Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN INDEKS KORUPSI TERENDAH DI

BENUA EROPA

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Budaya Anti Korupsi

Dosen Pengampu: Djudju Sriwenda, SST, MPH

Disusun Oleh:

Tingkat : 1A

Kelompok : 3

Ayu Lestari (P17324119005)


Febi Rizky A (P17324119015)
Hermalia P (P17324119019)
Nafa Khairunnisa (P17324119028)
Nindia N (P17324119030)
Nuri Nurul P (P17324119033)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG


PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN BANDUNG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha


Esa, karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan
sehingga makalah ini bisa selesai pada waktunya. Penulis mengucapkan
terimakasih kepada pihak-pihak yang telah berkontribusi dengan berbagi ilmu dan
wawasan kepada kami sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.
Penulis berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para
pembaca. Namun, terlepas dari itu, penulis memahami bahwa makalah ini masih
jauh dari kata sempurna, sehingga penulis secara pribadi sangat mengharapkan
kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya
yang lebih bak lagi.

Bandung, Maret 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.......................................................................................................i
Daftar Isi.................................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan..........................................................................................2
Bab Ii Kajian Teori................................................................................................3
2.1 Profil Negara Denmark................................................................................3
2.2 Geografis Negara Denmark.........................................................................4
2.3 Sistem Pendidikan Denmark.......................................................................5
2.4 Sistem Pemerintahan Negara Denmark.....................................................7
2.5 Karakteristik Masyarakat Yang Mendukung Anti Korupsi...................7
2.6 Karakteristik Masyarakat Dalam Mencegah Korupsi...........................12
Bab Iii Penutup.....................................................................................................14
3.1 Kesimpulan.................................................................................................14
3.2 Saran............................................................................................................14
Daftar Pustaka......................................................................................................15

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Korupsi tidak diragukan lagi sebagai salah satu bentuk kejahatan.


Kejahatan ini berdampak pada ketidakpercayaan publik, baik yang dilakukan oleh
pejabat publik maupun swasta. Korupsi memberikan dampak negatif bagi
berbagai sendi kehidupan, tidak hanya perekonomian, namun juga politik dan
dampak sosial masyarakat. Korupsi telah menjadi musuh bersama dan secara
global telah disepakati bahwa korupsi sebagai masalah serius yang mengancam
stabilitas dan keamanan masyarakat, melemahkan lembaga-lembaga dan nilai
demokrasi, nilai etika dan keadilan serta mengancam pembangunan berkelanjutan
dan supremasi hukum.

Pencegahan dan pemberantasan korupsi merupakan tanggung jawab semua


negara dan semua pilar baik organisasi pemerintah, swasta maupun organisasi
kemasyarakatan.Kesepakatan global untuk memerangi korupsi tertuang dalam
sebuah Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Pemberantasan Korupsi
atau dikenal dengan United Nation Convention Against Corruption (UNCAC),
2003.

Indonesia telah meratifikasi konvensi ini melalui UU No. 7/2006 dan telah
menerapkannya melalui berbagai legislasi dan kebijakan nasional maupun melalui
berbagai upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi. Namun, masih terdapat
beberapa ketentuan yang belum diadopsi melalui legislasi nasional (peraturan
perundang-undangan), antara lain yang terkait dengan korupsi sektor swasta yakni
ketentuan tentang tindak pidana suap kepada pejabat publik asing (Pasal 16) dan
tindak pidana korupsi di sektor swasta (Pasal 21). Di sisi lain, berdasarkan data
kasus korupsi yang terjadi di Indonesia menunjukkan peningkatan jumlah pelaku
korupsi dari sektor swasta. Oleh karena itu, upaya mencegah dan memberantas
korupsi juga harus dilakukan oleh sektor swasta. Salah satu upaya pencegahan

1
korupsi dapat dilakukan dengan peningkatan kapasitas pihak-pihak dari sektor
swasta dalam memahami tentang korupsi sebagai suatu kejahatan, sebab dan
dampaknya, serta upaya pencegahannya. Selain itu, perkembangan perdagangan
dalam era globalisasi telah menjadikan transaksi bisnis yang terkait dengan
jurisdiksi lintas negara, sehingga perlu memahami ketentuan terkait korupsi secara
internasional.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana penanganan korupsi di benua Eropa terkhususnya di Denmark?

1.3 Tujuan Penulisan

Untuk mengetahui bagaimana korupsi di benua Eropa terkhususnya di


Denmark.

2
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Profil Negara Denmark

 Nama Lengkap : Kerajaan Denmark (Kingdom of Denmark)

 Nama Lokal : Kongeriget Danmark

 Bentuk Pemerintahan : Konstitusi Monarki Parlementer

 Kepala Negara : Ratu MARGRETHE II (sejak 14 Januari


1972)

 Kepala Pemerintahan : Perdana Menteri Lars LOKKE


RASMUSSEN (sejak 28 Juni 2015)

 Ibukota : Kopenhagen

 Luas Wilayah : 43.094 km2

 Jumlah Penduduk : 5.605.948 jiwa (2017)

 Pertumbuhan Penduduk : 0,22% (2017)

 Angka Kelahiran : 10,5 bayi per 1000 penduduk (2017)

 Suku Bangsa/Etnis : Denmark 86.7%, Turki 1.1%, etnis lainnya


12.2%

 Bahasa Resmi : Denmark

 Agama : Evangelical Lutheran (Resmi) 76%, Islam


4%, agama lainnya 20% (2017)

 Mata Uang : Krone Denmark (DKK)

 Hari Nasional : 5 Juni 1849 (Hari Konstitusi)

 Lagu Kebangsaan : “Der er et yndigt land” (There is a Lovely


Land); “Kong Christian” (King Christian)

3
 Kode Domain Internet : .dk

 Kode Telepon : 45

 Pendapatan Per Kapita : US$49.600,- (2017)

 Pendapatan Domestik Bruto : US$285,5 miliar (2017)

Nominal
 Lokasi : Benua Eropa

Denmark merupakan negara yang terletak di sebelah barat daya dari


negara Swedia ini dan terletak di sebelah selatan dari negera Norwegia. Denmark
ini merupakan negara yang paling kecil dan paling selatan, memiliki satu
pemerintahan pusat dan 98 pemerintahan daerah. Negara Denmark yang telah
bergabung dan menjadi salah satu anggota Uni Eropa semenjak tahun 1973 ini
mendapat julukan paling nyaman di dunia ini, karena kemajuan dalam pendidikan.
Selain itu, negara Denmark telah dinobatkan sebagai negara yang paling
bahagia di dunia. Pernyataan tersebut  berdasarkan pada studi yang dilakukan oleh
PBB atau Perserikatan Bangsa – Bangsa. Dikatakan paling bahagia sebab
tersedianya sarana dan prasarana yang efektif dan efisien yang dapat digunakan
oleh masyarakat di sana. Hal tersebut menjadikan masyarakat di Denmark sangat
sehat. Selain itu, tingkat kebahagiaan penduduk mengacu pada faktor pendapatan
per kapita yang dimiliki oleh penduduk Denmark, kesejahteraan hidupnya, angka
pengangguran, tingkat kesehatan, pendidikan, dan tingkat stres penduduk.
Meskipun demikian, terdapat dua negara yang paling tidak bahagia di dunia.
Negara yang dimaksud yaitu Suriah dan Burundi.

Lebih lanjut, selain dua julukan tadi, Denmark juga dikatakan sebagai
negara yang paling makmur dan paling aman di dunia. Hal tersebut di sebabkan
masyarakat yang tinggal di negara Denmark merupakan masyarakat jujur.
Kejujuran inilah yang menjadi pondasi dasar bagi masyarakat Denmark, untuk
melahirkan generasi yang penuh manfaat.

4
Masyarakat Denmark meyakini bahwa pembentukan dan pengembangan
kejujuran beserta dengan etika dalam moral, akan dapat memakmurkan suatu
bangsa. Mengapa demikian? Sebab mereka tidak akan memiliki mental untuk
menjadi seorang koruptor. Mereka tidak menganggap nilai – nilai akademik
menjadi dasar untuk membentuk suatu bangsa yang makmur dan menjadikan anak
yang pintar. Mereka lebih memilih mengutamakan kejujuran untuk membentuk
kepintaran anak. Maka tidak mengherankan di negara Denmark ini, tidak dapat
dijumpai seorang pejabat yang melakukan tindakan korupsi. Mental seperti inilah
yang patut dicontoh oleh suatu bangsa.

2.2 Geografis Negara Denmark


Denmark atau lebih lengkap disebut dengan Kerajaan Denmark adalah
sebuah negara monarki yang terletak di Benua Eropa, tepat di bagian Utara Eropa
yang sering disebut dengan kawasan Nordik. Denmark yang secara Astronomis
berada diantara 54° 33′ 35″ – 57° 45′ 7″LU dan 8° 4′ 22″ – 15° 11′ 55″ BT ini
hanya berbatasan darat dengan satu negara yaitu Jerman di sebelah selatannya.
Disebelah Utara Denmark adalah selat Skagerrak yang memisahkannya dengan
Norwegia, disebelah timurnya adalah selat Kattegat yang memisahkan Denmark
dengan Swedia sedangkan disebelah barat Denmark adalah Laut Utara.
Luas wilayah Denmark adalah sebesar 43.094 km2 yang terdiri dari
semenanjung Jutlandia dan 443 pulau bernama (terdapat sekitar 1.419 pulau yang
luasnya di atas 100m2). Pulau terbesar adalah Pulau Zealand dan Pulau Fyn.
Denmark memiliki garis pantai sepanjang 7.314km.
Denmark memiliki jumlah penduduk sebanyak 5.605.948 jiwa (2017).
Mayoritas penduduknya beragama Kristen Evangelikalisme Lutheran (76%).
Sebagian besar populasinya adalah etnis Denmark (86,7%) yang biasanya dalam
bahasa Inggris disebut dengan Danish. Bahasa resmi Denmark adalah Bahasa
Denmark (Danish) yang masih serumpun dengan bahasa Norwegia dan bahasa
Swedia. Sedangkan bahasa Inggris adalah bahasa kedua Denmark.

5
2.3 Sistem Pendidikan Denmark
Denmark merupakan salah satu yang termasuk kedalam jajaran negara-
negara yang bersih terhadap korupsi.  Denmark menjadi negara yang berhasil
menempati posisi ke-5 tertinggi dalam IPM di dunia. IPM atau Human
Development Index (HDI) adalah pengukuran perbandingan dari harapan hidup,
melek huruf, pendidikan dan standar hidup untuk semua negara seluruh dunia.

1. Bermain Sambil Belajar

Pelajar-pelajar di Denmark diajak berfikir kreatif, sistematis, dan mampu


mengembangkan kemampuan individu. Aktivitas bermain sambil belajar yang
dilakukan pelajar disana mempermudah anak menyerap materi yang
disampaikan. Bagaimana anak-anak bermain sambil belajar, bekerja secara
kelompok dengan kompak dan kreatif, lalu mengambil makanan dan
membersihkan sisa makanan secara mandiri.

2. Gabungkan Kurikulum Dan Sumberdaya Digital

Salah satu perusahaan besar yang ikut andil dalam kemajuan sistem pendidikan
di Denmark ialah Lego Education. Lego education maker memposisikan
pengajar sebagai fasilitator, kemudian pelajar akan diberikan kasus-kasus yang
berkaitan dnegna dunia nyata. Pelajar kemudian akan dibentuk tim dan
ditugaskan untuk menuntaskan sebuah tantangan, membahas ide-ide,
membahas temuan-temuan, dan mengembangkan solusi yang inovatif untuk
menyelesaikan masalah yang diberikan.

Presiden Lego Education Esben Staerk menerangkan, Lego Education secara


terus menerus akan melakukan kajian dan inovasi pembelajaran untuk anak-
anak usia 3 hingga 16 tahun. Fokusnya, meningkatkan kemampuan siswa
dalam bidang sains, teknologi, teknik dan matematika. Tidak hanya terfokus
kepada pemberdayaan sumber daya, tetapi Denmark merancang sumber daya
berdasarkan sistem kursus dan menggabungkan dengan kurikulum dan

6
sumberdaya digital, sehingga terciptanya sistem pendidikan yang maju
beriringan dengan sumber daya digital.

3. Sistem Pendidikan Formal Dan Non Formal

Denmark penggabungan sistem pendidikan formal dan nonformal (kursus)


sebagai sesuatu yang menarik. Dengan demikian, tidak ada kesan diskriminasi
bahwa pendidikan nonformal dinomor duakan, bahkan menjadi solusi
menjawab kebutuhan keterampilan tenaga kerja.

4. Kolaborasi Dengan Korporasi

Denmark merupakan contoh yang sangat baik bagaimana pendidikan formal,


kursus dan korporasi dapat berkolaborasi menjawab tantangan dunia industri.
Salah satu contohnya ialah Technical Education Copenhagen (TEC)
merupakan gabungan dari sekolah-sekolah kejuruan dan lembaga kursus kecil
yang kemudian menjadi rujukan pendidikan vokasi yang sangat baik.

5. Mempertahankan Nilai Budaya


Meskipun Denmark mengikuti perkembangan diera digital, tetapi Denmark
tetap mempertahankan nilai-nilai budaya. Hal ini terlihat dari cara pemerintah
menjaga kelestarian arsitektur bangunan-bangunan tua yang bertahan hingga
saat ini. Selain itu, sistem pendidikan dan etos kerja masyarakatnya juga
mendukung majunya peradaban terlihat dari cara hidup masyarakat sehari-hari.

2.4 Sistem Pemerintahan Negara Denmark


Sistem Pemerintahan yang dianut oleh Denmark adalah Monarki
Konstitusional Parlementer yaitu sistem pemerintahan yang kepala negaranya
adalah seorang Raja sedangkan kepala pemerintahaannya adalah seorang Perdana
Menteri. Perdana Menteri Kerajaan Denmark ini pada umumnya adalah pemimpin
Partai terbesar atau koalisi terbesar. Pemilu Parlemen diselenggarakan setidaknya
setiap 4 tahun sekali.
Di bidang Perekonomian, Denmark merupakan negara maju yang
memiliki pendapatan perkapita yang tinggi yaitu sebesar US$49.600,- dengan

7
Pendapatan Domestik Brutonya sebesar US$285,5 miliar. Denmark memiliki
pasar yang modern dan sektor yang berteknologi tinggi. Industri maju dengan
perusahaan-perusahan terkemuka yang bergerak di bidang farmasi, pelayaran dan
energi terbarukan.
Di hubungan luar negeri, Kerajaan Denmark adalah salah satu negara
pendiri OECD dan NATO. Denmark juga merupakan PBB dan lembaga-lembaga
internasional yang dibawah PBB. Selain itu, Denmark juga aktif di organisasi-
organisasi lainnya seperti OSCE (organisasi untuk keamanan dan kerjasama
Eropa) dan Uni Eropa.

2.5 Karakteristik Masyarakat yang Mendukung Anti Korupsi

1. Adanya lembaga ombudsman yang independen dan penegakan hukum yang


adil serta tidak diskriminatif

Lembaga Ombudsman Denmark atau disebut Folketingets Ombudsmand


atau Danish Parliamentary Ombudsman didirikan pada tahun 1955 dan
merupakan lembaga ombudsman ketiga yang dibentuk di dunia setelah Swedia
(1809) dan Finlandia (1919). Folketingets Ombudsmand bersama dengan
Ombudsman Selandia Baru (1962) memberikan pengaruh yang besar terkait
kedudukan lembaga tersebut dalam sistem pemerintahan suatu negara dan ikut
menyebarkan konsep lembaga ombudsman di dunia. Faktor-faktor yang
memberikan kontribusi terbesar dalam penyebaran konsep ombudsman dari
Denmark dan Selandia Baru, yang berbeda dari ombudsman yang ada lebih
dulu di Swedia, adalah sifatnya yang fleksibel dan pergeseran dalam tujuan
dasar dari lembaga ini. Profesor Stephan Hurwitz (anggota Ombudsman
Denmark saat itu) banyak mempublikasikan konsep ombudsman dalam bentuk
seminar dan menyebarkan konsep bahwa ombudsman dapat diterapkan dengan
fleksibilitas yang tinggi dan diadaptasi secara berbeda pada setiap negara
sesuai dengan lingkungan pilitik dan administrasinya.

Tujuan dasar pada awal adopsi sistem ombudsman ini adalah sebagai
lembaga yang melayani pengaduan individu warga negara akibat keputusan

8
administratif pemerintah dan akan memperoleh perbaikannya. Secara bertahap,
lembaga ombudsman menjadi sebuah lembaga hukum ombudsman untuk
pemerintah, melakukan perbaikan administrasi dan mencegah terjadinya
kembali pelanggaran administrasi, tidak hanya menyediakan proteksi secara
langsung akan tetapi juga menyediakan proteksi secara tidak langsung
menentang keputusan asministratif.

Ombudsman Denmark merupakan lembaga independen yang ditunjuk


pemerintah dan parlemen yang berpihak pada kepentingan publik dengan
memastikan transparansi, akuntabilitas, dan efisiensi pemerintahan. Lembaga
ini bertanggung jawab mengkaji setiap aspek pelayanan publik tanpa terkecuali
dengan berperan sebagai pengawas dan whistleblower serta menginvetigasi
pejabat yang menyalahgunakan kekuasaan. Ombudsman bersama dengan
auditor nasional bekerja sama memberantas korupsi oleh aparatur negara
termasuk oleh perdana menterinya sendiri.

Ombudsman tidak bisa berdiri sendiri tanpa adanya penegakan hukum


yang baik. Hukum di Denmark ditegakkan untuk semua pelaku korupsi dan
perusahaan atau individu pemberi suap. Penegakan hukum benar-benar tidak
diskriminatif dan tidak tumpul ke atas juga tidak tumpul ke bawah. Denmark
sadar betul bahwa sistem negara dan hukumnya harus ditegakkan untuk
membasmi korupsi. Namun, penegakan hukum di Denmark tidak selalu
terpaku pada beratnya hukuman yang dijatuhkan. Hukuman mati di Denmark
sudah ditiadakan sejak 1994. Eksekusi terhadap hukuman mati pun sudah lama
tidak ada. Hukuman mati terakhir di Denmark dilakukan pada tahun 1950.

2. Tran sparansi dan keterbukaan di bidang politik (Parlemen)

Denmark memiliki upaya dan komitmen yang kuat dalam meningkatkan


transparansi. Pada tahun 2009, parlemen memperkenalkan “Skema
Keterbukaan” yang bertujuan meningkatkan transparansi biaya dan kegiatan

9
anggota parlemen. Para anggota parlemen harus mempublikasikan informasi
tentang pengeluaran bulanan mereka, baik untuk kegiatan hiburan, biaya
perjalanan, hadiah, ongkos perjalanan resmi, dan pertemuan resmi. Mekanisme
ini bertujuan memastikan pengawasan yang efektif dari perilaku anggota
parlemen.

3. Transparansi dan akuntabilitas pemerintahan.

Perlawanan terhadap korupsi juga membutuhkan partisipasi publik dan


mekanisme transparansi seperti pengungkapan informasi oleh negara selain
dengan penegakan hukum.Pemerintah Denmark berusaha melaksanakan “Open
Government” yang bertujuan membentuk tata kelola pemerintah yang baik dan
memperkuat demokrasi. Denmark juga membuka informasi mengenai
anggaran negara ke publik, sehinggapublik dapat ikut mengevaluasi
pemerintah dalam mengelola anggaran. Transparansi juga ditunjukkan oleh
pejabat negara secara personal dengan mempublikasikan informasi mengenai
jumlah pengeluaran, belanja perjalanan dan hadiahyang diterima tentunya
dengan peran serta media dan bantuan teknologi informasi. Dengan
mengikutsertakan masyarakat dalam mengevaluasi keuangan negara dan
pejabatnya, ikut berperan dalam menjaga para pejabat untuk tidak melakukan
tindakan korupsi. Setiap pergerakan keuangan akan selalu diawasi oleh
masyarakat.

4. Denmark menerapkan birokasi yang efisien, berkomitmen untuk


memodernisasi sektor publik dan meningkatkan pengelolaan sumber daya
publik.

Hal ini dilakukan antara lain dengan transparansi dalam proses


pengambilan keputusan publik, mekanisme antikorupsi dan akuntabilitas,
partisipasi warga negara, dan dialog dengan masyarakat sipil. Birokrasi yang
efisien dan tidak karut-marut mempersempit ruang untuk korupsi dan dapat
memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat serta memudahkan

10
investor untuk berinvestasi menjadikan Demark salah satu negara tujuan
investasi terbaik di dunia.

5. Kebebasan pers dan pemanfaatan teknologi informasi dalam rangka


keterbukaan

Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa informasi tentang pemerintahan


tersedia secara transparan dan bisa diketahui warga serta pelaku bisnis dengan
bantuan teknologi. Transparansi memungkinkan seluruh masyarakat turut
mengawasi jalannya pemerintahan.

Dengan adanya pengawasan oleh seluruh masyarakat, tentu penegakan


hukum terhadap pemimpin/pejabat yang terjerat kasus korupsi ataupun kasus
pidana lainnya dapat diwujudkan,sehingga rakyatdapat mengikuti proses
hukum dan jalannya pemeriksaan yang melibatkan koruptor-koruptor tersebut,
membuat tidak ada lagi putusan-putusan pengadilan yang disalahgunakan,
dipalsukan, atau pun dibekukan tanpa sebab.

Pers memegang peranan penting dalam menyampaikantransparansi kepada


mayarakat dan menjadi alat paling efektif dan efisien dalam membongkar
kasus-kasus korupsi yang terjadi. Kebebasan pers di Denmark sangat dijunjung
tinggi. Lembaga internasional asal Prancis, Reporters Without Borders
menobatkan Denmark pada peringkat ketujuh dalam daftar World Press
Freedom Index 2014.

6. Gaya hidup politikus dan pejabat pemerintah yang sederhana

Selain keterbukaan pejabat negara secara personal dengan


mempublikasikan informasi mengenai jumlah pengeluaran, belanja perjalanan
dan hadiah yang diterima, pejabat politikus dan pejabat Denmark memiliki
gaya hidup yang sederhana. Gaya hidup politikus dan pejabat Denmark
mencerminkan kesederhanaan yang menjadi panutan untuk jajaran dan

11
masyarakat pada umumnya. Gaya hidup mereka sehari-hari jauh dari kesan
glamour, konsumtif, dan materialis.

Mereka lebih memilih hidup sederhana seperti kalangan grass root (rakyat
jelata) pada umumnya. Para pejabat di Denmark tidak segan menggunakan
sepeda menuju kantor dan menggunakan jas biasa yang jauh dari kesan mewah.

7. Fleksibilitas Tenaga Kerja (Flexcurity System)

Denmark memliki Gross Domestic Product (GDP) sebesar $57.998per


kapita pada tahun 2013. Sedangkan Sistem Pasar Tenaga Kerja di Denmark
dikenal dengan sebutan “Flexcurity” yang merupakan kombinasi dari
“Flexibility” (Fleksibilitas) dan “Security” (Keamanan). Fleksibilitas dan
Keamanan ini membentuk segitiga kebijakan pasar tenaga kerja aktif. Sisi
pertama dari segitiga ini adalah aturan yang memudahkan pengusaha untuk
memberhentikan pegawai saat ekonomi turun dan memudahkan merekrut
pegawai saat ekonomi tumbuh. Sekitar 25% pekerja sektor swasta Denmark
berganti pekerjaan mereka setiap tahun. Sisi kedua adalah jaminan terhadap
penganguran. Pengangguran diberikan santunan pengangguran yang bisa
mencapai 90% dari upah buruh minimum yang sudah ditetapkan tinggi.
Kemudian sisi ketiga, kebijakan pasar tenaga kerja aktif di mana terdapat suatu
sistem yang menawarkan bantuan, panduan, pendidikan serta pekerjaan kepada
pengangguran. Sekitar 1,5% GDP Denmark dihabiskan untuk kebijakan pasar
tenaga kerja aktif ini. Model Flexcutiry mempunyai dua keuntungan,
memastikan pengusaha memperoleh tanaga kerja yang fleksibel dan pekerja
menikmati jaminan pengangguran dan kebijakan pasar tenaga kerja aktif.
Sistem ini membuat Denmark berhasil mengamankan pertumbuhan ekonomi
berimbang dengan daya serap tenaga kerja. Dan berikutnya tentu menjaga
kesejahteraan warganya.

8. Jaminan sosial dan pelayanan sosial yang baik

12
Flexicuritytidak hanya diperkuat dengan jaminan terhadap penganguran
saja, tetapi juga sistem perlindungan sosial universal seperti layanan kesehatan
gratis dan pendidikan gratis. Pendidikan dasar adalah wajib di Denmark dan
nyaris seluruh pendidikan tinggi juga diatur dan dibiayai pemerintah. Sistem
pendidikan pun disiapkan untuk berhubungan langsung dengan dunia kerja.
Semua hal tersebut bersinergi membentuk keseimbangan sosial, kesejahteraan
sosial dan kesetaraan antarwarganegara terjadi, sehingga menekan angka
korupsi.

9. Masyarakat Denmark adalah masyarakat yang homogen

Homogenitas masyarakat Denmark terdapat dalam beberapa hal


diantaranya:

a. Kesenjangan sosial rendah dan kesejahteraan hampir merata, hal ini tidak
terlepas dari upaya pemerintah yang berkelanjutan danjaminan sosial untuk
seluruh penduduk.
b. Pendidikan diperhatikan dengan baik dengan tingkat melek baca 100%
c. Masyarakat Denmark merupakan masyarakat yang peduli, misalnya
kepedulian mengenai isu hak asasi manusia seperti kesamaan gender dan
kebebasan dalam menyampaikan pendapat.
Masyarakat Denmark juga memiliki pemahaman yang mendalam atas
bagaimana lembaga-lembaga negara bekerja ataupun bagaimana seharusnya
berjalan. Sehingga, mereka menjadi memiliki kepercayaan yang tinggi
kepada pemerintah bahwa pemerintahnya benar-benar bekerja sesuai dengan
fungsi dan tugasnya, serta membawa negara Denmark mencapai tujuan
negara.

2.6 Karakteristik Masyarakat dalam Mencegah Korupsi

Menurut Corruption Perceptions Index (CPI), Denmark menempati


peringkat pertama sebagai negara paling bebas korupsi yang disusul New Zealand
dan Finlandia. Pemerintah Denmark begitu transparan kepada warganya. Pajak-

13
pajak tinggi, semuanya mengalir kembali ke warga untuk fasilitas kesehatan dan
pendidikan yang gratis. Selain itu, tingkat kepercayaan warga Denmark kepada
pemerintahnya pun begitu tinggi. Integritas dalam politik adalah kunci untuk
memerangi korupsi.

Dalam penilaian Corruption Perception Index 2016, skala tertinggi


dipegang oleh Denmark. Ya, negara dengan julukan penduduk paling bahagia ini
duduk di peringkat pertama sebagai negara minim korupsi selama 5 tahun
berturut-turut dengan nilai 90.

Transparency International juga menempatkan Denmark sebagai negara


dengan pemerintahan yang paling transparan. Tentu saja, transparansi
berkontribusi besar pada penyelenggaraan pemerintah yang bersih. Penegakan
hukum mampu dipastikan dengan adanya sistem transparansi pemerintah yang
memudahkan warga negara Denmark untuk ikut mengawasi.

Rasa percaya menjadi hal yang ditumbuhkan oleh masyarakat dalam


hubungan sosial. Saat menjabat di pemerintahan, orang-orang politik sudah
terbiasa memiliki integritas yang tinggi. Integritas politik menjadi kunci dalam
melawan korupsi. Karena adanya rasa percaya dan integritas inilah para pejabat
memberikan kebebasan tinggi dalam pers sampai akses bebas dalam
menginformasi pengeluaran publik.
Masyarakat Denmark sangat sulit dimanipulasi oleh pemerintahan yang
berkuasa. Mereka mengerti betul bagaimana sistem, situasi dan kondisi kekuasaan
pemerintahan yang sedang memimpin mereka. Mereka juga memiliki pemahaman
yang mendalam atas bagaimana lembaga-lembaga negara bekerja ataupun
bagaimana seharusnya berjalan. Alhasil, masyarakat Denmark jadi memiliki
kepercayaan yang sangat tinggi kepada pemerintahnya bahwa pemerintahnya
benar-benar bekerja sesuai dengan fungsi dan tugasnya, serta membawa negara
Denmark mencapai tujuan negara. Tingginya tingkat pemahaman dan
kepercayaan masyarakat inilah yang pada akhirnya mendorongpartisipasi
masyarakat Denmark dalam kegiatan kenegaraan. Ketika masyarakat percaya dan

14
paham betul bagaimana pemerintahan berjalan dan sistem yang ada sendiri sudah
sangat transparan dan bebas korupsi, maka masyarakat akan lebih rela untuk
membayar pajak dan ikut serta dalam pemilihan umum.

15
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Di Negara Denmark sistem pendidikannya berkolaborasi dengan
korporasi, contohnya ialah Technical Education Copenhagen (TEC). Dalam
pencegahan korupsi, Denmark memiliki Lembaga ombudsman yang independen
dan penegakan hukum yangvadil serta tidak diskriminatif, adanya transparansi
dan keterbukaan di bidang politik, adanya transparansi dan akuntabilitas
pemerintahan, jaminan sosial dan pelayanan sosial yang baik, gaya hidup politikus
dan pejabat pemerintah yang sederhana, kebebasan pers dan pemanfaatan
teknologi informasi dalam rangka keterbukaan, fleksibilitas tenaga kerja serta
masyarakat denmark yang homogeny. Dengan demikian, Denmark menjadi
negara yang indeks korupsinya terendah di Benua Eropa.

3.2 Saran

Semoga dengan adanya pembuatan laporan ini, mampu menyadarkan kita


sebagai mahasiswa untuk menanamkan nilai-nilai positif dari nilai yang dianut
negara denmark untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari mulai dari diri
sendiri dan hal yang kecil, sehingga setelah adanya kesadaran dari individu-
individu mampu mengajak masyarakat luas untuk menanamkan nilai-nilai
tersebut, hingga mampu meminimalisir korupsi yang terjadi di dalam kehidupan
ini dan bisa menjadikan negara Indonesia sebagai negara yang terbebas dari
korupsi.

16
DAFTAR PUSTAKA

Susanti, D. Et all. 2016. Dasar Hukum Tentang Korupsiterkait Sektor Bisnis.


Jakarta: Direktorat Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat Gedung
Dwiwarna KPK.

Ilmu Pengetahuan Umum. 2020. Profil Negara Denmark. [tersedia di:


https://ilmupengetahuanumum.com/profil-negara-denmark/] (Diakses
pada: 08 Maret 2020)

Fahmi, Andi. Et all. (2014). Pemberantasan Korupsi Di Denmark. Sekolah Tinggi


Akutansi Negara. Jakarta.

17

Anda mungkin juga menyukai