Anda di halaman 1dari 82

PSIKODIAGNOSTIK

TEKNIK WAWANCARA

Disadur dan disusun ulang oleh :

Shirley Angeline Kusuma, M.Psi, Psikolog


Wawancara (Wawancara)
1. Merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi antara
peWawancara (INTERVIEWER) dengan responden
(INTERVIEWEE) untuk mengumpulkan data.
2. Usaha mengumpulkan informasi dengan mengajukan
sejumlah pertanyaan secara lisan, untuk dijawab secara
lisan pula.
3. Usaha mengumpulkan data mengenai sikap, pengalaman,
cita-cita, dan harapan manusia seperti dikemukakan oleh
responden atas pertanyaan peneliti.
4. Sebagai sebuah metode sistematis dengan seseorang
memasuki ke dalam kehidupan seseorang asing.
Wawancara
Suatu cara yang digunakan untuk mengumpulkan data, di mana
peneliti mendapat keterangan secara lisan dari responden
melalui suatu pertemuan.

INTERVIEWER HARUS :
1. Membina hubungan baik
2. Menguasai hal-hal yang diteliti
3. Menghindari pertanyaan yang memaksa
4. Berdisiplin yang kuat
5. Serius menjalankan tugas
6. Teknik “Wawancara” → memperoleh sifat-sifat
perseorangan
JENIS Wawancara
1. Menurut fungsinya
a. Wawancara diagnostik
b. Wawancara perlakukan
c. Wawancara research
2. Menurut jumlah orang
a. Individu
b. Kelompok
3. Menurut jangka waktu
a. Kontak singkat
b. Kontak jangka panjang
4. Menurut Arah Pembicaraan
a. Tanpa arah (unstructed Wawancara)
b. Terfokus (the focused/structured Wawancara)
10 TUJUAN Wawancara
1. Mendapatkan informasi
2. Memberi informasi
3. Membujuk
4. Memecahkan masalah
5. Konsultasi
6. Mencari kerja
7. Menerima keluhan
8. Meninjau kinerja
9. Memperbaiki/memperingatkan
10. Mengukur stres
JENIS Wawancara
1. Wawancara tidak terpimpin
a. Tidak ada pokok persoalan
b. Pertanyaan tidak sistematis
c. Tidak menggunakan pedoman
d. Data sulit diolah
2. Wawancara terpimpin
a. Berdasarkan keadaan yang dipersiapkan
b. Pengolahan data dengan teliti
c. Hasilnya dapat disajikan dengan baik
d. Dapat dilakukan oleh beberapa orang (pertanyaan uniform)
3. Wawancara bebas terpimpin
a. Merupakan kombinasi
b. Ciri keluwesan dan arah yang jelas
c. Menggali gejala-gejala lain → pribadi
Keunggulan Wawancara
• Flexibility . Pewancara dapat secara luwes
mengajukan pertanyaan sesuai dengan situasi yang
dihadapi pada saat itu dan memmungkinkan
diberikan penjelasan kepada respoden bila
pertanyaan kurang dimengerti
• Nonverbal behavior. PeWawancara dapat
mengobservasi perilaku nonverbal, Misalnya rasa
suka, rasa tidak suka, atau perilaku lainnya pada
saat pertanyaan diajukan dan dijawab oleh
responden.
Keunggulan Wawancara
• Completeness. PeWawancara dapat memperoleh
jawaban atas seluruh pertanyaan yang diajukan
secara langsung.

• Time of Wawancara. PeWawancara dapat


menyusun jadwal Wawancara yang relatif pasti.
Kapan, di mana, sehingga data yang diperoleh tidak
keluar dari rancangan penelitian.
Keuntungan Wawancara
• Melalui Wawancara, dapat ditanyakan hal-hal yang
rumit dan mendetail.
• Wawancara dapat dilaksanakan kepada setiap
individu tanpa dibatasi oleh faktor usia maupun
kemampuan membaca
• Data yang diperoleh dapat langsung diketahui
obyektifitasnya karena dilaksanakan secara tatap
muka
Kelemahan Wawancara
• Prores Wawancara membutuhkan biaya dan tenaga
yang besar (biaya pelatihan peWawancara,
perjalanan, pemondokan)
• Waktu Wawancara tidak dapat dilakukan kapan saja
(disesuaikan dengan responden)
• Keberhasilan Wawancara sangat tergantung
kepandaian peWawancara dalam menggali,
mencatat dan menafsirkan setiap jawaban
Kelemahan Wawancara
• Wawancara bias. Walau telah dilakukan tatap
muka, namun kesalahan bertanya dan juga
kesalahan menafsirkan jawaban, masih bisa terjadi
• Responden sulit menyembunyikan identitas dirinya
. Artinya peWawancara bisa dipandang mempunyai
potensi yang bisa mengancam dirinya, sehingga
jawaban harus dilakukan secara ekstra hati-hati.
Apalagi jika jawabannya direkam melalui pita
perekam.
KELEMAHAN Wawancara

-Tidak efisien waktu dan tenaga

-Tidak dapat melakukan pre-test

-Fleksibilitas yang tinggi, informasi bisa menumpuk tak


terkendali → sesat

-Responden yang banyak omong

-INTERVIEWER dapat mendominasi


responden dan
mempengaruhi sehingga jawaban sangat singkat (Ya)
-Kebenaran informasi sulit diuji
BIAS Wawancara
Bias sering terjadi saat “probing question”

Sumber bias:

1.Sifat-sifat dasar psikologis

Persepsi Persepsi Persepsi Persepsi

2. Latar Belakang

3.Perilaku (Perilaku sesorang merupakan


resultan faktor psikis dan latar belakang)
BIAS Wawancara

INTERVIEWER INTERVIEWEE

Ciri latar belakang Ciri latar belakang

Umur Umur
Pendidikan Pendidikan
Status sosial Status sosial ekonomi
ekonomi Suku bangsa
Suku bangsa Agama
Agama Jenis kelamin
Jenis kelamin
BIAS Wawancara

INTERVIEWER INTERVIEWEE

Faktor Psikologis Faktor Pskologis

- Persepsi - Persepsi
- Sikap - Sikap
- Harapan - Harapan
- Motif - Motif
BIAS Wawancara
INTERVIEWER INTERVIEWEE
Faktor Perilaku Faktor Perilaku

- Salah bertanya - Respon terhadap


pertanyaan (cermat
- Salah probing
– tidak cermat)
- Salah motivasi
- Salah mencatat

MENCEGAH BIAS

- Menjalankan peran - Tidak evaluative


INTERVIEWER dalam mereaksi
dengan sikap respon responden
Strength and Weakness
(Hadi, 1992)

• Metode terbaik untuk • Tidak efisien dari segi


menilai keadaan pribadi waktu, tenaga, biaya
• Tidak dibatasi tingkat • Informasi tergantung
umur dan pendidikan kesediaan, kemampuan
• Metode pelengkap dan kondisi momental
dalam penelitian sosial responden
• Menjadi kriterium bagi • Proses mudah
data yang diperoleh dipengaruhi oleh
dengan metode lain keadaan-keadaan
• Dapat dilakukan sambil sekitar
melakukan observasi • Perlu menguasai
“bahasa” INTERVIEWEE
Langkah-langkah penting
1.Persiapan Wawancara

2.Pelaksanaan
Wawancara
1. Opening
2. Menggali informasi latar belakang
3. Menggali informasi behavioral
4. Menggali informasi tambahan
5. Closing
3.Post
Wawancara
LANGKAH-LANGKAH

1. Perumusan dan pembatasan masalah


2. Menyusun secara sistematis daftar pertanyaan
3. Prosedur Wawancara
4. Bagaimana hasil Wawancara
PERSIAPAN Wawancara
1. Briefing dengan tujuan
a. Memahami proposal/tujuan
b. Meningkatkan efisiensi Wawancara
c. Menghindari kemungkinan melupakan beberapa
persoalan yang perlu ditanyakan
2. Latihan Wawancara
a. Mengatur urutan pertanyaan
b. Penggunaan bahasa
c. Pemantapan jawaban
PERSIAPAN Wawancara (2)

3. Catatan untuk persiapan Wawancara


a. Menetukan responden dan waktu
b. Usaha menciptakan hubungan yang baik (rapport)
• Partisipasi
• Identifikasi
• Persuasi
• Tokoh pengantar
PELAKSANAAN Wawancara :
1. DATANG TEPAT WAKTU.
2. MEMPERHATIKAN PENAMPILAN
3. DATANG DENGAN PERSIAPAN DAN
PENGETAHUAN MASALAH.
4. KEMUKAKAN ALASAN KEDATANGAN.
5. MULAI DENGAN PERTANYAAN YANG UMUM.
6. PERTANYAAN TIDAK BERSIFAT INTEROGATIF.
7. DENGARKAN JAWABAN DENGAN BAIK.
8. SIAPKAN CATATAN.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
Wawancara :

1. SUASANA ATAU RAPPORT YANG BAIK ANTAR


PEWawancara DAN RESPONDEN ATAU
INFORMAN.
2. KETRAMPILAN PEWawancara.
3. TEKNIK PENCATATAN.
TEKNIK MELAKUKAN Wawancara :
• MENCIPTAKAN DAN MENJAGA SUASANA YANG
BAIK.
• ADAKAN PEMBICARAAN PEMANASAN.
• KEMUKAKAN TUJUAN
• TIMBULKAN SUASANA YANG BEBAS
• TIMBULKAN PERASAAN BAHWA IA ADALAH ORANG
YANG PENTING, KERJA SAMA DAN BANTUANNYA
SANGAT DIPERLUKAN.
• MELAKUKAN PROBING : PROBES ADALAH CARA
MENGGALI KETERANGAN YANG LEBIH
MENDALAM. DILAKUKAN DALAM HAL :
• APABILA JAWABAN TIDAK RELEVAN DENGAN
PERTANYAAN.
• APABILA JAWABAN KURANG JELAS ATAU
KURANG LENGKAP.
• APABILA ADA DUGAAN JAWABAN KURANG
MENDEKATI KEBENARAN.
• PENGGUNAAN HENDAKNYA DIBATASI, DAN
DILAKUKAN SECARA BIJAKSANA DENGAN TIDAK
MEMBERI SUGESTI UNTUK MEMBERIKAN
JAWABAN-JAWABAN TERTENTU SERTA SELALU
MENJAGA RAPPORT YANG BAIK.
MACAM-MACAM PROBES :
1.COMPLETION PROBES : UNTUK MEMPEROLEH
KETERANGAN TAMBAHAN ATAU MENGGALI LEBIH
LANJUT.
2. CLARITY PROBES : USAHA AGAR RESPONDEN MAU
MENJELASKAN LEBIH LANJUT
3. CHANNEL PROBES : UNTUK MENGETAHUI KETERANGAN
YANG DIBERIKAN, PENDAPAT SENDIRI ATAU ORANG LAIN
4. REACTIVE PROBES : UNTUK MENGETAHUI PERASAAN
RESPONDEN TERHADAP HAL-HAL YANG DIKEMUKAKAN.
5. HIGH PRESSUR PROBES : UNTUK MEMECAHKAN
KONTRADIKSI-KONTRADIKSI DALAM JAWABAN RESPONDEN
• PENYUSUNAN KALIMAT (PARAPHRASE) :
APABILA DIPERLUKAN PEWawancara DAPAT
MEMBANTU MERUMUSKAN APA YANG
HENDAK DIKEMUKAKAN OLEH RESPONDEN,
APABILA IA TIDAK DAPAT MERUMUSKAN
SECARA RUNTUT, TERATUR DAN LENGKAP.
PENCATATAN DATA Wawancara :

1. PENCATATAN LANGSUNG
2. PENCATAN DARI INGATAN
3. PENCATATAN DENGAN ALAT RECORDING
KESALAHAN –KESALAHAN DALAM
MELAPORKAN HASIL Wawancara :

1. KARENA ALPA
2. KURANGNYA DAYA REFLEKSI
3. KESALAHAN KARENA PENAMBAHAN
4. MENGGANTI ISTILAH.
TEKNIK BERTANYA :
1. HINDARI KATA-KATA YANG MEMPUNYAI DUA ATAU BANYAK
ARTI.
2. HINDARI PERTANYAAN PANJANG YANG SEBENARNYA
TERDIRI DARI PERTANYAAN KHUSUS.
3. BUATLAH PERTANYAAN SEKONGKRIT MUNGKIN.
4. AJUKAN PERTANYAAN DALAM RANGKA PENGALAMAN
KONGRET INFORMAN (GUNAKAN CARA PANDANG
INFORMAN.
5. GUNAKAN ISTILAH YANG NETRAL DALAM BERTANYA.
6. GUNAKANLAH GAYA BERTANYA YANG TIDAK MENGKAITKAN
LANGSUNG INFORMAN DENGAN MASALAH ( YANG
SEBENARNYA JUGA MENJADI MASALAH DIA).
7. AJUKAN PERTANYAAN YANG JAWABANYA TEGAS TIDAK
MENGAMBANG.
8. DALAM Wawancara MENGENAI PENILAIAN TERHADAP
ORANG KE 3, TANYAKAN HAL-HAL BAIK YANG POSITIF
MAUPUN NEGATIF DARI ORANG TERSEBUT.
MENYUSUN PEDOMAN Wawancara :
1. MEMBUAT LIST SEMUA VARIABEL YANG ADA.
2. MEMILIH ATAU MENENTUKAN CAKUPAN SERTA
BATASAN MASALAH YANG AKAN DITELITI.
3. MEMFOKUSKAN MASALAH.
4. MEMBUAT LIST DARI VARIABEL YANG TERKAIT PADA
FOKUS MASALAH.
5. TENTUKAN TOPIK SEBAGAI UNIT ANALISIS.
6. TENTUKAN INFORMAN
7. MENYUSUN PEDOMAN Wawancara DENGAN
MENGGUNAKAN DAFTAR LIST SEBELUMNYA SEBAGAI
MASUKAN.
SIKAP DALAM Wawancara :
1. PERHATIKAN DAN PERGUNAKAN WAKTU SENGGANG SASARAN
2. USAHAKAN JANGAN MENGGANGGU KESIBUKAN SEHARI-HARI.
3. PERKENALKAN DIRI SECARA TEGAS DAN TERANGKAN MAKSUD
KEDATANGAN/ Wawancara.
4. AMBILAH PERANAN SEBAGAI SEORANG YANG INGIN
BELAJARSESUATU DARI INFORMAN.
5. PERLIHATKAN SIKAP PERHATIAN PENUH PADA POKOK
PEMBICARAAN.
6. PERHATIKAN BAHASA TUBUH PENELITI.
7. BERUSAHA UNTUK SENSITIF DAN MENGHINDARI PERTANYAAN
YANG SEKIRANYA DAPAT MEMOJOKKAN INFORMAN.
8. JANGAN MELAKUKAN LEADING DALAM BERTANYA ATAU MEMBERI
TANGGAPAN PADA JAWABAN INFORMAN.
PELAKSANAAN Wawancara
1. Permulaan → pertanyaan pengantar yang bersifat pemanasan
2. Jelaskan maksud Wawancara
3. Pertanyaan permulaan yang ringan2 & netral
4. Hubungkan pokok2 pembicaraan dengan hal-hal yang
menarik
5. Gaya bicara yang sopan, yang menarik, tanpa dibuat-buat
hal-hal yg harus dihindari :
a. Sikap bertanya seperti hakim
b. Berbicara terlalu banyak
c. Sikap menggurui
d. Sikap kurang menghargai, kurang percaya/sinis
6. INTERVIEWER tidak boleh mempersiapkan sikap yang tergesa-
gesa untuk segera menyelesaikan Wawancara
7. Usahakan menimbulkan kesan bahwa
INTERVIEWEE adalah orang yg sangat penting
8. Lakukan paraphrase secukupnya
9. Lakukan prodding/probbing → penggalian yang
lebih dalam terhadap informasi
10. Pencatatan hasil tanya jawab
TEORI Wawancara
Wawancara merupakan suatu tehnik/metoda
pengumpulan data yang dilakukan dengan jalan tanya
jawab yang sifatnya SEPIHAK dan dikerjakan secara
SISTEMATIS serta berdasarkan pada tujuan tertentu.

- Dikatakan : Karena yang menggali informasi (information hunter)


Sepihak adalah INTERVIEWER sedangkan
pemberi fakta adalah
INTERVIEWEE.
- Sistematis : Karena ada penjelasan.

- Tujuan : Mempunyai tujuan tertentu/terarah dalam


Wawancar penggunaannya, pertanyaan langsung pada
a permasalahan
yang akan diteliti.
FUNGSI Wawancara SEBAGAI METODE

• METODE PRIMER
Apabila dalam suatu pemeriksaan psikologis
atau penelitian,metode/teknik Wawancara ini
merupakan satu-satunya tehnik/alat
pengumpulan data yang digunakan.
• METODE PELENGKAP
Apabila dalam suatu pemeriksaan psikologis atau
penelitian, Wawancara digunakan untuk
mendapatkan data yang
sebagai alattidak dapat diperoleh
dengan cara lain. Misalnya: mengobservasi
tingkah laku karyawan, kita
tidak dapat mengetahui apakah ia
bersungguh-sungguh dalam
bekerja atau tidak, melaksanakan
Wawancara.
FUNGSI Wawancara SEBAGAI METODE

• Wawancara SEBAGAI KRITERIUM


Apabila Wawancara dipakai untuk menguji suatu
data yang telah diperoleh dengan cara lain.
Yang diuji adalah kebenaran dan kemantapan
data. Untuk itu, tingkat validitas dan reliabilitas
dari kerangka Wawancara harus sudah teruji.

Misalnya kita punya data, kita uji dengan Wawancara


apakah benar atau tidak.
SYARAT ILMIAH Wawancara

1. Sebelum Wawancara dimulai, INTERVIEWEE


sudah harus tahu hal apa yang nanti ditanyakan
(inerview harus dilaksanakan secara sistematis).
2. Sebagai pendahuluan, INTERVIEWER harus
menciptakan rapport (menghilangkan kecemasan,
membangkitkan kerjasama).
3. Selama Wawancara berlangsung, INTERVIEWER
harus waspada ketika menemui saat-saat kritis
dimana INTERVIEWEE mengalami kesulitan
dalam menjawab

4.Saat penutupan INTERVIEWER harus


diusahakan agar responden tidak merasa habis
manis sepah dibuang.
INTERVIEWER YANG BAIK
1. Penuh antisipasi (apa yang harus cepat
dilakukan bila responden tidak datang, bila
tape recorder macet).

2. Rapport yang baik 3. Naif

4. Analitis 5. Mendominasi

6. Tidak reaktif, direktif, dan terapeutik


7. Sabar mengejar data (mengeja jawaban
tuntas), misal: apalagi, rmaksudnya, coba
ingat, dll

8. Mempunyai minat dan perhatian yang sungguh-


sungguh terhadap orang lain
9. Mampu dan mau mengerti, bersimpati
dan berempati terhadap orang lain

10.Mudah menyesuaikan dengan situasi sosial

11.Mempunyai pengalaman yang luas


daya observasi yang tajam
RAPPORT YANG BAIK

1. INTERVIEWER harus obyektif


(tidak sok tahu)
2. INTERVIEWER harus sensitive
3. INTERVIEWER memahami
beban psikologis
4. INTERVIEWER menghindari
pertanyaan yang terlalu
luas/teoritis.
SUMBER KESALAHAN DALAM Wawancara
1.Interpretasi INTERVIEWER terhadap jawaban
responden (untuk pertanyaan terbuka jawaban
responden sering lebih dari satu)

2. Kesalahan yang disebabkan oleh cara INTERVIEWER


mengajukan pertanyaan desakan (probing question)
atau pertanyaan tambahan

3. Kesalahan yang disebabkan oleh pengaruh


INTERVIEWER (INTERVIEWER mempunyai
pandangan tersendiri tentang hal yang ditanyakan)

4. Kesalahan yang disebabkan oleh factor


responden (responden yang asal jawab atau
tidak benar jawabannya)
EFEKTIVITAS KOMUNIKASI

Menggugah perhatian mereka

Timbulnya pemahaman pada diri


penerima mengenai pesan

Penerimaan pesan dengan baik oleh


penerima

Mengerjakan pesan
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOMUNIKASI
DALAM Wawancara

SITUASI Wawancara:
Waktu, Tempat, Kehadiran orang
lain, Sikap masyarakat

Wawancara: RESPONDEN:
Karakteristik sosial, Karakteristik sosial,
Keterampilan Kemampuan menangkap
Wawancara, pertanyaan,
Motivasi Rasa aman Kemampuan menjawab

ISI PERTANYAAN:
Peka untuk ditanyakan, Sukar
ditanyakan, Tingkat minat, Sumber
kekhawatiran
EVOLUSI PERTANYAAN Wawancara

1. Teori
Pertanyaan
Penelitian 2. Obrolan Daftar Pertanyaan
3. pengamatan

Pertanyaan Formal UJICOBA

Hambatan Psikologis dalam Komunikasi:


1.Daya ingat 3. Kesulitan bahasa
2. Emosi
Masalah pada Traditional
Wawancara:
1. Menggali informasi latar belakang terlalu
dalam, mengungkap banyak data yang tidak
perlu
2. Kurang menggali data mengenai motives, self
concepts, values, atau cognitive skill – atau
sebaliknya, justru terlalu menekankan hal-hal
tersebut
3. Kurang menggali informasi mengenai apa yang
dapat dilakukan/telah dilakukan oleh
Interviewee
4. Bentuk pertanyaan tidak terstruktur
Behavioral
Wawancara:
Merupakan metode Wawancara yang
terstruktur untuk memperoleh informasi
mengenai kompetensi yang dimiliki oleh
Interviewee, yang menitikberatkan
pengalaman Interviewee dimasa lalu untuk
memprediksikan perilakunya dimasa yang
akan datang.

Semakin tinggi kualitas dan kuantitas informasi


yang didapat dalam behavioral Wawancara,
semakin baik fungsinya untuk memprediksi
kesuksesan Interviewee untuk target job
Kelebihan Behavioral
Wawancara:
a. Standardisasi panduan Wawancara meminimalisir
terjadinya bias dalam proses Wawancara maupun
pengolahan informasi yang didapat dari Wawancara
b. Bentuk pertanyaan yang terstruktur membuat
INTERVIEWER dapat lebih fokus untuk menggali
informasi yang dibutuhkan, dhi, bukti mengenai
kompetensi yang dimiliki oleh Interviewee
c. Penggalian informasi mengenai kompetensi, pengetahuan
teknis, maupun gambaran motivasi/penilaian diri
Interviewee dapat dilakukan secara proporsional
d. Kompetensi digunakan sebagai „pagar‟ oleh
INTERVIEWER untuk membuat kriteria yang
standar dalam melakukan evaluasi terhadap
Interviewee yang telah diWawancara, sehingga
perlakuan yang diterima oleh setiap Interviewee
relative sama
Pre Wawancara:

a. Tentukan kompetensi apa yang akan digali dalam


Wawancara, yang menjadi critical competencies
Interviewee
bagi untuk menampilkan outstanding
performance pada posisi yang akan didudukinya
b. Konstruksi panduan Wawancara yang akan
digunakan, yang telah mencakup critical
competencies yang ditentukan sebelumnya
c. Pelajari informasi latar belakang Intervie
berdasarkan CV atau dari sumber wee
lainnya informasi
Pre Wawancara:

d. Pelajari dengan baik indikator kompetensi serta


bukti perilaku yang akan dievaluasi dari
Interviewee
e. Siapkan tempat yang nyaman dan pastikan
tempat tersebut bebas dari interupsi selama
berlangsungnya Wawancara

f. Gunakan alat perekan jika diperlukan,


namun konfirmasikan terlebih dahulu
pada Interviewee jika akan digunakan
Sumber Informasi:

Berkas lamaran Transkrip


Review setiap informasi Pengecekan terhadap data
yang tercatat dalam berkas yang tercantum dalam
lamaran seperti relaas, transkrip seperti
pengetahuan, keterampilan, riwayat kerja, pengalaman,
sikap, pengalaman, dll nilai, prestasi,dll

Wawancara Referensi
Membuat behavioral Membuat pertanyaan untuk
questions yang dapat memverifikasi respon dari
menggali semua data dan Interviewee berdasarkan
informasi yang diperlukan pengalaman, pengetahuan,
atas dasar pengetahuan, keterampilan yang dimiliki
keterampilan, pengalaman dari sumber lain yang dapat
Interviewee dipercaya
Pelaksanaan Wawancara
1. Opening (3 menit)
a. Perkenalkan diri. Bangun suasana yang nyaman
dengan Interviewee,sehingga Interviewee
merasa santai dan lebih terbuka dalam
memberikan informasi
b. Jelaskan tujuan Wawancara,proses yang akan
dilakukan dalamWawancara, serta waktu
Wawancara. Kemukakan juga apabila
Wawancara akan dilakukan lebih dari 1 kali
c. Konfirmasikan bahwa Anda akan mencatat selama
Wawancara,dan minta persetujuan untuk
merekam jalannya Wawancara jika perlu
Menggali informasi latar belakang (5-7 menit)

a. Gali informasi latar belakang seperlunya


saja. Hal-hal yang telah jelas tercantum
dalam CV tidak perlu digali lebih lanjut

b.Tanyakan tanggung jawab pada 1 atau 2


pekerjaan terakhir, jelaskan bahwa
fokus Wawancara adalah pada
pekerjaan tersebut
Menggali informasi behavioral (5-7 menit)

a. Konfirmasikan pada Interviewee bahwa Anda akan


mengalihkan focus pertanyaan, Interviewee akan
diminta untuk menceritakan pengalaman spesifiknya
di masa lalu, sesuai dengan kompetensi yang ingin
digali dan telah dicantumkan dalam panduan
Wawancara yang telah Anda konstruksikan

“ Saya minta Anda untuk menceritakan pengalaman Anda


saat …………………”
Menggali informasi behavioral (5-7 menit)

b. Dapatkan informasi yang lengkap mengenai


kejadian yang telah dialami dengan menanyakan
pertanyaan lanjutan:
o Ceritakan mengenai situasinya. Kapan hal
tersebut terjadi?
o Apa peranan Anda saat itu? Apa yang Anda
lakukan saat itu?
o Siapa saja yang terlibat?
o Bagaimana hasilnya?

c. Arahkan Interviewee untuk menggunakan


kata
ganti orang pertama tunggal (saya)
Menggali informasi behavioral (5-7 menit)

d. Hindari pertanyaan yang dapat


membuat Interviewee memberikan
jawaban yang bias, seperti closed-
ended question atau leading question

e. Berikan pujian pada prestasi yang


dicapai, atau dukungan pada
kejadian yang kurang menyenangkan
bagi Interviewee
Menggali informasi tambahan (5 menit)

f. Informasi tambahan yang dapat digali antara


lain adalah:

o Kesediaan Interviewee untukl melakukan tuntutan


tugas-tugas sesuai dengan karakteristik pekerjaan
yang ditawarkan, misalnya akan sering bepergian ke
luar kota, kompensasi berupa komisi, dsb.

o Kesediaan Interviewee untuk ditempatkan di


lokasi tertentu sesuai dengan kebutuhan
perusahaan
Closing (3 menit)

a. Cek apakah semua kompetensi yang ingin


digali sudah ditanyakan

b. Jelaskan proses berikutnya yang menjadi


follow up dari kegiatan Wawancara

c. Berikan kesempatan pada


Interviewee untuk
bertanya
d. Ucapkan terima kasih pada
Interviewee atas proses
Wawancara yang berjalan dengan
baik
Selama Wawancara, perhatikan:
a. Ajukan pertanyaan yang jelas, ulangi jika Interviewee
tampak tidak paham. Pelajari pertanyaan sebelum
Wawancara berlangsung, agar kita dapat mengajukan
pertanyaan dengan lebih baik.
b. Dapatkan informasi selengkap dan serinci mungkin,dari
kapan, apa, dan bagaimana. Usahakan tetap fokus, dan tidak
berpindah pertanyaan sebelum mendapatkan informasi yang
lengkap
c. Buat catatan yang baik, sehingga gap informasi dapat
terisi dengan menanyakan lebih lanjut pada Interviewee
d. Berikan kesempatan pada Interviewee untuk
berfikir sebelum menjawab
e. Biarkan Interviewee bercerita hingga selesai sebelum
ditanggapi, kecuali jika Interviewee memberikan informasi
yang tidak relevan dengan arah Wawancara
Masalah yang Mungkin Timbul
❑ Interviewee tidak
produktif
Buat Interviewee merasa
nyaman,berikan pujian saat ybs
memberikan informasi yang “cukup”
produktif
❑ Interviewee terlalu
produktif
Arahkan Interviewee untuk memberikan
informasi yang singkat, padat, dan jelas.
Berikan pujian pada saat ybs melakukan hal
tersebut
❑ Interviewee tampak bingung
Ajukan kembali pertanyaan dengan perlahan,
sambil memberikan kesempatan untuk
berpikir
Masalah yang Mungkin Timbul
❑ Interviewee berbicara terlalu cepat
Konfirmasikan jawaban ambil menulis,
sehingga Interviewee paham untuk
berbicara lebih lambat

❑ Interviewee memberikan informasi tidak


lengkap/sepotong-sepotong
Arahkan Interviewee untuk memberikan jawaban
yang lengkap dengan mengajukan pertanyaan
lanjutan, beri pujia saat ybs melakukannya

❑ Interviewee mengingat kejadian yang dialaminya dengan baik


/detil
Beri kesempatan bagi Interviewee untuk berfikir,
ulangi pertanyaan, dan beri dorongan untuk
mengingat. Jika tidak berhasil, ajukan pertanyaan
yang lain, untuk menggali peristiwa yang serupa
Post Wawancara
1. Lakukan scoring dari informasi hasil
Wawancara (metode scoring tergantung pada
kebutuhan masing-masing perusahaan)

2. Jika dilakukan oleh lebih dari satu


INTERVIEWER,
lakukan integrasi data
3. Buat keputusan
4. Sampaikan hasil kepada Interviewee
sesegera mungkin atau kepada pihak yang
meminta diselenggarakannya Wawancara
SKILL Wawancara
Terdapat 7 kelompok keterampilan yang dipergunakan
dalam Wawancara untuk membantu memahami orang
lain:

❑ Kelompok 1 : Listening Skill (keterampilan mendengarkan)


1.Memperhatikan
a. Eye contact
b. Posture
c. Gesture
d. Verbalisasi 2.Paraphrasing
(menyusun pesan) 3.Clarifying
(mengklarifikasi) 4.Perception
Checking
SKILL Wawancara
❑ Kelompok 2 : Leading Skill (keterampilan mengarahkan)

1. Indirect Leading
2. Direct Leading
3. Focusing
4. Questioning
❑ Kelompok 3 : Reflecting Skill (keterampilan merefleksikan)

1. Reflecting Feeling
2. Reflecting Experience
3. Reflecting Content

❑ Kelompok 4 : Summarizing Skill (keterampilan merangkum)


SKILL Wawancara
❑ Kelompok 5 : Confrontatif Skill (keterampilan konfrontasi)
1. Recognizing Feeling
2. Describing and Sharing Feeling
3. Feedback and Opinion
4. Mediating
5. Repeating (Pengulangan)
6. Asosiasi

❑ Kelompok 6 : Interpretative Skill (keterampilan menginterpretasi)


1. Interpretative Questions
(menafsirkan pertanyaan)
2. Interpretative Fantacy and Metaphora

❑ Kelompok 7 : Informing Skill (keterampilan memberi keterangan)


Untuk keperluan mata kuliah praktikum Wawancara bagi
mahasiswa S1 Psikologi, maka skill Wawancara yang perlu dikuasai
hanyalah dari kelompok 1: Listening skill (keterampilan
mendengarkan) sampai dengan kelompok 4: Summarizing skill
(keterampilanmerangkum)

❑ Kelompok 1: Listening Skill (keterampilan


mendengarkan)
Mendengarkan (listening) adalah dasar dari semua
Wawancara, apakah itu bertujuan untuk
menambah informasi, mengatur struktur
Wawancara yang mendalam atau memberi bantuan
secara informal
Keterampilan mendengarkan meliputi:
1. Memperhatikan
a. Eye contact (kontak mata)
b. Posture (sikap badan)
c. Gesture (gerak/isyarat)
d. Verbalisasi

Petunjuk efektif untuk tingkah laku memperhatikan:

a. Mengadakan kontak mata secara wajar dengan itee selama


pembicaraan
b. Mempertahankan sikap tubuh yang santai namun tetap
memberi perhatian
c. Menggunakan gerakan-gerakan isyarat untuk
mengkomunikasikan pesan-pesan yang diharapkan
d. Menggunakan pernyataan verbal tanpa interupsi,
pertanyaan atau membuat topik baru
2. Paraphrasing (menyusun pesan)
Paraphrasing adalah suatu cara untuk
mengemukakan kembali pesan-pesan itee secara
mendasar

Tujuan Paraphrasing:

a. Menguji sejauhmana daya tangkap itee


terhadap apa yang dikatakan iter
b. Menguji apakah iter dapat menangkap inti
dari pesan itee
c. Membantu menjelaskan pesan-pesan yang
kabur atau berarti ganda yang berasal
dari itee
Petunjuk efektif untuk paraphrasing:
a. Mendengarkan dasar dari pesan itee
b. Menyatakan kembali dalam kata-kata yang
lebih tepat secara singkat apa dasar dari
pesan itee
c. Mengamati suatu isyarat verbal/nonverbal,
atau meminta suatu respon dari itee untuk
menegaskan atau menolak keakuratan dan
kegunaan dari paraphrase untuk lebih
memahami itee.
3. Clarifying (mengklarifikasi)
Clarifying adalah suatu cara yang akan membawa topik
yang tidak jelas ke topic yang lebih jelas. Dapat dilakukan
setelah paraphrasing. Jadi setelah melakukan
paraphrasing terhadap pesan-pesan yang tidak jelas; kata-
kata yang membingungkan; alasan yang berputar-putar
maka dengan clarifying akan didapat pernyataan yang jelas
dan singkat dari itee.

Petunjuk efektif untuk melakukanClarifying:


1. Mengakui adanya kebingungan dari maksuditee
2. Mencoba menguraikan dengan cara lain ataumeminta
kejelasan, mengulangi atau menjelaskan
4.Perception Checking

Perception Checking merupakan aktivitas


bertanya untuk memperoleh umpan balik dari
itee tentang ketepatan dari apa yang iter
dengar.
Perception checking yang sering dilakukan
akan membantu dalam membentuk komunikasi
yang terarah. Mendengarkan diikiuti dengan
perception checking akan memperkecil
kemungkinan kesalahan persepsi atau salah
pengertian
Petunjuk efektif untuk melakukan Perception
Checking:
a. Ungkapkan kembali apa yang didengar
dan dipikirkan dengan kata-
kata/kalimat lain
b. Bertanya secara langsung untuk
memastikan ketepatan dari apa yang
didengar
c. Biarkan itee membetulkan persepsi
iter jika tidak tepat
❑ Kelompok 2: Leading Skill (keterampilan mengarahkan)

Mengarahkan (Leading) diartikan sebagai


tindakan yang membuat itee berespon
secara tepat dengan menggunakan kekuatan
kata-kata verbal

Tujuan Leading:

1. Mendorong itee berespon untuk memulai pembicaraan


2. Mendorong itee untuk mengeksplorasi dan
menguraikan perasaannya
3. Membiarkan itee mengolah perasaannya dalam
berbagai arah yang bervariasi dan berespon secara
bebas terhadap apa yang sedang berlangsung.
4. Mendorong itee untuk aktif dalam proses Wawancara
dan menerima tanggung jawab dalam proses itu.
Keterampilan leading meliputi:
1. Indirect Leading
2. Direct Leading
3. Focusing
4. Questioning

1. Indirect Leading (mengarahkan tidak langsung):


Indirect leading adalah metode untuk
membantu itee memulai dan mengambil peran
dalam pelaksanaan Wawancara. Indirect
leading di pandang itee sebagai ajakan untuk
menguraikan apa yang telah diungkapkannya
Pedoman untuk indirect leading:
1. Menentukan kejelasan tujuan saat
mengarahkan
2. Menjaga suasana saat
mengarahkan, agar tidak terbaca
langsung oleh itee
3. Memberi waktu bagi itee untuk
mencerna maksud dari apa yang
diarahkan iter
2. Direct Leading
Direct leading adalah metode untuk membantu
itee memusatkan topik secara lebih spesifik.
Metode ini juga membantu itee menguraikan,
menjelaskan atau menggambarkan apa yang telah
itee katakan

Pedoman untuk direct leading:


a. Menentukan kejelasan tujuan saat mengarahkan
b. Mengekspresikan tujuan dalam kata-kata untuk
memperoleh kejelasan yang spesifik
c. Membiarkan itee bebas mengikuti pengarahan
iter
3. Focusing (memusatkan)

Adalah metode untuk memusatkan pembicaraan suatu


pokok bahasan. Focusing digunakan apabila itee selalu
berputar-putar dan samar dalam menyatakan
maksudnya. Focusing cenderung mengurangi
kebingungan, difusi, dan kekaburan dari maksud itee.
Focusing mempunyai efek mengendalikan itee sehingga
iter harus berhati-hati dalam menggunakannya.

Pedoman untuk focusing:


a. Gunakan perasaan itee sebagai arah untuk
memusatkan pembicaraan
b. Bersiaga terhadap umpan balik dari itee
tentang prioritas topik
c. Membantu itee untuk melihatdengan jelas
perasaan yang tersembunyi selama diskusi.
4.Questioning (bertanya)

Questioning (bertanya) adalah aktivitas


bertanya yang langsung pada tujuan

Pedoman untuk questioning:


a. Pertanyaan terbuka dan tidak dapat dijawab
“ya” atau “tidak”
b. Pertanyaan memancing perasaan itee dan
bukan untuk memperoleh informasi
c. Pertanyaan mengarah pada klarifikasi diri
itee.
❑ Kelompok 3 : Reflecting Skill (keterampilan merefleksikan)

Merefleksikan (reflecting) merupakan metode


untuk menyatakan pada itee bahwa iter
berada pada level pemikiran dan pemahaman
yang sama dengan memberi perhatian penuh

Tujuan reflecting

untuk mengerti pengalaman itee dan mengatakan


kepada itee bahwa kita mencoba mempersepsi
dunia seperti yang ia hayati

Keterampilan reflecting meliputi 1. Reflecting Feeling


2. Reflecting
Experience
3. Reflecting Content
❑ Kelompok 4: Summarizing Skill (keterampilan merangkum)

Merangkum (summarizing) merupakan metode yang


meliputi atensi pada apa yang disampaikan itee
(content), bagaimana itee berkata (perasaan) dan
tujuan, waktu, serta efek dari penyataan (proses).
Dengan merangkum, maka di akhir pembicaraan
iter dan itee akan sampai pada satu pernyataan
(kesimpulan) dari sejumlah ide dan perasaan

Tujuan utama summarizing

1. Memperlihatkan pada itee pergeragan perasaan dan


mengeksplorasi ide dan perasaan, sebagaimana
peningkatan kesadaran dalam belajar dan pemecahan
masalah
2. Membantu menyelesaikan Wawancara dengan
wajar, menjelaskan dan memusatkan ide-ide yang
tersebar

Anda mungkin juga menyukai