Anda di halaman 1dari 10

1

MAKALAH PPMDI

"PEMIKIRAN PENDIDIKAN MASA RASULULLAH SAMPAI MASA


ABBASIAH"

DOSEN PENGAMPU : ARSANUR RAHMAN,.S.Pd,.M.Pd.I

DISUSUN OLEH: Kelompok 3

 RINI ARIYANI

PRODI : PGMI IVA

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM ( STAI )


MA’ARIF SAROLANGUN
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
2

BAB I

Pendahuluan

A. Latar belakang
Pendidikan pada hakekatnya muncul sejak diciptakannya manusia,
karena manusia itulah yang menjadi obyek utama dari pendidikan di samping
ia juga sebagai subyek. Dalam kenyataan, manusia sangat membutuhkan
pendidikan karena ia tidak bisa berkembang dan mengembangkan
kebudayaannya secara sempurna apabila tidak ada pendidikan. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa eksistensi pendidikan merupakan salah satu
syarat yang mendasar bagi meneruskan dan mengekalkan kebudayaan
manusia.
Dalam sejarah, pendidikan Islam sebagai suatu sub sistem dari sistem
pendidikan pada umumnya baru dikenal sesudah diutusnya Muhammad saw.
sebagai rasul. Sistem pendidikan Islam mengacu kepada nilai-nilai Islam.
Karena itu, sistem pendidikan Islam menciptakan perbedaan yang mendasar
dengan sistem pendidikan pada umumnya (modern) baik dari Timur maupun
dari Barat. Perbedaan yang menonjol antara keduanya terletak pada sikap atau
pandangan terhadap hidup itu sendiri, dimana Islam menganggap hidup bukan
suatu akhir dari segalanya tetapi alasan untuk mencapai tujuan-tujuan spritual
setelah hidup. Sedangkan dalam pandangan Barat, kenikmatan menjadi tujuan
akhir hidup yang didukung oleh materi yang berkecukupan.1
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana pemikiran pendidikan islam masa Rasulullah SAW?
2. Bagaimana periode Mekkah dan Madinah pada masa Rasulullah
SAW?
3. Bagaimana pemikiran pendidikan islam masa Abbasiyah?
C. Tujuan masalah
1. Untuk menjelaskan pemikiran pendidikan islam masa Rasulullah
SAW.
2. Untuk menjelaskan periode Mekkah dan Madinah pada masa
Rasulullah SAW.
3. Untuk menjelaskan pemikiran pendidikan islam masa Abbasiyah.

_______________
1
Lihat Suwito dan Fauzan, Sejarah Sosial Pendidikan Islam (Cet. II; Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), h.. XIV-
XV.
3

BAB II

Pembahasan

A. Kondisi pendidikan masyarakat arab sebelum islam


Kondisi sosial dalam masyarakat Arab terbagi dalam beberapa kelas.
Sikap masyarakat sangat diskriminatif antara satu sama lain atas dasar
keturunan,kebangsaan,suku,bahasa,warna kulit,jenis kelamin dan status sosial.
Situasi ekonomi dan politik mengikuti kondisi sosial sesuai dengan cara hidup
mereka.
Kaum arab dikenal tidak bias baca tulis, mereka hannya mengandalkan
otak dalam menghafal.oleh karena itumereka tidak memiliki buku untuk
mewariskan ilmu pengetahuan kecuali dengan menghafal.
B. Pemikiran pendidikan islam masa Rasulullah SAW
Pemikiran pendidikan pada periode awal dalam sejarah Islam ini
terwujud dalam ayat-ayat Al-Quran dan Hadits Rasulullah SAW,ketika beliau
berbicara dengan sahabatnya dan mengajak manusia percaya kepada Allah
SWT dan meninggalkan penyembahan berhala. Pemikiran pendidikan yang
terwujud pada dua sumber utama pendidikan Islam ini bukanlah pemikiran
pendidikan yang benar-benar seperti yang dipahami dalam pemikiran
pendidikan modern, tetapi pemikiran yang bercampur dengan pemikiran
politik, ekonomi, social, sejarah dan peradaban, yang keseluruhanya
membentuk kerangka umum Ideologi Islam.

Nabi Muhammad SAW menerima wahyu yang pertama kali skaligus


diangkatnya beliau menjadi Rasul hingga sepeninggal nabi Muhammad SAW.
Masa ini berlangsung kurang lebih 22 tahun. Dari beliaulah awal mula
timbulnya sejarah pendidikan Islam, sehingga menimbulkan suatu tenaga
penggerak luar biasa yang pernah dialami umat manusia.Oleh sebab itu beliau
menjadi tauladan yang harus diikuti.

Pendidikan masa Rasulullah SAW, sesuai dengan kondisi sosial


politik pada masa itu, dimana terbagi menjadi 2 periode yaitu:
1. Periode Mekkah

Nabi Muhammad SAW menerima wahyu yang pertama dari Allah


sebagai petunjuk atau intruksi kepada beliau untuk melaksanakan tugasnya
pada saat beliau berusia 40 tahun yaitu tanggal 17 Ramadhan tahun 13
4

sebelum hijriyah (6 Agustus 610 M) wahyu yang diturunkan tersebut


berbunyi:

Artinya : Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan Dia


(Allah) telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah
dan Tuhanmulah yang maha pemurah, yang mengajar (manusia)
dengan perantaraan Qalam. Dia (Allah) mengajarkan manusia apa
yang tidak diketahui.
Allah telah menyampaikan atau menurunkan Al-Qur’an kepada nabi
Muhammad secara berangsur-angsur sehingga memudahkan bagi nabi
Muhammad untuk mengajarkan Al-Qur’an kepada umatnya.Setiap wahyu
yang turun dan biasanya terdiri dari beberapa ayat Al-Qur’an, nabi SAW
langsung menyampaikan ayat-ayat tersebut kepada para sahabatnya dan
memerintahkan kepada para sahabat untuk membaca dan menghafal dengan
benar.Pengajaran Al-Qur’an tersebut berlangsung terus menerus sampai
dengan nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya hijrah ke madinah.
Penghafalan dan penulisan Al-Qur’an berjalan terus menerus sampai dengan
masa akhir turunnya Al-Qur’an menjadi bagian dari kehidupan merekabaik
dalam bentuk hafalan maupun tulisan.
Setelah sekitar 3 tahun kemudian turun wahyu agar Rasulullah SAW.
berdakwah secara terang-terangan. Firman Allah SWT:“Maka sampaikanlah
olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu)
dang berpalinglah dari orang musyrik”.(Qs.Al Hijr:94)
Setelah banyak orang memeluk islam, lalu Nabi menyediakan rumah Al-
Arqam bin Abil Arqam untuk tempat pertemuan sahabat-sahabat dan pengikut-
pengikutnya. di tempat itulah pendiikan islam pertama dalam sejarah pendidian
islam. Disanalah Nabi mengajarkan dasar-dasar atau pokok-pokok agama islam
kepada sahabat-sahabatnya dan membacakan wahyu-wahyu (ayat-ayat) al-qur’an
kepada para pengikutnya serta Nabi menerima tamu dan orang-orang yang hendak
memeluk agama islam atau menanyakan hal-hal yang berhubungan dengan agama
islam
Setelah dakwah terang-terangan itu pemimpin Quraisy mulai berusaha
menghalangi dakwah Rosul.Semakin bertambah pengikut nabi semakin keras
tantangan yang dilancarkan kaum Quraisy. Banyak cara yang ditempuh para
pemimpin Quraisy untuk mencegah dakwah nabi. Pertama mereka mengira bahwa
kekuatan nabi terletak pada perlindungan Abu Thalib yang amat disegani, karena itu
mereka menyusun siasat bagaimana memutus hubungan nabi dengan Abu Thalib dan
mengancam untuk memerintahkan Muhammad berhenti dari dakwahnya atau
menyerahkan kepada Quraisy. Tampaknya Abu Thalib cukup terpengaruh sehingga
5

ia mengharapkan Muhammad menghentikan dakwahnya. Namun Nabi menolak


dengan mengatakan “Demi Allah saya tidak akan berhenti memperjuangkan amanat
Allah ini walaupun seluruh anggota keluarga dan sanak saudara akan mengucilkan
saya” Abu Thalib sangat terharu mendengar jawaban kemenakannya itu, kemudian ia
berkata “teruskanlah demi Allah aku akan membelamu”. .
Perintah dakwah terang-terangan ini seiring dengan semakin
bertambah benyaknya jumlah sahabat Nabi SAW. Ikut serta untuk
meningkatkan jangkauan seruan dakwah. Banyak tantangan dan penderitaan
yang diterima Nabi dan sahabat-sahabatnya dari kaum Quraisy. Namun, hal
itu tidak menggoyahkan semangat untuk terus mempelajari ajaran islam dan
terus berdakwah.
Inti pendidikan dan pengajaran yang diberikan kepada Rasulullah
SAW selama di Mekkah ialah pendidikan keagamaan dan akhlaknya.
a) Pendidikan keagamaan yaitu hendaklah membaca dengan
nama allah semata jangan dipersekutukan dengan nama
berhala.
b) Pendidikan Amal Ibadah yaitu Nabi Muhammad SAW
melakukan sembahyang (shalat) sebagai bentuk
pengabdian kepada Allah dengan ikhlas hati
menyembahNya.Pada mulanya sembahyang itu belum
dilakukan sebanyak lima kali sehari semalam kemudian
setelah nabi Isra dan Mi’raj berulah diwajibkan untuk
shalat lima waktu.Adapun zakat semasa di Mekkah
diberikan kepada fakir miskin dan anak-anak yatim dan
membelanjakan harta untuk jalan kebaikan.
c) Pendidikan Ahlak yaitu Nabi Muhammad SAW
menganjurkan kepada Umatnya untuk berakhlak yang
baik sesuai dengan ayat-ayat Al-Qur’an. Diantara ahlak-
akhlak tersebut ialah:
 Adil yang mutlak terhadap keluarga atau diri sendiri
 Berbuat kebaikan kepada orang lain dan patuh kepada
orang tua.2.

_______________
2
Dra.Zuhairini,dkk, sejarah pendidikan islam, Jakarta: Bumi Aksara, cet.9,2008 hal 27
6

2. Periode Madinah

Kedatangan nabi Muhammad SAW bersama kaum Muslimin disambut


oleh penduduk Madinah dengan gembira dan penuh rasa persaudaraan.Di
Madinah nabi Muhammad SAW menghadapi kenyataan bahwa umatnya
terdiri dari dua kelompok yang saling berbeda latar belakang
kehidupannya.Yaitu mereka yang berasal dari mekkah (kaum Muhajjirin) Dan
mereka yang merupakan penduduk asli Madinah (kaum Ansor).kenyataan lain
yang dihadapi nabi Muhammad SAW adalah bahwa masyarakat kaum
muslimin yang baru di Madinah dan masyarakat kaum Yahudi yang memang
sudah menjadi penduduk Madinah dan mereka tersebut tidak merasa senang
dengan terbentuknya masyarakat baru yaitu kaum muslimin.

Melihat kenyataan tersebut, beliau mulai mengatur dan menyusun


segenap potensi yang ada dalam lingkungannya, memecahkan permasalahan
yang dihadapi menggunakan kekuatan yang ada, dalam rangka menyusun
suatu masyarakat baru yang terus berkembang, yang mampu menghadapi
tantangan yang berasal dari luar dengan kekuatan sendiri. Pendidikan yang
dilakukan oleh nabi Muhammad SAW ialah memperkuat persekutuan kaum
muslimin dan mengikis habiskan sisa-sisa permusuhan dan persukuan dengan
beberapa cara, diantaranya :

1) Pembentukan dan pembinaan masyarakat baru menuju kesatuan sosial


dan politik.
2) Bersama kaum muslimin nabi membangun masjid.Masjid itulah yang
digunakan sebagai pusat kegiatan nabi Muhammad SAW bersama kaum
muslimin untuk membina masyarakat baru. Jadi, masjid ini merupakan pusat
pengajaran

Inti pendidikan dan pengajaran yang diberikan kepada Rasulullah SAW selama di
Madinah:

1) Pendidikan sosial politik dan kewarganegaraan


Materi pendidikan sosial dan kewarganegaraan islam pada masa itu adalah
pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam konstitusi Madinah yang
prakteknya disempuranakan dengan ayat-ayat yang turun selama periode
Madinah.
2) Pendidikan Ukhuwah Antar Kaum Muslimin
7

Nabi Muhammad SAW berusaha menghubungkan antara hati mereka dengan


iman kepada Allah dan Rasulnya, mereka dipersaudarakan karena Allah
artinya diikat oleh hubungan hanya karena Allah.
3) Pendidikan kesejahteraan sosial
Nabi Muhammad SAW memerintahkan kepada kaum muhajirin yang telah
dipersaudarakan dengan kaum Anshor agar mereka saling bekerjasama dalam
masalah-masalah sosial.
4) Pendidikan kesejahteraan keluarga
Keluarga yang dimaksud adalah suami, istri, dan anak-anaknya yang
merupakan inti dari terbentuknya umat yang luas dan yang saling
megingatkan.
5) Pendidikan anak dalam islam
Nabi SAW memperingatkan agar anak diberikan bimbingan dan pendidikan
agar ia tumbuh dan berkembang. Nabi Muhammad SAW telah menjadikan
anak-anak membaca dan menulis al-Qur’an serta menghafalnya.
C. Pemikiran pendidikan islam masa Abbasiah
Pemikiran pendidikan islam semakin mengalami kemajuan pada masa dinasti
abbasiyah. Pada saat itu, mayoritas umat muslim sudah bias membaca dan
menulis juga dapat memahami isi dan kandungan al-qur’an dengan baik. Pada
masa itu murid-murid di tingkat dasar mempelajari pokok-pokok umum yang
ringkas,jelas dan mudah dipahami tentang beberapa masalah.
Kemajuan sistem pendidikan islam pada zaman khalifah abbasiyah ditandai
dengan munculnya berbagai lembaga pendidikan yang amat beragam. Dengan
mempelajari sejarah islam terutama dalam bidang pendidikan. Umat islam dapat
mengambil contoh pola pendidikan islam pada masa lalu,sejak periode Nabi
Muhammad Saw, sahabat dan ulama setelahnya.
Tahap periode pertama ilmu pengetahuan islam dan filsafat berhasil
menyiapkan landasan. Terutama pada pemerintahan dinasti Abbasiyah
tercapainya masa keemasan. Berdasarkan para khalifah betul-betul tokoh yang
kuat dan merupakan pusat kekuasaan politik dan agama sekaligus. Disamping itu,
kemakmuran masyarakat mencapai tingkat tinggi. Pemerintah dinasti Abbasiyah
mulai menurun dalam bidang politik, meskipun filsafat dan ilmu pengetahuan
terus berkembang.3

_______________
3
Ma’aruf,sejarah peradaban islam (Pontianak:STAIN Presa,2011),hlm.189.
8

Pada masa khilafah bani Abbasiyah ini telah muncul berbagai bidang ilmu,
yang secara umum bisa dibedakan menjadi dua kategori, yaitu: ilmu naqli dan ilmu
aqli.

1. Perkembangan ilmu Naqli


Ilmu Naqli atau ilmu yang bersumber dari naqli (al-qur’an dan Hadits) yaitu
ilmu yang berhubungan dengan agama islam. ilmu-ilmu itu diantaranya adalah :
a. Ilmu tafsir
Dalam bidang tafsir, sejak awal sudah dikenal dua metode, tafsir bi al-Matsur
dan tafsir bi al-Ra’yi.4
 Tafsir bi al-ma’tsur, yaitu menafsirkan al-qur’an dengan hadits Nabi5
 Tafsir bi al-Ra’yi, yaitu menafsirkan al-qur’an dengan
mempergunakan akal dengan memperluas pemahaman yang
terkandung di dalamnya.
b. Ilmu hadits

Pada masa dinasti Abbasiyah telah ada upaya-upaya untuk mengkodifikasi


hadits, sehingga pada saat itu ilmu hadits mulai berkembang yang ditandai dengan
lahirnya tokoh-tokoh ulama hadits beserta dengan kitab-kitab hasits hasil
karyanya. Diantaranya adalah

c. Ilmu kalam

Lahirnya ilmu kalam Karena dua factor: menurut A. Hasyimi lahirnya


ilmu kalam karena dua faktor: pertam untuk membela islam dengan bersenjataan
filsafat, kedua karena semua masalah termasuk masalah agama telah berkisar dari
pola rasa kepada pola akal dan ilmu. Diantara tokoh ilmu kalam yaitu Abu Musa
al-Asy’ari dan imam al-Ghozali

d. Ilmu tasawwuf

Ilmu tasawuf adalah salah satu ilmu yang tumbuh dan matang pada zaman
abbasiyah.Inti ajarannya tekun beribadah dengan menyerahkan diri sepenuhnya
kepada Allah, meninggalkan kesenangan dan perhiasan dunia, serta tersunyi dari
ibadah.

_______________
4
Sulaiman, Suparman. Sejarah Islam di Asia & Eropa, hal. 159

5
Ibid., Musyrifah Sunanto, Sejarah Islam Klasik Perkembangan Ilmu Pengetahuan Islam, hal. 59.
9

e. Ilmu fiqih

Zaman abbasiyah yang merupakan zaman keemasan tamadun islam telah


melahirkan ahli-ahli hukum (fuqoha) yang tersohor dalam sejarah islam dengan
kitab-kitab fiqih (hukum) nya yang terkenal sampai sekarang. Para fuqoha yang
lahir zaman ini terbagi dalam dua aliran: ahli hadits dan ahli ra’yi6

2. Perkembangan Ilmu ‘Aqli

Ilmu ‘aqli adalah ilmu yang berdasarkan pada pemikiran (rasio). Ilmu
yang tergolong ilmu ini kebanyakan dikenal ummat islam berasal dari terjemahan
asing, yakni dari yunani, Persia, dan india. Diantaranya ialah ilmu kedokteran,
kimia, filsafat, fisika, tata Negara, musik, astronomi, dan ilmu hitung.

_______________
6
Ibid., Musyrifah Sunanto, Sejarah Islam Klasik Perkembangan Ilmu
10

BAB III

Penutup

A. Kesimpulan
Pemikiran pendidikan Islam masa Abbasiyah bahwasanya perkembangan
dan kemajuan yang dimiliki suatu bangsa pada zamannya tertentu adalah
tergantung dari pemimpinnya yang dengan arif dan bijaksana serta cinta akan
ilmu memimpin negaranya dengan sebaik-baiknya berdasarkan tuntunan
ajaran Islam dan menjunjung tinggi nilai-nilai moral. Perkembangan dan
kemajuan Daulah Abbasiyah hingga mencapai puncak kejayaan, karena
dukungan penuh khalifahnya yang memberikan banyak fasilitas dan
kebebasan untuk perkembangan ilmu pengetahuan, agama, dan teknologi.
B. Saran
Kami sebagai penyusun makalah ini sangat menyadari bahwa
dalam penyusunan materi ini banyak sekali kekurangan. Untuk itu kami
meminta kepada para pembaca semuanya untuk memberikan saran
dan kritikannya supaya dalam pembuatan makalah selanjutnya bisa
lebih baik lagi.

Anda mungkin juga menyukai