Anda di halaman 1dari 8

TUGAS HARIAN

TRIKIASIS

KAMIS, 9 APRIL 2020

TRISTAN KANTOHE
19014101006
Ilmu Kesehatan Mata
Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi Manado
2020
Trikiasis

Definisi
Trikiasis adalah suatu kelainan dimana bulu mata mengarah ke dalam bola
mata yang dapat menggosok kornea atau konjunctiva yang dapat menyebabkan iritasi.
Trichiasis harus dibedakan daripada entropion, dimana pada entropion terjadi pelipatan
palpebra ke arah dalam. Kemungkinan dimana terjadinya entropion dan trikiasis
bersamaan dapat terjadi, dan dibutuhkan terapi untuk keduanya.

Epidemiologi
Trikiasis dapat terjadi pada semua usia, namun lebih sering ditemukan pada
orang dewasa. Belum ditemukan bukti adanya predileksi pada ras-ras tertentu ataupun
jenis kelamin.

Etiologi dan Patofisiologi


Setiap orang dapat terjadi trikiasis, namun umumnya lebih sering terjadi
pada orang dewasa. Trikiasis dapat disebabkan oleh infeksi pada mata, peradangan
pada palpebra, kondisi autoimun, dan trauma. Proses penuaan juga merupakan
penyebab umum terjadinya trikiasis, karena kulit yang kehilangan elastisitas.
Beberapa kondisi yang dapat meningkatkan resiko terjadinya trikiasis
sebagai berikut:
• Idiopatik
• Blefaritis kronik : Margo palpebra meradang, menebal, berkrusta,
erythem dengan secret ringan dan telangiektasis pembuluh darah
• Sikatriks : Dapat diakibatkan oleh luka palpebra oleh trauma.
• Epiblepharon, penyakit kongenital yang terjadi dimana jaringan
longgar di sekitar mata membentuk lipatan yang abnormal kulit dan
otot pretarsal, menyebabkan bulu mata mengarah ke dalam.
• Trachoma, suatu konjunctivitis folikular kronik yang berkembang
hingga terbentuknya jaringan parut. Pada kasus yang berat, trikiasis
dapat terjadi akibat jaringan parut yang berat.
• Penyakit-penyakit lainnya yang dapat mengenai kulit dan membran
mukosa seperti Steven Johnson Syndrome dan cicatrical
pemphigoid.

Selain dari penyakit-penyakit diatas, pentingnya membedakan tipe-tipe


kelainan dari bulu mata yang dapat menyebabkan trikiasis, dimana penatalaksanaannya
dapat berbeda tergantung dari penyebabnya. Pembagian trikiasis berdasarkan kelainan
bulu mata yaitu sebagai berikut:
- Acquired metaplastic eyelashes. Biasanya disebabkan peradangan
kelopak mata seperti meibomitis atau trauma akibat pembedahan,
dimana epitel kelenjar meibom mengalami perubahan metaplastik
menjadi folikel rambut. Hal ini menyebabkan pertumbuhan bulu mata
lebih posterior daripada normal dimana dapat mengarah ke belakang.
- Congenital metaplastic eyelashes. Kelainan kongenital dimana
kelenjar meibom menjadi multipoten berkembang menjadi folikel-
folikel rambut. Barisan kedua dari bulu mata tumbuh dari permukaan
kelenjar meibom. Bulu mata yang tumbuh tersebut mengarah secara
vertikel, dan pada anak-anak dapat ditoleransi dikarenakan oleh adanya
tear film yang bagus dan sedikit mengurangi sensasi kornea.
- Misdirected eyelashes. Pertumbuhan bulu mata yang normal, namun
akibat dari sedikit jaringan parut pada margin kelopak mata
menyebabkan perubahan arah dari bulu mata ke dalam.
- Marginal entropion. Pembalikan dari margin kelopak mata akibat dari
proses parut dari lamela posterior kelopak mata.

Gambaran Klinik
Pasien dapat mengeluhkan sensasi benda asing, iritasi pada permukaan
bola mata yang kronik, lesi pada kelopak mata, gatal, nyeri pada mata, dan mata
bengkak. Abrasi kornea sampai dapat terjadi ulkus kornea, injeksi konjungtiva,
keluarnya cairan mucus, dan pandangan menjadi kabur dapat menyertai penyakit ini.

Diagnosis Banding
Trikiasis dapat didiagnosis banding dengan entropion. Entropion adalah
pelipatan kelopak mata ke arah dalam yang dapat disebabkan oleh involusi, sikatrik,
atau congenital. Gangguan ini selalu mengenai kelopak mata bawah dan merupakan
akibat gabungan kelumpuhan otot-otot retractor kelopak mata , mikrasi ke atas
muskulus orbikularis preseptal, dan melipatnya tarsus ke atas.

Penatalaksanaan
Jika hanya sedikit bulu mata yang terlibat, trikiasis dapat diterapi dengan
mechanical epilation, yaitu membuang bulu mata yang tumbuh ke dalam dengan
forcep pada slit lamp. Karena pertumbuhan kembali dapat terjadi, epilasi berulang
diperlukan setelah 3-8 minggu.
Electrolysis dapat digunakan untuk menatalaksana trikiasis. Akan tetapi
tingkat rekurensinya tinggi, selain itu bulu mata normal yang berdekatan dapat menjadi
rusak dan jaringan parut pada jaringan margin palpebra dapat menyebabkan trikiasis
lebih lanjut.
Radiosurgery dapat memperbaiki bulu mata yang abnormal dengan
menggunakan ujung jarum yang dimasukkan dari ujung silia ke basis silia. Sinyal
radiosurgery dikirimkan kurang lebih selama 1 detik dengan tenaga yang lemah untuk
menghancurkan folikel rambut. Ketika ujung jarum dipindahkan, maka bulu mata
dapat diangkat dengan mudah.
Trikiasis segmental dapat diperbaiki dengan cryotherapy. Cryotherapy
hanya membutuhkan anestesia lokal infiltratif. Folikel dari bulu mata sangat sensitif
terhadap dingin dan dapat dihancurkan pada suhu -20o C. Area yang terlibat dibekukan
kurang lebih selama 25 detik dan kemudian dibiarkan mencair. Kemudian dibekukan
kembali selama 20 detik (double freeze-thaw technique). Beberapa sumber
menyebutkan, membutuhkan 45 detik membekukan dengan 4 menit mencairkan secara
lambat untuk double freeze-thaw technique. Bulu mata yang abnormal dapat diangkat
dengan forcep. Kekurangan dari cryotherapy adalah edema yang dapat bertahan
selama beberapa hari, kehilangan pigmen kulit melanosit yang dapat hancur pada suhu
-10o C sehingga dapat hancur terlebih dahulu sebelum folikel rambut dihancurkan,
penebalan margin palpebra, dan kemungkinan gangguan fungsi sel goblet. Metode ini
dapat dikombinasi dengan berbagai tehnik pembedahan dan dapat diulangi jika
persisten atau berulang.
Penggunaan Argon Laser pada trikiasis tidak se-efektif seperti
menggunakan cryotherapy, tetapi dapat sangat berguna ketika hanya sedikit dari bulu
mata yang tersebar membutuhkan ablasi atau ketika stimulasi dari area peradangan
yang lebih besar tidak dibutuhkan. Beberapa pigmen dibutuhkan pada dasar bulu mata
untuk menyerap energi laser dan mengablasi bulu mata, menyebabkan tehnik ini
sensitif terhadap warna rambut. Ablasi menggunakan argon laser membutuhkan sinar
dengan lebar 200_m untuk kelopak mata bawah, dan 250 _m untuk kelopak mata atas,
untuk kedalaman yang sama dengan electrolysis.
Dari semua tehnik yang telah disebutkan, tingkat keberhasilan dapat
bervariasi, dan penatalaksanaan tambahan biasanya diperlukan. Full thickness
pentagonal resection dengan penutupan primer dapat dipertimbangkan ketika trikiasis
terbatas pada segmen palpebra.
Tingkat keberhasilan ablasi bulu mata dapat ditingkatkan dengan
transconjunctival eyelash bulb extirpation di bawah mikroskop. Hal ini dapat
digunakan sebagai prosedur primer atau ketika upaya elektrolisis atau modalitas ablasi
lainnya telah gagal dan pengobatan lebih lanjut berisiko terbentuknya jaringan parut.

Komplikasi
Apabila tidak ditangani dengan segera trikiasis dapat menyebabkan
komplikasi seperti iritasi pada permukaan bola mata yang kronik, abrasi kornea, terjadi
ulkus kornea, perforasi, sampai terjadinya infeksi bola mata. Komplikasi lebih lanjut
dapat menyebabkan kebutaan.

Prognosis
Prognosis umumnya baik. Tindak lanjut perawatan berkala dan perhatian
terhadap komplikasi, kekambuhan, atau komplikasi kornea dapat meningkatkankan
prognosis jangka panjang.
DAFTAR PUSTAKA

1. Vaughan dan Asbury., Riordan, Paul-Eva., Whitcher, JP. 2009. Oftalmologi


Umum Edisi 17. Jakarta : EGC.
2. Standring, Susan dan Neil R. Borley. 2008. Gray's Anatomy: the Anatomical
Basis of Clinical Practice (40th ed.). Edinburgh: Churchill
Livingstone/Elsevier. p. 703.
3. AAO. 2007. Orbit, Eyelid, and Lacrimal System.American Academy of
Ophtalmology.
4. Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, et al. Fetal growth and development.
In: Cunnigham FG, Leveno KL, Bloom SL, et al, eds. Williams Obstetrics. 23rd
ed. New York, NY: McGraw-Hill; 2010:chap 4
5. Ilyas, Sidharta. 2008. Ilmu Penyakit Mata Edisi Ketiga. Jakarta : Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
6. Unknown. 2012. Clinical Management Guidelines Trichiasis. The College of
Optometrists.
7. Khooshabeh, Ramona. 2002. Focus On : The Unwanted Eyelash. The Royal
College of Ophthalmologist issue 24.
8. Barber K, Dabbs T. Morphological observation on patients with presumed
trichiasis. Br J Ophthalmol 1988; 72(1): 17-22.
9. Collin, R dan Rose, G. 2001. Fundamentals of Clinical Ophthamology Plastic
and Orbital Surgery. Malaysia : BMJ group.
10. Delaney MR, Rogers PA. A simplified cryotherapy technique for trichiasis and
distichiasis. Aust J Ophthalmology 1984; 12(2): 163-6.
11. Elder MJ. Anatomy and physiology of eyelash follicles: relevance to lash
ablation procedures. Ophthalmology Plastic Reconstruction Surgery. 1997;
13(1): 21-5.
12. Dutton JJ, Tawfik HA, DeBaker CM, Lipham WJ. Direct internal eyelash bulb
extirpation for trichiasis. Ophthalmology Plastic Reconstruction Surgery 2000;
16(2): 142-5.
13. Robert H Graham, MD. Trichiasis. Department of Ophthalmology, Mayo Clinic,
Scottsdale, Arizona.

Anda mungkin juga menyukai