Anda di halaman 1dari 13

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN WORD SQUARE

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA


PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
DI KELAS V SD NEGERI 054938 KAB. LANGKAT

Numayani
Surel: nurmayani@gmail.com

ABSTRACT
This study aims to determine the improvement of student learning outcomes by
using the model of learning Word Square padapelajaran civic education in VSD
class 054938 academic year 2017 / 2018. The problem in this study is the result of
student's civic education learning is low on the material freedom of organization in
class V SD Negeri 054938 Pangkalan Dress up academic year 2017/2018. This
type of research is classroom action research conducted with 2 cycles and 4 stages
namely, planning, implementation, observation, and reflection. With the subjects of
research are 24 students of grade V SD Negeri 054938 with rician 12 men and 12
women. The data collection tool is a test of learning outcomes and observation
sheets.

Keywords: Word Square, Student Learning Outcomes, Citizenship Education.

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan
menggunakan model pembelajaran Word Square padapelajaran pendidikan
kewarganegaraan di kelas V SD Negeri 054938 tahun ajaran 2017/2018. Masalah
dalam penelitian ini adalah hasil belajar pendidikan kewarganegaraan siswa
rendah pada materi kebebasan berorganisasi di kelas V SD Negeri 054938
Pangkalan Berandan tahun ajaran 2017/2018. Jenis penelitian ini adalah penelitian
tindakan kelas (classroom action research) yang dilaksanakan dengan 2 siklus dan
4 tahapan yaitu, perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Dengan
subjek penelitian yaitu 24 siswa kelas V SD Negeri 054938 dengan rician 12 laki-
laki dan 12 perempuan. Adapun alat pengumpulan datanya adalah tes hasil belajar
dan lembar observasi.

Kata Kunci: Word Square, Hasil Belajar Siswa, Pendidikan Kewarganegaraan.

PENDAHULUAN pendidikan adalah usaha secara


Guru dan pendidikan sengaja dari orang dewasa untuk
merupakan dua aspek yang saling meningkatkan kedewasaan yang
berkitan. Dalam arti luas pendidikan selalu diartikan dengan pengaruhnya
meliputi semua perbuatan dan usaha mampu menimbulkan tanggung
dari generasi tua untuk mengalihkan jawab moril dari segala perbuatannya
pengetahuan, pengalaman, (Sagala, 2011:3).
kecakapan, dan keterampilannya Orang dewasa yang dimaksud
kepada generasi muda sebagai usaha dalam hal ini adalah guru. Guru
menyiapkannya agar dapat merupakan fasilitator utama dalam
memenuhi fungsi hidupnya baik dunia pendidikan. Guru berperan
jasmaniah maupun rohaniah. Artinya penting dalam kelas untuk

Universitas Negeri Medan Accepted : 6 June 2018


35 Published : 29 June 2018
Nurmayani: Penggunaan Model Pembelajaran...

mengontrol dan mengarahkan didik merasa jenuh dan bosan saat


kegiatan belajar ke arah tercapainya menerima pelajaran yang telah
tujuan yang telah di rumuskan. diberikan oleh guru khusunya pada
Tingkat keberhasilan guru dalam pelajaran pendidikan
mengajar dilihat dari keberhasilan kewarganegaraan.
peserta didiknya. Kualitas Pendidikan kewarganegaraan
pembelajaran dilihat dari aktivitas merupakan salah satu pelajaran di
peserta didik ketika belajar dan SD. Pada Kurikulum Tingkat Satuan
kreativitas guru dalam Pendidikan (KTSP), tujuan yang
mengembangkan pembelajaran. ingin dicapai melalui pembelajaran
Guru disamping harus pendidikan kewarganegaraan di SD
menguasai bahan ajar atau materi adalah untuk menjadikan siswa: (1)
ajar, tentu perlu pula mengetahui mampu berpikir secara kritis,
bagaimana cara agar materi ajar itu rasional, dan kreatif dalam
disampaikan. Guru juga harus menanggapi persoalan hidup maupun
memahami bagaimana karakteristik isu kewarganegaraandi negaranya,
peserta didik yang menerima materi (2) mau berpartisipasi dalam segala
pelajaran tersebut. Guru memiliki bidang kegiatan, secara aktif dan
tugas memilih strategi, pendekatan, bertanggung jawab, sehingga bisa
metode, ataupun model yang sesuai bertindak secara cerdas dalam semua
denga materi dan tujuan kegiatan, (3) bias berkembang secara
pembelajaran yang ingin di positif dan demokratis, maka guru
sampaikan. Memilih suatu model sebagai ujung tombak dalam
pembelajaran harus memiliki pelaksanaan pendidikan merupakan
pertimbangan-pertimbangan. pihak yang sangat berpengaruh
Misalnya, materi pelajaran, dalam prosesbelajar mengajar.
tingkat perkembangan kognitif Dari hasil wawancara dengan
siswa, dan sarana atau fasilitas yang guru kelas V pada pelajaran
tersedia. Hal yang sangat penting pendidikan kewarganegaraan
bagi para pengajar untuk diperoleh informasi bahwa dari
mempelajari dan menambah KKM yang sudah ditetapkan masih
wawasan tentang model ada sekitar 54,2% anak yang belum
pembelajaran yang telah diketahui. memenuhi KKM, atau hanya sekitar
Karena dengan menguasai beberapa 11 orang anak dengan persentase
model pembelajaran, maka seorang 45,8% yang sudah memperoleh nilai
guru akan merasakan adanya setara atau diatas KKM. Hal tersebut
kemudahan dalam pembelajaran. menunjukkan bahwa hasil belajar
Namun beradasarkan hasil observasi siswa pada mata pelajaran
di SD 054938, guru dalam pendidikan kewarganegaraan masih
memberikan pelajaran masih rendah. Maka dari itu, peneliti
menggunakan metode konvensional tertarik menggunakan model
yaitu metode ceramah sehingga anak pembelajaran word square karena

p-ISSN : 2355-1720 36
e-ISSN`: 2407-4926
SCHOOL EDUCATION JOURNAL VOLUME 8 NO. 1 JUNI 2018

model word square dapat membuat pengetahuan dan keterampilan


peserta didik terlibat aktif dalam tersebut siswa dapat sukses
kompetisi sehingga dapat membuat menjalani kehidupannya, baik pada
peserta didik bersemangat dalam masa sekarang maupun pada masa
proses pembelajaran, mampuberpikir yang akan datang. Melalui belajar
secara kritis, rasional, dan kreatif dan siswa dapat memahami dan
mengajarkan tanggung jawab kepada mengetahui apa yang belum
peserta didik untuk melakukan yang diketahui. Agar pengetahuan dapat
terbaik bagi kelompok mereka. dipahami siswa dengan baik, maka
Selain itu, model word square perlu diperhatikan model yang
dapat melatih keterampilan membaca digunakan guru dalam mengajar,
dan ketelitian peserta didik, karena yang mendukung efektifnya proses
dalam metode ini peserta didik belajar mengajar.
dituntut untuk mencari jawaban atau Proses pembelajaran yang baik
kata yang berkaitan dengan soal yang yang pada gilirannya dapat mencapai
diberikan oleh guru kemudian hasil belajar yang optimal. Cara guna
peserta didik mencari kata dari dalam menyampaikan materi
beberapa huruf pengecoh dari kotak pelajaran yang menempati posisi
yang ada. Maka dari itu, guru harus yang sangat penting yang turut
mampu memprogram sejumlah menentukan tercapainya hasil belajar
pertanyaan terpilih yang dapat yang optimal. Dengan menggunakan
merangsang siswa untuk berpikir metode pembelajaran konvesional
efektif. Siswa harus memahami biasa, siswa sering kali merasa bosan
materi pelajaran yang disampaikan dan hal itulah yang terjadi dalam
guru selama proses pembelajaran, proses pembelajaran pendidikan
karena model pembelajaran word kewarganegraan di SD. Siswa kurang
square memerlukan pengetahuan tertarik dengan pelajaran yang
dasar dari siswa. Sehingga pada disampaikan sehingga tidak
akhirnya siswa mampu memahami materi yang disampaikan
mengerjakanan LKS dalam bentuk dan akibatnya berimbas pada
word square. Model pembelajaran rendahnya hasil belajar siswa.
word square juga dapat Hasil belajar seringkali
menumbuhkan partisipasi siswa, rasa digunakan sebagai ukuran untuk
tanggung jawab, sikap kritis, teliti mengetahui seberapa jauh seseorang
serta kreativitas dalam belajardan menguasai bahan yang sudah
pada akhirnya meningkatkan hasil diajarkan. Hasil belajar adalah suatu
belajar siswa. pernyataan yang spesifik yang
Belajar adalah usaha dinyatakan dalam perilaku dan
pendewasaan siswa yang dilakukan penampilan yang diwujudkan dalam
dengan membekali siswa dengan bentuk tulisan untuk
berbagai ilmu pengetahuan, menggambarkan hasil belajar yang
keterampilan, sehingga dengan diharapkan.

37 p-ISSN : 2355-1720
e-ISSN`: 2407-4926
Nurmayani: Penggunaan Model Pembelajaran...

Untuk mengatasi rendahnya namun disamarkan dengan


hasil belajar siswa, maka perlu menambahkan kotak tambahan
dilakukan evaluasi terhadap proses dengan sembarang huruf atau angka
pembelajran. Memperhatikan model penyamar atau pengecoh.
pembelajran yang digunakan guru Istimewanya model ini adalah bisa
dan bagaimana dampaknya terhadap dipraktekkan untuk semua mata
perkembangan hasil belajar siswa. pelajaran, hanya tinggal bagaimana
Suasana belajar dan hal lain juga tak guru dapat memprogram sejumlah
luput dari perhatian. Dalam hal ini pertanyan terpilih yang dapat
yang dianggap dapat mengatasi merangsang siswa untuk berpikir
rendahnya hasil belajar tersebut efektif.
adalah pemilihan model
pembelajaran yang tepat. Maka dari METODE PENELITIAN
itu dipilihlah model pembelajran Jenis penelitian ini
word square sebagai alteratif model digolongkan pada penelitian tindakan
peningkatan hasil belajar siswa. (action research). Dalam hal ini,
Model Pembelajaran word karena subyek yang hendak diteliti
square merupakan salah satu model adalah sekelompok siswa didalam
pembelajar yang dapat digunakan kelas, maka jenis penelitian yang
guru unruk mencapai tujuan digunakan yaitu penelitian tindakan
pembelajaran. Model ini secara kelas (classroomaction research).
teknis adalah kegiatan belajar Menurut Dewi (2015:10),
mengajar dengan cara guru “mengatakan penelitian tindakan
membagikan lembar kegiatan atau kelas didefinisikan sebagai suatu
lembar kerja sebagai alat untuk bentuk penelitian yang bersifat
mengukur tingkat pemahaman siswa reflektif dengan melakukan tindakan-
terhadap materi pelajaran yang telah tindakan tertentu agar memperbaiki
diajarkan. dan meningkatkan praktek-praktek
Model ini juga merupakan pembelajaran dikelas secara lebih
model yang memadukan kemampuan professional.”
menjawab pertanyaan dengan Selain itu, menurut Wardani,
kejelian dalam mencocokkan dkk (2006:4), “mengatakan
jawaban pada kotak-kotak jawaban. penelitian tindakan kelas adalah
Kotak-kotak yang telah dipersiapkan penelitian yang dilakukan oleh guru
akan diisi oleh siswa dengan cara didalam kelasnya sendiri melalui
mengarsir huruf-huruf yang ada yang refleksi diri, dengan tujuan untuk
mrupakan jawaban dari pertanyaan memperbaiki kinerjanya sebagai
yang dipersiapkan oleh guru. Model guru, sehingga hasil belajar siswa
ini sedikit lebih mirip dengan menjadi meningkat (lebih baik)”.
mengisi teka-teki silang, akan tetapi Penelitian direncakan akan
perbedaan yang mendasar adalah dilaksanakan di SD Negeri 054938
model ini sudah memiliki jawaban, Jalan Piturah Paya Glugur

p-ISSN : 2355-1720 38
e-ISSN`: 2407-4926
SCHOOL EDUCATION JOURNAL VOLUME 8 NO. 1 JUNI 2018

Kecamatan Sei Lepan Kabupaten (lima) B. Jumlah siswa kelas V


langkat. Waktu penelitian direncakan (lima) B adalah 24 orang, terdiri dari
dilaksanakan pada awal semester 12 laki – laki dan 12 perempuan.
genap tahun ajaran 2017/2018 dalam Sarana dan prasarana yang ada di
rentang waktu selama 2 (dua) bulan, dalam kelas terdiri dari papan tulis,
dimulai dari bulan Januari hingga papan absen, lemari, spidol dan
Maret 2017. penghapus, dispenser dan air aqua
Subjek pada penelitian ini galon, meja dan kursi guru, meja
adalah siswa-siswa kelas V SD siswa terdiri dari 16meja dan kursi
Negeri 054938 tahun pelajaran siswa sebanyak 32 kursi.
2017/2018 yang berjumlah 24 orang, Pelaksanan penelitian
dengan rician 12 laki-laki dan 12 dilaksanakan sesuai dengan waktu
perempuan. Rata- rata usia siswa yang sudah ditetapkan berdasarkan
yang menjadi subjek pada penelitian hasil diskusi antara peneliti dan mitra
ini adalah antara 11-12 tahun. kolaborasi (guru kelas) pada tanggal
Objek pada penelitian ini adalah 19 Januari 2018. Penelitian ini
kemampuan siswa dalam memahami dilengkapi dengan lembar observasi
pelajaran pendidikan yang bertujuan untuk mengamati
kewarganegaraan materi kebebasan perilaku siswa saat pembelajaran
berorganisasi dengan menggunakan berlangsung. Pembelajarandisajikan
model pembelajaran word square. dengan menerapkan model
Secara garis besar terdapat pembelajara word square untuk
tahapan yang akan dilalui dalam meningkatkan hasil belajar siswa
penelitian tindakan kelas yaitu: (1) kelas V (lima) B semester genap
perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) Tahun Pelajaran 2017/2018.
pengamatan, dan (4) refleksi. Penelitian ini dilakukan sebanyak
Penelitian ini akandilaksanakan di dua siklus.
kelas V SD Negeri 054938. Berdasarkan hasil diskusi
Penelitian ini direncanakan antara peniliti dan guru pada tanggal
dilakukan pada bulan Januari-Maret 19 Januari, maka ditetapkalah
2017. tanggal 23 Januari 2018 untuk
diadakannya tes awal (Pretest) bagi
HASIL PENELITIAN DAN siswa. Pemberian pretest ini
PEMBAHASAN bertujuan untuk mengetahui kondisi
Penelitian ini dilaksanakan di awal siswa sebelum diberi perlakuan.
SD Negeri 054938 Paya Glugur Pemberian pretest juga bertujuan
Kelurahan Alur Dua Kecamatan Sei untuk mengetahui kesulitan–
Lepan di kelas V (lima). Siswa kelas kesulitan yang dialami siswa pada
V (lima) terbagi dalam 2 (dua) kelas saat menerima pelajaran dari guru,
yaitu kelas V (lima) A dan kelas V sehingga peneliti nantinya dapat
(lima) B. Penelitian dilakukan meminimalisir masalah yang dialami
disalah satu kelas yaitu kelas V siswa. Pada hari Selasa, 23 Januari

39 p-ISSN : 2355-1720
e-ISSN`: 2407-4926
Nurmayani: Penggunaan Model Pembelajaran...

2018, sebelum siklus I dilaksanakan pembelajaran sebanyak 24 orang,


dan materi diajarkan para siswa dengan rincian 12 laki-laki dan 12
yang berjumlah 24 orang, perempuan pada tahun ajaran
diberikanlah tes awal sebanyak 20 2017/2018. Peneliti dibantu oleh
soal dalam bentuk pilihan berganda. guru mata pelajaran pendidikan
Dari hasil yang diperoleh, hanya kewarganegaran kelas V selaku
sebagian kecil siswa yang mampu mitra kolaborasi yang bertindak
menjawab semua soal dengan benar dalam melakukan pengamatan
dengan jumlah skor nilai 1205. Rata- tentang aktivitas siswa dan kegiatan
rata yang diperoleh adalah 50,21 peneliti dalam menerapkan RPP
dengan persentase ketuntasan secara dengan model pembelajaran word
klasikal adalah 12,5% karena hanya square. Setelah semua materi
ada 3 (tiga) orang siswa yang tuntas diajarkan, pada akhir tiap siklus
KKM (≥75). Siswa yang tuntas pada dilakukan evaluasi dengan
pretest ini, ketiganya memperoleh memberikan seperangkat tes kepada
nilai 75 yang menjadi KKM di siswa untuk mengetahui hasil belajar
sekolah tersebut untuk pelajaran siswa setelah diberikan tindakan.
pendidikan kewarganegaraan kelas Penggunaan model
V. pembelajaran word square
Proses penelitian yang menunjukkan peningkatan rata-rata
dilakukan oleh peneliti dengan hasil belajar pendidikan
menggunakan model pembelajaran kewarganegaraan dan persentase
word square dalam penelitian ini keberhasilan belajar siswa secara
dilakukan sebanyak dua siklus dan klasikal pada materi kebebasan
masing-masing siklus dilakukan berorganisasi. Peningkatan hasil
sebanyak dua kali pertemuan pada belajar siswa pada kebebasan
materi kebebasan berorganisasi di berorganisasi, mulai dari pretes,
kelas V SD. Pelaksanaan tindakan postes siklus I dan postes siklus II,
dilakukan di SD 054938 tepatnya di secara ringkas dapat dilihat pada
ruang kelas V (lima B) dengan tabel 1 berikut:
jumlah siswa yang mengikuti proses

Tabel 1. Peningkatan Hasil Belajar Berdasarkan Pretest, Postes I dan II

No. Nama Siswa Pretest Postes I Postes II Keterangan


1. 01 75 85 95 Meningkat
2. 02 60 80 85 Meningkat
3. 03 70 85 90 Meningkat
4. 04 55 65 80 Meningkat
5. 05 75 85 90 Meningkat
6. 06 20 60 75 Meningkat
7. 07 50 60 75 Meningkat

p-ISSN : 2355-1720 40
e-ISSN`: 2407-4926
SCHOOL EDUCATION JOURNAL VOLUME 8 NO. 1 JUNI 2018

8. 08 55 70 85 Meningkat
9. 09 55 70 75 Meningkat
10. 10 60 85 95 Meningkat
11. 11 45 70 85 Meningkat
12. 12 50 70 75 Meningkat
13. 13 30 55 70 Meningkat
14. 14 70 85 90 Meningkat
15. 15 45 75 85 Meningkat
16. 16 50 65 80 Meningkat
17. 17 55 75 85 Meningkat
18. 18 10 50 70 Meningkat
19. 19 60 75 85 Meningkat
20. 20 30 55 75 Meningkat
21. 21 45 65 80 Meningkat
22. 22 40 65 80 Meningkat
23. 23 25 60 75 Meningkat
24 24 75 90 100 Meningkat
Jumlah Nilai 1205 1700 1980
Rata-rata Nilai 50,21 70,83 82,50 Meningkat
% Keberhasilan 12,50% 41,67% 91,67% Tercapai

Berdasarkan tabel 1. di atas mengalami peningkatan dengan rata-


tampak bahwa rata-rata hasil belajar rata 70,83. Selanjutnya setelah
pendidkkan kearganegaraan siswa dilakukan perbaikan pembelajaran
pada materi kebebasan berorganisasi pada siklus II, berdasarkan hasil post
di kelas V mengalami peningkatan test II diporel nilai rata-rata 82,50.
mulai dari pretest, post test I hingga Peningkatan rata-rata hasil belajar
post test II. Sebelum dilakukan pendidikan kewarganegraan siswa
tindakan dari hasil pretest diperoleh dapat divisualisasikan pada grafik 1.
nilai rata-rata kemampuan awal berikut:
siswa tentang materi kebabasan
berorganisasi sebesar 50,21. Setelah
dilakukan siklus I, berdasarkan hasil
post test I rata-rata hasil belajar
pendidikan kewarganegaraan siswa

41 p-ISSN : 2355-1720
e-ISSN`: 2407-4926
Nurmayani: Penggunaan Model Pembelajaran...

90
Peningkatan Rata-rata Hasil Belajar
82,50
80 70,83
70

Rata-rata Nilai
60 50,21 pretest
50
40 post test I
30 post test II
20
10
0
pretest post test I post test II
Tes
Gambar 3. Grafik Perbandingan Peningkatan Rata-rata Hasil Belajar Pendidikan
Kewarganegaraan Siswa

Tabel 1. juga menunjukkan klasikal meningkat menjadi 41,67%.


adanya peningkatan persentase Selanjutnya dari hasil postes II
keberhasilan belajar siswa secara persentase keberhasilan klasikal juga
klasikal mulai dari pretest, post test I meningkat menjadi 91,67%.
hingga post test II. Dari hasil pretest Peningkatan keberhasilan belajar
tampak persentase keberhasilan siswa secara klasikal dapat
siswa secara klasikal hanya divisualisasikan pada grafik 4.
12,50%sedangkan dari hasil postes I berikut ini:
diperoleh persentase keberhasilan

Peningkatan Keberhasilan Belajar Siswa Secara


Klasikal
100% 91,67%
90%
% Keberhasilan Klasikal

80%
70%
60% pretest
50% post test I
41,67%
40% post test II
30%
20% 12,50%
10%
0%
pretest post test I post test II
Tes
Gambar 4. Grafik Persentase Peningkatan Keberhasilan Belajar Siswa Secara
Klasikal (Kelas)

Berdasarkan hasil-hasil temuan rata kemampuan awal siswa hanya


penelitian, menunjukkan bahwa rata- sebesar 50,21 dengan keberhasilan

p-ISSN : 2355-1720 42
e-ISSN`: 2407-4926
SCHOOL EDUCATION JOURNAL VOLUME 8 NO. 1 JUNI 2018

siswa secara klasikal 12,50%. Hal ini kedua siklus I, terlihat beberapa
menunjukkan bahwa kemampuan aspek yang masih kurang atau
awal dan keberhasilan siswa secara tergolong rendah yaitu siswa masih
klasikal masih tergolong rendah kurang memiliki keberanian dalam
sehingga perlu dilakukan tindakan bertanya tentang hal-hal yang kurang
siklus I. Pada siklus I, dilakukan dimengerti, masih kurang
pembelajaran dengan materi bertanggung jawab terhadap tugas
kebebasan berorganisasi yang diberikan, masih mengalami
menggunakan model pembelajaran kesulitan dalam mencocokkan soal
word square. Pelaksanaan tindakan dengan jawaban, dan yang terakhir
siklus I dilakukan selama 2 kali masih kurang lacar dalam menjawab
pertemuan, dan diakhir pembelajaran pertanyaan dari peneliti.
diberikan tes (post test I) dan Masih adanya beberapa aspek
diperoleh rata-rata hasil belajar yang perlu ditingkatkan pada siklus I
sebesar 70,83 dengan persentase tentang aktivitas siswa menuntut
siswa yang berhasil secara klasikal peneliti untuk melakukan
sebesar 41,67%. Dari data tersebut peningakatan pada siklus II ini. Pada
telihat peningkatan dari sebelum siklus II ini, peneliti berusaha
diberi tindakan dan setelah diberikan melibatkan siswa secara aktif dalam
tindakan. Meskipun mengalami kegiatan pembelajaran dengan
peningkatan, akan tetapi siswa yang memotivasi siswa lebih berani atau
telah berhasil dalam belajar yaitu tidak malu bertanya, lebih
hanya 41,67%, dan secara klasikal menertibkan keadaan kelas dan
siswa masih dinyatakan belum memberikan kesempatan bagi siswa
mencapai keberhasilan dalam belajar untuk bertanya, dan membimbing
karena masih kurang dari 85% yang siswa lebih teliti dalam memahami
diharapkan. soal-soal. Sehingga pada pertemuan
Kurang maksimalnya hasil dan pertama siklus II keaktifan siswa
keberhasilan belajar yang dicapai rata-rata 81,67% dan sampai dengan
siswa secara klasikal dikarenakan peremuan kedua siklus II mencapai
kurangnya keaktifan siswa dalam 84,90%. Hal itu menunjukkan
kegiatan pembelajaran atau rata-rata peningkatan dibandingkan siklus
jumlah siswa yang aktif dalam sebelumnya. Dari hasil postes siklus
kegiatan pembelajaran pada II diperoleh rata-rata hasil belajar
pertemuan pertama siklus I hanya pendidikan kewarganegaraan sebesar
56,56% dan tergolong rendah, 82,50 dengan persentase
pertemuan kedua siklus I mengalami keberhasilan secara klasikal sebesar
peningkatan menjadi 71,15% dan 91,67%. Berdasarkan rata-rata hasil
tergolong baik namun masih ada belajar pendidikan kewarganegraan
beberapa aspek yang perlu yang diperoleh siswa pada postes
ditingkatkan. Dari hasil pengamatan siklus II menunjukkan adanya
mitra kolaborasi hingga pertemuan peningkatan dibandingkan postes

43 p-ISSN : 2355-1720
e-ISSN`: 2407-4926
Nurmayani: Penggunaan Model Pembelajaran...

siklus I maupun sebelum diberikan pembelajaran konvensional. Dilihat


tindakan (pretes) dan jumlah siswa dari rata-rata nilai gain skor kelas
yang telah berhasil dalam belajar eksperimen sebesar 0,82 dan rata-
sebesar 91,67% sehingga secara rata nilai gain skor kelas kontrol
klasikal dinyatakan bahwa para siswa sebesar 0,55. Perbandingan kategori
telah mencapai keberhasilan dalam hasil belajar IPA siswa kelas
belajar yang diharapkan yaitu 85%. eksperimen yang menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe
Pembahasan word squareberbasis lingkungan
Berdasarkan hasil penelitian berada pada kategori baik dengan
yang telah dilakukan oleh peneliti presentase 46%, kategori cukup
serta pengamatan yang dilakukan dengan presentase 29%, kategori
oleh mitra kolaborasi yang dilakukan kurang dengan presentase 20%,dan
dari siklus I hingga siklus II, kategori sangat kurang dengan
diperoleh data yang menunujukkan presentase 5% dan kategori hasil
peningkatan hasil belajar siswa pada belajar IPA siswa kelas kontrol yang
pelajaran pendidikan menggunakan pembelajaran
kewarganegraan. Peningkatan ini konvensional berada pada kategori
disebabkan karena penggunaan sangat baik dengan persentase 5%,
model pembelajaran word kategori baik dengan presentase
squaremampu meningkatkan 23%, kategori cukup
semangat siswa dalam belajar dan denganpresentase 44%, kategori
menjadikan siswa lebih aktif dan kurang dengan presentase 17%, dan
kreatif, teliti dalam mengerjakan soal kategori sangat kurang dengan
serta mampu memahami materi presentase 11%. Dari perhitungan uji
dengan baik. t diperoleh thitung sebesar 3,03 dan
Hasil penelitian ini sejalan ttabelsebesar 2,00. Karena thitung >
dengan penelitian yang telah ttabel(3,03 >2,00). Maka hipotesis
dilakukan oleh Luh Putu Sukandheni observasi (ho) ditolak dan hipotesis
pada tahun 2014 dengan judul alternatif (ha) diterima, sehingga
“Pengaruh Penerapan Model dapat diinterpretasikan bahwa,
Pembelajaran Kooperatif Tipe Word terdapat perbedaan yang signifikan
Square Berbasis Lingkungan hasil belajar IPA siswa yang
terhadap Hasil Belajar IPA Kelas V dibelajarkan menggunakan Model
Gugus Budi Utomo Denpasar Pembelajaran Kooperatif Tipe Word
Timur”. Hasil penelitiannya Square Berbasis Lingkungan dengan
menunjukkan bahwa terdapat siswa yang dibelajarkan
perbedaan yang signifikan hasil menggunakan pembelajaran
belajar IPA antara siswa yang konvensional pada siswa Kelas V
dibelajarkan menggunakan model Gugus Budi Utomo Denpasar Timur.
pembelajaran kooperatif tipe word Hal serupa juga dikemukakan
square berbasis lingkungan dengan oleh Yesi Ratnasari melalui

p-ISSN : 2355-1720 44
e-ISSN`: 2407-4926
SCHOOL EDUCATION JOURNAL VOLUME 8 NO. 1 JUNI 2018

penelitian yang dilakukan pada tahun meningkatkan hasil belajar siswa


2014 dengan judul “Penerapan pada pelajaran pendidikan
Model Pembelajaran Word Square kewarganegaraan di kelas V (lima)
untuk Meningkatkan Aktivitas dan dengan materi kebebasan
Hasil Belajar Siswa Kelas V Mata berorganisasi SD Negeri 054938
Pelajaran PKn Pokok Bahasan Paya Glugur Kecamatan Sei Lepan
Keputusan Bersama di SDN Kabupaten Langkat tahun ajaran
Umbulrejo 01 Jember Tahun 2017/2018.
Pelajaran 2013/2014”. Hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa SIMPULAN
penerapan model pembelajaran word Berdasarkan hasil penelitian,
square dapat meningkatkan aktivitas analisis dan refleksi dari tiap-tiap
dan hasil belajar. Hal ini terbukti siklus dapat disimpulkan bahwa
skoraktivitas belajar siswa pada penggunaan model pembelajaran
sebelum tindakan 51,1 (kategori word square dapat meningkatkan
cukup aktif) pada siklus I 77,5 hasil belajar pendidkan
(kategori aktif) sehingga pada siklus kearganegaraan siswa pada materi
I mengalami peningkatan sebesar kebebasan berorganisasi di kelas V
26,4, dan pada siklus II 92,2 (lima). Peningkatan hasil belajar
(kategori sangat aktif) sehingga pada siswa dapat dibuktikan dari rata-rata
siklus II mengalami peningkatan nilai dan keberhasilan belajar siswa
sebesar 14,7. Penerapan secara klasikal berdasarkan hasil
pembelajaran Word Square juga pretes, postes siklus I dan postes
dapat meningkatkan hasil belajar siklus II.
siswa. Terbukti pada skor ratarata a. Dari penelitian yang dilakukan,
hasil belajar siswa secara klasikal sebelum diberikan tindakan dari
pada prasiklus sebesar 67,6 dengan hasil pretest diperoleh rata-rata
kategori cukup baik. Pada siklus I kemampuan awal siswa sebesar
mengalami peningkatan sebesar 5,7 50,21 dengan persentase
sehingga skor menjadi 73,3 dengan keberhasilan belajar secara
kategori baik. Pada siklus II juga klasikal yaitu 12,50% atau hanya
mengalami peningkatan sebesar 8,1 3 orang siswa yang meperoleh
sehingga skor rata-rata hasil belajar nilai tuntas. Setelah dilakukan
siswa secara klasikal sebesar 81,4 tindakan siklus I dari hasil
dengan kategori sangat baik. postes I diperoleh hasil belajar
Dengan demikian, merujuk siswa meningkat menjadi rata-
pada beberapa penelitian sebelumnya rata 70,83 dengan persentase
terbukti bahwa model pembelajaran keberhasilan belajar secara
word square mampu meningkatkan klasikal yaitu 41,67% atau hanya
hasil belajar siswa dan dapat 10 orang siswa yang meperoleh
disimpulkan bahwa model nilai tuntas dan belum dapat
pembelajaran word square dapat dikatakan berhasil karena belum

45 p-ISSN : 2355-1720
e-ISSN`: 2407-4926
Nurmayani: Penggunaan Model Pembelajaran...

mencapai 85% yang menjadi SDN Pengawu. Jurnal Kreatif


taraf keberhasilan belajar secara Tadulako Online. 4:11.
klasikal. Selanjutnya, dari hasil Amri, Sofan. 2013. Pengembangan
postes siklus II diperoleh hasil & Model Pembelajaran Dalam
belajar pendidikan Kurikulum 2013. Jakarta:
kewarganegaraan siswa Prestasi Pustakarya.
meningkat menjadi rata-rata Aqib, dkk. 2011. Penelitian
82,50 dengan persentase Tindakan Kelas. Bandung:
keberhasilan belajar secara Yrama Widya.
klasikal yaitu 91,67% atau berati Aqib, Zainal. 2013. Model-Model,
22 orang siswa sudah meperoleh Media, dan Strategi
nilai tuntas dan dapat dikatakan pembelajaran Kontekstual
berhasil karena telah mencapai (inovatif). Bandung: Yrama
85% yang menjadi taraf Widya.
keberhasilan belajar secara Arikunto,Suharsimi.2010. Prodesur
klasikal. Penelitian Suatu Pendekatan
b. Aktivitas siswa selama proses Praktik. Jakarta: Asdi
pembelajaran terus mengalami Mahasatya.
peningkatan dari pertemuan Dewi, Rosmala. 2015.
pertama siklus I dengan rata-rata Profesionalisasi Guru melalui
56,56%, meningkat menjadi Penelitian Tindakan Kelas.
71,15% pada pertemuan kedua Medan: Unimed Press.
siklus I kemudian meningkat Daryanto. 2010. Belajar dan
menjadi 81,67% pada pertemuan Mengajar. Bandung: Yrama
pertama siklus II serta Widya.
meningkat hingga pertemuan Fathurrohman, Muhammad. 2015.
kedua siklus II menjadi 84,90% Model-Model Pembelajaran
dan tergolong baik. Inovatif. Jogjakarta: Ar-Ruzz
c. Aktivitas peneliti selama proses Media.
pembelajaran sudah tergolong Ibnu, Trianto. 2014. Mendesain
baik sekali atau aspek yang Model Pembelajaran Inovatif,
diamati berdasarkan format Progresif, dan Kontekstual.
lembar observasi yang ada Jakarta: Prenadamedia.
seluruhnya telah dilaksanakan. Istarani. 2012. 58 Model
Pembelajaran Inovatif. Medan:
DAFTAR RUJUKAN Media Persada.
Al-Tabany, Trianto Ibnu Badar. Istarani dan Intan. 2015. Ensiklopedi
Abdullah, Sayid. 2015. Pendidikan Jilid I. Medan:
Penerapan Model Media Persada.
Pembelajaran Word Jihad, A dan Abdul Haris. 2012.
SquareUntuk Meningkatkan Evaluasi Pembelajaran.
Prestasi Belajar Siswa Kelas V Yogyakarta: Multi Presindo.

p-ISSN : 2355-1720 46
e-ISSN`: 2407-4926
SCHOOL EDUCATION JOURNAL VOLUME 8 NO. 1 JUNI 2018

Kurniasih, Imas dan Berlin Sani. Sabri, Ahmad. 2010. Strategi Belajar
2015. Ragam Pengembangan Mengajar & Micro Teaching.
Model Pembelajaran Untuk Jakarta: Ciputat Press.
Meningkatkan Profesionalitas Sani, Ridwan Abdullah. 2015.
Guru. Kata Pena. Inovasi Pembelajaran. Jakarta:
Mulyasa, E 2013. Implementasi Bumi Aksara.
Kurikulum Tingkat Satuan Sanjaya, Wina. 2013. Strategi
Pendidikan Kemandirian Guru Pembelajaran Berorientasi
dan Kepala Sekolah. Jakarta: Standar Proses Pendidikan.
Bumi Aksara. Jakarta: Kencana.
Mulyasa, E. 2013. Pengembangan Simbolon, Naeklan dan Rizki
dan Implementasi Kurikulum Rahmatika. 2014.
2013. Bandung: Remaja Meningkatkan Motivasi
Rosdakarya. Belajar Siswa Dengan
Ngalimun. 2014. Strategi dan Model Menggunakan Model
Pembelajaran. Yogyakarta: Pembelajaran Word Square
Aswaja Pressindo. Kelas IV SD Negeri 101868
Novianty, Fety. 2017. Penerapan Desa Sena Batang Kuis. Jurnal
Model Pembelajaran Word Pendidikan. 2:1.
Squareuntuk Meningkatkan Suprijono, Agus. 2010. Cooperative
Hasil Belajar Siswa Pada Learning Teori & Aplikasi
Mata Pelajaran Pendidikan Paikem. Yogyakarta: Pustaka
KewarganegaraanKelas Ix Pelajar.
CSmp Negeri 1 Kecamatan Suryabrata, Sumadi. 2010. Psikologi
Pemangkat Kabupaten Pendidikan. Jakarta: Raja
Sambas. Jurnal Pendidikan Grafindo Persada.
Kewarganegaraan.1:2. Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar
Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Pembelajaran di sekolah
Belajar. Yogyakart: Pustaka Dasar. Jakarta: Kencana
Pelajar. Prenada Media Group.
Ratnasari, Yesi. 2014. Penerapan Swapranata, Ngurah Agung. 2016.
Model Pembelajaran Word Penerapan Model
Square untuk Meningkatkan Pembelajaran Word Square
Aktivitas dan Hasil Belajar Untuk Meningkatkan Hasil
Siswa Kelas V Mata Pelajaran Belajar Ipa Siswa Kelas V
PKn Pokok Bahasan Semester Genap. Jurnal
Keputusan Bersama di SDN Pendidikan dan Pembelajaran.
Umbulrejo 01 Jember Tahun 4:1.
Pelajaran 2013/2014. Jurnal Ula, S. Shoimatul. 2013. Revolusi
Ilmiah Pendidikan dan Belajar. Yogyakarta: Ar-
Pembelajaran. 1:1. Ruzz Media.

47 p-ISSN : 2355-1720
e-ISSN`: 2407-4926

Anda mungkin juga menyukai