Kelas : 2 KD
Npm : 061930401335
Mata kuliah : Kimia Analitik Instrumen
GC
1. Jelaskan prinsip pemisahan GC!
2. Apakah gas pembawa itu? Sebutkan syarat-syaratnya!
3. Syarat-syarat fase diam pada GC dan pendukung fase diam!
4. Mengapa suhu kolom harus dikontrol?
5. Apa maksud suhu terprogram dan gradien temperatur?
Kromatografi KOLOM
1. Bagaimana cara mempercepat waktu retensi?
2. Bagaimana cara menaikkan Rs?
3. Apa yang dimaksud dengan elusi isokhratik?
4. Tuliskan 2 cara memasukkan fase diam!
5. Mengapa kolom harus dihomogenkan?
HPLC
1. Tuliskan Fungsi standar internal!
2. Keuntungan HPLC dibanding GC?
3. Keuntungan HPLC dibanding KLT?
4. Pengertian elusi gradien dan isokratik?
5. Apa yang dimaksud reverse phase itu?
KLT
1. Tuliskan 3 keuntungan KLT dibandingkan GC.
2. Apa yang dimaksud Rf dan Rs?
3. Bila ada senyawa polar dan nonpolar dilarutkan/dibawa dengan fase gerak kloroform dan
metanol mana yang lebih dulu keluar?
4. Bagaimana menjenuhkan bejana elusi?
Rangkuman
1. GC (Kromatrograsi Gas)
- Prinsip pemisahan GC
2. Kromatografi Kolom
Cara mempercepat waktu retensi menggunakan temperatur tinggi, segala
sesuatunya akan melalui kolom lebih cepat, tetapi pemisihannya kurang baik. Jika
segala sesuatunya melalui kolom dalam waktu yang sangat singkat, tidak akan
terdapat jarak antara puncak-puncak dalam kromatogram.Jawabannya dimulai dengan
kolom dengan suhu yang rendah kemudian perlahan-lahan secara teratur
temperaturnya dinaikkan.
Cara untuk menaikan nilai rs yaitu dengan cara mengurangi lebar alas kurva
gaussian solute. Kolom resolusi menyatakan daya pemisahan antar komponen dalam
campuran. Semakin tinggi resolusi kromatogram, semakin baik pemisahan sampel
yang dihasilkan oleh kolom. Data ini adalah cara terbaik menentukan sifat pemisahan
kolom untuk sampel tertentu. Resolusi dapat dihitung dari kromatogram.
Rs = 2(tRB – tRA)/(wB + wA)
dengan:
tRB = waktu retensi solut B
tRA = waktu retensi solut A
wB = lebar alas kurva Gaussian solut B
wA = lebar alas kurva Gaussian solut A
Elusi Isokratik adalah penggunaan pelarut yang tetap, tidak berubag-ubah
selama proses elusi.
2 cara memasukan fase diam:
a)cara basah
Preparasi fase diam dengan cara basahdilakukan dengan melarutkan fase diam dalam
fase gerak yang akan digunakan campuran kemudian dimasukkan ke dalam kolom
dan di buat merata.fase gerak biarkan mengalir hingga terbentuk lapisan fase diam
yang tetap dan rata,kemudian aliran dihentikan
b)cara kering
Preparasi fase diam dengan cara kering dilakukan dengan memasukan fase diam yang
digunakan ke dalam kolom kromatografi.fase diam tersebut selanjutnya dibasahi
dengan pelarut yang akan digunakan.
Kolom Partikel-partikel adsorben harus mengisi kolom dengan kerapatan yang
sama atau homogen sebab pengisian kolom yang tidak teratur dapat merusak batas-
batas pita kromatografi. Selain itu pengisian yang tidak homogen dapat pula
disebabkan oleh adanya gelembung-gelembung udara saat pengisian. Oleh karena itu
saat pembuatan bubur, adsorben harus diaduk-aduk dan dicuci secara berulang dengan
eluen untuk menghilangkan gelembung udara.
3. HPLC
Internal Standar (ISTD) adalah suatu metoda yang berfungsi sebagai metoda
dimana komponen yang digunakan sebagai internal standar yang memiliki kesamaan
sturktur kimia dengan sampel maupun standar tetapi tidak ada dalam sampel. Jumlah
ISTD yang ditambahkan pada sampel standar harus dalam jumlah yang sama, serta
senyawa ini harus terpisah dengan baik selama proses pemisahan (elusi). Metoda ini
sering kali digunakan untuk sampel yang tidak sesuai atau tidak mungkin diinjeksi
langsung pada Gas Chromatography (GC).
-Kelebihan dari teknik HPLC dibandingkan dengan GC ( Gas Chromatography) :
1. HPLC dapat digunakan untuk isolasi zat yang tidak mudah menguap dan zat yang
tidak stabil.
2. HPLC memiliki detector dengan kepekaan yang tinggi
3. Teknik ini memiliki daya memisah yang tinggi
4. Dapat menganalisis sampel yang kecil kuantitasnya
5. Dalam HPLC dapat memberikan beberapa ribu lempeng teoritis hanya dalam
beberapa cm
sehingga memungkinkan analisis kolom yang sangat kecil (sedikit fase gerak yang
dikonsumsi)
6. Biaya pelarut jauh lebih rendah dibandingkan LC kuno, sehingga dapat
menurunkan biaya
karyawan.
7. Teknik HPLC dapat dilakukan pada suhu kamar.
-Kelebihan HPLC dibandingkan dengan KLT (Kromatografi Lapis Tipis)
1. Mampu memisahkan molekul- molekul dari suatu campuran dengan mudah
2. Kecepatan analisis dan kepekaan yang tinggi
3. Mudah melakukan "sample recovery". Mudah untuk mendapatkan kembali
cuplikan, karena detector pada HPLC tidak merusak komponen zat yang dianalisis.
4. Sensitivitas detektor : Detektor absorbsi UV yang biasa digunakan dalam HPLC
dapat mendeteksi kadar dalam jumlah nanogram (10-9 gram) dari bermacam-macam
zat.
5. Mudah rekoveri sampel : Umumnya setektor yang digunakan dalam HPLC tidak
menyebabkan destruktif (kerusakan) pada komponen sampel yang diperiksa, oleh
karena itu komponen sampel tersebut dapat dengan mudah dikumpulkan setelah
melewati detector.
Elusi Gradien adalah pemisahan yang menggunakan satu/lebih solven yang
polaritasnya berbeda, sedangkan Elusi Isokratik adalah pemisahan yang menggunakan
satu jenis solven dengan konsentrasi konstan. Reverse Phrase atau Fase Terbalik
adalah kolom yang fasa diamnya bersifat non polar, sedangkan fasa geraknya bersifat
polar, fasa ini merupakan kebalikan dari fasa normal.
4. KLT
Kromatografi lapis tipis (KLT) adalah salah satu metode pemisahan
komponen menggunakan fasa diam berupa plat dengan lapisan bahan adsorben inert.
KLT merupakan salah satu jenis kromatografi analitik. KLT sering digunakan untuk
identifikasi awal, karena banyak keuntungan menggunakan KLT, di antaranya yaitu:
1. KLT banyak digunakan untuk tujuan analisis
2. Identifikasi pemisahan komponen dapat dilakukan dengan preaksi warna,
fluoresensi, atau dengan radiasi menggunakan sinar ultraviolet
3. Dapat dilakukan elusi secara mekanik (ascending), menurun (descending),
atau dengan cara elusi 2 dimensi
4. Ketepatan penentuan kadar akan lebih baik karena komponen yang akan
ditentukan merupakan bercak yang tidak bergerak
5. Hanya membutuhkan sedikit pelarut
6. Biaya yang dikeluarkan murah
7. Jumlah perlengkapan sedikit
8. Preparasi sample yang mudah
9. Dapat untuk memisahkan senyawa hidrofobik (lipid dan hidrokarbon)
10. Waktu Analisis singkat.
Nilai Rf didefinisikan sebagai perbandingan jarak yang ditempuh oleh
senyawa pada permukaan fase diam dibagi dengan jarak yang ditempuh oleh pelarut
sebagai fase gerak. Rf juga dikenal sebagai factor retardasi (Retardation Factor), atau
dinyatakan juga sebagai volume retensi (VR) atau waktu retensi (tR). Semakin besar
nilai Rf dari sample maka semakin besar pula jarak bergeraknya. Sedangkan Rs
(Resolusi/daya pisah) adalah derajat pemisahan dua komponen campuran dalam
proses kromatografi yang saling berdekatan (ΔtR = tR2-tR1 dibagi dengan rata-rata
lebar puncak (W1 + W2)/2. Nilai Rs harus mendekati atau lebih dari 1,5 karena akan
memberikan pemisahan puncak yang baik (base line resolution).
Penggunaan dua pelarut yang berbeda bertujuan untuk membandingkan dalam
pelarut mana senyawa dapat trelusi sempurna. Pelarut yang digunakan merupakan
pelarut campur ( kloroform dan metanol ) dengan tujuan agar mendapatkan kepolaran
yang diinginkan . jika pelarut yang digunakan hanya kloroform yang memiliki sifat
non-polar, maka senyawa akan terikat sangat kuat dengan pelarut tersebut sehingga
senyawa akan terelusi sangat cepat dan dapa keluar dari sistem atau senyawa tidak
dapat terdeteksi. Oleh karena itu, kloroform dicampur dengan metanol yang bersifat
lebih polar dari kloroform.
Untuk menjenuhkan bejana dapat digunakan secarik kertas saring bersih yang
ditaruh pada dinding sebelah dalam bejana berbentuk U dan dibasahi dengan pelarut
pengembang. Tingkat kejenuhan mempunyai pengaruh nyata pada pemisahan dan
letak bercak pada kromatogram.