Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

INVESTIGASI INFERTILISASI PRIA

Oleh :
Sabila Dintika Bastari Yunita
1911026

PRODI S1 KEPERAWATAN STIKES HANG TUAH SURABAYA


TAHUN AJARAN 2020/2021
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................
1.1 Latar Belakang..................................................................................
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................
1.3 Tujuan................................................................................................
BAB II TINJAUAN TEORI...................................................................
2.1 Definisi..............................................................................................
2.2 Klasifikasi..........................................................................................
2.3 Etiologi..............................................................................................
2.4 Manifestasi Klinis.............................................................................
2.5 Pemeriksaan Diagnostik....................................................................
2.6 Penetalaksanaan................................................................................
BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian.........................................................................................
3.2 Diagnosa Keperawatan......................................................................
3.3 Rencana Asuhan Keperawatan..........................................................
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan........................................................................................
4.2 saran..................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Infertilitas merupakan suatu permasalahan yang cukup lama dalam dunia
kedokteran.Namun sampai saat ini ilmu kedokteran baru berhasil menolong ±
50% pasangan infertililitas untuk memperoleh anak. Di masyarakat kadang
infertilitas di salah artikan sebagai ketidakmampuan mutlak untuk memiliki
anak atau ”kemandulan” pada kenyataannya dibidang reproduksi, infertilitas
diartikan sebagai kekurangmampuan pasangan untuk menghasilkan
keturunan, jadi bukanlah ketidakmampuan mutlak untuk memiliki keturunan.
Menurut catatan WHO, diketahui penyebab infertilitas pada perempuan di
antaranya, adalah: faktor Tuba fallopii (saluran telur) 36%, gangguan ovulasi
33%, endometriosis 30%, dan hal lain yang tidak diketahui sekitar 26%.Hal
ini berarti sebagian besar masalah infertilitas pada perempuan disebabkan
oleh gangguan pada organ reproduksi atau karena gangguan proses ovulasi.

1.2 . Rumusan Masalah


Dari latar belakang diatas maka penulis merumuskan beberapa rumusan
masalah yang akan dibahas pada bab selanjutnya:
a. Bagaimana tinjauan teori dari infertilitas?
b. Bagaimana konsep asuhan keperawatan klien dengan infertilitas?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui
tentang asuhan keperawatan pada klien dengan infertilitas.
BAB II
TINAJUAN TEORI

2.1 Pengertian

Infertilitas merupakan suatu ketidakmampuan pasangan untuk mencapai


kehamilan setelah 1 tahun hubungan seksual tanpa pelindung (Keperawatan
Medikal Bedah). Infertilitas (pasangan mandul) adalah pasangan suami istri
yang telah menikah selama satu tahun dan sudah melakukan hubungan
seksual tanpa menggunakan alat kontrasepsi, tetapi belum memiliki anak.
(Sarwono, 2000).

2.2 Klasifikasi Infertilitas

Infertilitas terdiri dari 2 macam, yaitu:


1) Infertilitas primer yaitu jika perempuan belum berhasil hamil walaupun
koitus teratur dan dihadapkan kepada kemungkinan kehamilan selama 12
bulan berturut-turut.
2) Infertilitas sekunder yaitu disebut infertilitas sekunder jika perempuan
pernah hamil, akan tetapi kemudian tidak berhasil hamil lagi walaupun
koitus teratur dan dihadapkan kepada kemungkinan kehamilan selama 12
bulan berturut-turut.

2.3 Etiologi Infertilitas


Penyebab pada laki-laki (suami)
a. Kelainan pada alat kelamin
1) Hipospadia yaitu muara saluran kencing letaknya abnormal, antara
lain pada permukaan testis
2) Ejakulasi retrograd yaitu ejakulasi dimana air mani masuk kedalam
kandung kemih
3) Varikokel yaitu suatu keadaan dimana pembuluh darah menuju bauh
zakar terlalu besar, sehingga jumlah dan kemampuan gerak
spermatozoa berkurang yang berarti mengurangi kemampuannya
untuk menimbulkan kehamilan
4) Testis tidak turun dapat terjadi karena testis atrofi sehingga tidak turun
b. Kegagalan fungsional
1) Kemampuan ereksi kurang
2) Kelainan pembentukan spermatozoa
3) Gangguan pada sperma
c. Gangguan di daerah sebelum testis (pretesticular)
Gangguan biasanya terjadi pada bagian otak, yaitu hipofisis yang
bertugas mengeluarkan hormon FSH dan LH. Kedua hormon tersebut
mempengaruhi testis dalam menghasilkan hormon testosteron, akibatnya
produksi sperma dapat terganggu serta mempengaruhi spermatogenesis
dan keabnormalan semen Terapi yang bisa dilakukan untuk peningkatan
testosterone adalah dengan terapi hormon.
d. Gangguan di daerah testis (testicular)
Kerja testis dapat terganggu bila terkena trauma pukulan, gangguan
fisik, atau infeksi. Bisa juga terjadi, selama pubertas testis tidak
berkembang dengan baik, sehingga produksi sperma menjadi terganggu.
Dalam proses produksi, testis sebagai “pabrik” sperma membutuhkan
suhu yang lebih dingin daripada suhu tubuh, yaitu 34–35 °C, sedangkan
suhu tubuh normal 36,5–37,5 °C. Bila suhu tubuh terus-menerus naik 2–
3 °C saja, proses pembentukan sperma dapat terganggu.
e. Gangguan di daerah setelah testis (posttesticular)
Gangguan terjadi di saluran sperma sehingga sperma tidak dapat
disalurkan dengan lancar, biasanya karena salurannya buntu.
Penyebabnya bisa jadi bawaan sejak lahir, terkena infeksi penyakit
seperti tuberkulosis (Tb), serta vasektomi yang memang disengaja.
f. Tidak adanya semen
Semen adalah cairan yang mengantarkan sperma dari penis menuju
vagina. Bila tidak ada semen maka sperma tidak terangkut (tidak ada
ejakulasi). Kondisi ini biasanya disebabkan penyakit atau kecelakaan
yang memengaruhi tulang belakang.
g. Kurangnya hormon testosterone
Kekurangan hormon ini dapat mempengaruhi kemampuan testis
dalam memproduksi sperma.
h. Lingkungan
Pada lingkungan yang sering terkena paparan Radiasi dan obat-
obatan anti kanker.

2.4 Manifestasi Klinis

a. Riwayat terpajan benda – benda mutan yang membahayakan reproduksi


(panas, radiasi, rokok, narkotik, alkohol, infeksi)
b. Status gizi dan nutrisi terutama kekurangan protein dan vitamin tertentu
b. Riwayat infeksi genitorurinaria
a. Hipertiroidisme dan hipotiroid
b. Tumor hipofisis atau prolactinoma
c. Disfungsi ereksi berat
d. Ejakulasi retrograt
e. Hypo/epispadia
f. Mikropenis
g. Andesensus testis (testis masih dalam perut/dalam liat paha
h. Gangguan spermatogenesis (kelainan jumla, bentuk dan motilitas
sperma)
i. Hernia scrotalis (hernia berat sampai ke kantong testis )
j. Varikhokel (varises pembuluh balik darah testis)
k. Abnormalitas cairan semen

2.5 Pemeriksaan Diagnostic

a. Pemeriksaan fisik:
1) Hirsutisme diukur dengan skala ferryman dan gallway, jerawat
2) Pembesaran kel tiroid
3) Galaktorea
4) Inspeksi lender serviks di tunjukan dengan kualitas mucus
5) PDV untuk menunjukan adanya tumor uterus/ adneksa
b. Pemeriksaan penunjang
1) Analisis sperma
Bila dijumpai hasil analisis sperma yang kurang atau kurang baik,
maka biasanya diperlukan pemeriksaan ulang 1 minggu sesudahnya
pada keadaan yang lebih sehat/ nyaman guna mengkonfirmasi hal
tersebut. Perlu diingat bahwa apapun hasil analis sperma, sangat
berguna untuk penentuan terapi, tindakan, dan pemilihan
penatalaksanaan infertilitas.

2.6 Penatalaksanaan

a. Penekanan produksi sperma untuk mengurangi jumlah antibodi autoimun,


diharapkan kualitas sperma meningkat

b. Agen antimikroba

c. Testosterone Enantat dan Testosteron Spionat untuk stimulasi kejantanan

d. HCG secara i.m memperbaiki hipoganadisme

e. FSH dan HCG untuk menyelesaikan spermatogenesis

f. Bromokriptin, digunakan untuk mengobati tumor hipofisis atau


hipotalamus

g. Klomifen dapat diberikan untuk mengatasi subfertilitas idiopatik

h. Perbaikan varikokel menghasilkan perbaikan kualitas sperma

i. Perubahan gaya hidup yang sederhana dan yang terkoreksi. Seperti,


perbaikan nutrisi, tidak membiasakan penggunaan celana yang panas dan
ketat

j. Perhatikan penggunaan lubrikans saat coital, jangan yang mengandung


spermatisida
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian
a. Identitas Klien
Nama, jenis kelamin, suku bangsa / latar belakang kebudayaan, agama, status
sipil, pendidikan, pekerjaan dan alamat.
b. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Dahulu
a) Riwayat terpajan benda – benda mutan yang membahayakan
reproduksi (panas, radiasi, rokok, narkotik, alkohol, infeksi)
b) Status gizi dan nutrisi terutama kekurangan protein dan vitamin
tertentu
c) Riwayat infeksi genitorurinaria
d) Hipertiroidisme dan hipotiroid
e) Tumor hipofisis atau prolactinoma
f) Trauma, kecelakan sehinga testis rusak
g) Konsumsi obat-obatan yang mengganggu spermatogenesis
h) Pernah menjalani operasi yang berefek menganggu organ
reproduksi contoh : operasi prostat, operasi tumor saluran kemih
i) Riwayat vasektomi
c. Riwayat Kesehatan Sekarang
1) Disfungsi ereksi berat
2) Ejakulasi retrograt
3) Hypo/epispadia
4) Mikropenis
5) Andesensus testis (testis masih dalam perut/dalam liat paha)
6) Gangguan spermatogenesis (kelainan jumla, bentuk dan motilitas
sperma)
7) Saluran sperma yang tersumbat
8) Hernia scrotalis (hernia berat sampai ke kantong testis )
9) Varikhokel (varises pembuluh balik darah testis)
10) Abnormalitas cairan semen
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Memiliki riwayat saudara/keluarga dengan aberasi genetik
e. Pemeriksaan Fisik
1) Mengamati kelainan fisik
Dalam kesempatan pemeriksaan fisik dilihat penyebaran rambut
dan lemak yang tidak rata, atau konsistensi testis, bisa menjadi tanda
akibat ketidakseimbangan hormonal kelainan fisik lain dari alat
reproduksi pria yang perlu diperiksa adalah kemungkinan adanya parut
atau varises pada scrotumyang dapat mempengaruhi jumlah dan
kemampuan bergerak (mobilitas) sperma. Salah satu testis tidak turun
(kroptorkismus) berarti memperkecil kemampuan produksi sperma.
2) Penampungan air mani
Air mani ditampung dengan jalam masturbasi langsung kedalam
botol gelas yang bermulut lebar (atau gelas minum), setelah abstensi 3-
5 hari. Sebaiknya penampungan dilakukan dirumah kemudian dibawa
kelaboratorium dalam 2 jam setelah dikeluarkan.

3.2 Diagnosa Keperawatan


a. Ansietas berhubungan dengan ketidaktahuan tentang akhir proses
diagnostic
b. Gangguan konsep diri ; harga diri rendah berhubungan dengan gangguan
fertilitas
c. Berduka dan antisipasi berhubungan dengan prognosis yang buruk
d. Nyeri akut berhubungan dengan efek test diagnostic
3.3 Rencana Asuhan Keperawatan
a. Dx.1 : Ansietas berhubungan dengan ketidaktahuan tentang akhir proses
diagnostic
Tujuan : setelah tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan
ansietas klien berkurang
Kriteria Hasil:
1) Klien mampu mengungkapkan tentang infertilitas dan bagaimana
treatmentnya
2) Klien memperlihatkan adanya peningkatan kontrol diri terhadap
diagnosa infertile
3) Klien mampu mengekspresikan perasaan tentang infertile
Intervensi
1) Jelaskan tujuan test dan prosedur
R/ Menurunkan cemas dan takut terhadap diagnosis dan prognosis
2) Tingkatkan ekspresi perasaan dan takut, contoh : menolak, depresi,
dan marah.
R/ Biarkan pasien / orang terdekat mengetahui ini sebagai reaksi yang
normal Perasaan tidak diekspresikan dapat menimbulkan kekacauan
internal dan efek gambaran diri
3) Dorong keluarga untuk menganggap pasien seperti sebelumnya
R/ Meyakinkan bahwa peran dalam keluarga dan kerja tidak berubah
4) Kolaborasi : berikan sedative, tranquilizer sesuai indikasi
R/ Mungkin diperlukan untuk membantu pasien rileks sampai secara
fisik mampu untuk membuat startegi koping adekuat
b. Dx.2 : Gangguan konsep diri ; harga diri rendah berhubungan dengan
gangguan fertilitas
Tujuan : setelah tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan klien
mengalami perubahan harga diri
Kriteria Hasil:
1) Klien mampu mengekspresikan perasaan tentang infertile
2) Terjalin kontak mata saat berkomunikasi
3) Klien mampu Mengidentifikasi aspek positif diri
Intervensi
1) Tanyakan dengan nama apa pasien ingin dipanggil
R/ Menunjukan kesopan santunan / penghargaan dan pengakuan
personal
2) Identifikasi orang terdekat dari siapa pasien memperoleh kenyaman dan
siapa yang harus memberitahuakan jika terjadi keadaan bahaya
R/ Memungkinkan privasi untuk hubungan personal khusus, untuk
mengunjungi atau untuk tetap dekat dan menyediakan kebutuhan
dukungan bagi pasien
3) Dengarkan dengan aktif masalah dan ketakutan pasien
R/ Menyampaikan perhatian dan dapat dengan lebih efektif
mengidentifikasi kebutuhan dan maslah serta strategi koping pasien dan
seberapa efektif
4) Dorong mengungkapkan perasaan, menerima apa yang dikatakannya
R/ Membantu pasien / orang terdekat untuk memulai menerima
perubahan dan mengurangi ansietas mengenai perubahan fungsi / gaya
hidup
5) Diskusikan pandangan pasien terhadap citra diri dan efek yang
ditimbulkan dari penyakit / kondisi
R/ Persepsi pasien mengenai perubahan pada citra diri mungkin terjadi
secara tiba- tiba atau kemudian.
BAB V
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Infertilitas merupakan suatu ketidakmampuan pasangan untuk mencapai


kehamilan setelah 1 tahun hubungan seksual tanpa pelindung (Keperawatan
Medikal Bedah).
Infertilitas (pasangan mandul) adalah pasangan suami istri yang telah
menikah selama satu tahun dan sudah melakukan hubungan seksual tanpa
menggunakan alat kontrasepsi, tetapi belum memiliki anak. (Sarwono, 2000).
Klasifikasi infertilitas :
1. Infertilitas Primer
2. Infertilitas Skunder
Penanganan pasangan mandul atau kurang subur merupakan masalah
medis yang kompleks dan menyangkut beberapa disiplin ilmu kedokteran,
sehingga memerlukan konsultasi dan pemeriksaan yang kompleks pula.
Penilaian yang cermat harus dapat mengenali kemungkinan penyebab 85%-
90% kasus infertilitas. Yang membahagiakan meskipun tanpa diberikan
terapi, 15-20% pasangan infertil dapat diharapkan hamil sejalan dengan
waktu, tetapi selain fertilisasi in vitro (IVF) dapat menyebabkan kehamilan
pada 50%-60% kasus.

4.2 Saran

Kami yakin makalah ini banyak kekurangannya maka dari itu kami sangat
mengharapkan saran dari teman-teman dalam penambahan untuk
kelengkapan makalah ini,karna dari saran yang kami terima dapat
mengkoreksi makalah yang kami buat ini.atas saran dari teman-teman kami
ucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA

Reeder, Sharon J. 2011. Keperawatan Maternitas; Kesehatan Wanita, Bayi Dan


Keluarga, Edisi 18. Jakarta: EGC
Bobak. 2004. Buku ajar keperawatan maternitas edisi 4. Jakarta : EGC
Manuaba.IBG.2001.Kapita selekta penatalaksanaan rutin obstetri ginekologi dan
KB. Jakarta:EGC
Benson, Ralph.2008. Buku saku obstetri dan ginekologi.. Jakarta:Arcan
Wiknjosastro.Hanifa.2005.Ilmu Kandungan.Jakarta :YBP-SP
Burner and, suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan. Medikal Bedah edisi 8
volume 2. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai