Anda di halaman 1dari 17

SATUAN ACARA KEGIATAN PENYULUHAN

TATA TERTIB RUANG ISOLASI PALEM 1


PENGGUNAAN MASKER DAN CUCI TANGAN
DI RUANG ISOLASI PALEM 1 RSUD DR. SOETOMO

Kelompok 1
Alih Jenis B21

1. Pujiati, S.Kep 131923143001


2. Liliek Juliati, S.Kep 131923143002
3. Nanik Widyastuti, S.Kep 131923143003
4. Angga Riski Wijaya, S.Kep 131923143004
5. Ester Widhiastuti, S.Kep 131923143047
6. Agus Da Silva, S.Kep 131923143049
7. Trias Isrichawati, S.Kep 131923143059

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2020
SATUAN ACARA KEGIATAN PENYULUHAN
TATA TERTIB RUANG ISOLASI PALEM 1
PENGGUNAAN MASKER DAN CUCI TANGAN
DI RUANG ISOLASI PALEM 1 RSUD DR. SOETOMO

Bidang Studi : Keperawatan Medikal Bedah


Topik : Tata Tertib, Penggunaan Masker dan Cuci Tangan
bagi keluarga pasien
Sasaran : Keluarga Pasien dan Pengunjung di Ruang Isolasi
Palem 1
Hari/Tanggal/Tempa : Jumat / 20 Maret 2020 / Ruang Isolasi Palem 1
t
Waktu : 10.00 WIB
Pelaksana : Profesi Ners Fkp UNAIR B21

1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 35 menit tentang Tata Tertib,
Penggunaan Masker dan Cuci Tangan bagi keluarga pasien, diharapkan keluarga
klien dan klien di Ruang Isolasi Palem 1 dapat memahami dan mengerti Tata
Tertib, Penggunaan Masker dan Cuci Tangan

2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 35 menit, diharapkan
klien dan keluarga pasien mampu:
1) Menjelaskan tata tertib bagi keluarga pasien
2) Menjelaskan pengertian masker
3) Menjelaskan cara pemilihan masker
4) Menjelaskan cara penggunaan masker
5) Menjelaskan pengertian cuci tangan
6) Menjelaskan tujuan cuci tangan
7) Menjelaskan manfaat cuci tangan
8) Menjelasakan waktu cuci tangan
9) Menjelaskan langkah-langkah cuci tangan
3. Materi
1) Tata tertib bagi pasien dan keluarga di Ruang Isolasi Palem 1
2) Cara Penggunaan Masker
3) Cara Pemilihan Masker
4) Tujuan cuci tangan
5) Manfaat Cuci Tangan

4. Strategi Pelaksanaan (Metode)


Strategi yang digunakan dalam penyampaian penyuluhan ini berupa
1) Ceramah
2) Tanya jawab
3) Demonstrasi

5. Media Penyuluhan
1) Leaflet
2) Lembar Balik

6. Setting Tempat

Penyaji

Moderator

Fasilitator

Observer

Dosen & CI

Materi penyuluhan

7. Pengorganisasian
1) Pembimbing akademik : Dr.Tintin Sukartini, S.Kp., M.Kes
2) Pembimbing klinik : Ika Minarni, S.Kep.,Ns
3) Penyaji : Liliek Juliati & Trias Isrichawati
4) Moderator : Nanik Widyastuti
5) Fasilitator : Agus Da Silva & Ester Widhiastuti
6) Observer : Pujiati & Angga Riski Wijaya

8. Job Deskripsi
1) Penyaji
a. Menggali kemampuan dan pengalaman peserta mengenai topik yang
dibicarakan
b. Menyampaikan materi
2) Moderator
a. Membuka dan menutup acara
b. Memperkenalkan tim
c. Menjelaskan kontrak waktu dan mekanisme acara
d. Memberikan umpan balik atau feed back
e. Memfasilitasi diskusi
f. Membuat kesimpulan
3) Fasilitator
a. Memperhatikan kehadiran anggota
b. Memotivasi anggota
c. Mempertahankan dan memotivasi anggota
d. Membantu dalam hal teknis penyajian penyuluhan
4) Observer
a. Mengobservasi jalannya penyuluhan
b. Mengevaluasi jalannya penyuluhan
c. Menulis pertanyaan dan jawaban
9. Strategi Pelaksanaan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1. 2 Menit Pembukaan:
1. 1) Menjawab salam
2. 2) Mengenal tim penyuluh
3. 3) Mengetahui kontrak waktu
waktu dan topik dan topik penyuluhan
penyuluhan 4) Mengerti tujuan dari
4. penyuluhan
penyuluhan 5) Tahu apa saja yang akan
5. disampaikan
penyuluhan yang akan
diberikan
2. 20 Menit Pelaksanaan:
Menjelaskan serta menggali
pengetahuan keluarga
tentang materi yang
disampaikan: 1) Mendengarkan dan
1) Tata Tertib Ruang Isolasi memperhatikan materi
Palem 1 yang disampaikan
2) Penggunaan Masker
3) Pemilihan Masker
4) Tujuan dan Manfaat cuci
tangan
5) Cara cuci tangan
3. 10 menit Diskusi/ Tanya jawab dan
evaluasi:
1) Memberikan kesempatan 1) Mengajukan pertanyaan
pada peserta untuk
bertanya kemudian
didiskusikan bersama
2) Menanyakan kepada 2) Menanggapi jawaban
peserta tentang materi
yang telah diberikan
sebagai review materi
3) Memberikan 3) Menjawab pertanyaan
reinforcement kepada
peserta bila dapat
menjawab dan
menjelaskan kembali
pertanyaan/ materi
4 3 Menit Terminasi:
1) Mengucapkan terima 1) Mendengarkan
kasih kepada peserta
2) Mengucapkan salam 2) Membalas salam
penutup

10. Kriteria Evaluasi


1) Kriteria struktur
a. Kontrak waktu dan tempat diberikan 1 hari sebelum acara dilaksanakan
b. Pembuatan SAP, dan Leaflet dikerjakan maksimal 3 hari sebelumnya
c. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum
penyuluhan dilaksanakan
2) Kriteria proses
a. Peserta antusias dan aktif selama materi penyuluhan berlangsung
b. Peserta mendengarkan dan memperhatikan penyuluhan dari awal
sampai akhir
c. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan SAP yang telah disusun
d. Pengorganisasian berjalan sesuai dengan job description yang disusun
3) Kriteria hasil
a. Peserta dapat mengikuti acara penyuluhan dari awal sampai akhir
b. Acara dimulai tepat waktu tanpa kendala
c. Peserta mengikuti kegiatan sesuai dengan aturan yang telah dijelaskan
d. Peserta terbukti memahami materi yang telah disampaikan penyuluh
dilihat dari kemampuan menjawab pertanyaan penyuluh dengan benar
MATERI PENYULUHAN

1. Tata Tertib Ruang Isolasi Palem 1


1) Jam berkunjung :
 Senin sampai dengan jumat : Jam 16.00 – 17.00 WIB
 Sabtu sampai dengan minggu : Jam 10.00 - 11.00 WIB
: Jam 16.00 – 17.00 WIB
2) Dilarang membawa anak kecil di bawah umur 5 tahun.
3) Bagi tamu harus menggunakan kartu identitas pengunjung yang dapat di
peroleh di pos piket Banpol PP dengan meninggalkan kartu identitas (kartu
tanda penduduk/ surat ijin mengemudi).
4) Bagi penunggu pasien maksimal 1 orang dengan menggunakan kartu
identitas penunggu resmi yang dapat di peroleh di kantor central admisi/
kantor pendaftaran pasien baru.
5) Dilarang berjualan dalam bentuk apapun kecuali ada ijin tertulis dari pihak
RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
6) Dilarang membawa rokok, memperjual belikan rokok, dan merokok di
lingkungan RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
7) Dilarang membawa obat – obatan terlarang ( narkotika), minuman keras
dan senjata tajam.
8) Dilarang membawa sarana dan prasarana lain seperti :
 Kasur, bantal dan tikar
 Kompor listrik dan pemanas air
 Kipas angin
 Kabel tambahan
9) Dilarang mencuci dan menjemur di lingkungan RSUD Dr. Soetomo
Surabaya
10) Masuk ruang perawatan Isolasi Palem 1 wajib memakai masker
11) Membuang sampah umum di tempat sampah dengan plastik warna hitam
dan membuang sampah yang terkontaminasi dengan pasien di tempat
sampah medis dengan plastik warna kuning.
2. Pengertian Masker

Masker merupakan salah satu Alat Pelindung Diri (APD) yang digunakan untuk

melindungi mulut, hidung, dan wajah dari patogen yang ditularkan melalui udara

(airborne), droplet, maupun percikan cairan tubuh yang terinfeksi (Trossman, 2016).

Masker terdiri atas masker kain (cloth mask), masker bedah (surgical mask), dan

respirator N95 (MacIntyre&Chughtai, 2015).

3. Pemilihan Masker

Pemilihan masker yang akan digunakan oleh petugas kesehatan berdasarkan pada

penilaian faktor risiko/paparan, penyebaran infeksi yang mungkin terjadi, penyebaran

penyakit yang tidak terduga, tingkat keparahan penyakit pada pasien yang sedang

dilayani, dan ketersediaan masker pada pelayanan kesehatan (MacIntyre&Chughtai,

2015).

1) Masker kain (cloth mask)

Masker kain merupakan masker yang terbuat dari kain yang dapat

dibersihkan dan digunakan kembali (reuse). Masker ini umumnya

digunakan di negara berkembang namun jarang digunakan pada pelayanan

kesehatan (MacIntyre&Chughtai, 2015). Penelitian tentang penggunaan

masker kain untuk mencegah infeksi seperti difteri, campak, dan

tuberkulosis (TB) masih terbatas dan kadaluarsa (outdated). Penggunaan

masker kain biasanya digunakan sebagai pengganti masker bedah maupun

respirator apabila tidak tersedia atau persediaan terbatas pada kasus - kasus

tertentu seperti kasus infeksi Ebola di Afrika Barat (MacIntyre&Chughtai,

2015).

Gambar 1. Masker kain (cloth mask)


Sumber : www.hotleathers.com , www.pnterest.com , www.amazon.com
2) Masker bedah (surgical mask)

Masker bedah merupakan masker yang biasa digunakan oleh petugas

kesehatan di pelayanan kesehatan. Masker bedah terbuat dari bahan sintetik yang

dapat memberikan perlindungan dari tetesan partikel berukuran besar (>5 μm)

yang dapat disebarkan melalui batuk atau bersin ke orang yang berada di dekat

pasien (kurang dari 1 meter) (Depkes RI, 2008).

Masker bedah pada awalnya digunakan saat operasi untuk menjaga ruang

operasi agar tetap steril serta mencegah penyebaran infeksi dari dokter ke pasien

dan percikan darah maupun cairan tubuh pasien ke dokter (MacIntyre&Chughtai,

2015). Sejak abad ke- 20, masker bedah tidak hanya digunakan saat operasi,

namun juga digunakan oleh petugas kesehatan dan orang sakit untuk mencegah

penyebaran infeksi ke orang lain (MacIntyre et al., 2015).

Indikasi pemakaian masker bedah menurut (Depkes RI, 2008; Wright, 2014)

yaitu melakukan prosedur steril seperti operasi, membersihkan inkontinensia

(feses atau air kencing), terpapar oleh darah atau cairan tubuh berisiko seperti

saat melakukan pembersihan dan penyedotan , mengambil spesimen,

mengosongkan atau mengganti catheter bags, urinal, dan pispot, saat masuk atau

menangani pasien atau suspek TBC, infeksi saluran pernapasan (seperti batuk,

bersin-bersin, flu), perawatan pasien yang telah diketahui atau dicurigai

menderita infeksi saluran pernapasan atau penyakit menular melalui udara atau

droplet.

Gambar 2. Masker bedah (surgical mask)


Sumber : (Depkes RI, 2008; WHO, 2008)
Cara pemakaian masker bedah (surgical mask) dengan benar sebagai berikut:
Gambar 3. Cara pemakaian masker bedah (surgical mask)
Sumber : (Depkes RI, 2008)

1) Hadapkan sisi masker yang berwarna ke arah luar dan strip logam fleksibel

di bagian atas. Pada masker tanpa warna, letakkan sisi dengan lipatan

menghadap ke bawah dan keluar.

2) Eratkan tali atau karet elastis pada bagian tengah kepala dan leher (di bawah

telinga).

3) Paskan strip logam fleksibel pada batang hidung.

4) Sesuaikan/paskan masker dengan erat pada wajah dan di bawah dagu

sehingga melekat dengan baik.

5) Periksa ulang pengepasan masker (Center of Health Protection, 2014;

Depkes RI, 2008)

Cara pelepasan masker bedah (surgical mask) dengan benar sebagai berikut:
Gambar 4. Cara pelepasan masker bedah (surgical mask)
Sumber : (Depkes RI, 2008)
1) Jangan menyentuh bagian depan masker karena telah terkontaminasi.

2) Lepaskan tali bagian bawah dan kemudian tali bagian atas atau karet elastis

pada masker.

3) Buang ke tempat limbah infeksius/ limbah medis (Depkes RI,

2008).

Masker bedah digunakan oleh petugas saat melakukan pelayanan kesehatan

terutama pada pasien rentan atau terinfeksi. Indikasi penggantian atau

pelepasan masker bedah pada petugas kesehatan:

1) Apabila masker terlihat kotor dan sudah tidak layak untuk digunakan

(lecek).

2) Masker basah karena air liur, dahak, percikan darah atau cairan tubuh.

3) Masker terasa longgar atau kebesaran sehingga tidak efektif untuk

melindungi mulut, wajah, dan hidung.

4) Saat berganti melayanani pasien untuk mencegah infeksi yang bersilangan.

5) Apabila masker sudah tidak digunakan lagi (Jangan

menggantungkan masker di leher)

6) Sesaat setelah keluar ruangan perawatan pasien

(Depkes RI, 2008; NSW Department of Health, 2007; Trossman, 2016).


4. Pengertian Cuci Tangan

Suatu tindakan membersihkan kotoran dengan sabun atau antiseptic dan

dibilas dengan air mengalir. Mencuci tangan adalah proses yang secara

mekanis melepaskan kotoran dan debris dari kulit tangan dengan

menggunakan sabun biasa dan air (Depkes, 2008).

5. Tujuan Cuci Tangan

1) Minimalisasi kasus infeksi yang terjadi di rumah sakit

2) Terhindar dari bakteri dan kuman yang menempel di tangan

6. Manfaat Cuci Tangan

1) Sederhana dan efektif mencegah infeksi

2) Menciptakan lingkungan yang aman

3) Pelayanan keseharan menjadi aman

4) Membunuh kuman penyakit yang ada di tangan

5) Mencegah penularan penyakit seperti diare, cacingan, dll

6) Tangan menjadi bersih

7. Langkah Cuci Tangan

1) Gulung lengan baju sampai atas pergelangan tangan, lepaskan benda–

benda disekitar kita seperti cincin, jam tangan, dan perhiasan gelang

2) Basahi tangan dengan air

3) Tuangkan sabun secukupnya

4) Ratakan dengan kedua telapak tangan


5) Gosok kedua punggung tangan dan masukkan jari-jari kesela-sela jari

tangan secara bergantian

6) Gosok kedua telapak dan sela-sela jari tangan

7) Jari-jari sisi dalam kedua tangan saling mengunci

8) Gosok ibu jari kanan berputar dalan genggaman tangan kiri dan lakukan

secara bergantian

9) Gosokkan dengan memutar ujung jari-jari telapak tangan dan sebaliknya

10) Bilas kedua tangan dengan air

11) Keringkan dengan lap tangan atau tissue


8. Waktu Cuci Tangan

Indikasi melakukan cuci tangan (Depkes RI, 2008) :

1) Lakukan segera setelah tiba di rumah sakit

2) Lakukan sebelum :

a. Kontak langsung dengan pasien

b. Menyiapkan makanan

c. Memberi makan pasien

d. Meninggalkan rumah sakit

3) Lakukan diantara prosedur tertentu pada pasien yang sama dimana

tangan terkontaminasi, untuk menghindari kontaminasi silang

4) Lakukan setelah :

a. Kontak dengan pasien

b. Kontak dengan darah, cairan tubuh, sekresi, ekskresi, eksudat luka

dan peralayan yang diketahui atau kemungkinan terkontaminasi

dengan darah, cairan tubuh, ekskresi (bedpen, urinal) apakah

menggunakan atau tidak menggunakan sarung tangan

c. Menggunakan toilet

Menurut WHO, terdapat 5 moment kita melakukan cuci tangan yaitu :

1) Sebelum kontak dengan pasien

2) Sebelum melakukan tindakan aseptik

3) Setelah terkena cairan tubuh pasien

4) Setelah kontak dengan pasien


5) Setelah kontak dengan lingkungan di sekitar pasien.

DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. (2008). Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah
Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lain(Edisi 2). Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
http://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

MacIntyre, C. R., Wang, Q., Seale, H., Yang, P., Shi, W., Gao, Z., ... Dwyer, D.
E. (2013). A randomized clinical trialof three options for N95 respirators
and medical masks in health workers. American Journal of Respiratory and
Critical Care Medicine, 187(9), 960–966.
http://doi.org/10.1164/rccm.201207-1164OC

Ruang Isolasi Palem 1, 2020, Tata Tertib Bagi Keluarga Pasien Di Ruang Isolasi
Palem 1 RSUD Dr. Soetomo, Surabaya : Ruang Isolasi Palem 1

Trossman, S. (2016). Respirator or procedure mask? Resource available to help


nurses, patients stay safe. Retrieved May 10, 2016, from
http://www.theamericannurse.org/index.php/2016/03/16/respirator-or-
procedure-mask
DAFTAR HADIR PESERTA PENYULUHAN
MAHASISWA PROGRAM PENDIDIKAN NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

RUANG : LAKESLA Drs. Med. R. RIJADI S., Phys. SURABAYA


HARI/TANGGAL : RABU, 18 MARET 2020
WAKTU : 35 MENIT

No Nama peserta Alamat TTD


1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
11 11
12 12
13 13
14 14
15 15
16 16
17 17
18 18
19 19
20 20
21 21
22 22
23 23
24 24
25 25
DAFTAR PERTANYAAN DAN JAWABAN
PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT (PKRS)
LAKESLA Drs. Med. R. RIJADI S., Phys. SURABAYA

Hari, tanggal : Rabu, 18 Maret 2020


Waktu : 35 Menit
Tempat : Ruang Isolasi Palem 1

1. Nama :
Pertanyaan :
Jawaban :

2. Nama :
Pertanyaan :

Jawaban :

3. Nama :
Pertanyaan :

Jawaban :

4. Nama :
Pertanyaan :

Jawaban :

Anda mungkin juga menyukai