HDR Proposal
HDR Proposal
LEMBAR PENGESAHAN
Kelompok : 4/ Kamis
Hari :
Tanggal :
Semarang, 2019
Mengesahkan,
Asisten Pengampu
iii
P8
RINGKASAN
Reaktor merupakan alat utama pada industri yang digunakan untuk proses
kimia yaitu untuk mengubah bahan baku menjadi produk. Pada perancangan reaktor
pengetahuan kinetika reaksi harus dipelajari secara komprehensif dengan peristiwa-
peristiwa perpindahan massa, panas dan momentum untuk mengoptimalkan kinerja
reaktor. Fenomena hidrodinamika yang meliputi hold up gas dan cairan, laju sirkulasi
merupakan faktor yang penting yang berkaitan dengan laju perpindahan massa. Tujuan
percobaan ini akan mempelajari hidrodinamika pada reaktor air-lift terutama pengaruh
variabel kondisi operasi terhadap hold up gas (Ԑ), laju sirkulasi (vL) dan koefisien
transfer massa gas-cair (kLa), lalu menentukan pengaruh waktu tinggal Na2SO3
terhadap Kla.
Hidrodinamika reaktor mempelajari perubahan dinamika cairan dalam reaktor
sebagai akibat laju alir yang masuk reaktor dan karakterisik cairannya. Hidrodinamika
reaktor meliputi hold up gas (fraksi gas saat penghamburan) dan laju sirkulasi cairan.
Kecepatan sirkulasi cairan dikontrol oleh hold up gas, sedangkan hold up gas
dipengaruhi oleh kecepatan kenaikan gelembung. Sirkulasi juga mempengaruhi
turbulensi, koefisien perpindahan massa dan panas serta tenaga yang dihasilkan.
iv
P8
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan
Praktikum Bioproses dengan materi Hidrolisa Pati tanpa hambatan yang berarti.
Terselesaikannya laporan ini tidak lepas dari beberapa pihak. Oleh karena itu,
praktikan mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dosen pengampu laporan materi Alkohol, Prof. Dr. Widayat, S.T, M.T,
2. Pranata Laboratorium Pendidikan Laboratorium Mikrobiologi, Jufriyah, S.T,
3. Koordinator asisten Laboratorium Mikrobiologi, Florence Kharisma,
4. Asisten pengampu laporan materi Alkohol Ratna Juwita Sari,
5. Segenap asisten yang telah membimbing kami selama praktikum,
6. Kepada teman-teman yang telah membantu memberikan motivasi dan
kerjasama yang baik.
Penulis berharap semoga laporan ini dapat berguna bagi para pembaca. Penulis
memohon maaf apabila ada salah kata ataupun hal-hal yang kurang berkenan di hati
pembaca.
Semarang, 2018
Penyusun
v
P8
DAFTAR ISI
RINGKASAN ................................................................................................iv
PRAKATA.......................................................................................................v
DAFTAR ISI...................................................................................................vi
DAFTAR TABEL........................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................1
1.2 Tujuan Praktikum...............................................................................1
1.3 Manfaat Praktikum..............................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Reaktor Kolom Gelembung dan Air Lift ............................................3
2.2 Hidrodinamika Reaktor ......................................................................4
2.3 Perpindahan Masa..............................................................................6
2.4 Kegunaan Hidrodinamika Reaktor dalam Industri...............................8
BAB III METODE PRAKTIKUM
3.1 Alat dan Bahan yang Digunakan.......................................................10
3.1.1 Bahan .......................................................................................10
3.1.2 Alat ..........................................................................................10
3.2 Gambar Rangkaian Alat....................................................................11
3.3 Variabel Operasi ...............................................................................11
3.4 Prosedur Praktikum...........................................................................11
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................13
REFERENSI
LEMBAR ASISTENSI
vi
P8
DAFTAR GAMBAR
vii
P8
viii
P8
BAB I
PENDAHULUAN
1
P8
2
P8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Reaktor adalah suatu alat tempat terjadinya suatu reaksi kimia untuk mengubah
suatu bahan menjadi bahan lain yang mempunyai nilai ekonomis lebih tinggi. Reaktor
Air-lift adalah reaktor yang berbentuk kolom dengan sirkulasi aliran. Kolom berisi
cairan atau slurry yang terbagi menjadi 2 bagian yaitu raiser dan downcomer. Raiser
adalah bagian kolom yang selalu disemprotkan gas dan mempunyai aliran ke atas.
Sedangkan downcomer adalah daerah yang tidak disemprotkan gas dan mempunyai
aliran ke bawah. Pada zona downcomer atau riser memungkinkan terdapat plate
penyaringan pada dinding, terdapat satu atau dua buah baffle. Jadi banyak sekali
kemungkinan bentuk reaktor dengan keuntungan penggunaan dan tujuan yang
berbeda-beda (Widayat, 2004).
Secara umum reaktor air-lift dikelompokkan menjadi 2, yaitu reaktor airlift
dengan internal loop dan eksternal loop (Christi, 1989; William, 2002). Reaktor air-lift
dengan internal loop merupakan kolom bergelembung yang dibagi menjadi 2 bagian,
riser dan downcomer dengan internal baffle dimana bagian atas dan bawah raiser dan
downcomer terhubung. Reaktor air-lift dengan eksternal loop merupakan kolom
bergelembung dimana riser dan downcomer merupakan 2 tabung yang terpisah dan
dihubungkan secara horizontal antara bagian atas dan bawah reaktor. Selain itu reaktor
air-lift juga dikelompokkan berdasarkan sparger yang dipakai, yaitu statis dan
dinamis. Pada reaktor air lift dengan sparger dinamis, sparger ditempatkan pada riser
dan atau downcomer yang dapat diubahubah letaknya ( Christi, 1989., dan
William,2002).
Secara teoritis reaktor air-lift digunakan untuk beberapa proses kontak gas
cairan atau slurry. Reaktor ini sering digunakan untuk beberapa fermentasi aerob,
pengolahan limbah, dan operasi-operasi sejenis.
3
P8
4
P8
kenaikan gelembung, luas gelembung dan pola aliran. Inverted manometer adalah
manometer yang digunakan untuk mengetahui beda tinggi cairan akibat aliran gas,
yang selanjutnya dipakai pada perhitungan hold up gas (ε) pada riser dan downcomer.
Besarnya hold up gas pada riser dan downcomer dapat dihitung dengan persamaan :
dimana :
ε = hold up gas
εr = hold up gas riser
εd = hold up gas downcomer
ρL = densitas cairan (gr/cc)
ρg = densitas gas (gr/cc)
Δhr = perbedaan tinggi manometer riser (cm)
Δhd = perbedaan tinggi manometer downcomer (cm)
Z = Perbedaan antara taps tekanan
Hold up gas total dalam reaktor dapat dihitung dari keadaan tinggi dispersi
pada saat aliran gas masuk reaktor sudah mencapai keadaan tunak (steady state).
Persamaan untuk menghitung hol up gas total adalah sebagai berikut :
5
P8
dimana :
Uld = laju sirkulasi cairan pada downcomer (cm/s)
LC = panjang lintasan dalam reaktor (cm)
tC = waktu (s)
Dikarenakan tinggi dan volumetric aliran liquid pada raiser dan downcomer
sama, maka hubungan antara laju aliran cairan pada riser dan downcomer yaitu:
Ulr.Ar = Uld.Ad …(8)
dimana : Ulr = laju sirkulasi cairan riser (cm/s)
Uld = laju sirkulasi cairan downcomer (cm/s)
Ar = luas bidang zona riser (cm2)
Ad = luas bidang zona downcomer (cm2)
Waktu tinggal tld dan tlr dari sirkulasi liquid pada downcomer dan riser
tergantung pada hold up gas seperti ditunjukan pada persamaan berikut :
dimana :
tlr = waktu tinggal sirkulasi liquid pada riser (s)
tld = waktu tinggal sirkulasi liquid pada downcomer (s)
Ar = luas bidang zona riser (cm2)
Ad = luas bidang zona downcomer (cm2)
εr = hold up gas riser
εd = hold up gas downcomer
Perpindahan massa antar fase gas-cair terjadi karena adanya beda konsentrasi
antara kedua fase. Perpindahan massa yang terjadi yaitu oksigen dari fase gas ke fase
cair. Kecepatan perpindahan massa ini dapat ditentukan dengan koefisien perpindahan
massa.
Koefisien perpindahan masssa volumetric (KLa) adalah kecepatan spesifik dari
perpindahan massa (gas teradsobsi per unit waktu, per unit luas kontak, per beda
konsentrasi). KLa tergantung pada sifat fisik dari sistem dan dinamika fluida. Terdapat
2 istilah tentang koefisien transfer massa volumetric, yaitu:
1. Koefisien transfer massa KLa, dimana tergantung pada sifat fisik dari cairan dan
dinamika fluida yang dekat dengan permukaan cairan
2. Luas dari gelembung per unit volum dari reaktor
6
P8
3. Ketergantungan KLa pada energi masuk adalah kecil, dimana luas kontak adalah
fungsi dari sifat fisik design geometri dan hidrodinamika.
Luas kontak adalah parameter gelembung yang tidak bisa ditetapkan. Di sisi
lain koefisien transfer massa pada kenyataannya merupakan faktor yang proposional
antara fluks massa dan substrat (atau bahan kimia yang ditransfer), Ns, dan gradient
yang mempengaruhi fenomena beda konsentrasi. Hal ini dapat dirumuskan dengan
persamaan 11 :
N = KLa (C1-C2) …(11)
dimana : N = fluks massa
KLa = koefiesien transfer massa gas-cair (l/detik)
C1 = konsentrasi O2 masuk (gr/L)
C2 = konsentrasi O2 keluar (gr/L)
Untuk perpindahan massa oksigen ke dalam cairan dapat dirumuskan sebagai
kinetika proses, seperti di dalam persamaan 10 :
𝑑𝑐/𝑑𝑡 = 𝐾𝐿𝑎 (𝐶1 − 𝐶) …(12)
dimana: C = konsentrasi udara (gr/L)
Koefisien perpindahan gas-cair merupakan fungsi dari laju alir udara atau
kecepatan superfitial gas, viskositas, dan luas area riser dan downcomer/geometric
alat.
Pengukuran konstanta perpindahan massa gas-cair dapat dilakukan dengan
metode sebagai berikut :
1. Metode OTR-Cd
Dasar dari metode ini adalah persamaan perpindahan massa (persamaan 12)
semua variabel kecuali K0A dapat terukur. Ini berarti bahwa dapat digunakan
dalam sistem kebutuhan oksigen, konsentrasi oksigen dari fase gas yang masuk dan
meninggalkan bioreaktor dapat dianalisa.
2. Metode Dinamik
Metode ini berdasarkan pengukuran C0i dari cairan, deoksigenasi sebagai
fungsi waktu, setelah aliran udara masuk. Deoksigenasi dapat diperoleh dengan
mengalirkan oksigen melalui cairan atau menghentikan aliran udara, dalam hal ini
kebutuhan oksigen dalam fermentasi.
3. Metode Serapan Kimia
Metode ini berdasarkan reaksi kimia dari absorbsi gas (O2, CO2) dengan
penambahan bahan kimia pada fase cair (Na2SO3, KOH). Reaksi ini sering
digunakan pada reaksi bagian dimana konsentrasi bulk cairan dalam komponen gas
= 0 dan absorpsi dapat mempertinggi perpindahan kimia.
4. Metode Kimia OTR-C0i
7
P8
Metode ini pada dasarnya sama dengan metode OTR-Cd. Namun, seperti
diketahui beberapa sulfit secara terus-menerus ditambahkan pada cairan selama
kondisi reaksi tetap dijaga pada daerah dimana nilai C0i dapat diketahui. C0i dapat
diukur dari penambahan sulfit. Juga reaksi konsumsi oksigen yang lain dapat
digunakan.
5. Metode Sulfit
Metode ini berdasarkan pada reaksi reduksi natrium sulfit. Mekanisme reaksi
yang terjadi : Reaksi dalam reaktor :
Na2SO3 + 0.5 O2 → Na2SO4 + Na2SO3 (sisa)
Reaksi saat analisa :
Na2SO3 (sisa) + KI + KIO3 → Na2SO4 + 2KIO2 + I2 (sisa)
I2 (sisa) + 2 Na2S2O3 → Na2S4O6 + 2NaI
Mol Na2SO3 mula-mula (a)
= 𝑁 𝑁𝑎2𝑆𝑂3 / 𝑒𝑞 𝑥 𝑉 𝑟𝑒𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟
Mol I2 excess (b)
= 𝑁 / 𝐾𝐼 𝑒𝑞 𝑥 𝑉 𝐾𝐼
Mol Na2SO3 sisa (c)
= 𝑏 – 1 / 2 (𝑁 𝑁𝑎2𝑆2𝑂3 / 𝑒𝑞 𝑥 𝑉 𝑁𝑎2𝑆2𝑂3)
Mol O2 yang bereaksi (d)
= 1 / 2 𝑥 (𝑎 − 𝑐)
O2 yang masuk reaktor (e)
= 𝑑 𝑥 𝐵𝑀 𝑂2 / 𝑡60
Koefisien transfer massa gas-cair (KLa)
𝐾𝐿𝑎 = 𝑒 / 0,008
8
P8
3.1.1 Bahan
9
P8
o Glukosa Anhidrit
o Tepung tapioka
o NaOH
o HCl
o Indikator MB
o Fehling A
o Fehling B
o Aquadest
3.1.2 Alat
o Gelas Arloji
o Beaker Glass
o Erlenmeyer
o Gelas Ukur
o Buret, Statif. Dan Klem
o Rotameter
o Inverted manometer
o Pipet tetes
o Sparger
o Tangki cairan
o Kompresor
o Reaktor
o Sendok Reagen
o Picnometer
10
P8
11
P8
B. Analisis Densitas
1) Timbang berat piknometer kosong
2) Tuangkan sampel ke dalam piknometer sampai penuh
3) Timbang piknometer berisi sampel
Berat picnometer berisi sampel−berat picnometer kosong
Densitas=
volume picnometer
12
P8
13
P8
DAFTAR PUSTAKA
Azizah, Baarri, Mulyani. 2012. Pengaruh Lama Fermentasi Terhadap Kadar Alkohol,
pH, dan Produksi Gas Pada Proses Fermentasi Bioetanol Dari Whey Dengan
Substitusi Kulit Nanas. Program Studi Teknologi Pangan. Universitas
Diponegoro: Semarang.
Campbell, Neil, dkk. 2002. Biologi Jilid 1. Penerbit Erlangga: Jakarta.
Chanifah U. 2014. Uji Kelayakan Starter Fermentasi Pakan Berbahan Ekstrak Limbah
Sayur Fermentasi (ELSF) dan Cairan Rumen Dilihat dari Keberadaan Coliform
dan Salmonella. Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro:
Semarang.
Dutta. 2008. Fundamental of Biochemical Engineering. Amity Institute of
Biotechnology Lucknow: India.
Galih A. 2008. Pengaruh Penambahan Gula Pasir Terhadap Kadar Alkohol dan Kadar
Vitamin C Pada Pembuatan Sari Buah Belimbing Manis (Averrhoa carambola)
yang Difermentasikan. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Surakarta: Surakarta.
Hamdiyati. 2010. Pertumbuhan dan Pengendalian Mikroorganisme II. Program Studi
Biologi Fakultas MIPA. Universitas Udayana: Bali.
Khodijah dan, Abtokhi. 2015. Analisis Pengaruh Variasi Persentase Ragi
(Saccharomyces cerivisiae) dan Waktu Pada Proses Fermentasi Dalam
Pemanfaatan Duckweed (Lemna minor) Sebagai Bioetanol. Jurusan Fisika,
Fakultas Sains dan Teknologi. UIN Maliki: Malang.
Marhusari. 2009. Bentonit Terpilar TiO2 Sebagai Katalis Pembuatan Hidrogen Dalam
Pelarut Air Pada Hidrogenasi Glukosa Menjadi Sorbitol Dengan Katalis Nikel.
Departemen Kimia Fakultas MIPA. Universitas Sumatera Utara: Medan.
Menegristek. 2000. Belimbing (Averrhoa carambola). Kantor Deputi Menegristek
Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi:
Jakarta.
Muin, Roosdiman, dkk. 2015. Pengaruh Waktu Fermentasi dan Konsentrasi Enzim
Terhadap Kadar Bioetanol dalam Proses Fermentasi Nasi Aking Sebagai
Substrat Organik. Universitas Sriwijaya: Palembang.
Oktarina. 2008. Penapisan dan Uji Aktivitas Bakteri Alkalo Termofilik Penghasil
Xilanase. Fakultas Matematika dan IPA. Universitas Indonesia: Depok.
Said, Muhammad, dkk. 2014. Sintesis Bioalkohol dari Jerami Padi (Oryza Sativa L)
Melalui Fermentasi. Universitas Tadulako: Palu.
Senam. 2009. Prospek Bioetanol Sebagai Bahan Bakar yang Terbarukan dan Ramah
Lingkungan. Universitas Negeri Yogyakarta: Yogyakarta.
Setyo dan Yulianti. 2009. Membuat Aneka Roti. Penebar Swadaya: Jakarta.
14
P8
Sulistiyanto. 2015. Jumlah Bakteri Asam Laktat (BAL) Dalam Digesta Usus Halus dan
Sekum Ayam Boiler yang Diberi Pakan Ceceran Pabrik Pakan yang
Difermentasi. Program Studi Peternakan. Universitas diponegoro: Semarang.
Sutanto, Jaya, dan Mulyanto. 2013. Analisa Pengaruh Lama Fermentasi dan
Temperatur Distilasi Terhadap Sifat Fisik (Specific Gravity dan Nilai Kalor)
Bioetanol Berbahan Baku Nanas (Ananas comosus). Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik. Universitas Mataram: Mataram.
Utama, Legowo, dan Baarri. 2013. Produksi Alkohol, Nilai pH, dan Produksi Gas Pada
Bioetanol Dari Susu Rusak Dengan Campuran Limbah Cair Tapioka. Program
Studi Peternakan. Universitas Diponegoro: Semarang.
Valim, Oliveira, Kamimura, Alves, dan Maldonado. 2016. Production of Star Fruit
Alcoholic Fermented Beverage. J. Microbiology: India.
Wahono, Damayanti, dan Rosyida. 2011. Laju Pertumbuhan Saccharomyces cerevisiae
Pada Proses Fermentasi Pembentukan Bioetanol Dari Biji Sorgum (Sorghum
bicolor L). UPT BPPTK – LIPI: Yogyakarta.
Waluyo. 2011. Isolasi Mikroba Pseusomonas pseudomallei dan Klebsiella ozaenae.
Program Studi Kimia Fakultas MIPA. Universitas Islam Negeri Maulana Maliq
Ibrahim: Malang.
Wulandari. 2016. Analisis Karbohidrat (Gula Reduksi). Fakultas Matematika dan IPA.
Universitas Sebelas Maret: Surakarta.
Yanti, Kharista, dan Yotiani. 2013. Pembuatan Bioetanol Dari Biji Nangka. Prodi
Pendidikan IPA (Kimia). Universitas Negeri Semarang: Semarang.
Yumas dan Rosniati. 2014. Pengaruh Konsentrasi Starter dan Lama Fermentasi Pulp
Kakao Terhadap Konsentrasi Etanol. Balai Besar Industri Hasil Perkebunan:
Makassar.
Zely. 2014. Pengaruh Waktu dan Kadar Saccharomyces cerevisiae Terhadap Produksi
Etanol Dari Serabut Kelapa Pada Proses Sakarifikasi dan Fermentasi Simultan
Dengan Enzim Selulase. Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Matematika
dan IPA. Universitas Bengkulu: Bengkulu.
15