Anda di halaman 1dari 18

PERAWATAN BAYI BARU LAHIR (NEONATUS)

KATA PENGANTAR

Puji syukur Kami panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha Esa, karena
dengan karuniaNya Kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “
PERAWATAN BAYI BARU LAHIR (NEONATUS)”

Dalam penulisan makalah ini, Kami menyampaikan ucapan terima kasih yang
tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan
makalah ini

Dalam Penulisan makalah ini, Kami merasa masih banyak kekurangan-


kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang Kami miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak
sangat Kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan
bagi kita semua.

Pangkalpinang, 07
April 2020

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bayi baru lahir atau neonatus meliputi umur 0 – 28 hari. Kehidupan


pada masa neonatus ini sangat rawan oleh karena memerlukan
penyesuaian fisiologik agar bayi di luar kandungan dapat hidup sebaik-
baiknya. Hal ini dapat dilihat dari tingginya angka kesakitan dan angka
kematian neonatus. Diperkirakan 2/3 kematian bayi di bawah umur satu
tahun terjadi pada masa neonatus. Peralihan dari kehidupan intrauterin ke
ekstrauterin memerlukan berbagai perubahan biokimia dan faali. Dengan
terpisahnya bayi dari ibu, maka terjadilah awal proses fisiologik sebagai
berikut :

1. Peredaran darah melalui plasenta digantikan oleh aktifnya fungsi paru


untuk bernafas (pertukaran oksigen dengan karbondioksida)
2. Saluran cerna berfungsi untuk menyerap makanan

3. Ginjal berfungsi untuk mengeluarkan bahan yang tidak terpakai lagi


oleh tubuh untuk mempertahankan homeostasis kimia darah

4. Hati berfungsi untuk menetralisasi dan mengekresi bahan racun yang


tidak diperlukan badan

5. Sistem imunologik berfungsi untuk mencegah infeksi

6. Sistem kardiovaskular serta endokrin bayi menyesuaikan diri dengan


perubahan fungsi organ tersebut diatas

Banyak masalah pada bayi baru lahir yang berhubungan dengan


gangguan atau kegagalan penyesuaian biokimia dan faali yang
disebabkan oleh prematuritas, kelainan anatomik, dan lingkungan yang
kurang baik dalam kandungan, pada persalinan maupun sesudah lahir.
Masalah pada neonatus biasanya timbul sebagai akibat yang spesifik
terjadi pada masa perinatal. Tidak hanya merupakan penyebab kematian
tetapi juga kecacatan. Masalah ini timbul sebagai akibat buruknya
kesehatan ibu, perawatan kehamilan yang kurang memadai, manajemen
persalinan yang tidak tepat dan tidak bersih, kurangnya perawatan bayi
baru lahir. Kalau ibu meninggal pada waktu melahirkan, si bayi akan
mempunyai kesempatan hidup yang kecil.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara penilaian APGAR score pada bayi baru lahir?
2. Bagaimana prosedur untuk melakukan penilaian APGAR score pada
bayi baru lahir?
3. Bagaimana cara pemeriksaan fisik BBL pada bayi baru lahir?
4. Bagaimana prosedur, persiapan alat dan tujuan memandikan bayi?
5. Bagaimana prosedur, persiapan alat dan tujuan melakukan perawatan
tali pusat pada bayi?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui cara penilaian APGAR score pada bayi baru lahir.
2. Untuk mengetahui prosedur melakukan penilaian APGAR score pada
bayi baru lahir.
3. Untuk mengetahui cara melakukan pemeriksaan fisik BBL pada bayi
baru lahir.
4. Untuk mengetahui prosedur, persiapan alat, dan tujuan dalam
memandikan bayi.
5. Untuk mengetahui prosedur, persiapan alat, dan tujuan dalam
melakukan perawatan tali pusat pada bayi.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Penilaian APGAR score

Skor Apgar atau nilai Apgar (bahasa Inggris: Apgar score)


adalah sebuah metode yang diperkenalkan pertama kali pada tahun
1952 oleh Dr. Virginia Apgar sebagai sebuah metode sederhana untuk
secara cepat menilai kondisi kesehatan bayi baru lahir sesaat setelah
kelahiran. Apgar yang berprofesi sebagai ahli anestesiologi
mengembangkan metode skor ini untuk mengetahui dengan pasti
bagaimana pengaruh anestesi obstetrik terhadap bayi.

Skor Apgar dihitung dengan menilai kondisi bayi yang baru lahir
menggunakan lima kriteria sederhana dengan skala nilai nol, satu, dan
dua. Kelima nilai kriteria tersebut kemudian dijumlahkan untuk
menghasilkan angka nol hingga 10. Kata "Apgar" belakangan
dibuatkan jembatan keledai sebagai singkatan dari Appearance,
Pulse, Grimace, Activity, Respiration (warna kulit, denyut jantung,
respons refleks, tonus otot/keaktifan, dan pernapasan), untuk
mempermudah menghafal.

Lima kriteria Skor Apgar:

Nilai 0 Nilai 1 Nilai 2 Akronim


Warna kulit seluruhnya warna kulit tubuh warna kulit tubuh, Appearance
biru normal merah tangan, dan kaki
muda, normal merah muda,
tetapi tangan dan tidak ada sianosis
kaki kebiruan
(akrosianosis)
Denyut jantung tidak ada <100 kali/menit >100 kali/menit Pulse
tidak ada
meringis/menangis meringis/bersin/batuk
respons
Respons refleks lemah ketika saat stimulasi saluran Grimace
terhadap
distimulasi napas
stimulasi
lemah/tidak
Tonus otot sedikit gerakan bergerak aktif Activity
ada
menangis kuat,
lemah atau tidak
Pernapasan tidak ada pernapasan baik dan Respiration
teratur
teratur

Interpretasi skor

Tes ini umumnya dilakukan pada waktu satu dan lima menit
setelah kelahiran, dan dapat diulangi jika skor masih rendah.

Jumlah skor Interpretasi Catatan


7-10 Bayi normal
Memerlukan tindakan medis segera
seperti penyedotan lendir yang
4-6 Agak rendah
menyumbat jalan napas, atau pemberian
oksigen untuk membantu bernapas.
Memerlukan tindakan medis yang lebih
0-3 Sangat rendah
intensif

Jumlah skor rendah pada tes menit pertama dapat


menunjukkan bahwa bayi yang baru lahir ini membutuhkan perhatian
medis lebih lanjut[4] tetapi belum tentu mengindikasikan akan terjadi
masalah jangka panjang, khususnya jika terdapat peningkatan skor
pada tes menit kelima. Jika skor Apgar tetap dibawah 3 dalam tes
berikutnya (10, 15, atau 30 menit), maka ada risiko bahwa anak
tersebut dapat mengalami kerusakan syaraf jangka panjang. Juga ada
risiko kecil tapi signifikan akan kerusakan otak. Namun demikian,
tujuan tes Apgar adalah untuk menentukan dengan cepat apakah bayi
yang baru lahir tersebut membutuhkan penanganan medis segera;
dan tidak didisain untuk memberikan prediksi jangka panjang akan
kesehatan bayi tersebut.

B. Prosedur APGAR

1. Pastikan pencahayaan baik dilakukan pada :

a. 1 menit kelahiran

Yaitu untuk memberi kesempatan pd bayi untuk memulai


perubahan

b. Menit ke-5

c. Menit ke-10
Penilaian dapat dilakukan lebih sering jika ada nilai yg
rendah & perlu tindakan resusitasi. Penilaian menit ke-10
memberikan indikasi morbiditas pada masa mendatang, nilai yg
rendah berhubungan dg kondisi neurologis.
2. Lakukan tindakan dg cepat & tepat sesuai dg hasilnya
3. Dokumentasikan hasil & lakukan tindakan yg sesuai

C. Pemeriksaan Fisik BBL

a. Pengkajian Pertama Pada Bayi Baru Lahir


Pengkajian ini dilakukan di kamar bersalin setelah bayi lahir
dan setelah dilakukan pembersihan jalan nafas/resusitasi,
pembersihan badan bayi, dan perawatan tali pusat. Bayi
ditempatkan di atas tempat tidur yang hangat. Maksud
pemeriksaan ini adalah untuk mengenal/menemukan kelainan yang
perlu mendapatkan tindakan segera dan kelainan yang
berhubungan dengan kehamilan, persalinan, dan kelahiran,
misalnya; bayi yang lahir dari ibu dengan diabetes melitus,
eklamsia berat dan lain-lain, biasanya akan mengakibatkan
kelainan bawaan pada bayi. Oleh karena itu, pemeriksaan pertama
pada bayi baru lahir ini harus segera dilakukan. Hal ini ditujukan
untuk menetapkan keadaan bayi dan untuk menetapkan apakah
seorang bayi dapat dirawat gabung atau di tempat khusus. Dengan
pemeriksaan pertama ini juga bisa menentukan pemeriksaan dan
terapi selanjutnya.
b. Tujuan Pengkajian Fisik Pada Bayi Baru Lahir
Pemeriksaan awal pada bayi baru lahir harus dilakukan
sesegera mungkin sesudah persalinan untuk mendeteksi kelainan-
kelainan dan menegakkan diagnosa untuk persalinan yang
beresiko tinggi. Pemeriksaan hatrus difokuskan pada anomali
kegenital dan masalah-masalah patofisiologi yang dapat
mengganggu adaptasi kardiopulmonal dan metabolik normal pada
kehidupan extra uteri. Pemeriksaan dilakukan lebih rinci dan
dilakukan dalam 24 jam setelah bayi lahir. Untuk mendeteksi
segera kelainan dan dapat menjelaskan pada keluarga. Apabila
ditemukan kelainan pada bayi maka petugas harus dapat
menjelaskan kepada keluarga, karena apabila keluarga
menemukannya kemudian hari, akan menimbulkan dampak yang
tidak baik dan menganggap dokter atau petugas tidak bisa
mendeteksi kelainan pada bayinya.
c. Langkah-Langkah Dalam Melakukan Pengkajian Fisik Pada
Bayi Baru Lahir
1. Pertama, seorang petugas mengkaji keadaan umum bayi;
melihat cacat bawaan yang jelas tampak seperti hidrosefal,
mikrosefali, anensefali, keadaan gizi dan maturitas, aktivitas
tangis, warna kulit, kulit kering/mengelupas, vernik caseosa,
kelainan kulit karena fravina lahir, toksikum, tanda-tanda
metonium, dan sikap bayi tidur.
2. Langkah kedua, pertugas melakukan pemerikasaan pada kulit.
Ketidakstabilan vasomotor dan kelambatan sirkulasi perifer
ditampakan oleh warna merah tua atau biru keunguan pada
bayi yang menangis. Yang warnanya sangat gelap bila
penutupan gloris mendahului tangisan yang kuat dan oleh
sianosis yang tidak berbahaya.
3. Pada pemeriksaan kepala bisa dilihat; besar, bentuk, molding,
sutura tertutup/melebar, kaput suksedanium, hematoma –
sefaldan karnio tabes.
4. Pada pemeriksaan telinga dapat mengetahui kelainan
daun/bentuk telinga.
5. Pada pemeriksaan mata yang bisa dinilai perdarahan
sukonjugtiva, mata yang menonjol, katarak, dan lain-lain.
6. Mulut dapat menilai apakah bayi; labioskisis,
labioynatopalatoskisis, tooth-buds, dan lain-lain.
7. Leher; hematoma, duktis tirolusus, higromakoli.
8. Dada; bentuk, pembesaran buah dada, pernafasan retraksi
interkostal, sifoid, merintih, pernafasan cuping hidung, bunyi
paru.
9. Jantung; pulsasi, frekuensi bunyi jantung, kelainan bunyi
jantung
10. Abdomen; membuncit, (pembesaran hati, limpa, tumor, asites),
skafoid (kemungkinan bayi mengalami hernia diafragmatika
atau atresia esofagis tanpa fistula), tali pusat berdarah, jumlah
pembuluh darah tali pusat, warna dan besar tali pusat, hernia di
pusat atau di selangkang.
11. Alat kelamin; tanda-tanda hematoma karena letak sungsang,
testis belum turun, fisnosis, adanya perdarahan/lendir dari
vagina, besar dan bentuk klitoris dan labia minora, atresia ani.
12. Tulang punggung; spina bifida, pilonidal sinus dan dumple.
13. Anggota gerak; fokomeria, sindaktili, polidaktili, fraktor, paralisis
talipes dan lain-lain.
14. Keadaan neuramuskular; refleks moro, refleks genggam, refleks
rootingdan sebagainya: tonus otot, tremor.
15. Pemeriksaan lain-lain; mekonium harus keluar dalam 24 jam
sesudah lahir, bila tidak harus waspada terhadap atrersia
ani/obstruksi usus. Urine harus ada juga pada 24 jam. Bila tidak
ada harus diperhatikan kemungkinan obstruksi saluran kencing.
d. Kepala Janin Dan Ukuran-Ukurannya.
Bagian yang paling keras dan besar dari janin adalah kepala
janin. Posisi dan besar kepala dapat mempengaruhi jalan
persalinan. Kepala juga sering mengalami cedera, sehingga dapat
membahayakan hidup. Tengkorak bayi mungkin bertumpangan
(molded) terutama bila bayi adalah anak pertama dan kepala telah
berfiksasi beberapa waktu. Tulang parietal cenderung menumpangi
tulang oksipital dan frontal. Garis sutura dan ukuran serta tekanan
kontanela anterior dan posterior harus ditentukan secara digital.
e. Kepala janin terdiri dari:
1. Bagian muka
- Tulang hidung (os nasake)
- Tulang pipi (oszygomaticum) ada dua buah.
- Tulang rahang atas (os maxilare)
- Tulang rahang bawah (os mandibularis)
2. Bagian tengkorak
Bagian ini yang terpenting pada persalinan karena
biasanya bagian tengkoraklah yang paling depan. Yang
membentuk bagian tengkorak adalah:
- Tulang dahi (os frontale) 2 buah.
- Tulang ubun-ubun (os parletal) 2 buah.
- Tulang pelipis (os temporale) 2 buah.
- Tulang belakang kepala (os occipidale) 1 buah.
Yang penting dalam persalinan yaitu 7 tulang tersebut di
atas. Diantara tulang-tulang tersebut terdapat sela tengkorak
yang disebut sutura, yang mana ini membantu dalam
persalinan. Kalau kepala anak tertekan pada waktu kepala
bergeser/bergerak di bawah kedua tulang ubun-ubun, ini salah
satu tanda untuk mengenal tulang belakang kepala pada
pemeriksan dalam. Sutura dan ubun-ubun penting diketahui
untuk menetukan presentasi/bagian terendah dari kepala anak
dalam jalan lahir.

f. Ukuran-ukuran kepala bayi

1. Ukuran muka belakang


a) Diameter sub occipitalus-bregmatica dari foramen magnum
ke ubun-ubun besar 29,5 cm.
b) Diameter sub occipito frontalis: (dari foramen magnum ke
pangkal hidung) 11 cm.
c) Diameter fronto occipitalis (dar pangkal hidung ke titik yang
terjadi pada belakang kepala 12 cm.
d) Diameter mento occipitalis (dari dagu ke titik yang terjauh
pada belakang kepala) 13,5
e) Diameter sub mento bragmatika (dari bawah dagu ke ubun-
ubun besar) 9 cm.
2. Ukuran lingkaran
a) Circumferentia sub occiput bregmatika. (lingkaran kecil
kepala) 31 cm.
b) Circumferentia fronto occipitalis (lingkaran sedang kepala)
34 cm.
c) Circumferentia mento occipitalis (lingkaran besar kepala) 35
cm.
g. Memandikan Bayi
1. Tujuan
Tujuan memandikan bayi :
a) Untuk membersihkan bayi dankotoran.
b) Untuk memperlancarperedaran darah.
c) Untuk mencegah terjadinyapenyakit terutama
penyakit kulit.
d) Memberikan rasa segar dannyaman pada bayi.
2. Persiapan Alat
Sebelumnya siapkan peralatan mandi untuk bayi :
a) Bantal dan Handuk
Jika Anda hanya ingin melap bayi Anda, maka
penggunaan bantal dan handuk akan sangat membantu
proses ini, apalagi tangan Anda kan harus terus-menerus
memegang si kecil. Letakkan bantal yang dibungkus
dengan handuk dan baringkan bayi Anda di atasnya.
Jangan lupa, kegiatan ini sebaiknya Anda lakukan dalam
ruangan yang tertutup, agar bayi Anda tidak kedinginan.
b) Bak mandi bayi
Sebelum Anda membawa bayi Anda untuk dimandikan,
pastikan bak mandi bayi sudah tersedia dan siap pakai.
Anda dapat melapis dasarnya dengan handuk atau
spons, agar bayi Anda merasa lebih nyaman dan juga
aman. Penggunaan bak mandi ini biasanya untuk bayi
yang sudah agak besar.
c) Kain waslap
Anda juga akan memerlukan kain waslap atau spons
mandi untuk bayi. Mulailah membuka pakaiannya satu
per satu agar ia tidak kedinginan. Basuh tubuhnya mulai
dari bagian leher ke bawah.
d) Bola kapas
Bola kapas sangat membantu untuk membersihkan
bagian sekitar mata bayi. Mulailah membersihkannya
mulai dari bagian dalam matanya ke arah bagian luar.
Gunakan bola kapas yang berbeda untuk setiap mata.
e) Handuk bertopi
Handuk bertopi sangatlah baik untuk mengeringkan bayi
Anda setelah mandi. Ingatlah, jangan menggosok-
gosokkan handuk tersebut ke badannya, karena nanti
kulitnya bisa lecet. Cukup ditepuk-tepuk hingga kering.
f) Popok bersih
Sebelum Anda memakaikan baju kepadanya, sediakan
dulu popok bersih untuknya.
g) Alkohol
Jika tali pusar bayi Anda masih menempel, maka Anda
bisa menggunakan alkohol untuk menjaga
kebersihannya. Namun begitu, sebaiknya tanyakan dulu
pada dokter Anda apakah memang penggunaan alkohol
tersebut dibolehkan untuk bayi Anda.
h) Produk kulit bayi
Banyak kontoversi seputar penggunaan lotion dan bedak
untuk bayi. Yang jelas, hindari penggunaan produk yang
menggunakan parfum, serta hindari pemakaian bedak
bubuk, karena bisa menimbulkan gangguan pernafasan
pada bayi Anda.
i) Sabun bayi
Pemakaian sabun, sebenarnya bisa menganggu
stabilitas pH tubuh bayi Anda. Padahal, pH tubuhnya
tersebut bisa membantu melindunginya dari berbagai
kuman. Nah, apapun sabun bayi yang Anda pilih,
usahakan untuk memilih produk yang bebas parfum dan
hypoallergenic. Pemakaian sabun pun tidak perlu setiap
hari… cukup 1 kali setiap minggu atau bahkan setiap 2
minggu, hingga bayi Anda tumbuh lebih besar dan
berinteraksi dengan lebih banyak kotoran.
j) Shampoo bayi
Pilihlah yang tidak perih buat matanya. Gunakan
shampoo 1 atau 2 kali setiap minggu. Caranya, jatuhkan
2 atau 3 tetes shampoo pada kepala bayi Anda, lalu
gosoklah kulit kepalanya secara perlahan-lahan.
k) Gunting kuku
Setelah ia mandi, kukunya menjadi sangat lunak.
Makanya ini merupakan waktu yang baik untuk
merapihkan kukunya.
l) Sikat halus
Untuk membersihkan kerak atau kotoran yang melekat di
kulit kepala bayi Anda, gunakanlah sikat yang sangat
halus. Anda bisa melakukannya setiap hari, setelah
mandi.
3. Prosedur Memandikan Bayi
Proses memandikan bayi yang benar :
a) Siapkan terlebih dahulu keperluan mandi, sabun bayi,
kapas dan air matang yang dingin, kain flannel lembut,
popok dan baju bersih
b) Isi air hangat ke bak mandi, periksa suhunya dengan
sikut. Airnya harus hangat, namun tidak panas. Idealnya
sekitar 28 hingga 29 derajat celcius. Oh ya, pastikan juga
ruangan untuk memandikan bayi cukup hangat dan tidak
berangin.
c) Buka baju bayi dan bungkus dengan handuk di
pangkuan Anda.
d) Cara memandikan bayi untuk daerah mata, usap mata
dengan kapas yang telah dibasahi dengan air matang
dingin. Usapkan dari pangkal hidung ke sudut mata
bagian luar.
e) Tahan leher dan pundaknya, sabuni dan bilas dengan
tangan Anda yang bebas. Untuk bagian kemaluan, pada
bayi perempuan, siram kemaluan dengan air. Buka bibir
kemaluan dengan lembut dan bersihkan. Untuk bayi laki-
laki, bersihkan bagian bawahnya, tanpa menarik kulup
penis jika belum disunat.
f) Cara memandikan bayi untuk daerah punggung dan
pantat, tengkurapkan bayi di tangan. Buka belahan
pantatnya untuk membersihkan anusnya.
g) Pegang pantatnya dan angkat. Bungkus dengan handuk,
tepuk-tepuk agar kering. Biarkan bayi terbungkus handuk
saat Anda memakaikan baju dan popoknya. Hati-hatilah
dalam mengangkat bayi, karena kulitnya yang licin.
h. Perawatan tali pusat
a) Tujuan
1) Mencegah terjadinya infeksi
2) Mempercepat proses pengeringan tali pusat
3) Mempercepat terlepasnya tali pusat
b) Persiapan Alat

1) Alkohol 70% dalam tempatnya

2) Kasa steril 1 buah

c) Persiapan klien

Setelah dimandikan dan dikeringkan, bayi dibaringkan diatas


meja khusus atau tempat tidur.

d) Prosedur

1) Cuci tangan

2) Buka kasa pembungkus tali pusat, bila susah di buka, kasa


pembungkus terlebih dahulu dibasahi dengan lidi waten
alcohol 70%
3) Bila tali pusat masih basah/lembab bersihkan tali pusat
dengan lidi waten alcohol 70% dari pangkal menuju ujung
tali pusar sampai bersih.

4) Kemudian oleskan betadine 10% seperti cara diatas (dari


pangkal ke ujung tali pusat)

5) Tali pusat kemudian di bungkus dengan kasa steril (Bentuk


segitiga) dan ikatkan dengan cara lipatkan.

6) Kemudian pakaian bayi dikenakan dan dirapikan

7) Cuci tangan kembali

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Bayi baru lahir (neonatus) adalah suatu keadaan dimana bayi
baru lahir dengan umur kehamilan 38-40 minggu,lahir melalui jalan
lahir dengan presentasi kepala secara spontan tanpa gangguan,
menangis kuat, nafas secara spontan dan teratur,berat badan antara
2500-4000 gram.

Pada bayi lahir normal umumnya tidak dilakukan pemeriksaan


laboratorium, namun kadang-kadang dengan riwayat kehamilan dan
kondisi tertentu perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium sesuai
indikasi tertentu

Obat profilaksis yang rutin diberikan pada bayi baru lahir yaitu:
1. Vitamin K
2. Tetes / zalf mata

B. Saran
Jika dalam penulisan makalah ini terdapat kekuarangn dan
kesalahan, kami mohon maaf. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun agar kami dapat membuat makalah
yang lebih baik di kemudian hari.

Daftar Pustaka

1. JHPIEGO.2003. Panduan pengajar asuhan kebidanan fisiologi bagi


dosen diploma III kebidanan , Buku 5 asuhan bayibaru
lahir,Pusdiknakes.Jakarta
2. Johnson dan Taylor. 2005. Buku ajar praktik kebidanan.cetaka I.
EGC.Jakarta
3. Saifudin Abdul Bahri. 2002. Buku panduan praktis pelayanan
kesehatan maternal neonatal.YBP_SP.Jakarta

Anda mungkin juga menyukai