitas dan nilai perusahaan. Berbeda dengan hasil
penelitian empiris yang dilakukan oleh Ragers dkk. (2009) yang membuktikan bahwa GCG
tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan dan profitabilitas. Penelitian yang dilakukan oleh
Crisostomo dkk. (2011) membuktikan bahwa CSR berpengaruh terhadap nilai perusahaan,
dikarenakan CSR dapat memberikan kontribusi terhadap meningkatnya profitabilitas
perusahaan, dan menimbulkan reaksi pasar yang disertai dengan meningkatnya harga pasar
saham perusahaan. Berbeda dengan hasil empiris Fiori dkk. (2007) membuktikan bahwa CSR
tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Penelitian terdahulu yang meneliti pengaruh
Profitabilitas (ROA) dan Nilai Perusahaan menunjukkan hasil yang tidak konsisten.
Modigliani dan Miller (dalam Ulupui, 2007) menyatakan bahwa nilai perusahaan ditentukan
oleh profitabilitas perusahaan. Namun, hasil yang berbeda diperoleh oleh Kaaro (2002) dalam
penelitiannya menemukan bahwa profitabilitas justru berpengaruh negatif terhadap nilai
perusahaan.

Penelitian-penelitian terdahulu yang melakukan studi terhadap pengaruh GCG, CSR,


dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan menunjukkan masih terdapat ketidakkonsistenan
dalam hasil penelitian, begitupula fitur pemeriksaan GCG dan CSR masih sangat terbatas dan
belum sesuai dengan parameter pengukuran ASEAN Corporate Governance Scorecard dan
Global Reporting Index (GRI). Maka sangat perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai
pengaruh GCG, CSR, profitabilitas, dan nilai perusahaan pada objek perusahaan LQ45 yang
merupakan perusahaan teraktif di BEI untuk tahun 2014-2016, sehingga dapat lebih
menggambarkan kesimpulan pada akhirnya untuk perusahaan-perusahaan di Indonesia yang
terdaftar di BEI.
BAHAN DAN METODE

Lokasi dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini dilakukan di perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Untuk penelitian ini, analisis yang digunakan adalah path analysis adalah untuk menguji
apakah terdapat pengaruh variabel independen yakni GCG dan CSR terhadap variabel
dependen yakni nilai perusahaan, serta variabel mediasi yakni profitabilitas.

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada tahun 2014-2016. Metode pengambilan sampel menggunakan metode
purposive sampling. Kriteria sampel penelitian ini sebagai berikut : 1. Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia selama tahun 2014 sampai dengan tahun 2016, 2. Perusahaan berturut-turut
tergabung dalam daftar perusahaan LQ45 selama periode 1 Januari 2014 sampai dengan 31
Desember 2016, dan 3. Memiliki kelengkapan data keuangan.

Metode Pengumpulan Data

Sumber data penelitian ini mengacu pada data Bursa Efek Indonesia (BEI), dengan
menggunakan laporan keuangan tahunan perusahaan LQ45 selama periode 1 Januari 2014
hingga 31 Desember 2016. Tahun 2014-2016 digunakan dalam penelitian ini dikarenakan
peneliti ingin mengetahui dampak paling mutakhir. Sesuai dengan data yang diperlukan yaitu
data sekunder, maka metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan teknik dokumentasi yang berdasarkan laporan keuangan periode 2014, 2015,
dan 2016 yang dipublikasikan oleh BEI di internet (www.idx.co.id) atau website resmi
perusahaan LQ45, mengambil dari artikel, jurnal, penelitian terdahulu, mempelajari buku-
buku pustaka yang mendukung penelitian terdahulu dan proses penelitian. Data yang
diperlukan yaitu skor Good Corporate Governance, skor Corporate Social Responsibility,
Return on Asset, dan Price to Book Value.

Analisis Data

Analisis statistik deskriptif dilakukan untuk memberikan gambaran atas deskripsi suatu
data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum dan minimum. Tujuan
analisis ini adalah untuk mengetahui gambaran data penelitian secara ringkas. Deskriptif
mengenai variabel dalam penelitian ini adalah : 1. GCG diukur melalui nilai self assessment
GCG menurut ASEAN Corporate Governance Scorecard, 2. CSR diukur melalui CSRDI
menggunakan Global Reporting Index (GRI) 2010 dan ISO 26000, 3. Profitabilitas diukur
dengan Return On Asset (ROA), dan 4. Nilai perusahaan diukur dengan rasio Price to Book
Value (PBV). Untuk melakukan analisis data pada penelitian ini, pengolahan data dilakukan
menggunakan analisis jalur (path analysis) yang dibantu dengan software SmartPLS. Partial
Least Square (PLS) disebut sebagai metode analisis yang memiliki kemampuan luar biasa
(powerful), karena tidak menggunakan asumsi, seperti data tidak harus terdistribusi normal
dan jumlah sampel tidak harus banyak (besar), serta dapat berupa data nominal, kategori,
ordinal, interval, atau rasio (Ghozali, 2008).

HASIL

Statistik Deskriptif

Tabel 1 memperlihatkan variabel Good Corporate Governance yang diukur dengan


nilai ASEAN Corporate Governance Scorecard (ACGS) memiliki nilai rata-rata sebesar 78,5
dan nilai standar deviasi sebesar 5,99. Variabel Corporate Social Responsibility yang diukur
dengan Corporate Social Responsibility Disclosure Index (CSRDI) GRI (Global Reporting
Index) 2010 ISO 26000 memiliki nilai rata-rata sebesar 47,22 dan nilai standar deviasi sebesar
19,08. Variabel Profitabilitas yang diukur dengan Return on Asset (ROA) perusahaan LQ45 di
Indonesia memiliki nilai rata-rata sebesar 11,28 dan nilai standar deviasi sebesar 9,66.
Variabel Nilai perusahaan yang diukur dengan Price to Book Value (PBV) memiliki nilai
rata-rata sebesar 4,45 dan nilai standar deviasi sebesar 9,02.

Uji Outer Model

Tabel 2 memperlihatkan hasil valid dan reliabel. Outer model telah memenuhi
convergent validity yaitu memiliki faktor loading < 0,70 dan p-value < 0,05 serta memiliki
nilai AVE > 0,50. Selain itu juga telah memenuhi composite reliability > 0,70 sehingga outer
model dapat diterima. Dalam penelitian ini indikator nilai menggunakan nilai tunggal dan
absolut sehingga untuk uji outer model (uji indikator) valid karena indikator nilai berupa nilai
tunggal. Hal ini menunjukkan bahwa semua construct model penelitian layak untuk dilakukan
uji inner model.
Uji Inner Model

Pengujian dilakukan dengan melihat hasil path analysis dan goodness of fit. Stabilitas
dari estimasi ini diuji dengan menggunakan uji t-statistic yang diperoleh lewat prosedur
bootstraping. Merujuk Tabel 3, dapat dibuat hasil persamaan regresi sebagai berikut :

Z = -0,0369X1 + 0,0022X2 + 0,999


Y = 0,2144X1 - 0,1542X2 + 0,8444Z + 0,266

Koefisien jalur Good Corporate Governance terhadap Profitabilitas memiliki nilai


parameter sebesar -0,0369. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh negatif dari Good
Corporate Governance terhadap Profitabilitas perusahaan LQ45 sebesar 0,0369. Sedangkan
nilai t-statistic < 1,96 atau 0,4157 < 1,96 berarti bahwa Good Corporate Governance tidak
berpengaruh terhadap Profitabilitas perusahaan LQ45, sehingga hipotesis penelitian (H1)
Good Corporate Governance berpengaruh terhadap Profitabilitas perusahaan LQ45 ditolak.

Koefisien jalur Corporate Social Responsibility terhadap Profitabilitas memiliki nilai


parameter sebesar 0,0022. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh positif dari Corporate
Social Responsibility terhadap Profitabilitas perusahaan LQ45 sebesar 0,0022. Sedangkan
nilai t-statistic < 1,96 atau 0,031 < 1,96 berarti bahwa Corporate Social Responsibility tidak
berpengaruh terhadap Profitabilitas perusahaan LQ45, sehingga hipotesis penelitian (H2)
Corporate Social Responsibility berpengaruh terhadap Profitabilitas perusahaan LQ45
ditolak.

Koefisien jalur Good Corporate Governance terhadap Nilai Perusahaan memiliki nilai
parameter sebesar 0,2144. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh positif dari Good Corporate
Governance terhadap nilai perusahaan LQ45 sebesar 0,2144. Sedangkan nilai t-statistic >
1,96 atau 5,0971 > 1,96 berarti bahwa Good Corporate Governance berpengaruh terhadap
Nilai Perusahaan LQ45, sehingga hipotesis penelitian (H3) Good Corporate Governance
berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan LQ45 diterima.

Koefisien jalur Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan memiliki


nilai parameter sebesar -0,1542. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh negatif dari
Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan LQ45 sebesar 0,1542. Sedangkan
nilai t-statistic > 1,96 atau 3,0257 > 1,96 berarti bahwa Corporate Social Responsibility
berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan LQ45, sehingga hipotesis penelitian (H4) Corporate
Social Responsibility berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan LQ45 diterima.
Koefisien jalur Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan memiliki nilai parameter sebesar
0,8444. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh positif dari Profitabilitas terhadap Nilai
Perusahaan LQ45 sebesar 0,8444. Sedangkan nilai t-statistic > 1,96 atau 18,890300 > 1,96
berarti bahwa Profitabilitas berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan LQ45, sehingga hipotesis
penelitian (H5) Profitabilitas berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan LQ45 diterima.

Tabel 4 menunjukan bahwa Profitabilitas tidak mampu menjadi variabel mediasi antara
pengaruh Good Corporate Governance (GCG) dan Corporate Social Responsibility (CSR)
terhadap Nilai Perusahaan. Hasil mediasi tersebut dibuktikan dengan perkalian koefisien
Good Corporate Governance terhadap Profitabilitas (-0,0369) dan koefisien Profitabilitas
terhadap Nilai Perusahaan (0,8444) yang diperoleh hasil -0,0312. Nilai pengaruh total 0,1520
diperoleh dari penambahan nilai pengaruh langsung (0.1832) dan pengaruh tidak langsung (-
0.0312). Nilai pengaruh total Good Corporate Governance terhadap Nilai Perusahaan yang
dimoderasi oleh Profitabilitas memiliki nilai parameter sebesar 0,1520. Hal ini menunjukkan
adanya pengaruh positif dari Good Corporate Governance yang terhadap Nilai Perusahaan
LQ45 yang dimoderasi Profitabilitas sebesar 0,1520. Sedangkan nilai t-statistic < 1,96 atau
0,2519 < 1,96 berarti bahwa Good Corporate Governance tidak berpengaruh langsung
terhadap Nilai Perusahaan LQ45 melalui Profitabilitas, sehingga hipotesis penelitian (H6)
Good Corporate Governance berpengaruh tidak langsung terhadap Nilai Perusahaan LQ45
melalui Profitabilitas ditolak.

Hasil mediasi lainnya dibuktikan dengan perkalian koefisien Corporate Social


Responsibility terhadap Profitabilitas (-0,00022) dan koefisien Profitabilitas terhadap Nilai
Perusahaan (0,8444) yang diperoleh hasil 0,0019. Nilai pengaruh total -0,1504 diperoleh dari
penambahan nilai pengaruh langsung (-0.1523) dan pengaruh tidak langsung (-0.0019). Nilai
pengaruh total Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan yang dimoderasi
oleh Profitabilitas memiliki nilai parameter sebesar -0,1504. Hal ini menunjukkan adanya
pengaruh negatif dari Corporate Social Responsilibility yang terhadap Nilai Perusahaan LQ45
yang dimoderasi Profitabilitas sebesar -0,1504. Sedangkan nilai t-statistic < 1,96 atau 0,2272
< 1,96 berarti bahwa Corporate Social Responsilibility tidak berpengaruh langsung terhadap
Nilai Perusahaan LQ45 melalui Profitabilitas, sehingga hipotesis penelitian (H7) Corporate
Social Responsilibility berpengaruh tidak langsung terhadap Nilai Perusahaan LQ45 melalui
Profitabilitas ditolak.
Berdasarkan hasil R Square yang ditunjukkan pada Tabel 5 diketahui bahwa variabilitas
Profitabilitas dapat dijelaskan oleh variabilitas Good Corporate Governance (GCG) dan
Corporate Social Responsibility (CSR) sebesar 0,1% sisanya sebesar 99,9% merupakan
variabilitas lain yang tidak terdapat dalam model penelitian. Selain itu, variabilitas Nilai
Perusahaan dapat dijelaskan oleh variabilitas Good Corporate Governance dan Corporate
Social Responsibility, serta Profitabilitas sebesar 73,4% sisanya sebesar 26,6% merupakan
variabilitas lain yang tidak terdapat dalam model penelitian.

Berdasarkan hasil R Square yang ditunjukkan pada Tabel 5 diketahui juga bahwa
variabel Good Corporate Governance (GCG) dan Corporate Social Responsibility (CSR)
tidak memiliki hubungan yang kuat terhadap variabel Profitabilitas yang ditunjukkan nilai
sebesar 0,001 (dibawah 0,67) sedangkan variabel Good Corporate Governance (GCG),
Corporate Social Responsibility (CSR), dan Profitabilitas memiliki hubungan yang kuat
terhadap variabel Nilai Perusahaan yang ditunjukkan nilai sebesar 0,734 (diatas 0,67).

PEMBAHASAN

Tabel 3 menunjukkan hipotesis penelitian (H1) Good Corporate Governance


berpengaruh terhadap Profitabilitas perusahaan LQ45 ditolak. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa perusahaan LQ45 belum sepenuhnya melaksanakan dan
mengungkapkan praktek-praktek Good Corporate Governance yang didukung oleh kualitas
pengungkapan yang luas dan memenuhi standar Corporate Governance ASEAN Scorecard
artinya perusahaan LQ45 secara luas belum melaksanakan dan mengungkapkan Good
Corporate Governance dengan lengkap dan komprehensif. Beberapa aktivitas Good
Corporate Governance belum dilaksanakan secara maksimal seperti aktivitas terkait
mekanisme voting, mekanisme RUPS, Related Party Transaction (RPT), kebijakan pemasok,
anti korupsi, kesehatan & kesejahteraan karyawan, kebijakan kinerja, renumerasi, dan lain-
lain dalam kriteria Good Corporate Governance yang ditentukan.

Hasil penelitian ini tidak mendukung Agency Theory (Jensen dan Meckling, 1976) dan
Legitimacy Theory (Haniffa dan Cooke, 2005) yang menyebutkan apabila mekanisme Good
Corporate Governance terhadap profitabilitas mencukupi, perusahaan akan mendapatkan
keuntungan positif, yaitu mendapatkan legitimasi dari stakeholder yang pada akhirnya akan
berdampak meningkatnya keuntungan perusahaan di masa yang akan datang. Hal ini tidak
digambarkan pada hasil penelitian ini yaitu Good Corporate Governance tidak berpengaruh
terhadap profitabilitas karena baik pada pengungkapan maupun pada penerapan Good
Corporate Governance masih belum optimal dan diarahkan pada peningkatan kemampuan
perusahaan dan peningkatan kepercayaan stakeholder. Di dalam pengungkapan dan
pelaksanaan misalnya terlihat belum dapat mendukung teori keagenan dengan melakukan
pengawasan terhadap kinerja agensi dan mengurangi konflik kepentingan sehingga manajer
dan pemilik dapat bersinergi dalam mengelola perusahaan, serta diharapkan dengan adanya
sinergi positif tersebut dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan. Hasil penelitian ini
tidak mendukung hasil empiris Andrei Shleifer dan Robert W Vishny (1997), namun
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Laksanan (2012) dan Winata
(2010).

Tabel 3 menunjukkan hipotesis penelitian (H2) Corporate Social Responsibility


berpengaruh terhadap Profitabilitas perusahaan LQ45 ditolak. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa perusahaan LQ45 belum sepenuhnya memahami sadar akan manfaat
dari pelaporan Corporate Social Responsibility yang didukung oleh kualitas pengungkapan
yang luas dan memenuhi standar GRI, artinya perusahaan LQ45 secara luas belum
melaksanakan dan mengungkapkan Corporate Social Responsibility dengan lengkap dan
komprehensif. Beberapa aktivitas Corporate Social Responsibility belum dilaksanakan secara
maksimal seperti aktivitas terkait iklim, keanekaragaman hayati, habitat, emisi, sumber daya
energi, HAM, anti monopoli, dan lain-lain dalam kriteria Corporate Social Responsibility
yang ditentukan.

Hasil penelitian ini tidak mendukung Legitimacy Theory (O'Donovan, 2002) yang
menjelaskan bahwa perusahaan memiliki kontrak dengan masyarakat untuk melakukan
kegiatannya berdasarkan nilai-nilai justice dan bagaimana perusahaan menanggapi berbagai
kelompok kepentingan untuk melegitimasi tindakan perusahaan. Jadi teori legitimasi
merupakan salah satu teori yang mendasari perusahaan untuk melakukan tanggung jawab
sosial (Corporate Social Responsibility). Upaya perusahaan dalam bertanggung jawab secara
sosial kepada lingkungan sekitarnya, dilakukan untuk mendapatkan nilai atau respon positif
dari investor dan legitimasi dari masyarakat, sehingga produk-produk perusahaan lebih
dikenal oleh masyarakat luas, dan menjadikan reputasi perusahaan menjadi lebih baik.
Sehingga perusahaan dapat memperoleh pintu masuk untuk memperoleh keuntungan yang
berdampak langsung pada peningkatan profitabilitas perusahaan. Hasil penelitian ini tidak
mendukung hasil penelitian empiris Ahmad dan Sulaiman (2004), namun sesuai dengan
penelitian yang telah dilakukan oleh Wirawan 2010, Lindrawati dkk (2008), Edward Nelling
dan Elizabeth Webb (2006), dan penelitian Vogel (2005, dalam Nistantya 2010).
Tabel 3 menunjukkan hipotesis penelitian (H3) Good Corporate Governance
berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan LQ45 diterima. Keberadaan Good Corporate
Governance (GCG) dapat memberikan nilai tambah bagi perusahaan untuk mencapai
tujuannya secara keseluruhan. Hal ini dikarenakan Good Corporate Governance masuk
kedalam proses dan struktur pengelolaan bisnis perusahaan, dan sesuai dengan stakeholder
theory, bahwa manajemen sebagai pihak yang dapat dipercaya untuk bertindak dengan
sebaik-baiknya bagi kepentingan publik pada umumnya maupun shareholder pada khususnya.
Beberapa hal yang dapat menyebabkan Good Corporate Governance berpengaruh pada nilai
perusahaan LQ45 yaitu: (1) tingginya kesadaran perusahaan untuk menerapkan Good
Corporate Governance sebagai suatu kebutuhan, bukan sekedar kepatuhan terhadap regulasi
yang ada, (2) manajemen perusahaan tertarik dengan manfaat jangka panjang dari penerapan
Good Corporate Governance, (3) unsur budaya yang berkembang di lingkungan usaha
nasional sangat menunjang perkembangan penerapan Good Corporate Governance, (4) Good
Corporate Governance akan lebih dipercaya oleh investor, dan hal tersebut penting bagi
pelaksana modal. Tumbuhnya kepercayaan investor kepada perusahaan, dinilai dapat
meningkatkan jumlah investor yang masuk ke pasar modal untuk melakukan investasi atau
membeli saham perusahaan, sehingga harga saham perusahaan akan menjadi naik, dan nilai
perusahaan pun akan semakin tinggi.

Hasil penelitian ini mendukung hasil empiris Klein dkk. (2005), Gurbuz dkk. (2010),
Brigham dan Houston (2001), dan Jensen dan Meckling (1976), yang menyatakan bahwa
salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja pasar (nilai perusahaan) yaitu Good
Corporate Governance. Semakin baik dalam penerapan Good Corporate Governance, maka
perusahaan dapat mengurangi kesempatan manajer melakukan tindakan yang merugikan
investor. Semakin tinggi tingkat implementasi Good Corporate Governance semakin tinggi
nilai perusahaan yang ditunjukkan.

Tabel 3 menunjukkan hipotesis penelitian (H4) Corporate Social Responsibility


berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan LQ45 diterima. Terlihat pada table 3, parameter nilai
pengaruh bernilai negatif menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan LQ45 belum
melaksanakan dan mengungkapkan program Corporate Social Responsibility secara efektif
dan efisien yang menciptakan hubungan simbiosis mutualisme antara perusahaan dan
stakeholder dalam jangka panjang. Secara prinsip bahwa Corporate Social Responsibility
memiliki pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan dan berefek positif hanya jika
penerapannya sesuai kaidah dan sasaran yang efektif dan efisien. Substansi keberadaan
Corporate Social Responsibility perusahaan memperkuat keberlanjutan usaha itu sendiri
dengan jalan membangun kerjasama antara stakeholder yang difasilitasi perusahaan tersebut
dengan menyusun program-program pengembangan masyarakat sekitarnya dan juga harus
mampu meningkatkan efektivitas dan efisiensi dan value di perusahaan.

Hasil penelitian ini sesuai dengan paradigma enlightened self-interest yang


menyatakan bahwa stabilitas dan kemakmuran ekonomi jangka panjang hanya akan dapat
dicapai jika perusahaan juga memasukkan unsur tanggung jawab sosial kepada masyarakat
paling tidak dalam tingkat yang minimal dan memiliki simbiosis mutualisme yang baik antara
perusahaan dan stakeholder dalam jangka panjang. Hasil penelitian ini mendukung hasil
empiris Sayekti & Wondabio (2007), Crisostomo dkk. (2011), Siallagan & Machfoedz
(2006), dan William (2012), namun menolak hasil penelitian yang dilakukan oleh Crisostomo
et, al (2011) yang hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa Corporate Social Responsibility
tidak berpengaruh signifikan terhadap PBV. Oleh karena itu nilai perusahaan dapat
ditingkatkan melalui pelaksanaan kegiatan Corporate Social Responsibility yang efektif dan
efisien yang sifatnya bermanfaat bagi perusahaan dan stakeholder, berkelanjutan, dan jangka
panjang. Jika tidak maka Corporate Social Responsibility pengaruhnya akan berubah menjadi
negatif bagi nilai perusahaan.

Tabel 3 menunjukkan hipotesis penelitian (H5) Profitabilitas berpengaruh terhadap


Nilai Perusahaan LQ45 diterima. Hasil penelitian ini menunjukkan semakin tinggi ROA,
maka semakin tinggi tingkat profit yang dicapai perusahaan, dengan demikian posisi
perusahaan semakin baik dalam mengelola atau menggunakan asetnya. Peningkatan ROA
perusahaan memberikan informasi prospek perusahaan yang baik sehingga dapat memicu
investor untuk membeli saham, seiring dengan peningkatan permintaan saham akan
menyebabkan nilai perusahaan juga meningkat.

Hasil penelitian ini mendukung signaling theory yang dikemukakan oleh Akerlof
(1970), yang menjelaskan bahwa bagaimana suatu informasi profitabilitas yang diungkapkan
tersebut merupakan suatu bentuk sinyal positif maupun negatif yang dapat digunakan oleh
investor untuk mempertimbangkan informasi profitabilitas perusahaan sebagai salah satu
rasionalisasi mereka dalam pengambilan keputusan investasi. Hal tersebut menunjukan bahwa
tingkat profitabilitas merupakan insentif bagi peningkatan nilai perusahaan. Hasil penelitian
ini memperkuat hasil empiris Ardimas dan Wardoyo (2014), membuktikan bahwa
mengungkapkan laba diperoleh dari selisih antara harta yang masuk (pendapatan dan
keuntungan) dan harta yang keluar (beban dan kerugian). Laba perusahaan tersebut dapat
ditahan (laba ditahan) dan dapat dibagi (sebagai deviden). Peningkatan laba bersih perusahaan
akan meningkatkan tingkat pengembalian investasi berupa pendapatan deviden bagi investor.
Para investor menanamkan saham pada perusahaan adalah untuk mendapatkan return, yang
terdiri dari yield dan capital gain. Semakin tinggi kemampuan perusahaan memperoleh laba,
maka semakin besar return yang diharapkan investor, sehingga menjadikan nilai perusahaan
menjadi meningkat.

Tabel 3 menunjukkan penelitian (H6) Good Corporate Governance berpengaruh tidak


langsung terhadap Nilai Perusahaan LQ45 melalui Profitabilitas ditolak. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa perusahaan LQ45 belum sepenuhnya melaksanakan dan
mengungkapkan praktek-praktek Good Corporate Governance yang didukung oleh kualitas
pengungkapan yang luas dan memenuhi standar Corporate Governance ASEAN Scorecard
artinya perusahaan LQ45 secara luas belum melaksanakan dan mengungkapkan Good
Corporate Governance dengan lengkap dan komprehensif. Beberapa aktivitas Good
Corporate Governance belum dilaksanakan secara maksimal seperti aktivitas terkait
mekanisme voting, mekanisme RUPS, Related Party Transaction (RPT), kebijakan pemasok,
anti korupsi, kesehatan & kesejahteraan karyawan, kebijakan kinerja, renumerasi, dan lain-
lain dalam kriteria Good Corporate Governance yang ditentukan.

Hasil penelitian ini tidak mendukung Agency Theory (Jensen dan Meckling, 1976) dan
Legitimacy Theory (Haniffa dan Cooke, 2005) yang menyebutkan apabila mekanisme Good
Corporate Governance terhadap nilai perusahaan mencukupi melalui profitabilitas,
perusahaan akan mendapatkan keuntungan positif, yaitu mendapatkan legitimasi dari
stakeholder yang pada akhirnya akan berdampak meningkatnya keuntungan perusahaan di
masa yang akan datang. Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian empiris Klapper &
Love (2002), Carningsih (2009), Yuniasih & Wirakusuma (2007), Pertiwi & Pratama (2012),
Anggitasari & Mutmainah (2012), dan Ratih (2011), namun mendukung penelitian Thohiri
(2011).

Tabel 3 menunjukkan hipotesis penelitian (H7) Corporate Social Responsilibility


berpengaruh tidak langsung terhadap Nilai Perusahaan LQ45 melalui Profitabilitas ditolak.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan LQ45 belum sepenuhnya memahami
sadar akan manfaat dari pelaporan Corporate Social Responsibility yang didukung oleh
kualitas pengungkapan yang luas dan memenuhi standar GRI, artinya perusahaan LQ45
secara luas belum melaksanakan dan mengungkapkan Corporate Social Responsibility
dengan lengkap dan komprehensif. Beberapa aktivitas Corporate Social Responsibility belum
dilaksanakan secara maksimal seperti aktivitas terkait iklim, keanekaragaman hayati, habitat,
emisi, sumber daya energi, HAM, anti monopoli, dan lain-lain dalam kriteria Corporate
Social Responsibility yang ditentukan.

Penelitian ini tidak mendukung Legitimacy Theory (O’Donovan, 2002) bahwa


berdasarkan teori tersebut, salah satu argumen dalam hubungan antara profitabilitas dan
tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial adalah bahwa ketika perusahaan memiliki
tingkat laba yang tinggi, perusahaan (manajemen) menganggap tidak perlu melaporkan hal-
hal yang dapat mengganggu informasi tentang sukses keuangan perusahaan. Sebaliknya, pada
saat tingkat profitabilitas rendah, mereka berharap para pengguna laporan akan membaca
good news kinerja perusahaan, misalnya dalam lingkup sosial, dan dengan demikian investor
akan tetap berinvestasi di perusahaan tersebut. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
profitabilitas tidak mampu memoderasi tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian yang
dilakukan oleh Kalsum (2017), namun mendukung penelitian Tirza Ana Wulan (2011) dan
Rimba Kusumadilaga (2010) yang menyatakan bahwa profitabilitas sebagai variabel
moderating tidak dapat mempengaruhi hubungan pengungkapan Corporate Social
Responsibility dan nilai perusahaan.

Beberapa keterbatasan yang terdapat dalam penelitian ini adalah : 1. terdapat unsur bias
dalam standar item pengukuran Good Corporate Governance dan Corporate Social
Responsibilty yang digunakan, sehingga membuat pengukuran standar item yang
mempengaruhi nilai skor GCG menjadi berbeda setiap peneliti sesuai dengan metode dan
update item pada metode tersebut; 2. terdapatnya unsur bias dalam menentukan skor
pengungkapan, dan tingkat kesulitan untuk mengurangi bias yang terjadi, karena tidak
adanya suatu ketentuan baku yang dapat dijadikan standar dan acuan, sehingga penentuan
skor untuk indikator GRI CSR dan GC ASEAN SC yang sama dapat berbeda antar setiap
peneliti; 3. pemilihan tahun penelitian yaitu 2014-2016 dan jumlah sampel yang hanya 28
perusahaan LQ45 atau 84 sampel penelitian dalam 3 tahun. Bagi penelitian selanjutnya
disarankan melakukan penambahan sampel perusahaan sebagai objek penelitian dengan
kriteria lain yang telah ditentukan. Perusahaan sebagai sampel penelitian dapat diperbanyak
dengan penambahan periode waktu sesuai dengan kriteria sampel yang digunakan dalam
penelitian. Dapat pula dilakukan pengelompokan (cluster) jenis industri dalam melakukan
analisa pengaruh variabel.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan analisis hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan maka
disimpulkan sebagai berikut :Good Corporate Governance tidak berpengaruh terhadap
profitabilitas perusahaan LQ45 di Indonesia, Corporate Social Responsibility tidak
berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan LQ45 di Indonesia, Good Corporate
Governance berpengaruh terhadap nilai perusahaan perusahaan LQ45 di Indonesia, Corporate
Social Responsibility berpengaruh terhadap nilai perusahaan LQ45 di Indonesia, Profitabilitas
berpengaruh terhadap nilai perusahaan LQ45 di Indonesia, dan hasil analisis pengaruh tidak
langsung yaitu profitabilitas sebagai variabel mediasi, menunjukkan bahwa profitabilitas tidak
mampu menjadi mediasi dalam mempengaruhi hubungan Good Corporate Governance dan
Corporate Social Responsibility terhadap nilai perusahaan LQ45.
Bagi perusahaan LQ45 di Indonesia, untuk meningkatkan nilai perusahaannya dapat
menggunakan strategi bisnis yaitu meningkatkan pengungkapan Good Corporate Governance
dan Corporate Social Responsibility sesuai dengan perkembangan item-item aktivitas pada
Good Corporate Governance dan Corporate Social Responsibility yang diterapkan ASEAN.
Hal ini akan mendukung secara internal perusahaan dan juga mendukung kompetensi
perusahan-perusahaan di Indonesia dalam berkompetisi luas di ASEAN dan dunia.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Nik Nazli Nik dan Maliah Sulaiman. (2004). “Environmental Disclosures in
Malaysian Annual Reports: A Legitimacy Theory Perspective”. International Journal of
Commerce and Management, 4, 14-44.
Ardimas, W. dan Wardoyo. (2014). Pengaruh Kinerja Keuangan dan Corporate Social
Responsibility terhadap Nilai Perusahaan pada Bank Go Publik yang Terdaftar di BEI.
Research Methods And Organizational Studies.
Byus, Kent, Donald Deis, dan Bo Ouyang. (2010). Doing Well by Doing Good : Corporate
Social Responsibility and Profitability. Advanced Management Journal, 2, 44-55.
Crisostomo, Vicente Lima, Fatima de Souza Freire, dan Felipe Cortes de Vasconcellos.
(2011). Corporate social responsibility, firm value and financial performance in Brazil.
Social Responsibility Journal, 7, 295-309.
Eisenhardt, Kathleen M. (1989). Agency theory: An assessment and review. Academy of
management review, 14(1), 57-74.
Fiori, Giovanni , Francesca di Donato, dan Maria Federica Izzo. (2007). Corporate Social
Responsibility and Firms Performance. An Analysis On Italian Listed Companies.
Accounting, Organizations, and Society, 2, 263-301.
Ghozali, Imam (2008). Model Persamaan Struktural Konsep dan Aplikasi.
Gurbuz, Osman, Asli Aybars, dan Ozlem Kutlu. (2010). Corporate Governance and
Financial Performance with a Perspective on Institutional Ownership: Empirical
Evidence from Turkey. JAMAR, 8(2), 21-37.
Guthrie, James dan Lee D Parker. (1990). Corporate social disclosure practice: a
comparative international analysis.
Haniffa, Roszaini M. dan Thomas E. Cooke. (2005). The impact of culture and governance on
corporate social reporting. Journal of accounting and public policy, 24(5), 391-430.
Jensen, Michael C. dan William H. Meckling. (1976). Theory of the Firm: Managerial
Behavior, Agency Costs and Ownership Structure. Journal of Financial Economics, 3,
305-360.
Klein, Peter, Daniel Shapiro, dan Jeffrey Young. (2005). Corporate Governance, Family
Ownership and Firm Value: the Canadian evidence. Corporate Governance: An
International Review, 13(6), 769-784.
Kurnianto, Eko Adhy (2011). Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja
Keuangan Perusahaan.
Marnelly, T. Romi (2013). Corporate Social Responsibility (CSR) : Tinjuan Teori dan
Praktek di Indonesia. ejournal unri.
Nofrita, Ria. (2013). Pengaruh Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan dengan Kebijakan
Deviden sebagai Variabel Intervening (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar di BEI). Jurnal Akuntansi, 1(1).
O'Donovan, Gary (2002). Environmental disclosures in the annual report: Extending the
appplicability and predictive power of legitimacy theory. Accounting, Auditing &
Accountability Journal, 15, 344-371.
Premuroso, Ronald, dan Somnath Bhattacharya. (2007). Is There a Relationship between
Firm Performance, Corporate Governance, And a Firms Decision to Form a
Technology Committee?, 15, 1260-1276.
Retno, Reny Dyah dan Denies Priantinah. (2012). Pengaruh Good Corporate Governance
dan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan.
Nominal, 1(1), 84-103.
Sayekti, Yosefa dan Ludovicus Sensi Wondabio. (2007). Pengaruh CSR disclosure terhadap
earning response coefficient. Simposium Nasional Akuntansi X, 1-35.
Shank, Todd, Ronald Paul Hill, dan John Stang. (2013). Do Investors Benefit From Good
Corporate Governance? Emerald Group Publishing Limited, 13, 384-396.
Siallagan dan M. Machfoedz. (2006). Mekanisme Corporate Governance, Kualitas laba dan
Nilai Perusahaan. 1-23.
Solihin, Ismail (2008). Corporate Social Responsibility from Charity to Sustainability.
Suchman, Mark C. (1995). Managing legitimacy: Strategic and Institutional Approaches. The
Academy of Management Review, 20 (3), 571-610.
Surya, Indra. dan Yustiavandana, Ivan. (2006). Penerapan Good Corporate Governance.
Jakarta: Kencana
Susilowati. (2008). Pengaruh Corporate Sosial Responsibility terhadap Profitabilitas. Jurnal
Riset Akuntansi Universitas Islam Indonesia, 6, 150-159.
Syakhroza, Akhmad. (2003). Best practices corporate governance dalam Konteks Lokal
Perbankan Indonesia. Majalah Usahawan, 6, 13-20.
Tanudjaja, Bing Bedjo. (2006). Perkembangan Corporate Social Responsibility Di Indonesia.
UK Petra Journal, 8 (2).
Tjondro, David dan Romanus Wilopo. (2011). Pengaruh Good Corporate Governance
(GCG) Terhadap Profitabilitas dan Kinerja Saham Perusahaan Perbankan yang
Tercatat di Bursa Efek Indonesia. Journal of Business and Banking, 1 (1), 1-14.
Tumewu, Riana Christel dan Stanly W. Alexander. (2014). Pengaruh Penerapan Good
Corporate Governance Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Perbankan yang
terdaftar di BEI Periode 2009-2013. Jurnal Universitas Sam Ratulangi Manado.
Wahyudi, Untung dan Hartini Pawestri. (2006). Implikasi Struktur Kepemilikan Terhadap
Nilai Perusahaan Dengan Keputusan Keuangan Sebagai Variabel Intervening.
Simposium Nasional Akuntansi IX.
Wardhana, Rakha, Bambang Tjahjadi, Yani Permatasari. (2017). The Mediating Role of
Growth Opportunity in Good Corporate Governance-Stock Return Relationship.
Investment Management and Financial Innovations, Volume 14, Issue 3, 2017.
Tabel 1 Statistik Deskriptif

Tabel 2 Hasil Evaluasi Outer Moder

Tabel 3 Hasil Path Coefficients

Tabel 4 Uji Pengaruh Tidak Langsung

Tabel 5 Hasil R Square

Anda mungkin juga menyukai