Makalah Horti (Dea Hayu Nastiti 1810211027)
Makalah Horti (Dea Hayu Nastiti 1810211027)
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Teknik Budidaya Hidroponik
Hidroponik merupakan metode bercocok tanam tanpa tanah. Bukan hanyadengan air
sebagai media pertumbuhannya, seperti makna leksikal dari kata hidro yang berarti air, tapi
juga dapat menggunakan media-media tanam selain tanah seperti kerikil, pasir, sabut kelapa,
zat silikat, pecahan batu karang atau batu bata, potongan kayu, dan busa. Mungkin, bagi
sebagian besar orang tidak akan percaya diantara ratusan tomat yang dimakan tidak tumbuh di
atas tanah melainkan di air. Seperti percobaan yang yang dilakukan salah satu bapak
hidroponik, Dr.W.F.Gericke dari Universitas California pada tahun 1930-an. Latar belakang
Gericke meneliti sistem hidroponik ini, karena ia melihat luas tanah di sekelilingnya terasa
semakin menciut untuk ditumbuhi berbagai tanaman. Hasil penelitiannya yang mudah dan
praktis ini pun cepat diketahui se-antero Amerika.
Bahkan tentara-tentara Amerika yang dinas di pulau-pulau gersang danterisolasi pun ikut
menumbuhkan tanaman sayuran di ruang tertentu dengan menggunakan sistem hidroponik.
Begitu pula di Jepang, yang didirikan segera setelah Perang Dunia II berakhir untuk persediaan
makanan bagi tentara pendudukan Amerika. Sejak saat itu, banyak dibuat unit hidroponik yang
berskala besar di Meksiko, Puerto Rico, Hawaii, Israel, Jepang, India, dan Eropa. Dan lebih
kompleks lagi, hidroponik dijadikan sebagai bisnis besar dan diselenggarakan projek riset
terhadapnya, juga banyak berdiri perusahaan-perusahaan yang menaruh perhatian pada bidang
bercocok tanam paling logis di bumi dengan penduduk yang terus bertambah.
Menurut Nicholls (1986), semua ini dimungkinkan dengan adanya hubungan yang baik
antara tanaman dengan tempat pertumbuhannya. Elemen dasar yang dibutuhkan tanaman
sebenarnya bukanlah tanah, tapi cadangan makanan serta air yang terkandung dalam tanah
yang terserap akar dan juga dukungan yang diberikan tanah dan pertumbuhan. Dengan
mengetahui ini semua, di mana akar tanaman yangtumbuh di atas tanah menyerap air dan zat-
zat vital dari dalam tanah, yang berarti tanpa tanah pun, suatu tanaman dapat tumbuh asalkan
diberikan cukup air dangaram-garam zat makanan.
Manipulasi yang dapat dilakukan selain perlakuan di atas adalah pengontrolan. Dengan
perawatan rutin (sehari hanya memakan waktu maksimal 20 menit), kita dapat menikmati
bermacam buah-buahan, sayur-sayuran, dan rempah-rempah tanaman obat. Metode
hidroponik “mengizinkan” orang-orang yang tinggal di rumah dengan halaman yang sempit dan
juga siswa yang bertempat di tempat kos untuk menikmati buah dari tangan dingin di tempat
sendiri. Karena, itu tadi, tidak perlu tanah. Keuntungan yang diperoleh pun cukup berlimpah.
Pada bidang tanah yang sempit dapat ditumbuhi lebih banyak tanaman dari yang seharusnya.
Lantas hasil tanaman buah dapat menjadi lebih masak dengan cepat dan lebih besar. Air dan
pupuk dapat lebih awet karena dapat dipakai ulang.
B. Pengertian Hidroponik
Hidroponik berasal dari kata Yunani, yaitu hydro artinya "air" dan ponos artinya
"mengerjakan". Pengertian hidroponik adalah suatu teknik atau metode bercocok tanam tanpa
menggunakan tanah. Media-media tanamnya dapat berupa kerikil, pasir, sabut kelapa, zat
silikat, pecahan batu karang atau batu bata, potongan kayu, atau busa. Elemen dasar yang
dibutuhkan tanaman sebenarnya bukanlah tanah, tetapi cadangan makanan dan air yang
terkandung dalam tanah yang diserap akar. Berarti dapat disimpulkan bahwa suatu tanaman
dapat tumbuh tanpa tanah, asalkan diberikan cukup air dan garam-garam mineral.
Dengan menggunakan hidroponik para petani akan dapat meningkatkan kualitas dan hasil
produksi tanaman yang dapat di lakukan dengan menggunakan lahan sempit di perkotaan
dengan media rumah kaca. Untuk menghasilkan produksi tanaman yang baik dan juga
melimpah, para petani harus memperhatikan faktoryang mempengaruhi kualitas dari tanaman
yang salah satunya adalah tingkatkelembapan pada rumah kaca atau lainnya. Tanaman
hidroponik bisa dilakukansecara kecil-kecilan di rumah sebagai suatuhobi ataupun secara besar-
besarandengan tujuan komersial. Beberapa kelebihantanaman dengan sistim hidroponik ini
antara lain :
1. Ramah lingkungan karena tidak menggunakan pestisida atau obat hama yangdapat merusak
tanah, menggunakan air hanya 1/20 dari tanaman biasa,danmengurangi CO2 karena tidak perlu
menggunakan kendaraan atau mesin.
2. Tanaman ini tidak merusak tanah karena tidak menggunakan media tanah dan juga tidak
membutuhkan tempat yang luas.
4. Pemakaian air lebih efisien karena penyiraman air tidak perlu dilakukan setiap hari sebab
media larutan mineral yang dipergunakan selalu tertampung didalam wadah yang dipakai.
5. Hasil tanaman bisa dimakan secara keseluruhan termasuk akar karena terbebas dari kotoran
dan hama.
6. Hemat karena tidak perlu menyiramkan air setiap hari, tidak membutuhkan lahan yang
banyak, media tanaman bisa dibuat secara bertingkat.
7. Tanaman lebih cepat dan kualitas hasil tanaman dapat terjaga. Bisa menghemat pemakaian
pupuk tanaman.
9. Ada masalah hama dan penyakit tanaman yang disebabkan oleh bakteri, ulat dan cacing
nematod yang banyak terdapat dalam tanah.
10. Tanam di mana saja bahkan di garasi dan tanah yang berbatu.
11. Ditanam kapan saja karena tidak mengenal musim. Beberapa tanaman yang sering ditanam
secara hidroponik, adalah sayur-sayuran seperti bak choy, brokoli, sawi, kailan, bayam,
kangkung, tomat, bawang, bahkan strowbery, dll. Tanaman demikian sering menjadi pilihan
utama kaumvegan atau vegetarian yang sangat memperhatikan proses suatu tanaman apakah
terdapat pembunuhan makhluk hidup, tercampur unsur kimiawi, konservasi lingkungan dan
usaha penghijauan.
C. Teknik Hidroponik
Terdapat dua teknik utama dalam cara bercocok tanam hidroponik. Yang pertama
menggunakan larutan dan satunya menggunakan media. Metode yang menggunakan larutan
tidak membutuhkan media keras untuk pertumbuhan akar, hanya cukup dengan larutan
mineral bernutrisi. Contoh cara dalam teknik larutan yang umum dipakai adalah teknik larutan
statis dan teknik larutan alir. Sedangkan untuk teknik media adalah tergantung dari jenis media
yang dipergunakan, bisa berupa sabut kelapa, serat mineral, pasir, pecahan batu bata, serbuk
kayu, dan lain-lain sebagai pengganti media tanah (Susila, 2013).
1. Substrate System
Substrate system atau sistem substrat adalah sistem hidroponik yang menggunakan
media tanam untuk membantu pertumbuhan tanaman. Sistem ini meliputi:
a. Sand Culture
Biasa juga disebut „Sandponics‟ adalah budidaya tanaman dalam media pasir. Produksi
budidaya tanaman tanpa tanah secara komersial pertama kali dilakukan dengan menggunakan
bedengan pasir yang dipasang pipa irigasi tetes. Saat ini Sand Culture dikembangkan menjadi
teknologi yang lebih menarik, terutama di Negara yang memiliki padang pasir. Teknologi ini
dibuat dengan membangun sistem drainase dilantai rumah kaca, kemudian ditutup dengan
pasir yang akhirnya menjadi media tanam yang permanen.Selanjutnya tanaman ditanam
langsung dipasir tanpa menggunakan wadah, dan secara individual diberi irigasi tetes.
b. Gravel Culture
Culture adalah budidaya tanaman secara hidroponik menggunakan gravel sebagai media
pendukung sistem perakaran tanaman. Metode ini sangat populer sebelum perang dunia ke 2.
Kolam memanjang sebagai bedengan diisi dengan batu gravel, secara periodik diisi
denganlarutan hara yang dapat digunakan kembali, atau menggunakan irigasi tetes. Tanaman
ditanam di atas gravel mendapatkan hara dari larutan yang diberikan. Walaupun saat ini sistem
ini masih digunakan, akan tetapi sudah mulai diganti dengan sistem yang lebih murah dan lebih
efisien (Longa, 2014).
c. Rockwool
Rockwool adalah nama komersial media tanaman utama yang telah dikembangkan dalam
sistem budidaya tanaman tanpa tanah. Bahan ini besarsal dari bahan batu Basalt yang bersifat
Inert yang dipanaskan sampai mencair, kemudian cairan tersebut di spin (diputar) seperti
membuat aromanis sehingga menjadi benang-benang yang kemudian dipadatkan seperti kain
„wool‟ yang terbuat dari "rock".
2. Kultur Air
Diantara budidaya tanaman tanpa tanah, kultur air adalah budidaya tanaman yang
menurut definisi merupakan sistem hidroponik yang sebenarnya. Kultur air juga sering disebut
true hydroponics, nutri culture, atau bare root system. Didalam kultur air, akar tanaman
terendam dalam media cair yang merupakan larutan hara tanaman, sementara bagian atas
tanaman ditunjang adanya lapisan medium inert tipis yang memungkinkan tanaman dapat
tumbuh tegak.
a. Wick System
Wick system merupakan teknik yang paling sederhana dan populer digunakan oleh para
pemula. Sistem ini termasuk pasif dan nutrisi mengalir kedalam media pertumbuhan dari dalam
wadah menggunakan sejenis sumbu. Wick sistem hidroponik bekerja dengan baik untuk
tanaman dan tumbuhankecil. Sistem hidroponik ini tidak bekerja dengan baik untuk tanaman
yangmembutuhkan banyak air.
Sebuah media tumbuh ditempatkan di dalam sebuah wadah yang kemudian diisi oleh
larutan nutrisi. Kemudian nutrisi dikembalikan ke dalam penampungan, dan begitu seterusnya.
Sistem ini memerlukan pompa yang dikoneksikan ke timer. Pastikan Anda menggunakan wadah
yang cukup besar dan atur jarak antar tanaman agar pertumbuhan tanaman tidak saling
mengganggu
Sistem ini merupakan cara yang paling populer dalam istilah hidroponik. Konsepnya
sederhana dengan menempatkan tanaman dalamsebuah wadah atau tabung dimana akarnya
dibiarkan menggantung dalam larutan nutrisi. Sistem ini dapat terus menerus mengalirkan
nutrisi yangterlarut dalam air sehingga tidak memerlukan timer untuk pompanya. NFT cocok
diterapkan pada jenis tanaman berdaun seperti selada (Ardeni, 2010).
d. Aeroponic System
Dalam sistem hidroponik ini, akar tanaman yang tersuspensi dalam air yang kaya nutrisi
dan udara diberikan langsung ke akar. Tanaman dapat ditempatkan di rakit dan mengapung di
air nutrisi juga. Dengan sistem hidroponik ini, akar tanaman terendam dalam air dan udara
diberikan kepada akar tanaman melalui pompa akuarium dan diffuser udara. Semakin
gelembung yang lebih baik, tanaman akar akan tumbuh dengan cepat untuk mengambil air
nutrisi.
Dalam sistem hidroponik tanah tidak digunakan sebagai media tumbuh, tetapi diganti
dengan media lain seperti arang sekam, cocopeat atau material lainnya selain tanah. Media
tanam tersebut tidak mengandung unsur hara yang cukup oleh sebab itu kita harus
memberikannya kepada tanaman melalui pupuk (dalam hidroponik istilah pupuk disebut juga
nutrisi hidroponik). Kita harus menghitung secara cermat jumlah dari masing-masing unsur hara
sesuai dengan kebutuhan masing-masing tanaman. Unsur-unsur nutrisi penting dapat
digolongkan ke dalam tiga kelompok berdasarkan kecepatan hilangnya dari larutan. Kelompok
pertama adalah unsur-unsur yang secara aktif diserap oleh akar dan hilang dari larutan dalam
beberapa jam yaitu N, P, K dan Mn.
1. Jenis Nutrisi
Kebutuhan hara berdasarkan suplai dari luar, larutan nutrisi yang diberikan terdiri atas
garam-garam makro dan mikro yang dibuat dalam larutan stok Adan B. Larutan nutrisi stok A
terdiri atas unsur N, K, Ca, dan Fe,sedangkan stok B terdiri ata sunsur P, Mg, S, B, Mn, Cu, Na,
Mo, dan Zn.Selain itu, nutrisi yang terdiri dari unsur hara makro dan mikro merupakan hara
yang mutlak diperlukan untuk memperbaiki pertumbuhan tanaman
Stock A :
c. . FeS04(Ferrum Sulfat)
Stock B :
a. H3P04(Asam Phosphat)
b. KNO3 (Kalium Nitrat)
e. H3B03(Asam Borat).
Satu set nutrisi hidroponik terdiri dari 2 kantong yaitu kantong A dan kantong B. Adapun
kandungannya adalah 9.90% NO3, 0.48% NH4, 4.83%P2O5, 16.50% K2O, 2.83% MgO,11.48%
CaO, 3.81% SO3, 0.013% B,0.025% Mn, 0.015% Zn, 0.002% Cu, 0.003% Mo dan 0.037% Fe, atau
tergantung dari jenis tanamannya, setiap tanaman mempunyai formulasi kandungan yang
berbeda-beda. Suplai kebutuhan nutrisi untuk tanaman dalam sistem hidroponik sangat
penting untuk diperhatikan. Dua faktor penting dalam formula larutan nutrisi, terutama jika
larutan yang digunakan akan disirkulasi (“closed system”) adalah komposisi larutan dan
konsentrasi larutan (Bugbee 2003). Kedua faktor ini sangat menentukan produksi tanaman.
Setiap jenis tanaman, bahkan antar varietas, membutuhkan keseimbangan jumlah dan
komposisi larutan nutrisi yang berbeda (Sudibyo, 2005).
c. Komposisi digunakan bahan yang bersifat tidak antagonis satu dengan yang lainnya dan
dipilih yang ekonomis
Selanjutnya aplikasi larutan nutrisi pada kultur hidroponik secara prinsip juga tergantung
pada metode yang akan diterapkan. Beberapametode tersebut antara lain adalah sebagai yang
tertera pada uraian berikut ini.
Dengan metode ini sistem pemberian larutan nutrisi dapat dilakukan secara manual atau
irigasi tetes (“drip irrigation”) dengan frekuensi 3-5 kali per hari, tergantung pada kebutuhan
tanaman, macam media tumbuh, dan cuaca/kondisi lingkungan. Sistem irigasi tetes lebih
mudah, menghemattenaga dan waktu, tetapi kendalanya adalah saluran irigasi sering
tersumbatsehingga aliran nutrisi terhambat.
2) Kultur bedeng dengan sistem NFT Sistem pemberian larutan nutrisi yang digunakan adalah
melalui perputaran aliran larutan nutrisi yang dibantu oleh pompa mesin atau dapat pula
menggunakan cara yang lebih sederhana (tanpa pompa) yaitu menggunakan gaya grafitasi.
1. Unsur Hara
Unsur hara begitu penting dalam tanaman hidroponik. Dua unsure hara yang penting di
sini, yaitu unsur hara mikro dan makro. Unsur hara makro dibutuhkan dalam jumlah besar dan
konsentrasinya dalam larutan relatif tinggi. Beberapa komponen dari unsure hara makro
meliputi N, P, K, Ca, Mg,dan S. Sedangkan, unsur hara mikro hanya diperlukan dalam
konsentrasi yang rendah, yang meliputi unsur Fe, Mn, Zn, Cu, B, Mo, dan Cl. Unsur hara yang
tersedia bagi tanaman pada pH 5.5-7.5 tetapi yang terbaik adalah 6.5. Hal ini dikarenakan pada
kondisi ini unsur hara dalam keadaan tersedia bagi tanaman. Larutan hara dibuat dengan cara
melarutkan garam-garam pupuk dalam air. Berbagai garam jenis pupuk dapat digunakan untuk
larutan hara, pemilihannya biasanya atas harga dan kelarutan garam pupuk tersebut. Dan perlu
diingatkebutuhan tanaman akan unsur hara berbeda-beda menurut tingkat pertumbuhannya
dan jenis tanaman.
Jenis media tanam yang digunakan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Media yang baik membuat unsur hara tetap tersedia, kelembaban
terjamin, dan drainase baik. Media yang digunakan tersebut harus mampu menyediakan air, zat
hara, dan oksigen serta yang terpenting tidak mengandung zat yang beracun bagi tanaman.
Bahan- bahan yang biasa digunakan sebagai media tanam dalam hidroponik antara lain pasir,
kerikil, pecahan batu bata, arang sekam, spons, dan sebagainya. Bahan yang digunakan sebagai
media tumbuh akan mempengaruhi sifat lingkungan media. Tingkat suhu, aerasi, dan
kelembaban media akan berlainan antara media yang satu dengan media yang lain, sesuai
dengan bahan yang digunakan sebagai media.
3. Oksigen
Oksigen memang begitu dibutuhkan dalam setiap tumbuhan, termasuk sistem tanaman
hidroponik. Oksigen ini akan memberi pengaruh yang kuat terhadap pertumbuhan akar
sehingga tumbuhan akan berkembang dengan baik. Dan hasilnya pun sayuran atau buah yang
sehat siap untuk dikosumsi. Akan tetapi sebaliknya, rendahnya oksigen menyebabkan
permeabilitas membran sel menurun, sehingga dinding sel makin sukar untuk ditembus,
akibatnya tanaman akan kekurangan air. Hal ini dapat menjelaskan mengapa tanaman akan
layu pada kondisi tanah yang tergenang. Pemberian oksigen ini dapat dilakukan dengan
berbagai cara. Beberapa diantaranya adalah memberikan gelembung-gelembung udara pada
larutan (kultur air), penggantian larutan hara yang berulang-ulang, mencuci atau mengabuti
akar yang terekspose dalam larutan hara, dan juga memberikan lubang ventilasi pada tempat
penanaman untuk kultur agregat.
4. Air
Faktor yang keempat ini, yaitu air, memberikan pengaruh cukup kuat terhadap tanaman
hidroponik. Kualitas air yang baik dan bisa dipergunakan juga harus diperhitungkan. Air yang
bisa digunakan harus sesuai tingkat salinitas yang tidak melebihi 2500 ppm, atau mempunyai
nilai EC tidak lebih dari 6,0 mmhos/cm serta tidak mengandung logam-logam berat dalam
jumlah besar karena dapat meracuni tanaman (Jirirfarm. 2017)
Berbicara tentang usaha dalam bidang hidroponik tidak terlepas dari jasa Bob Sadino yang
dapat dianggap sebagai orang pertama yang memperkenalkan sistem bercocok tanam sayur
hidroponik di Indonesia. Sayuran hidroponik mulai diperkenalkan oleh Bob Sadino di
supermarket Kem Chick pada sekitar tahun 90-an. Sekarang, sayur hydroponik dapat dibeli di
beberapa supermarket terkenal. Harga sayur hidroponik dipasang dengan 4 hingga 5 kali lebih
mahal daripada harga sayur biasa di pasar tradisional. Namun, karena sayuran hidroponik
terbebas dari pemakaian pestisida, proses tanam hingga panen yang berhigenitas tinggi, lebih
segar, dan packaging yang lebih baik, sehingga sayuran hidroponik yang dijual di beberapa
supermarket selalu cepat terjual habis.
1. Media
Media hidroponik yang baik memiliki pH yang netral atau antara 5.5 -6.5. Selain itu media
harus porous dan dapat mempertahankan kelembaban. Media yang digunakan dapat
dibedakan menjadi dua berdasarkan tahap pertumbuhan tanaman. Diantaranya adalah sebagai
berikut :
Untuk persemaian dapat digunkan media berupa pasir halus, arang sekam atau rockwool.
Pasir halus sering digunakan karena mudah diperoleh dan harganya murah, namun kurang
dapat menahan air dan tidak terdapat nutrisi di dalamnya. Media yang biasa digunakan adalah
campuran arang sekam dan serbuk gergaji atau serbuk sabut kelapa.
Media untuk tanaman dewasa hampir sama dengan media semai, yaitu pasir agak kasar,
arang sekam, rockwool dan lain-lain. Media yang ideal adalah arang sekam. Keuntungannya
adalah kebersihan dan sterilitas media lebih terjamin bebas dari kotoran maupun organisme
yang dapat mengganggu seperti cacing, kutu dan sebagainya yang dapt hidup dalam pasir.
Media arang sekam bersifat lebih ringan namun lebih mudah hancur, penggunaannya hanya
dapat untuk dua kali pemakaian. Arang sekam dapat dibeli di toko-toko pertanian atau
membuat sendiri.
2. Benih
Pemilihan benih sangat penting karena produktivitas tanaman tergantung dari keunggulan
benih yang dipilih. Periksa label kemasan benih, yaitu tanggal kadaluarsa, persentase tumbuh
dan kemurnian benih. Pemilihan komoditas yang akan ditanam diperhitungkan masak-masak
mengenai harga dan pemasarannya. Contoh sayuran eksklusif yang mempunyai nilai jual di atas
rata-ata adalah tomat Recento, ketimun Jepang, Melon, parika, selada, kailan, melon dan lain-
lain.
Peralatan yang diperlukan adalah : Wadah semai, bisa menggunakan pot plastik, polybag
kecil, bak plastik, nampan semai, atau kotak kayu. Wadah tanaman dewasa, umumnya
digunakan polybag berukuran 30-40 cm dengan lobang secukupnya untuk mengalirkan
kelebihan air saat penyiraman
g. Benang rami (seperti yang sering digunakan tukang bangunan) untuk mengikat tanaman
h. Ember penyiraman
4. Pelaksanaan
a. Persiapan media semai Sebelum melakukan persemaian, sempuran media semai diaduk
dahulu secara merata.
1) Persemaian Tanamana (persemaian benih besar). Untuk benih yang berukuran besar seperti
benih melon danketimun, sebaiknya dilakukan perendaman di dala air hangat kukuselama 2-3
jam dan langsung ditanamkan dalam wadah semai yang berisi media dan telah disiram dengan
air. Benih diletakkan dengan pinset secara horisontal 4-5 mm dibawah permukaan
media.Transplanting bibit dari wadah semai ke wadah yang lebih besar dapat dilakukan ketika
tinggi bibit sekitar 12-15 cm (28-30 hari setelah semai). b) Persemaian benih kecilUntuk benih
berukuran kecil seperti tomat, cabai, terong dan sebagainya cara persemaiannya berbeda
dengan benih besar. Pertama siapkan wadah semai dengan media setebal 5-7 cm. Di tempat
terpisah tuangkan benih yang dicampurkan dengan pasir kering steril secukupnya dan diaduk
merata. Benih yang telah tercampur dengan pasir ditebarkan di atas permukaan media semai
secara merata, kemudian ditutup dengan media semai tipis-tipis (3-5 mm). Setelah itu
permukaan wadah semai ditutup dengan kertas tisu yang telah dibasahi dengan handsprayer
kemudian simpan di tempat gelap danaman. Wadah semai sebaiknya dikenakan sinar matahari
tip pagi selama 1-2 jam agar perkecambahan tumbuh dengan baik dan sehat. Setelah benih
mulai berkecambah, kertas tisu dibuang. Setelah bibit mencapai tinggi 2-3 cm dipindahkan ke
dalam pot/polybag pembibitan.
2) Perlakuan semai. Bibit kecil yang telah berkecambah di dalam wadah semai perlu disirami
dengan air biasa. Penyiraman jangan berlebih, karena dapat menyebabkan serangan penyakit
busuk.
3) Pembibitan Setalah bibit berumur 15-17 hari (bibit yang berasal dari benih kecil) perlu
dipindahkan dari wadah semai ke pot/polybag pembibitan agar dapat tumbuh dengan baik.
Caranya adalah dengan mencabut kecambah di wadah semai (umur 3-4 minggu setelah semai)
secara hati-hati dengan tangan agar akar tidak rusak kemudian tanam pada lubang tanam yang
telah dibuat pada pot/polybag pembibitan.
Pada masa persemaian Cara penyiraman untuk benih berukuran kecil cukup dengan
handsprayer 4-5 kali sehari untuk menjaga kelembaban media. Untuk benih berukuran besar
digunakan gembor/emprat berlubanghalus atau tree sprayer. Pada masa pembibitan
Penyiraman dilakukan dengan gembor dilakukan sebanyak5-6 kali sehari dan ditambahkan
larutan encer hara. Pada masa pertumbuhan dan produksi Penyiraman dilakukan dengan
memeberikan 1.5-2.5 l larutan encer hara setiap harinya.
b) Penyiraman otomatis Penyiraman dapat dilakukan dengan Sprinkle Irrigation Systemdan Drip
Irrigation System, yaitu sistem penyiraman semprot dan tetes. Sumber tenaga berasal dari
pompa.
6) Perawatan Tanaman. Perawatan tanaman yang perlu dilakukan antara lain adalah
b) Pengikatan Tanaman yang telah berada di wadah tanam selama 7 hari memerlukan
penopang agar dapat berdiri tegak sehingga tanaman dapat tumbuh rapi dan teratur. Penopang
tersebut diberikan dengan cara mengikat tanaman dengan tali (benang rami).
c) Penjarangan bunga (pada sayuran buah). Penjarangan bunga perlu dilakukan agar
pertumbuhan buahsama besar. Namun hasil penelitian penjarangan bunga pada ketimun
Gherkin tidak menunjukkan hasil yang berbeda dengan perlakuan tanpa penjarangan bunga.
d) Pengendalian hama dan penyakit. Pengendalian dapat dilakukan baik secara manual maupun
dengan pestisida.
A. Pemanenan
Dalam pemanenan perlu diperhatikan cara pengambilan buah atau hasil panen agar
diperoleh mutu yang baik, misalnya dengan menggunakan alat bantu pisau atau gunting panen.
Cara panen yang benar dan hati-hati akan mencegah kerusakan tanaman yang dapat
mengganggu produksi berikutnya. Kriteria panen masing-masing jenis sayuran berlainan satu
sama lainnya dan tergantung dari pasar. Makin besar buah belum tentu makin mahal atau laku,
malah termasuk kriteria buah akhirr sehingga waktu panen yang tepat dan pengawasan pada
proses produksi perlu diperhatikan.
Pemasaran produk hasil budidaya hidroponik sangat dipengaruhi oleh perlakuan pasca
panen. Standar harga penjualan produksi tergantung dari menarik atau tidaknya produk yang
dihasilkan, terutama dilihat dari penampilan produk (bentuk, warna, dan ukuran). Perlakuan
pasca panen sangat penting karena kualitas produk tidak semata-mata dari hasil produksi saja,
melainkan sangat tegantung dan ditentukan oleh penanganan pasca panen, kemasan, sistem
penyusunan, metode pengangkutam maupun selektivitas produk. Kerusakan produk dapat
dikurangai dengan penanganan pasca panen yang tepat sehingga diharapkan dapat
meningkatkan nilai tambah pada produk yang dijual (Longga, 2014).
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Pengertian hidroponik adalah suatu teknik atau metode bercocok tanam tanpa menggunakan
tanah. Media-media tanamnya dapat berupa kerikil, pasir, sabut kelapa, zat silikat, pecahan
batu karang atau batu bata, potongan kayu, atau busa.
2. Terdapat dua teknik utama dalam cara bercocok tanam hidroponik. Yang pertama
menggunakan larutan dan satunya menggunakan media. Metode yang menggunakan larutan
tidak membutuhkan media keras untuk pertumbuhan akar, hanya cukup dengan larutan
mineral bernutrisi. Teknik media adalah tergantung dari jenis media yang dipergunakan, bisa
berupa sabut kelapa, serat mineral, pasir, pecahan batu bata, serbuk kayu, dan lain-lain sebagai
pengganti media tanah.
3. Kunci utama dalam pemberian larutan nutrisi atau pupuk pada sistem hidroponik adalah
pengontrolan konduktivitas elektrik atau “electro conductivity” (EC) atau aliran listrik di dalam
air dengan menggunakan alat EC meter.
5.Harga sayur hidroponik dipasang dengan 4 hingga 5 kali lebih mahal daripada hargasayur
biasa di pasar tradisional. Karena terbatasnya persediaan, dan makin tingginya permintaan
sayuran jenis hidroponik ini sehingga peluang bisnis yang ramahlingkungan ini cukup baik untuk
digeluti oleh para pengusaha dalam skala yang besar,termasuk peluang ekspor ke pasar negara
tetangga yang permintaannya sangat tinggi,seperti Singapura dan Malaysia.
6.Teknik budidaya sayuran secara Hidroponik diantaranya dengan menggunakan media, benih,
peralatan budidaya hidroponik, pelaksanaan, panen dan pasca panen.
DAFTAR PUSTAKA
Susila, Anas 2013. Bahan Ajar Mata Kuliah Dasar-Dasar Hortikultura. Bogor: IPB Press.
Sudibyo, Karsono dkk. 2005. Hidroponik Tanpa Tanah. Jakarta: Agro Media Pustaka