Anda di halaman 1dari 4

PERTEMUAN 5

ANGGARAN BIAYA PRODUKSI


Anggaran biaya produksi dapat dikelompokkan dalam tiga sub anggaran, yaitu :

1. Anggaran Bahan Baku


2. Anggaran Tenaga Kerja Langsung
3. Anggaran Biaya Overhead Produksi ( BOP )

Anggaran Bahan Baku

Bahan baku merupakan bahan langsung, yaitu bahan yang membentuk produk jadi.
Misalnya produk kursi rotan, bahan bakunya rotan. Adapun bahan pembantu produk kursi rotan
seperti paku, lem kayu, dempul dll. Sedangkan supplies pabrik, yaitu bahan yang diperlukan
dalam membuat satu produk, tetapi bahan tsb tidak melekat pada produk yang bersangkutan.
Bahan pembantu dan supplies pabrik termasuk biaya overhead pabrik (BOP )

Adapun dasar penyusunan anggaran bahan baku bersumber dari anggaran produksi,
rencana persediaan bahan baku dan standard pemakaian bahan baku ( standard usage rate ).
Rumusnya adalah sebagai berikut :

Pembelian bahan baku : xx unit @ Rp x = Rp xx


Persediaan bahan baku awal : xx unit @ Rp x = Rp xx +
Bahan baku tersedia : xxxx unit @ Rp x = Rp xxxx
Persediaan bahan baku akhir : x unit @ Rp x = Rp x -
Bahan baku dipakai : xx unit @ Rp x = Rp xxx
======================
Anggaran Bahan Baku terdiri atas 4 sub bab anggaran bahan baku yakni :

1. Anggaran Pemakaian Bahan Baku


2. Anggaran Persediaan Bahan Baku
3. Anggaran Pembelian Bahan Baku
4. Anggaran Pengeluaran Kas untuk pembelian bahan baku

1. Anggaran Pemakaian Bahan Baku


Sebelum menyusun anggaran pemakaian BB, maka harus ditentukan kuantitas standar
bahan baku dan harga bahan baku

a) Kuantitas Standar Bahan Baku ( Standard Usage Rate )


Yaitu taksiran sejumlah unit bahan baku yang diperlukan untuk memproduksi satu
unit produk jadi.

Contoh : Untuk memproduksi 1 botol kecap, diperlukan bahan baku kedelai


sebanyak 2 ons dan gula merah sebanyak 3 ons

b) Harga Bahan Baku Standar


Adalah taksiran harga per unit bahan baku

Contoh : Harga BB kedelai 10.000 ons @ Rp 90,- = Rp 900.000,-


Ongkos angkut = Rp 190.000,-+
Potongan pembelian =(Rp 90.000)
Harga BB kedelai 10.000 ons = Rp1.000.000,-
==========

1
Rp 1.000 .000
Harga Standar BB kedelai = 10 .000 = Rp 100,- per ons
Rumus lain : Pemakaian BB (dlm unit ) = Jumlah Produksi x SUR
Biaya BB ( dlm rupiah ) = Pemakaian x Harga per unit

Dari contoh kuantitas standar BB dan harga standar BB dapat disusun anggaran pemakaian BB :

Contoh 6a : Perusahaan Kecap Asli merencanakan menyusun Anggaran Pemakaian BB, dg


informasi : Produksi kecap Triwulan 1,2,3,4 berturut-turut 22.000 unit, 23.000 unit,
24.000 unit dan 26.000 unit. Standard Usage Rate ( SUR ) BB kedelai sebesar 2 ons.
Harga kedelai per ons Rp 100,-. Buat Anggaran Pemakaian BB kedelai per 31 Desember
1998

Penyelesaian:

Perusahaan Kecap Asli


Anggaran Pemakaian Bahan Baku Kedelai
31 Desember 1998

Triwula Produksi SUR Kebutuhan (ons ) Harga (Rp ) Jumlah Biaya Bahan Baku
n (unit) (ons ( Rp )
)
I 22.000 2 44.000 100 4.400.000
II 23.000 46.000 4.600.000
III 24.000 48.000 4.800.000
IV 26.000 52.000 5.200.000
Setahun 95.000 190.000 19.000.000

2. Anggaran Persediaan Bahan Baku


Persediaan BB awal periode yg akan datang, merupakan persediaan bahan baku akhir
periode lalu. Untuk mengetahui persediaan awal periode dapat diketahui dari laporan
neraca atau rugi-laba periode yang lalu. Dengan demikian yang menjadi masalah adalah :
menentukan persediaan BB akhir.

Rumus menentukan Persediaan BB akhir ( Pbb )

BBB
x2−Pbba
Pbb = TPPBB

Dimana : Pbb = Persediaan BB akhir ( dalam rupiah )


BBB = Biaya BB
Pbb a = Persediaan BB awal ( dalam rupiah )
TPP BB = Tingkat Perputaran Persediaan BB

Contoh 6: Dimisalkan persediaan BB awal adalah 10.000 ons @ Rp 100,- = Rp 1000.000,-.

2
Tingkat perputaran persediaan BB setahun 5 kali. Biaya BB TW I : Rp 4.400.000;
TW II : Rp 4.600.000,-; TW III : Rp 4.800.000,-; TW IV : Rp 5.200.000,-. Susun
anggaran persediaan BB akhir.
Penyelesaian:

Perusahaan Kecap Asli


Persediaan Bahan Baku Akhir Kedelai
Tiap Triwulan Tahun 1998

Triwula Perhitungan Persediaan Harga per ons (Rp) Persediaan (ons )


n akhir
( Rp)
I 4 . 400 . 000 760.000 100 7.600
x 2−1. 000 . 000
5
4 . 600. 000
II 5
x 2−760 . 000 1.080.000 100 10.800
III 4 . 800 .000
x 2−1 . 080 .000
5 840.000 100 8.400
IV 5 . 200 .000
x 2−840. 000
5 1.240.000 100 12.400

3. Anggaran Pembelian Bahan Baku


Untuk menyusun anggaran pembelian bahan baku, diperlukan data anggaran pemakaian
bahan baku atau anggaran biaya bahan baku dan anggaran persediaan bahan baku dengan
rumus sbb :

Biaya pemakaian BB = xx
Persediaan BB akhir = xx +
Bahan Baku tersedia = xxxx
Persediaan BB awal = x -
Pembelian BB = xxx
=========

Contoh 7:

Perusahaan Kecap Asli


Anggaran Pembelian Bahan Baku Kedelai
Tiap Triwulan Tahun 1996
(dalam 000)

Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan Setahun


Keterangan (000) (000) (000) IV(000) (000)
ons Rp Ons Rp ons Rp ons Rp ons Rp
44 4.400 46 4.600 48 4.800 52 5.200 190 19.000
Pemakaian BB
Persediaan
akhir+ 7,6 760 10, 1.080 8,4 840 12,4 1.240 12,4 1.240
8
BB tersedia 51,6 5.160 56, 5.680 56,4 5.640 64,4 6.440 202, 20.240
Persediaan awal 10 1.000 8 760 10,8 1.080 8,4 840 4 1.000
(-) 7,6 10
Pembelian BB 41,6 4.160 49, 4.920 45,6 4.560 56,0 5.600 192, 19.240

3
2 4

4. Anggaran Pengeluaran Kas Untuk Pembelian Bahan Baku


Bila pembelian bahan baku seluruhnya dibayar tunai, maka anggaran pengeluaran
kas untuk pembelian bahan baku sama dengan anggaran pembelian bahan baku, sehingga
tidak perlu lagi membuat anggaran pengeluaran kas untuk pembelian bahan baku. Akan
tetapi bila syarat pembelian bahan baku sebagian tunai dan sebagian lagi kredit, maka
dibuat lagi anggaran pengeluaran kas untuk pembelian bahan baku

Misalkan syarat pembelian 80 % tunai dan 20% lagi dibayar triwulan berikutnya.
Berdasar data anggaran pembelian bahan baku pada table di atas dapat dibuat anggaran
pengeluaran kas untuk pembelian bahan baku sbb :

Perusahaan Kecap Asli


Anggaran Pengeluaran Kas Untuk Pembelian Bahan Baku
Tiap Triwulan pada Tahun 1996
(dalam 000)
Triwulan
Keterangan
I II III IV
1. Pembelian Rp 4.160 Rp 4.920 Rp 4.560 Rp 5.600
2. Tunai 80 % Rp 3.328 Rp 3.936 Rp 3.648 Rp 4.480
3. Kredit 20 % Rp 832 Rp 984 Rp 912 Rp 1.120
4. Bayar utang Rp 0 Rp 832 Rp 984 Rp 912
5. Pengeluaran Kas ( 2 + 4 ) Rp 3.328 Rp 4.768 Rp 4.632 Rp 5.392

Anda mungkin juga menyukai