Materi Teknis RTRW Karawang - 14042012
Materi Teknis RTRW Karawang - 14042012
KATA PENGANTAR
Buku Rencana ini disusun berdasarkan Undang-undang Nomor 26 tahun 2007 tentang
Penataan Ruang dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 16/PRT/M/2009 tentang
Pedoman Penyusan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten.
Materi Teknis ini berisi tentang Pendahuluan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang, Rencana
Struktur Ruang, Rencana Pola Ruang, Arahan Kawasan Strategis, Arahan Pemanfaatan Ruang,
dan Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang.
Kepada semua pihak yang telah turut membantu dalam proses penyusunan Buku Rencana ini
kami sampaikan terima kasih.
i
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL............................................................................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR....................................................................................................................................................... vii
BAB 1. PENDAHULUAN....................................................................................................................................... 1-1
1.1. Latar Belakang.......................................................................................................................................... 1-1
1.2. Fungsi Dan Kedudukan......................................................................................................................... 1-3
1.3. Ruang Lingkup......................................................................................................................................... 1-5
1.3.1. Ruang Lingkup Wilayah............................................................................................................... 1-5
1.3.2. Ruang Lingkup Substansi............................................................................................................ 1-7
1.4. Dasar Hukum.......................................................................................................................................... 1-11
1.5. Profil Wilayah Kabupaten Karawang........................................................................................... 1-18
1.5.1. Kondisi Fisik................................................................................................................................... 1-18
1.5.2. Kondisi Kebencanaan................................................................................................................. 1-39
1.5.3. Potensi Sumber Daya Alam...................................................................................................... 1-42
1.5.4. Perekonomian Wilayah.............................................................................................................. 1-49
1.6. Isu - Isu Strategis Penataan Ruang................................................................................................ 1-58
1.7. Kajian Lingkungan Hidup Strategis............................................................................................... 1-61
BAB 2. TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN RUANG...................................................2-1
2.1. Tujuan Penataan Ruang........................................................................................................................ 2-1
2.2. Kebijakan Penataan Ruang.................................................................................................................. 2-1
2.3. Strategi Penataan Ruang...................................................................................................................... 2-2
BAB 3. RENCANA STRUKTUR RUANG.......................................................................................................... 3-1
3.1. Sistem Pusat Pelayanan........................................................................................................................ 3-1
3.1.1. Sistem Perkotaan........................................................................................................................... 3-1
3.1.2. Kawasan Perdesaan....................................................................................................................... 3-4
3.1.3. Pusat Kegiatan.................................................................................................................................. 3-6
3.2. Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Prasarana.............................................................3-15
3.2.1. Rencana Pengembangan Sistem Jaringan PrasaranaUtama.......................................3-15
3.2.2. Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Energi atau Kelistrikan..........................3-26
3.2.3. Rencana Sistem Prasarana Telekomunikasi......................................................................3-33
3.2.4. Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Sumberdaya Air........................................3-39
ii
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
iii
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
iv
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
DAFTAR TABEL
v
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
DAFTAR GAMBAR
vi
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
vii
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
viii
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
BAB 1. PENDAHULUAN
Kabupaten Karawang secara geografis sangat strategis karena lokasinya berdekatan dengan
Ibukota Negara, yaitu DKI Jakarta. Posisi tersebut serta adanya sumber daya pendukung
menjadikan Kabupaten Karawang turut berkembang dengan cepat mengikuti pertumbuhan
ibukota dan wilayah sekitarnya. Tumbuhnya Kabupaten Karawang secara umum memberikan
tekanan pada aspek lingkungan, kehidupan sosial, ekonomi dan budaya masyarakat.
Perkembangan yang sedang dan terus berlangsung ini berpotensi menimbulkan
ketidakteraturan, ketidaknyamanan dan bahkan dapat mengganggu kelestarian lingkungan.
Implikasi lainnya adalah terdapatnya penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan rencana yang
telah ditetapkan dan kurang mempertimbangan daya dukung lingkungan. Hal tersebut
diindikasikan oleh berkurangnya kawasan yang berfungsi lindung, konversi lahan sawah dan
muculnya kerusakan lingkungan.
Sesuai dengan Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Pemerintah
Kabupaten Karawang memiliki kewenangan dalam pelaksanaan pembangunan dan pengelolaan
sumber daya di wilayahnya dengan tetap memelihara dan menjaga keseimbangan ekosistem
dan kelestarian lingkungan. Kewenangan tersebut termasuk dalam hal penataan ruang adalah
menyelenggarakan penataan ruang daerahnya yang didalamnya terdapat unsur perencanaan,
pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang, sesuai dengan UU 26/2007 tentang
Penataan Ruang.
1
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
2) Proses penyusunannya harus melalui prosedur dan komitmen yang lengkap dan harus
dilengkapi dengan data dan informasi sebagai masukan dalam menyusun rencana tata
ruang.
3) Perumusan muatan rencana harus sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku.
4) Produk rencana tata ruang diharapkan berketetapan sebagai peraturan daerah sehingga
mengikat bagi seluruh pelaku pembangunan.
Sejalan dengan reformasi dan perubahan konstelasi pembangunan nasional, maka penataan
ruang saat ini diatur dengan undang-undang baru yaitu Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007
tentang Penataan Ruang. Beberapa hal penting yang perlu mendapat perhatian sesuai UU
Nomor 26 Tahun 2007 adalah :
a. Penataan Ruang adalah proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan
pengendalian pemanfaatan ruang. Sebagai suatu proses maka ketiga bidang kegiatan
tersebut merupakan satu kesatuan sistem yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang
lainnya,sehingga kemudian aspek pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang
sudah tercakup dalam analisis pada proses penyusunan rencana tata ruang wilayah.
2
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Dalam rangka penyelenggaraan penataan ruang daerah sebagai bagian dari pelaksanaan
pembangunan dan pengelolaan sumber daya yang ada, maka Pemerintah Kabupaten Karawang
berkeinginan menyusun rencana tata ruang wilayah untuk periode 2010 s/d 2030. Penyusunan
RTRW ini mengacu pada undang-undang mengenai tata ruang yang baru sebagai upaya untuk
menyempurnakan RTRW terdahulu serta untuk mengantisipasi dinamika perkembangan
daerah ke depan.
Fungsi dari Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang adalah sebagai penyelaras
kebijakan penataan ruang dan acuan bagi Pemerintah Kabupaten Karawang dan masyarakat
untuk mengarahkan lokasi dan menyusun program pembangunan yang berkaitan dengan
pemanfaatan ruang di Kabupaten Karawang. Sedangkan kedudukan RTRWK ini adalah sebagai
berikut :
Dalam UU no 26 Tahun 2007, RTRW Kabupaten juga menjadi dasar untuk penerbitan perizinan
lokasi pembangunan dan administrasi. Selanjutnya undang-undang tersebut juga menyatakan
3
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
bahwa RTRW Kabupaten berlaku selama 20 (duapuluh) tahun, dan dilakukan peninjauan
kembali setiap lima tahun. Dalam kurun waktu 20 tahun tersebut proses perencanaan tidak
berhenti pada apa yang dihasilkan dalam dokumen atau produk RTRW Kabupaten, melainkan
terus berlanjut seperti suatu siklus. Dalam pengertian tersebut, peninjauan kembali merupakan
bagian dari proses yang memperbaiki rencana tata ruang yang telah disusun.
Mengacu pada Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, rencana tata
ruang disusun berurutan menurut kerinciannya, dari rencana umum hingga rencana rinci, atau
dari RTRW Nasional hingga ke rencana detail atau rencana teknik tata ruang. Berikut ini adalah
waktu mulai pemberlakuan RTRW (nasional, provinsi dan kabupaten) sesuai dengan aturan
yang berlaku :
Berikut ini adalah gambaran sistem rencana tata ruang yang juga menggambarkan kedudukan
RTRW Kabupaten.
4
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
RTRW Provinsi
RPJM Provinsi
RTRW Kota
RDTR Kota
Kabupaten Karawang berada di bagian utara Provinsi Jawa Barat yang secara geografis terletak
antara 107o02’ - 107o40’ BT dan 5o562’ - 6o34’ LS. Kabupaten Karawang termasuk daerah daratan
yangrelatif rendah, mempunyai variasi kemiringan wilayah 0 – 2%, 2 – 15% dan diatas 40%.
5
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Luas wilayah Kabupaten Karawang 1.753,27 km 2 atau 3,73% dari luas Provinsi Jawa Barat,
Kabupaten Karawang juga memiliki wilayah pesisir dan laut, yaitu sepanjang 75 km di pantai
utara dengan wilayah kewenangan 4 (empat) mil laut dari garis pantai terluar.
Kabupaten Karawang merupakan salah satu daerah yang memiliki lahan subur di Jawa Barat,
sehingga sebagian besar lahannya digunakan untuk pertanian.Wilayah ini, secara administrasi
terdiri dari 30 kecamatan, 297 desa dan 12 kelurahan. Penamaan kecamatan baru menurut
Perda Kabupaten Karawang Nomor : 3 Tahun 2004 yaitu tentang Pembentukan dan Pemekaran
Kecamatan, yaitu:
6
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Secara umum substansi RTRW, dengan mengacu pada ketentuan yangada, setidaknya
mencakup beberapa hal berikut ini :
7
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
8
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
9
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
10
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan
Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3419);
9. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 136, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4152);
10. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4169);
11
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
11. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2003 tentang Panas Bumi (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 155, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4327);
12. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4411);
13. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4433);
14. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4377);
17. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4844);
18. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4441);
19. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor
33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
12
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
22. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4725);
23. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-
Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 84, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4739);
25. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 177, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4925);
26. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 4, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4959);
28. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 19, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4974);
30. Undang-undang Nomor 41 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan
Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 149, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5068);
13
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
31. Undang-undang Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96);
32. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Benda Cagar Budaya (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 130);
33. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2010 tentang Hortikultura (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 132);
34. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 7);
35. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991 tentang Sungai (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1991 Nomor 44, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3445);
36. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1998 tentang Kawasan Suaka Alam dan
Pelestarian Alam (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 132,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3776);
38. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 59, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3838);
39. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2000 tentang Tingkat Ketelitian Peta untuk
Penataan Ruang Wilayah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 20,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3934);
41. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor
153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4161);
42. Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2002 tentang Hutan Kota (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4242);
14
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
43. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 142, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4254);
44. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4385);
46. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4593);
47. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2006 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4624);
48. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2006 Nomor 30, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4638);
49. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan
Rencana Pengelolaan Hutan serta Pemanfaatan Hutan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4696);
50. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
51. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 82, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4858);
52. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2008 tentang Air Tanah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4859);
15
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
53. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);
54. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2009 tentang Kawasan Industri (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4987);
55. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2009 tentang Pedoman Pengelolaan Kawasan
Perkotaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 68, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5004);
56. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Perubahan
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2005 Tentang Jalan Tol (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 88, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5019);
57. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5070);
58. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta
Api (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 176, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5086);
59. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2010 tentang Penertiban dan Pendayagunaan
Tanah Terlantar (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 16,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5096);
60. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 21, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5103);
61. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2010 tentang Wilayah Pertambangan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 28, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5110);
62. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Usaha Pertambangan
Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 29,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5111);
16
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
63. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata Cara Peran
Masyarakat Dalam Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010
Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5160);
64. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Kawasan Suaka Alam
Dan Kawasan Pelestarian Alam (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 56, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5217);
65. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2011 tentang Sungai (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 174, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5230);
66. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2011 tentang Sungai (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 174, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5230);
67. Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung;
68. Keputusan Presiden Nomor 34 Tahun 2003 tentang Kebijakan Nasional Dibidang
Pertanahan;
69. Keputusan Presiden Nomor 4 Tahun 2009 tentang Badan Koordinasi Penataan Ruang
Nasional;
71. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 1998 tentang Tata Cara Peran Serta
Masyarakat dalam Proses Perencanaan Tata Ruang di Daerah;
72. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2006 tentang Pedoman Penegasan Batas
Daerah;
73. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknik
Analisis Aspek Fisik dan Lingkungan, Ekonomi, serta Sosial Budaya dalam Penyusunan
Rencana Tata Ruang;
74. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 22 Tahun 2007 tentang Pedoman Penataan
Ruang Kawasan Rawan Bencana Longsor;
75. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 5 Tahun 2008 tentang Pedoman Penyediaan
dan Pemanfaatan RTH di Kawasan Perkotaan;
76. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2008 tentang Pedoman Perencanaan
Kawasan Perkotaan;
17
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
78. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16/PRT/M/2008 tentang Kebijakan dan
Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengolahan Air Limbah Permukiman (KSNP-
SPALP);
79. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2008 tentang Tata Cara Evaluasi
Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah;
80. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2008 tentang Pengembangan Kawasan
Strategis Cepat Tumbuh di Daerah;
81. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 63/1993 tentang Garis Sempadan Sungai,
Daerah Manfaat Sungai, Daerah Penguasaan Sungai dan Batas Sungai;
84. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 17 tahun 2009 tentang Pedoman
Penentuan Daya Dukung Lingkungan Hidup Dalam Penataan Ruang Wilayah;
85. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 13/PRT/M/2009 tentang Penyidik Pegawai
Negeri Sipil Penataan Ruang;
86. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi
Penataan Ruang Daerah;
88. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang;
89. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 3 Tahun 2001 tentang Pola Induk
Pengelolaan Sumber Daya Air di Provinsi Jawa Barat;
18
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
90. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 3 Tahun 2005 tentang Pembentukan
Peraturan Daerah (Lembaran Daerah Tahun 2005 Nomor 13 Seri E, Tambahan Lembaran
Daerah Nomor 15);
91. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2025 (Lembaran
Daerah Tahun 2008 Nomor 8 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 45);
92. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2008 tentang Urusan
Pemerintahan Provinsi Jawa Barat (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 9 Seri E,
Tambahan Lembaran Daerah Nomor 46);
93. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun 2010 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat (Lembaran Daerah Tahun 2010 Nomor 22 Seri E,
Tambahan Lembaran Daerah Nomor 86); dan
94. Peraturan Daerah Kabupaten Karawang Nomor 2 Tahun 2010 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah.
A. Morfologi
Bentuk topografi di Kabupaten Karawang sebagian besar merupakan dataran yang relatif rata
dengan variasi ketinggian antara 0 – 5 mdi atas permukaan laut. Hanya sebagian kecil wilayah
yang bergelombang dan berbukit-bukit dengan ketinggian antara 0 – 1.200 m.
Ketinggian yang relatif rendah (25 m dpl) terletak pada bagian Utara mencakup Kecamatan
Pakisjaya, Batujaya, Tirtajaya, Pedes, Rengasdengklok, Kutawaluya, Tempuran, Cilayamaya,
Rawamerta, Telagasari, Lemahabang, Jatisasi, Klari, Karawang, Tirtamulya, sebagian
Telukjambe, Jayakerta, Majalaya sebagian Cikampek dan sebagian Ciampel. Sedangkan pada
bagian Selatan memiliki ketinggian antara 26 – 1.200 m dpl. Kondisi topografi Kabupaten
Karawang dapat dilihat pada tabel berikut ini:
19
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
a. Morfologi
Morfologi adalah pengelompokan bentang alam berdasarkan rona, kemiringan lereng
secara umum, dan ketinggiannya.Berdsarkan kondisi morfologinya, Kabupaten
Karawang dapat dijabarkan sebagai berikut dengan kondisi dataran yang datar,dataran,
dan pegunungan (perbukitan) untuk jelasnya dapat dilihat pada gambar Peta 1.5
b. Kemiringan lereng
Kemiringan lereng di Kabupaten Karawang sebagian besar datar, yaitu sebesar 80,44%
luas lahan. Sebagaimana tampak pada tabel dibawah ini.
20
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
21
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
22
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Gambar
1
-5Peta Morfologi
23
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Gambar
1
-6Peta Kemiringan Lereng
24
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
B. Geologi
Kabupaten Karawang terutama di Pantai Utara tertutup pasir pantai yang merupakan batuan
sedimen yang dibentuk oleh bahan-bahan lepas terutama endapan laut dan aluvium vulkanik.
Di bagian tengah ditempati oleh perbukitan terutama dibentuk oleh batuan sedimen, sedang
dibagian selatan terletak Gunung Sanggabuana dengan ketinggian ± 1.291 m diatas permukaan
laut, yang mengandung endapan vulkanik. Untuk lebih jelasnya, kondisi geologi di Kabupaten
Karawang, dapat dilihat pada tabel-tabel di bawah ini.
Gambaran kondisi geologi umum Kabupaten Karawang dapat dilihat pada Peta 1.7 berikut ini.
25
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Gambar
1
-7Peta Geologi
26
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
C. Hidrologi
Kabupaten Karawang dilalui oleh beberapa sungai yang bermuara di Laut Jawa. Sungai Citarum
merupakan pemisah antara Kabupaten Karawang dengan Kabupaten Bekasi, sedangkan sungai
Cilamaya merupakan batas wilayah dengan Kabupaten Subang. Selain sungai, terdapat 3 (tiga)
buah saluran irigasi yang besar yaitu Saluran Induk Tarum Utara, Saluran Induk Tarum tengah
dan Saluran Induk Tarum Barat yang dimanfaatkan untuk pengairan sawah, tambak dan
pembangkit tenaga listrik.
Gambaran ketersediaan dan kebutuhan air di setiap tempat ditampilkan pada satuan luas
terkecil wilayah sungai, yaitu subdaerah sungai. Pembagian ini dimaksudkan untuk melihat
lebih rinci terjadinya keragaman ketersediaan maupun kebutuhan penggunaan air di setiap
tempat. Salah satu pertimbangan dalam pembagian sub daerah pengaliran sungai ini adalah
letak adanya daerah irigasi, karena penggunaan air pada saat ini adalah penggunaan air
terbesar.
Kelompok Sungai, Danau, Situs dan Aliran Nama Sungai, Danau, Situs dan Aliran
No.
Permukaan Lainnya Permukaan Lainnya
1 Sungai yang melalui atau melintasi Sungai Citarum, Cilamaya, Cipamingkis dan
Kabupaten Karawang Cibeet
2 Sungai-sungai yang hanya berada di dalam Sungai Cigentis, Citaman, Cihambulu,
wilayah Kabupaten Karawang Cipagaduren, Cikaranggolam, Cibayat,
Ciawitemen, Cijati, Cacaban, Cibarengkok,
Cipicung
3 Situs dan bendung Bendung Walahar di Kecamatan Klari
Situ Kamojing di Kecamatan Cikampek
Situ Cipule di Kecamatan Ciampel
Situ dan danau di Kecamatan Klari, Ciampel,
Telukjambe Timur dan Karawang Barat
4 Saluran air lainnya Saluran irigasi pada Daerah Irigasi yang ada di
Kabupaten Karawang
Sumber : RTRW 2004 dan Analisis 2009
Untuk lebih jelasnya mengenai pola aliran sungai di Kabupaten Karawang, dapat melihat pada
Peta 1.8.
27
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Gambar
1
-8Peta Pola Aliran Sungai
28
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
D. Penggunaan Lahan
Kabupaten Karawang memiliki luas wilayah 175.327 Ha. Hingga tahun 2004 (BPN Kabupaten
Karawang, 2004) penggunaan lahan di Kabupaten Karawang sebagian besar terdiri dari areal
pesawahan dengan luas mencapai89.614 Ha (51,11%), yang sebagian besar telah didukung oleh
sistem irigasi. Oleh karena itu Karawang dikenal sebagai lumbung padi Jawa Barat.
Adapun penggunaan lahan dominan lainnya adalah lahan Pekarangan dan Bangunan18.351 Ha
(10,47%), Tegal dan Kebun 15.782 Ha (9,00%), Hutan Negara15.323 Ha (8,74%),
Pertambangan 12.831 Ha (7,32%) dan Industri 10.318 Ha (5,95 %) dari luas Kabupaten
Karawang.Sedangkan untuk penggunaan lahan lainnya relatif kecil dengan angka dimana untuk
jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1-6.
Prosentase
No Jenis Penggunaan Luas (Ha)
(%)
1 Pertanian Padi Sawah 89.614 51,11
2 Pekarangan dan Bangunan 18.351 10,47
3 Tegal/Kebun 15.782 9,00
4 Ladang/Huma 3.172 1,81
5 Penggembalaan Padang Rumput 2.152 1,23
6 Lahan Tidak Diusahakan 411 0,23
7 Hutan Rakyat 598 0,34
8 Rawa 40 0,02
9 Pertambangan 13.831 7,32
10 Kolam/Empang 150 0,09
11 Hutan Negara 15.323 8,74
12 Perkebunan 793 0,45
13 Kawasan Industri 19.055,10 6,80
14 Lain-lain 4.190 2,39
JUMLAH 175.327 100,00
Sumber : BPN Kabupaten Karawang, 2004
29
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
30
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Tabel 1-7 Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, Kepadatan Dan Penyebaran Menurut Kecamatan
Kabupaten Karawang Tahun 2007
Proporsi
Luas Jumlah
Kepadatan Penyebaran
No Kecamatan Wilayah Penduduk
(per km2) Penduduk
(km2) (jiwa)
(%)
1. Pangkalan 94,37 36.008 381,56 1,75
2. Tegalwaru 86,34 35.500 411,17 1,73
3. Ciampel 110,13 35.979 326,70 1,75
4. TelukJambe Timur 40,13 93.286 2.324,60 1,54
5. TelukJambe Barat 73,36 46.619 635,48 2,27
6. Klari 59,37 128.912 2.171,33 6,27
7. Cikampek 47,60 99.427 2.088,80 4,84
8. Purwasari 29,44 57.487 1.952,68 2,80
9. Tirtamulya 35,06 46.229 1.318,57 2,25
10. Jatisari 53,28 70.276 1.318,99 3,42
11. Banyusari 55,30 56.064 1.013,82 2,73
12. Kotabaru 30,45 102.002 3.349,82 4,96
13. Cilamaya Wetan 69,36 81.082 1.169,00 3,94
14. Cilamaya Kulon 63,18 64.979 1.028,47 3,16
15. Lemahabang 46,91 64.095 1.366,34 3,12
16. Telagasari 45,72 65.021 1.422,16 3,16
17. Majalaya 30,09 37.844 1.257,69 1,84
18. Karawang Timur 29,77 94.410 3.171,31 4,59
19. Karawang Barat 33,68 153.748 4.564,96 7,48
20. Rawamerta 49,43 51.139 1.034,57 2,49
21. Tempuran 88,09 63.459 720,39 3,09
22. Kutawaluya 48,67 56.496 1.160,80 2,75
23. Rengasdengklok 31,46 104.577 3.324,13 5,09
24. Jayakerta 41,24 62.903 1.525,29 3,06
25. Pedes 60,84 72.795 1.196,50 3,54
26. Cilebar 64,20 42.657 664,44 2,08
27. Cibuaya 87,18 50.293 576,89 2,45
28. Tirtajaya 92,25 66.837 724,52 3,25
29. Batujaya 91,89 77.506 843,47 3,77
30. Pakisjaya 64,48 37.839 586,83 1,84
Jumlah 1.753,27 2.055.469 1.172,36 100,00
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Karawang
31
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Jumlah penduduk Kabupaten Karawang pada tahun 2006 sebanyak 2.009.647 jiwa dan pada
tahun 2007 meningkat menjadi 2.055.469 jiwa. Dengan demikian, terdapat penambahan
penduduk sebesar 45.822 jiwa, dengan laju pertumbuhan 2,28 % per tahun.
Penduduk laki-laki pada tahun 2007 berjumlah 1.042.846 jiwa dan penduduk perempuan
berjumlah 1.012.623 jiwa. Sex ratio penduduk Kabupaten Karawang adalah 102,98 yang berarti
penduduk laki-laki hampir sebanding dengan penduduk perempuan.
Penduduk terbanyak terdapat di Kecamatan Karawang Barat sebesar 153.748 jiwa, hal ini
disebabkan karena Kecamatan Karawang Barat sebagai pusat pemerintahan, kemudian disusul
Kecamatan Klari sebesar 128.912 jiwa. Sedangkan jumlah penduduk terkecil berada di
Kecamatan Tegalwaru dengan jumlah 35.500 jiwa. (dapat dilihat pada Tabel 1 -7).
Jumlah Rumah Tangga di KabupatenKarawang pada tahun 2007 mencapai 509.091 Rumah
Tangga tertinggi di wilayah Kecamatan Karawang Barat yaitu 33.865 Rumah Tangga, kemudian
Kecamatan Klari dengan 32.068 Rumah Tangga dan Kecamatan Cikampek dengan 27.542
Rumah Tangga.
Tahun
No Penduduk
2003 2004 2005 2006 2007
1 Laki-laki 972.174 968.511 985.727 1.003.269 1.012.623
2 Perempuan 931.337 965.761 985.736 1.006.378 1.042.846
JUMLAH 1.903.511 1.934.272 1.971.463 2.009.647 2.055.469
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Karawang
32
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Tabel 1-9 Banyaknya Penduduk Menurut Kecamatan Dan Jenis Kelamin Tahun 2007
33
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Rasio Jenis
No Kecamatan Laki-Laki Perempuan
Kelamin
1 Pangkalan 18.220 17.788 102,43
2 Tegalwaru 18.008 17.492 102,95
3 Ciampel 17.815 18.164 98,08
4 Telukjambe Timur 47.477 45.809 103,64
5 Telukjambe Barat 23.674 22.945 103,18
6 Klari 65.519 63.393 103,35
7 Cikampek 50.422 49.005 102,89
8 Purwasari 28.907 28.580 101,14
9 Tirtamulya 23.424 22.805 102,71
10 Jatisari 35.885 34.391 104,34
11 Banyusari 28.165 27.899 100,95
12 Kotabaru 51.784 50.218 103,12
13 Cimalaya Wetan 41.094 39.988 102,77
14 Cilamaya Kulon 32.938 32.041 102,80
15 Lemahabang 32.635 31.460 103,73
16 Telagasari 32.965 32.056 102,84
17 Majalaya 19.197 18.647 102,95
18 Karawang Timur 48.226 46.184 104,42
19 Karawang Barat 77.323 76.425 101,18
20 Rawamerta 26.245 24.894 105,43
21 Tempuran 32.326 31.133 103,83
22 Kutawaluya 28.848 27.648 104,34
23 Rengasdengklok 52.883 51.694 102,30
24 Jayakerta 31.998 30.905 103,54
25 Pedes 37.653 35.142 107,15
26 Cilebar 22.021 20.636 106,71
27 Cibuaya 25.614 24.679 103,79
28 Tirtajaya 33.823 33.014 102,45
29 Batujaya 38.719 38.787 99,82
30 Pakisjaya 19.038 18.801 101,26
Kab. Karawang 1.042.846 1.012.623 102,98
Tahun 2006 1.003.269 1.006.378 99,69
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Karawang Tahun 2007
Laju pertumbuhan penduduk (LPP) Kabupaten Karawang pada tahun 2010 ditargetkan sebesar
2,12%. Sehingga pada tahun 2010 jumlah penduduk Kabupaten Karawang diperkirakan
34
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Pendatang yang mencari pekerjaan di Kabupaten Karawang akan memberikan dampak yang
signifikan terhadap pertambahan jumlah penduduk di Kabupaten Karawang, yang pada
akhirnya mempengaruhi laju pertumbuhan penduduk. Kondisi tersebut, akan menambah berat
beban pemerintah Kabupaten Karawang untuk mengendalikan LPP di bawah 2% pada tahun
2008 sesuai dengan kesepakatan Gubernur Jawa Barat dengan Bupati/Walikota se Jawa Barat
tentang Sinergitas Penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan di Jawa Barat Tahun
2004-2008, yang ditandatangani pada tanggal 1 Juli 2004.Oleh karena itu, Laju Pertumbuhan
Penduduk (LPP) yang ditargetkan sebesar 2,12% pada tahun 2010 merupakan nilai yang cukup
realistis dengan pertimbangan hal-hal tersebut di atas.
Dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk sesuai hasil perhitungan proyeksi penduduk
hingga tahun 2030, maka kepadatan penduduk Kabupaten Karawang bertambah hingga empat
kali lipat, begitu pula halnya pada masing-masing kecamatan. Ditinjau dari sudut ketataruang-
an, kepadatan penduduk khususnya yang saat ini terjadi pada simpul-simpul kegiatan utama
kota seperti di Karawang dan kecamatan Cikampek, jika tidak diantisipasi penanga nannya,
maka akan menjadi permasa lahan yang cukup komplek, tidak hanya bagi penduduk yang
bersangkutan melainkan bagi kegiatan wilayah secara menyeluruh. Untuk itu perlu dipikirkan
bagaimana membuat formulasi tata ruang yang akan mengarahkan kecenderungan penduduk
yang terkonsentrasi pada simpul-simpul kegiatan utama pusat Kabupaten Karawang, dalam hal
ini kecamatan yang menjadi konsentrasi/pemusatan paling tinggi jumlah kepadatan
penduduknya.
35
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Untuk menentukan range kepadatan tertinggi, Kepadatan Sedang, Kepadatan Rendah dengan menggunakan
rumus ;
Kepadatan Tertinggi
Range Kepadatan=
Kepadatan Terendah
36
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
jumlah penduduk
2600000
2500000
2400000
2300000
2200000
2100000
2000000
1900000
2012 2017 2022 2030
jumlah penduduk
1 Pangkalan 410 R
2 Tegalwaru 439 R
3 Ciampel 440 R
4 Telukjambe Timur 3,609 T
5 Telukjambe Barat 979 R
6 Klari 2,817 T
7 Cikampek 3,476 T
8 Purwasari 3,164 T
9 Tirtamulya 1,267 R
37
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
10 Jatisari 1,791 S
11 Banyusari 1,292 R
12 Kotabaru 4,810 T
13 Cilamaya Wetan 1,201 R
14 Cilamaya Kulon 1,042 R
15 Lemahabang 1,286 R
16 Telagasari 1,671 S
17 Majalaya 1,588 S
18 Karawang Timur 4,262 T
19 Karawang Barat 6,018 T
20 Rawamerta 1,114 R
21 Tempuran 573 R
22 Kutawaluya 1,178 R
23 Rengasdengklok 4,844 T
24 Jayakerta 2,031 T
25 Pedes 1,212 R
26 Cilebar 651 R
27 Cibuaya 503 R
28 Tirtajaya 797 R
29 Batujaya 1,051 R
30 Pakisjaya 708 R
KARAWANG 56,226 T
Sumber : Hasil Analisis, 2009 Keterangan : T Tinggi
S Sedang
Renda
R h
38
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Gambar
1
-11Peta Sebaran Penduduk
39
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Kabupaten Karawang memiliki potensi bencana banjir (baik dari luapan sungai maupun
genangan air laut (ROB) pada saat pasang. Selain itu, di beberapa tempat yang memiliki
kemiringan lereng yang cukup tinggi, serta pada beberapa lahan galian pasir ilegal, terdapat
potensi longsor. Di kawasan pantai juga terdapat ancaman abrasi, karena gerusan ombak dan
rusaknya hutan bakau di sepanjang sempadan pantai.
Di luar potensi bencana alam tersebut, Kabupaten Karawang relatif aman dari bencana, seperti
gempa bumi dan bencana gunung berapi, karena memang tidak ada gunung berapi maupun
patahan di Kabupaten Karawang.
Kawasan gelombang Kawasan sekitar pantai yang rawan Pantai di sekitar pesisir Kecamatan Cibuaya,
pasang terhadap gelombang pasang dengan Pedes, Tirtajaya
kecepatan antara 10 sampai dengan
100 km/per jam yang timbul akibat
angin kencang atau gravitasi bulan
atau matahari;
Kawasan yang diidentifikasi sering dan
berpotensi tinggi mengalami bencana
gelombang pasang
Kawasan rawan banjir Kawasan yang diidentifikasi Kec. Rengasdengklok, Batujaya, Pakisjaya,
sering dan berpotensi tinggi Cilamaya Kulon dan Wetan, serta seluruh
mengalami bencana banjir.Potensi banjir kecamatan yang dekat dengan aliran Sungai
terbesar yang mengancam Kabupaten Citarum
Karawang adalah meluapnya Sungai
Citarum akibat semakin buruknya kualitas
daerah hulu
Kawasan rawan Kawasan yang diidentifikasi memiliki Kec. Tegalwaru dan sebagikan Kec.
longsor kerentanan terjadinya longsor, terutama Pangkalan.
di daerah yang memiliki kemiringan
lereng lebih dari 40%.
Kawasan rawan Pantai yang berpotensi memiliki Pesisir Pantai Kec. Pakisjaya, Tirtajaya,
abrasi kerentanan terjadinya abrasi dan/atau Pedes, Cibuaya, Cilamaya Kulon dan Wetan
perna mengalami abrasi. Kab. Karawang
Sumber : Analisis 2009
Untuk lebih jelasnya mengenai kawasan rawan bencana alam di Kabupaten Karawang, dapat
dilihat pada Peta Rawan Bencana di Kabupaten Karawang.
40
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Gambar
1
-12Peta Kondisi Kebencanaan
41
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Tabel 1-14 Luas Areal Perikanan Budidaya Di Kabupaten Karawang Tahun 2008
Potensi perikanan yang dikembangkan di Kabupaten Karawang, antara lain : budidaya ikan
tambak (air payau), budidaya ikan air tawar dan perikanan hasil tangkap, baik di laut maupun
di perairan umum. Adapun hasil produksi ikan di Kabupaten Karawang pada tahun 2008
mencapai 36.954,56 ton mengalami kenaikan sekitar 7.70% dibandingkan dengan tahun 2007
yang berjumlah 34,311.30 ton, terdiri dari produksi ikan tambak 33.985,91 ton, ikan kolam
2.158,58 ton, ikan sawah 651,91 ton, ikan KJA 160,16 ton. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel berikut.
42
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Tabel 1-15 Produksi Ikan, Rumah Tangga Perikanan (RTP) Dan Luas Areal yang Dimanfaatkan
Menurut Tempat Budidaya Tahun 2007 – 2008
B. Pertanian
Potensi dari sektor pertanian meliputi beberapa aspek, yaitu potensi lahan sawah, potensi lahan
darat, potensi sumber daya manusia, dan potensi kelembagaan tani, dan potensi sarana dan
prasarana pertanian.Sebagai lumbung padi Jawa Barat, Kabupaten Karawang memiliki potensi
yang besar di bidang pertanian.
43
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
kembangkan pada Golongan Air I sampai dengan III. Sejauh ini, pola tanam (IP-300)
masih sulit untuk dikembangkan di wilayah ini terutama disebabkan karena faktor
keterbatasan benih yang masih terbatas.
Lahan darat yang mempunyai curah hujan antara 2.000 sampai dengan 2.500 mm
memiliki potensi yang sangat baik untuk pengembangan tanaman buah-buahan,
khususnya tanaman mangga. Lahan-lahan seperti ini tersebar di beberapa kecamatan.
Sementara itu, tanaman kakao dapat dikembangkan di daerah-daerah di bagian selatan
Kabupaten Karawang, dimana topografinya cukup menunjang bagi pengembangannya.
Sejauh ini, meskipun topografinya menunjang, akan tetapi pengembangan komoditas
tersebut di bagian selatan masih perlu dorongan terutama melalui peningkatan
kemampuan petani dalam budidaya.
Untuk komoditas jamur merang, pengembangannya akan sesuai jika dilakukan pada
wilayah-wilayah yang ketersediaan bahan-bahannya relatif mudah dan alat
transportasinya sangat menunjang. Komoditas jamur merang merupakan komoditas
yang sangat memerlukan penanganan khusus pasca-panen, agar produk dapat dijual
dalam keadaan segar.
Jumlah Kepala Keluarga tani sebagai pelaku utama bidang pertanian adalah 267.449
orang. Jumlah buruh tani adalah sebanyak 106.812 orang, sedangkan jumlah penderep
adalah sebanyak 197.837 orang. Pengembangan pertanian didukung penuh oleh Dinas
Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan yang memiliki tenaga penyuluh pertanian dan
tenaga harian lepas lainnya untuk mendampingi para petani.
Kelembagaan Tani
44
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
C. Kehutanan
Kabupaten Karawang mempunyai kawasan hutan produksi dan hutan lindung. Kawasan hutan
produksi sebagian besar terletak di Kecamatan Pangkalan dan Tegalwaru, sedangkan hutan
lindung berupa hutan mangrove terdapat di daerah pantai utara yaitu Kecamatan Batujaya,
Cibuaya dan Pakisjaya.
Luas
No Fungsi Kawasan Keterangan
(ha)
1 2 3 4
1 Hutan Produksi. 10.557,6 Kecamatan Pangkalan, Tegalwaru,
Ciampel, Telukjambe Barat, Telukjambe
Timur
2 Hutan Produksi Terbatas 3.643,15 Kecamatan Pangkalan dan Tegalwaru
3 Hutan Lindung (Hutan Bakau) 9.325,67 Kecamatan Batujaya, Cibuaya, Pakisjaya,
Tirtajaya
Jumlah 23.526,42
Sumber : Kaw. Hutan Negara, berdasarkan Surat Menhut No. S.276/Menhut-VII/2010 berupa Peta
Penunjukan Kawasan Hutan Prov. Jawa Barat
yang diperbarui dengan basis Peta Dasar Tematik Kehutanan (PDTK)
Tabel 1-17 Luas Dan Produksi Hutan Rakyat Tahun 2008 Kabupaten Karawang
Luas Produksi
No Kecamatan Keterangan
(ha) (m3)
1 2 3 4 6
1 Tegalwaru 49.02 22.278 Sengon, Gempol,
Kihiyang, Johar
45
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Luas Produksi
No Kecamatan Keterangan
(ha) (m3)
3 Ciampel 5.50 51.201 Mahoni, Jati, Formis
Mangium, Gempol
Basia, Randu
4 Cikampek 2 18.282 Jati
5 Klari 6 7.491 Jati
Jumlah 71.94 114.467
Sumber : Perum Perhutani, 2008
D. Pertambangan
Potensi bahan galian di Kabupaten Karawang diketahui terdiri dari batu andesit, pasir, sirtu,
lempung dan tanah merah. Sebaran lokasi setiap potensi tersebut adalah :
Sebagian dari potensi bahan galian yang ada sudah dieksploitasi. Beberapa perusahaan yang
tercatat masih aktif dan masih memiliki izin usaha adalah :
46
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Tabel 1-19 Izin Usaha Tambang Kawasan Pertambangan Kabupaten Karawang Tahun 2008
b. Sumber air Curug Cigentis dengan kapasitas 300 liter/detik, dimanfaatkan untuk air
minum perdesaan + 40 liter/detik guna melayani 4 desa.
c. Sumber air di Cinapel Desa Cignungsari + 20 liter / detik, dimanfaatkan oleh masyarakat
untuk kebutuhan pertanian. Dari potensi air tersebut, baru dimanfaatkan untuk air minum
perdesaan dan PDAM Kabupaten Karawang kurang lebih sebanyak 50 liter/detik, sisanya
280 liter/detik belum dimanfaatkan, baik untuk kebutuhan air bersih maupun air kemasan
lainnya.
47
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Gambar
1
-13Peta Sumber Daya Alam
48
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
1) PDRB
Berdasarkan PDRB atas harga berlaku pada tahun 2005, sektor yang memberikan
sumbangan terbesar adalah Industri Pengolahan sebesar 52,91% dan mengalami
penurunan pada tahun 2006 menjadi 52,84%. Sedangkan sektor pertanian memberikan
konstribusi sebesar 9,38% pada tahun 2005 dan mengalami penurunan menjadi 6,48%
pada tahun 2006.
49
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
2001; 10.95
2006**; 8.93
2004; 7.03
2004; 7.03
2006**; 5.99
2002; 4.79
2001; 4.77
2003; 3.69
2002; 3.56 2003; 3.08
Gambar 1-14 Grafik Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Karawang Tahun 2001 – 2006
3) Pembiayaan Pembangunan
Pengeluaran
Sumber Penerimaan
50
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Untuk penerimaan daerah tahun 2006 mengalami kenaikan sebesar 31,89% dibandingkan
dengan anggaran tahun sebelumnya. Sedangkan untuk sisi pengeluaran juga mengalami
kenaikan sebesar 47,19%.
Jumlah 1,080,857,138
Sumber : Karawang Dalam Angka, 2008
51
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Surplus 28,630,545
Sumber : Karawang Dalam Angka, 2008
1. Pertanian
Kabupaten Karawang merupakan daerah lumbung padi Jawa Barat dan salah satu
daerah yang dapat memberikan kontribusi kebutuhan beras nasional setiap tahunnya
mencapai 600.000 ton/tahun.
Tabel 1-23Jenis Komoditas, Luas Tanam dan ProduktivitasTanaman Padi Sawah, Palawija dan
HortikulturaKabupaten Karawang Tahun 2007
2. Industri
52
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
53
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
sebesar Rp. 63,559 trilyun, tahun 2007 sebesar Rp. 63, 783 trilyun dan pada tahun 2009
mencapai Rp. 86.449 trilyun. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Sedangkan banyaknya tenaga kerja yang terserap melalui sektor industri adalah
sebanyak 205.958 orang terdiri dari : tenaga kerja WNI 181.883 orang, WNA 1.324
orang dan industri kecil pendukung sebanyak 22.751 orang. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada rabel dibawah ini.
54
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
3. Pertambangan
Galian Batu untuk bahan bangunan dan perkerasan jalan, banyak tersebar di daerah
perbukitan Kecamatan Pangkalan.
Galian Pasir dengan memanfaatkan Sungai Cigentis, Cikompeni dan Cibeet.
Galian Batu Kapur yang di olah ditempat banyak tersebar sepanjang jalan raya
pangkalan menuju objek Wisata Mekarbuana
Jumlah dan nilai produksi Pertambangan dan Bahan Galian ini tidak diketahui, namun
untuk pemasarannya sebagian besar dimanfaatkan untuk kebutuhan lokal. Ada juga
yang dipasarkan ke luar Kabupaten diantaranya ke Purwakarta, Bekasi dan Depok.
4. Perikanan
Perikanan Budidaya (Tambak, Kolam dan Sawah), dengan produksi 36.954,56 ton.
55
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Perairan Umum (Sungai, Rawa dan Waduk) di Kabupaten Karawang berdasarkan data
tahun 2002 adalah sebagai berikut:
Selanjutnya, untuk kegiatan perikanan Perairan Budidaya (Tambak, Kolam dan Sawah),
dengan uraian sebagai berikut :
5. Pariwisata
Pembangunan di bidang Pariwisata menunjukkan hasil yang cukup baik, program dan
kegiatan kepariwisataan diarahkan kepada pendataan potensi wisata. Adapun potensi
wisata di Kabupaten Karawang yang berkembang menjadi obyek wisata yaitu :
Objek wisata budaya berupa Situs Purbakala Candi Jiwa, Candi Lanang, Candi
Wadon, Situs Purbakala Kuta Tandingan,
Objek wisata sejarah Tugu Proklamasi Rengasdengklok, Monumen Rawagede,
Patilasan Joko Tingkir, Makam Tubagus Rangin dan Makam Para Mantan Bupati
Karawang.
Objek Wisata Tirta berupa Bendungan Walahar, Danau Gempol Rawa, Situ Kamojing
dan Bendungan Cibayat.
Objek Wisata Alam berupa Desa Wisata Mekarbuana, Kawasan Wisata Pantai
Tanjung Pakis, Kawasan Wisata Pantai Pisangan, Buana Wisata Cikeong, Wisata
Pantai Tanjung Baru, Kawasan Goa Alam Taman Sari dan Curug Cigentis, Pantai
Samudra Baru Desa Sungai Buntu, Curug Bandung, Curug Lalay, Curug Santri, Curug
Ciampel, Curug Petei, Wisata pantai Pasir Putih Cilamaya wetan Desa Telagajaya.
Objek wisata keagamaan berupa Makam Syech Quro dan Vihara Sian Jin Kupoh.
56
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
6. Transportasi
2. Berikutnya terjadi arus barang dan orang dari pusat pelayanan ke pusat utama yaitu
KecamatanKarawang Barat, Cikampek dan Rengasdengklok. Sebagian kecil, terjadi
pula kecenderungan pergerakan ke luar Kabupaten Karawang diantaranya: sebelah
Selatan ke Purwakarta dan sebelah Barat ke Kabupaten Bekasi.
3. Dari ke tiga Kota tersebut, Kota Karawang menjadi tujuan utama dalam pola
pergerakan barang dan orang untuk skala pelayanan regional Kabupaten. Namun
demikian, terjadi pula pergerakan langsung khususnya barang hasil produksi industri
dan pertanian menuju ke luar Kabupaten yakni : Bandung, Purwakarta, Bekasi, Jakarta
dan Tangerang.
Dilihat dari intensitas kegiatannya yang tercermin dari padatnya arus lalulintas harian
rata-rata kendaraan barang dan penumpang umum, maka arus barang dan orang yang
padat terjadi pada koridor:
Cikampek–Klari–Karawang Barat
Cikampek–Karawang Barat –Jakarta(melalui Tol)
Rengasdengklok–Karawang Barat
Tempuran–Telagasari–Klari
Pangkalan–Karawang Barat
Cikampek – Jatisari – Cilamaya Wetan
Karawang Barat – Telagasari (Lemahabang) – Cilamaya Wetan
57
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
dari wilayah lain di Kabupaten Karawang. Untuk itu, maka Kecamatan Karawang Barat,
khususnya di kawasan perkotaannya menjadi tujuan utama pergerakan barang dan
orang di Kabupaten Karawang,
Konversi lahan pertanian ke penggunaan non-pertanian merupakan salah satu isu sentral
pembangunan pertanian karena dapat menimbulkan dampak negatif yang signifikan
terhadap produksi pangan disamping aspek sosial ekonomi lainnya dan juga masalah
lingkungan. Pertumbuhan penduduk serta arus urbanisasi dan perubahan desa menjadi
daerah perkotaan merupakan beberapa faktor pemicu konversi lahan pertanian menjadi
penggunaan non-pertanian.
58
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
59
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Kepentingan ketahanan pangan, keberadaan irigasi teknis dan kondisi dan karakter
masyarakat yang agraris merupakan alasan untuk mempertahankan keberadaan lahan
pertanian. Disamping itu kegiatan industrialisasi yang mendorong perkembangan
perkotaan menyebabkan peningkatan kebutuhan lahan yang pada akhirnya akan
menggeser lahan pertanian yang ada.
Disisi lain, belum adanya kebijakan pengendalian yang efektif dan adil mendukung
terjadinya konversi lahan pertanian ke non-pertanian secara cepat, didukung oleh
kepentingan untul meningkatan PAD (Pendapatan Asli Daerah) , serta hak penguasaan
lahan yang masih dimiliki secara perseorangan. Penanganan secara komprehensif melalui
upaya revitalisasi pertanian daerah, pengendalian dan monitoring, dapat diatur di dalam
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang dan juga diawasi oleh instrument-
instrumen non-penataan ruang.
Isu kedua adalah terkait dengan pengembangan industri. Kabupaten Karawang sudah
dikenal sebagai daerah yang memiliki industri sebagai basis ekonomi. Hal ini terlihat
dengan banyaknya zona dan kawasan industri di Kabupaten Karawang.
60
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Transportasi
Sektor informal
Zona dan kawasan industri yang ada harus terus dioptimalkan pemanfaatannya agar
tercapai efektivitas dan efisiensi pemanfaatan ruang
Pengelolaan dampak
Multiplier effect
Kajian lingkungan hidup strategis (KLHS) pada dasarnya menekankan agar prinsip-prinsip
pembangunan berkelanjutan tetap menjadi bagian integratif dari rencana pembangunan
daerah, termasuk RTRW Kabupaten Karawang. Oleh sebab itu perlu dilakukan kajian (secara
cepat) terhadap berbagai isu strategis yang secara langsung terkait dengan aspek lingkungan
serta dirumuskan rekomendasi penanganannya yang akan mempengaruhi muatan RTRW ini.
Sebagaimana sudah diuraikan di atas, pertanian dan industri merupakan isu utama dalam
penataan ruang daerah dalam rangka menjadikan sektor pertanian dan industri tersebut
sebagai basis ekonomi di Kabupaten Karawang. Pengembangan keduanya secara berkelanjutan
akan sangat berkaitan erat dengan daya dukung lingkungan daerah. Kualitas lingkungan dan
61
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Pelingkupan atas isu yang ada dan kemudian kajian atas berbagai dampak dalam lingkup
tersebut dilakukan melalui forum diskusi antarstakeholder daerah. Para peserta melakukan self
assessment untuk merumuskan segala dampak yang potensial terjadi. Lokasi masing-masing
isu strategis di atas dapat dilihat pada Gambar 1-17. Sedangkan rumusan hasil self assessment
dapat dilihat pada Tabel 1-28.
62
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
63
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
64
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawan
Tabel 1-28Rumusan Kajian Atas Isu Strategis Penataan Ruang di Kabupaten Karawang
65
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawan
66
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawan
67
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawan
68
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
(1). Mengembangkan kawasan serta pusat-pusat kegiatan yang terhirarkis dalam rangka
mendukung pengembangan pertanian dan industri
(2). Melestarikan lahan tanaman pangan yang mendukung pengelolaan pertanian lahan basah
berkelanjutan
(6). Mengembangkan pola ruang wilayah yang mengarahkan distribusi peruntukan ruang
dalam wilayah berdasarkan kebutuhan ruang untuk fungsi lindung dan budidaya
1
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Untuk lebih menjabarkan kebijakan penataan ruang tersebut, maka dalam rangka mewujudkan
tujuan penataan ruang di Kabupaten Karawang, strategi penataan ruang Kabupaten Karawang
dirumuskan sebagai berikut :
(1). Strategi pengembangan kawasan perkotaan serta pusat-pusat kegiatan yang terhirarkis
dalam rangka mendukung pengembangan pertanian dan industri yang meliputi :
(2). Strategi pelestarian lahan tanaman pangan yang mendukung pengelolaan pertanian lahan
basah berkelanjutan meiputi :
Menetapkan kawasan yang secara eksisting didominasi oleh lahan pertanian sebagai
kawasan peruntukan pertanian
Meminimalkan potensi alih fungsi lahan pertanian menjadi fungsi peruntukan dan
penggunaan lahan lainnya
Memperhatikan secara khusus kawasan pertanian yang mempunyai desakan paling
besar untuk terjadinya alih fungsi lahan akibat perkembangan kawasan perkotaan
koridor Karawang – Cikampek
Memperhatikan secara khusus potensi alih fungsi lahan pertanian yang tinggi akibat
pengembangan pelabuhan internasional Cilamaya
2
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
(4). Strategi untuk pengembangan sistem jaringan prasarana yang menghubungkan pusat-
pusat kegiatan yang ada serta mampu melayani keseluruhan wilayah
(5). Strategi untuk pemantapan pelestarian dan perlindungan kawasan lindung untuk
mewujudkan pembangunan yang berkelanjutanmeliputi :
(6). Strategi pengembangan pola ruang wilayah yang mengarahkan distribusi peruntukan
ruang dalam wilayah berdasarkan kebutuhan ruang untuk fungsi lindung dan budidaya,
yang meliputi :
3
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
4
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Dalam rangka penetapan struktur wilayah Kabupaten Karawang, maka perlu terlebih dahulu
ditetapkan kawasan perkotaan yang akan menjadi lokasi pengembangan pusat-pusat kegiatan
tersebut. Kawasan perkotaan ini dialokasikan pada daerah-daerah yang teridentifikasi
“mampu” dikembangkan sebagai perkotaan. Identifikasi kemampuan dikembangkan sebagai
perkotaan tersebut dilihat dari setidaknya 5 (lima) aspek yaitu morfologi wilayah, kemudahan
untuk dikerjaan terkait dengan proses pematangan lahan, ketersediaan air, kapasitas drainase
dan faktor kebencanaan.
Kawasan perkotaan, karena jenis kegiatan, intensitas kegiatan serta tingginya kepadatan
penduduknya, membutuhkan daerah yang memiliki daya dukung lingkungan yang memadai,
tidak membutuhkan biaya tinggi untuk pemanfaatannya serta aman. Di sisi lain pengembangan
perkotaan juga harus memperhatikan kelestarian lingkungan. Kedua hal tersebut pada
dasarnya merupakan prinsip dasar dalam konsep pembangunan berkelanjutan. Pembangunan
Kabupaten Karawang ke depan diharapkan dapat menjamin keutuhan lingkungan hidup serta
keselamatan, kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi
masa depan.
Pengembangan perkotaan diarahkan pada daerah atau kawasan berdasarkan pada beberapa
aspek yang dapat dilihat pada tabel berikut.
1
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
2
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Berdasarkan analisis terhadap kelima aspek kemampuan lahan untuk digunakan untuk
pengembangan perkotaan di atas, maka Kabupaten Karawang dapat dikategorikan menjadi 5
(lima) zona kemampuan lahan, sebagaimana terlihat pada tabel di bawah ini:
3
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
4
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Wilayah atau kawasan perdesaan merupakan wilayah atau kawasan yang dominan di
Kabupaten Karawang. Pengembangan wilayah perdesaan di Kabupaten Karawang pada
prinsipnya akan dilayani oleh sistem pusat kegiatan atau pusat pelayanan yang ada.
Kabupaten Karawang juga memiliki wilayah pesisir. Wilayah pesisir secara spesifik beorientasi
ke laut, baik kondisi biogeofisik maupun sosial ekonominya yang berbeda dengan karakteristik
perdesaan pada umumnya.
Wilayah pesisir sesuai dengan UU 27/2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-
pulau Kecil didefinisikan mencakup satu kecamatan yang memiliki pantai serta 4 (empat) mil
ke arah laut. Kecamatan-kecamatan pesisir di Kabupaten Karawang adalah :
Pakisjaya
Batujaya
Tirtajaya
Cibuaya
Pedes
Cilebar
Tempuran
Cilamaya Kulon
Cilamaya Wetan
Kegiatan pada wilayah pesisir di Kabupaten Karawang antara lain adalah pengembangan usaha
perikanan tangkap dan budidaya seperti tempat pelelangan ikan, tambak dan empang,
permukiman nelayan, dan bahkan juga terdapat sawah. Penataan ruang wilayah pesisir
Kabupaten Karawang pada dasarnya merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari RTRW
Kabupaten Karawang. Pengembangan wilayah pesisir berdasarkan pada sistem perencanaan
yang terpisah sesuai dengan UU 27/2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau
Kecil, yaitu :
5
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Struktur wilayah Kabupaten Karawang merupakan kerangka tata ruang wilayah yang tersusun
dari pusat-pusat kegiatan yang saling terkait dan terhubungkan oleh sistem jaringan prasarana
wilayah kabupaten. Pusat kegiatan tersebut pada dasarnya merupakan kawasan perkotaan
yang memiliki kelengkapan prasarana dan sarana, serta fasilitas penunjang kegiatan perkotaan,
dan kemudian dapat memberikan pelayanan pada wilayah atau kawasan di sekitarnya.
Sistem perwilayahan Kabupaten Karawang dibentuk oleh pusat-pusat permukiman dan wilayah
lain yang dilayani oleh masing-masing pusat permukiman tersebut. Pada dasarnya setiap
kecamatan atau pusat permukiman di setiap kecamatan menjadi pusat permukiman sesuai
dengan tingkatannya (hirarki) masing-masing. Hirarki tersebut ditentukan oleh kriteria jumlah
penduduk perkotaan serta kelengkapan fasilitas. Semakin besar jumlah penduduk dan
ketersediaan fasilitasnya maka kecamatan atau pusat permukiman tersebut semakin tinggi
hirarkinya.
6
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
a. Pada skala nasional, Kabupaten Karawang termasuk dalam PKL (Pusat Kegiatan Lokal)
yang diatur dalam RTRW Provinsi Jawa Barat
7
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
8
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
9
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Sistem pusat kegiatan di Kabupaten Karawang dapat dilihat pada Gambar 3.2 berikut ini
10
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
11
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
12
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
13
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
14
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
15
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Selain rencana sistem perwilayahan, jaringan prasarana pun perlu ditata dengan baik. Rencana
pengembangan sistem jaringan prasarana di Kabupaten Karawang meliputi rencana
pengembangan sistem jaringan prasarana utama dan rencana pengembangan sistem jaringan
prasarana lainnya.
Sistem jaringan prasarana utama terdiri dari transportasi darat dan transportasi laut.
Sedangkan sistem jaringan prasarana lainnya meliputi sistem jaringan sumber daya air, sistem
jaringan energi dan kelistrikan, sistem jaringan telekomunikasi dan sistem prasarana wilayah
lainnya. Sistem jaringan prasarana ini juga dilengkapi dengan sistem sarana wilayah. Seluruh
jaringan prasarana tersebut terkait dan saling mendukung satu sama lain, sehingga
pengembangannya tidak bisa dilakukan secara terpisah.
Jaringan prasarana utama di sini merupakan sistem jaringan transportasi wilayah Kabupaten
Karawangyang dikonsepkan menghubungkan pusat-pusat kegiatan. Ke depan diharapkan
sistem transportasi tidak hanya bertumpu pada transportasi jalan raya, namun juga terintegrasi
dengan transportasi kereta api dengan memanfaatkan jaringan rel yang ada.
I. Transportasi Darat
A. Jaringan Jalan
Menjaga daerah milik jalan tol bekerja sama dengan PT Jasa Marga atau pengelola
jalan tol lainnya
16
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Menata kawasan sekitar interchange agar lalu lintas keluar dan masuk Kabupaten
Karawang dapat terjaga kelancarannya, sekaligus dapat memberikan citra baik bagi
Kabupaten Karawang
Penambahan interchange baru dengan maksud menambah tingkat aksesibilitas ke
wilayah dalam Kabupaten Karawang lainnya harus disertai dengan studi kelayakan
terkait dengan pengendalian pemanfaatan ruang dan kajian lalu lintas angkutan
jalan
Terkait dengan rencana pengembangan jalan tol ruas Cikampek ke tujuan lain, maka
harus dilakukan kajian mengenai pembukaan interchange untuk diusulkan ke pihak
pengelola jalan tol
Jaringan jalan nasional meliputi jaringan jalan primer yang melintasi Kabupaten Karawang.
Jaringan jalan primer adalah jaringan jalan yang mengubungkan antarwilayah
(kabupaten/kota). Rencana pengembangan jaringan nasional di Kabupaten Karawang
meliputi :
Jaringan jalan kolektor primer adalah jaringan jalan negara yang melintas di wilayah
Kabupaten Karawang. Ruas-ruas jalan tersebut berfungsi sebagai pengumpulan dari
sistem jaringan jalan sekunder sebelum masuk ke jalan bebas hambatan dan jaringan
17
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
jalan arteri primer lainnya. Rencana terkait dengan pengembangan jaringan jalan
kolektor primer adalah :
Penataan ruas jalan negara yang ada di Kabupaten Karawang agar fungsinya dapat
dijaga, yaitu melalui :
(1). Pembatasan parkir serta pengurangan hambatan samping lainnya
(2). Pembatasan akses langsung dari persil bangungan ke jaringan jalan negara
tersebut
(3). Segera membangun jaringan jalan pendukung jaringan jalan negara tersebut
Apabila ada pembangunan pusat kegiatan baru maka perlu dilakukan kajian lalu
lintas pada proses perencanaannya
18
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
(5). Setiap pembukaan persil harus melalui kajian kelayakan dan tidak
bertentangan dengan ketentuan yang berlaku
(6). Lalu lintas di jalan kolektor primer utara ini hanya untuk lalu lintas menerus
dengan tingkat pelayanan (LOS) cukup tinggi
Pembangunan ruas jalan baru ruas jalan lingkar timur perkotaan Karawang (ruas
Telukjambe – Warungbambu)
c. Pembangunan jalan baru dan peningkatan jalan eksisting ruas jalan Batujaya – Tirtajaya
– Jayakerta – Pedes – Cilebar – Tempuran – Cilamaya Kulon – Cilamaya Wetan (Jalan
Lingkar Pantai Utara)
19
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
20
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Peningkatan jalan lokal primer ruas jalan Karawang – Pangkalan – Cariu (Kabupaten
Bogor), Pangkalan – Tegalwaru – Kutamaneuh – Kabupaten Purwakarta dan Kobak Biru
– Tegal Danas (Kabupaten Bekasi)yang merupakan bagian dari arahan pengembangan
jaringan jalan lintas kabupaten dan penghubung dengan kawasan maupun kegiatan
yang mempunyai nilai strategis bagi Kabupaten Karawang.
Jaringan jalan kolektor sekunder ini memegang peranan penting karena menrupakan
pengumpul sistem pergerakan sekunder (dalam wilayah), termasuk sistem jaringan
jalan yang menghubungan antar pusat kegiatan dalam wilayah Kabupaten Karawang.
Rencana pengembangan jaringan jalan kolektor sekunder, meliputi :
Tanjungpura – Rengasdengklok
Cikalongsari – Cilamaya Wetan
Karawang Timur – Cilamaya Wetan (via Telagasari dan Lemahabang)
Rengasdengklok – Cilamaya Wetan (via Pedes, Tempuran, dan Cilamaya Kulon)
Karawang Timur – Telukjambe Timur – Ciampel – Bendungan Curug (yang
merupakan akses juga ke Kawasan Industri, dan sejajar Saluran Induk Tarum Barat
Karawang – Telukjambe Timur – Ciampel – Bendungan Curug
Cikampek – Cilamaya (Cikalongsari – Cilamaya)
Karawang – Cilamaya (Telagasari dan Lemahabang)
Pembangunan dan peningkatan ruas jalan yang menghubungan antara
Rengasdengklok dan kecamatan-kecamatan hinterland-nya
Pembangunan dan peningkatan ruas jalan yang menghubungan antara Karawang
Barat
dan kecamatan-kecamatan hinterland-nya
Pembangunan dan peningkatan ruas jalan yang menghubungan antara Cikampek
dan kecamatan-kecamatan hinterland-nya.
21
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Pembangunan dan peningkatan jalan akses menuju ke potensi atau objek wisata
seperti Pantai Tanjung Pakis, Pantai Pasir Putih (Cilamaya Wetan), Curug - Ciampel,
Pantai Pisangan serta objek atau potensi wisata lainnya
Jaringan jalan lokal sekunder merupakan jaringan jalan di lingkungan permukiman atau
lingkungan kegiatan lainnya baik yang dikelola oleh pemerintah maupun oleh pengelola
lingkungan tersebut. Secara bertahap ke depan, jaringan jalan lokal diarahkan agar
dilayani oleh jaringan jalan kolektor sebelum masuk ke jaringan arteri.
Jaringan Jalan
No. RuasJalan
Nasional Provinsi Kabupaten
1. Tol Jakarta –Cikampek √
2. Tol Jakarta – Bandung √
3. Jakarta –Cikampek √
4. Cikampek – Cirebon √
5. Cikampek– Bandung √
6. Karawang Barat – Pangkalan – √
Cariu
7. Pangkalan – Tegalwaru – √
Kutamaneuh – Kabupaten
Purwakarta
8. Kobak Biru – Tegal Danas √
9. Klari (kosambi) – Bendungan √
Curug – Purwakarta termasuk
Dawuan - Cimahi
10. Cikampek – Karawang Timur √
11. Karawang Timur – Karawang √
Barat
12. Karawang Barat – √
Rengasdengklok
13. Tanjungpura – Rengasdengklok – √
Batujaya
14. Karawang Timur – Cilamaya √
Wetan (Via Tegal Sari dan
Lemahabag)
15. Rengasdengklok – Cilamaya √
Wetan (Via Pedes, Tempuran,
dan Cilamaya Kulon)
16. Karawang TImur – Telukjambe √
Timur – Ciampel – Bendungan
22
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Jaringan Jalan
No. RuasJalan
Nasional Provinsi Kabupaten
Curug
17. Jatisari – Cilamaya Wetan √
Sumber: Hasil Analisis, 2009
B. Jembatan
Jembatan memegang peranan penting dalam menghubungkan satu wilayah dengan wilayah
lainnya yang terhambat oleh kondisi fisik alam berupa sungai, lembah dan lain-lain. Wilayah
Kabupaten Karawang perlu membangun beberapa jembatan karena dilalui oleh sungai
besar antara lain Sungai Citarum, Cilamaya, dan beberapa sungai kecil. Adapun jembatan
yang akan dibangun antara lain :
Jembatan Batujaya
Jembatan Sukaharja (Alun-alun – RSUD)
Jembatan Telukjambe
Jembatan Rengasdengklok
Jembatan Pakisjaya
Peningkatan kapasitas rel kereta api ruas Cikampek – Karawang Barat untuk
digunakan sebagai jaringan rel kereta api komuter
Pembangunan jaringan rel kereta api Cikampek – Pelabuhan untuk angkutan barang
dan penumpang Cikampek – Pelabuhan
Pembangunan jalur rel kereta api baru di Desa Pangulah Kecamatan Kotabaru dan
Desa Barugbuk Kecamatan Jatisari untuk mendukung rencana pembangunan
shortcut rel kereta api Cibungur – Tanjungrasa di Kabupaten Purwakarta
Elektrifikasi rel ganda kereta api antarkota Cikampek – Cikarang
Peningkatan jalur kereta api lintas Cikampek – Padalarang termasuk peningkatan
spoor emplasement
23
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
D. Sarana Transportasi
Untuk melengkapi sistem prasarana yang direncanakan di atas, maka perlu juga
dikembangkan sistem sarana transportasi. Saranatransportasi yang dimaksud adalah moda
transportasi atau angkutan jalan yang ada serta fasilitas kelengkapannya di Kabupaten
Karawang. Pengembangan sistem sarana transportasi mencakup:
Pembangunan terminal barang yang diarahkan di sekitar jalan arteri primer atau
jalan negara
Pembangunan stasiun kereta api dalam ini dikhususkan untuk perangkutan kereta api
komuter dalam wilayah Kabupaten Karawang, serta stasiun peti kemas, yaitu :
24
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
(4). Purwasari
(5). Cikampek
(6). Kotabaru (jaringan baru)
(7). Jatisari (jaringan baru)
(8). Banyusari (jaringan baru)
(9). Tempuran (jaringan baru)
(10). Dawuan
(11). Kosambi
a. mengoptimalkan trayek angkutan perdesaan dan perkotaan yang sudah ada melalui
peremajaan moda dan penggunaan jenis moda yang aman, nyaman dan ramah
lingkungan sesuai dengan permintaan pengguna angkutan umum
e. Menyediakan fasilitas jalur pedestrian yang aman dan nyaman serta bebas dari
gangguan di kawasan perkotaan dan kawasan permukiman perdesaan;
g. Menyediakan rambu dan lampu lalu lintas yang cukup untuk kenyamanan dan
keamanan pengguna jalan
25
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Sistem transportasi laut di Kabupaten Karawang akan terintegrasi dengan sistem transportasi
darat. Untuk itu akan dikembangkan jaringan jalan dan rel kereta api yang akan
menggabungkan pelabuhan ke dalam sistem transportasi wilayah.
26
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
27
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Sistem jaringan energi melingkupi pembangkit listrik, jaringan pipa minyak dan gas bumi,
jaringan transmisi tenaga listrik saluran udara dan lokasi gardu untuk distribusi. Kabupaten
Karawang tidak memiliki sistem jaringan energi yang telah disebutkan sebelumnya.Rencana
pengembangan sistem jaringan energi antara lain mencakup jaringan listrik, sebagai sistem
jaringan energi utama yang digunakan di Kabupaten Karawang. Penyediaan listrik di Kabupaten
Karawang sampai saat ini sebagian besar dilakukan oleh PT (Persero) PLN.
Kebutuhan listrik suatu wilayah sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk serta
kegiatannya. Di Kabupaten Karawang, perkembangan daya terpasang dari tahun ke tahun
menunjukkan peningkatan, pada tahun 2008 daya yang terpasang adalah sebesar 1.006.345
KVA yang mengalami peningkatan sebesar 7,16% dibandingkan tahun 2007. Produksi yang
terjual mengalami kenaikan sebesar 1,43%, yaitu dari 2.729.977 KWh pada tahun 2007 menjadi
2.759.937 KWh pada tahun 2008.
Sementara itu kebutuhan pengembangan sistem jaringan listrik di Kabupaten Karawang dapat
dihitung berdasarkan perhitungan proyeksi jumlah penduduk tahun 2030 dan dengan
menggunakan pemodelan pleh Indonesia Energy Outlook (IEO) tahun 2008. Indonesia Energy
Outlook (IEO) 2008 disusun untuk menggambarkan kecenderungan situasi permintaan dan
suplai energi Indonesia mulai 2007 hingga 2030. IEO 2008 diharapkan dapat menjadi referensi
dalam penetapan kebijakan energi nasional jangka menengah dan panjang.
Perhitungan kebutuhan listrik Kabupaten Karawang tahun 2030 dihitung berbasiskan pada
proyeksi penduduk. Sebagai perbandingan berdasarkan hasil perhitungan IEO (Indonesia
Energy Outlook)2008, konsumsi energi final komersial (tidak termasuk biomasa) nasional pada
tahun 2030 pada skenario Business as Usual (BaU) diperkirakan tumbuh sekitar 5,94% per
tahun dengan konsumen utama adalah sektor industri (50%) diikuti oleh sektor transportasi
(27%), sektor rumah tangga (12%), dan sektor lainnya (11%). Kebutuhan energi terbesar
menurut jenis energi adalah BBM (44%), gas (9%), listrik (19%), batubara (14%), LPG (6%),
dan biofuel (9%).Perhitungan kebutuhan listrik di Kabupaten Karawang menggunakan asumsi
(berdasarkan kondisi saat ini dari PLN Jawa Barat Cabang Kabupaten Karawang) sebagai
berikut :
b. Instansi, Sosial, dan komersial menggunakan daya 200% dari kebutuhan rumah tangga
28
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
d. Fasilitas umum (lampu jalan, penerangan taman, dan sebagainya) menggunakan daya
10% dari kebutuhan rumah tangga
29
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
1. 100% kegiatan di kawasan perkotaan dan 75% kegiatan di kawasan akan mendapatkan
pelayanan kelistrikan. Untuk itu maka diperlukan upaya memperluas jaringan pelayanan ke
seluruh bagian wilayah, terutama untuk mendukung pertumbuhan kawasan-kawasan
permukiman baru dan berbagai sub pusat pelayanan baru yang hendak dikembangkan.
2. Pelayanan kelistrikan diharapkan dapat melayani 100% untuk fasilitas umum serta unit
industri besar, kecil, sosial, instansi, dan komersial, baik di kawasan perkotaan maupun di
perdesaan
Peningkatan pelayanan kelistrikan untuk fasilitas umum serta unit industri besar,
kecil, sosial, instansi, dan komersial, baik di perkotaan maupun di perdesaan
Daerah yang berada di bawah jalur SUTET harus menjadi kawasan perlindungan
setempat untuk menjaga tingkat keamanan bagi masyarakat terhadap bahaya
radiasi listrik
30
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
4. Desa yang dilalui jalur SUTET (Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi) 500 KV PLTU
Indramayu – Gitet Cibatu di Kabupaten Karawang adalah :
7. Pembangunan jaringan kabel udara energi listrik bertegangan menengah dan rendah di
kawasan perdesaan;
9. Penambahan Gardu Distribusi Menengah, dengan radius setiap 500 m untuk kawasan
perkotaan dan setiap 2.500 penduduk untuk kawasan perdesaan.
31
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Disediakan tiang listrik sebagai penerangan jalan yang ditempatkan pada area damija
(daerah milik jalan) pada sisi jalur hijau yang tidak menghalangi sirkulasi pejalan
kaki di trotoar.
Disediakan gardu listrik untuk setiap 200 KVA daya listrik yang ditempatkan pada
lahan yang bebas dari kegiatan umum;
Penerangan jalan dengan memiliki kuat penerangan 500 lux dengan tinggi > 5 meter
dari muka tanah;
Daerah di bawah tegangan tinggi tidak dimanfaatkan untuk tempat tinggal atau
kegiatan lain yang bersifat permanen karena akan membahayakan keselamatan;
Pemanfaatan ruang di sekitar jaringan tegangan tinggi harus mengikuti ketentuan
yang berlaku
Secara skematik rencana sistem jaringan listrik di Kabupaten Karawang dikonsepkan sebagai
berikut :
32
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
1. Rencana pengembangan jaringan minyak dan gas bumi meliputi pembangunan jaringan
pipa gas bumi di wilayah utara Kabupaten sesuai dengan kebijakan pengelolaan gas bumi
yang berlaku.
1. Kecamatan Cikampek;
33
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
4. Kecamatan Klari;
6. Kecamatan Pangkalan.
b. pemanfaatan sumber energi gas alam untuk industri dilayani melalui jaringan pipa gas
alam bawah tanah;
c. pemanfaatan bahan bakar gas untuk kendaraan dilayani oleh SPPBE yang akan
dikembangkandi:
3. Kecamatan Rengasdengklok;
4. Kecamatan Purwasari;
5. Kecamatan Jatisari;
8. Kecamatan lainnya.
34
Gambar
3
-24 Peta Rencana Sistem Jaringan Listrik Kabupaten Karawang
35
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Materi Teknis
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Sistem jaringan telepon tetap di Kabupaten Karawang dikonsepkan sebagaimana dapat dilihat
pada dibawah ini.
RPU
SENTRAL RUMAH KABEL DP/KP Telepon
Telepon
STLO/PABX
Telepon
Fax
Keterangan :
RPU (Rangka Pembagi Utama) / MDF (Main Distribution Frame)
DP/KP (Distribution Point/Kotak Pembagi)
STLO (Sambungan Telepon Langganan Otomat)
Jasa pelayanan telekomunikasi dilkelola oleh beberapa penyedia jasa telekomunikasi yang
berada diKarawang. Jenis pelayanan yang berkembang sudah sangat bervariasi, mulai dari
pelayanan sambunganlangsung jarak jauh (SLJJ), sambungan langsung internasional (SLI),
faksimile, telepon umum, internet, dan jasa-jasa telekomunikasi lain seperti telepon seluler.
Walaupun pelayanan jasatelekomunikasi sudah tersedia dalam berbagai jenis produk, namun
penyebarannya belum merata ke seluruh kota.
Saat ini masih terdapat dua kecamatan yang mengalami blank spot, yaitu Kecamatan Pakisjaya
dan Tirtajaya. Oleh sebab itu maka dibutuhkan penambahan sambungan telepon yang dapat
36
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
menjangkau seluruh kecamatan dan diharapkan pada tahun 2030 tidak ada lagi kecamatan
yang mengalami blank spot termasuk dengan teknologi seluler direncanakan sudah dapat
menjangkau seluruh desa di Kabupaten Karawang.
Pada tahun 2004 terdapat 37.390 sambungan telepon, 662 wartel/warpostel, dan 249 telepon
umum. Direncanakan pada tahun 2030, 100% rumah tangga di perkotaan dan 75% rumah
tangga di wilayah non perkotaan mendapatkan sambungan telepon, serta apabila diasumsikan
untuk setiap 3000 penduduk terdapat satu telepon umum, maka pada tahun 2030 diharapkan
terdapat 8.300 telepon umum yang tersebar di berbagai lokasi. Sedangkan untuk telepon
seluler, diharapkan pada tahun 2030, 20% rumah tangga sudah memiliki teknologi telepon
seluler, sehingga akan terdapat 75.300 sambungan telepon seluler.
Berdasarkan hasil proyeksi jumlah penduduk sampai tahun 2030, direncanakan sekitar 90%
penduduk di perkotaan dan 75% penduduk di non perkotaan dapat dilayani oleh sambungan
telepon. Rincian proyeksi kebutuhan sambungan telepon tersebut dapat dilihat di tabel berikut
ini:
Tabel 3-35Proyeksi Kebutuhan Satuan Sambungan Telepon Tetap pada tahun 2030
37
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
1. Perluasan jaringan telepon tetap dan seluler hingga ke seluruh desa yang ada di Kabupaten
Karawang
2. Penyediaan fasilitas telepon umum di seluruh kantor pemerintahan hingga ke tingkat desa
dan kawasan permukiman
3. Jaringan kabel telepon di pusat perdagangan dan jasa dan permukiman di kawasan
perkotaan secara bertahap diarahkan menggunakan jaringan bawah tanah
6. Penambahan BTS harus mengacu kepada Permen Kominfo nomor 02-2008 tentang
Pedoman Pembangunan Dan Penggunaan Menara Bersama Telekomunikasi. Berdasarkan
Peraturan Menteri tersebut maka pembangunan BTS mempunyai beberapa persyaratan
sebagai berikut:
38
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Penyelenggara telekomunikasi;
Penyedia Menara; dan/atau
Kontraktor Menara.
Pembangunan Menara harus memiliki Izin Mendirikan Menara dari instansi yang
berwenang sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Pemberian Izin Mendirikan Menara wajib memperhatikan ketentuan tentang
penataan ruang sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Penyelenggara Telekomunikasi, Penyedia Menara, dan atau Kontraktor Menara
dalam mengajukan Izin Mendirikan Menara wajib menyampaikan informasi rencana
penggunaan Menara Bersama.
Pemerintah Daerah harus menyusun pengaturan penempatan lokasi menara sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Pemerintah Daerah dalam menyusun pengaturan penempatan Menara harus
mempertimbangkan aspek–aspek teknis dalam penyelenggaraan telekomunikasi dan
prinsip-prinsip penggunaan Menara Bersama.
Pengaturan penempatan lokasi Menara sebagaimana dimaksud harus
memperhatikan prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang baik, dilakukan
dengan mekanisme yang transparan dan dengan melibatkan peran masyarakat
dalam menentukan kebijakan untuk penataan ruang yang efisien dan efektif demi
kepentingan umum.
Pembangunan Menara harus sesuai dengan standar baku tertentu untuk menjamin
keamanan lingkungan dengan memperhitungkan faktor-faktor yang menentukan
kekuatan dan kestabilan konstruksi Menara, antara lain:
penempatan antena dan perangkat telekomunikasi untuk penggunaan bersama;
ketinggian Menara;
struktur Menara;
rangka struktur Menara;
pondasi Menara; dan
kekuatan angin.
39
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
40
Gambar
3
-26Peta Rencana Sistem Jaringan Telekomunikasi di Kabupaten Karawang
41
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Materi Teknis
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Sumber air baku di Kabupaten Karawang dari segi volumenya cukup berlimpah, mengingat
banyaknya sungai yang melewati Kabupaten Karawang. Hal yang perlu dipertahankan adalah
menjaga kualitas air sungai sebagai sumber air baku, karena bila pencemaran terus
berlangsung, biaya penyediaan air bersih di Kabupaten Karawang akan menjadi sangat mahal.
Kondisi yang ada, layanan air bersih di perkotaan masih dibawah 50%. Di perdesaan bahkan
tingkat layanan air bersih jauh dibawah dibandingkan dengan perkotaan. Bahkan di kawasan
pesisir, kesulitan air bersih menjadi isu utama dalam peningkatan kualitas kehidupan.
Standar kebutuhan air minum, yang digunakan untuk menghitung kebutuhan air bersih di
Kabupaten Karawang hingga tahun 2031 adalah sebagai berikut :
Kebutuhan air bersih domestik (rumah tangga) dihitung berdasarkan standar konsumsi air
sebesar 70 liter/orang/hari
Kebutuhan air bersih untuk komersial, bisnis, serta industri rumahan mencapai 10 kali lipat
kebutuhan rata-rata orang/hari
industri besar, berdasarkan data pemakaian tahun 2009 mencapai 5 kali lipat dari
kebutuhan air minum untuk komersial
Proyeksi kebutuhan air minum di Kabupaten Karawang hingga 2031 kemudian dapat dihitung
sebagai berikut :
42
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan air minum, maka arahan pengembangan
sistem jaringan air bersih di Kabupaten Karawang adalah :
1. Ditargetkan pelayanan air minum di Kabupaten Karawang dapat melayani 90% kegiatan di
kawasan perkotaan dan 70% kegiatan di kawasan perdesaan
2. Di kawasan perkotaan pelayanan air bersih merupakan penyediaan satuan rumah (SR),
sedangkan di perdesaan difokuskan pada penyediaan hidran umum (HU)
4. Peningkatan kemampuan dan kualitas instalasi pengolahan air baku dan penampungan
yang ada.
43
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
5. Pelayanan air minum dengan sistem perpipaan direncanakan diperluas, sehingga semua
pusat-pusat pelayanan/kawasan perkotaan dapat dilayani, baik dengan jaringan antar
kawasan, maupun lokal kawasan itu sendiri (Cabang PDAM dan Air Bersih IKK). Disamping
itu untuk pelayanan yang ada sekarang direncanakan peningkatan pelayanan.
6. Sarana penyediaan air minum yang direncanakan untuk memenuhi kebutuhan air bagi
kegiatan yang teralokasi dalam wilayah perencanaan meliputi seluruh jaringan distribusi ke
seluruh lokasi-lokasi kegiatan yang dialokasikan. Pemenuhan air bersih yang menuju ke
jaringan distribusi diambil melalui jaringan induk, jaringan sekunder dan jaringan tersier
terdekat dengan lokasi kegiatan.
Keseluruhan sungai tersebut harus dijaga keberadaan dan fungsinya sebagai sumber air baku
untuk air minum, irigasi maupun sebagai bagian dari sistem drainase wilayah. Pengelolaan
sungai akan dilakukan bersama-sama oleh Pemerintah Kabupaten Karawang, Pemerintah
Provinsi Jawa Barat, Pemerintah dan pemerintah daerah di sekitar Kabupaten Karawang yang
juga dilintasi oleh sungai-sungai tersebut
44
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Seluruh bendung, danau dan situ yang ada di Kabupaten Karawang harus dijaga keberadaan
dan fungsinya sebagai penyedia sumber air baku, irigasi dan pengendali banjir. Pengelolaan
bendung, danau dan situ tersebut mencakup :
Jaringan irigasi yang ada di Kabupaten Karawang terdiri dari saluran primer, sekunder dan
tersier yang kewenangan pengelolaannya berada di tangan Pemerintah Pusat, Pemerintah
Provinsi dan Pemerintah Kabupaten Karawang. Berikut ini adalah daerah irigasi (DI) yang
berada di wilayah Kabupaten Karawang dan menjadi kewenangan Pemerintah Daerah :
45
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
46
Gambar
3
-27Peta Rencana Jaringan Sistem Air Bersih di Kabupaten Karawang
47
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Materi Teknis
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Rencana pengembangan sistem jaringan prasarana lainnya terdiri daridrainase, limbah dan
persampahan, serta jalur evakuasi dan RTH. Rencana ini sebaiknya dilaksanakan dengan
memperhatikan satu sama lain sehingga pengembangannya dapat lebih efisien.
1. Menimbulkan genangan akibat semakin luasnya tutupan lahan, sehingga semakin besar
volume air hujan yang seharusnyamenyerap ke tanah menjadi aliran permukaan. Kondisi ini
disebabkan oleh semakin berkembangnya kawasan perkotaan
2. Semakin buruknya kualitas daerah hulu sungai-sungai besar yang melintas di Kabupaten
Karawang terutama Sungai Citarum, menyebabkan sungai tersebut berpeluang meluap
akibat tingginya debitdi bagian hulu.
Sistem drainase yang baik akan melindungi kawasan-kawasan pertanian, permukiman, pusat
perdagangan dan jasa dan industri dari genangan. Kualitas lingkungan yang terjaga pada
akhirnya akan meningkatkan produktifitas dan nilai ekonomi wilayah. Sistem drainase tersebut
adalah :
Restensi
Yaitu merupakan suatu sistem pengendalian air dengan memanfaatkan lahan terbuka
yangmampu menampung kelebihan air permukaan seperti pembuatan waduk,
penampungan airhujan dan lain-lain.
Infiltrasi
48
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
1. Sungai Citarum;
2. Sungai Cilamaya;
3. Sungai Cikalong;
4. Sungai Cibeet;
5. Sungai Ciwadas;
6. Sungai Citapen;
7. Sungai Ciherang; dan
8. Sungai Cibulan-bulan.
1. Sungai Cigentis;
2. Sungai Citaman;
3. Sungai Cihambulu;
4. Sungai Cipagaduren;
5. Sungai Ciomas;
6. Sungai Cibuyat;
7. Sungai Ciawitemen;
8. Sungai Cijati;
9. Sungai Cacaban;
10. Sungai Cibarengkok; dan
11. Sungai Cipicung.
c. Pembangunan saluran drainase tertutup untuk daerah komersial dan pusat kota;
49
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
i. Membangun tanggul di sepanjang Sungai Citarum dan sungai besar lainnya yang
melintasi kawasan industri, perkotaan, dan permukiman
50
Gambar
3
-28Peta Rencana Sistem Pengembangan Drainase di Kabupaten Karawang
51
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Materi Teknis
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Produksi limbah di Kabupaten Karawang terutama berasarl dari sektor domestik (rumah
tangga) dan industri.Oleh sebab itu maka sistem pengelolaan limbah harus memperhatikan atau
fokus pada layanan bagi kawasan-kawasan kepadatan tinggi, terutama di perkotaan dan
kelompok-kelompok industri di dalam maupun di luar kawasan dan zona industri.
Produksi limbah di kawasan perdesaan relatif tidak terlalu besar. Namun demikian sistem
pengelolaan limbah di Kabupaten Karawang harus tetap memberikan layanan yang efektif
terhadap permukiman dan kawasan ibu kota kecamatan di kawasan perdesaan.
52
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Pelayanan limbah di Kabupaten Karawang secara konseptual dibagi menjadi 2 (dua) jenis yaitu
terdiri dari:
1. Sistem On-Site
Sistem ini pada dasarnya merupakan sistem pengolahan setempat di masing-masing lokasi
produksi limbah serta bersifat individual. Skema konsep ini adalah :
53
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
2. Sistem Off-Site
IPAL tersebut dapat dibangun pada skala kawasan (IPAL komunal atau bersama) atau
dalam skala Kabupaten.
54
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
9) penyediaan IPAL dan IPLT dalam skala wilayah Kabupaten dibangun di lokasi
yang berjarak aman sesuai ketentuan dari kawasan permukiman, perkotaan serta
perdagangan dan jasa
10) Seluruh perencanaan pengembangan sistem limbah harus menjadi bagian dari
Rencana Induk Pengelolaan Limbah Daerah
55
Gambar
3
-29Peta Rencana Pengembangan Sistem Limbah di Kabupaten Karawang
56
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Materi Teknis
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
1. Sampah rumah tangga yang berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga namun
tidak termasuk tinja dan sampah spesifik
2. Sampah sejenis sampah rumah tangga berasal dari kawasan komersial, kawasan industri,
kawasan khusus, fasilitas sosial, fasilitas umum dan fasilitas lainnya
Fasilitas dalam sistem jaringan persampahan yang kemudian harus disediakan antara lain
adalah :
3. Sistem pengolahan sampah terpadu dan tuntas yang terdiri dari kegiatan pengumpulan,
pemilahan, penggunaan ulang, pendauran ulang, pengolahan, dan pemrosesan akhir sampah
57
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
4. Tempat pemrosesan akhir yaitu tempat untuk memproses dan mengembalikan sampah ke
media lingkungan secara aman bagi manusia dan lingkungan
58
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Sampah perkotaan:
Perumahan
Pengumpulan
Komersial
Lainnya
Pemilahan
Biomassa
Residu
59
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Selanjutnya dalam rangka mengelola produksi sampah yang ada berdasarkan pada konsep dan
ketentuan yang ada itu maka arahan pengembangan penyediaan sampah di Kabupaten
Karawang adalah:
60
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
3. Penambahan TPPAS baru untuk melayani kawasan bagian utara di Kabupaten Karawang
sekaligus menjadi cadangan bagi kebutuhan TPPAS di masa datang untuk mengantisipasi
seandainya kedua TPPAS yang ada sudah melebihi umur kegiatannya. Arahan bagi
pengembangan TPPAS tersebut adalah :
Harus dilakukan kajian kelayakan lebih dulu, dengan memperhatikan ketentuan yang
berlaku
Lokasi diarahkan di bagian utara Kabupaten Karawang untuk menghindari dari badan
air, kawasan perkotaan, permukiman serta untuk mempermudah sistem
transportasinya. Pilihan lokasi di tempat lain dimungkinkan jika memenuhi kriteria-
kriteria tersebut dan telah melalui kajian terlebih dahulu
Kriteria yang diberikan untuk penambahan TPPAS adalah :
a) Lokasi berada pada radius terjauh 30 Km dari pusat permukiman di setiap
kecamatan di Kabupaten Karawang (karena pertimbangan ongkos angkutan);
b) Jarak minimum 500 s/d 1.000 m dari daerah permukiman;
c) Berada di hilir arah arus angin dominan;
d) Di dalam kawasan TPPAS tersedia sabuk hijau selebar minimal 100 m;
e) Konstruksi memenuhi SK-SNI. dan perlu diawali dengan studi kelayakan.
61
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
5. Penyediaan transfer depo dan TPS di kawasan permukiman, komersial dan industri di
kawasan perkotaan
8. Industri, kawasan industri, dan rumah sakit harus menyediakan sendiri fasilitas
pengolahan sampah B3
11. Seluruh perencanaan pengembangan sistem persampahan harus menjadi bagian dari
Rencana Induk Pengelolaan Persampahan Daerah yang akan disusun sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan
1. Jalur evakuasi penanganan bencana secara umum meliputi titik bencana menuju ke jalan
kolektor terdekat yang tidak terkena bencana dan atau menuju ke jalan arteri terdekat yang
tidak terkena bencana
2. Di sekitar jalan kolektor dan arteri yang berdekatan dengan kawasan rawan bencana,
sebagaimana disebutkan di huruf a disediakan lokasi pengungsian sementara
62
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
6. Jaringan jalan di sekitar kawasan rawan bencana banjir harus disiapkan sebagai jalur
evakuasibencana banjir yaitu meliputi jaringan jalan di:
Kecamatan Pangkalan
Kecamatan Ciampel
Kecamatan Telukjambe Timur
Kecamatan Telukjambe Barat
Kecamatan Jatisari
Kecamatan Banyusari
Kecamatan Kotabaru
Kecamatan Cilamaya Wetan
Kecamatan Karawang Barat
Kecamatan Karawang Timur
Kecamatan Rengasdengklok
Kecamatan Batujaya
Kecamatan Pakisjaya
7. Penanganan bencana alam di kabupaten akan diatur lebih lanjut dalam Peraturan Daerah
tentang Rencana Penanggulangan Bencana.
Pada kawasan yang bersifat perkotaan di Kabupaten Karawang, seperti kawasan peruntukan
industri, permukiman, perdagangan dan jasa, perlu disediakan ruang terbuka hijau (RTH) untuk
mempertahankan dan atau memperbaiki kualitas lingkungan. Kegiatan di kawasan perkotaan
63
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
disadari mempunyai intensitas sangat tinggi dan banyak menghasilkan polutan yang berpotensi
menurunkan kualitas lingkungan.
Struktur ruang wilayah Kabupaten Karawang selain dibentuk oleh pusat-pusat kegiatan dan
sistem prasarana dan sarana wilayah, juga dibentuk oleh sistem RTH yang keberadaannya
untuk mendukung kawasan perkotaan yang ada. Secara struktur ruang, RTH dapat mengikuti
pola ekologis (mengelompok, memanjang,tersebar), maupun pola planologis yang mengikuti
hirarki dan struktur ruangperkotaan.Oleh sebab itu maka bahasan mengenai RTH ini akan
terdapat di bagian struktur ruang wilayah serta pola ruang pada kawasan perlindungan
setempat, dan bahkan di pola ruang kawasan budidaya yang berada di kawasan perkotaan.
Ruang terbuka hijau (RTH) merupakan area memanjang dan atau mengelompok yang
penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara
alamiah ataupun sengaja ditanam. Ruang-ruang terbuka yang terbentuk kemudian diisi dengan
tumbuhan, tanaman dan vegetasi (endemik dan introduksi) guna mendukung fungsinya.
1. Fungsi ekologis
Pada fungsi ini, RTH akan menjamin keberlanjutan kawasan secara fisik. Dalam hal ini RTH
akan dikembangkan pada lokasi yang sudah seharusnya. RTH yang berfungsi ekologi
biasanya akan memiliki bentuk, lokasi dan ukuran yang pasti, serta untuk kepentingan
preservasi atau konservasi. Secara lebih rinci fungsi ekologis RTH adalah :
Memberi jaminan pengadaan RTH menjadi bagian dari sistem sirkulasi udara
Pengatur iklim mikro agar sistem sirkulasi udara dan air secara alami dapat
berlangsung lancar
Sebagai peneduh
Produsen oksigen
Dalam ini RTH mempunyai fungsi pendukung dengan manfaat menambah nilai kualitas
lingkungan pada aspek ekonomi, sosial budaya dan estetika. RTH dengan fungsi ini dapat
64
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
berlokasi dan berbentuk sesuai dengan kebutuhan dan kepentingannya, seperti misalkan
untuk keindahan, rekreasi serta pendukung arsitektur dan estetika kawasan
65
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
RTH di kawasan perkotaan minimal meliputi 20% dari ruang publik dan 10% dari ruang
privat, dengan rincian 20% RTH publik 6.267 Ha dan 10% RTH privat 3.133,5 Ha
Kawasan perkotaan Kabupaten Karawang yang telah melebihi batas minimum yaitu
30% dari luas kawasan, mempertahankan luasan RTH yang ada. Upaya untuk
mempertahankan RTH ini terkait dengan arahan perlindungan kawasan lindung serta
pengembangan prasarana dan sarana wilayah dan kawasan peruntukan yang ada di
kawasan perkotaan tersebut.
Rencana RTH yang akan dikembangkan hingga tahun 2031di kawasan perkotaan yang
berada di:
Di Kawasan perkotaan di Kecamatan Klari dan Purwasari, penambahan luas RTH dapat
dilakukan penyediaan taman kota, penghijauan ruang milik jalan, serta penghijauan di
lahan-lahan privat.
66
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
67
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Untuk mendukung struktur ruang yang ada maka perlu dikembangkan juga sistem sarana
wilayah di Kabupaten Karawang. Sarana wilayah yang diperlukan adalah sarana kesehatan,
pendidikan (dasar hingga menengah), olah raga, serta sarana sosial dan umum lainnya.
Berikut ini adalah rencana pengembangan sistem sarana wilayah di Kabupaten Karawang :
68
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
69
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Rencana pola kawasan lindung perlu ditetapkan sesuai dengan KEPPRES No. 32 Tahun 1990,
tentang Pengelolaan Kawasan Lindung. Rencana pola kawasan lindung adalah rencana untuk
melindungikawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan
hidup yang mencakup sumber alam, sumber daya buatan dan nilai sejarah serta budaya bangsa
guna kepentingan pembangunan berkelanjutan. Pengelolaan kawasan lindung merupakan
upaya penetapan, pelestarian dan pengendalian pemanfaatan kawasan lindung.
Tujuan dari pengelolaan kawasan lindung adalah untuk mencegah timbulnya kerusakan fungsi
lingkungan hidup. Sedangkan sasaran pengelolaan kawasan lindung adalah untuk :
a. Meningkatkan fungsi lindung terhadap tanah, air, iklim, tumbuhan dan satwa serta nilai
sejarah dan budaya bangsa;
1
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Kawasan hutan lindung di Kabupaten Karawang berupa kawasan hutan mangrove di beberapa
desa di wilayah pesisir. Kawasan lindung ini pada dasarnya akan memberikan batasan bagi
upaya pengembangan wilayah.
Kawasan suaka alam di Kabupaten Karawang adalah hutan mangrove seluas 8.161,62 Ha di
Kecamatan Batujaya, Cibuaya, Pakisjaya dan Tirtajaya. Hutan mangrove ini memanjang di
sepanjang pesisir di keempat kecamatan tersebut
Arahan Kawasan Lindung untuk Mangrove hingga Tahun 2031 dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4-41 Rencana Kawasan Hutan Mangrove di Kabupaten Karawang Tahun 2030
2
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
3
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
(4). Berada pada wilayah dengan curah hujan cukup tinggi >2500 mm/tahun
(5). Berpenutupan vegetasi dengan sistem perakaran dalam serta memiliki strata (pelapisan)
tajuk dan tumbuhan bawah.
Arahan perwujudan atau perlindungan di daerah resapan air di Kabupaten Karawang seluas
23.040 Ha dapat dilihat pada tabel berikut:
4
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
(1). Sempadan pantai adalah wilayah pantai sekurang-kurangnya 100 m dari titik pasang
tertinggi ke arah darat, meliputi daerah sepanjang pantai Kabupaten Karawang;
(2). Sempadan sungai meliputi daerah sepanjang seluruh sungai di dalam dan yang melintasi
Kabupaten dengan ketentuan :
(3). Sempadan saluran irigasi meliputi daerah sepanjang saluran induk irigasi Tarum Barat,
Tarum Timur, Tarum Utara, Tarum Utara cabang Barat, dan Tarum Utara cabang Timur,
dengan ketentuan :
5
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
(4). Kawasan sekitarsitu dan bendung adalah daerah di sekitar situ dengan jarak 50 m dari
titik pasang tertinggi ke arah darat yang secara langsung mempengaruhi keberlangsungan
fungsi situ dan bendung, meliputi:
(5). Kawasan sekitar mata air adalah daerah berdiameter 100 m di sekitar mata air yang
secara langsung mempengaruhi keberlangsungan fungsi mata air di Kecamatan
Pangkalan;
(6). Kawasan yang berada di bawah jalur SUTET dan SUTT adalah daerah garis sempadan
jaringan tenaga listrik dengan jarak 64 m yang ditetapkan dari titik tengah jaringan listrik
yang berada di:
(7). Kawasan perlindungan setempat yang berada di kawasan perkotaan juga berfungsi
sebagai RTH
Sebaran kawasan perlindungan setempat di Kabupaten Karawang dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Sempadan Sempadan
Mata Air SUTET
Kecamatan Pantai Sungai
(Ha)
(Ha) (Ha)
Kec.Pangkalan 259,30 14,72
6
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Sempadan Sempadan
Mata Air SUTET
Kecamatan Pantai Sungai
(Ha)
(Ha) (Ha)
Kec.Tegalwaru 81,59
Kec.Ciampel 370,03
Kec.Telukjambe
165,19
Timur
Kec.Telukjambe Barat 258,82
Kec.Klari 304,40
Kec.Cikampek 38,31
Kec.Purwasari 90,45
Kec.Tirtamulya 160,53
Kec.Jatisari 426,20
Kec.Banyusari 236,26
Kec.Kota Baru 58,49
Kec.Cilamaya Wetan 122,98 277,91
Kec.Cilamaya Kulon 48,60 9,77
Kec.Lemahabang 16,85
Kec.Tegalasari 78,35
Kec.Majalaya 121,11
Kec.Karawang Timur 67,28
Kec.Karawang Barat 264,07
Kec.Rawamerta 35,49
Kec.Tempuran 74,58 149,75
Kec.Kutawaluya 75,48
Kec.Rengasdengklok 321,70
Kec.Jayakerta 209,61
Kec.Pedes 51,93 342,85
Kec.Cilebar 92,12 329,05
Kec.Cibuaya 208,60 669,86
Kec.Tirtajaya 62,01 556,59
Kec.Batujaya 10,73 413,57
Kec.Pakisjaya 108,18 479,72
Sumber: Perum Perhutani Kabupaten Karawang, 2008
7
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
8
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
ROB/Gelomban
Banjir Longsor
Kecamatan g Pasang
(Ha) (Ha)
(Ha)
Pangkalan 314 - 2.303
Tegalwaru - - 2.700
Ciampel 2.568 - 161
Telukjambe Timur 2.982 - -
Telukjambe Barat 3.693 - -
Klari 2.102 - -
Cikampek - - -
Purwasari - - -
Tirtamulya - - -
Jatisari 1.142 - -
Banyusari 1.095 - -
Kotabaru 82 - -
Cilamaya Wetan 1.047 699 -
Cilamaya Kulon - 319 -
Lemahabang - - -
Telagasari - - -
Majalaya - - -
Karawang Timur 326 - -
Karawang Barat 1.693 - -
Rawamerta - - -
Tempuran - 1.119 -
Kutawaluya - - -
Rengasdengklok 1.224 - -
Jayakerta - - -
Pedes - 951 -
Cilebar - 1.701 -
Cibuaya - 2.220 -
9
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
ROB/Gelomban
Banjir Longsor
Kecamatan g Pasang
(Ha) (Ha)
(Ha)
Tirtajaya - 392 -
Batujaya 9.141 73 -
Pakisjaya 2.154 761 -
Sumber: Hasil Analisis, 2009
Keterangan :
-: tidak ada
e. Peningkatan kualitas bangunan publik hingga dapat memenuhi persyaratan tahan gempa;
10
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Terkait dengan kerawanan bencana yang ada, rencana penanggulangan kawasan rawan
bencana di Kabupaten Karawang dapat dilihat pada tabel berikut.
11
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
12
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
13
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Kawasan lindung geologi adalah suatu daerah yang memiliki ciri/fenomena kegeologian yang
unik, langka dan khas sebagai akibat dari hasil proses geologi masa lalu dan atau yang sedang
berjalan yang tidak boleh dirusak dan atau diganggu, sehingga perlu dilestarikan, terutama
untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan pariwisata. Fenomena kegeologian tersebut antara
lain berupa keunikan batuan dan fosil, keunikan bentang alam (misalnya kaldera, kawah,
gumuk vulkanik, gumuk pasir, kubah, dan bentang alam kars), dan keunikan proses geologi
(misalnya mud-volcano dan sumber api alami).
Dari berbagai kajian yang ada diketahui bahwa Kabupaten Karawang memiliki bentang alam
batuan gamping yang telah mengalami proses karstifikasi. Proses karstifikasi tersebut
selanjutnya membentuk bentang alam kars yang dapat ditemukan dalam luas yang cukup besar
di Kecamatan Pangkalan.
PP 26/2008 tentang RTRWN tidak membagi kars dalam kelas-kelas berdasarkan kriteria
tertentu, artinya semua kars adalah masuk dalam kategori yang sama. Sementara di sisi lain
Kepmen ESDM 1456 K/20/MEM/2000 tentang Pedoman Pengelolaan Kawasan Kars membagi
kars menjadi 3 (tiga) kelas, dimana kelas 1 (satu) adalah nilai kars tertinggi dari hasil bentukan,
fungsi sebagai penyimpan air tanah tetap, serta keberadaan gua dan flora yang khas sedangkan
kelas 3 (tiga) adalah yang terendah yaitu relatif muda, serta relatif belum memiliki kekhasan
terkait gua, flora serta fungsinya sebagai penyimpan air tanah.
Cara pandang yang dgunakan adalah bahwa definisi kars pada PP 26/2008 tersebut sudah jelas
sehingga tidak perlu lagi dirinci, dan harus diikuti oleh peraturan yang di bawahnya termasuk
RTRW Kabupaten Karawang ini. Dengan demikian maka klasifikasi kars berdasarkan Kepmen
ESDM 1456 K/20/MEM/2000 tidak dapat digunakan untuk menginterpretasikan definis kars
sebagaimana disebutkan dalam PP 26/2008. Sehingga kemudian dengan mengacu pada
Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN, maka lokasi kars di Kecamatan
Pangkalan Kabupaten Karawang secara keseluruhan harus dinyatakan sebagai kawasan lindung
geologi yang tertutup kegiatan budidaya. Namun demikian kawasan sekitar kars
pengelolaannya tetap mencakup juga pengaturan mengenai pemanfaatan bagi kegiatan yang
diizinkan dan diizinkan dengan syarat dengan memperhatikan zonasi yang ada pada kawasan
lindung
Referensi yang digunakan dalam penetapan kawasan lindug geologi di Kabupaten Karawang
adalah :
14
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
1. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN, Pasal 53, ayat 1 : “Kawasan
cagar alam geologi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 ayat (5) huruf a terdiri atas: (a)
kawasan keunikan batuan dan fosil, (b) kawasan keunikan bentang alam, (c) kawasan
keunikan proses geologi
2. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN, Paragraf 2 tentang Kriteria
Kawasan Lindung Nasional, Pasal 60, ayat 2 : “Kawasan keunikan bentang alam
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53 ayat (1) huruf b ditetapkan dengan kriteria : (f)
memiliki bentang alam karst
Kawasan cagar budaya adalah kawasan di sekitar situs budaya yang karena berbagai
pertimbangan harus dijaga keberadaannya. Kawasan cagar budaya yang ada di Kabupaten
Karawang adalah kawasan yang berada di sekitar objek atau situs :
Sedangkan kawasan pelestarian alam di Kabupaten Karawang yang juga harus dilindungi
keberadaannya adalah Objek Wisata Alam Curug Santri yang terletak di Kecamatan Tegalwaru
Kawasan lindung lainnya yang ada di Kabupaten Karawang adalah kawasan terumbu karang di
pantai atau pesisir di Desa Pasirjaya dan Sukajaya Kecamatan Cilamaya Kulon dan Desa Cipareja
Kecamatan Tempuran.
15
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
16
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
17
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Hutan produksi merupakan kawasan hutan yang dikelola untuk peningkatan kesejahteraan
penduduk, dalam arti keberadaan hutan produksi dapat difungsikan sebagai lahan produktif
dengan tidak mengganggu tegakan dan yang diambil hanya hasil dari tanaman tersebut.
Kawasan peruntukan hutan produksi di Kabupaten Karawang ditetapkan untuk memberikan
ruang pengelolaan pada hutan produksi yang sudah ada. Hutan produksi di Kabupaten
Karawang termasuk dalam Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Purwakarta. Sehingga kawasan
peruntukan hutan produksi di Kabupaten Karawang adalah meliputi Hutan Produksi di
Kabupaten Karawang yang termasuk dalam KPH Purwakarta.
Hutan produksi terbatas, ciri-ciri pokok kawasan hutan tetap terpelihara, pengolahan
hutan ini perlu mengindahkan prinsip-prinsip kelestariannya. Artinya kawasan hutan
produksi terbatas tidak boleh dilakukan alih fungsi penggunaannya, ini disebabkan hutan
produksi terbatas didasarkan atas kondisi fisik lahan yang masuk dalam kategori kawasan
konservasi.
Pada hutan produksi tetap pada dasarnya hasil hutan dapat dikelola seoptimal mungkin,
tetapi tetap memberlakukan prinsip dasarnya yakni “apa yang diambil dari alam harus
diganti dengan hal yang serupa kepada alam” sehingga pengambilan hasil hutan harus
dilaksanakan secara bergilir dan dilakukan penanaman kembali sebagai bagian dari upaya
pelestarian sekaligus mempertahankan kualitas alam.
Kawasan peruntukan hutan produksi yang ada di Kabupaten Karawang sebagaimana diuraiakan
di atas ditetapkan sebagai berikut :
18
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Medalsari, Cipurwasari,
Cintalaksana, Cintawargi,
Cintalanggeng, Kutalanggeng,
Kutamaneuh dan Desa amansari.
Spot-spot di Kecamatan Tegalwaru,
Ciampel, Telukjambe Barat,
Telukjambe Timur
Hutan Produksi terbatas 3.643,15 Kecamatan Pangkalan dan
Tegalwaru
Sumber : Kaw. Hutan Negara, berdasarkan Surat Menhut No. S.276/Menhut-VII/2010 berupa Peta
Penunjukan Kawasan Hutan Prov. Jawa Barat
yang diperbarui dengan basis Peta Dasar Tematik Kehutanan (PDTK)
Hutan produksi di Kabupaten Karawang saat ini dikelola oleh Perum Perhutani yang terbagi
dalam 3 (tiga) satuan pengelolaan, yaitu Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH)
Telukjambe, Cikeong dan Pangkalan. Pengelolaan tersebut mencakup pemanfaatan hasil hutan
(kayu dan non kayu), jasa lingkungan serta kawasan. Pengelolaan diselenggarakan berdasarkan
tata hutan dan rencana pengelolaan.
Pada dasarnya hutan produksi di Kabupaten Karawang merupakan bagian dari ruang wilayah
daerah. PP 6/2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan serta
Pemanfaatan Hutan sendiri telah memberikan kewenangan Bupati untuk ikut dalam
pengelolaan hutan, antara lain melalui pemberian izin untuk pemanfaatan jasa lingkungan dan
kawasan hutan. Kewenangan tersebut dilaksanakan berdasarkan sistem peraturan terkait
dengan kehutanan serta berdasarkan arahan RTRW Kabupaten Karawang.
Pemanfaatan hutan harus memiliki izin usaha pemanfaatan kawasan (IUPK). IUPK adalah izin
usaha yang diberikan untuk memanfaatkan kawasan pada hutan lindung dan/atau hutan
produksi. Sedangkan untuk memanfaatkan jasa lingkungan pada hutan lindung dibutuhkan Izin
usaha pemanfaatan jasa lingkungan (IUPJL). Dalam kasus kawasan hutan berada di wilayah
kewenangannya, maka Bupati memberikan IUPK dan izin lainnya dengan tembusan ke Menteri,
Gubernur dan Kepala KPH. Setelah memperoleh izin dari Bupati, maka proses selanjutnya harus
mengikuti ketentuan yang berlaku yang terkait dengan tata hutan dan pengelolaan hutan,
termasuk mekanisme pinjam pakai.
Mengacu pada PP 6/2007, pemanfaatan kawasan hutan produksi pada prinsipnya diizinkan
sepanjang tidak mengurangi, mengubah atau menghilangkan fungsi utama sebagai hutan
produksi, antara lain dengan :
19
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Sementara itu berdasarkan Permenhut No.43 tahun 2008 tentang Pedoman Pinjam Pakai
Kawasan Hutan, kegiatan pemanfaatan kawasan hutan produksi yang diizinkan adalah :
Kepentingan religi
Pertahanan dan keamanan
Pertambangan
Pembangunan ketenagalistrikan dan instalasi teknologi energi terbarukan
Pembangunan jaringan telekomunikasi
Pembangunan jaringan instalasi air
Jalan umum, jalan (rel) kereta api
Saluran air bersih dan atau limbah
Pengairan
Bak penampungan air
Fasilitas umum
Repeater telekomunikasi
Stasiun pemancar radio
Stasiun relay televisi
Sarana keselamatan lalulintas laut/udara
Mengacu pada kewenangan Bupati dalam mengeluarkan izin pemanfaatan kawasan hutan
produksi yang harus sesuai dengan arahan RTRWK, menyadari bahwa hutan produksi sebagai
bagian dari ruang wilayah kabupaten, memperhatikan kewenangan pengelola KPH serta
peraturan yang berlaku, maka kawasan peruntukan hutan produksi di Kabupaten ditetapkan
dengan ketentuan :
1. Menjaga fungsi hutan produksi yang sudah ada agar tetap lestari
2. Upaya pengembalian kondisi hutan bekas tebangan harus melalui reboisasi dan rehabilitasi
lahan kritis
3. Reboisasi dan rehabilitasi lahan pada bekas tebangan HPH, dan tidak dapat dialih fungsikan
ke budidaya lainnya kecuali mengganti tanaman dengan tegakan yang dapat memberikan
fungsi perlindungan.
20
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
4. Bila pada kawasan ini terdapat kawasan budidaya maka harus dibatasi dan tidak boleh
dikembangkan lebih lanjut
5. Pemanfaatan hutan, tata hutan, dan penyusunan rencana pengelolaan hutan di seluruh
kawasan hutan merupakan kewenangan pemerintah dan pemerintah daerah
a. pemanfaatan kawasan
b. pemanfaatan jasa lingkungan
c. pemanfaatan hasil hutan kayu dan bukan kayu
d. pemungutan hasil hutan kayu dan bukan kayu
Pemanfaatan hutan dapat dilakukan pada seluruh kawasan hutan, kecuali cagar alam, zona
rimba dan zona inti dalam taman nasional
7. Pemanfaatan hutan harus memiliki Izin usaha pemanfaatan kawasan (IUPK). IUPK adalah
izin usaha yang diberikan untuk memanfaatkan kawasan pada hutan lindung dan/atau
hutan produksi. Untuk memanfaatkan jasa lingkungan pada hutan lindung dibutuhkan Izin
usaha pemanfaatan jasa lingkungan (IUPJL), yang dikeluarkan oleh Bupati Karawang
dengan tembusan ke Menteri, Gubernur dan Kepala KPH
8. Pemanfaatan jasa lingkungan diizinkan dan sekaligus didorong dalam rangka memberikan
nilai ekonomi lebih tinggi terhadap upaya pemanfaatan hutan melalui perubahan
paradigma dari timber-oriented menuju resource-based, dengan prinsip :
9. Secara indikatif berdasarkan pada Permenhut No.43 tahun 2008 tentang Pedoman Pinjam
Pakai Kawasan Hutan, pengaturan mengenai jenis kegiatan pemanfaatan kawasan hutan
produksi di Kabupaten Karawang adalah :
21
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
22
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
23
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
10. Kegiatan pemanfaatan kawasan hutan produksi selain yang disebutkan di atas tidak
diizinkan
11. Prosedur dan mekanisme perizinan dan pemafaatan kawasan hutan prosedur mengikuti
peraturan yang berlaku terkait dengan kehutanan, lingkungan dan tata ruang
Penetapan kawasan peruntukan hutan produksi di Kabupaten Karawang ini merujuk pada
beberapa peraturan berikut ini :
1. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana
Pengelolaan Hutan serta Pemanfaatan Hutan :
Pasal 3, ayat (1) yaitu ”Tata hutan dan penyusunan rencana pengelolaan hutan,
serta pemanfaatan hutan di seluruh kawasan hutan merupakan kewenangan
Pemerintah dan pemerintah daerah” dan ayat (3) yaitu “Kawasan hutan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terbagi dalam KPH, yang menjadi bagian dari
penguatan sistem pengurusan hutan nasional, pemerintah provinsi dan pemerintah
kabupaten/kota
Pasal 4, ayat (1) yaitu “Pemerintah dapat melimpahkan penyelenggaraan
pengelolaan hutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 kepada badan usaha milik
negara (BUMN) bidang kehutanan
24
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Pasal 6, ayat (1) yaitu “KPH sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ditetapkan dalam
satu atau lebih fungsi pokok hutan dan satu wilayah administrasi atau lintas wilayah
administrasi pemerintahan
Pasal 10, ayat (1) : “Pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah
kabupaten/kota sesuai kewenangannya bertanggung jawab terhadap pembangunan
KPH dan infrastrukturnya”
Pasal 14, ayat (1) : “Menteri, gubernur atau bupati/walikota atau pejabat yang
ditunjuk sesuai kewenangannya, mengesahkan rencana pengelolaan hutan jangka
panjang yang disusun oleh kepala KPH sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat
(3)”
Pasal 19 : “Dalam setiap kegiatan pemanfaatan hutan yang dilakukan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2), wajib disertai dengan izin pemanfaatan hutan”
Pasal 32, ayat (2) : “Pemanfaatan kawasan pada hutan produksi sebagaimana
dimaksud ayat (1) tidak bersifat limitatitf dan dapat diberikan dalam bentuk usaha
lain, dengan ketentuan : (a) luas areal pengolahan dibatasi, (b) tidak menimbulkan
dampak negatif terhadap biofisik dan sosial ekonomi, (c) tidak menggunakan
peralatan mekanis dan alat berat dan (d) tidak membangun sarana dan prasarana
yang mengubah bentang alam”
Pasal 60, ayat (1) : “IUPK diberikan oleh : (a) Bupati/walikota, pada kawasan hutan
yang ada dalam wilayah kewenangannya, dengan tembusan kepada Menteri,
gubernur dan kepala KPH….”
Pasal 61, ayat (1) : “IUPJL diberikan oleh : (a) Bupati/walikota, pada kawasan hutan
yang ada dalam wilayah kewenangannya, dengan tembusan kepada Menteri,
gubernur, dan Kepala KPH…”
2. Permenhut No.43 tahun 2008 tentang Pedoman Pinjam Pakai Kawasan Hutan :
Pasal 5, ayat (1) : “Pinjam pakai kawasan hutan untuk kepentingan pembangunan di
luar kegiatan kehutanan meliputi : (a) Kepentingan religi, (b) Pertahanan dan
keamanan, (c) Pertambangan, (d) Pembangunan ketenagalistrikan dan instalasi
teknologi energi terbarukan, (e) Pembangunan jaringan telekomunikasi, (f)
Pembangunan jaringan instalasi air, (g) Jalan umum, jalan (rel) kereta api, (h)
Saluran air bersih dan atau limbah, (i) Pengairan, (j) Bak penampungan air, (k)
Fasilitas umum, (l) Repeater telekomunikasi, (m) Stasiun pemancar radio, (n)
Stasiun relay televisi, (o) Sarana keselamatan lalulintas laut/ udara
Pasal 7, ayat (2) : “Pada kawasan hutan lindung dilarang melakukan penambangan
dengan pola pertambangan terbuka”
25
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Menghasilkan bahan pangan, palawija, tanaman keras, dan hasil peternakan dan perikanan
Sebagai daerah resapan air hujan untuk kawasan sekitarnya
Membantu menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat setempat.
2. Kawasan budidaya tanaman pangan adalah kawasan lahan basah beririgasi, rawa pasang
surut dan lebak dan lahan basah tidak benirigasi serta lahan kering potensial untuk
pemanfaatan dan pengembangan tanaman pangan
3. Kawasan budidaya hortikultura adalah kawasan lahan kering potensial untuk pemanfaatan
dan pengembangan tanaman hortikultura secara monokultur maupun tumpang sari
4. Kawasan budidaya perkebunan adalah kawasan yang memiliki potensi untuk dimanfaatkan
dan dikembangkan baik pada lahan basah dan atau lahan kering untuk komoditas
perkebunan
5. Kawasan budidaya peternakan adalah kawasan yang secara khusus diperuntukan untuk
kegiatan peternakan atau terpadu dengan komponen usaha tani (berbasis tanaman pangan,
perkebunan, hortikultura atau perikanan) berorientasi ekonomi dan berakses dan hulu
sampai hilir
Lahan Pertanian adalah bidang lahan yang digunakan untuk usaha pertanian. Lahan yang
dipilih mempunyal kelas kesesuaian lahan S1 (sangat sesuai), S2 (cukup sesuai) atau S3
26
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Pertanian Kabupaten Karawang mengemban tugas untuk turut menjaga ketahanan pangan
nasional. Namun demikian di tengah besarnya tekanan urbanisasi dan pengembangan
wilayah secara keseluruhan, maka pada konteks pengembangan pertanian daerah, isu
besarnya adalah bagaimana mempertahankan lahan pertanian yang sudah ada.
Mempertahankan keberadaan lahan pertanian pangan berarti mempertahankan surplus
produksi beras yang sudah ada, sehingga kebutuhan pangan daerah, provinsi dan nasional
tetap terjaga.
Arahan pengembangan kawasan tanaman pangan ini sebagai bagian dari kawasan
peruntukan pertanian di Kabupaten Karawang adalah :
27
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Setiap lahan sawah dan lahan pertanian beririgasi teknis harus dilindungi
keberadaannya
a. Kecamatan Pakisjaya
b. Kecamatan Batujaya
c. Kecamatan Tirtajaya
d. Kecamatan Cilebar
e. Kecamatan Cibuaya
f. Kecamatan Pedes
g. Kecamatan Jayakerta
h. Kecamatan Rengasdengklok
i. Kecamatan Kutawaluya
j. Kecamatan Tempuran
k. Kecamatan Rawamerta
l. Kecamatan Karawang Barat
m. Kecamatan Karawang Timur
n. Kecamatan Klari
o. Kecamatan Purwasari
28
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
p. Kecamatan Majalaya
q. Kecamatan Telagasari
r. Kecamatan Cilamaya Kulon
s. Kecamatan Cilamaya Wetan
t. Kecamatan Banyusari
u. Kecamatan Jatisari
v. Kecamatan Tirtamulya
e. Kecamatan Tegakwaru
Luas dan lokasi lahan pertanian pangan berkelanjutan secara definitif akan
ditetapkan melalui kajian dan peraturan daerah secara terpisah
a. Kecamatan Pakisjaya
b. Kecamatan Batujaya
c. Kecamatan Tirtajaya
d. Kecamatan Cilebar
e. Kecamatan Cibuaya
f. Kecamatan Pedes
g. Kecamatan Jayakerta
h. Kecamatan Rengasdengklok
i. Kecamatan Kutawaluya
j. Kecamatan Tempuran
k. Kecamatan Rawamerta
l. Kecamatan Karawang Barat
29
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Sistem lahan pertanian pangan berkelanjutan akan diatur dalam rencana rinci tata
ruang
Dalam hal untuk kepentingan umum, lahan pertanian pangan berkelanjutan dapat
dialihfungsikan, dengan syarat :
30
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
2. Pertanian Hortikultura
Tegalan
Ladang
Huma
31
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Alokasi kawasan budidaya hortikultura dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Kawasan budidaya perkebunan adalah kawasan yang memiliki potensi untuk dimanfaatkan
dan dikembangkan baik pada lahan basah dan atau lahan kering untuk komoditas
perkebunan. Kriteria teknis kawasan pertanian tanaman tahunan (budidaya perkebunan)
mencakup:
a. Kemiringan 0–6%:
Pola tanam monokultur, tumpang sari, interkultur atau campuran. Tindakan konservasi,
vegetatif tanaman penutup tanah, penggunaan mulsa, pengolahan tanah minimum.
Tanpa tindakan konservasi secara mekanik.
b. Kemiringan 8–15%:
Pola tanan, monokultur, tumpang sari, interkultur atau campuran
Tindakan konservasi secara vegetatif, tanaman penutup tanah, penggunaan mulsa,
pengolahan tanah minimal
32
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
c. Pemanfaatan dan penggunaan lahan untuk usaha perekebunan, luas maksimum dan
luas minimumnya ditetapkan oleh Menteri dengan berpedoman pada jenis tanaman,
ketersediaan tanah yang sesuai secara agroklimat, modal, kapasitas pabrik, tingkat
kepadatan penduduk, pola pengembangan usaha, kondisi geografis, dan perkembangan
teknologi.
Kawasan perkebunan yang diusahakan pada lahan basah, terutama lahan rawa
dan gambut mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku
Kawasan peruntukan perkebunan yang diusahakan pada lahan kering di dataran
rendah dan atau dataran tinggi mengacu pada kesesuaian lahan yang diterbitkan
oleh Kementerian Pertanian
Kawasan peruntukan komoditas spesifik dan dilindungi yang diusahakan pada
lahan basah atau lahan kering mengacu pada peraturan perundang-undangan
yang berlaku
Kawasan budidayaperkebunan diarahkan pada kawasan perdesaan
33
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Pemanfaatan ruang pada kawasan budiaya perkebunan ini dapat dilakukan bersama
dengan usaha peternakan dan perikanan.
Hal-hal lain tentang kegiatan kawasan budidya perkebunan mengacu pada UU No.18
Tahun 2004 Tentang Perkebunan.
4. Kawasan Peternakan
Kawasan peternakan adalah kawasan yang secara khusus diperuntukkan untuk kegiatan
peternakan atau terintegrasi dengan subsektor Iainnya sebagai komponen usahatani
34
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Sarana pendukung industri yaitu industri pakan, industri bibit/bakalan ternak, industri
obat dan vaksin, industri alat dan mesin pertanian dan lain sebagainya
Sarana pendukung budidaya yaitu pos kesehatan hewan, pos Inseminasi buatan, sarana
pembuatan kompos dan gudang pakan
Sarana pendukung pasca panen dan pengolahan hasil seperti: rumah potong hewan
industni pengolah susu, industni pengolah daging dan produk ternak lainnya
Sarana pendukung pasca panen dan pengolahan hasil seperti: rumah potong hewan
(Rumah Pemotongan Hewan/RPH atau Rumah Pemotongan Ayam/RPA), industni
pengolah susu, industni pengolah daging dan produk ternak lainnya
Sarana pendukung pemasaran yaitu holding ground, pasar hewan, sanana transportasi
dan lain sebagainya
Kecuali untuk peternakan skala usaha besar/tertentu (berdasarkan luas lahan, jenis
usaha perternakan dan investasi) diarahkan di Kecamatan Pangkalan, mengikuti
peraturan yang ada, serta wajib mengajukan izin usaha denganmenyertakan dokumen
AMDAL .
Peternak yang melakukan budi daya ternak dengan jenis dan jumlah ternak di bawah
skala usaha tertentu diberikan tanda daftar usaha peternakan oleh pemerintah daerah
kabupaten/kota.
35
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Kawasan budidaya perikanan adalah kawasan yang diperuntukan bagi budidaya perikanan air
tawar dan laut. Kriteria pemanfaatan ruang untuk pengembangan kawasan budidaya perikanan
adalah adalah sebagai berikut :
Pengembangan perikanan air tawar diarahkan pada kecamatan yang selama ini sudah
memiliki produksi perikanan air tawar, sebagaimana digambarkan pada tabel berikut
ini :
36
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
b. Perikanan Laut
Perikanan laut mencakup perikanan budidaya seperti tambak dan empang, serta
perikanan tangkap. Perikanan laut berorientasi pada laut yang sangat terkait dengan
pengembangan pesisir. Dalam hal ini kemudian pengembangannya dipisahkan dari
perikanan darat yang lebih berorientasi pada daratan dan termasuk dalam sektor
pertanian.
Pengembangan perikanan diarahkan pada kecamatan yang selama ini sudah memiliki
produksi perikanan laut, sebagaimana digambarkan pada tabel berikut :
37
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Kecamatan Pakisjaya
Kecamatan Batujaya
Kecamatan Tirtajaya
Kecamatan Cibuaya
Kecamatan Pedes
Kecamatan Cilebar
Kecamatan Tempuran
Kecamatan Cilamaya Wetan
38
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
39
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
40
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
41
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
42
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Potensi sumber daya mineral atau bahan galian di Kabupaten Karawang sangat erat kaitannya
dengan kondisi geologi-nya. Kondisi geologi yang menentukan pembentukan endapan bahan
galian antara lain adalah litologi, morfologi, tektonik, dan struktur geologi. Berdasarkan kondisi
geologinya, potensi sumberdaya mineral di Kabupaten Karawang pada umumnya jenis yang
merupakan mineral konstruksi seperti :
b. Pasir dan sirtu di Kecamatan Klari, Ciampel, Telukjambe Timur, Telukjambe Barat,
Karawang Barat, Jayakerta, Batujaya, Pakisjaya ;
Kriteria umum dan kaidah perencanaan kawasan pertambangan adalah sebagai berikut:
1. Pemanfaatan ruang beserta sumber daya tambang dan galian di kawasan peruntukan
pertambangan) harus tetap memelihara sumber daya tersebut sebagai cadangan
pembangunan yang berkelanjutan dan tetap memperhatikan kaidah-kaidah pelestarian
fungsi lingkungan hidup
3. Kegiatan pertambangan ditujukan untuk menyediakan bahan baku bagi industri dalam
negeri dan berbagai keperluan masyarakat, serta meningkatkan ekspor, meningkatkan
penerimaan negara dan pendapatan daerah serta memperluas lapangan pekerjaan dan
kesempatan usaha
4. Kegiatan pertambangan harus terlebih dahulu memiliki kajian studi AMDAL yang dilengkapi
dengan RPL dan RKL
5. Kegiatan pertambangan mulai dari tahap perencanaan, tahap eksplorasi hingga eksploitasi
harus diupayakan sedemikian rupa agar tidak menimbulkan perselisihan dan atau
persengketaan degan masyarakat setempat.
43
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
e. Lokasi pengggalian tidak terletak di daerah rawan bencana alam seperti pergerakan
tanah, jalur gempa, dan sebagainya.
4. Lokasi tidak terlalu dekat dengan kawasan permukiman dan kawasan perkotan secara
umum
5. Lokasi penambangan tidak terletak di daerah tadah (daerah imbuhan) untuk menjaga
kelestarian sumber air (mata air, air tanah)
6. Lokasi penggalian tidak dilakukan pada lereng curam yang kemantapan lerengnya kurang
stabil, untuk mencegah bahaya erosi dan longsor.
Diarahkan pada lokasi-lokasi yang sudah teridentifikasi memiliki potensi cadangan sumber
daya mineral
44
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Mengalokasikan lahan untuk mengantisipasi potensi dan rencana eksplorasi dan eksploitasi
minyak bumi di Kabupaten Karawang dengan berkoordinasi dengan instansi terkait
Kegiatan eksplorasi minyak dan gas bumi diarahkan ke wilayah pesisir dan atau wilayah
lain di Kabupaten sesuai dengan peta potensi minyak dan gas bumi yang berlaku serta
dilaksanakan dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan;
Kegiatan eksploitasi potensi minyak dan gas bumi dapat dilakukan di wilayah pesisir dan
atau wilayah lain di Kabupaten sesuai dengan hasil penyelidikan yang sah dengan
memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan;
Perkiraan Jumlah
Bahan Galian Lokasi
Cadangan
Potensi
Batu Andesit G.Sinalanggeng, G.Cengkik, 340 juta m³
G.Cipaga dan Tegalanwaru, Kec.
Tegalwaru dan Kec. Pangkalan
Pasir dan S.Cisadane, S.Citarum, Telukjambe 205 juta m³
Sirtu dan Rengasdengklok
Batu Kecamatan Pangkalan 54 juta m³
Gamping
Sudah Dieksploitasi
45
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
46
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Kegiatan Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang
setengah jadi, dan/atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk
penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri. kegiatan
industri yang dipusatkan di kawasan industri, yaitu kawasan yang dilengkapi dengan sarana
dan prasarana penunjang yang dikembangkan dan dikelola oleh Perusahaan Kawasan Industri
yang telah memiliki Izin Usaha Kawasan Industri. Sementara itu di luar kawasan industri yang
masih berada di kawasan peruntukan industri terdapat bentangan lahan yang diperuntukan
bagi kegiatan Industri berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah.
Pada dasarnya usaha industri diarahkan agar berlokasi di Kawasan Industri atau Zona Industri
agar penyediaan prasarana dan sarana bisa lebih efektif serta efisien. Pelayanan yang terpusat
akan bisa dirancang lebih terpadu, lengkap, cepat dan optimal.
Pada konteks ke depan, pengembangan kawasan peruntukan industri lebih difokuskan untuk
mengoptimalkan kawasan dan zona industri serta kegiatan industri yang sudah ada. Sebagai
gambaran Kegiatan industri di Kabupaten Karawang sampai saat ini memiliki luas 19.055,1 Ha
atau 10,87 % dari luas Kabupaten Karawang, yang terdiri dari :
Kawasan Industri Khusus seluas 8.100 Ha (terdiri dari 5 kawasan) Kecamatan Cikampek
Kawasan Industri seluas 5.837,5 Ha (terdiri dari 19 kawasan) Kecamatan Telukjambe
Timur, Telukjambe Barat, Cikampek dan Pangkalan
Zona Industri seluas 5.117,6 Ha (Kecamatan Telukjambe Timur, Telukjambe Barat,Klari,
Cikampek, Purwosari, Ciampel, Pangkalan, Karawang Timur dan Karawang Barat)
Sejak diterbitkannya Keppres Nomor 53 tahun 1989 tentang Pengembangan Kawasan Industri,
Kabupaten Karawang telah ditetapkan sebagai daerah pengembangan kawasan industri. Jumlah
industri pada sampai dengan tahun 2008 mencapai 9.409 unit, terdiri atas PMA 295 unit, PMDN
47
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
187 unit dan non fasilitas 96 unit serta industri kecil 8.831 unit. Pengembangan industri di
Kabupaten Karawang harus memperhatikan keberadaan industri eksisting tersebut. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Pengembangan kawasan peruntukan industri yang mencakup kawasan industri dan bukan
kawasan industri, adalah :
Pengembangan kawasan peruntukan industri (kawasan industri, dan industri kecil dan
menengah) mengacu kepada peraturan dan kriteria yang ada.
Pembangunan usaha industri baru serta rencana pengembangan atau perluasan usaha
industri yang telah ada wajib berlokasi di kawasan industri
Industri yang telah berdiri dan beroperasi berdasarkan izin yang diberikan sebelumnya
diizinkan untuk tetap berlokasi di luar kawasan dan zona industri, dengan harus
memperhatikan aturan zonasi tempat industri tersebut berlokasi
Industri mikro, kecil dan menengah, serta industri rumah tangga diizinkan berlokasi di
luar kawasan dan zona industri dengan mengikuti ketentuan yang berlaku
Industri yang memerlukan lokasi khusus terkait dengan bahan baku dan atau prosesnya
juga diizinkan berlokasi di luar kawasan dan zona industri dengan memperhatikan
aturan zonasi tempat industri tersebut berlokasi
Sangat diperlukan optimalisasi kawasan dan zona industri yang telah ada, sehingga
pertumbuhan industri yang baru tidak mengambil alih pemanfaatan lahan lainnya.
Pemanfaatan lahan yang terdapat dalam kawasan industri, yaitu lahan dalam skala
besar yang telah dikuasai oleh pemegang HGU (Hak Guna Usaha) yang belum
dimanfaatkan, dapat disewakan kepada pihak lain untuk dimanfaatkan dan
dipergunakan untuk kegiatan lain selain industri sepanjang tidak menurunkan kualitas
48
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
lingkungan setempat dan mengganggu fungsi industri yang ada. Pemanfaatan di luar
industri tersebut harus melalui kajian lebih dahulu dan tetap mengikuti ketentuan
zonasi pada kawasan peruntukan industri serta ketentuan lainnya yang ada
49
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
50
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Jenis obyek wisata yang diusahakan dan dikembangkan di kawasan peruntukan pariwisata
dapat berupa wisata alam ataupun wisata sejarah dan konservasi budaya. Kawasan peruntukan
pariwisata memiliki fungsi utama yaitu :
b. Mendukung upaya penyediaan lapangan kerja yang pada gilirannya dapat meningkatkan
pendapatan masyarakat di wilayah yang bersangkutan.
Sementara itu mengacu pada peraturan yang ada, beberapa definisi terkait dengan
pengembangan kawasan peruntukan pariwisata adalah :
a. Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok
orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan
pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka
waktu sementara
b. Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta
layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah
Daerah
d. Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai
yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang
menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan
e. Daerah tujuan pariwisata yang selanjutnya disebut Destinasi Pariwisata adalah kawasan
geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang di dalamnya
terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta
masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan
f. Kawasan Strategis Pariwisata adalah kawasan yang memiliki fungsi utama pariwisata
atau memiliki potensi untuk pengembangan pariwisata yang mempunyai pengaruh
penting dalam satu atau lebih aspek, seperti pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya,
51
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
pemberdayaan sumber daya alam, daya dukung lingkungan hidup, serta pertahanan dan
keamanan
g. Kawasan pariwisata merupakan bagian tidak terpisahkan dari rencana tata ruang
wilayah
Aspek-aspek dalam penetapan kawasan strategis pariwisata adalah : (1) sumber daya
(alam atau budaya) yang potensial menjadi daya tarik, (2) lokasi yang strategis yang
berperan dalam pemanfaatan potensi, (3) kesiapan masyarakat, (4) kesiapan prasarana
dan sarana
Penetapan kawasan peruntukan pariwasata diatur lebih lanjut dalam Rencana Induk
Pariwisata Daerah (RIPDA) yang mengacu kepada RIPP dan RIPNASagar pengembangan
kawasan pariwisata tersebut dapat berjalan dengan baik serta terintegrasi dengan
sistem keruangan kawasan dan wilayah secara keseluruhan
Objek dan daya tarik wisata serta objek wisata di Kabupaten Karawang sebagai pusat dari
pengembangan kawasan peruntukan wisata adalah :
52
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Di luar objek-objek yang sudah disampaikan pada tabel di atas, kawasan peruntukan pariwisata
juga meliputi kawasan atau kegiatan lapangan golf dan pemakaman skala besar, sebagaimana
akan diuraikan berikut ini :
1. Lapangan Golf
Kawasan golf merupakan bagian dari sarana pelayanan kepada masyarakat. Selain itu
keberadaan lapangan golf dapat berfungsi sebagai daerah wisata selain sebagai sarana olah
raga. Saat ini sudah terdapat beberapa lapangan golf di Kabupaten Karawang yaitu
Lapangan Golf Internasional Telukjambe dan Lapangan Golf Sedaba Telukjambe.
Pengembangan ke depan lapangan golf di Kabupaten Karawang, masih dapat dimungkinkan
dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Harus memenuhi syarat AMDAL sesuai dengan ketentuan peraturan dan perundang-
undangan yang berlaku;
Lapangan golf memerlukan pupuk dan bahan kimia lainnya dalam perawatannya,
sehingga dokumen RKL dan RPL harus disertakan di dalam AMDAL
53
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Lapangan golf dapat merupakan bagian dari daerah wisata intensif yang harus
dibedakan dari daerah wisata terbatas. Daerah wisata yang intensif dapat berisi fasitilas
wisata seperti hotel, restoran kolam renang, dan lain-lain.
2. Pemakaman Komersial
Penambahan lahan untuk pemakaman masih dimungkinkan selama tidak berada pada
kawasan lindung, lahan pertanian produktif (lahan basah), serta kawasan peruntukan
permukiman.
Pembangunan pemakaman skala besar yang baru maupun pengembangan bagi yang
sudah ada dapat dialokasikan di kawasan peruntukan pariwisata
Pembangunan pemakaman skala besar yang baru maupun pengembangan bagi yang
sudah ada dapat dialokasikan di lahan industri yang tidak dimanfaatkan dan dialihkan
penggunaannya oleh pemegang HGU dengan memperhatikan kelayakan dan
kesesuaiannya dengan fungsi kawasan serta ketentuan yang ada
54
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Mengingat pemakaman skala besar membutuhkan lahan yang cukup luas, sehingga perlu
diperhitungkan aksesibilitas menuju pemakaman dengan memperhatikan prasarana dan
sarana yang sudah ada.
55
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
56
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Kawasan permukiman merupakan kawasan di luar kawasan lindung yang digunakan sebagai
lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian masyarakat yang berada di wilayah
perkotaan dan perdesaan, dengan mempertimbangkan kelestarian lingkungan dan diupayakan
tidak melakukan peralihan fungsi terhadap lahan pertanian teknis.Secara umum kawasan
permukiman dapat dibedakan dalam 3 (tiga) kelompok yakni permukiman perkotaan,
permukiman perdesaan, dan permukiman khusus. Wilayah perkotaan merupakan kawasan
yang digunakan sebagai pusat pergerakan berbagai kegiatan dengan aglomerasi penduduk dan
intensitas penggunaan lahan untuk permukiman yang tinggi, serta ditunjang oleh tersedianya
berbagai sarana prasarana penunjang transportasi dan infrastruktur yang memadai.
Ruang untuk peruntukan permukiman harus sesuai dengan daya dukung tanah setempat.
Ruang tersebut juga harus dapat menyediakan lingkungan yang sehat dan aman dari
bencana alam serta dapat memberikan lingkungan hidup yang sesuai bagi pengembangan
masyarakat,
Kawasan peruntukan permukiman harus memiliki prasarana jalan dan terjangkau oleh
sarana transportasi umum;
57
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Rencana Kawasan Peruntukan Permukiman dapat dibagi untuk kawasan perkotaan dan
pedesaan, berupa:
3. Dalam hal pengelolaan limbah, harus tersedia sarana IPAL komunal sesuai dengan
standar yang berlaku. IPAL komunal dapat disediakan oleh pemerintah daerah,
ataubekerjasama antara pemerintah daerah dan masyarakat.
4. Industri rumah tangga serta industri kecil dapat dilakukan di kawasan permukiman
perkotaan selama memiliki izin lingkungan dan memperhatikan gangguan yang
ditimbulkannya
5. Pengembangan permukiman baru hanya diizinkan jika sudah tersedia akses jalan yang
memadai serta masuk dalam jangkauan sistem pelayanan persampahan, limbah,
drainase, air bersih wilayah, listrik dan telepon
2. Perlu perbaikan kondisi fisik bangunan serta lingkungan rumah agar tercipta kualitas
permukiman yang layak huni
58
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
3. Industri rumah tangga serta industri kecil dapat dilakukan di kawasan permukiman
perdesaan selama memiliki izin lingkungan dan memperhatikan gangguan yang
ditimbulkannya
4. Perlu disediakan akses yang baik antara permukiman perdesaan dengan kawasan
pertanian di sekitarnya
59
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
60
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
61
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Disamping 7 (tujuh) kawasan peruntukan yang membentuk sistem penggunaan lahan ( landuse
system), di Kabupaten Karawang terdapat beberapa peruntukan kawasan lainnya yang harus
diperhatikan perkembangannya. Berikut ini adalah beberapa peruntukan kawasan di
Kabupaten Karawang yang mempunyai pengaruh terhadap pola ruang wilayah, yaitu :
a. Usaha perdagangan (eceran dan grosir) yang terdiri atas: pusat perbelanjaan, pasar
tradisional, pertokoan (toko dan toko modern), mall, plasa, pusat perkulakan.
Tidak terletak pada kawasan lindung dan kawasan rawan bencana alam
Lokasinya strategis dan mudah dicapai
Luasan-nya dan jam operasinya memperhatikan aturan yang berlaku
Pendiriannya wajib memiliki Izin melakukan usaha yang diterbitkan oleh Bupati,
yang terdiri atas:
62
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Permintaan IUP2T, IUPP dan IUTM dilengkapi dengan studi kelayakan termasuk
analisis mengenai dampak lingkungan, terutama aspek sosial budaya dan dampaknya
bagi pelaku perdagangan eceran setempat dan Rencana Kemitraan dengan Usaha Kecil
Pusat Perbelanjaan
Jumlah Warung/kios Toko
Lingkungn
No. Kecamatan Penduduk
Tahun Kebutuhan Tahun Kebutuhan Tahun Kebutuhan
2030
2030 Ruang (m2) 2030 Ruang (m2) 2030 Ruang (m2)
1 Pangkalan 38.727 155 15.491 15 18.589 1 17.427
2 Tegalwaru 37.892 152 15.157 15 18.188 1 17.051
3 Ciampel 48.478 194 19.391 19 23.269 2 21.815
4 TelukJambe 144.846 579 57.938 58 69.526 5 65.181
Timur
5 TelukJambe Barat 71.813 287 28.725 29 34.470 2 32.316
6 Klari 167.269 669 66.908 67 80.289 6 75.271
7 Cikampek 165.448 662 66.179 66 79.415 6 74.452
8 Purwasari 93.138 373 37.255 37 44.706 3 41.912
9 Tirtamulya 44.439 178 17.775 18 21.330 1 19.997
10 Jatisari 95.432 382 38.173 38 45.807 3 42.944
63
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Pusat Perbelanjaan
Jumlah Warung/kios Toko
Lingkungn
No. Kecamatan Penduduk
Tahun Kebutuhan Tahun Kebutuhan Tahun Kebutuhan
2030
2030 Ruang (m2) 2030 Ruang (m2) 2030 Ruang (m2)
11 Banyusari 71.437 286 28.575 29 34.290 2 32.146
12 Kotabaru 146.460 586 58.584 59 70.301 5 65.907
13 Cilamaya Wetan 83.302 333 33.321 33 39.985 3 37.486
14 Cilamaya Kulon 65.830 263 26.332 26 31.599 2 29.624
15 Lemahabang 60.328 241 24.131 24 28.957 2 27.147
16 Telagasari 76.404 306 30.562 31 36.674 3 34.382
17 Majalaya 47.785 191 19.114 19 22.937 2 21.503
18 Karawang Timur 126.869 507 50.748 51 60.897 4 57.091
19 Karawang Barat 202.689 811 81.076 81 97.291 7 91.210
20 Rawamerta 55.055 220 22.022 22 26.426 2 24.775
21 Tempuran 50.500 202 20.200 20 24.240 2 22.725
22 Kutawaluya 57.348 229 22.939 23 27.527 2 25.807
23 Rengasdengklok 152.400 610 60.960 61 73.152 5 68.580
24 Jayakerta 83.774 335 33.510 34 40.211 3 37.698
25 Pedes 73.768 295 29.507 30 35.408 2 33.195
26 Cilebar 41.771 167 16.708 17 20.050 1 18.797
27 Cibuaya 43.826 175 17.530 18 21.037 1 19.722
28 Tirtajaya 73.558 294 29.423 29 35.308 2 33.101
Isu penting dalam pengembangan kawasan perdagangan dan jasa di Kabupaten Karawang
adalah pengaturan alokasi ruang antara pasar tradisional, pusat perkulakan dan toko
modern. Pusat Perbelanjaan adalah suatu area tertentu yang terdiri dari satu atau beberapa
bangunan yang didirikan secara vertikal maupun horizontal, yang dijual atau disewakan
kepada pelaku usaha atau dikelola sendiri untuk melakukan kegiatan perdagangan barang.
Sedangkan Toko Modern adalah toko dengan sistem pelayanan mandiri, menjual berbagai
jenis barang secara eceran yang berbentuk Minimarket, Supermarket, Department Store,
Hypermarket ataupun grosir yang berbentuk Perkulakan.
Arahan pengembangan pasar tradisional, pusat perbelanjaan dan toko modern sesuai
dengan ketentuan yang berlaku adalah sebagai berikut:
64
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
65
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
66
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
67
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
68
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2007 Tentang Penataan
Dan Pembinaan Pasar Tradisional Pusat Perbelanjaan Dan Toko Modern
Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor : 53/M-
Dag/Per/12/2008 Tentang Pedoman Penataan Dan Pembinaan Pasar Tradisional,
Pusat Perbelanjaan Dan Toko Modern
69
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
70
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
2. Markas Batalyon 305 Kostrad Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) Kecamatan
Telukjambe Timur; dan
Menyediakan daerah penyangga yang bebas dari kegiatan yang memisahkan antara
instalasi militer tersebut dan kawasan di sekitarnya. Daerah penyangga ini berfungsi
sebagai pengaman bagi keselamatan masyarakat dan kegiatan lainnya. Daerah
penyangga tersebut dapat berupa jalan, persawahan, ruang terbuka, hutan dan lainnya
Menyediakan akses yang cukup bagi pergerakan pasukan dan peralatan militer yang
diperlukan
71
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
72
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
73
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
74
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
75
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Namun demikian sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 16/PRT/M/2009
tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten, setiap wilayah
diharapkan mengidentifikasi dan kemudian menetapkan satu atau beberapa bagian wilayahnya
yang akan menjadi prioritas. Disebut sebagai prioritas karena penanganannya diharapkan akan
lebih fokus dan lebih banyak mendapatkan perhatian dibandingkan bagian wilayah lainnya
yang penanganannya diatur dalam rencana pola ruang dan struktur ruang.
Kawasan strategis wilayah kabupaten merupakan bagian wilayah kabupaten yang penataan
ruangnya diprioritaskan, karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kabupaten
terhadap ekonomi, sosial budaya, dan/atau lingkungan. Penentuan kawasan strategis
kabupaten lebih bersifat indikatif. Batasan fisik kawasan strategis kabupaten akan ditetapkan
lebih lanjut di dalam rencana tata ruang kawasan strategis.
1
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Sedangkan kriteria umum penetapan kawasan strategis kabupaten dapat dituliskan secara
ringkas sebagaimana tabel berikut ini.
2
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
3
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
4
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
2. Kawasan Strategis Pertanian Lahan Basah di Sekitar Kawasan Perkotaan Karawang Barat –
Cikampek, berdasarkan pada kepentingan ekonomi yaitu untuk mempertahankan lahan
pertanian basah yang pada koridor mengalami tekanan alih fungsi paling besar jika
dibandingkan dengan kawasan lainnya
3. Kawasan Strategis Situs Batujaya, dilihat dari kepentingan sosial budaya, khususnya terkait
upaya perlindungan pemisahan budaya
Struktur dan pola ruang Kabupaten Karawang telah memberikan arahan penataan ruang pada
bagian wilayah yang memiliki industri serta pada kawasan peruntukan industri. Namun
demikian terdapat ancaman cukup besar terhadap keberadaan pengembangan industri di
Kabupaten Karawang, yaitu potensi banjir akibat meluapnya beberapa sungai besar yang
merendam baik kawasan maupun zona industri yang ada. Banjir yang terjadi secara langsung
mengganggu keberlangsungan produksi maupun juga merusak prasarana dan sarana yang ada.
Selanjutnya akibat dari terganggunya produksi industri ini adalah terganggunya kondisi
ekonomi serta sosial daerah.
Kawasan srategis yang dimaksud adalah Kawasan Strategis Industri Telukjambe yang berlokasi
di Desa Purwadana di Kecamatan Telukjambe Timur.Yang perlu diperhatikan untuk melindungi
keberadaan kawasan dan zona industri dalam kawasan strategis ini adalah :
5
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Pengembangan sistem jaringan drainase yang mampu menampung run off, termasuk
ketika debit hujan tinggi
Menyediakan ruang terbuka hijau yang secera efektif dapat menyerap air hujan dengan
baik
Menyediakan sistem pompa agar dapat dengan segera mengeringkan kawasan dari
genangan yang terjadi
Penanganan lebih lanjut pada kawasan strategis ini akan ditetapkan dalam rencana rinci tata
ruang maupun perencanaan sektoral lainnya.
Kawasan strategis ini mencakup lahan-lahan pertanian pangan yang berada di sepanjang Jalan
Tol Jakarta – Cikampek pada ruas Karawang Barat – Cikampek yang terdapat di Kecamatan-
kecamatan Karawang Barat, Karawang Barat, Telukjambe Timur, Klari, Purwasari dan
Cikampek. Arahan umum untuk menjaga keberadaan lahan pertanian tersebut adalah :
6
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Memberi batas pemisah antara kegiatan atau kawasan perkotaan dengan lahan-lahan
pertanian yang ada. Batas pemisah tersebut bisa jalan, sungai, drainase, saluran irigasi
ruang terbuka atau bentuk daerah penyangga lainnya
Menerapkan aturan insentif dan disinsentif yang efektif yang akan ditetapkan secara
terpisah
Arahan lebih rinci akan ditetapkan dalam rencana rinci tata ruang atau sistem perencanaan
sektoral, khususnya Rencana Perlindungan Pertanian Lahan Pangan Berkelanjutan Kabupaten
Karawang yang akan disusun kemudian.
Di Kabupaten Karawang terdapat situs bangunan sejarah yaitu Situs Batujaya yang termasuk
dalam kriteria sebagai kawasan cagar budaya nasional. Situs Batujaya dan kawasan sekitarnya
saat ini juga sedang diusulkan sebagai Kawasan Strategi Nasional. Oleh sebab itu Situs Batujaya
dan kawasan sekitarnya perlu ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Situs Batujaya.
Kawasan Strategis Pariwisata Situs Batujaya terletak di Desa Segaran Kecamatan Batujaya dan
Desa Telagajaya Kecamatan Pakisjaya. Situs Batujaya sendiri merupakan situs terbesar di Jawa
Barat dan di wilayah pesisir di Indonesia. Situd ini terdiri dari puluhan bangunan yang
mempunyai nilai sejarah, antara lain merupakan batu tegak (menhir) dan batu besar yang
diperkirakan mempunyai keterkaitan dengan masa antara akhir prasejarah dengan masa Hindu
– Budha.
Kawasan strategis ini diharapkan dapat menjaga dan melestarikan keberadaan situs serta
sekaligus memanfaatkannya sebagai kawasan pariwisata sejarah dan budaya. Pengembangan
situs diharapkan juga tidak mengganggu keberadaan kawasan peruntukan pertanian di
sekitarnya. Penanganan kawasan strategis ini akan diatur kemudian dalam rencana rinci tata
ruang serta terintegrasi dalam jaringan objek wisata daerah sebagaimana akan diatur juga
dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPDA) Kabupaten Karawang.
7
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
8
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Dalam rangka pencapaian tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Karawang, maka perlu
disusun program-program utama pembangunan. Program-program utama pembangunan
Kabupaten Karawang meliputi arahan perwujudan :
Kawasan lindung
Waktu pelaksanaan indikasi program secara umum adalah 20 (duapuluh) tahun, sama seperti
waktu implementasi RTRW ini. Meskipun begitu, periode pelaksanaan dari setiap program per
sektor belum tentu duapuluh tahun. Beberapa program ada yang cukup dilaksanakan dalam
waktu dua atau tiga tahun, tapi ada juga program-program yang sifatnya menerus dan
berkesinambungan
1. Tahap persiapan atau inisiasi, yaitu periode pematangan konsep rencana dan konsep teknis
implementasi rencana, serta mempersiapkan infrastruktur yang diperlukan untuk
implementasi program tersebut.
3. Tahap pematangan atau pemantapan, yaitu periode dimana suatu program sudah mapan
berjalan dan dapat mulai terlihat hasil atau dampaknya.
4. Tahap evaluasi, yaitu periode mengevaluasi keberjalanan atau kinerja dan dampak
pelaksanaan program. Evaluasi ini diperlukan untuk dijadikan masukan dalam penyusunan
rencana selanjutnya.
1
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Tahapan tersebut jika dibagi dalam kurun waktu pelaksanaan 20 (duapuluh) tahun adalah :
Pemerintah Kabupaten Karawang dapat bermitra dengan pihak swasta dan masyarakat dalam
hal penyediaan, operasional dan pemeliharaan prasarana dan sarana umum seperti :
(a). Pasar
(b). Rumah sakit
(c). Sarana olah raga
(d). Taman dan fasilitas rekreasi
(e). Air bersih
(f). Persampahan
(g). Limbah
(h). Listrik
2
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Pemerintah Kabupaten Karawang harus menyediakan sistem regulasi dan iklim usaha yang
dapat menarik minat swasta untuk ikut berpartisipasi dalam pengelolaan pelayanan umum
(1). Pemerintah Kabupaten Karawang harus dapat mendorong dan memberikan fasilitasi bagi
peningkatan partisipasi aktif dan nyata dari masyarakat dalam pengelolaan pelayanan
umum
(2). Masyarakat di kawasan perdesaan dimungkinkan untuk mengelola sendiri beberapa jenis
pelayanan umum, seperti air bersih, persampahan dan listrik
Beberapa model pengembangan sistem kelembagaan kemudian dapat dirumuskan antara lain
adalah :
waktu
PP : peran pemerintah
PPU : peran masyarakat dan swasta
2. Sinergi Kelembagaan
3
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Meskipun disadari bahwa logika kerja tiap komponen pelaku pembangunan berbeda,
sinergi adalah pilihan cerdas dan efisien. Pengalaman menunjukan bahwa sinergi dapat
berlangsung melalui pembentukan kelompok kerja. Kelompok kerja beranggota pribadi
yang berkomitmen dan kompeten untuk melakukan perbaikan. Pimpinan kelompok kerja
adalah pemegang kekuasaan politik yang pada gilirannya mampu mendukung langkah-
langkah perubahan. Berbagai sasaran di atas, kemudian, dapat ditindaklanjuti secara teknis
oleh kelompok kerja yang dalam perjalanannya dapat menjadi kelompok pemikir dan
pembaru
Pola kemitraan merupakan satu bentuk jabaran dari sinergi. Kemitraan dapat terjadi ketika
status dan posisi pihak-pihak terkait setara. Berdasarkan posisi itu kontrak dapat disusun
melalui butir-butir yang disepakati. Pelaksanaan kemitraan intinya menyangkut tiga lembaga.
Kecendrungan di masa datang pilihan kemitraan merupakan hal yang kian menjadi penting.
Misalnya antar sesama pemerintah kota dan kabupaten, antara pemerintah dengan swasta dan
pemerintah dengan masyarakat.
Bentuk kelembagaan pengelola pemanfaatan ruang di Kabupaten Karawang antara lain dapat
menggunakan beberapa alternati Pelaksana operasional TPA Regional dapat berbentuk Unit
Pelaksana Teknis (UPT), Badan Layanan Umum (BLU), Perusahaan Daerah (PD), maupun
diserahkan pelaksanaannya kepada Operator Swasta, sebagai referensi. Berikut ini jenis
lembaga pengelola tersebut :
4
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
5
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
6
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
7
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Tabel 6-62 Indikasi Program Utama Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Karawang 2011 – 2031
Instansi
Lima Tahun Pertama
No. Program Utama Lokasi
Pelaksana
2015- 2020- 2025- APBD APBD Swasta
2011 2012 2013 2014 2015 APBN
2020 2025 2030 Provinsi Kab. / Masy.
5
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Instansi
Lima Tahun Pertama
No. Program Utama Lokasi
Pelaksana
2015- 2020- 2025- APBD APBD Swasta
2011 2012 2013 2014 2015 APBN
2020 2025 2030 Provinsi Kab. / Masy.
1.1.2. Pengembangan pusat kegiatan Karawang Barat, pusat kegiatan Karawang Timur dan Kawasan
Perkotaan Karawang
1.1.2.1. Penyusunan rencana Karawang Barat, Bappeda, xxx x
rinci tata ruang Karawang Timur Dinas Cipta
Kawasan Perkotaan dan sekitarnya Karya
Karawang
6
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Instansi
Lima Tahun Pertama
No. Program Utama Lokasi
Pelaksana
2015- 2020- 2025- APBD APBD Swasta
2011 2012 2013 2014 2015 APBN
2020 2025 2030 Provinsi Kab. / Masy.
7
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Instansi
Lima Tahun Pertama
No. Program Utama Lokasi
Pelaksana
2015- 2020- 2025- APBD APBD Swasta
2011 2012 2013 2014 2015 APBN
2020 2025 2030 Provinsi Kab. / Masy.
8
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Instansi
Lima Tahun Pertama
No. Program Utama Lokasi
Pelaksana
2015- 2020- 2025- APBD APBD Swasta
2011 2012 2013 2014 2015 APBN
2020 2025 2030 Provinsi Kab. / Masy.
9
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Instansi
Lima Tahun Pertama
No. Program Utama Lokasi
Pelaksana
2015- 2020- 2025- APBD APBD Swasta
2011 2012 2013 2014 2015 APBN
2020 2025 2030 Provinsi Kab. / Masy.
Kawasan Pertambangan
dan Energi,
Dinas Cipta
Karya, Swasta
1.1.4.1. Pembangunan Cilamaya Kulon Dinas xxxxx x x
Terminal Distribusi Perhubungan,
Hasil Pertanian Skala Dinas Bina
Marga, Dinas
Kawasan
Cipta Karya,
Swasta
1.1.4.1. Pengembangan Cilamaya Wetan Dinas Cipta xxxxx x x
Taman Kota, Jalur Karya; Badan
Hijau, RTH serta Pengelolan
Bentuk Ruang Lingkungan
Terbuka Lainnya Hidup, Swasta
10
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Instansi
Lima Tahun Pertama
No. Program Utama Lokasi
Pelaksana
2015- 2020- 2025- APBD APBD Swasta
2011 2012 2013 2014 2015 APBN
2020 2025 2030 Provinsi Kab. / Masy.
11
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Instansi
Lima Tahun Pertama
No. Program Utama Lokasi
Pelaksana
2015- 2020- 2025- APBD APBD Swasta
2011 2012 2013 2014 2015 APBN
2020 2025 2030 Provinsi Kab. / Masy.
dari dan ke
Kabupaten
Karawang
1.2.1.3 Pembangunan Jalan Tempuran, Instansi Terkait xxxxx x x x x
Kolektor Primer Cilamaya Kulon, di Pusat, Dinas
Pelabuhan Cilamaya Banyusari, Jatisari, Bina Marga,
Dinas
- Tol Jakarta- Kotabaru, Cikampek
Perhubungan,
Cikampek - Swasta
Cikampek
1.2.1.4 Peningkatan Ruas Karawang Barat Instansi Terkait xxxxx x x
Jalan Pintu Tol di Pusat, Dinas
Karawang Barat – Bina Marga,
Dinas
Pusat Pemerintahan
Perhubungan
Kabupaten
Karawang
1.2.1.5 Peningkatan Ruas Karawang Timur Instansi Terkait xxxxx x x
Jalan Pintu Tol di Pusat, Dinas
Karawang Timur – Bina Marga,
Dinas
Pusat Kawasan
Perhubungan
Perkotaan Karawang
Timur
1.2.1.6. Peningkatan Ruas Cikampek Instansi Terkait xxxxx x x
Jalan Pintu Tol di Pusat, Dinas
Cikampek – Pusat Bina Marga,
Dinas
Kawasan Industri di
Perhubungan
Cikampek
12
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Instansi
Lima Tahun Pertama
No. Program Utama Lokasi
Pelaksana
2015- 2020- 2025- APBD APBD Swasta
2011 2012 2013 2014 2015 APBN
2020 2025 2030 Provinsi Kab. / Masy.
Menghubungkan
Interchange Yang
Ada Ke Pusat
Kegiatan
1.2.1.9. Peningkatan dan Cikampek – Dinas Bina xxxxx xxxxx xxxxx x
Pengembangan Ruas Karawang Timur, Marga, Dinas
Jalan Arteri Karawang Timur – Perhubungan
13
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Instansi
Lima Tahun Pertama
No. Program Utama Lokasi
Pelaksana
2015- 2020- 2025- APBD APBD Swasta
2011 2012 2013 2014 2015 APBN
2020 2025 2030 Provinsi Kab. / Masy.
Ciampel – Bendungan
Curug, Cikampek –
Cilamaya, Karawang –
Cilamaya
1.2.1.11. Peningkatan Ruas Kawasan Perkotaan Dinas Bina xxxxx x
Jalan Akses ke Rengasdengklok Marga, Dinas
Kawasan Perkotaan dan kecamatan Perhubungan
Rengasdengklok sekitarnya
1.2.1.12. Peningkatan Ruas Kawasan Perkotaan Dinas Bina xxxxx x
Jalan Akses ke Cikampek dan Marga, Dinas
Kawasan Perkotaan kecamatan Perhubungan
Cikampek sekitarnya
Karawang sekitarnya
1.2.1.16. Peningkatan Jalan Karawang Barat, Dinas Bina xxx xxx xxx xxx xxx xxxxx xxxxx x
Lokal di Lingkungan Karawang Timur, Marga, Dinas
Perhubungan
14
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Instansi
Lima Tahun Pertama
No. Program Utama Lokasi
Pelaksana
2015- 2020- 2025- APBD APBD Swasta
2011 2012 2013 2014 2015 APBN
2020 2025 2030 Provinsi Kab. / Masy.
1.2.1.19. Pembangunan Kabupaten Dinas Bina xxx xxx xxx xxx xxx xxxxx xxxx x
Jembatan Sukaharja, Karawang Marga
Telukjambe,
Rengasdengklok,
Pakisjaya, Telar
Burung
15
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Instansi
Lima Tahun Pertama
No. Program Utama Lokasi
Pelaksana
2015- 2020- 2025- APBD APBD Swasta
2011 2012 2013 2014 2015 APBN
2020 2025 2030 Provinsi Kab. / Masy.
16
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Instansi
Lima Tahun Pertama
No. Program Utama Lokasi
Pelaksana
2015- 2020- 2025- APBD APBD Swasta
2011 2012 2013 2014 2015 APBN
2020 2025 2030 Provinsi Kab. / Masy.
Kabupaten
Purwakarta
1.2.1.24. Peningkatan Jalur Cikampek Dinas xxxxx xxxxx xxxxx x x x
Kereta Api Cikampek Perhubungan,
– Padalarang Yang PT Kereta Api
Indonesia,
Melintasi Kabupaten
Instansi Terkait
Karawang Termasuk di Pusat
Peningkatan Spoor
Emplasement Di
Cikampek
1.2.1.25. Peningkatan - Dinas xxxxx xxxxx x x x
Keandalan Sistem Perhubungan,
Jaringan Kereta Api PT Kereta Api
Indonesia,
Cikampek – Jakarta
Instansi Terkait
di Pusat
1.2.1.26. Pembangunan Jalur Cikampek, Dinas xxxxx xxxxx x x x
Kereta Api Cepat Purwasari, Klari, Perhubungan,
Jakarta – Surabaya Karawang Timur PT Kereta Api
Indonesia,
Di Cikampek, dan Karawang Barat
Instansi Terkait
Purwasari, Klari, di Pusat
Karawang Timur Dan
Karawang Barat
1.2.1.27. Pembangunan Cikampek Dinas Cipta xxx xxx xxxx x x x
Terminal Tipe B Karya, Dinas
Kawasan Perkotaan Bina Marga,
Cikampek Instansi Pusat
17
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Instansi
Lima Tahun Pertama
No. Program Utama Lokasi
Pelaksana
2015- 2020- 2025- APBD APBD Swasta
2011 2012 2013 2014 2015 APBN
2020 2025 2030 Provinsi Kab. / Masy.
1.2.1.28. Pembangunan Karawang Barat Dinas Cipta xxx xxx xxx xxxxx x x x
Terminal Tipe B di atau Karawang Karya
Kawasan Perkotaan Timur
Karawang
1.2.1.29. Pembangunan Klari, Dinas Cipta xxxxx x x
Terminal Tipe C Rengasdengklok, Karya
Cilamaya Kulon,
Batujaya, Swasta
18
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Instansi
Lima Tahun Pertama
No. Program Utama Lokasi
Pelaksana
2015- 2020- 2025- APBD APBD Swasta
2011 2012 2013 2014 2015 APBN
2020 2025 2030 Provinsi Kab. / Masy.
19
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Instansi
Lima Tahun Pertama
No. Program Utama Lokasi
Pelaksana
2015- 2020- 2025- APBD APBD Swasta
2011 2012 2013 2014 2015 APBN
2020 2025 2030 Provinsi Kab. / Masy.
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup, Dinas
Pertanian,
Instansi Pusat,
Swasta
1.2.3.3. Pengembangan Klari, Ciampel, Dinas xxxxx xxxxx x x x x
Jaringan SUTET Telukjambe Barat, Perindustrian,
yang Melintasi Telukjambe Timur, Perdagangan,
Pertambangan
Kabupaten Purwasari,
dan Energ,
Karawang, termasuk Cikampek Badan
Penataan Kawasan Pengelolaan
yang Dilintasi Lingkungan
Hidup, Dinas
Pertanian,
Perusahaan
Listri Negara,
Instansi Terkait
di Pusat
1.2.3.4. Pengembangan Di Kawasan Dinas xxxxx xxxxx x x x x
Jaringan Listrik Perdesaan Perindustrian,
Perdesaan Perdagangan,
Pertambangan
dan Energi
1.2.3.5. Pembangunan SPBU Cilamaya Kulon Dinas xxxxx xxxxx x x x
untuk Nelayan Perindustrian,
Perdagangan,
Pertambangan
dan Energi,
Instansi Pusat,
Swasta
20
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Instansi
Lima Tahun Pertama
No. Program Utama Lokasi
Pelaksana
2015- 2020- 2025- APBD APBD Swasta
2011 2012 2013 2014 2015 APBN
2020 2025 2030 Provinsi Kab. / Masy.
21
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Instansi
Lima Tahun Pertama
No. Program Utama Lokasi
Pelaksana
2015- 2020- 2025- APBD APBD Swasta
2011 2012 2013 2014 2015 APBN
2020 2025 2030 Provinsi Kab. / Masy.
22
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Instansi
Lima Tahun Pertama
No. Program Utama Lokasi
Pelaksana
2015- 2020- 2025- APBD APBD Swasta
2011 2012 2013 2014 2015 APBN
2020 2025 2030 Provinsi Kab. / Masy.
1.2.4.6. Penyediaan Pompa, Di sepanjang sungai Dinas Bina xxx xxx xxx xxxxx x x x
Polder dan Bendung yang rawan banjir Marga dan
sebagai Pengendali Pengairan,
Banjir Instansi Pusat
23
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Instansi
Lima Tahun Pertama
No. Program Utama Lokasi
Pelaksana
2015- 2020- 2025- APBD APBD Swasta
2011 2012 2013 2014 2015 APBN
2020 2025 2030 Provinsi Kab. / Masy.
1.2.6.1. Pembangunan Karawang Barat, Dinas Cipta xxx xxx xxx xxxxx xxxxx x x x
Instalasi Pengolah Cikampek, Karya,
Air Baku Rengasdengklok, Instansi Pusat,
Karawang Timur, Swasta
Kotabaru, Klari,
Telukjambe Timur
1.2.6.2. Pembangunan Pipa Seluruh Kabupaten Dinas Cipta xxx xxx xxx xxxxx xxxxx x x x
Distribusi Karawang Karya, PDAM,
Instansi Pusat
1.2.6.3. Penyediaan Saluran Karawang Barat, PDAM xxx xxx xxx xxxxx xxxxx xxxxx x x x
Rumah di Kawasan Karawang Timur,
Perkotaan Cikampek,
Rengasdengklok,
Cilamaya Wetan,
Cilamaya Kulon
1.2.6.4. Pembangunan Kecamatan- Dinas Cipta xxxxx xxxxx x x x
Instalasi Pengolah kecamatan di Karya, PDAM,
Air Baku bagian utara Balai Besar
Memanfaatkan Air Kabupaten Wilayah
Irigasi Karawang Sungai
1.2.6.5. Penyusunan - Dinas Cipta xxx xxx x
Rencana Induk Karya/PDAM
Pengelolaan Air
Minum
1.2.6.6. Pembangunan Kawasan perdesaan Dinas Cipta xxx xxx xxx xxx xxxxx x x x
Hidran Umum di Karya
Kawasan Perdesaan
24
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Instansi
Lima Tahun Pertama
No. Program Utama Lokasi
Pelaksana
2015- 2020- 2025- APBD APBD Swasta
2011 2012 2013 2014 2015 APBN
2020 2025 2030 Provinsi Kab. / Masy.
25
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Instansi
Lima Tahun Pertama
No. Program Utama Lokasi
Pelaksana
2015- 2020- 2025- APBD APBD Swasta
2011 2012 2013 2014 2015 APBN
2020 2025 2030 Provinsi Kab. / Masy.
1.2.7.6. Pembangunan Kawasan Perkotaan Dinas Bina xxx xxx xxx xxx xxx xxxxx x x x
Tanggul Sungai di Marga dan
Kawasan Perkotaan Pengairan,
Balai Besar
Wilayah
Sungai
1.2.7.7. Penyediaan Saluran Karawang Barat, Dinas Bina xxxxx xxxxx x x x
Drainase di Seluruh Cikampek, Marga dan
Jaringan Jalan Arteri Karawang Timur, Pengairan
dan Kolektor Rengasdeng-klok,
Cilamaya,
Banyusari,
Tanjungsari, Klari
1.2.7.9. Pembangunan Kawasan perkotaan Dinas Cipta xxx xxx xxx xxxxx x
26
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Instansi
Lima Tahun Pertama
No. Program Utama Lokasi
Pelaksana
2015- 2020- 2025- APBD APBD Swasta
2011 2012 2013 2014 2015 APBN
2020 2025 2030 Provinsi Kab. / Masy.
1.2. 8.2. Pembangunan IPAL Cikampek, Dinas Cipta xxxx xxxx xxxx xxxxx x x
Mandiri di Kawasan Karawang Timur, Karya, Swasta
Industri dan Karawang Barat,
Kawasan Peruntukan Klari, Telukjambe
Industri Barat
1.2. 8.3. Pengembangan Kawasan perkotaan Dinas Cipta xxx xxx xxxxx x x
Sistem Pengolahan di Kabupaten Karya, Swasta
Limbah B3 untuk Karawang
Industri, Rumah
Sakit dan Kegiatan
Lainnya
27
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Instansi
Lima Tahun Pertama
No. Program Utama Lokasi
Pelaksana
2015- 2020- 2025- APBD APBD Swasta
2011 2012 2013 2014 2015 APBN
2020 2025 2030 Provinsi Kab. / Masy.
1.2. 8.4. Pembangunan IPLT Alternatif lokasi Dinas Cipta xxx xxx xxx x x
adalah di bagian Karya,
utara Kabupaten Instansi
Karawang Terkait di
Pusat
1.2. 8.6. Pembangunan Karawang Barat, Dinas Cipta xxx xxx xxxxx xxxxx x x
Saluran Limbah Cikampek, Karya
Tertutup di Kawasan Karawang Timur,
Perkotaan Rengasdengklok,
Cilamaya
1.2. 8.7. Pembangunan MCK Kawasan Perdesaan Dinas Cipta xxx xxx xxx x
Umum di Kawasan Karya
Perdesaan
1.2. 8.8. Penyediaan septic Kawasan Perdesaan Dinas Cipta xxx xxx xxxxx x x
tank di Kawasan Karya,
Perdesaan Kecamatan
28
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Instansi
Lima Tahun Pertama
No. Program Utama Lokasi
Pelaksana
2015- 2020- 2025- APBD APBD Swasta
2011 2012 2013 2014 2015 APBN
2020 2025 2030 Provinsi Kab. / Masy.
Wilayah dan
Perkotaan
1.2.9.2. Peningkatan Kotabaru, Dinas Cipta xxx xxx xxx xxxxx x x x
Kapasitas dan Telukjambe Barat Karya
Teknologi
Pengolahan Sampah
di TPPAS Jalupang
dan Leuwisisir
1.2.9.4. Penyediaan Fasilitas Kawasan perkotaan Dinas Cipta xxx xxx xxx xxxxx x x x
Pemilahan Sampah di Kabupaten Karya, Swasta
di Kawasan Karawang
Permukiman
Perkotaan, Kawasan
Perdagangan dan
Jasa, Kawasan
Industri, serta
Fasilitas Umum
1.2.9.5. Penyediaan Transfer Seluruh Kecamatan Dinas Cipta xxx xxx xxxxx x x
Depo di Seluruh Karya,
Kecamatan Kecamatan,
Swasta
1.2.9.6. Peningkatan - Dinas Cipta xxx xxx xx xxxxx x x x
Kapasitas Karya,
29
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Instansi
Lima Tahun Pertama
No. Program Utama Lokasi
Pelaksana
2015- 2020- 2025- APBD APBD Swasta
2011 2012 2013 2014 2015 APBN
2020 2025 2030 Provinsi Kab. / Masy.
Pengangkutan Kecamatan
Sampah
1.2.9.7. Penyediaan Fasiltas Cikampek, Dinas Cipta xxx xxx xxx x x
Pengolahan Sampah Karawang Timur, Karya
B3 bagi Industri dan Karawang Barat,
Rumah Sakit Klari, Telukjambe
Barat
2.1.1.1. Rehabilitasi Hutan Cibuaya, Tirtajaya, Dinas Kelautan xxx xxx xxx xxxxx x x x x
Mangrove yang Ada Batujaya, Pakisjaya dan Perikanan,
Dinas Pertanian,
Kehutanan dan
Perkebunan,
Instansi Pusat,
Swasta
2.1.1.2. Perluasan Hutan Cibuaya, Tirtajaya, Dinas xxxxx xxxxx xxxxx x x x x
Mangrove Batujaya, Pakisjaya Kelautan dan
Perikanan,
Dinas
Pertanian,
Kehutanan
dan
Perkebunan,
Instansi Pusat,
Swasta
30
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Instansi
Lima Tahun Pertama
No. Program Utama Lokasi
Pelaksana
2015- 2020- 2025- APBD APBD Swasta
2011 2012 2013 2014 2015 APBN
2020 2025 2030 Provinsi Kab. / Masy.
31
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Instansi
Lima Tahun Pertama
No. Program Utama Lokasi
Pelaksana
2015- 2020- 2025- APBD APBD Swasta
2011 2012 2013 2014 2015 APBN
2020 2025 2030 Provinsi Kab. / Masy.
Pantai
2.1.2.4. Penyusunan Wilayah pantai Dinas xxxx x
Rencana Perikanan,
Pengelolaan Wilayah Kelautan dan
Pesisir Kabupaten Peternakan,
Karawang Bappeda
2.1.2.5. Rehabilitasi Kawasan Sempadan Sungai Dinas Bina xxx xxx xxx xxxxx x x x
Sempadan Sungai yang melalui Marga dan
dari Kerusakan kawasan perkotaan Pengairan,
dan permukiman BPLH, Instansi
Pusat
2.1.2.6. Pelibatan Seluruh Kabupaten BPLH xxx xxx xxxxx xxxxx xxxxx x x x
Masyarakat dalam Karawang
Pengelolaan
Kawasan Sempadan
Sungai
2.1.2.7. Penghijauan di Pangkalan BPLH, Dinas xxxx xxxx xxxxx x x
Kawasan Sekitar Kehutanan,
Mata Air Swasta
32
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Instansi
Lima Tahun Pertama
No. Program Utama Lokasi
Pelaksana
2015- 2020- 2025- APBD APBD Swasta
2011 2012 2013 2014 2015 APBN
2020 2025 2030 Provinsi Kab. / Masy.
33
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Instansi
Lima Tahun Pertama
No. Program Utama Lokasi
Pelaksana
2015- 2020- 2025- APBD APBD Swasta
2011 2012 2013 2014 2015 APBN
2020 2025 2030 Provinsi Kab. / Masy.
2.1.3.4. Pengembangan Karawang Barat, Dinas Cipta xxx xxx xxx xxxxx x x
Rekayasa Teknik Karawang Timur, Karya, BPLH,
Penahan Bencana Cikampek, Instansi Pusat
untuk Daerah Rawan Tegalwaru,
Bencana Longsor, Pangkalan,
Rob dan Banjir Kecamatan di
Pesisir
2.1.3.5. Peningkatan Seluruh Kabupaten Dinas Cipta xxxxx xxxxx x x x
Bangunan Karawang Karya,
Pemerintahan, Polisi, Swasta,
Militer, Sekolah yang Instansi Pusat
Tahan Gempa
2.1.3.6. Penyediaan Jalur- Seluruh Kabupaten Dinas Bina xxx xxx xxxxx x
jalur Pengungsian Karawang Marga, Dinas
Perhubungan
2.1.3.7. Penyediaan Titik-titik Seluruh Kabupaten Dinas Cipta xxx xxx xxxxx x x
Pengungsian di Karawang Karya, Swasta
Setiap Lingkungan
Permukiman
34
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Instansi
Lima Tahun Pertama
No. Program Utama Lokasi
Pelaksana
2015- 2020- 2025- APBD APBD Swasta
2011 2012 2013 2014 2015 APBN
2020 2025 2030 Provinsi Kab. / Masy.
2.1.4.2. Pembatasan dan Pangkalan Bappeda, xxx xxx xxx xxxxx xxxxx xxxxx x x x x
Pengendalian Dinas Cipta
Pemanfaatan Ruang karya, BPLH
di Kawasan Geologi
Kars
2.1.5.1. Pemugaran Situs- Sekitar situs Dinas Cipta xxx xxx xxxxx x x x
situs Candi Jiwa, Karya, Dinas
Makam Syech Quro, Pariwisata,
Kompleks Monumen Dinas
Rengasdengklok Pendidikan,
Perguruan
Tinggi,
Instansi Pusat
2.1.5.3. Penyusunan Sekitar situs dan Bappeda xxx xxx xxx xxxx x
Rencana Rinci Tata objek
Ruang di sekitar
Situs dan Objek
Wisata
2.1.5.4. Penataan Kawasan Sekitar situs dan Dinas Cipta xxx xxx xxx xxxxx xxxxx
di Sekitar Situs dan objek Karya
Objek Wisata
35
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Instansi
Lima Tahun Pertama
No. Program Utama Lokasi
Pelaksana
2015- 2020- 2025- APBD APBD Swasta
2011 2012 2013 2014 2015 APBN
2020 2025 2030 Provinsi Kab. / Masy.
2.1.6.1. Pemetaan Daerah Cilamaya Kulon dan Dinas xxx xxx xxx x x
Terumbu Karang Tempuran Kelautan dan
Perikanan,
Instansi
Terkiat di
Pusat
2.1.6.2. Penyusunan - Dinas xxx x
Rencana Kelautan dan
Penanganan dan Perikanan,
Pelibatan Bappeda
Masyarakat dalam
rangka Perlindungan
Kawasan Terumbu
Karang
2.1.6.3. Pembangunan Cilamaya Kulon dan Dinas xxxxx x x
Batas-batas Tempuran Kelautan dan
Kawasan Terumbu Perikanan,
Karang Instansi
Terkiat di
Pusat
2.2. Pengembangan Kawasan Budidaya
2.2.1. Pengembangan Kawasan Hutan Produksi
36
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Instansi
Lima Tahun Pertama
No. Program Utama Lokasi
Pelaksana
2015- 2020- 2025- APBD APBD Swasta
2011 2012 2013 2014 2015 APBN
2020 2025 2030 Provinsi Kab. / Masy.
2.2.1.1. Rehabilitasi Kawasan Pangkalan, Dinas xxx xxx xxx xxx xxx xxxxx x x x x
Sekitar Hutan Tegalwaru, Ciampel, Pertanian,
Produksi Telukjambe Barat, Kehutanan
Telukjambe Timur dan
Perkebunan,
Instansi Pusat,
Swasta
2.2.1.2. Pelibatan Pangkalan, Dinas xxx xxx xxx xxx xxx xxxxx xxxxx xxxxx x
Masyarakat dalam Tegalwaru, Ciampel, Pertanian,
Pengelolaan Hutan Telukjambe Barat, Kehutanan
Produksi Telukjambe Timur dan
Perkebunan,
Swasta
2.2.1.3. Pengembangan Pangkalan, Dinas xxx xxx xxx xxx xxx xxxxx xxxxx xxxxx x x
Budidaya Tanaman Tegalwaru, Ciampel, Pertanian,
Keras yang dapat Telukjambe Barat, Kehutanan
Dikelola oleh Telukjambe Timur dan
Masyarakat Perkebunan,
Swasta
2.2.1.4. Pengembangan Pangkalan, Dinas xxxxx xxxxx xxxxx x x x
Hutan Rakyat yang Tegalwaru, Ciampel, Pertanian,
Menyatu dengan Telukjambe Barat, Kehutanan
Hutan Produksi Telukjambe Timur dan
Perkebunan,
Instansi Pusat,
Swasta
2.2.2. Pengembangan Kawasan Pertanian Pangan
37
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Instansi
Lima Tahun Pertama
No. Program Utama Lokasi
Pelaksana
2015- 2020- 2025- APBD APBD Swasta
2011 2012 2013 2014 2015 APBN
2020 2025 2030 Provinsi Kab. / Masy.
38
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Instansi
Lima Tahun Pertama
No. Program Utama Lokasi
Pelaksana
2015- 2020- 2025- APBD APBD Swasta
2011 2012 2013 2014 2015 APBN
2020 2025 2030 Provinsi Kab. / Masy.
2.2.2.5. Penyediaan Kawasan Pertanian Dinas xxx xxx xxx xxx xxxxx x x
Prasarana dan di Kabupaten Pertanian,
Sarana Penunjang Karawang Kehutanan
Pertanian Tanaman dan
Pangan Perkebunan,
Dinas
Pengairan,
Dinas Bina
Marga, Swasta
2.2.3. Pengembangan Kawasan Pertanian Hortikultura
39
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Instansi
Lima Tahun Pertama
No. Program Utama Lokasi
Pelaksana
2015- 2020- 2025- APBD APBD Swasta
2011 2012 2013 2014 2015 APBN
2020 2025 2030 Provinsi Kab. / Masy.
40
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Instansi
Lima Tahun Pertama
No. Program Utama Lokasi
Pelaksana
2015- 2020- 2025- APBD APBD Swasta
2011 2012 2013 2014 2015 APBN
2020 2025 2030 Provinsi Kab. / Masy.
41
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Instansi
Lima Tahun Pertama
No. Program Utama Lokasi
Pelaksana
2015- 2020- 2025- APBD APBD Swasta
2011 2012 2013 2014 2015 APBN
2020 2025 2030 Provinsi Kab. / Masy.
Pusat, Swasta
2.2.6.3. Pengembangan Kecamatan di Dinas xxx xxx xxx xxxxx x x
Tambak Rakyat Wilayah Pesisir Perikanan,
Kelautan dan
Peternakan,
Swasta
42
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Instansi
Lima Tahun Pertama
No. Program Utama Lokasi
Pelaksana
2015- 2020- 2025- APBD APBD Swasta
2011 2012 2013 2014 2015 APBN
2020 2025 2030 Provinsi Kab. / Masy.
43
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Instansi
Lima Tahun Pertama
No. Program Utama Lokasi
Pelaksana
2015- 2020- 2025- APBD APBD Swasta
2011 2012 2013 2014 2015 APBN
2020 2025 2030 Provinsi Kab. / Masy.
2.2.9.1. Penataan Kawasan Kecamatan- Dinas xxx xxx xxx xxx xxxxx
Sekitar Objek Wisata kecamatan yang Kebudayaan
Memiliki Objek dan Pariwisata
Wisata
2.2.9.2. Perbaikan Akses Kecamatan- Dinas BIna xxx xxx xxx xxx xxxxx x x x x
Menuju ke Kawasan kecamatan yang Marga
atau Objek Wisata Memiliki Objek
Wisata
2.2.9.3. Revitalisasi Objek Kecamatan- Dinas Cipta xxx xxx xxx xxx xxxxx x x x x
Wisata yang Ada kecamatan yang Karya, Dinas
Memiliki Objek Bina Marga
Wisata
2.2.9.5. Pengembangan Telukjambe Barat Swasta xxx xxx xxx xxx xxxxx x
Lapangan Golf dan Timur
2.2.9.6. Pengembangan Telukjambe Barat Swasta xxx xxx xxx xxx xxxxx x
Pemakaman
Komersial
44
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Instansi
Lima Tahun Pertama
No. Program Utama Lokasi
Pelaksana
2015- 2020- 2025- APBD APBD Swasta
2011 2012 2013 2014 2015 APBN
2020 2025 2030 Provinsi Kab. / Masy.
2.2.9.7. Pelaksanaan Promosi - Dinas xxx xxx xxx xxx xxx xxxxx xxxxx xxxxx x x x x
Pariwisata Daerah Kebudayaan
dan
Pariwisata,
Swasta,
Instansi Pusat
2.2.10 Pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan
45
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Instansi
Lima Tahun Pertama
No. Program Utama Lokasi
Pelaksana
2015- 2020- 2025- APBD APBD Swasta
2011 2012 2013 2014 2015 APBN
2020 2025 2030 Provinsi Kab. / Masy.
2.2.10.5. Penyediaan Sarana Karawang Barat, Dinas Cipta xxx xxx xxx xxxxx x x
Pendukung Karawang Timur, karya, Instansi
Permukiman Cikampek, Pusat
Perkotaan Rengasdengklok,
Cilamaya, Klari
2.2.10.6. Pengembangan Karawang Barat, Dinas Cipta xxxxx xxxxx x x x
Rumah Susun Sewa Karawang Timur, karya, Swasta,
dan Milik Cikampek, Klari Instansi
Terkait di
Pusat
2.2.10.7 Revitalisasi dan Kawasan Perkotaan Dinas Cipta xxx xxx xxx xxx xxx xxxxx x x
Optimalisasi Fasilitas karya, Instansi
Pemerintahan yang Terkait di
berada di sekitar Pusat
Permukiman
Perkotaan
2.2.11 Pengembangan Kawasan PermukimanPerdesaan
46
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Instansi
Lima Tahun Pertama
No. Program Utama Lokasi
Pelaksana
2015- 2020- 2025- APBD APBD Swasta
2011 2012 2013 2014 2015 APBN
2020 2025 2030 Provinsi Kab. / Masy.
2.2.12.1. Penataan Kawasan Kawasan Perkotaan Cipta Karya, xxx xxx xxx xxxxx x x
Perdagangan dan Bappeda,
Jasa di Kawasan Swasta
Perkotaan
47
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Instansi
Lima Tahun Pertama
No. Program Utama Lokasi
Pelaksana
2015- 2020- 2025- APBD APBD Swasta
2011 2012 2013 2014 2015 APBN
2020 2025 2030 Provinsi Kab. / Masy.
2.2.13.1. Penyediaan Area Tegalwaru dan Dinas Cipta xxx xxx xxx xxxxx x x
Penyangga Berupa Telukjambe Timur Karya, Dinas
Ruang Terbuka Hijau Kehutanan,
Instansi
Terkait di
Pusat
2.2.13.2. Peningkatan Jalan Telukjambe Timur Dinas Bina xxxxx x x
Akses dari Lokasi Marga,
Menuju ke Jalan Tol Instansi
Jakarta - Cikampek Terkait di
Pusat
48
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Instansi
Lima Tahun Pertama
No. Program Utama Lokasi
Pelaksana
2015- 2020- 2025- APBD APBD Swasta
2011 2012 2013 2014 2015 APBN
2020 2025 2030 Provinsi Kab. / Masy.
3.1.2 Peningkatan dan Telukjambe Dinas Cipta xxx xxx xxxxx xxxxx x x x
Pembangunan Karya
Sistem Drainase
3.1.3 Penyediaan RTH Telukjambe Dinas Cipta xxx xxx xxx xxxxx x x x
untuk memperluas Karya, BPLH,
daerah resapan Dinas
Pertanian,
Kehutanan
dan
Perkebunan
3.1.4 Pembangunan Telukjambe Dinas Cipta xxx xxx xxxxx xxxxx xxxxx x
Prasarana dan Karya
Sarana Pengendalian
Banjir
3.2. Pengembangan Kawasan Strategis Pertanian di Koridor Karawang – Cikampek
49
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Instansi
Lima Tahun Pertama
No. Program Utama Lokasi
Pelaksana
2015- 2020- 2025- APBD APBD Swasta
2011 2012 2013 2014 2015 APBN
2020 2025 2030 Provinsi Kab. / Masy.
Cikampek Perkebunan
3.2.2. Penyusunan - Bappeda, xxxxx x
Rencana Induk Dinas
Pengendalian Alih Pertanian,
Fungsi Lahan Kehutanan
dan
Perkebunan
3.2.3. Pembangunan Karawang Barat dan Bappeda, xxxxx x x
Fasilitas Penanda Timur, Telukjambe Dinas
Batas antara Barat dan Timur, Pertanian,
Kawasan Pertanian Klari, Purwosari, Kehutanan
Tanaman Pangan Cikampek dan
dan Peruntukan Perkebunan,
Lainnya Instansi Pusat
3.3. Pengembangan Kawasan Strategis Pariwisata Situs Batujaya
50
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Instansi
Lima Tahun Pertama
No. Program Utama Lokasi
Pelaksana
2015- 2020- 2025- APBD APBD Swasta
2011 2012 2013 2014 2015 APBN
2020 2025 2030 Provinsi Kab. / Masy.
4. PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN
51
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Instansi
Lima Tahun Pertama
No. Program Utama Lokasi
Pelaksana
2015- 2020- 2025- APBD APBD Swasta
2011 2012 2013 2014 2015 APBN
2020 2025 2030 Provinsi Kab. / Masy.
52
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Instansi
Lima Tahun Pertama
No. Program Utama Lokasi
Pelaksana
2015- 2020- 2025- APBD APBD Swasta
2011 2012 2013 2014 2015 APBN
2020 2025 2030 Provinsi Kab. / Masy.
53
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Ketentuan pemanfaatan ruang untuk setiap penggunaan lahan menunjukkan boleh tidaknya
sebuah sistem kegiatan dikembangkan dalam sebuah klasifikasi penggunaan lahan. Jika
terdapat sebuah penggunaan yang belum tercantum dalam kategori pemanfaatan ruang, maka
ijin untuk penggunaan tersebut ditentukan menggunakan ketentuan yang berlaku. Jika
penggunaan tersebut diperbolehkan, maka penggunaan baru tersebut dapat ditambahkan pada
kategori atau melalui ketentuan yang berlaku. Boleh tidaknya pemanfaatan ruang untuk sebuah
hirarki peruntukan tanah ditunjukkan dengan 4 (empat) indikator, seperti yang ditunjukkan
pada tabel berikut.
Simbol Deskripsi
Pemanfaatan diizinkan, karena sesuai dengan peruntukan tanahnya, yang
Diizinkan
berarti tidak akan ada peninjauan atau pembahasan atau tindakan lain dari
(I)
pemerintah kabupaten.
Diizinkan Pemanfaatan diizinkan secara terbatas atau dibatasi. Pembatasan dapat
secara dengan standar pembangunan minimum, pembatasan pengoperasian, atau
Terbatas peraturan tambahan lainnya baik yang tercakup dalam ketentuan ini
(T) maupun ditentukan kemudian oleh pemerintah kabupaten.
Pemanfaatan Terbatas
1
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Jika sebuah pemanfaatan ruang memiliki tanda T atau merupakan pemanfaatan yang terbatas,
berarti penggunaan tersebut mendapatkan ijin dengan diberlakukan pembatasan-pembatasan,
seperti:
Pembatasan intensitas ruang. Baik KDB, KLB, KDH, jarak bebas, ataupun
ketinggian bangunan. pembatasan ini dilakukan oleh pemerintah kabupaten dengan
menurunkan nilai maksimum atau meninggikan nilai minimum dari intensitas ruang.
Pemanfaatan Bersyarat
Jika sebuah pemanfaatan ruang memiliki tanda B atau merupakan pemanfaatan bersyarat,
berarti untuk mendapatkan ijin, diperlukan persyaratan-persyaratan tertentu. Persyaratan ini
diperlukan mengingat pemanfaatan tersebut memiliki dampak yang besar bagi lingkungan
sekitarnya. Persyaratan ini antara lain:
2
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Persyaratan ini dapat dikenakan secara bersamaan atau salah satunya saja. Penentuan
persyaratan mana yang dikenakan ditentukan oleh Pemerintah Kabupaten Karawang dengan
mempertimbangkan besarnya dampak bagi lingkungan sekitarnya.
Aturan pemanfaatan ruang merupakan acuan bagi seluruh stakeholder pembangunan dalam
pemanfaatan ruang. Pada konteks Pemanfaatan Ruang Kabupaten Karawang, aturan tersebut
mencakup aturan pemanfaatan ruang mencakup untuk zona atau kawasan :
a. Permukiman perkotaan
b. Pengembangan industri
c. Pusat pemerintahan
d. Pusat perdagangan dan jasa
e. Pengembangan pertanian
f. Permukiman perdesaan
g. Kawasan lindung
Beberapa pokok ketentuan terkait dengan perizinan pemanfaatan ruang ini adalah :
3. Pejabat yang berwenang menerbitkan izin pemanfaatan ruang dilarang menerbitkan izin
yang tidak sesuai dengan substansi RTRW ini
4. Izin pemanfaatan ruang yang dikeluarkan dan atau diperoleh dengan tidak melalui prosedur
yang benar akan dibatalkan demi hukum
3
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
5. Izin pemanfataan ruang yang diperoleh melalui prosedur yang benar namun di kemudian
hari diketahui tidak sesuai dengan RTRWK ini juga akan dibatalkan demi hukum
Perizinan pemanfaatan ruang dan bangunan berupa izin lokasi, penetapan lokasi,
izin perubahan penggunaan tanah (IPPT), izin penggunaan bangunan (IPB)
Di bidang ekonomi melalui tata cara pemberian kompensasi, imbalan dan tata cara
penyelenggaraan sewa ruang dan urun saham
Di bidang fisik melalui pembangunan serta pengadaan sarana dan prasarana seperti
jalan, listrik, air minum, telepon dan sebagainya untuk melayani pengembangan
kawasan sesuai dengan rencana tata ruang.
4
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
warga negara karena masyarakat memiliki martabat dan hak yang sama untuk memperoleh dan
mempertahankan hidupnya.
a. Keringanan pajak, pemberian kompensasi, subsidi silang, imbalan, sewa ruang, dan urun
saham;
b. Pembangunan serta pengadaan infrastruktur;
c. Kemudahan prosedur perizinan; dan/atau
d. Pemberian penghargaan kepada masyarakat,
a. Pengenaan pajak yang tinggi yang disesuaikan dengan besarnya biaya yang dibutuhkan
untuk mengatasi dampak yang ditimbulkan akibat pemanfaatan ruang; dan/atau
b. Pembatasan penyediaan infrastruktur, pengenaan kompensasi, dan penalti.
Untuk lebih jelasnya perangkat-perangkat insentif dan disinsentif tersebut satu persatu akan
diuraikan pada bagian di bawah ini.
Bagi warga masyarakat dan instansi-instansi yang akan memanfaatkan lahan, misalnya
untuk kawasan permukiman, industri perdagangan, pariwisata, dan lain-lain, terlebih
dahulu harus memperoleh izin penunjukan dan penggunaan lahan ( site plan). Istilah yang
dipergunakan untuk perijinan ini berbeda-beda antar daerah yang satu dengan daerah lain.
Perizinan Lokasi
5
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Izin lokasi merupakan salah satu alat pengendalian pemanfaatan lahan agar sesuai dengan
tata guna tanah. Perizinan ini dilayani oleh Kantor Pertanahan (BPN). Diharapkan dengan
penerapan perizinan lokasi ini arah penataan dan pengembangan kota dapat diarahkan
sesuai dengan rencana tata ruang yang ada.
IMB merupakan salah satu persyaratan yang perlu dipenuhi untuk pendirian suatu
bangunan. IMB tersebut baru dapat diberikan oleh Pemda Tingkat II apabila bangunan yang
akan didirikan memenuhi persyaratan teknis dan administratif. Persyaratan teknis
bangunan tersebut antara lain bahwa bangunan tersebut :
(1) Tidak mengganggu ketertiban umum dan memenuhi persyaratan teknis planologis.
(2) Tidak mengganggu kelestarian lingkungan dan sesuai persyaratan arsitektur yang baik.
(3) Aman bagi jiwa manusia, dilengkapi dengan peralatan keamanan, konstruksinya
kuat/sesuai persyaratan, dan sebagainya.
(4) Fungsional, dilengkapi dengan peralatan bangunan yang memungkinkan bangunan
tersebut dapat berfungsi dengan baik, misalnya dapat dilihat dari bentuk dan jumlah
ruangan, instalasi listrik, air, dan lain-lain.
(5) Tidak melanggar garis sempadan jalan (SPJ), garis sempadan bangunan (SPB), koefisien
dasar bangunan (KDB), dan koefisien lantai bangunan (KLB).
Di samping aspek tertib bangunan, IMB diharapkan pula menjadi alat kendali bagi laju
pertumbuhan fisik kota, pencegahan terhadap bahaya kerusakan dan pencemaran
lingkungan, pengurangan nilai-nilai estetika, kenyamanan dan keamanan bangunan,
sehingga berbagai investasi fisik dapat mencapai nilai manfaat sebesar-besarnya, terlindung
dari berbagai rasa kurang aman, serta terhindar dari berbagai ancaman bahaya.
Sertifikat Tanah
Sasaran yang diharapkan dari kegiatan pensertifikatan tanah adalah terwujudnya kepastian
hak kepemilikan/penguasaan atas tanah sebagai bagian dari kepastian hukum, mengingat
tanah merupakan komoditas yang sangat peka dari aspek sosial, budaya, ekonomi, dan
politik. Pelayanan pemberian sertifikat tanah dilakukan oleh Kantor Pertanahan (BPN).
Prosedur untuk memperoleh sertifikat tanah pada dasarnya relatif sederhana, antara lain
berupa:
6
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Rentang waktu untuk penyelesaian sertifikat tanah sekitar tiga bulan. Namun demikian, hal
ini kadang-kadang dilampaui karena antara lain keterbatasan kemampuan petugas dan
peralatan pada Kantor BPN setempat.
Pajak ini timbul karena perundang-undangan yang selama ini menjadi dasar pemungutan
pajak atas tanah dan atau bangunan di Indonesia disusun pada zaman kolonial yang tidak
sesuai lagi tuntutan pembangunan yang terus meningkat. Selain itu, karena peraturan
tersebut mengatur pungutan yang jumlahnya terlalu banyak sehingga membingungkan
masyarakat. Pengenaan PBB yang termasuk jenis kekayaan tetap diusahakan agar
memenuhi aspek keadilan. Hal ini dituangkan dalam kebijaksanan pemberian pengurangan
pajak, sehingga pembayaran PBB terutang benar-benar sesuai dengan kondisi obyektif dan
riil yang dihadapi wajib pajak terutama wajib pajak yang tidak mampu.
Pajak biaya kemacetan merupakan salah satu pungutan yang dimaksudkan untuk
mempengaruhi para pengguna jalan agar sedapat-dapatnya menghindari kawasan yang
dikenakan pajak biaya kemacetan tersebut. Pertimbangan-pertimbangan yang diambil oleh
Pemerintah Daerah untuk mengenakan pungutan ini antara lain ialah agar
wilayah/kawasan tersebut terbebas dari kemacetan lalu-lintas, agar wilayah kota yang lain
dapat berkembang atau untuk menjaga keseimbangan arus lalu-lintas.
Pajak khusus merupakan pungutan yang dikenakan terhadap pemilik tanah yang
mendapatkan keuntungan secara langsung karena adanya prasarana umum yang dibangun
disekitar lokasi tersebut. Ada beberapa mekanisme lain yang mirip dengan pungutan ini,
misalnya sumbangan lahan (land donation) dan pengadaan tanah lebih untuk dijual.
Sumbangan lahan dapat diberikan oleh pemilik tanah untuk dijadikan lokasi pembangunan
prasarana perkotaan seperti jalan, saluran drainase, pasar, dan lain-lain. Sedangkan
pengadaan tanah yang berlebih dari yang diperlukan untuk pembangunan prasarana dapat
dilakukan oleh pemerintah (Pusat maupun Daerah), dan kemudian kelebihan tanah
dimaksud dijual dengan mendapat keuntungan untuk membiayai sebagian dana yang
diperlukan untuk pembangunan prasarana dimaksud.
Secara teori biaya dampak pembangunan dapat didefinisikan sebagai pungutan yang
dibebankan oleh Pemerintah kepada developer/pengelola kawasan sebagai prasyarat untuk
7
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Dilihat dari aspek hukum, pungutan ini lebih tepat dinamakan “ user fees” (retribusi)
daripada “taxes” (pajak). Hal ini disebabkan biaya yang dikeluarkan oleh developer
digunakan untuk penyediaan fasilitas dan pelayanan publik, sehingga dengan demikian
pihak developer akan menerima pelayanan, misalnya izin membangun dari pemerintah.
Biaya dampak pembangunan ini diperlukan karena adanya pembangunan yang berakibat
pada adanya pertumbuhan dan perubahan. Adanya pertumbuhan dan perubahan pada
kenyataannya tidak hanya menimbulkan dampak positif tapi juga menimbulkan beban baru,
khususnya bagi Pemerintah selaku agen pembangunan. Dalam hal ini, masyarakat yang
berarti pula Pemerintah harus dapat menyediakan tambahan dana untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat.
Secara teoretis biaya dampak pembangunan ini memiliki tiga fungsi utama, yaitu:
(1) Sebagai alat untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas lingkungan fisik, yaitu
prasarana dan sarana umum.
(2) Sebagai alat untuk mengendalikan pembangunan.
(3) Sebagai alat untuk mengatasi konflik politik.
Pengenaan insentif dan disinsentif berdampak pada masalah pemilikan perseorangan dan
kepentingan umum, bahkan akan menyebabkan adanya pembatasan terhadap kepemilikan
tersebut. Pada dasarnya ada 4 (empat) azas yang dapat dijadikan landasan konstitusi untuk
penerapan pengenaan Insentif dan disinsentif tersebut, yaitu:
8
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Penetapan status hak atas lahan (tanah) di Indonesia telah diatur di dalam UU No. 5 tahun
1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria, yang menyatakan bahwa Negara
mempunyai hak untuk menguasai bumi, air dan ruang angkasa. Di dalam hal ini sebenarnya
sudah terkandung juga pengertian hak untuk membangun (development right) . Penerapan
atau pelaksanaan hak untuk membangun ini selanjutnya akan mengacu pada peraturan
zonasi.
Police Power
Kewenangan Police Power adalah kewenangan yang dipunyai pemerintah untuk melakukan
“pengaturan, pengawasan, dan pengendalian” pembangunan di atas lahan maupun kegiatan-
kegiatan manusia yang menghuninya. Kewenangan ini harus dilakukan dengan alasan yang
bertujuan untuk memberikan keuntungan kepada masyarakat luas, yaitu memberikan
perlindungan dan menunjang terjaminnya kesehatan masyarakat, keamanan, moral dan
kesejahteraan masyarakat. Penerapan police power ini dianggap sebagai salah satu
”limitation on private property” karena itu pembenaran alasan untuk kepentingan dan
kesejahteraan umum menjadi sangat penting dan sangat mendasar (Richardson, R.U., 1949).
Sifat pengenaan police power ini pada dasarnya adalah melakukan pelarangan terhadap
tindakan pembangunan dan kegiatan masyarakat. Masyarakat yang terkena tidak dapat
mengajukan ganti-rugi atau kompensasi, bahkan apabila masyarakat tetap menginginkan
perubahan itu terjadi dapat dikenakan development charge.
Eminent Domain
9
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Pajak dan retribusi yang dikenakan harus dilandasi kewenangan hukum yang jelas
(berdasarkan peraturan daerah atau UU) dan merupakan beban atau pungutan yang
dimaksudkan untuk kepentingan umum dan dilaksanakan secara adil tanpa diskriminasi.
Pengenaan untuk pengendalian pemanfaatan lahan dilakukan untuk mencegah atau
mengurangi kegiatan pembangunan yang tidak dikehendaki. Pajak dan retribusi bukan
semata-mata untuk meningkatkan pendapatan daerah, tetapi hendaknya juga
memperhatikan aspek pemerataan dan pemanfaatannya sebagai perangkat pengelolaan dan
pengendalian penataan ruang.
Salah satu contoh adalah pajak lahan kosong (Vacant Land Tax) lahan perkotaan yang
dibiarkan kosong atau terlantar tidak dimanfaatkan/dibangun dikenakan pajak yang lebih
tinggi ketimbang lahan yang dimanfaatkan secara efisien. Maksud pengenaan pajak ini
adalah untuk melakukan insentif agar lahan kosong dapat segera dimanfaatkan/dibangun.
Bentuk retribusi terhadap izin pemanfaatan lahan juga dikenakan untuk bersama dengan
lembaga perizinan tersebut.
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang dilaksanakan di Indonesia sebenarnya sudah
mengatur pengenaan pajak secara progresif. Dengan menentukan indeks penentuan pajak
yang tepat, PBB dapat dijadikan insentif ataupun disinsentif pengarahan pemanfaatan lahan
atau pembangunan ke arah yang dikehendaki.
Kebijakan insentif dan disinsentif ditujukan bagi pelaku pembangunan, baik masyarakat
ataupun pihak lain yang mengajukan izin pembangunan atau yang sudah memperoleh izin dan
menjalankan kegiatannya. Pelaksanaan insentif dan disinsentif ini akan mengacu pada sistem
regulasi yang akan ditetapkan kemudian dengan memperhatikan kebutuhan, kemampuan fiskal
daerah serta ketentuan dan peraturan yang berlaku.
Untuk lebih rincinya, jenis insentif dan disinsentif yang dapat diterapkandi Kabupaten
Karawang serta objek kebijakannya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
10
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
11
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
12
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Bentuk pelaporan dalam ketentuan ini adalah kegiatan memberikan informasi secara objektif
mengenai pemanfaatan ruang baik yang sesuai maupun yang tidak sesuai dengan rencana tata
ruang. Bentuk pemantauan adalah usaha atau perbuatan mengamati, mengawasi dan
memeriksa dengan cermat perubahan kualitas tata ruang dan lingkungan yang tidak sesuai
dengan rencana tata ruang, sedangkan bentuk evaluasi adalah usaha untuk menilai kemajuan
kegiatan pemanfaatan ruang dalam mencapai tujuan rencana tata ruang.
13
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Penyimpangan yang berkaitan dengan tindak pidana dilaporkan oleh TKPRD kepada Bupati
dan diproses lebih lanjut oleh Kepolisian dan Kejaksaan. Selain Pejabat Penyidik POLRI yang
bertugas menyidik tindak pidana, penyidikan atas tindak pidana sebagaimana dimaksud
dalam Peraturan Daerah ini dapat juga dilakukan oleh Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil
(PPNS) di lingkungan Pemerintah Daerah yang pengangkatannya ditetapkan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam pelaksanaan tugas penyidikan, para
Pejabat Penyidik berwenang :
a. Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak pidana.
b. Melakukan tindakan pertama pada saat itu di tempat kejadian dan melakukan
pemeriksaan.
c. Menyuruh berhenti seseorang tersangka dan memeriksa tanda pengenal diri tersangka.
d. Melakukan penyitaan benda dan atau surat.
e. Mengambil sidik jari dan memotret seseorang.
f. Memanggil seseorang untuk dijadikan tersangka atau saksi.
g. Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan
perkara.
h. Menghentikan penyidikan setelah mendapat petunjuk dari Penyidik Umum bahwa tidak
terdapat cukup bukti, atau peristiwa tersebut bukan merupakan tindak pidana dan
selanjutnya melalui Penyidik Umum memberitahukan hal tersebut kepada Penuntut
Umum, tersangka dan keluarganya.
i. Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan.
Jenis-jenis pelanggaran pemanfaatan ruang yang akan memperoleh sanksi antara lain adalah :
14
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Melakukan konversi lahan sawah beririgasi teknis yang telah ditetapkan sebagai
lahan sawah berkelanjutan;
Memanfaatkan ruang yang mengubah dan/atau merusak bentang alam di kawasan
lindung
Tidak memenuhi persyaratan pembangunan pada waktu mengembangkan atau
membangun kegiatan atau bangunan yang diizinkan dengan syarat pada kawasan
peruntukan tertentu
Melanggar larangan pengembangan atau pembangunan kegiatan atau bangunan di
kawasan peruntukan tertentu
Menurut PP No.69 Tahun 1996 tentang Pelaksanaan Hak dan Kewajiban serta Bentuk dan Tata
Cara Peran Serta Masyarakat dalam Penataan Ruang, menyatakan bahwa dalam kegiatan
penataan ruang masyarakat berhak berperan serta dala proses perencanaan tata ruang,
pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang.Peran serta masyarakat dalam proses
perencanaan dilakukan melalui pemberian informasi berupa data, bantuan pemikiran, dan
keberatan, yang disampaikan dalam bentuk dialog, angket, internet dan melalui media lainnya,
baik langsung maupun tidak langsung. Peran serta masyarakat dalam proses pemanfaatan
ruang dapat dilakukan melalui pelaksanaan program dan kegiatan pemanfaatan ruang yang
sesuai dengan RTRW Kabupaten, meliputi:
a. Pemanfaatan ruang daratan, ruang lautan, dan ruang udara berdasarkan RTRW
Kabupaten yang telah ditetapkan.
b. Bantuan pemikiran dan pertimbangan berkenaan dengan pelaksanaan pemanfaatan
ruang wilayah.
c. Bantuan teknik dan pengelolaan dalam pemanfaatan ruang.
Di dalam proses pengendalian pemanfaatan ruang, peran serta masyarakat dapat dilakukan
melalui :
Selain itu masyarakat mempunyai hak dan kewajiban didalam penataan ruang. Hak-hak
masyarakat tersebut adalah :
15
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
a. Berperan serta dalam proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan
pengendalian pemanfaatan ruang
c. Menikmati manfaat ruang dan atau pertambahan nilai ruang sebagai akibat dari
penataan ruang.
Menikmati manfaat ruang dan atau pertambahan nilai ruang sebagai akibat penataan
ruang dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Untuk
menikmati dan memanfaatkan ruang beserta sumber daya alam yang terkandung di
dalamnya yang berupa manfaat ekonomi, sosial, dan lingkungan dilaksanakan atas dasar
pemilikan, penguasaan, atau pemberian hak tertentu berdasarkan peraturan
perundang-undangan ataupun atas hukum adat dan kebiasaan yang berlaku atas ruang
pada masyarakat setempat.
d. Memperoleh penggantian yang layak atas kondisi yang dialaminya sebagai akibat
pelaksanaan kegiatan pembangunan yang sesuai dengan rencana tata ruang.
Untuk memperoleh penggantian yang layak atas kondisi yang dialami sebagai akibat
pelaksanaan kegiatan pembangunan yang sesuai dengan RTRW Kabupaten, maka
perolehan penggantian tersebut ditetapkan berdasarkan musyawarah dengan pihak
yang berkepentingan. Jika tidak tercapai kesepakatan mengenai penggantian yang layak,
maka penyelesaiannya dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
16
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Pelaksanaan kewajiban masyarakat dalam penataan ruang dilaksanakan dengan mematuhi dan
menerapkan kriteria, kaidah, baku mutu, dan aturan-aturan penataan ruang yang ditetapkan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kaidah dan aturan pemanfaatan
ruang yang dipraktekkan masyarakat secara turun temurun dapat diterapkan sepanjang
memperhatikan faktor-faktor daya dukung lingkungan, estetika lingkungan, lokasi, dan struktur
pemanfaatan ruang serta dapat menjamin pemanfaatan ruang yang serasi, selaras seimbang.
17
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Tabel 7-65 Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Wilayah Kabupaten Karawang 2011 – 2031
18
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
19
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
20
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
21
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
22
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
23
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
24
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
25
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
26
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
27
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
28
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
29
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
30
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
31
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
32
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
33
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
34
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
35
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
36
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
37
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
38
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
39
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
40
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
41
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
42
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
43
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
44
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
45
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
46
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
47
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
48
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
49
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
50
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
51
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
52
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
53
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
54
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
55
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
56
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
57
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
58
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
C.1.4. Jalan Kolektor Jaringan jalan kolektor RTH Seluruh kegiatan pada Tidak ada yang dilarang Bentuk dan tinggi
Sekunder sekunder ini memegang Pertanian prinsipnya diizinkan bangunan tidak
peranan penting karena dikembangkan di boleh
Perikanan
menrupakan pengumpul sepanjang jalan mengganggu
sistem pergerakan Hutan kolektor sekunder, kenyamanan dan
sekunder (dalam namun dengan syarat keamanan
wilayah) tidak mengganggu berkendara
Jaringan jalan kolektor fungsi koleksi dari Harus disediakan
sekunder juga termasuk jalan kolektor primer fasilitas
sistem jaringan jalan yang yang ada penyeberangan
menghubungan antar Syarat yang ditetapkan jalan yang aman
pusat kegiatan dalam adalah : dan nyaman
wilayah Kabupaten (1). Pembatasan
Karawang parkir
(2). Menyediakan
sempadan yang
cukup
(3). Pengaturan dan
pemberian syarat
59
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
60
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
C.1.6. Stasiun Kereta Staisun kereta api pada Pertanian Kegiatan yang Pertambangan Menydiakan
Api prinsipnya berfungsi Permukiman diizinkan dengan Industri dengan polusi ruang parkir
sama dengan terminal perdesaan syarat adalah : sangat mengganggu terpisah yang
angkutan umum, namun (1). Permukiman keamanan dan tidak
khusus untuk kereta api perkotaan kenyamanan pengguna mengganggu
Staisun kereta api juga (2). Perdagangan dan stasiun kebutuhan akses
berfungsi sebagai tempat dan parkir
jasa TPPAS
pengaturan lalu lintas stasiun kereta api
(3). Industri IPLT
kereta api Bentuk bangunan
(4). Pariwisata
Akses keluar dan masuk dan kegiatan
(5). Perikanan
ke stasiun kereta api secara umum
Persyaratan untuk tidak boleh
harus dijaga
kegiatan di atas mengganggu
kelancarannya, sekaligus
adalah : keamanan dan
dijaga agar tidak
mengganggu lalu lintas (1). Tidak kenyamanan
jalan di sekitar stasiun menggunakan pengguna stasiun
lahan di sempadan
rel di sekitar
stasiun
(2). Tidak
menimbulkan
parkir di badan
jalan yang
menghalangi
akses menuju dan
dari stasiun
61
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
62
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
63
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
64
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
65
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
66
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
67
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
68
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
69
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Tabel 7-66 Ketentuan Umum Perizinan Alokasi Ruang untuk Beberapa Kegiatan di Kabupaten Karawang 2011 – 2031
70
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Izin Alokasi
Kawasan Kawasan
No Kawasa Kawasan Kawasa Kawasan Kawasan Kawasan
Kegiatan Kawasan Pertania Perumaha
. n Hutan Pertambanga n Perdagangan Pariwisat Perumahan
Lindung n Lahan n
Produksi n Industri dan Jasa a Perdesaan
Basah Perkotaan
1. Rumah - - T - B T T I I
2. Sarana Olah Raga - - - - B B - B B
3. Rumah Sakit - - - - B B - B B
4. Sekolah Dasar - - B - - - - I I
5. Sekolah Menengah - - B - B - - B B
6. Perguruan Tinggi - - - - - TB - - B
7. Kantor Pemerintah - - B - - B B B B
Kabupaten
8. Kantor Kecamatan - - - - B B B B B
9. Kantor Desa - - B - - - B - B
10. Fasilitas Pemerintahan - - B - B B B B B
Lainnya
11. Fasilitas Peribadatan - B B - B B B T T
12. Pasar Tradisional - - B - - B TB - B
13. Pasar Modern - - - - B I TB - -
14. Minimarket - - - - T I T T -
15. Penggilingan/Pengolahan - - B - I - - - TB
Padi
16. Peternakan Ayam - - TB TB - - - - TB
17. Peternakan Sapi - TB TB - - - - - TB
18. Tempat Pemotongan - - TB - - - - - TB
71
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Izin Alokasi
Kawasan Kawasan
No Kawasa Kawasan Kawasa Kawasan Kawasan Kawasan
Kegiatan Kawasan Pertania Perumaha
. n Hutan Pertambanga n Perdagangan Pariwisat Perumahan
Lindung n Lahan n
Produksi n Industri dan Jasa a Perdesaan
Basah Perkotaan
Hewan
19. Tempat Pembuangan - - B - - - - - -
Akhir Sampah
19. Tempat Pembuangan - B B B B B B B B
Sampah Sementara
20. IPLT - - TB - - - - - -
21. IPAL - - TB B I - - TB TB
22. Instalasi Pengolah Air - TB TB TB TB - - - -
Bersih
23. Gardu Listrik - B B B B B B
24. Trafo I I I I I I I
25. BTS I I I I I TB TB
26. Pemakaman - - T - - - - TB TB
27. Pabrik - - - TB I - - - -
28. Pergudangan - - - - I - TB
29. Industri Kecil/Rumah - - - - - - - - B
Tangga
30. Terminal Angkutan Kota - - B B B B B - B
31. Dermaga/Tambatan - - - - - - - - B
Perahu
32. Tambak - - TB - - - - - TB
33. TPI - - - - - - - - TB
72
Materi Teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
Izin Alokasi
Kawasan Kawasan
No Kawasa Kawasan Kawasa Kawasan Kawasan Kawasan
Kegiatan Kawasan Pertania Perumaha
. n Hutan Pertambanga n Perdagangan Pariwisat Perumahan
Lindung n Lahan n
Produksi n Industri dan Jasa a Perdesaan
Basah Perkotaan
34. PPI - - - - - - - - -
Keterangan :
I : diizinkan karena peruntukannya
T : diizinkan secara terbatas (waktu operasi, luas, jenis kegiatan, proporsi kegiatan dalam kawasan)
B : diizinkan dengan syarat (AMDAL, aspek teknis, aspek desain)
- : dilarang
73