DISUSUN OLEH :
3.Fitri syarwito
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN
PEKANBARU
2020
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa pemurah lagi maha
penyayang.Dengan rahmat dan hidayah serta karunia-Nya kami dapat menyelesaikan
tugas makalah ini untuk mata kuliah manajemen keuangan syariah ini dengan abik
walaupun kurang sempurna.Dan tak lupa ribuan terima kasih kepada bapak AFVAN
AQUINO,SEM.SI selaku dosen pembimbing untuk mata kuliah manajemen
keuangan sayraiah serta teman-teman yang membantu pembuatan makalah ini hingga
selesai.
Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca khususnya
bagi mahasiswa/I di UNIVERSITAS LANCANG KUNING dan dapat dijadikan
sebagai sarana untuk meningkatkan pembelajaran.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Penulisan 2
BAB II PEMBAHASAN
B.Sejarah Riba 4
Kesimpulan 10
Daftar pustaka 11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Disisi lain,kita dihadapkan pada suatu kenyataan bahwa praktik riba yang menambah
keberbagai Negara ini sulit diberantaskan,sehingga berbagai penguasa terpaksa
melakukan pengaturan untuk bisnis pembungaan uang.
B. Rumusan masalah
1
C. Tujuan masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
Bunga uang juga disebut dengan intrest,unsur utama yang dilarang oleh islam ialah
bunga yakni riba,islam menganggap bahwa riba sebagai unsur buruk yang merusak
masyarakat ekonomi,social maupun moral,oleh karena itu al quran melarang umat
islam memberi atau memakan riba.
1. Perintah awal dari Allah sekedar mengingatkan manusia bahwa riba itu tidak
akan menambah kekayaan individu maupun Negara,sebaliknya akan
mengurangi kekayaan.(ar rum:39)
2. Perintah kedua melarang umat islam dilarang mengambil bunga sekiranya
mereka menginginkan kebahagiaan yang hakiki,ketegangan pikiran dan
kejayaan hidup (an nisaa:160.1)
3. Peratura pertama melarang manusia memaka riba,selain itu ayat ini juga
menjelaskan bahwa sifat umum riba adalah berlipat ganda (ali Imran:130)
4. Seterusnya seteganya orang mulanya mencampur adukan jual beli dengan
kegiatan riba.
3
B.SEJARAH RIBA
Namun orang yahudi menganggap bahwa riba itu hanyalah terlarang kalau di
kalangan-kalangan sesame yahudi,tetapi tidak dilarang bagi kalangan non yahudi,hal
tersebut terdapat dalam kitab ayat 19 pasal 23:janganlah kau membungakan kepada
saudaramu baik uang atau bahan makanan,ataupun yang dapat dibungakan.
Dengan demikian ketetapan ayat tersebut tidak hanya terbatas haramnya riba dalam
kredit konsumtif jika kita telah mengetahuinya bahwa sebagian besar kredit yang
dikeluarkan pada waktu itu bersifat produktif.
4
dikalangan masyarakat yahudi sebelum datangnya islam,sehingga masyarakat arab
pun sebelum dan pada masa awal islam melakukan muaamalah dengan cara tersebut.
Apabila kita didasarkan pada pengertian riba yang tercantum dalam surat ar rum ayat
39,ayat ini hanya sebagai ancang-ancang Allah di dalam menerapkan hukum larangan
riba pada ayat yang diturunkan kemudiannya.Berdasarkan ayat diatas selanjutnya
Allah menurunkan ayat yang melarang tegas terhadap kegiatan riba yang didalamnya
mengandung 3 pengertian:
Ulama fiqih sebagaimana di jelaskan oleh Abu suraI Abdul Hadi (1993)membagi
riba menjadi 2 macam yaitu riba fadl dan riba nasiah
1. Riba fadl adlah riba yang berlaku dalam jual beli yang didefinisika oleh paara
ulama fiqih dengan kelebihan pada salah satu harta sejenis yang diperjual
belikan dengan ukuran syara adalah timbangan atau ukuran tertentu.
2. Riba nasiah adalah riba kelebihan atas piutang yang diberikan orang yang
berutang kepada pemilik modal ketika waktu yang disepakati jatuh
tempo,apabila waktu jatuh tempo sudah tiba ternyata orang yang berhutang
tidak sanggup membayar utang dan kelebihannya maka waktunya bisa
diperpanjang dan jumlah utang bertambah pula.
Akhirnya ada perbedaan pendapat tentang kedua riba tersebut dikalangan para ulama
fiqih.Menurut madzab hanafi dalam salah satu riwayat dari imam Ahmad bin Hambal
riba fadl ini hanya berlaku dalam timbangan atau taakaran harta yang sejenis,bukan
terhadap nilai harta,apabila yag dijadikan ukuran adalah nilai harta,maka kelebihan
yang terjadi tidak termasuk riba fadl.
5
Pelarangan riba nasiaah mempunyai pengertian bahwa keutungan positif atas uang
yang harus dikembalikan atas suatu pinjaman atas suatu imbalan.
6
Berikut hubungan riba dengan masalah keuangan,antara lain:
Islam memandang uang sebagai sarana penukar dan penyimpan nilai,tetapi bukanlah
baarang dagangan.Didalam ekonomi islam,uang bukanlah modal.Sementara ini kita
sering salah kaprah menempatkan uang.Uang sering kita sama artikan dengan modal
(capital).Uang adalah barang public (public goods).Uang bukan barang monopoli
seseorang.Jadi semua orang berhak memiliki uang yang berlaku disuatu
negar.Sementara modal adalah barang pribadi atau per orang.Jika uang sebagai flow
concept maka modal sebagai stock concept.Secara definisi uang adalah benda yang
dijadikan sebagai ukuran dan penyimpanan nilai semua barang.
Menurut Ibn Taymiyah,uang dalam islam adalah sebagai alat tukar dan alat ukur
nilai.Melalui uang nilai suatu barang akan diketahui,dan mereka tidak
menggunakannya untuk diri sendiri atau dikonsumsi.Sedangkan menurut al-
Gazali,uang bagaikan kaca,kaca tidak memiliki warna,tetapi ia dapat merefleksikan
semua warna.Uang tidak memiliki harga,tetapi uang dapat merefleksikan semua
harga.
Dapat disimpulkan bahwa fungsi uang adalah sebagai media pertukaran (untuk
transaksi),jaga-jaga/investasi,dan satuan hitung untuk pembayaran.
7
yang melaksanakannya.Oleh karena itu,siapapun pelakunya tanpa memandang
suku,agama,dan ras,secara sunnahtullah,ia akan mendapatkan keuntungan dunia.
Ukuran kesejahteraan masyarakat menurut islam adlah dilihat dari beberapa banyak
kemampuan masyarakat dapat memenuhi kewajiban membayar zakat.Pembayaran
zakat disamping sebagai ukuran tingkat ketakwaa kaum muslimin terhadap ajaran
agamanya juga dapat dijadikan ukuran tingkat kemakmuran suatu
masyarakat.Semakin banyak kaum muslim yang membayar zakat,berarti semakin
tinggi tingkat kemakmuran masyarakat tersebut.Melalui zakat (waqaf) dapat dicapai
pemenuhan kebutuhan public.
8
Kalau dicermati salah satu ayat al-quran surat al-Baqarah (276) menunjukkan suatu
kondisi hubungan terbalik antara infaq,zakat,dengan riba.Allah menegaskan dalam
ayat tersebut Allah menghapuskan riba dan menyuburkan sedekah.Ayat ini
mengindikasikan implikasi fungsi hubungan terbalik dari dua variabel dapat
dilukiskan sebagai berikut :
Infak = f (Riba).
9
BAB III
PENUTUP
Persolan riba telah ada sejak orang mulai berbicara tentang hubungan perdagangan
dan keuangan.Riba adalah tambahan yang dilakukan secara bathiil,sangat
mempengaruhi pelakunya dalam sisiekonomi dan social.Secara ekonomi,riba dapat
menimbulkan inflasi ekonomi,sebagai akibat dari bunga sebagai biaya uang.Hal
tersebut disebabkan karena salah satu elemen dari penentuan harga adalah suku
bunga.Semakin tinggi suku bunga,semakin tinggi juga yang akan ditetapkan pada
suatu barang.Dampak lainnya adalah bahwa utang dengan rendahnya tingkat
penerimaan peminjam dan tingginya biaya bunga,akan menjadikan peminjam tidak
pernah keluar dari ketergantungan,terlebih lagi bila bunga uang tersebut dibungakan.
10
DAFTAR PUSTAKA
11