Analisis Aktivitas Investasi
Analisis Aktivitas Investasi
Disusun Oleh:
(12.401.219) KASMIRAWATI
KELOMPOK 3
Kelas: AK.5.1
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada kelompok kami sehingga dapat menyelesaikan
Kami menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari bantuan
dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa serta bantuan berbagai pihak lain untuk itu dalam
kesempatan ini kami menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan dan penyusunan makalah ini.
Kami juga menyadari bahwa proses penyusunan dalam penyelesaian makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian,
kami telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang kami miliki
sehingga dapat terselesaikan dengan baik dan oleh karenanya, kami dengan rendah hati
dan dengan tangan terbuka menerima masukan, saran dan usul guna penyempurnaan
makalah ini dan juga dalam penyelesaian tugas-tugas serta makalah berikutnya.
Kami sebagai penyusun makalah ini yang berkaitan dengan analisis aktivitas
Penulis
Kelompok 3
Sampul Depan................................................................................................................... 1
Kata Pengantar................................................................................................................. 2
Daftar Isi............................................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
B. P E R S E D I A A N .......................................................................................................... 11
Kesimpulan .................................................................................................................30
PENDAHULUAN
Aset merupakan manfaat ekonomi yang diperoleh oleh seseorang atau suatu
perusahaan yang dapat digunakan masa mendatang dan merupakan hasil dari kejadian
atau transaksi di masa lalu. Aset memiliki sifat sebagai manfaat ekonomi (economic
dikarenakan manfaat ekonomi tidak membatasi bentuk ataupun jenis dari sumber
Aset dapat dibagi dalam dua jenis yaitu tangible ( berwujud) dan
intangible( tidak berwujud).Asset berwujud yaitu asset yang terlihat fisik aslinya dan
asset yang nilainya sesuai dengan wujudnya misalnya bangunan, mesin yang
harganya sesuai dengan ongkos pembuatannya (walaupun tanah tidak ada ongkos
asset yang tidak terlihat fisik aslinya dan asset yang nilainya tidak sebanding dengan
wujud fisiknya misalnya surat berharga saham yang wujud fisiknya hanya secarik
kertas yang ongkos pembuatannya relatif murah dan tidak sama dengan nilai atau
4. Apa sajakah yang termasuk didalam Aset Tetap dan Sumber Daya Alam ?
C. TUJUAN ANALISIS
Tujuan analisis aktivitas investasi pada makalah ini, yaitu sebagai berikut :
1. Mendefinisikan Aset Lancar dan Relevansinya terhadap Analisis.
usaha.
6. Menginterpretasi penilaian dan alokasi biaya asset tetap dan sumber daya alam.
8. Menganalisis laporan keuanagan untuk melihat asset yang tidak tercatat dan aset
kontijen.
PEMBAHASAN
Kas merupakan asset yang paling liquid, mencangkup mata uang, deposito
dana, money orders dan cek. Sedangkan setara kas tergolong asset yang sangat
lancar, investasi jangka pendek yang siap dikonversi menjadi kas, dan hampir
jatuh tempo sehingga risiko perubahanj harga yang disebabakan pergerakan
tingkat bunga minimal.
Selain memeriksa jumlah asset likuid untuk perusahaan, analisis juga harus
mempertimbangkan hal berikut :
1. Sejauh mana setara kas diinvestasikan pada efek ekuitas, perusahaan dapat
mengalami penurunan likuiditas jika nilai pasar dari efek investasi tersebut
turun.
2. Kas dan setara kas sering kali dibutuhkan sebagai saldo kompensasi untuk
mendukung suatu perjanjian pinjaman atau sebagai jaminan hutang.
1.2 Piutang
Piutang merupakan nilai jatuh tempo yang berasal dari penjualan barang atau
jasa atau dari pemberian pinjaman uang. piutang usaha mengacu pada janji lisan
untuk membayar yang perasal dari penjualan produk dan jas asecara kredit. Wesel
tagih mengacu pada janji tertulis untuk membayar. Piutang diklasifikasikan ke dalam
asset lancar jika diharapkan akan direalisasi atau ditagih dalam waktu satu tahun atau
satu siklus operasi, tergantung dari mana yang lebih panjang.
a. Penilaian Piutang
Terdiri dari piutang usaha : pihak ketiga dan pihak hubungan istimewa,
piutang lainnya yang terdiri dari pihak ketiga dan pihak hubungan istimewa.
Lancar Rp374,413
Jatuh tempo:
1 - 30 hari 46,975
31 - 60 hari 2,471
61 - 90 hari 1,833
Jumlah Rp430,031
Dikurangi:
Bersih Rp429,477
Tahun berjalan
Penghapusan (14,603)
B. PERSEDIAAN
Penjualan $24.000
HPP (30@$500) $15.000
Laba kotor $ 9.000
Penjualan $24.000
Penjualan $24.000
HPP (30@$560) $16.800
Harga Pokok
Metode Penjualan Laba kotor
Penjualan
FIFO $24.000 $15.000 $9.000
LIFO $24.000 $18.000 $6.000
Average Cost $24.000 $16.800 $7.200
Umunnya saat harga meningkat, laba LIFO lebih kecil pada laba FIFO.
Namun, dampak bersih dari penyajian kembali pada tahun manapun tegantung
oada dampak kombinasi dari perubahan persediaan awal dan akhir serta factor
lain termasuk likuidasi lapisan LIFO.
Penyajian Kembali (Restatement) Analisis Dari FIFO ke
LIFO. Penyesuaian ini membutuhkan asumsi penting sehingga bisa
menimbulkan kesalahan. Laba LIFO mencakup laba kepemilikan atas
persediaan awal. Terdapat manfaat untuk menghitung persediaan awal
(PAFIFO) x tingkat inflasi untuk lini persediaan tertentu yang dimiliki
perusahaan:
Properti, pabrik, dan peralatan (atau aset tetap) merupakan aset berwujud tak
lancar yang digunakan dalam proses menafkur, penjualan, atau jasa untuk menhasilkan
pendapat dan arus kas selama lebih dari satu periode. Oleh karena itu, aset ini memiliki
periode manfaat yang diharapkan (masa manfaat) yang meliputi lebih dari satu
periode. Aset ini diperoleh untuk digunakan dalam aktivitas operasi dan bukan untuk
c. Penyusutan
Prinsip dasar penyusutan laba adalah , laba yang mendapatkan manfaat
dari penggunaan aset jangka panjang, harus menanggung bagian proporsional
dan biaya aset tersebut. Penyusutan merupakan alikasi biaya bangunan dan
peralatan (tanah tidak disusutkan) sepanjang masa manfaatnya.
c.2 Deplesi
Valuais asset tetap dan sumberdaya alam menekankan objektivitas biaya
historis. Namun, biaya historis tidak relevan dalam menilai asset pengganti. Juga
biaya ini tidak dapat dibandingkan untuk beberapa lapiran keuangan perusahaan,
dan tidak terlalu bermanfaat untuk mengukur biaya kesempatan atau dalam
menilai kegunaan alternative dana. Dalam periode tingkat dana meningkat, biaya
histori mencerminkan daya beli yang bebeda.
Penilaian nilai asset tetap menjadi sebesar nilai pasar tidak diperbolehkan
dalam akuntansi. Namun, konservatismen mengizinkan adanya oenghapusan nilai
karena penurunan nilai yang permanen. Penurunana nilai menghilangkan beban
yang terkait dengan aktivitas operasi pada periode masa depan.
Aturan akuntansi untuk menurunkan nilai asset jangka panjang mewajibkan
perusahaan untuk secara berkala menelaah kejadian atau perubahan kondisi yang
merupakan penurunan nilai. Penurunan asset setelahnya dapat mendistorsi hasil
yang dilaporkan. Jika taksiran arus kas tidak lebih kecil dari nilai yang tercatat
asset, maka nilai asset diturunkan. Kerugian penurunan nilai dihitung sebagai
selisish nilai tercatat asset dengn nilai wajarnya.
Terdapat berbedaan penting antar akuntansi asset berwujid dan tak berwujud. Jika
perusahaan menggunakan bahan baku dan tenaga kerja untuk menciptakan asset
berwujud, perusahaan akan mengkapitalisasi biaya dan menyusutkannya sepanjang
masa manfaat. Sebaliknya jika perusahaan menghabisankan uang untuk mengiklankan
Saat kapitalisasi biaya asset tak berwujud yang dapat atau tidak dapat
diidentifikasi, biaya tersebut selanjutnya harus diamortisasi sepanjang periode
masa manfaat asset. Jangka masa manfaat tergantung pada dari jenis, kondisi
permintaan, situasi kompetitif, hokum, kontrak, aturan atau batasan ekonomis
lainnya. Misalnya, hak paten merupakan hak eksekutif yang diberikan pemerintah
kepada investor selama periode tertentu.
Analisis sering kali mencurigai asset tak berwujud saat menilai laporan
keuangan. Asset tak berwujud sering kali merupakan salah satu asset berharga
yang dimiliki perusahaan dan sering kali terjadi kesa;ahan penilaian yang serius.
Misalnya, good will dicatat hanya oada saat akuisisi, sebagian besar good
will mungkin terdapat pada neraca. Namun, sering kali good will tercermin dalam
kelebihan laba. Jika kelebihan laba tidak terbukti, maka good will aik dibeli
maupun tidak, hanyalah bernilai kecil atau bahkan tidak bernilai.
Dalam menganalisis asset tidak berwujud, diperlukan suatu estimasi sendiri
mengenai penilaian asset. Analisis juga harus waspada terhadap komposisi,
Salah satu asset penting dalam kategori ini adalah good will yang diciptakan
secara internal. Pengeluaran untuk menciptakan good will sering kali diebankan
saat terjadinya. Jika good will diciptakan dan dapat dijual dan menghasilkan laba
yang lebih besar, laba saat ini terlalu rendah karena pembebanan penegmbangan.
Salah satu asset tak tercatat yang terkait dengan pembebanan yang terkait dengan
elemen jasa atau ide. Sebagai contoh adalah program televises yang dicatat
sebesar biaya tersembunyi untuk menghasilkan penghasilan lisensi yang bernilai
jutaan.
BAB III
KESIMPULAN
Subramanyam K.R dan Wild, J.J; 2010, Analisi Laporan Keuangan Jilid 1. Jakarta:
Salemba Empat