Anda di halaman 1dari 8

1.

Jelaskan yang dimaksud dengan “kesatuan dalam perbedaan” “perbedaan


dalam kesatuan” yang disimbolkan dalam Bineka Tunggal Ika!

kesatuan dalam perbedaan 

Perbedaan dapat dilihat dari ras, suku bangsa, agama, jenis kelamin, profesi,
pendidikan, tempat tinggal, budaya, Bahasa, dan status sosial/ kedudukan dalam
sosial.Namun terlepas dari semua perbedaan yang ada, manusia tetap hidup bersama
dan bahkan saling bergantung satu sama lain, sehingga ada kesatuan. Hal ini
merupakan struktur sosial dalam masyarakat. Struktur sosial terbagi ke dalam
diferensiasi sosial dan stratifikasi sosial. Diferensiasi sosial merupakan perbedaan yang
memiliki derajat yang sama, misalnya perbedaan antara jenis kelamin, perempuan dan
laki-laki merupakan dua pribadi yang berbeda namun memiliki hak dan kedudukan
dalam sosial yang sama. Sementara stratifikasi sosial merupakan perbedaan yang
memiliki lapisan kedudukan dan atau kekuasaan. Contoh stratifikasi sosial yaitu, kasta,
kasta Brahmana dengan kasta Sudra tentu memiliki perbedaan dan kedudukan dalam
masayarakat yang berbeda.
Setiap manusia memiliki ciri khas nya masing-masing. Setiap manusia memiliki struktur
wajah, postur tubuh, sikap dalam sehari-hari, serta selera dan keinginan yang tidak
sama. Semua hal tersebut disebut perbedaan. Perbedaan dapat dilihat dari ras, suku
bangsa, agama, jenis kelamin, profesi, pendidikan, tempat tinggal, budaya, Bahasa,
dan status sosial/ kedudukan dalam sosial.Namun terlepas dari semua perbedaan yang
ada, manusia tetap hidup bersama dan bahkan saling bergantung satu sama lain,
sehingga ada kesatuan. Hal ini merupakan struktur sosial dalam masyarakat. Struktur
sosial terbagi ke dalam diferensiasi sosial dan stratifikasi sosial. Diferensiasi sosial
merupakan perbedaan yang memiliki derajat yang sama, misalnya perbedaan antara
jenis kelamin, perempuan dan laki-laki merupakan dua pribadi yang berbeda namun
memiliki hak dan kedudukan dalam sosial yang sama. Sementara stratifikasi sosial
merupakan perbedaan yang memiliki lapisan kedudukan dan atau kekuasaan. Contoh
stratifikasi sosial yaitu, kasta, kasta Brahmana dengan kasta Sudra tentu memiliki
perbedaan dan kedudukan dalam masayarakat yang berbeda.Pada dasarnya,
perbedaan-perbedaan tersebut merupakan hal yang baik, namun seringkali suatu
kelompok sosial menunjukan sikap partikularisme kelompok. Partikularisme kelompok
merupakan sikap yang cenderung mengutamakan kepentingan kelompoknya sendiri
daripada kepentingan publik. Hal ini dapat menimbulkan masalah sosial dan konflik
pada masyarakat.Oleh karena itu, adanya kesadaran untuk saling menghargai dan
menghormati sangat diperlukan. Sesuai juga dengan salah satu prinsip dan pilar
bangsa Indonesia, yaitu Bhinneka Tunggal Ika. "Berbeda-beda tetapi tetap satu jua."
Begitulah bunyi Bhinneka Tunggal Ika.
perbedaan dalam kesatuan

Negara Indonesia adalah negara yang memiliki keragaman budaya, ras, suku bangsa,
kepercayaan, bahasa daerah, dan masih banyak lainnya. Hal itu dikenal dengan
kemajemukan Indonesia. Kemajemukan adalah terdiri atas beberapa bagian yang
merupakan satu kesatuan. Sesuai dengan makna Bhineka Tunggal Ika dalam
Persatuan Indonesia yaitu dijelaskan bahwa walaupun bangsa Indonesia terdiri dari
berbagai macam suku bangsa yang memiliki kebudayaan dan adat-istiadat yang
beranekaragam, namun keseluruhannya merupakan suatu persatuan. Jadi, walaupun
Indonesia memiliki keragaman budaya, hal itu tidak menjadikan penghalang bagi
masyarakat Indonesia untuk tetap menjaga persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia.

2. Jelaskan yang dimaksud dengan “kesatuan dalam perbedaan” “perbedaan


dalam kesatuan” yang disimbolkan dalam Bineka Tunggal Ika!

Kebebasan berekspresi

dapat dimaknai sebagai suatu tindakan yang memuat unsur-unsur atau karakteristik
dari sikap ekspresif yang meliputi komunikasi, informasi, dan pengaruh Ekspresi sendiri
dimulai dari adanya komunikasi yang kemudian mentransfer beragam informasi, tujuan
dari informasi ini nantinya adalah adanya untuk dapat menghasilkan pengaruh yang
mengubah kenyataan hidup, cara pandang, maupun posisi dari si penerima informasi.

kebebasan berpikir dan mengemukakan pendapat

adanya kebebasan masing-masing individu untuk berfikir secara mandiri tentang


segala sesuatu yang ada di sekelilingnya, fenomena yang terlintas dalam pikirannya
dan berpegang pada hasil pemikirannya, serta mengemukakannya dengan berbagai
bentuk cara.

Kemudian kebebasan berpikir mencakup kebebasan berilmu dan kebebasan berpikir


ilmiah. Artinya setiap orang berhak menetapkan pemikirannya mengenai fenomena
cakrawala, alam, binatang, tumbuh-tumbuhan, manusia, dan berpegang pada hasil
pemikirannya serta mengemukakannya. Dalam Islam sendiri tidak menetapkan
rumusan atau teori ilmiah tertentu mengenai fenomena-fenomena tersebut. Karena
itulah, al-Qur‟an dalam hal ini hanya menganjurkan kepada akal manusia, agar
memikirkan setiap fenomena alam, dan memberi motivasi untuk selalu merenungkan,
dan menggali beberapa aturan umumnya, sebagai upaya riset,19disamping sebagai
jalan utama menuju iman dan Islam.20 Dan ayat-ayat al-Qur‟an yang menekankan
manusia agar merenungkan fenomena yang ada di sekitarnya sangat beragam.
KEBEBASAN BERAGAMA

 atau yang  sering diungkapkan dengan kemaslahatan agama. Syariat Islam menjamin
terpeliharanya kelima hak pokok yang diberikan Allah SWT kepada manusia bagi
terciptanya kemaslahatan kehidupan, baik sebagai individu maupun sebagai anggota
masyarakat.

Jaminan ini melandasi hubungan antar warga masyarakat atas dasar sikap saling
menghormati yang akan menimbulkan sikap tenggang dan saling mengerti antara satu
dengan yang lain. Terlepas dari sejarah yang mencatat penindasan, kepicikan
pandangan dan kezaliman yang pernah terjadi terhadap kelompok minoritas agama,
sejarah umat manusia membuktikan bahwa toleransi adalah bagian inheren bagi
kehidupan manusia itu sendiri.

Toleransi merupakan hal yang tetap dibutuhkan demi berjalannya transformasi sosial
sepanjang sejarah umat manusia. Bahkan sejarah membuktikan bahwa agama
merupakan dobrakan moral atas kungkungan yang ketat dari pandangan yang dominan
yang berwatak menindas.

Hal tersebut telah dibuktikan oleh Islam dengan dobrakannya atas ketidakadilan
wawasan hidup jahiliah yang dianut mayoritas bangsa Arab di zamannya. Manusia di
tempatkan pada martabat yang tinggi dan merupakan karunia pemberian Tuhan
kepadanya, bukan pemberian manusia lain dan bukan pula pemberian negara atau
superioritas lainnya.

Alquran menjelaskan hal ini secara tegas untuk memperkuat prinsip kemuliaan
martabat manusia yang dinyatakan dengan ungkapan yang mutlaq, yaitu Banî  dam.
Kemuliaan martabat manusia mencakup seluruh umat manusia tanpa kecuali. Jaminan
terhadap perlindungan harkat dan martabat manusia datang dan berasal dari Allah
SWT dari sifat Raẖmân dan Raẖim-Nya. Implikasi yang terkandung dari prinsip ini
adalah bahwa tunduk dan hormat pada kekuasaan Allah S.w.t. haruslah sekaligus
berarti menghormati jaminan  dan ketentuan Allah SWT yang dalam hal ini berarti
menghormati dan mengakui martabat setiap manusia.

Tidaklah mungkin  seseorang dapat mengaku menghormati kekuasaan Allah SWT


apabila dalam kenyataan ia tetap merendahkan martabat manusia dalam berbagai
bentuknya. Dalam kaitan ini, Islam dengan ajaran tauhidnya, memberikan penghargaan
terhadap perbedaan keyakinan. Islam mentolerir perbedaan keimanan dan keyakinan,
tanpa harus memaksakan keyakinan dan keimanan terhadap orang lain. Dengan kata
lain, Islam melalui ajarannya memiliki pendangan universal yang berlaku untuk seluruh
umat manusia.

Atas dasar penjelasan di atas, dalam tulisan ini, dikemukakan wawasan Alquran
tentang kebebasan beragama dan implikasinya bagi tata interaksi sosial yang 
pembahasannya dibagi dalam beberapa sub bahasan. Bagian pertama berupa
pendahuluan dan bagian kedua bahasan tentang prinsip kebebasan beragama.
Kemudian pada bagian ketiga dikemukakan konsekuensi logis dari adanya prinsip
kebebasan beragama bagi interaksi sosial.

Pembahasan terhadap berbagai masalah di atas bertitik tolak dari beberapa ayat Al-
Qur`an, antara lain:

1.  Tidak  ada paksaan untuk   (memasuki) agama (Islam), sesungguhnya  telah jelas
jalan yang benar dari pada jalan yang sesat. Karena itu siapa yang ingkar kepada
Thâgūt  dan beriman kepada Allah,  maka sesungguhnya ia  berpegang kepada buhul
tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha endengar lagi Maha
Mengetahui. (Q.S. 2 :256).

2. Maka berikanlah peringatan, karena sesungguhnya kamu adalah orang yang


memberi peringatan.  Kamu bukanlah orang yang berkuasa atas mereka). (Q.S. 88:21-
22).

3. Dan jikalau Tuhan-mu  menghendaki  tentulah semua orang yang ada di muka bumi
beriman seluruhnya. Maka apakah   kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka
menjadi orang-orang yang beriman semuanya. (Q.S 10:99).

4.  Katakanlah: Hai Ahli Kitâb marilah (berpegang) pada suatu kalimat (ketetapan) 
yang  tidak ada  perselisihan antara  kami dan kamu, bahwa  kita tidak sembah  kecuali
Allah dan  tidak  kita persekutukan  Dia dengan  sesuatupun dan  tidak (pula)  sebagian
kita  menjadikan   sebagian yang  lain sebagai tuhan   selain dari  pada Allah,   jika 
mereka berpaling,   maka
katakanlah kepada  mereka,  saksikanlah   bahwa kami  adalah orang-orang yang 
menyerahkan diri (kepada  Allah). (Q.S. 3:64).

5.  Katakanlah: Siapakah yang memberikan rezeki kepada kamu dari langit dan  dari
bumi. Katakanlah: Allah, dan   sesungguhnya kami   atau kamu  (orang-orang  musyrik) 
pasti berada dalam kebenaran atau dalam kesesatan yang nyata. (Q.S.  34:24).

6.  Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan  berlaku adil terhadap orang-
orang yang tidak memerangimu karena  agama dan  tidak (pula) mengusirmu dari
negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.(Q.S. 60:8).

7.  Dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli kitab   melainkan dengan  cara
yangpaling baik,   kecuali   dengan   orang-orang zalim   di antara   mereka dan
katakanlah: Kami beriman  kepada (kitab-kitab)  yang  diturunkan   kepada kami dan
yang   diturunkan kepadamu. Tuhan  kami dan  Tuhan-mu adalah satu  dan kami
hanya  kepadanya   diri. (Q.S. 29:46).

 Kebebasan bermusyawarah

Firman Allah :

‫اورْ ُه ْم فِي اأْل َمْ ِر ۖ َفإِ َذا‬ ِ ‫ك ۖ َفاعْ فُ َع ْن ُه ْم َواسْ َت ْغفِرْ لَ ُه ْم َو َش‬ ًّ ‫ت َف‬
ِ ‫ظا َغلِي َظ ْال َق ْل‬
َ ِ‫ب اَل ْن َفضُّوا مِنْ َح ْول‬ َ ‫َف ِب َما َرحْ َم ٍة م َِن هَّللا ِ لِ ْن‬
َ ‫ت لَ ُه ْم ۖ َولَ ْو ُك ْن‬
َ ‫ْت َف َت َو َّك ْل َعلَى هَّللا ِ ۚ إِنَّ هَّللا َ ُيحِبُّ ْال ُم َت َو ِّكل‬
‫ِين‬ َ ‫َع َزم‬

Artinya: “Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut
terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka
menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah
ampun untuk mereka, dan bermusyawaralah dengan mereka dalam urusan itu.
Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada
Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.” (Q.S. Ali ‘Imran [3]: 159).

Ayat ini merupakan salah satu ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang pentingnya
bermusyawarah. Dua ayat lainnya terdapat dalam Q.S. Al-Baqarah [2]: 233 dan Asy-
Syura [42]: 38.

Kata “musyawarah” menurut Ar-Raghib Al-Ashfihani (w. 502 H) dalam Al-Mufradat fi


Gharib Al-Qur’an berasal dari kata ْ‫ شرت العسل‬yaitu apabila engkau mengambil madu dan
mengeluarkan dari tempatnya. Sedang menurut istilah, beliau mendefinisikan
musyawarah adalah mengeluarkan pendapat melalui proses saling merevisi antara satu
dengan yang lain.

Kebebasan berpindah tempat

Merupakan hak asasi manusia

3.Pengertian dan sejarah demokrasi!

Pertama kali istilah demokrasi berasal dari Bahasa Yunani, dengan kata demokratia,
dalam artinya demos yang memiliki arti rakyat dan kratos yang memiliki arti kekuatan
atau sebuah kekuasaan. Pembendaharaan kata ini, jika digabungkan menjadi
demokrasi atau kekuasaan rakyat.
Kekuasaan tersebut sudah termasuk beberapa sektor kenegaraan seperti sosial,
ekonomi, budaya, dan politik.

Sejarah Demokrasi

Untuk memahami lebih lanjut mengenai pengertian demokrasi, ada baiknya untuk
mengenal sedikit tentang sejarahnya. Hal menarik mengenai sejarah dari demokrasi,
karena penggunaannya yang sudah sangat lama.

Dalam sistem demokrasi mulai deterapkan Sejak zaman dahulu bertepatan dengan
Yunani kuno, dimana sistem ini bisa membuat rakyat langsung terlibat dalam
mengambil keputusan.

Didalamnya termasuk untuk membangun keberlangsungan sebuah negara, sehingga


apapun perkara negara haruslah dibicarakan langsung dengan rakyat.

Jenis demokrasi murni atau langsung bisa disebut dan diartikan sebagai sistem yang
digunakan pada saat itu, cakupannya pun sangat luas hingga mencapai 250 juta
penduduk. Memang sudah tidak relevan untuk diterapkan lagi pada zaman sekarang.

Dari sejarah dan sistem demokrasi, mulailah terbentuk sebuah Dewan Perwakilan
Rakyat seperti apa yang ada di Indonesia. Perwaklan rakyat ini menjadi perpanjangan
tangan, dari aspirasi rakyat kepada pemerintah.

Dalam kondisi tersebut, akan memunculkan demokrasi perwakilan atau yang disebut
dengan tidak langsung

4. Jelaskan Nilai Demokrasi dalam islam menurut Huwaydi dan Muhammad Dhiya
al-Din Rais?.

Nilai nilai demokrasi yang dikemukakan oleh huwaydi dan muhammad dhiya al-din rais
adalah

- Keadilan dan bermusyawarah


- Kekuasaan dipegang penuh oleh rakyat
- Kebebasn adalah hak penuh bagi semua warga negara
- Persamaan diantara sesama manusia khususnya persamaan didepan hukum
- Keadilan untuk klompok minoritas
- Undang-undang diatas segala galanya
- Pertanggung jawaban penguasa kepada rakyat

5. Sebutkan poin penting hak asasi manusia dalam Islam beserta ayat al-Qur’an
yang berkaitan dengannya!
Hak asasi manusia adalah sebuah pemikiran konsep dasar kehidupan ataupun hukum
yang menyatakan bahwa manusia memiliki sesuatu hak dalam kehdiupanya.

Hak-hak asasi manusia yang dijelaskan dalam islam:

-Hak untuk hidup

-Hak kemilikan pribadi

-Hak mendapatkan keadilan

Pembahasan

Penjelasan hak-hak asasi manusia yang dijelaskan dalam Islam beserta ayat al-Qur’an
yang berkaitan:

-Hak untuk hidup

“Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya)


melainkan dengan suatu (alasan) yang benar.” (Q.S Al-Isra’:33)

“Dan Janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya)


melainkan dengan suatu (sebab) yang benar.” (al-An’am: 151)

Dijelaskan dari surah Al-Quran bahwasanya manusia dilarang membunuh orang lain
dengan semena-mena tanpa alasan yang jelas.

-Hak kemiliikan pribadi

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu
dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka

sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya


Allah adalah Maha Penyayang kepadamu."(Q.S Al-Nisa:29)

Penjelasan dari surah diatas, bahwa dilarang mengambil harta atau mengambil harta
orang lain melalui jalan yang buruk.

-Hak mendapatkan keadilan

“Dan Aku perintahkan supaya berlaku adil di antara kamu” (Q.S Asy-Syura: 15)
Allah menyuruh manusia untuk berlaku adil dengan sesama manusia.

Anda mungkin juga menyukai