Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kehamilan, melahirkan dan menjadi seorang ibu adalah tahapan yang akan dilalui
oleh semua wanita didunia. Pada tahapan masa transisi, sebagian wanita menganggap
masa ini adalah masa yang sangat menyenangkan, tapi tidak semua wanita melalui
tahapan ini dengan baik, ada pula yang menganggap masa transisi ini adalah masa yang
sangat berat sehingga mereka mengalami perubahan emosional sampai dengan depresi.
Semua wanita bisa mengalami gangguan mental ataupun stres. Stres akan muncul bila
wanita tersebut dalam kondisi tertentu. Stres akan meningkat pada saat terjadi
kehamilan dan pascapersalinan dan akan semakin meningkat terutama pada ibu yang
mempunyai riwayat depresi, riwayat keluarga mengalami gangguan psikosomatik atau
psikiatri, kemudian ibu tersebut mengalami kesulitan hidup yang sangat berat maka
gejala depresi itu akan muncul kembali dalam proses kehamilan maupun
pascapersalinan (Simkin et al., 2013).

Depresi kehamilan ini disebabkan oleh berbagai aspek. Dari aspek biologis
maupun psikologis, semuanya menyumbang kepada terjadinya depresi. Ketidaksediaan
untuk menjadi seorang ibu, halangan hidup dan ketidakseimbangan sosioekonomi,
perubahan hormon, atau adanya komplikasi selama kehamilan bisa menyumbang
kepada terjadinya depresi kehamilan. Dalam konteks depresi pada kehamilan, dampak
yang timbul bisa terjadi pada diri ibu itu sendiri ataupun bayinya. Depresi dihipotesa
bisa menjadi satu faktor resiko terjadinya kelahiran prematur, kemungkinan karena
menginduksi pelepasan hormon oksitosin. Namun begitu, kejadian rekuren pada wanita
yang pernah ada riwayat depresi masih lagi menjadi tanda tanya. Tidak ada bukti yang
bisa mendukung kejadian tersebut namun dalam suatu penelitian, wanita dengan
riwayat depresi dijumpai 68% rekuren adalah yang tidak mengambil obat
antidepressant dengan teratur berbanding 26% yang mengambil obat antidepressant
secara teratur (O‟Keane, 2007). Kesimpulannya, mungkin bisa dikatakan adanya
hubungan antara penanganan depresi kehamilan dengan terjadinya kasus depresi yang
rekuren.

1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian depresi pada kehamilan ?
2. Apa penyebab depresi pada kehamilan ?
3. Apa saja bentuk-bentuk depresi pada kehamilan ?
4. Apa dampak depresi pada kehamilan ?
5. Bagaimana cara mengatasi depresi pada kemailan ?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian depresi pada kehamilan
2. Untuk mengetahui penyebab depresi pada kehamilan
3. Untuk mengetahui bentuk-bentuk depresi pada kehamilan
4. Untuk mengetahui dampak depresi pada kehamilan
5. Untuk mengetahui cara mengatasi depresi pada kehamilan

D. MANFAAT
1. Dapat mengetahui pengertian depresi pada kehamilan
2. Dapat mengetahui penyebab depresi pada kehamilan
3. Dapat mengetahui bentuk-bentuk depresi pada kehamilan
4. Dapat mengetahui dampak depresi pada kehamilan
5. Dapat mengetahui cara mengatasi depresipada kehamilan

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Depresi

Depresi merupakan suatu penyakit yang bersifat universal yang dapat


menyerang siapa saja. Seseorang dengan depresi akan menunjukan keadaan yang tak
bersemangat dengan jangka waktu yang lama tanpa sebab yang jelas, biasanya
disebabkan oleh perasaan kehilangan yang tidak dapat diatasi. Pada survei komunitas
terbaru, sekitar 2% populasi menderita depresi murni ( terbagi rata antara ringan,
sedang, dan berat) tetapi sekitar 8% penderita gabungan ansietas dan depresi . bahkan
pasien dengan gejala yang tidak cukup berat untuk memenuhi kualifikasi diagnosis
baik ansietas maupun depresi, mengalami gangguan dalam pekerjaan dan kehidupan
sosial dan banyak gejala yang tidak dapat dijelaskan, sehingga memperbesar
penggunaan pelayanan medis.

Depresi merupakan kondisi dimana individu mengalami gejala seperti perasaan


sedih, tertekan, kesepian, merasa pesimis, berkurang napsu makan, membutuhkan
usaha yang lebih besar untuk melakukan sesuatu, sulit tidur, sulit melakukan sesuatu
dan memiliki hubungan sosial yang kurang baik ( Radloff, 1977).

Depresi selama kehamilan adalah gangguan suasana hati seperti depresi klinis,
hal ini bisa meningkatkan resiko untuk menyakiti diri sendiri, pemakaian NAPZA,
termasuk alkohol dan nikotin, tidak akan memberi peningkatan resiko dan bayi yaitu
berat badan lahir rendah. Penanganan gangguan ini memerlukan pertimbangan dan
evaluasi yang ketat. Bila diperlukan medikamentosa, diusahakan monoterapi dengan
sangat berhati-hati karena potensi resiko pada janin.

Depresi selama kehamilan bisa juga disebut gangguan mood yang sama seperti
halnya pada depresi yang terjadi pada orang awam secara umum. Dimana pada
kejadian depresi akan terjadi perubahan kimiawai pada otak. Setiap trimester pada
kehamilan memiliki resiko gangguan psikologis masing-masing. Antenatal care
berperan sangat penting bagi keselamatan ibu dan janin, meminimalkan resiko-resiko
kehamilan dan menekan angka kematian pasca persalinan.

3
B. Penyebab Depresi

Depresi timbul sebagai reaksi terhadap suatu tekanan perasaan yang berperan sebagai
pencetus utama. Perasaan tersebut sering kali dikarenakan kehilangan sesuatu seperti :
1. Kehilangan orang yang sangat dekat/penting
2. Kehilngan uang/materi
3. Kehilangan status/kedudukan

Penyebab Depresi pada Kehamilan bisa karena beberapa faktor misalnya:


1. Masalah dengan pasangan, karena pekerjaan di rumah atau perselisihan
lainnya. Kondisi ini menyebabkan wanita hamil menjadi depresi akut dan
akhirnya merasa sendirian.
2. Memiliki riwayat depresi dari orang tua seperti ibu di masa lalu yang sama-
sama depresi saat hamil.
3. Pernah mengalami keguguran sebelumnya atau berkali-kali. Kondisi ini
menyebabkan wanita jadi suka panik saat hamil.
4. Ada komplikasi pada kehamilan
5. Pernah mengalami trauma atau kekerasan saat sedang hamil
6. Kehamilan Tidak Diinginkan

C. Bentuk – Bentuk Depresi

a. Depresi unipolar
merupakan gangguan depresi yang dicirikan oleh suasana perasaan depresif.
Depresi unipolar terdiri atas:
1. Depresi mayor

Apabila seseorang atau ibu hamil mngalami tantda-tanda atau gejala seperti
diatas, maka segera harus ditangani karena bisa saja berubah menjadi lebih serius ,
yang dapat berdampak pada ibu maupun janinnya, yakni menjadi depresi.

2. Depresi Distimia

Distimia atau yang sering disebut juga dengan Persistent Depressive Disorder
(PDD) adalah salah satu jenis gangguan depresi yang bersifat kronis dan terjadi
dalam jangka panjang (Persistent).

4
b. Depresi Bipolar
Merupakan yang dicirikan oleh pergantian antara suasana perasaan deprsif dan
mania, artinya selain depresi, disisi lain terkadang merasa gembira.

D. Dampak Depresi pada Kehamilan

Ada beberapa hal yang penting yang mungkin berdampak pada bayi yang
dikandungnya, yaitu:
a. Pertama adalah timbulnya gangguan pada janin yang masih didalam
kandungan.
b. Munculnya gangguan kesehatan pada mental anak nantinya
c. Kelahiran prematur
d. Bayi lahir dengan berat badan yang rendah
e. Ibu yang mengalami depresi ini tidak akan mempunyai keinginan untuk
memikirkan perkembangan kandungan dan bahkan kesehatannya sendiri.

E. Cara mengatasi depresi


Strategi kesehatan yang bisa diterapkan untuk mengantisipasi depresi pada
kehamilan yaitu menjadikan masa hamil sebagai pengalaman yang menyenangkan,
selalu konsultasi pada dokter kandungan atau bidan, makan-makanan yang sehat,
cukup minum air, mengupayakan selalu dapat tidur yang baik dan melakukan senam
bagi ibu hamil. Disamping itu juga melakukan terapi kejiwaan supaya terhindar dari
depresi, lebih meningkatkan keimanan dan tentunya dan dapat dukungan dari suami
dan keluarga.

Sedangkan bagi yang telah terdiagnosis, perencanaan kehamilan sangat penting


pada wanita hamil yang didiagnosis depresi, sebaiknya kehamilannya perlu
direncanakan atau dikonsultasikan dengan ahli kebidanan dan kandungan, dan
psikiater tentang masalah resiko serta keuntungan setiap pemakaian obat-obat
psikofarmakologi. Rawat inap sebaiknya dipikirkan sebagai pilihan pengobatan
psikofarmakologis pada trimester 1 untuk kasus kehamilan yang tidak direncankan,
dimana pengobatan harus dihentikan segera dan apabila terdapat riwayat gangguan
afektif (depresi) rekuren.

5
Ada dua fase penatalaksanaan farmakologis yang digambarkan dalam panel pedoman
depresi (deprestion guideline panel).

a. Fase Akut
Gejalanya ditangani , dosis obat disesuaikan untuk mencegah efek yang merugikan
dan klien diberi penyuluhan.
b. Fase Lanjut
Klien dimonitor pada dosis efektif untuk mencegah terjadinya kambuh. Pada fase
pemeliharaan , seorang klien yang beresiko kambuh sering kali tetap diberi obat.
Perubahan pola hidup dapat memperbaiki depresi pada sebagian orang :

a. Olahraga teratur

b. Berjemur pada sinar matahari

c. Penanganan Stress

d. Konseling

e. Tidur teratur

f. Relaksasi

g. Meditasi

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Depresi merupakan kondisi dimana individu mengalami gejala seperti perasaan
sedih, tertekan, kesepian, merasa pesimis, berkurang nafsu makan, membutuhkan
usaha yang lebih besar untuk melakukan sesuatu, sulit tidur, sulit melakukan sesuatu
dan memiliki hubungan sosial yang kurang baik ( Radloff, 1977).

Depresi selama kehamilan adalah gangguan suasana hati seperti depresi klinis,
hal ini bisa meningkatkan resiko untuk menyakiti diri sendiri, pemakaian NAPZA,
termasuk alkohol dan nikotin, tidak akan memberi peningkatan resiko dan bayi yaitu
berat badan lahir rendah. Penanganan gangguan ini memerlukan pertimbangan dan
evaluasi yang ketat. Bila diperlukan medikamentosa , diusahakan monoterapi dengan
sangat berhati-hati karena potensi resiko pada janin.

B. Saran
Menyadari bahwa tim penulis masih jauh dari kata sempurna dalam pembuatan
makalah ini, kedepannya tim penulis akan lebih fokus lagi dalam menulis makalah-
makalah selanjutnya. Kritik dan saran dari setiap pembaca sangat diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini berguna khususnya bagi tim penulis
dan umumnya bagi setiap pembaca.

7
DAFTAR PUSTAKA

Dahro, ahmad. 2012. Psikologi kebidanan: Analisis Perilaku Wanita Untuk Kesehatan.
Jakarta: Salemba Medika.
Davies, Teifion, dan tkj craig. 2004. Abc Of Mental Health: Jakarta. EGC.
Maramis, willy f dan abert a. Maramis. 2009. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Edisi 2.
Surabaya: Airlangga university press.
Setiyaningrum, erna. 2013. Asuhan Kegawatdaruratan Maternitas. Jakarta: In media
Mansur, Herawati. 2009. Psikologi Ibu dan Anak Untuk Kebidan. Jakarta Selatan:
Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai