Antro Minggu 10 X
Antro Minggu 10 X
Origin of Species pada 1859. Hampir 150 tahun kemudian, tepatnya pada 2007,
Harun Yahya menerbitkan buku berjudul The Atlas of Creation.
Dengan terbitnya buku itu, nama Harun Yahya kemudian dikenal banyak orang
karena ia dengan berani mengajukan pemikiran yang berseberangan dengan Charles
Darwin.
Harun Yahya bahkan dijuluki sebagai pioner kreasionisme Islam. Tak sedikit orang
yang kemudian membandingkan pemikiran dari kedua tokoh yang saling
berseberangan ini.
Apa saja inti pemikiran dari masing-masing teori keduanya mengenai makhluk
hidup dan kehidupan di bumi?
1. Spesies tidak diciptakan dalam bentuknya yang sekarang ini, tetapi berevolusi dari
spesies nenek moyangnya.
2. Jika seluruh individu spesies berhasil bereproduksi, populasi spesies tersebut akan
meningkat secara tidak terkendali.
3. Spesies pada dasarnya memiliki fertilitas yang sangat tinggi, dan jumlah
keturunan yang dilahirkan lebih banyak dari jumlah keturunan yang bisa mencapai
usia dewasa.
7. Tiada dua individu organisme suatu spesis yang persis mirip satu sama lainnya.
10. Individu yang kurang sesuai dengan lingkungan tempat tinggalnya memiliki
kemungkinan bertahan hidup yang lebih kecil dan kemungkinan akan lebih banyak
melakukan reproduksi.
11. Individu yang selamat kemungkinan besar akan menurunkan ciri-ciri yang
dimilikinya kepada generasi berikutnya.
12. Proses ini menghasilkan populasi yang perlahan-lahan bisa beradaptasi dengan
lingkungan, dan pada akhirnya, setelah berlangsung secara terus-menerus akan
terbentuk keragaman yang baru, dan akhirnya spesies baru
1. Jenis-jenis makhluk hidup tak bisa berubah. Tidak mungkin terjadi perubahan
dari satu bentuk makhluk hidup ke bentuk lainnya, misalnya dari ikan menjadi
amfibi dan reptil, reptil ke burung, atau mamalia darat ke paus.
2. Tiap jenis makhluk hidup tidak berkerabat satu sama lain dan tidak diturunkan
dari leluhur yang sama. Masing-masing merupakan hasil dari suatu tindakan
penciptaan tersendiri.
3. Seleksi alam adalah kaidah yang berlaku di alam, tapi tidak pernah menghasilkan
spesies baru.
6. Abiogenesis (kemunculan makhluk hidup dari materi tak hidup) tak mungkin
terjadi.
7. Kerumitan dan kesempurnaan yang ditemukan pada tubuh dan DNA makhluk
hidup tak timbul karena kebetulan, tapi merupakan bukti ada yang merancang
kerumitan tersebut.
8. Materi dan persepsi kita adalah ilusi, sedangkan yang nyata adalah Allah, Yang
Meliputi segalanya.
Perbedaan utama antara teori Charles Darwin dan teori Harun Yahya terletak pada
tesisnya mengenai asal-usul suatu spesies. Darwin menyebut spesies saat ini berasal
dari spesies sebelumnya. Adapun Yahya menyebut tiap spesies berbeda dan memang
dengan sengaja diciptakan masing-masing oleh Tuhan.
Jika didalami secara saksama dan disimpulkan secara singkat, Yahya tidak sudi
dengan anggapan bahwa manusia berasal dari kera. Begitulah kira-kira pendapat
Yahya sebagai salah seorang yang kontra terhadap teori Darwin.
Yahya hanyalah salah seorang yang menentang teori Darwin, dan bukan pula yang
pertama.
Kalangan yang kontra menganggap teori evolusi merupakan ajaran atau paham
sesat, karena tidak sesuai dan menyimpang dari ajaran-ajaran agama samawi. Teori
itu dianggap berseberangan ketika dikorelasikan dengan isi teks-teks kitab suci
agama samawi, yakni Yahudi, Kristen, dan Islam.
Pada tahun 1871 Darwin menambah minyak pada api perdebatan yang masih
berkobar dengan menerbitkan buku berjudul The Descent of Man, and Selection in
Relation to Sex. Buku itu berisi penjelasan yang mendukung teori evolusi dan
pemikiran bahwa manusia merupakan keturunan makhluk mirip kera.
Salah satu orang gencar membantah teori Darwin pada masa ini adalah Harun
Yahya.
Bila kita menganalisa teori Darwin, teori ini lebih dapat diterapkan kepada
warna-warna ulat dan binatang serangga semacamnya yang mengalami
perubahan sesuai dengan warna daun-daun. Hal ini sesuai dengan dunia
keilmuan biologi yang menjelaskan kebenaran teori evolusi dalam dunia
tumbuh-tumbuhan dan binatang. Namun apakah teori ini dapat
diterapkan pada manusia?
Penerapan teori ini tidak dapat diterapkan pada manusia karena manusia
sekarang ini berasal dari jenis homo sapiens yang sudah tidak mengalami
lagi evolusi semenjak 100.000 abad yang lalu. Jika teori ini benar,
seharusnya manusia terus mengalami evolusi hingga saat ini.
Bantahan teori ini juga datang dari pemahaman ulama berdasar pada
pemahaman terhadap Alquran surah al-Baqarah ayat 30. Sebelum
terciptanya nabi Adam sebagai nenek moyang manusia, telah ada
makhluk lain yang mendiami bumi ini. Mereka saling menumpahkan darah
di antara mereka sendiri yang menyebabkan mereka punah dan habis.
Itulah sebabnya Allah menciptakan Nabi Adam as. untuk mengganti
mereka lalu mendiami dan memakmurkan bumi.
Ada pula pendapat bahwa manusia adalah keturunan Adam as. (bani
Adam) sebagaimana banyak ayat Alquran menyebut demikian. Adam as.
bukanlah hasil evolusi dari makhluk sejenis kera, dengan dalih bahwa
Alquran memanggil Nabi Adam as. dengan huruf nida’ (ya Adam) serta
penggunaan kata ganti tunggal (anta) bukan kata ganti jama’ (antum).