Tentang
( Tafsir Qs. An- Nahl ayat 78 dan Qs. Ar-Rum ayat 30)
Disusun Oleh :
Nim : 1814080016
No. Absen : 14
Dosen Pembimbing :
1
KATA PENGANTAR
Rahmi Syafitri
2
A. PENGANTAR
3
untuk berpikir. Dengan potensi itu manusia diangkat sebagai khalifah Allah di
muka bumi ini.
4
sejauh mana manusia tersebut mampu mengembangkanya.
(Hude.2006:)
a. Isting(al- Gharizah)
Dalam pandangan psikolog instink dikenal dengan istilah
dorongan dalam diri manusia berupa bawaan lahir dalam
melakukan sesuatu, semisal dorongan untuk bertahan hidup,
melahirkan perilaku menghisap ASI kemudian makan dan minum,
dorongan untuk mendapatkan keturunan kemudian muncul
perilaku seksual.(Hude 2006:96)
Instink di butuhkan manusia dalam kehidupan untuk
mendorong tingkah laku yang diperlukan sebagai upaya
mempertahankan kehidupan. Instink mendorong manusia berlaku
sesuai dengan fitrah manusia yang telah digariskan. Mengeluarkan
dapat diambil kesimpulan bahwa cara mengembangkan potensi
instink ini adalah dengan mengasah ketajaman instink melalui
pengalaman dalam hidup, karena instink merupakan respons
sepontan yang langsung menanggapi dalamprilaku manusia sehari-
harinya.
b. Indra (al- Hawas)
Potensi kedua yang diberikan pada manusia adalah indra,
Pada umunya kita mengenal lima indra pada diri manusia (panca
indra), yaitu pengelihatan, pendengaran, pengecap dan perasa
namun sebenarnya masih ada beberapa indra lagi yang kurang
populer seperti indra keseimbangan yang terletak pada lorong
dalam telinga, indra kinestetik di persendian. dua indra tersebut
bermanfat dan berfungsi sebagai pengorganisasian gerak tubuh
kita.
c. Kognisi (al-‘Aql)
Kata akal berasal dari bahasa arab yaitu al-‘aql. Kata
tersebut berasal dari ‘iqal (al bai’ir) atau tali kekang onta, yang
mengandung arti mencegah agar orang orang yang berakal sehat
tidak lepas dari jalur yang fisik (al-Jasad). manusia memiliki
5
potensi sebagai anugrah akal dengan kemampuan untuk
mengenal, mengetahui, dan mengungkap kembali berbagai hal
yang telah diketahui, kemampuan Nabi Adam As dalam
menyebut nama-nama benda (al asma) sebagai tanda yang jelas
bahwa potensi ini dianugrahkan sebagai manusia. Akal erat
kaitanya dengan kecerdasan (intellegence).
d. Fisik (al-Jasad).
Potensi fisik adalah potesi yang terkait dengan raga
manusia, salah satu hal yang melatar belakangi anjuran setiap
muslim belajar memanah, berkuda dan berenang adalah upaya
dalam pengoptimalan potensi fisik.
3. Faktor yang Mempengaruhi Potensi
a. Faktor dari dalam ( keturunan)
Keturuan seorang anak dalam keluarganya akan
mempengaruhi potensi yang dimiliki oleh anak tersebut. Misalnya
seorang anak yang eurunan bermain musik, maka tidak khyal jika
anak tersebut berpotensi pula dalam bidang musik. Contoh
keturunan lain ilmu pasti, keturunan bertubuh tinggi, keturunan
olagragawan dan lain sebagainya.
b. Faktor dari luar ( lingkungan)
Faktor dari luar yang amat besar pengaruhnya terhadap
potensi siswa adalah faktor rumah tangga. Rumah tangga tempat
anak dibesarkan, pendidikan dalam keluarga pertama sekali anak
mendapatkan pengalaman dan pengetahuan. Oleh karena itu
orang tua adalah pendidik utama, karena mereka lebih dekat
dengan anak, terutama ibu yang mengasuh dari dalam kandugan
sampai tumbuh dewasa. Dengan demikian ibu memiliki
kesempatan yang sangat besar untuk memberi pendidikan dan
pengajaran pada anak dalam bentuk contoh, sikap dan petunjuk.
C. QS. AN-NAHL AYAT 78 TENTANG POTENSI BELAJAR DALAM
AL-QUR’AN
6
Artinya:“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan
tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran,
penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.”
1. Mufradat
2. Tafsir Qs. An- Nahl ayat 78
Ayat di atas mengisyaratkan adanya tiga potensi yang
terlibat dalam proses pembelajaran, yaitu;
a) () السمعal-sam'a,
b) ( )األبصارal-abshar
c) ( )األفئدةal-af’idah.
1
Ahmad Mustafa, Tafsir al –Maraghi, jilid V (Baerut : Daar al-Fikr, tth), h. 118.
2
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah : Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Quran, Volume 7,
Cet. VIII ( Jakarta : Lentera Hati, 2007).
3
Abd bin Nuh dkk, Kamus Indonesia-Arab dan Arab-Indonesia,( Jakarta:Bentara Antar
Asia, 1991), hlm. 112.
7
pakar diartikan sebagai sebuah bukti bahwa manusia lahir tanpa
sedikit pengetahuanpun.4
4
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah . hlm. 307.
5
Ahmad Mustafa, Tafsir al –Maraghi, jilid V Baerut : Daar al-Fikr, tth), hlm. 118.
8
pada ayat di atas mencerminkan tahap perkembangan fungsi indra-
indra manusia tersebut.
9
a. معEE( السpendengaran), yakni alat fisik yang berguna untuk
menerima informasi visual;
b. ارEEE(الءبصpenglihatan-penglihatan), yakni alat fisik yang
berguna untuk menerima informasi verbal;
c. دةEE( األفئaneka hati), adalah gabungan daya pikir dan daya
kalbu, yang menjadikan seseorang terikat, sehingga tidak
terjerumus dalam kesalahan dan kedurhakaan. Dengan
demikian tercakup dalam pengertiannya potensi meraih ilham
dan percikan cahaya ilahi.
4. Nilai pendidikan dalam Qs. An-Nahl ayat 78
10
sehingga guru dapat menggunakan metode
pembelajarannya dengan tepat dan efektif.
d. Jika menghubungkan ayat di atas dengan pendidikan, maka
guru dituntut untuk bersikap bijak di dalam memberikan
penilaian terhadap peserta didiknya, karena kondisi
kejiwaan dan daya nalarnya berbeda-beda.
1. Mufrodat
2. Tafsir Qs. Ar-Rum ayat 30
aqim berasal dari kalimat امOOود قOOة العOO وقوم/ aqa-mal u-da
waqawwamahu, yakni bila dia meluruskan kayu itu, artinya dia telah
meluruskan dan melapangkan kayu itu. Sedangkan makna yang
dimaksud disini ialah menerima agama Islam dan teguh di dalam
memegangnya.8
حنيفا/Hanifan berasal dari lafaz al-hanif. Artinya Allah dapat
diselidiki dalam diri manusia, yakni mau menerima kebenaran dan
persiapan untuk menemukannya. Artinya cenderung pada jalan lurus
dan meninggalkan kesesatan. Kata hanif, merupakan hal (keterangan)
bagi dhamîr (kata ganti) dari kata aqim atau kata al-wajh; bisa pula
mmerupakan hal bagi kata ad-din. Kata ( ) فطرfithrah terambil dari
kata fathara yang berarti mencipta9. Sementara pakar menambahkan,
fitrah adalan mencipta sesuatu pertama kali tanpa ada contoh
sebelumnya. Kata () قيمqayyim terambil dari kata () قامqama. Rujukan
antara lain pada makna kata () أقمaqim pada awal ayat ini.
8
Ahmad Musthafa Al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi (Semarang: Toha Putra, 1997), hal. 81.
9
Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah Pesan Kesan dan Keserasian Alquran (Tangerang :
Lentera Hati, 2007), 35.
11
Dari surat Ar-Rum ayat 30 tersirat perintah kepada Nabi untuk
tidak menghiraukan gangguan kaum musrikin, karena ketika ayat ini
turun di Mekkah, masih cukup banyak gangguan yang terjadi. Makna
tersirat yang dipahami dari redaksi ayat di atas merupakan perintah
untuk selalumenghadapkan wajah. Maksudnya adalah hendaklah Nabi
dan umatnya untuk selalu percaya dan yakin akan kebenaran fitrah dari
Tuhan-Nya.10
Fitrah dalam ayat ini dipahami sebagai keyakinan tentang ke-
Esa-an Allah SWT yang telah di tanamkan oleh-Nya dalam diri setiap
insan. Pemahaman fitrah sebagai sesuatu yang ditanamkan kepada
setiap insan dinyatakan dalam hadis yang menyampaikan, bahwa
semua anak dilahirkan atas dasar fitrah, kemudian kedua orang tuanya
yang menjadikan anak tersebut menganut agama Yahudi, Nasrani dan
Majusi.11
Thahir Ibnu Asyur yang mengutip pendapat Ibn Athiyah
memahami, fitrah merupakan suatu keadaan atau kondisi penciptaan
yang terdapat dalam diri manusia dan menjadikanya memiliki potensi
mampu untuk membedakan ciptaan-ciptaan Allah serta mengenal
Tuhan dan syariat-Nya. Kondisi ini terjadi karena fitrah manusia
adalah apa yang diciptakan Allah dalam diri manusia dari jasad dan
akal (serta jiwa).12 Maka sejak akal itu tumbuh dalam diri manusia,
pengakuan akan adanya Maha Pencipta itu adalah fitrah. Proses itu
beriringan dengan tumbuhnya akal, bahkan bisa dikatakan bahwa dia
adalah sebagian dari yang menumbuh suburkan akal. Maka dapat
dikatakan bahwa kepercayaan akan adanya Yang Maha Kuasa adalah
fitrah atas diri manusia. Menentang atas adanya Allah, artinya ia telah
menentang fitrinya sendiri.13
Penetepan fitrah Allah terhadap penciptaan manusia sekali-kali
tidak ada pengantian. Artinya, bahwa Allah telah menentukan
10
Ibid., Hal. 52
11
Ibid., Hal. 53
12
Ibid., hal. 54.
13
Hamka, Tafsir al-Azhar (Surabaya: Pustaka Islam, 1966), 77
12
kepercayaan atas adanya Yang Maha Kuasa dan fitrah yang ada dalam
jiwa dan akal manusia,tidak akan dapat diganti oleh perkara lain. Imam
al-Bukhari mengatakan bahwa ciptaan Allah tidak dapat diganti oleh
perkara lain. Artinya agama Allah tidak dapat diganti karena ciptaan
pertama adalah agama pertama dan Fithrah al-Islam.
Itulah agama yang lurus, itulah agama yang bernilai tinggi.
Berharga buat direnungkan. Berpegang teguh dengan syariat yang
telah diatur oleh Allah berdasarkan fitrah yang bersih merupakan
tindakan yang lurus.
13
d. Kalimat ق هللاOOOل لخلOOO يOدOOOالتب , mengisyaratkan bahwa guru harus
memberi pemahaman kepada muridnya bahwa hanya agama Islam
yang tidak disentuh oleh perubahan, sedang kepercayaan yang
dianut oleh kaum musyrikin (nasrani dan yahudi) telah diubah
oleh syaitan.
e. Kalimat قيّم menunjukkan bahwa guru harus memiliki kemantapan
dalam mengajar dan memilki kekuatan dalam menghadapi segala
tantangan, siswa harus memiliki kemantapan dalam belajar dan
memiliki kekuatan dalam berkompetensi/ bersaing dengan yang
lainnya.
قال رسوالهلل صلى اهلل عليو: عن ايب ىريرة رضي اهلل عنو قال
كل مولود يولدعلى الفطرة فابواه يهودانو او ينصر انو او: وسلم
Dari Abu Hurairah r.a berkata: Rasulullah SAW bersabda: setiap anak yang lahir
itu suci, orang tuanyalah yang menjadikan yahudi, nasrani, dan majusi.(HR.
Bukhari dan Muslim)
DAFTAR PUSTAKA
14
Shihab, M. Quraish, Tafsir Al-Misbah : Pesan, Kesan dan Keserasian Al-
Quran, Volume 7, Cet. VIII ( Jakarta : Lentera Hati, 2007).
15