Anda di halaman 1dari 24

 

 
 Badan  Pengawasan  Keuangan  dan  Pembangunan  
Deputi  Bidang  Pengawasan  Penyelenggaraan  Keuangan  Daerah  

System Requirement
SIMDA PENDAPATAN
 

Tim  Aplikasi  SIMDA

 
 
   
Modul System Requirement SIMDA Pendapatan  

KATA PENGANTAR

Aplikasi SIMDA Pendapatan sebagai alat bantu dalam pengelolaan


pendapatan daerah, dirancang untuk dapat diterapkan di setiap Pemerintah
Daerah. Oleh sebab itu diperlukan kebijakan sistem pengelolaan yang harus
diterapkan di Pemerintah Daerah sesuai dengan aplikasi SIMDA Pendapatan.
Kebutuhan kebijakan sistem tersebut dituangkan dalam modul System
Requirement ini.
Aplikasi SIMDA Pendapatan sendiri tentu tidak lepas dari kekurangan. Untuk
itu sangat diharapkan saran, masukan, dan ide-ide terbaik dari rekan-rekan
Perwakilan BPKP dan Pemerintah Daerah di seluruh Indonesia agar aplikasi
SIMDA Pendapatan ini semakin bermanfaat dalam mewujudkan good governance
dan clean government dalam penyelenggaraan otonomi daerah
Tim Pengembangan Aplikasi SIMDA mengucapkan terima kasih kepada
seluruh pihak atas kerjasama, dukungan, masukan, dan saran yang telah diberikan
sehingga kami dapat memberikan sesuatu yang lebih baik di kemudian hari.

Tim Aplikasi SIMDA

i  
 
   
Modul System Requirement SIMDA Pendapatan  

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................................................. ii
BAB I. PERATURAN di LINGKUP PEMERINTAH DAERAH .................................................... 1
1. Jenis dan Tarif Pajak Daerah / Retribusi Daerah ......................................................... 1
2. Satuan Kerja Perangkat Daerah Pengelola Pajak Daerah /Retribusi Daerah .............. 1
3. Tata Cara Penatausahaan Pajak Daerah/Retribusi Daerah ......................................... 1
4. Tata Cara Pemungutan Pajak Daerah ......................................................................... 2
5. Tata Cara Penomoran Wajib Pajak/Retribusi Daerah .................................................. 2
BAB II. PENERAPAN APLIKASI SIMDA PENDAPATAN .......................................................... 3
1. SKPD Pengelola Pajak Daerah .................................................................................... 3
2. Kode Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sesuai Permendagri 59/2007 ............. 4
3. Kode Rekening Pendapatan sesuai Permendagri 13/2006, 59/2007, 21/2011
Ditambah Satu Digit ...................................................................................................... 4
4. Proses penatausahaan dimulai dari penataan NPWPD/ NPWRD ............................... 5
1) Format NPWPD / NPWRD merupakan running number ....................................... 6
2) Satu NPWPD/NPWRD untuk Satu WP/WR, Meskipun Memiliki Beberapa
Usaha dengan Beberapa Kewajiban Pajak/Retribusi ............................................ 7
5. Transaksi BPHTB Dapat Diproses Meski WP Tidak Memiliki NPWPD ........................ 8
6. Pengelompokan Jenis Pajak Sesuai PP 91 Tahun 2010 ............................................. 9
7. WP/WR Dapat Menyetorkan Langsung Ke Bank ......................................................... 9
8. Penyetoran Pajak Pada Sistem Self Assessment Dapat Mendahului SPTPD ........... 10
9. Penyetoran Pajak Pada Sistem Official Assessment Berdasarkan Pada Surat
Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) ............................................................................... 11
10.Sistem Official Assessment Didahului dengan SPTPD .............................................. 12
11.Nota Perhitungan Menjadi Kertas Kerja Penerbitan Surat Ketetapan Pajak Daerah
(SKPD) ....................................................................................................................... 12
12.Penerbitan SKPD Berdasarkan Hasil Perhitungan Dari Nota Perhitungan ................ 13
13.Surat Tagihan Pajak Daerah (STPD) diterbitkan jika SKPD tidak/kurang/ terlambat
dibayar ........................................................................................................................ 14
14.Penatausahaan PBB Melalui Aplikasi SISMIOP ........................................................ 15
15.Saldo Awal Tunggakan Pajak Dicatat Per-SKPD ....................................................... 16
16.Database Antar-Tahun Dipisahkan ............................................................................ 17
17.Pembulatan ................................................................................................................ 17
BAB III. DATA AWAL................................................................................................................ 18
1. Data Umum Pemerintah Daerah ................................................................................ 18
2. Data Umum Pajak / Retribusi ..................................................................................... 18
3. Data Wajib Pajak / Wajib Retribusi ............................................................................. 19
4. Data Piutang Pajak ..................................................................................................... 19
Tim Aplikasi SIMDA .................................................................................................................. 20

ii  
 
   
Modul System Requirement SIMDA Pendapatan  

BAB I. PERATURAN di LINGKUP


PEMERINTAH DAERAH

Peraturan di lingkup Pemerintah Daerah terkait pengelolaan pendapatan


daerah dapat berupa Peraturan Daerah maupun Peraturan Kepala Daerah. Hal-hal
yang perlu diatur agar tercapai keselarasan antara aplikasi SIMDA Pendapatan
dengan peraturan yang berlaku, diantaranya adalah:

1. Jenis dan Tarif Pajak Daerah / Retribusi Daerah


Sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku, jenis dan tarif pajak
daerah/retribusi daerah perlu ditetapkan lebih lanjut dengan peraturan daerah.
Modul ini tidak mengatur format peraturan tersebut, namun untuk dapat
diimplementasikan dalam Aplikasi SIMDA Pendapatan, peraturan tersebut
sekurang-kurangnya meliputi:
a. Jenis pajak daerah/retribusi daerah. Jenis-jenis dimaksud adalah sesuai
dengan PP 91 tahun 2010; ditambah Pajak Bumi dan Bangunan – Perkotaan
dan Pedesaan.
b. Masing-masing jenis pajak daerah/retribusi daerah dinyatakan dengan jelas
tarif yang berlaku.
c. Masing-masing jenis pajak daerah/retribusi daerah dilengkapi dengan
perhitungan sebagai dasar penentuan nilai pengenaan pajak daerah/retribusi
daerah.

Penting diusahakan agar perhitungan tarif pajak daerah dibuat sesederhana


mungkin, agar lebih mudah dipahami oleh wajib pajak daerah maupun petugas
di lapangan.

2. Satuan Kerja Perangkat Daerah Pengelola Pajak Daerah


/Retribusi Daerah
Perlu ditetapkan SKPD Pengelola Pendapatan Daerah.
a. SKPD Pengelola Pendapatan Daerah tersebut akan menerbitkan NPWPD
dan NPWRD.
b. Pengelola Pajak Daerah harus tersentralisasi di satu SKPD.
c. Pengelola Retribusi Daerah, dapat disesuaikan dengan SKPD penghasil
retribusi daerah tersebut.

3. Tata Cara Penatausahaan Pajak Daerah/Retribusi Daerah


Beberapa hal penting yang perlu diatur terkait penatausahaan Pajak

1  
 
   
Modul System Requirement SIMDA Pendapatan  

Daerah/Retribusi Daerah adalah mengenai:


a. Tata cara penerbitan/ pengisian/penyampaian Surat Ketetapan Pajak Daerah
(SKPD), Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD), Surat Ketetapan
Pajak Daerah – Kurang Bayar (SKPD-KB), dan Surat Ketetapan Pajak
Daerah – Kurang Bayar Tambahan (SKPD-KBT)
b. Tata cara pembayaran, penyetoran, tempat pembayaran, angsuran dan
penundaan pembayaran
c. Tata cara pengurangan atau penghapusan sanksi administratif dan
pengurangan atau pembatalan ketetapan pajak.

4. Tata Cara Pemungutan Pajak Daerah


Tata cara pemungutan Pajak Daerah dapat dilakukan secara self-assessment
dan official-assessment.
a. Pajak Daerah yang pemungutannya menggunakan sistem self-assesment
meliputi Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Parkir, Pajak
Penerangan Jalan, Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan, Pajak Sarang
Burung Walet, serta Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.
b. Pajak Daerah yang menggunakan sistem official assesment adalah Pajak
Reklame dan Pajak Pengambilan Air Tanah.

5. Tata Cara Penomoran Wajib Pajak/Retribusi Daerah


Tata cara penomoran Wajib Pajak/Retribusi Daerah perlu disesuaikan dengan
pengaturan dalam aplikasi SIMDA Pendapatan.
a. Pada dasarnya setiap WPD/WRD hanya memiliki satu Nomor Pokok
WPD/WRD, meskipun memiliki beberapa usaha dan masing-masing usaha
memiliki beberapa kewajiban pajak.
b. Wajib Pajak/Retribusi Daerah dibedakan menjadi WPD/WRD Orang Pribadi
dan WPD/WRD Badan.

2  
 
   
Modul System Requirement SIMDA Pendapatan  

BAB II. PENERAPAN APLIKASI


SIMDA PENDAPATAN
Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam penerapan Aplikasi SIMDA
Pendapatan adalah sebagai berikut.

1. SKPD Pengelola Pajak Daerah


Pemerintah Daerah harus menentukan SKPD yang mengelola Pajak Daerah.
Dalam aplikasi SIMDA Pendapatan, SKPD Pengelola Pajak Daerah harus
tersentralisasi di satu SKPD. Penentuan ini akan dicerminkan pada saat setting
Data Umum Pemda dan akan mempengaruhi aplikasi secara keseluruhan.

Penetapan ini harus dilakukan di awal aplikasi dijalankan dan tidak boleh diubah
setelah aplikasi mulai dijalankan.

   

3  
 
   
Modul System Requirement SIMDA Pendapatan  

2. Kode Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sesuai


Permendagri 59/2007
Struktur kode SKPD dalam aplikasi SIMDA Pendapatan mengacu pada
Permendagri 59/2007; yakni dengan hirarki Urusan – Bidang – Unit – Sub
Unit. Kode ini akan digunakan pada saat menyusun data unit organisasi di
Pemerintah Daerah. Kode ini juga akan digunakan sebagai rujukan bagi SKPD
Pengelola Pajak.

Penetapan kode ini harus dilakukan di awal aplikasi dijalankan dan tidak boleh
diubah setelah aplikasi mulai dijalankan. Struktur tersebut hendaknya telah
disesuaikan dengan struktur yang berlaku di aplikasi SIMDA Keuangan.

3. Kode Rekening Pendapatan sesuai Permendagri


13/2006, 59/2007, 21/2011 Ditambah Satu Digit
Aplikasi SIMDA Pendapatan merupakan aplikasi pendukung bagi aplikasi
SIMDA Keuangan. Untuk itu kode rekening yang digunakan harus dapat
disinkronisasi di antara kedua aplikasi tersebut. Namun demikian aplikasi SIMDA
Pendapatan memerlukan rekening yang lebih rinci satu tingkat; sehingga hirarki
kode rekening dalam SIMDA Pendapatan selengkapnya adalah: Akun –
Kelompok – Jenis – Obyek – Rincian Obyek – Sub Rincian. Digit rekening
terakhir akan digunakan untuk menentukan tarif masing-masing pajak/retribusi
daerah.

4  
 
   
Modul System Requirement SIMDA Pendapatan  

Penetapan kode rekening ini harus dilakukan di awal aplikasi dijalankan dan
tidak boleh diubah setelah aplikasi mulai dijalankan.

4. Proses penatausahaan dimulai dari penataan NPWPD/


NPWRD
NPWPD/NPWRD berperan sangat penting bagi penatausahaan Pendapatan Asli
Daerah dalam aplikasi SIMDA Pendapatan. Pola penomoran dan pemberian
nomor untuk tiap WP/WR yang berlaku di Pemerintah Daerah harus disesuaikan
dengan yang berlaku dalam aplikasi SIMDA Pendapatan.

Berkaitan dengan penataan NPWPD/NPWRD maka implementasi SIMDA


Pendapatan akan dimulai dari entry NPWPD/NPWRD.

Hal yang penting diperhatikan antara lain:

5  
 
   
Modul System Requirement SIMDA Pendapatan  

1) Format  NPWPD  /  NPWRD  merupakan  running  number  


Format Penomoran NPWPD dan NPWRD dalam aplikasi SIMDA Pendapatan
adalah sebagai berikut:

P . 1 . 006969 . 69 . 69
[P|R] [1|2] [NPWPRD] [KEC] [KEL]

P|R = kode P atau R; P berarti Pajak, R berarti Retribusi.


1|2 = kode 1 atau 2; 1 berarti Perorangan, 2 berarti Badan
NPWPRD = enam digit nomor NPWPD/NPWRD (running number)
KEC = kode Kecamatan
KEL = kode Kelurahan / Desa

Contoh di atas dibaca: Nomor Pokok Wajib Pajak (kode P) Pribadi (kode 1)
Nomor Urut 6969 (kode WP 006969) dengan domisili di Kecamatan
NegenenZestig (kode kecamatan 69) Kelurahan GenepSalapan (Kode
kelurahan 69).

Nomor NPWPD / NPWRD dihasilkan secara running number (otomatis) dari


aplikasi, sesuai dengan urutan penerbitan NPWPD/NPWRD. Pada
implementasinya, penerbitan NPWPD/NPWRD harus dilakukan di satu
database, yang berada di SKPD Pengelola Pajak.

6  
 
   
Modul System Requirement SIMDA Pendapatan  

Format penomoran NPWPD/NPWRD dalam aplikasi SIMDA Pendapatan


merupakan format standar yang tidak dapat diubah. Jika sebelumnya telah
diterbitkan NPWPD/NPWRD dengan format berbeda, harus dilakukan
pendataan ulang untuk disesuaikan dengan format dalam aplikasi SIMDA
Pendapatan.

Karena kode Kecamatan dan Kelurahan/Desa merupakan bagian dari


penomoran NPWPD/NPWRD, maka penentuan kode Kecamatan beserta
Kelurahan/Desa tersebut harus dilakukan di awal aplikasi dijalankan dan tidak
boleh diubah setelah aplikasi mulai dijalankan.

2) Satu   NPWPD/NPWRD   untuk   Satu   WP/WR,   Meskipun   Memiliki  


Beberapa  Usaha  dengan  Beberapa  Kewajiban  Pajak/Retribusi  
Dalam aplikasi SIMDA Pendapatan, masing-masing wajib pajak dan wajib
retribusi memiliki satu NPWPD / NPWRD. Nomor pokok tersebut dapat
digunakan untuk berbagai jenis usaha, yang masing-masing usaha dapat
dikenakan beberapa kewajiban pajak/retribusi.

Ilustrasinya dapat dilihat sebagai berikut:

Wajib  Pajak/  
Retribusi   NPWPD  

Usaha  yang  
Dimiliki   Usaha  A   Usaha  B  

Jenis  Kewajiban  
Pajak   Pajak  C   Pajak  D   Pajak  D  

Apabila sebelumnya telah diterbitkan NPWPD/NPWRD dimana satu wajib


pajak/ wajib retribusi dapat memiliki beberapa nomor pokok, harus dilakukan
pendataan ulang untuk menyesuaikan dengan struktur penomoran wajib
pajak/ wajib retribusi dalam aplikasi SIMDA Pendapatan.

7  
 
   
Modul System Requirement SIMDA Pendapatan  

5. Transaksi BPHTB Dapat Diproses Meski WP Tidak


Memiliki NPWPD
Khusus untuk transaksi BPHTB, aplikasi SIMDA Pendapatan dapat memproses
meskipun WP tidak memiliki NPWPD. Apabila WP-BPHTB telah memiliki
NPWPD, maka NPWPD tersebut dapat dicantumkan sebagai informasi.

Namun demikian, Pemerintah Daerah perlu memiliki register tersendiri untuk


Nomor Objek Pajak atas BPHTB; guna mengidentifikasi obyek peralihan hak
yang dikenakan bea peralihan tersebut.

8  
 
   
Modul System Requirement SIMDA Pendapatan  

6. Pengelompokan Jenis Pajak Sesuai PP 91 Tahun 2010


Sebagaimana diatur oleh PP 91 Tahun 2010, dalam aplikasi SIMDA Pendapatan
dikenal sistem pemungutan Pajak Daerah secara self-assessment dan official-
assessment. Pajak Daerah yang pemungutannya menggunakan sistem self-
assesment meliputi Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Parkir,
Pajak Penerangan Jalan, Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan, Pajak
Sarang Burung Walet, serta Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.
Sedangkan yang menggunakan sistem official assesment adalah Pajak Reklame
dan Pajak Pengambilan Air Tanah.

Sistem self-assessment dan official-assessment perlu diterapkan dengan tegas,


SIMDA Pendapatan tidak mengakomodir penerapan official-assessment bagi
jenis pajak yang seharusnya diterapkan self-assessment.

7. WP/WR Dapat Menyetorkan Langsung Ke Bank


Aplikasi SIMDA Pendapatan mengakomodir kemungkinan WP/WR menyetor
langsung ke bank. Informasi mengenai pembayaran melalui Bendahara
Penerimaan atau langsung ke Bank, akan direkam pada saat pengisian data
untuk SSPD/SSRD.

9  
 
   
Modul System Requirement SIMDA Pendapatan  

Selanjutnya Bendahara Penerimaan dapat melakukan validasi atas setoran


tersebut melalui pembandingan dengan rekening koran yang diterima dari Bank.

Sedangkan jika WP memilih menyetor melalui Bendahara Penerimaan, maka


SSPD tersebut masih harus ditindaklanjuti dengan pembuatan STS.

Agar diperhatikan bahwa pembuatan SSPD/SSRD/STS tersebut perlu


dipisahkan antara SSPD/SSRD/STS untuk pajak, untuk PBB, untuk retribusi,
dan untuk sanksi.

8. Penyetoran Pajak Pada Sistem Self Assessment Dapat


Mendahului SPTPD
Aplikasi SIMDA Pendapatan memungkinkan penyetoran pajak sebelum maupun
sesudah dibuatnya SPTPD, khusus untuk pajak yang pemungutannya dengan
sistem self assessment.

10  
 
   
Modul System Requirement SIMDA Pendapatan  

Untuk pajak dengan sistem self-assessment, penyetoran dapat dilakukan oleh


semua pemilik NPWPD.

9. Penyetoran Pajak Pada Sistem Official Assessment


Berdasarkan Pada Surat Ketetapan Pajak Daerah
(SKPD)
Berbeda dengan sistem self assessment, penyetoran untuk sistem official
assessment dalam aplikasi SIMDA Pendapatan harus mendasarkan pada SKPD
yang telah diterbitkan.

Untuk official assessment, formulir penyetoran diawali dengan memilih SKPD


yang akan dilunasi. Aplikasi tidak akan bisa memproses SSPD yang belum ada
SKPD-nya.

11  
 
   
Modul System Requirement SIMDA Pendapatan  

10. Sistem Official Assessment Didahului dengan SPTPD


Sebagaimana dalam sistem self assessment, untuk sistem official assessment
dalam SIMDA Pendapatan juga perlu dibuatkan SPTPD.

Mengingat WP tidak menyerahkan SPTPD, maka SPTPD dibuatkan oleh


petugas di SKPD pengelola pajak.

11. Nota Perhitungan Menjadi Kertas Kerja Penerbitan


Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD)
Sebelum diterbitkan SKPD, pengelola pajak perlu membandingkan antara
SPTPD dengan SSPD masing-masing WP untuk tiap masa pajak. Proses
pembandingan tersebut dalam SIMDA Pendapatan dilakukan pada Nota
Perhitungan. Nantinya atas hasil perhitungan tersebut diterbitkanlah SKPD.

12  
 
   
Modul System Requirement SIMDA Pendapatan  

12. Penerbitan SKPD Berdasarkan Hasil Perhitungan Dari


Nota Perhitungan
Dari hasil perhitungan dalam Nota Perhitungan, diterbitkan Surat Ketetapan
Pajak Daerah, yang dalam SIMDA Pendapatan dibagi sebagai berikut:

Pemilihan input jenis SKPD yang tepat sangat diperlukan, karena rincian jenis
pajak dan pengenaannya (berikut sanksi jika ada) akan otomatis diambil dari
Nota Perhitungan.

13  
 
   
Modul System Requirement SIMDA Pendapatan  

1. SKPD-KB Diterbitkan Jika SPTPD Masa Lebih Besar Daripada SSPD


yang Sudah Disetorkan

Pembandingan dalam Nota Perhitungan mungkin menyatakan bahwa setoran


pajak yang sudah dilakukan melalui SSPD ternyata lebih kecil dibandingkan
dengan SPTPD Masa.
Kondisi ini berarti bahwa WP masih memiliki kewajiban pajak yang belum
dibayar sehingga diterbitkan SKPD-KB (Surat Ketetapan Pajak Daerah –
Kurang Bayar).

2. SKPD-N Diterbitkan Jika SPTPD Masa Sama Dengan SSPD yang Sudah
Disetorkan

Pembandingan dalam Nota Perhitungan mungkin menyatakan bahwa setoran


pajak yang sudah dilakukan melalui SSPD ternyata sama dengan
dibandingkan dengan SPTPD Masa.
Kondisi ini berarti bahwa WP tidak lagi memiliki kewajiban pajak yang belum
dibayar sehingga diterbitkan SKPD-N (Surat Ketetapan Pajak Daerah – Nihil).

3. SKPD-LB Diterbitkan Jika SPTPD Masa Lebih Besar Daripada SSPD


Yang Sudah Disetorkan

Pembandingan dalam Nota Perhitungan mungkin menyatakan bahwa setoran


pajak yang sudah dilakukan melalui SSPD ternyata lebih besar dibandingkan
dengan SPTPD Masa.
Kondisi ini berarti bahwa WP memiliki kelebihan pembayaran atas kewajiban
pajaknya sehingga diterbitkan SKPD-LB (Surat Ketetapan Pajak Daerah –
Lebih Bayar).

13. Surat Tagihan Pajak Daerah (STPD) diterbitkan jika


SKPD tidak/kurang/ terlambat dibayar
Dalam aplikasi SIMDA Pendapatan, pada SKPD yang diterbitkan terekam juga
tangal jatuh temponya.

Apabila sampai dengan tanggal jatuh tempo ternyata masih


14  
 
   
Modul System Requirement SIMDA Pendapatan  

belum/kurang/terlambat dibayar, diterbitkan Surat Tagihan Pajak Daerah (STPD)


terhadap SKPD tersebut.

Dalam STPD tersebut ditetapkan juga sanksi atas belum dibayar/kurang


dibayar/terlambat dibayarnya SKPD.

14. Penatausahaan PBB Melalui Aplikasi SISMIOP


Penatausahaan Pajak Bumi dan Bangunan (Pedesaan dan Perkotaan) tidak
termasuk dalam lingkup aplikasi SIMDA Pendapatan. Namun demikian, hasil
penatausahaan dari aplikasi SISMIOP bisa digunakan sebagai bahan masukan
bagi aplikasi SIMDA BMD; terutama data mengenai SPT yang diterbitkan
beserta pembayaran yang telah diterima atas SPT tersebut.

15  
 
   
Modul System Requirement SIMDA Pendapatan  

Perlu diperhatikan bahwa untuk melakukan impor data dari aplikasi SISMIOP,
maka aplikasi SIMDA Pendapatan harus memperoleh koneksi ke server
database SISMIOP, beserta username dan password-nya.

15. Saldo Awal Tunggakan Pajak Dicatat Per-SKPD


Pencatatan saldo awal piutang pajak dalam aplikasi SIMDA Pendapatan
dilakukan per SKPD, bukan hanya per WP. Pencatatan secara rinci ini akan
diperlukan ketika dilakukan pencatatan setoran pajak (SSPD), karena SSPD ini
harus didasarkan pada SKPD.

16  
 
   
Modul System Requirement SIMDA Pendapatan  

16. Database Antar-Tahun Dipisahkan


Di akhir tahun, harus dilakukan penutupan atas database yang berjalan.

Database kemudian beralih ke tahun berikutnya; dengan didahului proses import


data piutang, WP/WR, serta parameter-parameter dari tahun sebelumnya.

17. Pembulatan
Perhitungan pajak dan retribusi dibulatkan sampai dua desimal di belakang
koma. Dengan demikian, pembayaran pajak/retribusi dalam aplikasi SIMDA
Pendapatan harus di-entry sama persis sampai dua digit di belakang koma.
Jika pembayaran dibulatkan, dalam aplikasi SIMDA Pendapatan tetap harus di-
entry sebesar nilai yang ditetapkan dalam SKPD/SPTPD.

Contoh:
Dalam SKPD ditetapkan pajak terhutang atas WPD XYZ sebesar
Rp 234.567,69. Ketika membayar ke Bendahara Penerimaan, WPD XYZ
membayarkan dengan uang senilai Rp 234.600,00
Atas pembayaran tersebut, di-entry pembayaran ke aplikasi SIMDA Pendapatan
tetap sebesar Rp 234.567,69.

17  
 
   
Modul System Requirement SIMDA Pendapatan  

BAB III. DATA AWAL


 

Beberapa data awal yang perlu disiapkan saat memulai implementasi aplikasi
SIMDA Pendapatan diantaranya:

1. Data Umum Pemerintah Daerah


Data umum Pemerintah Daerah yang diperlukan antara lain:
1) Struktur Unit Organisasi, sampai dengan Sub Unit (sesuai dengan struktur
SIMDA Keuangan)
⊗ Kode SKPD Pengelola Pajak dan Pengelola Retribusi
⊗ Kode SKPD yang merupakan leading sector masing-masing retribusi
⊗ Data umum SKPD
2) Jabatan terkait Pengelolaan Pendapatan:
⊗ Jabatan pada SKPD Pengelola: Pendaftaran dan Pendataan,
Pendataan, Dokumentasi dan Pengolahan Data, Pemeriksa,
Penetapan, Perhitungan, Bendahara Penerimaan, Bendahara
Penerimaan Pembantu.
⊗ Penandatangan Dokumen: SPTPD, SKPD, STPD, SPTRD, Nota
Penetapan, Nota Perhitungan, SSPD Penerima, SSPD Pembayaran,
STS, Bukti Penerimaan

2. Data Umum Pajak / Retribusi


Data ini terutama berupa berbagai peraturan terkait dengan umum pajak /
retribusi. Diantaranya adalah:
1) Peraturan terkait pengelolaan pajak dan retribusi daerah; baik Perda
maupun Perkada (nomor/tanggal, uraian, dan tanggal berlaku)
2) Rekening (sesuai SIMDA Keuangan)
⊗ Aset – terutama Kas Daerah dan Piutang
⊗ Pendapatan – terutama PAD; beserta tarif masing-masing sub rincian
obyek (SIMDA Pendapatan lebih dalam satu level dibanding SIMDA
Keuangan), beserta peraturan yang mendasarinya
⊗ Mapping antara rekening retribusi dengan SKPD yang mengelola
retribusi tersebut.
3) Kecamatan dan Kelurahan di wilayah Pemerintah Daerah; kode 99
dicadangkan untuk kecamatan/kelurahan di luar Pemda bersangkutan.
4) Rekening Bank untuk penerimaan pendapatan agar dapat dilakukan ekspor
impor ke SIMDA Keuangan.
5) Batas siklus perpajakan: penyampaian SPTPD, Teguran SPTPD,
pembayaran pajak self-assessment, pembayaran SKPD (official
assessment), pembayaran STPD.

18  
 
   
Modul System Requirement SIMDA Pendapatan  

6) Lokasi-lokasi Reklame (berdasarkan kelas) beserta tata cara perhitungan


pengenaan pajak reklame
7) Harga satuan listrik dan biaya satuan beban untuk Pajak Penerangan Jalan
8) Perhitungan Sanksi; default-nya sesuai peraturan perundangan yang
berlaku
9) BPHTB, default-nya sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
10) Pilihan pola pre-number untuk SPTPD, Nota Perhitungan, SKPD, dan
SSPD; atau akan menggunakan penomoran manual.

3. Data Wajib Pajak / Wajib Retribusi


Data Wajib Pajak / Wajib Retribusi diperlukan untuk menyusun basis data bagi
aplikasi SIMDA Pendapatan. Data tersebut harus sudah dikelompokkan dalam
hirarki yang sesuai dengan aplikasi SIMDA Pendapatan, yaitu dengan pola:

Wajib  Pajak/  Retribusi   NPWPD  

Usaha  yang  Dimiliki   Usaha  A   Usaha  B  

Jenis  Kewajiban  Pajak   Pajak  C   Pajak  D   Pajak  D  

Pengelompokan tersebut akan mempermudah proses input basis data wajib


pajak/ wajib retribusi ke dalam aplikasi SIMDA Pendapatan.

4. Data Piutang Pajak


Setelah data wajib pajak selesai di-input, barulah data piutang pajak dapat di-
input. Data Piutang Pajak harus disiapkan per-SKPD (Surat Ketetapan Pajak
Daerah), bukan hanya per-WP (Wajib Pajak). Nantinya pembayaran piutang
pajak tersebut akan dibuatkan SSPD berdasarkan masing-masing SKPD
tersebut.

SKPD   Piutang  
WPD  
SKPD   Piutang  

19  
 
   
Modul System Requirement SIMDA Pendapatan  

Tim Aplikasi SIMDA

Pengarah
Dadang Kurnia
Penanggung Jawab
Iskandar Novianto
Wakil Penanggung Jawab
R.B. Belly D.
Aisyah
Anggota
Meidijanto
Irene YK
Stefanus Hananto
Wiwik Priyantoro
Iwan Ari Sulistiyono
Dwi Iwan Susanto
Hanin Widagdo
Agus Budi Priyono
Achmad Roziqin
Jati Kusuma
Yadi Yose Safari
Agviani Devi
Minang Firmansyah
Herry Sulistyo
Dora Bernadisman

With memories of our faithful friend


Hj. Nur Israini
You are missed beyond measure.

Document Last Update 20151103 based on Application Version 1.2.1.01

20  
 
 

Tim  Aplikasi  SIMDA  


Gedung  BPKP  Pusat  Lantai  10  Ruang  SIMDA  
Jl  Pramuka  33  Jakarta  Timur  1312  
Telp.  +62  21  85910031  ext  1029  
Fax  +62  21  85910031  
Twitter  @simdaindonesia  
Email:  simda@bpkp.go.id  
Email:  timaplikasi@yahoo.com    
Web:  www.simda-­‐online.com    

 
 

Anda mungkin juga menyukai