Oleh :
Sabila Dintika Bastari Yunita
1911026
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................
1.1 Latar Belakang..................................................................................
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................
1.3 Tujuan................................................................................................
BAB II TINJAUAN TEORI...................................................................
2.1 Definisi..............................................................................................
2.2 Klasifikasi..........................................................................................
2.3 Etiologi..............................................................................................
2.4 Manifestasi Klinis.............................................................................
2.5 Pemeriksaan Diagnostik....................................................................
2.6 Penetalaksanaan................................................................................
BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian.........................................................................................
3.2 Diagnosa Keperawatan......................................................................
3.3 Rencana Asuhan Keperawatan..........................................................
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan........................................................................................
4.2 saran..................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui
tentang asuhan keperawatan pada klien dengan infertilitas.
BAB II
TINAJUAN TEORI
2.1 Pengertian
a. Pemeriksaan fisik:
1) Hirsutisme diukur dengan skala ferryman dan gallway, jerawat
2) Pembesaran kel tiroid
3) Galaktorea
4) Inspeksi lender serviks di tunjukan dengan kualitas mucus
5) PDV untuk menunjukan adanya tumor uterus/ adneksa
b. Pemeriksaan penunjang
1) Analisis sperma
Bila dijumpai hasil analisis sperma yang kurang atau kurang baik,
maka biasanya diperlukan pemeriksaan ulang 1 minggu sesudahnya
pada keadaan yang lebih sehat/ nyaman guna mengkonfirmasi hal
tersebut. Perlu diingat bahwa apapun hasil analis sperma, sangat
berguna untuk penentuan terapi, tindakan, dan pemilihan
penatalaksanaan infertilitas.
2.6 Penatalaksanaan
b. Agen antimikroba
3.1 Pengkajian
a. Identitas Klien
Nama, jenis kelamin, suku bangsa / latar belakang kebudayaan, agama, status
sipil, pendidikan, pekerjaan dan alamat.
b. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Dahulu
a) Riwayat terpajan benda – benda mutan yang membahayakan
reproduksi (panas, radiasi, rokok, narkotik, alkohol, infeksi)
b) Status gizi dan nutrisi terutama kekurangan protein dan vitamin
tertentu
c) Riwayat infeksi genitorurinaria
d) Hipertiroidisme dan hipotiroid
e) Tumor hipofisis atau prolactinoma
f) Trauma, kecelakan sehinga testis rusak
g) Konsumsi obat-obatan yang mengganggu spermatogenesis
h) Pernah menjalani operasi yang berefek menganggu organ
reproduksi contoh : operasi prostat, operasi tumor saluran kemih
i) Riwayat vasektomi
c. Riwayat Kesehatan Sekarang
1) Disfungsi ereksi berat
2) Ejakulasi retrograt
3) Hypo/epispadia
4) Mikropenis
5) Andesensus testis (testis masih dalam perut/dalam liat paha)
6) Gangguan spermatogenesis (kelainan jumla, bentuk dan motilitas
sperma)
7) Saluran sperma yang tersumbat
8) Hernia scrotalis (hernia berat sampai ke kantong testis )
9) Varikhokel (varises pembuluh balik darah testis)
10) Abnormalitas cairan semen
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Memiliki riwayat saudara/keluarga dengan aberasi genetik
e. Pemeriksaan Fisik
1) Mengamati kelainan fisik
Dalam kesempatan pemeriksaan fisik dilihat penyebaran rambut
dan lemak yang tidak rata, atau konsistensi testis, bisa menjadi tanda
akibat ketidakseimbangan hormonal kelainan fisik lain dari alat
reproduksi pria yang perlu diperiksa adalah kemungkinan adanya parut
atau varises pada scrotumyang dapat mempengaruhi jumlah dan
kemampuan bergerak (mobilitas) sperma. Salah satu testis tidak turun
(kroptorkismus) berarti memperkecil kemampuan produksi sperma.
2) Penampungan air mani
Air mani ditampung dengan jalam masturbasi langsung kedalam
botol gelas yang bermulut lebar (atau gelas minum), setelah abstensi 3-
5 hari. Sebaiknya penampungan dilakukan dirumah kemudian dibawa
kelaboratorium dalam 2 jam setelah dikeluarkan.
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Kami yakin makalah ini banyak kekurangannya maka dari itu kami sangat
mengharapkan saran dari teman-teman dalam penambahan untuk
kelengkapan makalah ini,karna dari saran yang kami terima dapat
mengkoreksi makalah yang kami buat ini.atas saran dari teman-teman kami
ucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA