Anda di halaman 1dari 92

MAKALAH KEPERAWATAN KOMUNITAS II

USIA KELOMPOK DEWASA BESERTA MASALAH


KESEHATANNYA

Dosen Pengampu : Ns. Sulistyani, M. Kep

Disusun Oleh Kelompok 7:

Lusia Aprilia Wiyo 20170811024001

Mey Nuryani 20170811024048

Rohbert Rio Boven 20170811024060

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Maha Esa, bahwa penulis
telah menyelesaikan tugas kelompok mata kuliah Keperawatan Komunitas II
dengan judul “Usia Kelompok Dewasa Beserta Masalah Kesehatannya”. Dalam
penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi.
Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak
lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala
yang penulis hadapi teratasi. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada:

1. Dosen pembimbing Ns. Sulistyani, M Kep yang telah memberikan tugas,


petunjuk, kepada penulis sehingga penulis termotivasi dan menyelesaikan
tugas ini.

2. Orang tua yang telah memberi dukungan dalam bentuk moril maupun materil.

3. Teman-teman yang telah membantu, membimbing, dan mengatasi berbagai


kesulitan sehingga tugas ini selesai.

Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran


bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang
diharapkan dapat tercapai.

Jayapura, 28 Maret 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................5
1.1 Latar Belakang...............................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................6
1.3 Tujuan.............................................................................................................7
1.4 Manfaat...........................................................................................................7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................8
2.1 Konsep Keperawatan Komunitas...................................................................8
2.1.1 Tujuan Keperawatan Komunitas.............................................................8
2.1.2 Fungsi Keperawatan Komunitas..............................................................9
2.1.3 Prinsip Keperawatan Komunitas...........................................................10
2.1.4 Sasaran Keperawatan Komunitas..........................................................11
2.1.5 Unsur Keperawatan Komunitas.............................................................12
2.1.6 Tingkat Pencegahan Keperawatan Komunitas......................................13
2.1.7 Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas.........................................14
2.1.8 Model yang Digunakan Untuk Pengkajian Komunitas.........................15
2.1.9 Peran Perawat Komunitas Terkait Usia Dewasa...................................17
2.2 Konsep Agregat Dewasa..............................................................................19
2.2.1 Pembagian Masa Dewasa......................................................................20
2.2.2 Karakteristik Masa Dewasa...................................................................23
2.2.3 Perkembangan Fisik, Kognitif, Emosi, Sosial dan Moral.....................29
2.2.4 Tugas Perkembangan Masa Dewasa.....................................................35
2.2.5 Usia Dewasa sebagai Kelompok Resiko...............................................37
2.2.6 Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan pada Usia Dewasa..................38
2.2.7 Masalah Kesehatan Pada Masa Usia Dewasa........................................40
2.2.8 Menjaga Kesehatan pada Usia Dewasa.................................................53
2.3 Konsep Asuhan Keperawatan Agregat Dewasa...........................................54
2.3. 1 Pengkajian.............................................................................................54
2.3.2 Diagnosa Keperawatan..........................................................................56
2.3.3 Intervensi...............................................................................................57
2.3.4 Implementasi..........................................................................................61
2.3.5 Evaluasi..................................................................................................61
BAB III KISI-KISI INSTRUMEN PENGKAJIAN KELOMPOK USIA
DEWASA...............................................................................................................62
BAB IV PENUTUP...............................................................................................90
4.1 Kesimpulan...................................................................................................90
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................91
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Usia dewasa merupakan masatumbuh kembang untuk mencapai masa
produktif. Manusia berada di puncak kekuatan, kesehatan, daya tahan, energi, dan
fungsi sistem indera. Kehidupan mulai berubah dari remaja menjadi dewasa
muda, dengan penyesuaian diri terhadap tangggung jawab baru, harapan-harapan
baru, kehidupanbaru, serta lingkungan hidup yangbaru diharapkan manusia
mampu menjalankantugas-tugassesuai denganperkembangannya. Pada fase
inibanyak orang membuat pilihan hidup, pendidikan, pekerjaan, dan menjalin
hubungan yang intim dengan lawan jenis, memilih pendamping hidup, menikah
sertamenjadi pasangan yang harmonisdalam suatu keluarga(Papalia, et al., 2008).

Setiap individu akan mengalami proses perkembangan yang tidak akan


dapat ditolak, terlepas dari kehendak individu yang bersangkutan. Masa dewasa
adalah masa dimana individu telah menyelesaikan pertumbuhannya dan siap
menerima kedudukannya dalam masyarakat bersama begitupun dengan orang
dewasa lainnya.

Secara fisik, seorang dewasa menampilkan profil yang sempurna dalam


arti bahwa pertumbuhan dan perkembangan aspek-aspek secara fisiologis telah
mencapai posisi puncak. Mereka memiliki daya tahan dan taraf kesehatan yang
prima sehingga dalam melakukan berbagai kegiatan tampak inisiatif, kreatif,
energik, cepat, dan proaktif.

Berbagai fenomena yang mengenai perkembangan dewasa madya yang


mempengaruhi kualitas hidupsalah satunya perubahan penurunan
perkembanganfisik diantaranya pada penglihatan ketika melemahnya otot mata
dan hilangnyakemampuan lensa untuk menyesuaikan dengan obyek-obyek dalam
beragam jarak, sebuah kondisi yang lebih dikenalpresbiopia(mata tua).
Melemahnya tulang yang tidak bisa menopang banyak beban dan peluang
terjadinya keropostulang sangat besar yang menimbulkan gangguan tulang
keropos atau osteoporosis, timbulnya masalah pada persendianyang
mengakibatkan sendiindividu menjadi kaku danlebih sulit digerakkan, serta kulit
mulai keriput,longgar dan terasa kering (Berk, 2012).

Efek dari gejala terhadap perubahan fisik di kehidupan dewasa madya


menyebabkan penurunan kualitas hidup pada aspek kesehatan fisik yakni
ketidaknyamanan, kurangnya mobilitas (keadaan mudah bergerak), rasa sakit,
lebih cepat mengalami kelelahan, sertakurang optimalnya tubuh dalam melakukan
aktivitas sehari-hari. Selain itu juga mempengaruhi aspek psikologis diantaranya
bodily image dan appearance, perasaan negatif,self esteem, belajar dan
konsentrasi.

Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan penyebab utama kematian di


dunia, yang bertanggung jawab atas 68% dari 56 juta kematian yang terjadi pada
tahun 2012 (WHO,2014). Salah satu PTM yang menjadi masalah kesehatan yang
sangat serius saat ini yaknihipertensi (Triyanto,2014).Menurut WHO (2013)
hipertensi bertanggung jawab setidaknya 45% dari kematian akibat penyakit
jantung (total mortalitas penyakit jantung iskemik dan 51% kematian akibat
stroke).Hipertensi merupakan penyakit tidak menular, penyakit degeneratif ini
banyak terjadi dan mempunyai tingkat mortalitas yang cukup tinggi
sertamempengaruhi kualitas hidup dan produktifitas seseorang.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana konsep keperawatan komunitas?
2. Bagaimana konsep agregat dewasa?
3. Bagaimana konsep asuhan keperawatan agregat dewasa?
4. Bagaimana pengembangan instrument pengkajian berdasarkan model
community as partner (CAP)?
1.3 Tujuan
1. Untuk memahami konsep keperawatan komunitas
2. Untuk memahami konsep agregat dewasa
3. Untuk memahami konsep asuhan keperawatan agregat dewasa
4. Untuk mengetahui pengembangan instrument pengkajian berdasarkan
model community as partner

1.4 Manfaat
1. Bagi Institusi
Menilai/ mengevaluasi sejauh man pemahaman mahasiswa dalam
memahami ilmu yang telah diberikan khususnya dalam melaksanakan
proses keperawatan dan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya
terutama yang berkaitan dengan asuhan keperawatan komunitas agregat
dewasa.
2. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan dalam
memberikan asuhan keperawatan komunitas agregat dewasa serta dalam
melakukan pendokumentasian dan penyusunan makalah agregat dewasa.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Keperawatan Komunitas


Komunitas adalah komponen penting dari pengalaman manusia sebagai
bagian dari pengalaman yang saling terkait dengan keluarga, rumah, sert berbagai
ragam budaya dan agama (Ervin,2002). Keperawatan kesehatan komunitas adalah
area pelayanan keperawatan professional yang diberikan secara holistic (bio-
psiko-sosio-spiritual) dan difokuskan pada kelompok risiko tinggi yang bertujuan
meningkatkan derajat kesehatan melalui upaya promotif, preventif, tanpa
mengabaikan kuartif dan rehabilitative dengan melibatkan komunitas sebagai
mitra dalam menyelesaikan masalah (Hithcock, Scubert & Thomas, 1999;
Allender &Spradley, 2001, Stanhope & Lancaster, 2016).

Praktik keperawatan komunitas adalan sistesis praktik keperawatan dan


praktik kesehatan masyarakat, diaplikasikan dalam peningkatan dan pemeliharaan
kesehatan masyarakat (populasi), menggunakan ilmu yang berasal dari
Keperawatan, Sosial, dan Kesehatan Masyarakat ( Stanhope & Lancaster, 2016).

Lingkup praktik keperawatan komunitas adalah generalis dan spesialis.


Praktik keperawatan generalis bertujuan memberikan asuhan keperawatan
komunitas dasar(basic community) dengan sasaran individu, keluarga, dan
kelompok untuk beberapa aspek keterampilan dasar (beginning skill). Sedangkan
praktik keperawatan spesialis bertujuan memberikan asuhan keperawatan
komunitas lanjut (advanced nursingcommunity) dengan sasaran kelompok
(agregat) dan masyarakat serta masalah individu dan keluarga yang kompleks.

2.1.1 Tujuan Keperawatan Komunitas


Tujuan keperawatan komunitas adalah mempertahankan sistem klien
dalam keadaan stabil melalui upaya prevensi primer, sekunderm dan tersier
(Pacala, 2007; Wallace, dalam Allender; Rector; & Warner, 2014). Adapun
penjelasan mengenai upaya prevensi tersebutadalah sebagai berikut:

1. Prevensi Primer
Prevensi primer ditunjukan kepada individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat yang sehat. Contohnya adalah memberikan imunisasi pada
balita, pemberian vaksin, serta promosi kesehatan tentang perilaku hidup
bersih dan sehat.
2. Prevensi sekunder
Prevensi sekunder ditunjukkan kepada individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat yang berisiko mengalami masalah kesehatan. Bentuk
intervensi yang dapat dilakukan adalah pelayanan/ asuhan keperawatan
mencakup identifikasi masyarakat atau kelompok yang berisiko
mengalami masalah kesehatan, melakukan penanggulangan masalah
kesehatan secara cepat dan tepat, upaya penemuan penyakit sejak awal
(skrining kesehatan), pemeriksaan kesehatan berkala, serta melakukan
rujukan terhadap masyarakat yang memerlukan penatalaksanaan lebih
lanjut.
3. Prevensi tersier
Prevensi tersier ditunjukan kepada individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat pada masa pemulihan setelah mengalami masalah kesehatan.
Contoh tindakan yang dilakukan adalah melatih rentang pergerakan sendi/
range of motion (ROM) pada klien pasca stroke, atau melakukan kegiatan
pemulihan kesehatan pasca bencana.

2.1.2 Fungsi Keperawatan Komunitas


1. Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi
kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalah klien
melalui asuhan keperawatan.
2. Agar masyarakt mendapatkan pelayan yang optimal sesuai dengan
kebutuhannnya di bidang kesehatan.
3. Memeberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan
masalah, komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran serta
masyarakat.
4. Agar masyarakat bebas mengemukan pendapat berkaitan dengan
permasalahan atau kebutuhannya sehingga mendapatkan penanganan dan
pelayanan yang cepat dan pada akhirnya dapat mempercepat proses
penyembuhan (Mubarak,2006).

2.1.3 Prinsip Keperawatan Komunitas


Pada perawatan kesehatan masyarakat harus mempertimbangkan beberapa 
prinsip, yaitu :
1. Kemanfaatan
Semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan manfaat
yang  besar bagi komunitas. Intervensi atau pelaksanaan yang dilakukan
harus memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi komunitas, artinya ada
keseimbangan antara manfaat dan kerugian (Mubarak, 2009).
2. Kerjasama
Kerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat
berkelanjutan serta melakukan kerja sama lintas program dan lintas
sektoral (Riyadi, 2007)
3. Secara langsung
Asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan intervensi,
klien dan lingkunganya termasuk lingkungan sosial, ekonomi serta fisik
mempunyai tujuan utama peningkatan kesehatan (Riyadi, 2007).
4. Keadilan
Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau kapasitas
dari komunitas itu sendiri. Dalam pengertian melakukan upaya atau
tindakan sesuai dengan kemampuan atau kapasitas komunitas (Mubarak,
2009).
5. Otonomi Klien
Otonomi klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau
melaksanakan  beberapa alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah
kesehatan yang ada (Mubarak, 2009).

2.1.4 Sasaran Keperawatan Komunitas


Sasaran dari perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga,
kelompok khusus, komunitas baik yang sehat maupun sakit yang mempunyai
masalah kesehatan atau perawatan, sasaran ini terdiri dari:

1. Individu
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari
aspek biologi, psikologi, social dan spritual.
2. Keluarga
Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara
terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan
maupun secara bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri atau
masyarakat secara keseluruhan.
3. Kelompok Khusus
Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan
jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang
sangat rawan terhadap masalah kesehatan.
Termasuk diantaranya adalah:
a. Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat
perkembangan dan pertumbuhannya, seperti;
1) Ibu hamil
2) Bayi baru lahir
3) Balita
4) Anak usia sekolah
5) Usia lanjut
b. Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan
pengawasan dan bimbingan serta asuhan keperawatan, diantaranya
adalah:
1) Penderita penyakit menular, seperti TBC, lepra, AIDS, penyakit
kelamin lainnya.
2) Penderita dengan penynakit tak menular, seperti: penyakit
diabetes mellitus, jantung koroner, cacat fisik, gangguan mental
dan lain sebagainya.

c. Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit,


diantaranya:
1) Wanita tuna susila
2) Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba
3) Kelompok-kelompok pekerja tertentu, dan lain-lain.

d. Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adalah:


1) Panti wredha
2) Panti asuhan
3) Pusat-pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental dan sosial)
4) Penitipan balita.

2.1.5 Unsur Keperawatan Komunitas


1. Manusia
Komunitas sebagai klien berarti sekumpulan individu / klien  yang berada
pada lokasi atau batas geografi  tertentu yang memiliki  niliai-nilai,
keyakinan dan minat  yang  relatif  sama serta adanya interaksi satu sama
lain  untuk mencapai tujuan.
2. Kesehatan
Sehat adalah suatu kondisi  terbebasnya  dari  gangguan pemenuhan
kebutuhan dasar klien/komunitas.  Sehat merupakan  keseimbangan  yang 
dinamis  sebagai dampak dari keberhasilan mengatasi stressor.
3. Lingkungan
Semua factor internal dan eksternal  atau pengaruh disekitar klien yang
bersifat biologis, psikologis, social, cultural dan spiritual.
4. Keperawatan
Intervensi/ tindakan yang bertujuan untuk  menekan  stressor, melalui 
pencegahan primer, sekunder dan tersier.(Efendi Ferry dan Makhfudli,
2009)

2.1.6 Tingkat Pencegahan Keperawatan Komunitas


Pelayanan yang diberikan oleh keperawatan komunitas mencakup
kesehatan komunitas yang luas dan berfokus pada pencegahan yang terdiri dari
tiga tingkat yaitu (Mubarak, 2009) :
1. Pencegahan primer
Pelayanan pencegahan primer ditunjukkan kepada penghentian penyakit
sebelum terjadi karena itu pencegahan primer mencakup peningkatan
derajat kesehatan secara umum dan perlindungan spesifik. Promosi
kesehatan secara umum mencakup pendidikan kesehatan baik pada
individu maupun kelompok. Pencegahan primer juga mencakup tindakan
spesifik yang melindungi individu melawan agen-agen spesifik misalnya
tindakan perlindungan yang paling umum yaitu memberikan imunisasi
pada bayi, anak balita dan ibu hamil, penyuluhan gizi bayi dan balita.
2. Pencegahan sekunder
Pelayanan pencegahan sekunder dibuat untuk menditeksi penyakit lebih
awal dengan mengobati secara tepat. Kegiatan-kegiatan yang mengurangi
faktor resiko dikalifikasikansebagai pencegahan sekunder misalnya
memotivasi keluarga untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara
berkala melalui posyandu dan puskesmas.
3. Pencegahan tertier
Yang mencakup pembatasan kecacatan kelemahan pada seseorang dengan
stadium dini dan rehabilitasi pada orang yang mengalami kecacatan agar
dapat secara optimal berfungsi sesuai dengan kemampuannya, misalnya
mengajarkan latihan fisik pada penderita patah tulang.
2.1.7 Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas
Dalam Efendi Ferry dan Makhfudli (2009) dijelaskan strategi
intervensi keperawatan komunitas antara lain :
1. Proses kelompok (group process) 
Seseorang dapat mengenal dan mencegah penyakit, tentunya setelah
belajar dari pengalaman sebelumnya, selain faktor
pendidikan/pengetahuan individu, media masa, Televisi, penyuluhan yang
dilakukan petugas kesehatan dan sebagainya. Begitu juga dengan masalah 
kesehatan di lingkungan sekitar masyarakat, tentunya gambaran penyakit
yang paling sering mereka temukan sebelumnya sangat mempengaruhi
upaya penangan atau pencegahan penyakit yang mereka lakukan. Jika
masyarakat sadar bahwa penangan yang bersifat individual tidak akan
mampu mencegah, apalagi memberantas penyakit tertentu, maka mereka
telah melakukan pemecahan-pemecahan masalah kesehatan melalui proses
kelompok. 
2. Pendidikan Kesehatan (Health Promotion)
Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis,
dimana perubahan tersebut bukan hanya sekedar proses transfer
materi/teori dari seseorang ke orang lain dan bukan pula seperangkat
prosedur. Akan tetapi, perubahan tersebut terjadi adanya kesadaran dari
dalam diri individu, kelompok atau masyarakat sendiri. Sedangkan tujuan
dari pendidikan kesehatan menurut Undang-Undang Kesehatan No. 23
Tahun 1992 maupun WHO yaitu ”meningkatkan kemampuan masyarakat
untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan; baik fisik, mental
dan sosialnya; sehingga produktif secara ekonomi maupun secara sosial.
3. Pemberdayaan (Empowerment)
Suatu kegiatan keperawatan komunitas dengan melibatkan masyarakat
secara aktif untuk menyelesaikan masalah yang ada di komunitas,
masyarakat sebagai subjek dalam menyelesaikan masalah.Terdapat lima
area pemberdayaan yaitu interpersonal (personal empowerment),
intragroup (small group developmenti), komunitas (intergroup),
interorganizational (coalition building), dan political action.
4. Kerjasama (Partnership)
Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi dalam lingkungan masyarakat
jika tidak ditangani dengan baik akan menjadi ancaman bagi lingkungan
masyarakat luas. Oleh karena itu, kerja sama sangat dibutuhkan dalam
upaya mencapai tujuan asuhan keperawatan komunitas melalui upaya ini
berbagai persoalan di dalam lingkungan masyarakat akan dapat diatasi
dengan lebih cepat.

2.1.8 Model yang Digunakan Untuk Pengkajian Komunitas


Dalam memberikan asuhan keperawatan pada usia kelompok dewasa
menggunakan pendekatan  Community As Partner Model . Klien kelompok
dewasa digambarkan sebagai inti (core) mencakup sejarah, demograpi, suku
bangsa, nilai dan keyakinan, dengan 8 (delapan) sub system yang saling
mempengaruhi meliputi, lingkungan fisik pelayanan kesehatan dan sosial,
ekonomi keamanan dan transportasi politik dan pemerintahan, komunikasi,
pendidikan dan rekreasi ( Anderson, Mc Farlane, 2000 dalam Ervin, 2002).

I. Pengkajian
1) Data inti komunitas (core inti)
1. Demografi: jumlah kelompok dewasa, golongan umur,
pengalaman sebelumnya. Etnis terdiri dari suku bangsa dan ras.
2. Tipe keluarga: keluarga/ bukan keluarga, kelompok.
3. Status perkawinan: kawin, janda/duda, single.
4. Statistik vital: kelahiran, kematian kelompok usia dewasa dan
penyebab kematian.
5. Nilai-nilai keyakinan dan agama: nilai agama dan keyakinan
yang dianut oleh kelompok dewasa berkaitan dengan nilai dan
norma yang dianut.
2) Data Subsistem Komunitas
Delapan data subsistem yang perlu dikumpulkan dalam pengkajian
komunitas meliputi:
1. Lingkungan fisik
Dilihat di lingkungan kelompok usia dewasa, kebersihan
lingkungan kualitas air, pembuangan limbah, kualitas udara,
kualitas makanan, akses dan aktifitas kelompok dewasa dalam
pemenuhan kebutuhan. Data dapat dikumpulkan dengan
winshield survey dan observasi.
2. Pelayanan kesehatan dan sosial
Ketersediaan pelayanan kesehatan khusus kelompok dewasa
melalui puskesmas, pengobatan tradisional atau fasilitas
pelayanan kesehatan.
3. Ekonomi
Dilihat dari jumlah pendapatan keluarga, jenis pekerjaan
penanggungjawab, jumlah penghasilan dan pengeluarannya.
4. Transportasi dan keamanan
Dilihat dari jenis transportasi yang digunakan kelompok dewasa
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dan adanya rasa aman
dan dukungan dari anggota keluarga untuk kelompok usia
dewasa.
5. Politik dan pemerintahan
Pemerintahan: kelompok pelayanan masyarakat seperti PKK,
tahlil, kumpulan bapak-bapak, dll. Terdapat kebijakan yang
mendukung optimalnya peran ibu dalam memberikan ASI.
Politik: kegiatan politik yang ada diwilayah tersebut dan peran
peserta partai politik dalam pelayanan kesehatan.
6. Komunikasi
a. Komunikasi formal: media komunikasi yang digunakan oleh
kelompok dewasa untuk memperoleh informasi pengetahuan
tentang kesehatan melalui buku dan sosialisasi dari tenaga
kesehatan.
b. Komunikasi informal
Komunikasi/ diskusi yang dilakukan kelompok dewasa
dengan tenaga kesehatan, orang yang berpengalaman dan
lingkungan dalam masyarakat dalam menyelesaikan masalah
kelompok dewasa.
7. Pendidikan
Tingkat pendidikan yang mempengaruhi pengetahuan dan sikap
dalam meningkatkan derajat kesehatan.
8. Rekreasi
Tempat rekreasi yang digunakan oleh kelompok dewasa.

2.1.9 Peran Perawat Komunitas Terkait Usia Dewasa


Peran perawat komunitas usia dewasa antara lain:
1. Praktik Keperawatan  Kesehatan Komunitas
Keperawatan kesehatan komunitas (CHN) merupakan spesialis
pelayanan keperawatan yang berbasiskan pada masyarakat dimana
perawat mengambil tanggung jawab untuk berkontribusi meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat. Focus utama  upaya CHN adalah
pencegahan penyakit, peningkatan dan mempertahankan kesehatan
dengan tanggung jawab utama perawat CHN pada keseluruhan
populasi dengan penekanan pada keterbatasan kelompok populasi
daripada individu dan keluarga.

2. Fungsi dan peran perawat CHN pada kelompok dewasa


Fungsi dan peran perawat perawat kesehatan komunitas antara lain :
a. Kolabolator
Perawat bekerja sama dengan lintas program dan lintas sektoral
dalam membuat keputusan dan melaksanakan tindakan untuk
menyelesaikan masalah kelompok dewasa. Seperti halnya perawat
melakukan kemitraan dengan tokoh masyarakat, tokoh agama,
keluarga, guru, kepolisian, psikolog, dokter, LSM, dan sebagainya.
b. Koordinator
Mengkoordinir pelaksanaan konferensi kasus sesuai kebutuhan
kelompok dewasa, menetapkan penyedia pelayanan untuk
kelompok dewasa.
c. Case finder
Mengembangkan tanda dan gejala kesehatan yang terjadi pada
kelompok dewasa, menggunakan proses diagnostik untuk
mengindentifikasi potensial kasus penyakit dan resiko pada
kelompok dewasa
d. Case manager
Mengindentifikasi kebutuhan kelompok dewasa, merancang
rencana keperawatan untuk memenuhi kebutuhan kelompok
dewasa, mengawasi pelaksanaan pelayanan dan mengevaluasi
dampak pelayanan.
e. Pendidik
Mengembangkan rencana pendidikan kepada keluarga dengan
kelompok dewasa dimasyarakat dan diinstasi formal, memberikan
pendidikan kesehatan sesuai kebutuhan, mengevaluasi dampak
pendidikan kesehatan.
f. Konselor
Membantu kelompok dewasa mengindentifikasi masalah dan solusi
alternatif serta membantu mengevaluasi efek solusi dan pemecahan
masalah.
g. Peneliti
Merancang riset terkait kelompok dewasa, mengimplikasikan hasil
riset pada kelompok dewasa.
h. Care Giver
Mengkaji  status kesehatan komunitas kelompok dewasa,
menetapkan diagnose keperawatan, merencanakan intervensi
keperawatan dan melaksanakan rencana tindakan serta
mengevaluasi hasil intervensi.
i. Pembela
Memperoleh fakta terkait situasi yang dihadapi kelompok dewasa,
menentukan kebutuhan advokasi, menyampaikan kasus kelompok
dewasa terhadap pengambilan keputusan, mempersiapkan
kelompok dewasa untuk mandiri.   

2.2 Konsep Agregat Dewasa


Istilah adult atau dewasa awal berasal dari bentuk lampau kata adultus
yang berarti telah tumbuh menjadi kekuatan atau ukuran yang sempurna atau telah
menjadi dewasa. Hurlock mengatakan bahwa masa dewasa awal dimulai pada
umur 18 tahun sampai umur 40 tahun, saat perubahan-perubahan fisik dan
psikologis yang menyertai berkurangnya kemampuan reproduktif. Perkembangan
dewasa dibagi menjadi tiga bagian yaitu, dewasa muda (young adulthood) dengan
usia berkisar antara 20 sampai 40 tahun. Dewasa menengah (middle adulthood)
dengan usia berkisar antara 40 sampai 65 tahun dan dewasa akhir (late adulthood)
dengan usia mulai 65 tahun ke atas (Papalia et al, 2007).
Jaffrey Arnett (dalam Santrock, 2011) mendeskripsikan 5 ciri dari orang
yang beranjak dewasa:
1. Eksplorasi identitas, khususnya dalam relasi romantis dan pekerjaan,
terjadi perubahan penting yang menyangkut identitas.
2. Ketidakstabilan: perubahan tempat tinggal, ketidakstabilan dalam hal
relasi romantis, pekerjaan dan pendidikan.
3. Self-focused (terfokus pada diri sendiri): kurang terlibat dalam kewajiban
sosial, melakukan tugas dan berkomitmen terhadap orang lain, dan
memiliki otonomi yang besar dalam mengatur kehidupannya sendiri.
4. Feeling in-between (merasa seperti berada di peralihan)
5. Usia dengan berbagai kemungkinan, sebuah masa di mana individu
memiliki peluang untuk mengubah kehidupan mereka.

Batasan memasuki masa dewasa:


1. Segi hukum, bila orang dewasa itu telah dapat dituntut tanggung jawabnya
atas perbuatannya
2. Segi pendidikan, bila mencapai kemasakan kognitif, afektif, dan
psikomotorik sebagai hasil ajar atau latihan
3. Segi biologis, bila diartikan suatu pertumbuhan dalam ukuran tubuh dan
mencapai kekuatan maksimal serta siap berproduksi
4. Segi psikologis, bila ditinjau dari status keadaan dewasa telah mengalami
kematangan

Berdasarkan beberapa pendapat ahli diatas dapat disimpul bahwa dewasa


adalah tumbuh menjadi kekuatan atau ukuran yang sempurna.

2.2.1 Pembagian Masa Dewasa


1. Masa Dewasa Dini
Masa dewasa awal dimulai pada umur 18 tahun sampai kira-kira
umur 40 tahun. Saat perubahan-perubahan fisik dan psikologis yang
menyertai berkurangnya kemampuan reproduktif (Hurlock, 1980). Definisi
Masa dewasa awal merupakan periode penyesuaian diri terhadap pola-pola
kehidupan yang baru dan harapan-harapan sosial baru. Orang dewasa awal
diharapkan memaikan peran baru, seperti suami/istri, orang tua, dan
pencari nafkah, keinginan-keingan baru, mengembangkan sikap-sikap
baru, dan nilai-nilai baru sesuai tugas baru ini (Hurlock, 1980).
Menurut Santrock(2002),masa dewasa awal adalah masa untuk
bekerja dan menjalin hubungan dengan lawan jenis, terkadang menyisakan
sedikit waktu untuk hal lainnya. Bagi kebanyakan individu, menjadi orang
dewasa melibatkan periode transisi yang panjang. Baru-baru ini, transisi
dari masa remaja ke dewasa disebut sebagai masa beranjak dewasa yang
terjadi dari usia 18 sampai 25tahun, ditandai oleh ekperimen dan
eksplorasi. Dimana banyak individu masih mengeksplorasi jalur karier
yang ingin mereka ambil, ingin menjadi individu yang seperti apa, dan
gaya hidup yang seperti apa yang mereka inginkan, hidup melajang, hidup
bersama, atau menikah (ArnettdalamSantrock,2002).
Diungkapkan oleh Erikson (dalam Monks, Knoers &
Haditono,2001), bahwa tahap dewasa awal yaitu antara usia 20 sampai 30
tahun. Pada tahap ini manusia mulai menerima dan memikul tanggung
jawab yang lebih berat. Pada tahap ini pula hubungan intim mulai berlaku
dan berkembang. Individu yang tergolong dewasa muda (young
adulthood) ialah mereka yang berusia 20-40 tahun, memiliki peran dan
tanggung jawab yang tentu saja semakin besar. Individu tidak harus
bergantung secara ekonomis, sosiologis maupun psikologis pada orang
tuanya (Dariyo,2003).
Berdasarkan pendapat para tokoh di atas dapat disimpulkan bahwa
dewasa awal merupakan masa dimana individu siap berperan dan
bertanggung jawab serta menerima kedudukan di dalam masyarakat, masa
untuk bekerja, terlibat dalam hubungan sosial masyarakat dan menjalin
hubungan dengan lawan jenis.
2. Masa Dewasa Madya
Masa dewasa pertengahan (madya) atau yang disebut juga usia
setengah baya dalam terminologi kronologis yaitu pada umumnya berkisar
antara usia 40 -60 tahun, merupakan periode yang panjang dalam rentang
kehidupan manusia. Dimana pada usia ini ditandai dengan berbagai
perubahan fisik maupun mental (Hurlock,1999:320).
Usia pertengahan dipenuhi tanggung jawab berat dan berbagai
peran yang menyita waktu dan energi, seperti menjalankan rumah tangga,
departemen atau perusahaan, memiliki anak dan mungkin memelihara
orangtua yang sudah uzur atau memulai karir baru. (Gallagher, 1993;
Lachman, 2001; Lachman Lewkowicz, Markus, & Peng, 1994; Merrill &
Verbrugge, 1999).
Selanjutnya usia madya merupakan periode yang sangat ditakuti,
diantaranya adalah banyaknya stereotip yang tidak menyenangkan tentang
usia madya, yaitu kepercayaan tradisional tentang kerusakan mental dan
fisik (Hurlock, 1999: 320). Dimana individu merasa takut akan terjadinya
perubahan-perubahan yang terjadi dalam dirinya terutama fisiknya.
3. Masa Dewasa Lanjut (Usia Lanjut)
Masa dewasa lanjut usia merupakan masa lanjutan atau masa
dewasa akhir (60 ke atas). Perlu memperhatikan khusus bagi orangtuanya
yang sudah menginjak masa dewasa akhir dan anaknya yang butuh
dukungan juga untuk menjadi seorang dewasa yang bertanggungjawab. Di
samping itu permasalahan dari diri sendiri dengan perubahan fisik, mulai
tanda penuaan yang cukup menyita perhatian. Saat individu memasuki
dewasa akhir, mulai terlihat gejala penurunan fisik dan psikologis,
perkembangan intelektual dalam lambatnya gerak motorik, pencarian
makna hidup selanjutnya.
Menurut Erikson tahap dewasa akhir memasuki tahap integrity vs
despair yaitu kemampuan perkembangan dewasa akhir mengatasi krisis
psikososialnya. Banyak stereotip positif dan negatif yang mampu
mempengaruhi kepribadian lansia. Integritas ego penting dalam
menghadapi kehidupan dengan puas dan bahagia. Hal ini berdampak pada
hubungan sosial dan produktivitasnya yang puas. Lawannya adalah
despair yaitu rasa takut mati dan hidup terlalu singkat, rasa kekecewaan.
Beberapa cara hadapi krisis dimasa lansia adalah tetap produktif dalam
peran sosial, gaya hidup sehat, dan kesehatan fisik.
Menurut J.W. Santrock (J.W.Santrock, 2002, h.190), ada dua
pandangan tentang definisi orang dewasaakhir, yaitu menurut pandangan
orang barat dan orang Indonesia. Pandangan orang barat yang tergolong
orang dewasa akhir adalah orang yang sudah berumur 65 tahun keatas,
dimana usia ini akan membedakan seseorang masih dewasa atau sudah
lanjut. Sedangkan pandangan orang Indonesia, lansia adalah orang yang
berumur lebih dari 60 tahun. Lebih dari 60 tahun karena pada umunya di
Indonesia dipakai sebagai usia maksimal kerja dan mulai tampaknya ciri-
ciri ketuaan.
Menurut Hurlock (2002), tahap terakhir dalam perkembangan ini
dibagi menjadi usia lanjut dini yang berkisar antara usia 60-70 tahun dan
usia lanjut yang dimulai pada usia 70 tahun hingga akhir kehidupan
seseorang. Orangtua muda atau usia tua (usia 65 hingga 74 tahun) dan
orangtua yang tua atau usia tua akhir (75 tahun atau lebih) dan orang tua
lanjut (85 tahun atau lebih) dari orang-orang dewasa lanjut yang lebih
muda.
Penggolongan lansia menurut Depkes dikutip dari Azis (1994)
menjadi tiga kelompok yakni :
a. Kelompok lansia dini (55 – 64 tahun), merupakan kelompok yang baru
memasuki lansia.
b. Kelompok lansia (65 tahun ke atas).
c. Kelompok lansia resiko tinggi, yaitu lansia yang berusia lebih dari 70
tahun.

2.2.2 Karakteristik Masa Dewasa


1. Karakteristik Dewasa Dini
Masa dewasa dini merupakan periode penyesuaian diri terhadap
pola-pola kehidupan baru dan harapan-harapan sosial baru. Masa dewasa
adalah kelanjutan dari masa remaja, sehingga ciri-ciri masa dewasa awal
tidak jauh berbeda dari masa remaja. Ciri-ciri masa dewasa awal menurut
Hurlock (1986) sebagai berikut :
a. Masa dewasa sebagai masa pengaturan
Pada generasi terdahulu mereka memandang bahwa jika anak laki-
laki dan wanita mencapai usia dewasa secara syah, maka hari-hari
kebebasan telah berakhir dan saatnya untuk menerima tanggung
jawab sebagai orang dewasa. Seorang pria muda mulai membentuk
bidang pekerjaan yang akan menjadi kariernya, sedangkan wanita
muda mulai menerima tanggung jawab sebagai ibu dan pengurus
rumah tangga.
b. Masa dewasa sebagi usia reproduktif
Masa dewasa awal adalah masa usia reproduktif. Masa ini
ditandaidengan membentuk rumah tangga. Pada masa ini
khususnya wanita,sebelum usia 30 tahun, merupakan masa
reproduksi, dimana seorangwanita siap menerima tanggung jawab
sebagai seorang ibu. Pada masa ini alat-alat reproduksi manusia
telah mencapai kematangannya dan sudah siap untuk melakukan
reproduksi.
c. Masa dewasa sebagi masa bermasalah
Pada masa dewasa rata-rata individu disibukkan dengan masalah-
masalah yang berhubungan dengan penyesuaian diri dalam
berbagai aspek utama kehidupan orang dewasa. Dalam tahun-tahun
sejak usia hukum sampai usia tiga puluh tahun, kebanyakan laki-
laki dan wanita berupaya menyesuaikan diri dalam kehidupan
perkawinan, peran sebagai orang tua, dan karir mereka. Dalam
dasawarsa 30-40 tahun penyesuaian diri lebih dipusatkan pada
hubungan dalam keluarga, karena umumnya pada usia ini orang
menyadari bahwa sulit untuk memilih pekerjaan lain atau
mencoba-coba mengembangkan suatu kemampuan baru.
d. Masa dewasa sebagai masa ketegangan emosi
Ketegangan emosional seringkali ditampakkan dalam ketakutan-
ketakutan atau kekhawatiran-kekhawatiran. Ketakutan atau
kekhawatiran yang timbul ini pada umumnya bergantung pada
tercapainya penyesuaian terhadap persoalan-persoalan yang
dihadapipada suatu saat tertentu atau sejauh mana sukses atau
kegagalan yang dialami dalam penyelesaian persoalan.
e. Masa dewasa sebagai masa komitmen
Sewaktu menjadi dewasa, orang-orang muda mengalami
perubahan tanggung jawab dari seorang pelajar yang sepenuhnya
tergantung pada orang tua menjadi orang dewasa mandiri, mereka
menentukan pola hidup baru , memikul tanggung jawab baru dan
membuat komitmen-komitmen baru. Meskipun pola hidup,
tanggung jawab dan komitmen baru ini mungkin akan berubah
juga, namun pola-pola ini akan menjadi landasan yang akan
membentuk pola hidup, tanggung jawab, dan komitmen
dikemudian hari.
f. Masa dewasa sebagai masa keterasingan sosial
Dengan berakhirnya pendidikan formal dan terjunnya seseorang
kedalam pola kehidupan orang dewasa, yaitu karier, perkawinan
dan rumah tangga, maka hubungan dengan teman-teman kelompok
sebaya masa remaja menjadi renggang dan keterlibatan dalam
kelompok diluar rumah akan terus berkurang. Dan hal ini menurut
Erikson merupakan “krisis keterasingan”. Keterasingan
diintensifkan dengan adanya semangat bersaing dan hasrat kuat
untuk maju dalam karier dengan demikian keramahtamahan masa
remaja diganti dengan persaingan dalam masyarakat dewasa yang
harus mencurahkan sebagian besar tenaga untuk pekerjaan.
Akibatnya mereka menjadi egosentris dan hal inilah yang akan
menambah kesepian mereka.
g. Masa dewasa sebagai masa perubahan nilai
Banyak nilai masa kanak-kanak dan remaja berubah karena
pengalaman dan hubungan sosial yang lebih luas dengan orang-
orang yang berbeda usia dankarena nilai-nilai itu kini dilihat dari
kacamata orang dewasa. Orang dewasa yang tadinya mengaggap
sekolah itu suatu kewajiban yang tidak berguna, kini sadar akan
nilai pendidikan sebagai batu loncatan untuk meraih keberhasilan
sosial, karier, dan kepuasan pribadi. Beberapa alasan yang
menyebabkan perubahan nilai pada masa dewasa dini, yaitu :
1) Jika orang muda dewasa ingin diterima oleh anggota
kelompok orang dewasa, mereka harus menerima nilai-nilai
kelompok ini, seperti pada saat masa kanak-kanak dan
remaja mereka harus menerima nilai-nilai kelompok teman
sebaya.
2) Orang-orang muda itu segera menyadari bahwa kebanyakan
kelompok sosial berpedoman pada nilai-nilai konvensional
dalam hal keyakinan dan perilaku seperti juga dalam hal
penampilan.
3) Orang-orang muda yang menjadi bapak dan ibu cenderung
mengubah nilai-nilai mereka lebih cepat daripada yang
belum menikah atau yang tidak punya anak. Mereka
bergeser kepada nilai-nilai yang lebih konservatif dan lebih
tradisional. Biasanya nilai-nilai orang muda bergeser dari
egosentris ke sosial.
h. Sebagai masa penyesuaian diri dengan cara hidup baru
Penyesuaian diri yang harus dilakukan orang muda terhadap gaya
hidup baru yang paling umum adalah penyesuaian diri pada pola
peran seks atas dasar persamaan derajat (egalitarian) yang
menggantikan pembedaan pola peran seks tradisional, serta pola
baru kehidupan berkeluarga, dan berbagai pola baru di tempat
pekerjaan. Menyesuaikan diri pada suatu gaya hidup yang baru
memang sulit, terlebih bagi kaum muda zaman sekarang karena
perisapan yang diterima pada masa anak-anak dan remaja biasanya
tidak berkaitan atau bahkan tidak cocok dengan gaya hidup baru
pada masa ini.
Tugas-tugas perkembangan tersebut merupakan tuntutan yang
harus dipenuhi oleh seseorang sesuai dengan norma sosial-budaya
yang berlaku di masyarakat. Jadi seorang dewasa awal pada tahap
perkembangannya ia sudah dapat membuat keputusan sendiri tanpa
campur tangan orang tuanya, dan keputusan yang dibuat itu
umumnya mengenai karir dan membentuk hubungan intim.Tingkat
penguasaan tugas-tugas ini pada tahun-tahun awal masa dewasa
akan mempengaruhi tingkat keberhasilan mereka ketika mencapai
puncak keberhasilan pada waktu setengah baya baik dibidang
pekerjaan, pengakuan sosial, dan kehidupan keluarga. Tingkat
penguasaan ini juga akan menentukan kebahagiaan mereka saat itu
maupun selama tahun-tahun akhir kehidupan mereka.

2. Karakteristik Masa Dewasa Madya


Menurut Hurlock (1980) terdapat beberapa karakteristik atau ciri-
ciri pada masa dewasa madya, yaitu :
a. Usia madya merupakan periode yang sangat ditakuti
Diakui bahwa semakin mendekati usia tua, periode usia madya
semakin terasa lebih menakutkan dilihat dari seluruh kehidupan
manusia. Oleh karena itu orang-orang dewasa tidak akan mau
mengakui bahwa mereka telah mencapai usia tersebut.
b. Usia madya merupakan masa transisi
Seperti halnya masa puber, yang merupakan masa transisi dari masa
kanak-kanak ke masa remaja dan kemudian dewasa, demikian pula
usia madya merupakan masa di mana pria dan wanita meninggalkan
ciri-ciri jasmani dan perilaku masa dewasanya dan memasuki suatu
periode dalam kehidupan yang akan diliputi oleh ciri-ciri jasmani dan
perilaku baru.

c. Usia madya adalah masa stress


Penyesuaian secara radikal terhadap peran dan pola hidup yang
berubah, khususnya bila disertai dengan berbagai perubahan fisik,
selalu cenderung merusak homeo stasis fisik dan psikologis seseorang
dan membawa ke masa stress, suatu masa bila sejumlah penyesuaian
yang pokok harus dilakukan di rumah, bisnis, dan aspek social
kehidupan mereka.
d. Usia madya adalah usia yang berbahaya
Ciri keempat dari usia madya adalah bahwa umumnya usia ini
dianggap atau dipandang sebagai usia ini dianggap atau dipandang
sebagai usia yang berbahaya dalam rentang kehidupan.
e. Usia madya adalah usia canggung
Sama seperti remaja, bukan anak-anak dan bukan juga dewasa,
demikian juga pria dan wanita berusia madya bukan “muda” lagi tapi
bukan juga tua. Franzblau (dalam Hurluck, 1980) mengatakan bahwa
“orang yang berusia madya seolah-olah berdiri di antara Generasi
Pemberontak yang lebih muda dan Generasi Warga Senior”.
f. Usia madya adalah masa berprestasi
Menurut Erikson (dalam Hurlock, 1980), usia madya merupakan masa
krisis “generativitas”(generativity) kecenderungan untuk menghasilkan
maupun stagnasi kecenderungan untuk tetap berhenti akan dominan.
g. Usia madya merupakan masa evaluasi
Karena usia madya pada umumnya merupakan saat pria dan wanita
mencapai puncak prestasinya, maka logislah apabila masa ini juga
merupakan saat mengevaluasi prestasi tersebut berdasarkan aspirasi
mereka semula harapan–harapan orang lain, khususnya semula dan
harapan-harapan orang lain, khsusnya anggota keluarga dan teman.
h. Usia madya dievaluasi dengan standar ganda
Ciri kedelapan dari usia madya adalah bahwa masa itu dievaluasi
dengan standar ganda, satu standar bagi pria dan satu lagi bagi wanita.
Walaupun perkembangannya cenderung mengarah ke persamaan peran
antara pria dan wanita baik di rumah, perusahaan, perindustrian,
profesi maupun dalam kehidupan sosial, namun masih terdapat standar
ganda terhadap usia.
i. Usia madya merupakan masa sepi
Ciri kesembilan dari usia madya adalah bahwa masa ini dialami masa
sepi (empty nest), masa ketika anak-anak tidak lama lagi tinggal
bersama orangtua. Kecuali dalam beberapa kasus di mana pria dan
wanita menikah lebih lambat dibandingkan dengan usia rata-rata, atau
menunda kelahirahan anak hingga mereka lebih mapan dalam karir,
atau mempunyai keluarga besar sepanjang masa, usia madya
merupakan masa sepi dalam kehidupan perkawinan.
j. Usia madya merupakan masa jenuh
Banyak atau hampir seluruh pria dan wanita mengalami kejenuhan
pada akhir usia tigapuluhan dan empatpuluhan. Para pria mejadi jenuh
dengan kegiatan rutin sehari-hari dan kehidupan bersama keluarga
yang hanya memberikan sedikit hiburan.

Berdasarkan uraian di atas, karakteristik usia madya adalah usia madya


merupakan periode yang sangat ditakuti, usia madya merupakan masa transisi,
usia madya adalah masa stress, usia madya adalah usia yang berbahaya, usia
madya adalah usia canggung, usia madya adalah masa berprestasi, usia madya
merupakan masa evaluasi, usia madya dievaluasi dengan standar ganda, usia
madya merupakan masa sepi, dan usia madya merupakan masa jenuh.

3. Karakteristik Dewasa Lanjut


Lansia ditandai dengan perubahan fisik dan psikologis tertentu.
Ciri-ciri usia lanjut cenderung menuju dan membawa peyesuaian diri
yangburuk daripada yang baik dan banyak kesengsaraan daripada
kebahagiaan.Adapun karakteristik lansia menurut Hurlock (1980) :
a. Usia lanjut merupakan periode kemunduran
b. Perbedaan individual pada efek menua
c. Usia tua dinilai dengan kriteria yang berbeda
d. Berbagai strereotip orang lanjut usia
e. Sikap sosial terhadap usia lanjut
f. Orang lansia memiliki status kelompok minoritas
g. Menua membutuhkan perubahan arah
h. Penyesuaian yang buruk
i. Keinginan menjadi muda sangat kuat

2.2.3 Perkembangan Fisik, Kognitif, Emosi, Sosial dan Moral


1. Perkembangan Fisik
a. Masa Dewasa Dini
Puncak kemampuan fisik individu dicapai antara usia 18-30 tahun
yang diikuti dengan kesehatan yang baik. Beberapa hal yang harus
diperhatikan pada usia ini adalah nutrisi dan pola makan, olahraga,
serta ketergantungan terhadap suatu obat. Hal ini menjadi titik
perhatian sendiri karena sangat mempengaruhi keadaan kesehatan pada
usia selanjutnya, karena secara umum perlambatan dan penurunan fisik
mulai terjadi sejak akhir dewasa awal (Santrock, 2002).

b. Masa Dewasa Madya


Status kesehatan menjadi persoalan utama masa dewasa madya. Hal ini
dikarenakan adanya sejumlah perubahan fisik. Melihat dan mendengar
merupakan dua perubahan yang paling tampak pada masa ini. Daya
akomodasi mata mengalami penurunan tajam pada usia 40-59 tahun.
Aliran darah pada mata juga berkurang, sehingga mengurangi ukuran
bidang penglihatan. Stabilitas emosi dan kepribadian merupakan faktor
yang juga berkaitan dengan kesehatan di masa ini. Gangguan
kesehatan yang utama pada masa ini adalah penyakit kardiovaskuler
(contoh; penyakit jantung), kanker, dan berat badan. Pada wanita, pada
masa ini secara umum terjadi menopouse, sebagai tanda berhentinya
kemampuan melahirkan anak yang biasanya datang pada usia akhir 40
atau 50 tahun. Untuk laki-laki, tingkat testoteron mengalami
penurunan, namun bukan menunjukkan ketidakmampuan sebagai ayah
dari anak seperti yang dialami oleh wanita.

c. Masa Dewasa Akhir


Periode dewasa akhir merupakan periode akhir dalam kehidupan
manusia di dunia ini. Periode ini memiliki tugas yang berat untuk
bertahan menjalaninya, kekuatan fisik yang menurun, hilangnya masa
kerja, kematian pasangan hidup, dan memiliki peran sosial yang cukup
berat. Perubahan dalam aspek biologis menjadi perubahan yang terasa
berat bagi manusia pada tahapan ini. Kesehatan fisik pada masa
dewasa akhir menjadi kegelisahan yang berat pada masa ini. Kekuatan
fisik, panca indera, potensi, dan kapasitas intelektual mulai menurun.
Perubahan fisik yang terlihat diantaranya rambut yang mulai memutih,
kulit keriput, dan gigi yang mulai lepas. Sistem saraf mulai melemah
ditandai dengan menurunnya kemampuan intelektual, mulai sering
lupa, dan melemahnya refleks sensorik dan motorik. Hal ini terjadi
karena neuron-neuron tidak dapat mengganti sel-sel dengan sendirinya.
Organ-organ tubuh seperti alat reproduksi mulai menunjukkan
menopouse sehingga menjadi ketidak berfungsian organnya, jantung
mulai tidak beraturan detaknya.
2. Perkembangan Kognitif
Pada masa dewasa,ada pandangan yang berubah mengenai
perkembangan kognitif. Hal ini disampaikan oleh Schaie ( dalam
Santrock,2002). Schaie mengatakan pendapat karena kritikannya terhadap
pandangan Jean Piaget yang mengatakan bahwa masa dewasa merupakan
efisiensi dari tahap perkembangan operasional formal saja. Schaie
mengatakan bahwa ada beberapa tahap perkembangan kognitif pada masa
dewas, yaitu :
a. Tahap mencari prestasi (achieveing stage)
Tahap ini terjadi pada masa dewasa awal. Tahap ini merupakan
penerapan intelektualitas individu pada masa dewas pada
situasi yang melibatkan konsekuensi besar untuk mencapai
tujuan jagka panjang. Hal ini berkenaan dengan perencanaan
masa depan yang berkaitan sengan pencapaian karir dan
pemerolehan pengetahuan.

a. Tahap tanggung jawab (responsibility stage)


Tahap in dimulai sejak masa dewas awal. Pada fase ini terjadi
ketika keluarga sudah terbentuk, sehingga perhatian diberikan
pada pemenuhan kebutuhan pasangan dan anak-anak
(keturunan). Penekanan pada masa ini adalah adanya tanggung
jawab pada lingkungan keluarga dan lingkungan sosialnya.
Fase ini akan berlanjut terus ke masa dewasa madya.

b. Tahap eksekutif (executive stage)


Tahap ini terjadi di masa dewas madya. Individu bertanggung
jawab tentang sistem yang ada di lingkungannya, baik itu di
masyarakat maupun di lingkungan kerja terutama yang
berhubungan dengan keorganisasiannya. Pada tahap ini,
individu membangun pemahaman tentang bagaiman suatu
organisasi itu bekerja dan kompleksitas hubungan yang
terbangun di dalamnya. Pencapaian tahap ini tergantung
dengan kesempatan dan kemampuan pada individu.

c. Tahap reintegratif (the reintegrative stage)


Tahap ini terjadi pada masa dewas akhir atau usia lanjut. Pada
masa ini, individu akan memfokuskan pada kegiatan yang
bermakna bagi dirinya.

3. Perkembangan Emosi dan Sosial


a. Dewasa Dini
Pada masa dewasa dini, perkembangan emosi dan sosial sangat
berkaitan dengan adanya perubahan minat. Adapun kondisi-kondisi yang
mempengaruhi perubahan minat pada masa ini adalah perubahan kondisi
kesehatan, perubahan status sosial ekonomi, perubahan dalam pola
kehidupan, perubahan dalam nilai, perubahan peran seks, perubahan status
dari belum menikah ke status menikah, menjadi orangtua, perubahan
tekanan budaya dan lingkungan. Kondis-kondisi di atas sangat menuntut
orang dewasa pada masa ini untuk melakukan penyesuaian diri dengan
baik. Pemahaman akan makna cinta yang sebenarnya mempengaruhi
bagaimana individu berinteraksi dengan pasangan, anak-anak dan
lingkungan di sekitarnya yang pada akhirnya mempengaruhi kebahagiaan
individu tersebut.
Untuk perkembangan sosialnya, sebagaimana yang ditekankan
oleh Erikson, masa dini merupakan masa krisis isolasi (Hurlock,1991). Hal
ini dikarenakan kegiatan sosial pada masa dewasa dini sering dibatasi
karena berbagai tekanan pekerjaan dan keluarga. Lebih lanjut Hurlock
mengatakan bahwa selama masa dewasa dini, peran serta sosial sering
terbatas, sehingga dapat juga mempengaruhi persahabatan,
pengelompokan sosial, serta nilai-nilai yang diberikan pada popularitas
individu. Sejalan dengan perkembangan emosi dan sosialnya,
perkembangan yang menitik beratkan pada harapan sosial. Tuntutan untuk
melakukan tanggung jawab secara moral atas segala perilaku dan
keputusan hidup merupakan suatu hal yang menjadi pegangan individu
dalam hidup di masyarakat.

b. Dewasa madya
Santrock (2002) menekankan bahwa perkembangan emosi sosial,
dan moral yang menjadi titik perhatian pada masa ini adalah berkenaan
dengan beberapa hal,yaitu :

1) Pernikahan dan Cinta


Pada masa dewasa madya, fase kehidupan keluarga mempengaruhi ciri
khas perkembangan emosinya. Pada fase ini berada pada taraf
kestabilan dalam berumah tangga. Stabilitas dicapai karena perjuangan
pasangan dalam memupuk arti cintanya selama bertahun-tahun dengan
dipengaruhi adanya sikap toleransi terhadap pasangan. Asumsinya,
karena usia perkawinan yang sudah cukup panjang, sehingga di dalam
keluarga, pola-pola konflik lebih dikenal, lebih dapat diperkirakan,
sehingga penyelesaian lebih relistik. Namun bilamana komitmen
emosional yang selama bertahun-tahun diwarnai dengan adanya
peghianatan maka pernikahan pada masa ini sering diakhiri kegagalan
yang diakhiri perceraian.

2) Sindrom Sarang Kosong


Sebuah peristiwa penting dalam keluarga apabila anak-anak yang
beranjak dewasa mulai meninggalkan rumah menuju ke kedewasaan.
Sidrom sarang kosong ini menyatakan bahwa kepuasaan pernikahan
akan menurun karena anak-anak yang mulai meninggalkan
orangtuanya. Orang tua yang mengalami ini bilamana selama masa
sebelumnya sumber kepuasan ada pada interaksi bersama anak-anak.
Namun ada masa ini, ada juga pasangan lebih sering mendekatkan dan
banyak menghabiskan waktu bersama-sama sehingga dapat
meningkatkan kepuasaan dalam pernikahan.

3) Hubungan Persaudaraan dan persahabatan


Hubungan dengan saudara semakin meningkat pada usia ini. Pada
masa ini biasanya individu mulai dituntut untuk membimbing masa-
masa sebelumnya. Begitupun dengan persahabatan dengan beberapa
teman, pada masa ini mengalami peningkatan. Berbagai aktivitas sosial
maupun olahraga merupakan beberapa hal sering dilakukan bersama.

4) Pengisian Waktu Luang


Individu pada masa dewasa madya atau tengah pelu menyiapkan diri
untuk masa pensiun, baik secara keuangan maupun psikologis.
Membangun dan memenuhi aktivitas-aktivitas waktu luang merupakan
bagian yang penting untuk persiapan masa pensiun, sehingga peralihan
ke masa usia lanjut tidak begitu menekan individu yang dapat
menyebabkan cemas.

5) Hubungan antar Generasi


Keterdekatan antar generasi terlihat semakin dekatnya anak-anak yang
beranjak dewasa dengan orangtuannya, terutama ibu dan anak
perempuannya.

c. Dewasa Lanjtut/ Akhir


Menurut david Wechsler dalam demista (2008) kemunduran
kemampuan mental merupkan bagian dari proses penuaan organisme
secara umum, hampir sebagian besar penelitian menunjukkan bahwa
setelah mencapai puncak pada usia antara 45-55 tahun, kebanyakan
kemampuan seseorang secara terus menerus mengalami penurunan, hal
ini juga berlaku pada seorang lansia. Kemerosotan intelektual lansia ini
pada umumnya merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindarkan,
disebabkan berbagai faktor, seperti penyakit, kecemasan atau depresi.
Tetapi kemampuan intelektual lansia tersebut pada dasarnya dapat
dipertahankan. Salah satu faktor untuk dapat mempertahankan kondisi
tersebut salah satunya adalah dengan menyediakan lingkungan yang
dapat merangsang ataupun melatih ketrampilan intelektual mereka,
serta dapat mengantisipasi terjadinya kepikunan.
Banyak dari seorang lansia terutama kaum wanita, merasa sangat
kesepian karena anak-anaknya telah beranjak dewasa dan berkeluarga.
Dari masalah itulah seorang lansia lebih suka berkumpul dengan
temannya, bahkan mencari teman diluar rumah ketika mereka merasa
kesepian selain membut seorang lansia tidak merasa kesepian,
penyesuaian sosial ini juga memiliki dampak negatif yang dapat
mempengaruhi penyesuaian sosial pada masa lansia ini, berikut
dampaknya :
1) Lupa akan waktu yang dimiliki yang semakin sedikit,
karenakan keasyikan bersendau gurau dengan teman, kerabat
diluar sana.
2) Jika tidak memiliki jiwa religius yang kuat maka seorang lansia
lalai dengan ibadahnya, kewajibannya untuk memenuhi hak
Allah Swt.
3) Mudah terpengaruhnya seorang lansia, hal ini kembali kepada
lingkungan, dan teman yang berada disekitrnya. 4)cenderung
egois, karen diluar sana seorang lansia bebas menentukan
pilihannya sendiri sesuai dengan apa yang ia lihat.

Karena dimasa ini adalah masa penutupan usia yang mana tidak
lama lagi mereka akan mengalami kematian, jika seseorang yang berda
disekitarnya baik maka akan baik pula saat ia meninggal. Selain itu
kita harus berada disampingnya untuk selalu memberi dukungan,
motivasi religius yang akan meningkatkan keagamaannya demi
mempersiapkan kematiannya yang baik.
2.2.4 Tugas Perkembangan Masa Dewasa
1. Tugas Perkembangan Dewasa Awal
Optimalisasi perkembangan orang dewasa awal mengacu pada tugas-tugas
perkembangan dewasa awal menurut R.J. Havighurst, 1953 (dalam
Hurlock, 1986), mengemukakan rumusan tugas-tugas perkembangan masa
dewasa awal sebagai berikut :
a. Memilih teman (sebagai calon istri atau suami
b. Belajar hidup bersama dengan suami/istri
c. Mulai hidup dalam keluarga atau hidup berkeluarga
d. Mengelola rumah tangga
e. Mulai bekerja dalam suatu jabatan
f. Mulai bertanggung jawab sebagai warga Negara

2. Tugas Perkembangan Dewasa Madya


Seperti halnya tugas-tugas dalam perkembangan pada periode
lainnya, Hurlock (1980) mengemukakan tugas perkembangan usia madya
sebagai berikut :
a. Tugas yang berkaitan dengan perubahan fisik
Tugas ini meliputi untuk mau melakukan penerimaan akan dan
penyesuaian dengan berbagai perubahan fisik yang normal terjadi pada
usia madya
b. Tugas-tugas yang berkaitan dengan perubahan minat
Orang yang berusia madya seringkali mengasumsikan tenggung jawab
warga negara dan social, serta mengembangkan minat pada waktu
luang yang berorientasi pada kedewasaan pada tempat kegiatan-
kegiatan yang berorientasi pada keluarga yang biasa dilakukan pada
dewasa dini.
c. Tugas-tugas yang berkaitan dengan penyesuaian kejujuran
Tugas ini berkisar pada pemantapan dan pemeliharaan standar hidup
yang relative mapan
d. Tugas-tugas yang berkaitan dengan kehidupan keluarga
Tugas yang penting dalam kategori ini meliputi hal-hal yang berkaitan
dengan seseorang sebagai pasangan, menyesuaikan diri dengan
oangtua yang lanjut usia, dan membantu anak remaja untuk menjadi
untuk menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab dan bahagia.

Berdasarkan uraian di atas, tugas-tugas perkembangan pada usia madya


adalah tugas yang berkaitan dengan perubahan fisik, tugas-tugas yang berkaitan
dengan perubahan minat, tugas-tugas yang berkaitan dengan penyesuaian
kejujuran, dan tugas-tugas yang berkaitan dengan kehidupan keluarga.

3. Tugas Perkembangan Dewasa Lanjut/ Akhir


Dalam perkembangan masa lansia juga memiliki
tugasperkembangan yang harus dilaksanakan oleh para individu
yangmenginjak usia lansia. Seperti yang diungkapkan olehHurlock (1980:
386) ada tujuh tugas perkembangan selama hidup yang harus dilaksanakan
olehlansia, yaitu:
a. Penyesuaian terhadap penurunan kemampuan fisik dan psikis
b. Penyesuaian terhadap pensiun dan penurunan pendapatan
c. Menemukan makna kehidupan
d. Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan
e. Menemukan kepuasan dalam hidup berkeluarga
f. Penyesuaian diri terhadap kenyataan akan meninggal dunia
g. Menerima dirinya sebagai seorang lansia.

2.2.5 Usia Dewasa sebagai Kelompok Resiko


Masa dewasa awal dan tengah adalah periode yang penuh tantangan,
penghargaan dan krisis. Tantangan ini meliputi tuntunan kerja dan membentuk
keluarga, meskipun orang dewasa juga dapat diberi penghargaan karena
kesuksesan karier mereka dan kehidupan pribadi mereka. Orang dewasa juga
menghadapi krisis seperti merawat orang tua mereka yang telah lanjut usia.
Kemungkinan kehilangan pekerjaan dengan berubah lingkungan ekonomi dan
menghadapi kebutuhan perkembangan mereka sendiri seperti juga kebutuhan
anggota keluarga mereka.
Peran orang dewasa (usia produktif) di masyarakat menjadi sangat urgent
sesuai dengan tugas perkembangan yang menunjukkan bahwa mereka memiliki
pengaruh yang besar pada taraf kesehatan di lingkungan tempat tinggalnya.
Jumlah yang mendominasi di masyarakat juga menjadi sebuah alas an yang tepat
untuk menjadikan kelompok khusus usia produktif mendapatkan perhatian lebih
dalam asuhan keperawatan di komunitas.

2.2.6 Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan pada Usia Dewasa


Kesehatan bersifat menyeluruh mengandung keempat aspek. Perwujudan
dari masing-masing aspek tersebut dalam kesehatan seseorang antara lain sebagai
berikut:
1) Kesehatan fisik
Kesehatan fisik terwujud apabila sesorang tidak merasa dan mengeluh
sakit atau tidak adanya keluhan dan memang secara objektif tidak tampak
sakit. Semua organ tubuh berfungsi normal atau tidak mengalami
gangguan.
Seseorang dapat saja merasa sehat atau tidak ada penyakit, namun jika
kemudian dia merasa tak sehat, itulah yang disebut sakit. Dengan cara
serupa, maka seseorang yang kondisi fisiknya tidak sehat bisa saja
mengidap penyakit, namun dia tidak merasakannya.
Misalnya saja seseorang mengidap tekanan darah tinggi atau terkena
ancaman serangan jantung ataupun stroke, namun dalam keseharian,
orang tersebut masih merasa sehat atau tidak merasakan sakit. Pada
model biopsikososial dijelaskan perbedaan antara persepsi pasien atas
pengaruh penyakit terhadap dirinya, persepsi pasien terhadap kesehatan
dengan persepsi pasien terhadap dirinya sendiri
2) Kesehatan mental
Kesehatan mental (jiwa) mencakup 3 komponen, yakni pikiran,
emosional, dan spiritual.
a. Pikiran sehat tercermin dari cara berpikir atau jalan pikiran.
b. Emosional sehat tercermin dari kemampuan seseorang untuk
mengekspresikan emosinya, misalnya takut, gembira, kuatir, sedih dan
sebagainya.
c. Spiritual sehat tercermin dari cara seseorang dalam mengekspresikan
rasa syukur, pujian, kepercayaan dan sebagainya terhadap sesuatu di
luar alam fana ini, yakni Tuhan Yang Maha Kuasa (Allah SWT dalam
agama Islam). Misalnya sehat spiritual dapat dilihat dari praktik
keagamaan seseorang.
3) Kesehatan social
Kesehatan sosial terwujud apabila seseorang mampu berhubungan dengan
orang lain atau kelompok lain secara baik, tanpa membedakan ras, suku,
agama atau kepercayan, status sosial, ekonomi, politik, dan sebagainya,
serta saling toleran dan menghargai.
4) Kesehatan dari aspek ekonomi
Kesehatan dari aspek ekonomi terlihat bila seseorang (dewasa) produktif,
dalam arti mempunyai kegiatan yang menghasilkan sesuatu yang dapat
menyokong terhadap hidupnya sendiri atau keluarganya secara finansial.
Bagi mereka yang belum dewasa (siswa atau mahasiswa) dan usia lanjut
(pensiunan), dengan sendirinya batasan ini tidak berlaku. Oleh sebab itu,
bagi kelompok tersebut, yang berlaku adalah produktif secara sosial,
yakni mempunyai kegiatan yang berguna bagi kehidupan mereka nanti,
misalnya berprestasi bagi siswa atau mahasiswa, dan kegiatan sosial,
keagamaan, atau pelayanan kemasyarakatan lainnya.
2.2.7 Masalah Kesehatan Pada Masa Usia Dewasa

Jumlah penduduk kelompok umur dewasa awal-akhir pada tahun 2017


dengan jenis kelamin laki-laki berjumlah 84.262.035, dan dengan jenis kelamin
perempuan berjumlah 85.119,963. Jadi, 65% penduduk Indonesia merupakan
kelompok umur dewasa awal-akhir.
Jumlah penduduk kelompok umur dewasa awal-akhir pada tahun 2017
dengan jenis kelamin laki-laki berjumlah 84.262.035, dan dengan jenis kelamin
perempuan berjumlah 85.119,963. Jadi, 65% penduduk Indonesia merupakan
kelompok umur dewasa awal-akhir.

Struktur ageing populaon merupakan cerminan dari semakin !ngginya


rata-rata Usia Harapan Hidup (UHH) penduduk Indonesia. Tingginya UHH
merupakan salah satu indikator keberhasilan pencapaian pembangunan nasional
terutama di bidang kesehatan. Sejak tahun 2004 - 2015 memperlihatkan adanya
peningkatan Usia Harapan Hidup di Indonesia dari 68,6 tahun menjadi 70,8 tahun
dan proyeksi tahun 2030-2035 mencapai 72,2 tahun.

Hasil proyeksi penduduk 2010-2035, Indonesia akan memasuki periode


lansia (ageing), dimana 10% penduduk akan berusia 60 tahun ke atas, di tahun
2020 seperti terlihat pada gambar di atas.

Dengan bertambahnya umur, fungsi fisiologis mengalami penurunan


akibat proses penuaan sehingga penyakit tidak menular banyak muncul pada
lanjut usia. Selain itu masalah degeneratif menurunkan daya tahan tubuh sehingga
rentan terkena infeksi penyakit menular. Hasil Riskesdas 2013, penyakit
terbanyak pada lanjut usia adalah Penyakit Tidak Menular (PTM) antara lain
hipertensi, artritis, stroke, Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) dan Diabetes
Mellitus (DM).
Hipertensi

Berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah, pravelansi hipertensi pada


penduduk umur 18 tahun ke atas tahun 2007 di Indonesia sekitar 31,7%.
Sedangkan jika dibandingkan dengan 2013 terjadi penurunan sebesar 5,9% (dari
31,7% menjadi 25,8%).
Berdasarkan table di atas pravelansi hipertensi berdasarkan jenis kelamin
tahun 2007 maupun tahun 2013 pravelansi hipertensi perempuan lebih tinggi
dibandingkan laki-laki.

Arthritis

Prevalensi RA yang dilaporkan pada sebagian besar populasi adalah 1 –3


%, dengan insiden puncak pada dekade keempat atau kelima. Wanita 3 –4 kali
lebih sering terkena dibandingkan pria. Prevalensi dan gejala klinis yang tampak
dapat bervariasi pada populasi yang berbeda; penyakit ini lebih sering (dan secara
umum lebih berat) pada ras kaukasia yang tinggal di daerah urban Eropa dan
Amerika Utara dibandingkan dengan yang tinggal di pedalaman Afrika. Suatu
studi oleh St.Clair dkk menyatakan bahwa 75% penderita Rheumatoid Arthritis
adalah wanita. Sendi-sendi perifer merupakan lokasi pertama atau awal dari RA,
dan distribusi antara kedua sisi cenderung simetris

Di Indonesia sendiri kejadian penyakit ini lebih rendah dibandingkan dengan


negara maju seperti Amerika. Prevalensi kasus Arthritis Rheumatoid di Indonesia
berkisar 0,1% sampai dengan 0,3%. Sementara, di Amerika mencapai 3%
(Nainggolan, 2009). Angka kejadian Arthritis Rheumatoid di Indonesia pada
penduduk dewasa (di atas 18 tahun) berkisar 0,1% hingga 0,3%. Pada anak dan
remaja prevalensinya satu per 100.000 orang. Diperkirakan jumlah penderita
Rheumatoid arthritis di Indonesia 360.000 orang lebih (Tunggal, 2012).

Stroke

Secara nasional, pravelansi stroke di Indonesia tahun 2018 berdasarkan


diagnosis dokter pada penduduk umur ≥ 15 tahun sebesar 10,9% atau diperkirakan
sebanyak 2.120.362 orang.
Berdasarkan kelompok umur terlihat bahwa kejadian penyakit stroke
terjadi lebih banyak pada kelompok umur tahun 55-64 tahun (33,3%) dan porporsi
penderita strokepaling sedikit adalah pada kelompok umur 15-24 tahun. Laki-laki
dan perempuan memiliki proporsi kejadian stroke yang hampir sama. Sebagian
besar pendudik yang terkena stroke memiliki pendidikan tamat SD (29,5%). Hal
ini sama dengan karakteristik penyakit tidak menular lainnya. Sebagian besar
penderita stroke juga tinggal di daerah perkotaan (63,9%), sedangkan yang tinggal
di perdesaan sebesar 36,1%.

PPOK

prevalensi PPOK terus mengalami kenaikan tiap bertambahnya umur


dengan nilai rata-rata nasional sebesar 3,7%.
Diabetes Melitus

Berdasarkan grafik di atas dapat dijelaskan bahwa prevalensi penyakit


diabetes pada tahun 2013 mengalami peningkatan signifikan dibandingkan dengan
tahun 2007. Nilai prevalensi tertinggi berada pada interval umur 45-74 tahun
dengan rata-rata sebesar 4,1% pada tahun 2013 dan sebesar 2,4% pada tahun
2007.

Kanker dan Gagal Ginjal


Berdasarkan Grafik 2 diatas dapat dijelaskan bahwa penyakit kanker dan
gagal ginjal kronis terus mengalami peningkatan nilai dengan prevalensi nasional
berturut-turut adalah 1,4% dan 0,2%.

Penyakit Jantung dan Gagal Jantung

Berdasarkan Grafik 3 terlihat bahwa nilai prevalensi tertinggi untuk kedua


penyakit ini berada pada interval usia 60-74 tahun dengan nilai masing-masing
adalah 2,00% dan 0,49%.

Dewasa Dini
Masalah kesehatan yang muncul dan seringkali ditemui pada kelompuk
usia ini meliputi kecelakaan, bunuh diri, penyalahgunaan zat, hipertensi, penyakit
menular seksual (PMS), penganiayaan terhadap wanita dan keganasan tertentu.

1. Kecelakaan
Cedera tak-disengaja(terutama tabrakan kendaraan bermotor)
merupakan penyebab kematian utama pada kelompok usia 1-44 tahun.
Oleh sebab itu pendidikan mengenai tindakan kewaspadaan keselamatan
dan pencegahan kecelakaan merupakan peran utama perawat dalam
meningkatkan kesehatan orang dewasa muda.
2. Bunuh Diri
Bunuh diri merupakan penyebab kelima kematian pada individu
dewasa muda di AS(Murray & Zentner, 2001 dalam Kozier dkk,
2011).Secara umum, tindakan bunuh diri disebabkan oleh
ketidakmampuan individu dewasa muda untuk menghadapi berbagai
tekanan, tanggung jawab, dan tuntutan di masa dewasa.
Peran perawat dalam mencegah upaya bunuh diri meliputi
mengidentifikasi perilaku yang mengindikasikan masalah potensial:
depresi; berbagai keluhan fisik seperti penurunan berat badan, gangguan
tidur, dan gangguan pencernaan; penurunan minat dalam peran sosial dan
pekerjaan, serta seringnya individu mengurung diri; menyediakan
informasi mengenai tanda awal bunuh diri dalam program pendidikan.
Apabila terindentifikasi berisiko melkukan bunuh diri maka harus dirujuk
ke profesional kesehatan jiwa atau pusat penenangan kritis.
3. Hipertensi
Masalah ini dipengaruhi oleh faktor keturunan, merokok, obesitas,
diet tinggi-natrium, dan tingkat stres yang tinggi.
4. Penyalahgunaan Zat
Penyalahgunan zat merupakan ancaman utama terhadap kesehatan
individu dewasa muda. Alkohol, mariyuana, amfetamin, dan kokain
misalnya, dapat menimbulkan perasaan bahagia pada individu yang
memiliki masalah penyesuaian dan akan berakibat buruk pada masalah
kesehatan di kemudian hari. Sebagai contoh, penyalahgunaan obat selama
kehamilan dapat menyebabkan gangguan pada janin, penggunaan alkohol
dalam waktu yang lama dapat menimbulkan penyakit berbahaya.
Strategi perawat berkaitan penyalahgunaan obat meliputi
penyuluhan tentang komplikasi penggunaan obat itu, upaya pengubahan
sikap individu terhadap penyalahgunaan obat, dan konseling tentang
berbagai masalah yang menyebabkan penyalahgunaan obat.
5. Penyakit Menular Seksual (PMS)
PMS, seperti AIDS, sifilis, gonore merupakan jenis infeksi yang
umum terjadi pada individu dewasa muda. Fungsi perawat disini terutama
sebagai pendidik.
6. Penganiayaan terhadap Wanita
Masalah ini terjadi pada keluarga di seluruh tingkat sosioekonomi.
Kondisi stres yang memicu keluarga untuk melakukan penganiayaan
meliputi masalah keuangan, perpisahan keluarga dan dukungan
masyarakat, serta isolasi fisik dan sosial.
Perawat yang menangani wanita tersebut harus (a) memiliki
komunikasi terbuka yang mendorong mereka mengemukakan masalahnya;
(b) membantu mereka meningkatkna harga dirinya; (c) terus mendikung
dan mendidik wanita agar memahamo sebab dan akibat perilaku
kekerasann dan penganiayaan.
7. Keganasan
Masalah keganansan yang sering muncul pada pria usia 20-34
tahun adalah kanker testis. Pemeriksaan testis harus diadakan sebulan
sekali sebagai identifikasi dini terjadinya kanker skrotum(Barkauskas dkk,
2002 dalam Kozier, 2011).Sedangkan pada wanita adalah kanker payudara
yang meningkat setelah usia 30 tahun. Kanker payudara merupakan
penyebab kematian utama yang terjadi pada wanita.

Dewasa Pertengahan

Resiko munculnya masalah kesehatan pada kelompok usia ini lebih besar
daripada kelompok usia dewasa muda, antara lain:

1. Kecelakaan
Faktor perubahan fisiologis, dan kekhawatiran terhadap tanggung
jawab personal dan pekerjaan dapat meningkatkan angka kecelakaan pada
individu paruh baya, terutama kecelakaan kendaraan bermotor.
2. Kanker
Kanker merupakan penyebab kematian kedua para individu yang
berusia antara 25 dan 64 tahun di AS. Pria memiliki insiden penyakit
kanker paru dan kandung kemih yang tinggi. Pada wanita, penyakit kanker
payudara menempati posisi tertinggi, diikuti kanker kolon dan rektum,
uterus, dan kanker paru.
3. Penyakit Kardiovaskular
Penyakit jantung koroner merupakan penyebab kematian utama di
AS. Faktor penyebabnya meliputi merokok, obesitas, hipertensi, diabetes
melitus, gaya hidup kurang gerakriwayat keturunan atau riwayat kematian
mendadak pada ayah saat berusia kurang dari 55 tahun atau ibu saat
berusia kurang dari 65 tahun, serta faktor usia individu.
4. Obesitas
Obesits merupakan faktor resiko untuk banyak penyakit kronis
seperti dibaetes dan hipertensi. Klien harus mencegah obesitas dengan
mengurangi asupan kalori dan berolahraga secara teratur.
5. Alkoholisme
Penggunaan alkohol yang berlebihan dapat mengakibatkan
masalah pengangguran, keretakan dalam rumah tangga, kecelakaan, dan
berbagai penyakit.
6. Perubahan Kesehatan Mental
Stresor perkembangan, seperti menopause, penuaan, dan masa
pensiun yang semakin dekat, serta stresor situasional, seperti perceraian,
pengangguran, dan kematian pasangan, dapat memicu peningkatan depresi
di masa paruh baya. Klien dapat memperoleh manfaat dari kelompok
pendukung atau terapi individu untuk mengatasi masalah ini.

Dewasa Lanjut

1. Kecelakaan
Pencegahan kecelakaan merupakan fokus perhatian utama bagi
lansia. Healthy People 2010 melaporkan bahwa sebanyak 87% dari
seluruh kasus fraktur yang terjadi pada lansia di atas 65 tahun disebabkan
oleh insiden jatuh. Karena penurunan fungsi penglihatan, refleks yang
semakin lambat, dan kondisi tulang yang rapuh, lansia harus selalu
berhati-hati pada saat menaiki anak tangga, menegmudikan mobil, dan
bahkan saat berjalan.
2. Penyakit Ketunadayaan Kronik
Penyakit ini dapat menimbulkan gangguan fungsi yang serius,
seperti artritis, osteoporosis, penyakit jantung, stroke, perubahan
penglihatan dan pendengaran, pneumonia, fraktur, trauma akibat jatuh,
atau insiden lainnya yang menyebabkan masalah kesehatan kronis.
3. Penyalahgunaan Obat
Lansia yang menderita suatu jenis penyakit kronis lebih kerap
memerlukan obat-obatan. Kerumitan yang ditemui dalam pemberian obat
itu secara mandiri dapat menimbulkan berbagai situasi penggunasalahan,
seperti mengonsumsi obat terlalu banyak atau terlalu sedikit,
mengonsumsi obat bersama alkohol, mengonsumsi obat resep bersama
obat bebas, atau mengonsumsi obat milik orang lain tanpa sengaja.
4. Alkoholisme
Mengonsumsi alkohol selama bertahun-tahun membawa pengaruh
buruk pada semua sistem tubuh, menyebabkan kerusakan progresif pada
hati dan ginjal, merusak lambung dan organ lain yang terkait, serta
memperlambat respons mental yang kerap mengakibatkan kecelakaan dan
kematian.
5. Demensia
Demensia merupakan proses yang membahayakan dan berlangsung
lambat, yang mengakibatkan hilangnya fungsi kognitif secara progresif.
Tipe dimensia yang paling sering ditemui adalah penyakit Alzheimer.
6. Penganiayaan Lansia
Penganiayaan lansia yang paling sering terjadi adalah pada wanita
di atas usia 75 tahun yang mengalami gangguan fisik atau mental dan
bergantung pada pelaku dalam perawatan diri. Penganiayaan dapat berupa
penganiayaan fisik, psikologis, atau emosi; penganiayaan seksual;
penganiayaan keuangan; dan pelanggaran terhadap HAM.
Secara psikologis, lansia dapat mengalami kekerasan verbal,
ancaman, penghinaan, atau ejekan. Penganiayaan atau pengabaian lansia
dapat terjadi di rumah pribadi, penampungan lansia, rumah sakit, atau
fasilitas layanan jangka panjang.

2.2.8 Menjaga Kesehatan pada Usia Dewasa


1. Istirahat / Tidur
Waktu yang diperlukan manusia normal untuk tidur kurang lebih 8 jam
sehari atau sepertiga hari. Waktu tidur akan bertambah sesuai usia, di mana
bayi, anak kecil dan manula membutuhkan waktu tidur yang lebih banyak
dari orang dewasa dan anak muda. Tidur yang cukup dapat meningkatkan
daya tahan tubuh dan energi di dalam tubuh, sehingga dapat
menghindarkan diri kita dari berbagai serangan penyakit yang merugikan.
2. Makanan
Makanlah makanan yang bergizi secara teratur, tidak berlebihan dan tidak
kurang. Kelebihan makanan dapat meningkatkan kadar gula dalam darah
yang akhirnya menimbulkan penyakit kencing manis yang sangat
berbahaya. Kekurangan makan juga dapat menyebabkan kurang gizi, darah
rendah, lesu, dan sebagainya. Perhatikan pula kandungan gizi sesuai
takaran yang wajar, karena berlebihan suatu zat tidak baik untuk kesehatan.
3. Kondisi Psikis / Psikologi
Jangan terlalu stres dengan berbagai hal dalam hidup. Buat apa susah, lebih
baik kita bergembira. Jika pekerjaan membuat stres dan pusing tujuh
keliling terus-menerus maka sebaiknya mulai mencari peluang bisnis atau
pekerjaan lain yang tidak banyak membuat stres. Beban psikis dan pikiran
dapat mempengaruhi daya tahan tubuh yang efeknya dapat mengundang
penyakit jasmaniah dan rohaniah. Setiap masalah pasti ada jalan keluarnya.
Luangkan waktu untuk sesuatu yang menyenangkan dan jangan sekali-kali
lari ke minuman keras dan narkoba.
4. Daya Tahan Tubuh
Tingkatkan daya tahan tubuh dengan mengkonsumsi berbagai makanan
atau minuman alami yang dapat menangkis serangan kuman dan penyakit.
Membiasakan diri dengan jamu-jamuan tradisional atau sering minum teh
kental pahit setiap hari dapat mengingkatkan zat anti oksidan dalam tubuh
untuk melenyapkan zat radikal bebas dari alam sekitar yang merugikan
kesehatan kita.
5. Ekonomi Finansial
Memiliki penghasilan yang cukup untuk keperluan sehari-hari dan
tabungan untuk masa depan yang halal akan membuat hidup tenang lahir
dan batin. Jika masih berjuang dengan kebutuhan dasar maka rubahlah
pola pikir. Bekerja sama dengan istri, suami atau kawan anda untuk
merintis sebuah usaha yang memiliki peluang serta prospek yang baik,
siapa tahu bisa sukses dan terbebas dari masalah finansial.
6. Sosial
Hiduplah yang rukun dengan tetangga di lingkungan sekitar. Perbanyak
teman dan relasi serta jauhi permusuhan dan segala sifat dan sikap buruk
pada orang lain.

2.3 Konsep Asuhan Keperawatan Agregat Dewasa

2.3. 1 Pengkajian
A. Data inti komunitas (core inti)
1) Demografi: jumlah kelompok dewasa, golongan umur, pengalaman
sebelumnya. Etnis terdiri dari suku bangsa dan ras.
2) Tipe keluarga: keluarga/ bukan keluarga, kelompok.
3) Status perkawinan: kawin, janda/duda, single.
4) Statistik vital: kelahiran, kematian kelompok usia dewasa dan
penyebab kematian.
5) Nilai-nilai keyakinan dan agama: nilai agama dan keyakinan yang
dianut oleh kelompok dewasa berkaitan dengan nilai dan norma yang
dianut.
B. Data Subsistem Komunitas
Menggunakan model teori Community as Partner yang terdapat 8
(Delapan) data subsistem yang perlu dikumpulkan dalam pengkajian
komunitas meliputi:
1. Lingkungan fisik
Dilihat di lingkungan kelompok usia dewasa, kebersihan lingkungan
kualitas air, pembuangan limbah, kualitas udara, kualitas makanan,
akses dan aktifitas kelompok dewasa dalam pemenuhan kebutuhan.
Data dapat dikumpulkan dengan winshield survey dan observasi.
2. Pelayanan kesehatan dan sosial
Ketersediaan pelayanan kesehatan khusus kelompok dewasa melalui
puskesmas, pengobatan tradisional atau fasilitas pelayanan
kesehatan.
3. Ekonomi
Dilihat dari jumlah pendapatan keluarga, jenis pekerjaan
penanggungjawab, jumlah penghasilan dan pengeluarannya.

4. Transportasi dan keamanan


Dilihat dari jenis transportasi yang digunakan kelompok dewasa
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dan adanya rasa aman dan
dukungan dari anggota keluarga untuk kelompok usia dewasa.
5. Politik dan pemerintahan
Pemerintahan: kelompok pelayanan masyarakat seperti PKK, tahlil,
kumpulan bapak-bapak, dll. Terdapat kebijakan yang mendukung
optimalnya peran ibu dalam memberikan ASI. Politik: kegiatan
politik yang ada diwilayah tersebut dan peran peserta partai politik
dalam pelayanan kesehatan.
6. Komunikasi
c. Komunikasi formal: media komunikasi yang digunakan oleh
kelompok dewasa untuk memperoleh informasi pengetahuan
tentang kesehatan melalui buku dan sosialisasi dari tenaga
kesehatan.
d. Komunikasi informal
Komunikasi/ diskusi yang dilakukan kelompok dewasa dengan
tenaga kesehatan, orang yang berpengalaman dan lingkungan
dalam masyarakat dalam menyelesaikan masalah kelompok
dewasa.
7. Pendidikan
Tingkat pendidikan yang mempengaruhi pengetahuan dan sikap
dalam meningkatkan derajat kesehatan.
8. Rekreasi
Tempat rekreasi yang digunakan oleh kelompok dewasa.

2.3.2 Diagnosa Keperawatan


1) Defisiensi kesehatan masyarakat
2) Perilaku kesehatan cenderung beresiko
3) Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
2.3.3 Intervensi

Diagnosis Keperawatan NOC NIC


Data Kod Kod
Kode Diagnosis Hasil Intervensi
e e
 Akses terhadap pelayanan 0021 Defisiensi Prevensi Primer Prevensi primer
kesehatan HIV yang 5 kesehatan 2700 Kompetensi masyarakat 8700 Pengembangan program
minimal komunitas 2701 Derajat Kesehatan masyarakat 4350 Managemen perilaku
 Tenaga VCT terlatih 4360 Modifikasi perilaku
puskesmas yang masih 4356 Manageman perilaku
terbatas seksual
 Dukungan social kasus 7970 Monitoring kebijakan
kesehatan
HIV yang tidak adekuat Prevensi sekunder Prevensi sekunder
 Adanya temuan kasus HIV 2702 Tingkat kekerasan masyarakat 6520 Skrining kesehatan
 Stigma masyarakat 2802 Control terhadap kelompok 6652 Surveilans: komunitas
terhadap penderita HIV beresiko : penularan (HIV) 7160 Menjaga kesuburan
2808 Efektivitas program 7910 Konsultasi
masyarakat 8190 Tindak lanjut melalui
telepon
Prevensi tersier Prevensi tersier
2808 Program efektivitas komunitas 8180 Konsultasi melalui telepon
1634 Perilaku pemeriksaan 8100 Rujukan
kesehatan pribadi
0018 Perilaku kesehatan prevensi primer Prevensi primer
8 beresiko 1606 partisipasi dalam promosi 6402 Dukungan perlindungan
kesehatan 5210 Paduan antisipasi
1602 perilaku promosi kesehatan 6710 Promosi kesehatan
1603 perilaku mencari kesehatan 7040 Dukungan pemberi asuhan
1613 perawatan diri sendiri 7100 Promosi integritas keluarga
2204 hubungan pasien-pengasuh 7130 Pemeliharaan proses
2205 kinerja pemberi asuhan keluarga
keperawatan 7140 Dukungan keluarga
7150 Terapi keluarga
5370 Peningkatan peran
Prevensi sekunder Prevensi sekunder
2505 pemulihan penyalahgunaan 7320 Manajemen kasus
seksual 5510 Pendidikan kesehatan
2506 kesehatan emosi pemberi 8700 Program pengembangan
asuhan 8750 Pemasaran social
2508 kesejahteraan pengasuh 8820 Manajemen penularan
2600 koping keluarga penyakit
2602 fungsi keluarga 6484 Manajemen lingkungan
2606 status kesehatan keluarga 6520 Skrining kesehatan
2603 integritas keluarga 6610 Identifikasi resiko
2605 partisipasi keluarga dalam 6652 Surveilans komunitas
perawatan secara professional
Prevensi tersier Prevensi tersier
2605 Partisipasi tim kesehatan 5000 Membangun hubungan
dalam keluarga yang kompleks
1504 Dukungan social 5440 Peningkatan sistem
1634 Perilaku pemeriksaan dukungan
kesehatan pribadi
0009 Ketidakefektifan Prevensi primer Prevensi primer
9 pemeliharaan 1700 Keyakinan kesehatan 7320 manajemen kasus
kesehatan 1701 Keyakinan kesehatan; 5510 pendidikan kesehatan
kemampuan yang disarankan 8700 program pengembangan
untuk melakukan 8750 pemasaran sosial
Prevensi sekunder Prevensi sekunder
1702 Keyakinan kesehatan ; 8820 Manajemen penularan
perceived untuk mengontrol penyakit
1703 Keyakinan kesehatan;; sumber 6484 Manajemen lingkungan
daya yang dirasakan 6520 Skrining kesehatan
1704 Keyakinan kesehatan; 6610 Identifikasi resiko
ancaman 6652 Surveilans komunitas
1705 Orientasi kesehatan
2701 Derajat kesehatan masyarakat
Prevensi tersier Prevensi tersier
2605 Partisipasi tim kesehatan 7040 Dukungan terhadap
dalam keluarga caregiver
1504 Dukungan social 7140 Dukungan keluarga
2.3.4 Implementasi
Implementasi adalah kemauan atau inisiatif dari rencana tindakan
keperawatan untuk mencapai tujuan yang spesifik. Tujuan dari implementasi:

1. Membantu klien mencapai tujuan yang telah ditetapkan


2. Mencakup peningkatan kesehatan
3. Mencakup pencegahan penyalit
4. Mencakup pemulihan kesehatan
5. Memfasilitasi koping klien

2.3.5 Evaluasi
Adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang
menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan, dan
pelaksanaannya sudah berhasil dicapai. Perawat dapat memonitor kealpaan yang
terjadi slm tahap pengkajian, analisa, perencanaan, dan pelaksanaan tindakan.
BAB III
KISI-KISI INSTRUMEN PENGKAJIAN KELOMPOK USIA DEWASA

KISI KISI INSTRUMEN PENGKAJIAN

CORE

No Variabel Subvariabel Indikator Sumber Metode Instrumen Kisi-Kisi


Data
1 Demography
Jumlah Jumlah anggota Primer – Wawancara Lembar Berapa jumlah anggota
keluarga sesuai KK Keluarga terstruktur kuisioner keluarga Anda sekarang?
Usia anggota Kelompok usia Primer – Wawancara Lembar Berapakah usia anggota
keluarga anggota keluarga Keluarga terstruktur kuisioner keluarga Anda sekarang?
berdasarkan tumbuh
kembang :
- Anak –anak 0-12
tahun
- Remaja 13-20
tahun
- Dewasa 21-60
tahun
Lansia >60 tahun
Jenis kelamin Jenis kelamin, terdiri Primer – Wawancara Lembar Berjenis kelamin apa anggota
dari: Keluarga terstruktur kuisioner keluarga Anda?
- Laki-laki
- Perempuan
Status Status kesehatan Primer – Wawancara Lembar Apakah saat ini ada anggota
kesehatan anggota keluarga saat Keluarga terstruktur kuisioner keluarga Anda yang
ini atau keluhan yang mengalami
sedang dirasakan. demam/mual/mimisan/bintik-
- demam tinggi bintik merah di beberapa
- mual muntah bagian tubuh? Jelaskan!
- bintik-bintik
merahmimisan
Pendidikan Tingkat pendidikan, Primer - Wawancara Lembar Apakah jenjang pendidikan
terdiri dari: Keluarga terstruktur kuisioner anggota keluarga Anda saat
- Tidak sekolah ini?
- PAUD /
Playgroup
- TK
- SD
- SMP
- SMA
- Sarjana
Pekerjaan Pekerjaan keluarga Primer – Wawancara Lembar Apakah pekerjaan Anda dan
saat ini adalah : Keluarga terstruktur kuisioner anggota keluarga saat ini?
- PNS
- Swasta
- Wirausaha
- Tidak Bekerja
Lain-lain, sebutkan
Ras/etnik Asal berdasarkan suku Primer – Wawancara Lembar Berasal dari keturunan
atau keturunan, Keluarga terstruktur kuisioner manakah anda dan keluarga?
seperti :
- Papua
- Jawa
- Madura
- Betawi
- Sunda
- Lainya
2 Vital statistic
Vital statistik Angka kesakitan dan Primer Wawancara Lembar  Apakah anggota keluarga
kematian yang didapat -keluarga terstruktur kuesioner sering mengeluh tentang
dari keluarga masalah kesehatan?
 Jika ya, berapa lama dari
anggota keluarga yang
mengalami hal tersebut?
 Apakah keluarga
mengetahui penyebab
masalah kesehatan yang
dialami oleh anggota
keluarga?
 Apakah keluarga sudah
melakukan penanganan
dengan tepat setelah
mengetahui masalah
kesehatan yang dialami
oleh keluarga?
Angka kesakitan, Sekunder- Literature Dokumentasi  Berapa angka kematian
kematian dan puskesmas review dari pukesmas periode 20xx-20xx di
kelahiran wilayah rw x?
 Berapa angka kesakitan
terbanyak periode 20xx-
20xx di wilayah rw x ?
 Berapa angka kelahiran
periode 20xx-20xx di
wilayah rw x?
 Apa penyebab kematian
terbanyak periode 20xx-
20xx di wilayah rw x?
3 Value
Spiritual Agama yang dianut Ketua RW Wawancara Lembar Apa saja agama yang dianut
warga kuesioner oleh penduduk di wilayah rw
x?
Budaya Tradisi yang ada di Ketua RW Wawancara Lembar Apakah ada tradisi turun
masyarakat sehari-hari kuesioner menurun di wilayah rw x?
Apakah terdapat aturan yang
tidak tertulis di wilayah rw
x?
Nilai terkait Pemikiran masyarakat Ketua RW Wawancara Lembar Bagaimana menurut anda
kesehatan tentang batasan kuesioner dengan seseorang yang sehat
seseorang dikatakan dan sakit?
sehat
Nilai Pemikiran masyarakat Ketua RW Wawancara Lembar Bagaimana anda menilai
kebersihan tentang pentingnya kuesioner seberapa penting PHBS
dan kesehatan hidup bersih dan sehat (Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat) bagi peningkatan
kesehatan dan kesejahteraan
masyarakat?

Apakah dalam keluarga anda


memiliki kebiasaan mencuci
tangan sebelum dan sesudah
makan, ataupun aktivitas
lainnya?

Apakah anggota keluarga


mencuci tangan sudah
menggunakan sabun?

Apakah keluarga anda


sebelum memasak mencuci
terlebih dahulu bahan
makanannya?

Apakah makanan anda tutup


setelah selesai makan
sehingga tidak ada serangga
yang masuk ke makanan?

Apakah dirumah sudah ada


jamban?

Bagaimana dengan sanitasi


air di keluarga anda?
Bagaimana keluarga anda
mengolah sampah?
Nilai spiritual Kegiatan pengobatan Kader Wawancara Lembar Apakah tindakan pengobatan
atau budaya atau perawatan tenaga kuesioner perawatan yang tidak sesuai
terkait kesehatan yang tidak dengan niali agama dan
pengobatan sesuai dengan nilai budaya di wilayah rw x?
atau keagamaan budaya
perawatan setempat

4 History
History Riwayat Riwayat yang pernah Primer- Wawancara Lembar Penyakit apa yang pernah
riwayat penyakit diderita keluarga terstruktur kuesioner diderita anggota keluarga
penyakit terdahulu Kejadian yang diderita pada tiga bulan terakhir?
keluarga keluarga Keluarga yang MRS
Apa keluhan anda dan
keluarga sekarang terkait
kesehatan?

Riwayat Tindakan yang Primer- Wawancara Lembar Pengobatan apa yang


pengobatan dilakukan saat anggota keluarga terstruktur kuesioner dilakukan untuk pertolongan
keluarga sakit, kondisi?
meliputi:
- Berobat ke Berhasil atau tidak
poliklinik pengobatan yang dilakukan
yayasan gereja terhadap anggota keluarga
- Berobat ke tersebut?
puskesmas
- Berobat ke
rumah sakit
KISI KISI INSTRUMEN PENGKAJIAN

SUBSYSTEM

No Variabel Subvariabel Indikator Sumber Data Metode Instrumen Kisi-Kisi


1 Economic
Keadaan Jenis pekerjaan Pekerjaan keluarga saat Primer Wawancara Lembar
Ekonomi – sumber ini adalah: kuesinoner - Siapa saja yang
keluarga pendapatan - PNS bekerja di dalam
- Swasta rumah dan apa
- Wirausaha pekerjaannya?
- Tidak Bekerja
Lain-lain, sebutkan…
Pendapatan per Jumlah penghasilan per Primer Wawancara Lembar
bulan bulan keluarga kuesinoner - Berapa penghasilan
dan - < 500.000 keluarga setiap bulan
Pengeluaran per - 500.000 – 1 juta ?
bulan - > 1 juta - Berapa pengeluaran
biaya setiap bulan ?
Pengeluaran keluarga
Apakah ada anggota
per bulan…
keluarga yang
mengkonsumsi obat”an
rutin ? lalu berapa biaya
yang dikeluarkan tiap
bulan ?

Kepemilikan rumah : Primer Wawancara Lembar


- rumah pribadi kuesinoner - Bagaimana status
- kontrakan kepemilikan rumah
rumah keluarga Anda?

Jaminan Jenis jaminan kesehatan Primer Wawancara Lembar


kesehatan yang dipakai: BPJS, kuesioner - Apakah Anda
ASKES, memiliki jaminan
JAMKESMAS, pelayan kesehatan?
asuransi kesehatan (askes, jamkesmas,
swasta

BPJS, dll)

- Apakah Anda
memanfaatkan
jaminan pelayanan
kesehatan yang anda
miliki ?

Keadaan Jumlah pekerja Jumlah Bekerja Sekunder Buku


ekonomi Jumlah Pengangguran catatan - Berapakah jumlah
RW/RT RW/RT pekerja, pengangguran
Jumlah Pensiunan dan pensiunan di
RW/RT ?

Jenis pekerja Mayoritas umur pekerja Primer Wawancara


dan pengangguran - Berapa rentang umur
pekerja dan
Mayoritas gender pengangguran di

2 pekerja RW/RT ?
- Apakah mayoritas
gender yang bekerja di
RW/RT ?

Heath and Social Services


Pelayanan Pelayanan Pelayanan kesehatan Kader Wawancara Lembar Apa saja pelayanan
kesehatan kesehatan yang yang tersedia: kuesioner kesehatan yang ada di
dan sosial tersedia posyandu, puskesmas, wilayah ini? dimana
praktik mandiri lokasinya?

Pelayanan Pelayanan kesehatan Kader Wawancara Lembar Apa saja pelayanan


kesehatan dasar dasar (upaya preventif) kuesioner kesehatan yang ada di
yang pernah dilakukan wilayah ini? dimana
di RW X oleh tenaga lokasinya?
kesehatan desa

Ketersediaan Ketersediaan di wilayah Kader Wawancara Lembar Apa saja pelayanan


tenaga sekitar: bidan desa, kuesioner kesehatan yang ada di
kesehatan di mantri, dukun , dokter wilayah ini? dimana
wilayah sekitar lokasinya?
Pelayanan kesehatan Primer- keluarga Wawancara Lembar Dimana anda dan
yang dituju: posyandu, terstruktur kuesioner keluarga anda biasanya
puskesmas, praktik berobat?
mandiri
Kepuasan terhadap Primer- keluarga Wawancara Lembar Apakah pelayanan
pelayanan kesehatan terstruktur kuesioner keseatan yang anda
terima sudah
memuaskan?

Apakah pelayanan
kesehatan yang tersedia
di wilayah saat ini
sudah memuaskan?

Akses layanan Jarak, jenis alat Primer- Wawancara Lembar Berapa jarak rumah
kesehatan transportasi, dan biaya masyarakat kuesioner anda dari temapt
pelayanan kesehatan?

Transportasi apakah
ang anda gunakan
untuk mencapai
pelayanan kesehatan?

Berapa biaya yang anda


keluarkan untuk
mencapai tempat
layanan kesehatan dan
biaya saat menerima
pelayanan kesehatan?

Layanan social Jenis layanan sosial: Primer- Wawancara Lembar apakah bapak / ibu
jaminan hari tua, dana masyarakat kuesioner memiliki jaminan
pensiun sosial?

Akses layanan sosial : Primer- Wawancara Lembar Berapa jarak rumah


jaral transport. biaya masyarakat kuesioner anda dengan pelayanan
sosial?

Transportasi apakah
yang anda gunakan
untuk mencapai tempat
pelayanan sosial?

Berapa biaya yang anda


keluarkan untuk
mencapai tempat
pelayanan sosial?

3 Education
Fasilitas Bangunan Jumlah bangunan Primer Wawancara Lembar Apakah di wilayah RW
Pendidikan sekolah sekolah yang tersedia, - Ketua RW Kuesioner x terdapat bangunan
jenjang pendidikan TK, sekolah?
SD, SMP, SMA
Apa saja instansi
pendidikan yang
tersedia di wilayah RW
x?

Apakah di sekolah atau


instansi pendidikan
pernah memberikan
penyuluhan tentang
suatu penyakit?

Apa saja penyuluhan


yang pernah diberikan
di sekolah atau instansi
pendidikan di wilayah
RW x?
Tingkat Tingkat Tingkat pengetahuan Primer Wawancara Lembar Apakah anda dan
pengetahuan pengetahuan keluarga tentang suatu -Keluarga Kuesioner anggota keluarga
yang ada keluarga penyakit pernah mengikuti
penyuluhan?

4 Politics and Goverments


Kebijakan Program Kebijakan dan Kader kesehatan Wawancara Lembar Apakah ada kebijakan
dan Program Pencegahan terhadap dan Ketua RW Kuesioner terkait pelayanan
Penyakit suatu Penyakit kesehatan di daerah
tanjungrejo?

Apakah ada program


pencegahan penyakit di
daerah tanjungrejo?
Jika ada, sebutkan!
Katerlibatan Keterlibatan Ketua RW, Wawancara Lembar Apakah ada LSM yang
Pemerintah Puskesmas, Lurah, dan Pihak Puskesmas Kuesioner bergerak di bidang
Pemerintahan Kota pengendalian kesehatan
dalam menangani lingkungan?
kejadian penyakit di
daerah tanjungrejo Apakah sudah pernah
terjadi KLB?

Jika pernah, bagaimana


upaya
penanggulangannya?

Jika belum pernah,


bagaimana upaya
pencegahannya?

Apaka ada dana alokasi


umum untuk menunjan
pelayanan keseatan?

Apakah ada organisasi


di wilayah setempat
yang peduli terhadap
penyakit di daerah
tersebut?
Intervensi Pelaksanaan program Primer Wawancara Lembar Apakah anda dan
Kebijakan di dan kebijakan Keluarga Kuesioner keluarga pernah
Masyarakat pemerintah di mengikuti kegiatan
masyarakat pemerintah yang
bertujuan untuk
menganggulangi
penyakit? Jika iya,
sebutkan!

Apakah anda dan


keluarga pernah
mengikuti kegiatan
pemerintah yang
bertujuan untuk
kesehatan lingkungan?

5 Communication
Pembawa Penyebaran Informasi Primer-Kader Wawancara Lembar Bagaimana penyebaran
Pesan Kuesioner informasi tentang
(sender) kesehatan di RW x?

Apakah media
komunikasi yang
digunakan untuk
Pendidikan Kesehatan menyebarkan informasi
tentang kesehatan di
Pemberi informasi RW x?
kesehatan: Petugas
Puskesmas, Mahasiswa, Apakah di RW x
Petugas Kelurahan pernah diadakan
penyuluhan tentang
Pemberian penyuluhan: penyakit? Jika iya,
- 1x seminggu siapa yang melakukan
- 1x sebulan penyuluhan?
- 2x sebulan
Dll Seberapa sering
melakukan penyuluhan
kesehatan?

6 Lingkungan fisik
Tipe daerah Kondisi daerah Lingkungan Observasi Lembar Bagaimana tipe daerah
pedesaan observasi di rw x ?
Kondisi Jenis bangunan Bahan utama yang Lingkungan Observasi Lembar Bahan utama apa yang
perumahan rumah digunakan (batu, bata, observasi digunakan?
batako, bambu, dll)
Sumber air Primer dan observasi Lembar Bagaimana kondisi air
bersih lingkungan kuesioner, di wilayah rw x?
wawancara
terstruktur
Ventilasi lingkungan Observasi Lembar Bagaimana kondisi
observasi sirkulasi udara dan
ventilasi?
Pencahayaan Lingkungan Observasi Lembar Bagaimana
observasi pencahayaan rumah di
rw x?
MCK Ketersediaan MCK di Lingkungan Observasi Lembar Adakah MCK? Bila
dalam rumah dan observasi tidak bagaimana proses
penggunaannya MCK?
Pencemaran Sanitasi sampah Cara pembuangan Primer-keluarga Wawancara Lembar Bagaimana cara
sampah di lingkungan terstruktur observasi masyarakat daerah
rw x membuang sampah?
Tempat sampah Ketersediaan tempat Lingkungan Observasi Lembar Bagaimana
sampah observasi ketersediaan tempat
sampah di rw x?

7 Safety and Transportations


Fasilitas Jenis/alat Alat transportasi angkut Kader kesehatan Wawancara Lembar  Apa saja alat
Transportasi transportasi atau jalan kaki untuk (primer) kuesioner transportasi yang
masyarakat ke menuju ke fasilitas digunakan
Puskesmas atau pelayanan kesehatan masyarakat menuju
Posyandu fasilitas layanan
kesehatan?
 Apakah terdapat
alat transportasi
khusus bagi lansia
maupun ibu hamil?
 Apakah tersedia
kendaraan untuk
mengantarkan
masyarakat ke
fasilitas layanan
kesehatan dalam
kondisi gawat
darurat?
 Apakah jarak
rumah dan kondisi
jalan menuju
fasilitas layanan
kesehatan
menyebabkan Anda
tidak dapat
memanfaatkan
fasilitas layanan
kesehatan dengan
optimal?
Jarak antara Jarak rumah penduduk Lingkungan Observasi Lembar Berapa jarak antara
rumah dengan dari fasilitas pelayanan observasi rumah dengan fasilitas
fasilitas kesehatan: layanan kesehatan
pelayanan  > 1 km (Puskesmas,
kesehatan  < 1 km Posyandu)?
Kondsi jalan Kondisi jalan: Lingkungan Observasi Lembar Bagaimana kondisi
menuju fasilitas  Aspal observasi jalan menuju fasilitas
pelayanan  Makadam layanan kesehatan
kesehatan (Puskesmas,
Posyandu)?
Keamanan Sistem Adanya fasilitas Pos Ketua RW/RT Wawancara Lembar Apakah terdapat pos
keamanan penjagaan kusioner Siskamling di
lingkungan lingkungan wilayah
Anda?
Penanggulangan Proses penanggulangan Lingkungan Observasi Lembar Bagaimana proses
sampah sampah: observasi penanggulangan
 Dibakar sampah yang ada di
 Dibuang ke lingkungan?
sungai
 Diolah menjadi
pupuk kompos
Jenis kejadian Jenis kejadian kriminal: Ketua RW/RT Wawancara Lembar Apa saja jenis kejadian
kriminal  Pencurian kusioner kriminal yang sering
 Perampokan terjadi di lingkungan

 Kejahatan wilayah Anda?

seksual
 Penggunaan
narkotika
Akses jalan Akses jalan untuk Lingkungan Observasi Lembar Apakah akses jalan di
untuk petugas pemadam kebakaran: observasi wilayah ini terjangkau
pemadam  Terjangkau oleh petugas pemadam
kebakaran kebakaran?
 Tidak
terjangkau

8 Rekreasi
Fasilitas Macam rekreasi Macam sarana kegiatan Lingkungan/Data Wawancara Lembar Apa saja sarana rekreasi
rekreasi rekreasi di wilayah Lapangan Observasi yang tersedia di
tersebut. wilayah tersebut ?
Tempat/sarana Ketersediaan tempat Lingkungan/Data Wawancara Lembar Adakah sarana rekreasi
rekreasi wisata di wilayah Lapangan Observasi diwilayah tersebut ?
tersebut. Dimana lokasinya ?
Apakah sarana tersebut
mudah dijangkau oleh
anggota masyarakat
tersebut ?
Biaya rekreasi Biaya yang dikeluarkan Primer-Keluarga Wawancara Lembar Berapa biaya yang
untuk rekreasi. Kuesioner dikeluarkan untuk
melakukan kegiatan
rekreasi tersebut?
Frekuensi Kegiatan rekreasi kapan Primer-Keluarga Wawancara Lembar Kapan dan berapa kali
dan berapa kali Kuesioner bapak/ibu melakukan
melakukanya. rekreasi ?
Jenis/kegiatan Kegiatan masyarakat Primer-Ketua Wawancara Lembar Adakah kegiatan
hiburan utuk membuat hiburan. RT/Ketua RTW Kuesioner hiburan di wilayah
tesebut, sebutkan ?
Aktivitas di - Kegiatan masyarakat di Primer-Keluarga Wawancara Lembar Apa saja kebiasaan
waktu luang waktu luang. Kuesioner masyarakat dalam
mengisi waktu luang ?
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Keperawatan kesehatan komunitas adalah area pelayanan keperawatan
professional yang diberikan secara holistic (bio-psiko-sosio-spiritual) dan
difokuskan pada kelompok risiko tinggi yang bertujuan meningkatkan derajat
kesehatan melalui upaya promotif, preventif, tanpa mengabaikan kuartif dan
rehabilitative dengan melibatkan komunitas sebagai mitra dalam menyelesaikan
masalah (Hithcock, Scubert & Thomas, 1999; Allender &Spradley, 2001,
Stanhope & Lancaster, 2016).
Hurlock mengatakan bahwa masa dewasa awal dimulai pada umur 18
tahun sampai umur 40 tahun, saat perubahan-perubahan fisik dan psikologis yang
menyertai berkurangnya kemampuan reproduktif. Perkembangan dewasa dibagi
menjadi tiga bagian yaitu, dewasa muda (young adulthood) dengan usia berkisar
antara 20 sampai 40 tahun. Dewasa menengah (middle adulthood) dengan usia
berkisar antara 40 sampai 65 tahun dan dewasa akhir (late adulthood) dengan usia
mulai 65 tahun ke atas (Papalia et al, 2007).
Dalam memberikan asuhan keperawatan pada usia kelompok dewasa
menggunakan pendekatan  Community As Partner Model . Klien kelompok
dewasa digambarkan sebagai inti (core) mencakup sejarah, demograpi, suku
bangsa, nilai dan keyakinan, dengan 8 (delapan) sub system yang saling
mempengaruhi meliputi, lingkungan fisik pelayanan kesehatan dan sosial,
ekonomi keamanan dan transportasi politik dan pemerintahan, komunikasi,
pendidikan dan rekreasi ( Anderson, Mc Farlane, 2000 dalam Ervin, 2002).
DAFTAR PUSTAKA

Riasmini, Ni made. 2017. Panduan Asuhan Keperawatan Individu, keluarga,


Kelompok, dan Komunitas dengan Modifikasi NANDA, ICNP, NOC, dan
NIC di Puskesmas dan Masyarakat. Jakarta. Penerbit Universitas Indonesia

Infodatin. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. Hipertensi.


https://www.kemkes.go.id/folder/view/01/structure-publikasi-pusdatin-
info-datin.html diakses pada tanggal 29 Maret 2020

Kemkes.go.id, ”Masalah Kesehatan pada Lansia”http://yankes.kemkes.go.id/read-


masalah-kesehatan-pada-lansia-4884.html diakses pada tanggal 29 Maret
2020

Kemkes.go.id, “Data dan Informasi Profil Kesehatan Indoneisa Tahun 2017”


https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-
kesehatan-indonesia/Data-dan-Informasi_Profil-Kesehatan-Indonesia-
2017.pdf diakses pada tanggal 29 Maret 2020

Kemenkes.go.id, “Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2018”


https://www.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-
indonesia/Data-dan-Informasi_Profil-Kesehatan-Indonesia-2018.pdf
diakses pada tanggal 29 Maret 2020

Kemenkes RI. Hasil Utama Riskesdas


2018
.http://www.kesmas.kemkes.go.id/assets/upload/dir_519d41d8cd98f00/files
/Hasil-riskesdas-2018_1274.pdf?opwvc=1 diakses pada tanggal 28 Maret
2020

Ahmad Fauzi. 2019. Rheumatoid Arthritis. Bagian Orthopaedi dan Traumatologi,


Departemen Bedah, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung. JK Unila.
1 (3).
https://www.indonesiare.co.id/id/knowledge/detail/48/Riset-Pemerintah-untuk-
Asuransi-Kesehatan-di-Indonesia diakses pada tanggal 29 Maret 2020

Anda mungkin juga menyukai