Anda di halaman 1dari 19

I.

Contoh kasus

Nama : Nn. A
Usia : 21 thn
Agama : Islam
Alamat : Bulukumba

Keluhan :
Pada Nn. A datang kebidan dan mengeluh bahwa
siklus mestruasinya tidak teratu atau mengalami
gangguan haid. Dalam 2 bulan terakhir ini ia belum
haid sama sekali, tetapi biasanya ia haid setaip bulan.
Hormon apa saja yang menghambat atau
memperlambat haid pada Ny. A tersebut ? Serta Obat
apa saja yang dapat digunakan untuk mengatasi
masalah tersebut ?
PEMBAHASAN

I. Definisi Hormon
Hormone merupakan senyawa kimia, berupa protein yang mempunyai
fungsi untuk memacu atau meningkatkan proses metabolisme tubuh. Dengan
adanya hormon dalam tubuh maka organ akan berfungsi menjadi lebih baik.
Pada makhluk hidup, khususnya manusia hormone dihasilkan oleh kelenjar
yang tersebar dalam tubuh. Cara kerja hormone didalam tubuh tidak dapat
diketahui secara cepat perubahannya. Akan tetapi memerlukan waktu yang
lama. Tidak seperti system saraf yang cara kerjanya dengan cepat dapat dilihat
perubahannya. Hal ini karena hormone yang dihasilkan akan langsung
diedarkan oleh darah melalui pembuluh darah, sehingga memerlukan waktu
yang panjang.
Bila terjadi kelebihan hormone pada masa pertumbuhan akan
mengakibatkan pertumbuhan yang tidak terkendali / menjadi lebih cepat.
Pertumbuhan yang seperti ini dikenal dengan gigantisme. Sedangkan bila
terjadi kelebihan hormone ini terjadi pada masa dewasa akan
mengakibatkatkan pertumbuhan yang tidak normal pada beberapa bagian
organ tubuh. Hal yang paling terlihat adalah pertumbuhan jari tangan yang
tidak normal, seperti membesar dan bengkak serta raut wajah yang kelihatan
lebih tebaAal kulitnya, dan memanjang. Pertumbuhan yang serti ini dikenal
dengan akromegali.
Kelenjar endokrin melepaskan zat kimia endogen yang disebut hormone,
kedalam aliran darah untuk mengatur fungsi jaringan sel saraf. Kelenjar
hipifisis sesungguhnya mengatur semua kelenjar endokrin dan sering disebut “
pemimpin kelenjar”. Dibagi secara anatomi dan fungsional menjadi lobus
anterior dan posterior ( James Olson, 2016).
II. Jenis – Jenis Hormon
a. Hormon Hipofisis Anterior
Hipotalamus mensekresi subtansi pelepas dan penghambat kedalam
faskulatur hipofisis anterior, dengan demikian mengatur fungsi hipofisis
anterior. Sekresi hipofisis juga dikendalikan oleh control umpan balik melalui
hormone yang bersirkulasi. System endokrin yang dapat di pengharui oleh
hipofisis anterior adalah:

1. Hormon Seks
Hormon glikoprotein hipofisis, luteinzing hormone ( LH ) dan follicle
stimulating hormone (FSH), mengendalikan sintesis steroid seks,
spermatogenesis, pembentuk folikel dan menstruasi. Steroid seks yang
bersirkulasi menghambat pelepasan LH dan PSH: inhibin, peptide yang
disintesis dalam gonad, secara selekttif menghambat FSH. Agonis GnRH
sintetis pada awalnya merangsang sekresi LH dan FSH. Nafarelin asetat
(Synarel) adalah spray hidung yang diindikasikan untuk endomettriosis.
Histrelin asetat (Supprelin) adalah injeksi subkutan yang diindikasikan
untuk pubertas prekoks ( James Olson, 2016).

2. Steroid Adrenal
Corticotropin-releasing factor (CRF), faktor pelepas hipotalamus,
merangsang pelepasan kortikotropin (ACTH) dari kelenjar hipofis. ACHT
merangsang kelenjar adrenal memproduksi hormone kortikosteroid.
Pemecahan precursor pro-opiomelanokortin (POMC) menghasilkan
ACHT dan glikoprotein lain, ß-lipoprotein. ß-lipoprotein selanjutnya
berubah menjadi endorphin peptide opioid endogeng. Demikian juga,
melanochyte stimulating hormone (MSH) berasal dari pemecahan ACTH (
James Olson, 2016).

3. Hormone Tiroid
Thyroid stimulating hormone (TSH), yang dilepaskan oleh kelenjar
hipofisis, memudahkan sintesis dan pelepasan tiroksin (T4) dan
triiodotironin (T3), TSH adalah glikoprotein yang terdiri dari dua rantai,
disebut ά dan ß. Rantai ά dan ß. Rant ά dan ß άTSH identic dengan rantai
ά TSH identic dengan rantai ά FSH, LH dan human chorionic
gonadotropin (hCG). Pelepasan TSH dirangsang oleh thyrotropin-
releasing factor (TRH), sebuah peptide hipotalamus. T3 dan T4 serum
adalah penghambat umpan balik sintesis TSH, juga bekerja sebagai
antagonis TRH pada hipofisis ( James Olson, 2016).

4. Prolactin
Prolactin adalah hormone hipofisis anterior yang menginduksi sekresi
susu dari payudara wanita yang sedang menyusui. Stimulasi putting susu
meningkatkan pelepasan prolactin dan dopamine menghambat pelepasan
prolactin ( James Olson, 2016).

b. Hormon Hipofisis Posterior


Hipofisis posterior menyimpan dan melepaskan dua oktapeptida,
vasopressin dan oksitosin, yang disintesis dalam nucleus supraoptik dan
paraventrikular hipotalamus. Kedua polipeptida dibawa ke ujung saraf
hipotalamus dalam hipofisis posterior oleh protein transport, neurofisin
(James Olson, 2016).
 Vasopressin
Peptida vosopresin arginine (AVP, hormon antidiuretic) meningkatkan
reabsorbsi air dalam tubulus distal dan duktus koligentes ginjal dan
membuat pembuluh darah vasokonstriksi. Hormone ini dilepaskan
dariterminal saraf hipofisis sebagai respon terhadap hipotensi ( James
Olson, 2016).
 Oksitosin
Hipofis posterior jugamelepaskan oksitosin, oktapeptidayang
dibedakan dari vasopressin dengan dua asam amino. Oksitosin
mengginduksi kontraksi uterus hamil dan mendorong pengeluaran susu
dari payudara wanita setelah melahirkan ( James Olson, 2016).

 Hormon Yang Berperan Dalam Reproduksi Wanita


Fungsi reproduksi manusia diatur oleh hipotalamus. Sebagai pusat
pengatur hemostasis, hipotalamus mengatur pengeluaran hormone yang
bekerja pada gonad. Gonadotropin relaasing ormon (GnrH)N yang
disekresikan darihipotalamus akan berkaitan dengan reseptor gonadotenops
dihipofisis anterior merangsang pengeluaran gonadottropine hormone (LH
dan FSH) masuk kedalam aliran darah menuju gonad. Digonad LH dan FSH
menstimulasi sekresi hormone steroid reproduksi seperti testeron, esrogen dan
progesterone. Hormone reproduksi menghambat sekresi GnRH dan Gonotropi
hormone melalui umpan balik negative ( Erlia Narulita dan Jekti Prihatin,
2017 ).
Ada beberapa hormon yang ikut berperan penting dalam siklus menstruasi
yaitu Lutenaizing hormone (LH), follicle-stimulatinghormone (FSH),
estrogen dan progesteron, semua itu berperan dalam 3 tahap siklus
endometrium yang pertama yaitu berperan dalam fase proliferasi ( penebalan
endomertrium), fase sekresi (pelepasan sel telur), dan menstruasi (Berliana
Irianti, 2019).
 Gonadotropin Releasing Hormon
Lutenaizing hormone (LH) dan follicle-stimulatinghormone (FSH)
disebut juga hormone gonadotropain karena menstimulasi gonad. Gonad
memang bukan organ esensial untuk hidup, tetapi esensial untuk
reproduksi. Sebagian besar sel gonadotroph hanya mensekresikan LH atau
FSH, tetapi sebagian lagi mensekresikan kedua hormone. Kedua hormone
ini hanya berpengharu di testis dan ovarium. Bersama keduanya mengatur
fungsi reproduksi laki-laki dan perempuan. ( Erlia Narulita dan Jekti
Prihatin, 2017 ).

 Luteunizing Hormone (LH)


Pada laki-laki dan perempuan, LH menstimulasi sekresi hormone
steroid dan organ reproduksi. Pada testis, LH berikatan dengan
reseptornya di interstitial sel ( sel leyding), menstimulasi sintesa dari
sekrei testosterone yang kemudian diubah menjadi estriogen LH,
mensekresikan testosterone yang kemudian diubah menjadi estrogen oleh
granulosa. Pada wanita, pelepasan dari sel telur yang matang di ovarium
dipicu oleh lonjokan sekresi LH yang besar dikenal sebagai preovulatory
LH surge. Sel-sel sisa dalam folikel ovarium berploriferasi menjadi korpus
luteum, yang kemudian mensekresikan hormone steroid progesterone dan
estradiol. Progesterone menyebabkan petambahan vascular dingin
endometrium dan penting untuk mempertahankan kehamilan. Pada
sebagian mamalia, LH diperlukan untuk melanjutkan perkembangan dan
fungsi corpus liteum. LH berfungsi, sebagai mengatur ovulasi dan
pembentukan korpus lutcum ( badan kelenjar yang menghasilkan hormone
pregesteron) ( Erlia Narulita dan Jekti Prihatin, 2017 ).
 Follicle Stimulating Hormon (FSH)
Seperti namanya, FSH menstimulasi pematangan folikel ovarium.
Primary folikel yang terdiri atas satu lapis sel, oleh FSH akan berkembang
menjadi folikel sekunder yang ditandai dengan terbentunkany sel-sel
granulosa. Pemberian FSH pada manusia dan hewan memacu
superovulasi, atau perkembangan folikel ovarium matang lebih dan jumlah
biasanya. FSH juga berguna untuk spermatogenesis FSH, yang berfungsi
membantu perkembangan folikel pada induk telur dan pembentukan
estrogen ( Erlia Narulita dan Jekti Prihatin, 2017 ).

 Estrogen
Estrogen merupakan salah satu hormone pada betina. Hormone ini
terutama disekresi oleh se-sel granulosa penyusun folikel ovarium.
Esterogen bekerja terhadap mukosa uterus (endometrium) untuk
mempersiapkan proses lebih lanjut dari sel telur yang telah dibuahi.
Estrogen berperan peting pada masaknya folikel, ovolusi, pembuahan,
transport, sel telur yang dibuahi ke dinding uterus dan penyarangannya.
Hormone estrogen yang mengatur perkembangan dan ciri-ciri kewanitaan.
Hormone ini di produksi di dalam indung telur, plasenta dan ginjal kecil.
Zat-zat estrogen digunakan untuk terapi subtitusi pada keluhan
klimaterum, menekan laktasi, menekan opulasi dan pengobatan
osteoforosis sesudah menopaus. Preparat kombinasi estrogen dan
progesterone digunakan untuk didiagnosa kehamilan dan pengobatan
amenorea sekunder( haid sekunder) ( Erlia Narulita dan Jekti Prihatin,
2017 ).
 Progesterone
Progesterone adalah hormone yang dikeluarkan oleh badan kuning
( korpus luteum) dibawah pengaruh hormone gonadotropin. Hormone ini
mempengharui endometrium dari fase proliferakarena pengaruh estrogen,
ke fase sekresi agar telur yang dibuahi dapat bersarang dan berkembang
lebih lanjut. Kemudian hormone ini juga berfungsi menjaga kehamilan
dari keguguran. Progesron, hormone ini sebagai pelindung kehamilan
yang diproduksi oleh korpus luteum dalam indung telur.
Dalam pengobatan, progestagen digunakan untuk:
1. Mencegah kehamilan pad pil KB.
2. Mencegah keguguran akibat kurang sekresi progesterone.
3. Terapi subtitusi pada keadaan klimakterium dan menopause.
4. Pada gangguan haid.
5. Pada endometriosis dan kemandulan yang diakibatkannya.

III. Jenis Sediaan Obat Hormon


1. Colomphinen citrate (clomid)
 Definisi

Golongan Hormon sintesis

Provula, Profertil, Pinfetil, GP-Fertil,


Merek dagang Genoclom, Fervula, Fertin, Dipthen,
Clomifil, Clovertil, Clomifene Citrate,
Blesifen
Bentuk Tablet

Colomphinen citrate (clomid) adalah obat yang digunakan


untuk mengatasi infertilitas ( ketidaksuburan) akibat tidak terjadiya
ovulasi (pelepasael telur yang telah matang dari ovarium). Obat ini
sering menjadi pilihan utama untukmengobati infertilitas, karena
efektif dan telah digunakan selama lebih dari 25 thn (Nur Laila
Fatimah, 2014).

 Mekanaisme kerja
Colomphinen citrate bekerja dengan cara menduduki reseptor
estrogen di hipotalamus dan pituitari anterior sehingga meningkatkan
sekresi hormon-hormon gonadotropin, yaitu follicle stimulating
hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH). FSH dan LH bekerja
pada ovarium untuk pengembangan dan pematangan folikel yang
mengandung sel telur, serta untuk menginduksi ovulasi (Sylvi Irawati,
2012).

 Indikasi
Obat ini digunakan untuk merangsang perkembangan sel telur
di indung telur. Obat ini merupakan golongan antiestrogen yang
menyebabkan kelenjar hipofisis melepaskan lebih banyak FSH dan LH
yang merangsang pertumbuhan folikel pada indung telur. Obat ini
merupakan golongan antiestrogen yang menyebabkan kelenjare
hipofisis melepaskan lebih banyak FSH dan LH yang merangsan
pertumbuhan folikel pada indung telur (Sylvi Irawati, 2012).

 Kontraindikasi

Pendarahan tidak normal atau tidak teratur penglihatan kabur,


mual, kembung, sakit kepala, nyeri payudara, dan perubahan suasana
hati (Nur Laila Fatimah, 2014).

 Dosis
Penggunaan dosis awal clomiphene citrate adalah 50 miligram
perhari selama lima hari. Obat diminum secara oral mulai hari haid ke
3-5, jika dalam penggunaannya tidak terjadi ovulasi seperti yang
diharapkan, dosis 50 mg standar dapat ditingkatkan berdasarkan
kebijaksanaan dokter. Sebagian dokter menyatakan dalam pengobatan
dengan obat ini tidak lebih dari 6 bulan. Oral 1 dd 5 mg selama 5 hari,
dimulai pada hari haid ke-5. Bila perlu dapat langsung secara siklis
(Nur Laila Fatimah, 2014).

Dosis klomifen yang digunakan untuk menginduksi ovulasi


adalah 50mg sekali sehari selama 5 hari, bisa dimulai dalam 5 hari
sejak hari pertama menstruasi, dapat dipilih pada hari ke-2,13 3, 4,
atau 5. Bila siklus menstruasi tidak teratur, biasanya diberikan
progestin untuk menginduksi menstruasi.Waktu yang tepat untuk
berhubungan seksual sangat penting dalam mendukung keberhasilan
terapi klomifen Hari pertama menstruasi disebut hari pertama siklus.
Ovulasi biasanya terjadi 5-10 hari setelah satu siklus pengobatan
klomifen, atau antara hari ke14 dan hari ke-19 siklus menstruasi.
Pasangan dianjurkan melakukan hubungan seksual teratur mulai dari
hari ke-10 siklus menstruasi. Bila ovulasi tidak terjadi, siklus
pengobatan klomifen dapat diulang menggunakan dosis 100mg sekali
sehari selama 5 hari pengulangan ini dilakukan minimum 30 hari
setelah siklus pengobatan sebelumnya. Bila ovulasi terjadi, tetapi
kehamilan tidak terjadi, tidak ada manfaatnya meningkatkan dosis
klomifen pada siklus pengobatan berikutnya. Tiga siklus pengobatan
seharusnya sudah cukup untuk memberikan hasil yang diharapkan
karena sebagian besar pasien seharusnya responsif terhadap satu siklus
pengobatan klomifen. Bila setelah 3 siklus pengobatan klomifen
terjadi ovulasi, namun tidak terjadi kehamilan, maka penggunaan
klomifen tidak direkomendasikan untuk dilanjutkan. Penggunaan
klomifen sebanyak 12 siklus atau lebih berhubungan dengan
meningkatnya risiko kanker ovarium (Nur Laila Fatimah, 2014).

 Efek Samping

Efek samping dari clomiphene umumnya ringan, seperti


penglihatan kabur, mual, kembung, sakit kepala, nyeri payudara, dan
perubahan suasana hati (Nur Laila Fatimah, 2014).

2. Progestin
 Definisi
Golongan Hormon

Merek Dagang Crinone, Cygest, Utrogestan

Pessary, kapsul lunak, tablet, dan


suntik.

Bentuk
P

Progestin adalah hormone-hormon endogeng yang


menghasilkan sejumlah kerja fisiologis. Pada wanita kerjanya meliputi
efek- efek perkembangan, kerja neureondokrin yang terlibat untuk
mengontrol ovulasi, persiapan siklus saluran reproduksi untuk fertilitas
dan implantasi dan kerja utama pada metabolism mineral, karbohidrat,
protein, dan lipid. Penggunaan obat ini adalah untuk terapi pergantian
hormone pada wanita pascamenopause, dan untuk kontrasepsi, tetapi
senyawa dan dosis spesifik yang digunakan dua ini pokoknya
berbeda(Joel G. Harman dan Lee. E . limbird, 2017 )
Meskipun kontrasepsi oral terutama digunakan untuk
mencegah kehamilan, obat ini juga memiliki manfaat kesehatan yang
segnifikan selain sebagai kontrasesi. Tersedianya senyawa dari bahan-
bahan alam dan sintesis untuk penggunaan oral dan parental (Joel G.
Harman dan Lee. E . limbird, 2017 ).
Selain itu juga tersedia antagonis receptor-estrogen dan
antagoni reseptor-progesteron penggunaan utama anti estrogen adalah
untuk pengobatan kangker payudara yang responsive terhadap
hormone. Pengobatan invertilitas wanita merupakan kegunaan yang
paling umum senyawa antagonis ini dalam ginekologi. Hingga
sekarang, penggunaan utama anti progestin adalah untuk aborsi karena
alasan medis, tetapi penggunaan lainnya sedang dikembangkan (Joel
G. Harman dan Lee. E . limbird, 2017 ).

 Mekanisme kerja
Menginduksi sintesis protein spesifik melalui resoptor intrasel.
Di metabolisme oleh hati menjadi glukuronida atau konjugat sulfat.
Sebagian besar dosis awal cepat didegradasi oleh metabolism lintasa
pertama, sehingga progesterone tidak mencapai jaringan target bila
diberikan secara oral. Progestin sintetis, sebaliknya, tidak rentan
terhadap metabolisme lintasan pertama sehangga dapat diberikan
secara oral. (James Olson, 2016).
Menekan ovulasi dengan penghambatan umpan balik pada
hipotalamus dan hipofisis estrogen menekan FSH dan perogestin
menekan LH. Selain itu, esteroid secara langsung menyebabkan
penebalan mukosa serviks dan membuat endometrium” tidak baik”
untuk implantasi. (James Olson, 2016).

 Indikasi
Kontrasepsi, perdarahan menstruasi, hemoragi atau tidak
teratur, karsinoma endometrium, hipofentilasi (James Olson, 2016).

 Kontraindikasi
Kehamilan (teratogenik), neoplasma tergantung progestin
siklus menstruasi, perdarahan pervagina dan kerusakan hati da
kecurigaan kehamilan (James Olson, 2016).

 Dosis
Pil yang berisi steroid aktif diminum selama 21 hari dari siklus
28 hari. Plesebo atau pil besi diminum pada 7 hari selebihnya tidak
untuk mempertahankan pemberian dosis 1 pil perhari.(James Olson,
2016).

 Efek samping
Maskulinasasi pada penggunaan lama, lain-lain toksisitas
minimal. Efek yang tidak diinginkan. Pormolasi yang diperbaiki
secara dramatis menurunkan efek samping seperti pil KB. Efek
samping yang paling sering adalah mual, muntah, nyeri tekan
payudara, retensi air, dan pertambahan berat badan. Efek samping
yang lebih jarang tetapi lebih serius adalah peningkatan resiko episode
tromboemboli, adenoma hati struk henmoragik, kanker endometrium
(James Olson, 2016).

IV. Jawaban Kasus


Dari kasus diatas dapat di jelaskan bahwa hormon yang mempengaruhi
terhambatnya proses menstruasi yaitu :
 Gonadotropin Releasing Hormon
Sebagian besar sel gonadotroph hanya mensekresikan LH atau FSH,
tetapi sebagian lagi mensekresikan kedua hormone. Kedua hormone ini
hanya berpengaruh di testis dan ovarium.
 Luteunizing Hormone (LH)
LH berfungsi, sebagai mengatur ovulasi dan pembentukan korpus
lutcum ( badan kelenjar yang menghasilkan hormone pregesteron)
 Follicle Stimulating Hormon (FSH)
FSH juga berguna untuk spermatogenesis. FSH, yang berfungsi
membantu perkembangan folikel pada induk telur dan pembentukan .

 Estrogen
Estrogen berperan peting pada masaknya folikel, ovolusi, pembuahan,
transport, sel telur yang dibuahi ke dinding uterus dan penyarangannya.
Hormone estrogen yang mengatur perkembangan dan ciri-ciri kewanitaan.
Hormone ini di produksi di dalam indung telur, plasenta dan ginjal kecil.
 Progesterone
Progesron, hormone ini sebagai pelindung kehamilan yang diproduksi
oleh korpus luteum dalam indung telur.

Adapun obat yang di gunakan untuk mengatasi terhambatnya siklus menstruasi


yaitu :
 Colomphinen citrate (clomid)
Colomphinen citrate (clomid) adalah obat yang digunakan untuk
mengatasi infertilitas ( ketidaksuburan) akibat tidak terjadiya ovulasi
(pelepasan sel telur yang telah matang dari ovarium).
 Progestin
Progestin adalah hormone-hormon endogeng yang menghasilkan
sejumlah kerja fisiologis.

DAFTAR PUSTAKA
Berlina Irianti, 2019. Hubungan Volume Darah Pada Saat Menstruasi Dengan
Kejadian Anamia pada Mahasiswa Akanemi Kebidanan
Internasional Pekan Baru Tahun 2014. Ensiklopedia of Jurnal.
Vol 1. No. 2

Erlia Narulita & Jekti Prihatin, 2017. Kontrasepsi Hormonal Jenis Fisiologi Dan
Pengaruhnya Bagi Rahim. Jakarta : UPT Universitas Jamber.

Harman G Joel, 2017. Dasar Farmakologi Terapi. Jakarta : Buku Kedokteran


EGC.

James Olson, 2016. Belajar Mudah Farmakologi. Jakarta: Buku Kedokteran


EGC.

Nur Laila Fatimah, 2014. Mengenal Obat Obat Hormon Peningkat Kesuburan:
Majalah Kesehatan Muslim.

Syivi Irawati. 2012. Terapi Farmakologi Interfertilitas Pada Wanita. Buletin


Rasional. Vol 10. No. 2.

V. Jawaban dan Pertanyaan


1. Mengapa hormon estrogen yang mengatur perkembangan ciri-ciri
kewanitaan coba anda jelaskan?
Jawaban:
Karena hormon estrogen memiliki fungsi untuk mengatur
perkembangan seksual pada wanita. Dimana hormon khusus
wanita diproduksi oleh tubuh dan memberi kontribusi pada
siklus menstruasi, pertumbuhan dan perkembangan payudara,
serta berhubungan dengan kehamilan.
Yang bertanya : Asmita Musdalifa
Yang menjawab : Nurhalisa Mulida

2. Coba anda jelaskan apa itu hormon FSH dan LH serta mekanisme
kerjanya?
Jawaban :
 FSH (Folicle Stimulating Hormone) merupakan
hormon yang diproduksi oleh sel basal hipofisis anterior
sebagai respon dari Gonadotropin Realising Hormone
(GnRH) yang di produksi pada hipotalamus. Selama siklus
mestruasi berlangsung hormon ini mempunyai jumlah yang
bervariasi, serta memiliki jumlah yang banyak tepat
sebelum ovulasi (pelepasan sel telur). Dengan demikian
dapat diketahui, pada wanita hormon FSH memiliki fungsi
untuk membantu dalam mengontrol siklus menstruasi serta
prosuksi telur yang dilakukan oleh indung telur.
 Mekanisme kerja FSH
 Untuk wanita, LH merangsang produksi hormon
estrogen dan progesterone di indung telur. Gelombang
LH dalam siklus pertengahan menstruasi bertanggung
jawab untuk ovulasi, dan sekresi LH terus kemudian
merangsang korpus luteum untuk menghasilkan fungsi
hormon progesteron agar bisa bekerja dengan baik.
 Untuk laki – laki,  LH merangsang produksi testoteron
dari sel –  sel intersti – trial testis ( sel leydig ). FSH
merangsang pertumbuhan testis dan meningkatkan
produksi protein dan mengikat androgen oleh sel sertoli
yang merupakan komponen tubulus testis.

 Hormon LH (Luteinizing Hormone) yang biasa nya dikenal


dengan nama lutropin atau luthophin merupakan salah satu
hormon yang dihasilkan oleh sel gonadotropic pada bagian
kelenjar hipofisis anterior.
 Mekanisme kerja LH
 Pada tubuh pria hormon ini berfungsi dan dibutuhkan
untuk spermatogenesis (fungsi sel sertoli) serta
produksi testosteron (fungsi sel leydig). Hormon LH
merangsang sel leydig untuk mengekskresikan hormon
testosteron, yang nantinya hormon tersebut akan
bekerja untuk merangsang pertumbuhan organ seks
primer pada pria dan mendorong pertumbuhan
spermatogenesis.
 Pada wanita, pelepasan dari sel telur yang matang di
ovarium dipicu oleh lonjokan sekresi LH yang besar
dikenal sebagai preovulatory LH surge. Sel-sel sisa
dalam folikel ovarium berploriferasi menjadi korpus
luteum, yang kemudian mensekresikan hormone steroid
progesterone dan estradiol. Progesterone menyebabkan
petambahan vascular dingin endometrium dan penting
untuk mempertahankan kehamilan.

Yang bertanya : Syamsiana


Yang menjawab : Yana Hamayasin

3. Tolong anda jelaskan apa yang dimaksud hipotalamus ?


Jawaban:
Hipotalamus adalah bagian dari otak yang memiliki peran penting
dalam mengendalikan fungsi tubuh banyak termasuk pelepasan
hormon dari kelenjar pituitari. Hipotalamus terletak di bawah thalamus
dan tepat di atas batang otak. Ini merupakan bagian anterior dari
diencephalon. Semua otak vertebrata mengandung hipotalamus.

Yang Bertanya : Mery Alfionita Jafar


Yang menjawab : Barbara Sakliresi

Anda mungkin juga menyukai