Anda di halaman 1dari 10

Edu Geography 7 (2) (2019)

Edu Geography

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edugeo

Motif Awan (Model Partisipatif Wisatawan) Sebagai Solusi Konservasi Hutan


Evergreen di Taman Nasional Bali Barat

Sri Rani , Murtafiah, Neza Zakiyah, Andi Irwan Benardi

Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Taman Nasional Bali Barat merupakan salah satu destinasi wisata yang ada di Pulau Bali
Diterima 21 Juni 2019 yang dikembangkan sebagai tempat penelitian, pengembangan ilmu pengetahuan dan
Disetujui 20 Juni 2019
pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi. Tujuan penulisan artikel ini
Dipublikasikan 22 Juni
antara lain: (1) mengetahui kondisi hutan evergreen di Taman Nasional Bali Barat, (2)
2019
mengetahui kegiatan konservasi yang sudah dilakukan, dan (3) mengetahui kontribusi
________________
Motif Awan (model partisipatif wisatawan) dalam menjaga konservasi. Metode
Keywords:
Motif awan; conservation; penelitian yang digunakan yaitu diskriptif kualitatif dengan uji validitas triangulasi. Hasil
evergreen forest . penelitian menunjukkan bahwa kondisi hutan evergreen di Taman Nasional Bali Barat
____________________ termasuk baik, hanya ada sedikit kerusakan tapi tidak begitu berarti karena ekosistem
yang ada mampu memperbaiki dirinya sendiri. Upaya konservasi yang dilakukan antara
lain yaitu melakukan patroli keamanan, monitoring Curik Bali, dan aksi bersih
lingkungan. Pelibatan masyarakat dalam upaya konservasi berhasil dalam upaya
konservasi dan memberikan hasil optimal. Partisipasi pengunjung sangat diperlukan
untuk menjaga kawasan Taman Nasional Bali Barat terutama kaitannya dengan sampah
dan kelestarian ekosistem.

Abstract
___________________________________________________________________
Bali Barat National Park is one of the tourist destinations on the island of Bali which was developed
as a place of research, development of science and education, supporting cultivation, tourism, and
recreation. The objectives of this article include: (1) knowing the evergreen forest conditions in Bali
Barat National Park, (2) knowing the conservation activities that have been carried out, and (3)
knowing the contribution of Motif Awan (participatory models of tourists) in maintaining
conservation. The research method used is qualitative descriptive with triangulation validity test The
results showed that the evergreen forest conditions in Bali Barat National Park were good, there was
little damage but not so much. Existing ecosystems can improve themselves. Conservation efforts
carried out include security patrols, monitoring of Bali curves, and clean environmental actions.
Community involvement in conservation efforts is successful in conservation efforts and provides
optimal results. Visitor participation is needed to maintain the Bali Barat National Park area,
especially in relation to waste and ecosystem sustainability.
© 2019 Universitas Negeri Semarang
 Alamat korespondensi: ISSN 2252-6285
Gedung C1 Lantai 1 FIS Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: geografiunnes@gmail.com

188
Sri Rani,dkk / Edu Geoography 7 (2) (2019)

PENDAHULUAN TNBB. Trend kunjungan wisatawan TNBB


jumlahnya relatif banyak hal tersebut dapat
Keberadaan flora dan fauna endemik di dilihat dari jumlah wisatawan yang berkunjung
Bali terancam punah dikarenakan ekosistem pada tahun 2017 sebanyak 60.027 orang
hutan sebagai tempat tinggalnya mengalami (dokumen TNBB, 2018). Dengan penerapan
permasalahan terkait kelestariannya sehingga model partisipatif, diharapkan wisatawan dapat
diperlukan upaya konservasi. Salah satu hutan di membantu melestarikan hutan evergreen dan
Bali yang dilakukan untuk konservasi hewan dan lebih tertarik untuk mengunjungi kawasan
tumbuhan yang dilindungi adalah hutan evergreen di Taman Nasional Bali Barat.
evergreen. Hutan ini masuk pada kawasan
Taman Nasional Bali Barat (TNBB). Luas METODE PENELITIAN
Taman Nasional Bali Barat 19.002,89 ha dan
pada tahun 2005 luas hutan kawasan hanya Jenis penelitian ini adalah penelitian
tersisa 5-10 ribu ha (Alramadona:2013) . Dengan kualitatif. Menurut Sugiyono (2016) penelitian
penurunan yang signifikan tersebut maka kualitatif merupakan metode penelitian yang
diperlukan konservasi hutan kawasan salah berlandaskan pada filsafat pospositivisme yang
satunya hutan Evergreen. Selain bayur, digunakan untuk meneliti kondisi objek ilamiah,
tumbuhan yang dilindungi di TNBB adalah dimana peneliti adalah instrumen kunci ,
Bungur (ketangi), cendana, kemiri, sawo kecik Variabel dalam penelitian ini adalah partisipatif
dan sonokeling (Taman Nasional Bali Barat, wisatawan sedangkan populasi dari penelitian ini
2018). adalah wisatawan yang berkunjung ke TNBBT.
Fauna dilindungi yang menjadi maskot Teknik pengumpulan data menggunakan
Taman Nasional Bali Barat yaitu Jalak Bali yang dokumentasi, observasi, pengukuran lapangan
pada tahun 2006 keterdapatan Jalak Bali di alam dan wawancara yang selanjutnya diolah dengan
hanya 6 ekor saja. Fauna lain yang menarik Teknik triangulasi. Data yang akan diolah
menurut penelitian Riyanto dan Mumpuni dengan Teknik triangulasi adalah data
(2013:1) di Taman Nasional Bali Barat yaitu wawancara yang diperoleh dari pengelola,
hewan yang masuk dalam herpetofauna. masyarakat dan wisatawan. Triangulasi diartikan
Herpetofauna merupakan kelompok satwa yang sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat
terdiri atas kelas Amfibi dan Reptil. Kelompok menggabungkan dari berbagai teknik
ini mempunyai keunikan dan menimbulkan daya pengumpulan data dan sumber data yang telah
tarik baik dari segi morfologi, warna, suara ada (Sugiyono, 2010: 330).
maupun perilakunya. Salah satu cara untuk Instrumen penelitian yang digunakan
menjaga kelestarian hewan dan tumbuhan langka merupakan instrument nontes. Instrument
tersebut adalah dengan melakukan upaya tersebut berupa pedoman wawancara, pedoman
konservasi ekosistemnya yaitu salah satunya observasi, dan pedoman dokumentasi. Metode
hutan evergreen. yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Mengingat pentingnya konservasi hutan metode deskriptif. Metode deskriptif merupakan
evergreen untuk menjaga kelestarian tumbuhan, metode yang digunakan untuk menjelaskan
hewan dan untuk menunjang kebutuhan oksigen kondisi sistem pemikiran ataupun peristiwa pada
bagi manusia maka diperlukan suatu upaya masa sekarang. Pada dasarnya penelitian ini
untuk menjaga kawasan hutan evergreen. Salah bertujuan untuk mendeskripsikan data yang
satu model konservasi yang bisa dilakukan yaitu diperoleh dari informan di lapangan. Data yang
Model Partisipatif Wisatawan ,yaitu dengan diperoleh dalam penelitian ini kemudian diolah
melibatkan wistawan secara langsung untuk untuk menghasilkan reduksi data. Mereduksi
menjaga kelestarian hutan dengan mengikuti data berarti merangkum dan menyajikan data
program penanaman pohon atau aksi bersih dalam bentuk uraian singkat yang selanjutnya
lingkungan bagi wisatawan yang mengunjungi penarikan kesimpulan dan verivikasi. Langkah-

189
Sri Rani,dkk / Edu Geoography 7 (2) (2019)

langkah penelitian dapat dilihat pada bagan


berikut ini

Gambar 1. Bagan alur penelitian

HASIL PENELITIAN Taman Nasional Bali Barat merupakan


Kawasan yang difungsikan sebagai tempat
Profil Taman Nasional Bali Barat konservasi sumber daya alam hayati dan
Taman Nasional Bali Barat merupakan ekosistemnya. Konsep pengelolaan di Taman
satu-satunya Taman Nasional yang ada di Nasional Bali Barat berbasis Resort (Resort
provinsi Bali yang terletak di dua Kabupaten Based Management) artinya resort yang menjadi
yaitu Kabupaten Buleleng dan Kabupaten unit pengelolaan terkecil menjadi ujung tombak
Jembrana. Balai TNBB ditetapkan berdasarkan dalam penyelenggaraan konservasi sumber daya
Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: alam hayati dan ekosistem. Konservasi
SK.2849/ Menhut- VII/ KUH/2014 tentang sumberdaya alam hayati dan ekosistem
kawasan Hutan pada Kelompok Hutan Bali dilakukan dengan menerapkan prinsip 3P yaitu
Barat (RTK 19), dimana total luas kawasan Perlindungan, Pengawetan dan Pemanfaatan. Di
TNBB adalah 19.026,97 ha. Taman Nasional Taman Nasional Bali Barat terdapat Seksi
Bali Barat merupakan Balai Taman Nasional tipe Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) yang
A yang terdiri dari sub bagian TU (Tata Usaha); secara tingkatannya berada di atas resort. SPTN
SPTN (Seksi Pengelolaan Taman Nasional) di Tamana Nasional Bali Barat terbagi menjadi 3
Wilayah 1, Wilayah 2; dan Wilayah 3 kelompok yaitu SPTN I, SPTN II dan SPTN III, selain
jabatan fungsional. Secara Geografis Taman SPTN terdapat 6 resort dan 1 UPKPJB (Unit
Nasional Bali Barat terletak diantara 08˚ 05’ 30” Pengelolaan Khusus Peembinaan Jalak Bali).
LS sampai 08˚ 17’ 20” LS dan 114˚ 26’ 00” BT Kondisi Hutan Evergreen Taman Nasional Bali
sampai 114˚ 56’ 30” BT. Batas Kawasan Taman Barat
Nasional Bali Barat sebelah utara adalah Laut Keanekaragaman hayati di Taman
Bali, Desa Pejarakan, dan Sumber Klampok Nasional Bali Barat terdiri dari beberapa tipe
(Kabupaten Buleleng), batas sebelah Timur ekosistem yaitu hutan mangrove, hutan pantai,
adalah Desa Pejarakan dan Sumber Klampok hutan musim, hutan hujan dataran rendah
(Kabupaten Buleleng), batas sebelah barat adalah (evergreen) dan savana dengan jumlah vegetasi
Kelurahan Gilimanuk dan mencapai 258 tumbuhan dimana 14 diantaranya
Selat Bali, Batas sebelah Selatan adalah merupakan flora langka seperti Bayur
Desa Blimbingsari, Desa Ekasari, Desa Melaya (Pterospermum Javanicum), Ketangi
(Kabupaten Jembrana), batas sebelah tenggara (Lagerstroemia Speciosa), Burahol
adalah Desa Blimbingsari, Desa Ekasari, dan (Stelechocarpus Burahol), Cendana (Santalum
Desa Melaya (Kabupaten Jembrana). Album), dan Sonokeling (Dalbergia Latifolia).

190
Sri Rani,dkk / Edu Geoography 7 (2) (2019)

Selain flora, terdapat 10 jenis fauna langka yang Taman Nasional Bali Barat masuk dalam zona
dilindungi seperti Jalak Bali (Leucopsar rimba dan zona inti sehingga tidak semua orang
Rothschildi), Jalak Putih (Sturnus bisa mengakses untuk masuk kesana.
Melanopterus), Terucuk (Pycnonotus Goiavier),
Ibis Putih Kepala Hitam (Threskiornis Konservasi Yang Dilakukan Taman Nasional
Melanocephalus) dan Banteng (Bos Javanicus). Bali Barat
Selain itu, terdapat beberapa jenis satwa lain Taman Nasional Bali Barat secara
seperti Kijang (Muntiacus muntjak nainggolani), pengelolaan termasuk baik dan telah
Luwak (Pardofelis marmorata), Trenggiling melaksanakan konservasi sesuai Undang-undang
(Manis javanica), Landak (Hystrix brachyura dan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
brachyura), dan Kancil (Tragulus javanicus Kehutanan Republik Indonesia. Konservasi yang
javanicus). Vegetasi di hutan evergreen ada 71 dilaksanakan Balai Taman Nasional Bali Barat
jenis dianataranya yaitu Alang-alang, mengacu kepada Undang-Undang Nomor 5
Walikukun, dan Mentaos. Ada dua jenis Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya
tanaman yang termasuk tanaman langka yaitu Alam Hayati dan Ekosistemnya. Konservasi
tanaman Bayur dan Kemiri. Hutan hujan tropis sumber daya alam hayati dan ekosistemnya
menutupi permukaan bumi sebanyak 6%. Dari dilakukan melalui kegiatan perlindungan sistem
jumlah tersebut, hutan hujan tropis mamapu penyangga kehidupan, pengawetan
menyumbang kebutuhan oksigen di bumi sebesar keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa
40 %. Akan tetapi luas hutan hujan tropis di beserta ekosistemnya, serta pemanfaatan secara
dunia setiap tahunnya mengalami penurunan lestari sumber daya alami hayati dan
sebesar 1-2 % (Michael G, 2001). ekosistemnya. Selain tiga fungsi utama tersebut,
Hutan evergreen sebagai paru-paru dunia pengelolaan Taman Nasional Bali Barat
berperan dalam menjaga kelestarian lingkungan dilakukan dengan mengikut sertakan masyarakat
maupun kebutuhan oksigen manusia. Sebagai dalam upaya konservasi.
fungsi kelestarian lingkungan, hutan evergreen Perlindungan dan pengamanan hutan
berperan dalam berbagai hal diantaranya merupakan usaha untuk mencegah dan
penyerap dan penyaring kadar karbondioksida, membatasi kerusakan hutan, kawasan hutan dan
penyedia sumber air, penghasil oksigen, tempat hasil hutan yang disebabkan oleh perbuatan
hidup berjuta flora dan fauna, penyeimbang manusia, ternak, kebakaran, daya-daya alam,
lingkungan, dan mencegah timbulnya hama dan penyakit serta mempertahankan dan
pemanasan global. Taman Nasional Bali Barat menjaga hak-hak negara, masyarakat, dan
menjadi benteng terakhir bagi Curik Bali yang perorangan atas hutan, kawasan hutan, hasil
telah di tetapkan sebagai satwa langka yang hutan, investasi dan perangkat yang
dilindungi. berhubungan dengan pengelolaan hutan. Dalam
Hutan evergreen merupakan salah satu Peraturan Pemerintah Nomor 45 tahun 2004
tempat persinggahan Curik Bali. Meskipun pasal 5 dikatakan bahwa Penyelenggaraan
bukan tempat tinggal Curik Bali, akan tetapi perlindungan hutan bertujuan untuk menjaga
keberadaan hutan evergreen cukup menarik curik hutan, hasil hutan, Kawasan hutan dan
bali untuk menghabiskan sebagian waktu lingkungannya agar fungsi lindung, fungsi
bermainnya. Sedangkan habitat asli curik Bali konservasi dan fungsi produksi tercapai secara
banyak ditemukan di ekosistem hutan musim. optimal dan lestari.
Sejauh ini kondisi hutan evergreen masih baik, Konservasi hutan dilakukan dengan cara
ada permasalahan tetapi tidak sampai penjagaan dari gangguan manusia, spesies elien
menyebabkan kerusakan ekosistem karena masih maupun dari kebakaran hutan, monitoring,
dalam kategori kerusakan ringan sehingga hutan penanaman pohon dan patroli. Pada hutan
evergreen mampu memperbaiki (recovery) musim yang terletak pada zona pemanfaatan
dirinya sendiri. Hutan evergreen dalam kawasan konservasi yang dilakukan berupa penanaman

191
Sri Rani,dkk / Edu Geoography 7 (2) (2019)

pohon, pemeliharaan pohon tempat tinggal Curik dan perkembangbiakan Curik Bali. Upaya
Bali, dan clean up. Pada hutan mangrove pelestarian Curik Bali dilakukan pada unit
kegiatan konservasi yang dilakukan yaitu berupa khusus yaitu Unit Pengelolaan Khusus
penanaman Mangrove, dan clean up. Pada Pembinaan Jalak Bali (UPKPJB). Penangkaran
ekosistem terumbu karang kegiatan konservasi yang paling utama dan paling besar berada di
yang dilakukan yaitu clean up dan patroli Tegal Bunder. Mulai dari tahun 2012,
perairan. Tantangan pengelolaan hutan perkembangan populasi Curik Bali mengalami
evergreen di Taman Nasional Bali Barat yaitu peningkatan. Salah satu strategi menambah
penjagaan dari alien spesies yang dapat ruang edar Curik Bali yaitu dengan melakukan
menimbulkan perubahan ekosistem. Kegiatan pelepasliaran secara rutin setiap tahun. Kegiatan
yang dilakukan pengelola untuk mengantisipasi ini sudah dilaksanakan sejak tahun 2014.
adanya gangguan tersebut yaitu melakukan Pelepasliaran Curik Bali dilakukan di 3 site di
monitoring sekaligus pengecekan ada tidaknya Kawasan Taman Nasional Bali Barat yaitu
alien spesies di hutan evergreen, maka cara untuk Labuan Lalang, Cekik dan Teluk Terima. Pada
mengantisipasi penyebaran tanaman tersebut tahun 2019, Balai Taman Nasional Bali Barat
yaitu dengan menebang pohon tersebut. berencana melakukan pelepasliaran Burung
Fungsi perlindungan dilakukan melalui Curik Bali di Kawasan Taman Nasional Bali
kegiatan operasi pengamanan hutan yang terdiri Barat sebanyak 2 kali. Pelepasliaran Burung
dari patroli rutin, patroli perairan, patroli Curik Bali yang pertama telah dilaksanakan pada
monitoring Curik Bali, patroli pencegahan tanggal 22 Mei 219 sebanyak 45 ekor yang
kebakaran, dan operasi gabungan. Sepanjang dilakukan di beberapa site yaitu Labuan Lalang,
tahun 2017, operasi pengamanan hutan telah Cekik, Teluk Brumbun dan Teluk Kotal.
dilakukan sebanyak 27 kali. Kegiatan yang Pelepasliaran ini dilakukan bertepatan pada
berkenaan dengan fungsi pengawetan keanekaragaman Hayati (KEHAYATI) dunia
keanekaragaman yaitu penanaman mangrove tahun 2019.

Gambar 2. Jumlah Populasi Curik Bali di UPKPJB

Sedangkan fungsi pemanfaatan secara tetap sesuai aturan dalam menjaga lingkungan
lestari dilakukan dengan kegiatan ekowisata. dan tidak merubah apapun yang mempengaruhi
Wisata alam yang dikembangkan di Taman kelestarian Kawasan. Kegiatan pariwisata yang
Nasional Bali Barat yaitu e-cotourisme yang ada di Taman Nasional Bali Barat melibatkan
berarti tempat wisata tersebut tidak dan memberdayakan masyarakat sekitar dengan
mengutamakan pada aspek keuntungan semata membentuk Forum Usaha Jasa Wisata Alam
tetapi yang menjadi perhatian paling utama yaitu sehingga terjalin hubungan baik Taman Nasional

192
Sri Rani,dkk / Edu Geoography 7 (2) (2019)

dengan masyarakat. Dampak dari kegiatan karena itu, upaya yang dilakukan adalah
tersebut yaitu masyarakat ikut menjaga menebang tanaman-tanaman alien spesies.
kelestarian ekosistem tempat wisata yang Kontribusi Motif Awan (Model Partisipatif
dikelolanya karena merasa di untungkan dengan Wisatawan)
adanya tempat wisata tersebut. Salah satu Dalam Undang-Undang No 5 Tahun 1990
contohnya adalah wisata pantai Karang Sewu dijelaskan bahwa pemerintah dalam hal ini
yang pengelolaannya melibatkan masyarakat adalah pengelola kawasan Taman Nasional
Gilimanuk sehingga mereka mendapatkan berupaya mengarahkan dan menggerakkan
pekerjaan baru selain sebagai nelayan yaitu masyarakat untuk berperan serta dalam upaya
menjadi pedagang dan pemandu wisata keliling konservasi. Peran serta masyarakat sebenarnya
Kawasan mangrove dengan perahu. Masyarakat sudah ada sejak dahulu sebelum kawasan Taman
tersebut tergabung dalam kelompok masyarakat Nasional Bali Barat di tetapkan sebagai Taman
Nelayan dan kelompok Segara Merta. Nasional. Masyarakat yang tinggal di kawasan
Kegiatan lain yang dilakukan untuk tersebut secara tidak langsung telah berpartispasi
mendukung ekowisata yaitu membuat sistem e- dalam menjaga kawasan hutan. Hal tersebut
ticketing dan e-IPA (Izin Pemanfaatan Air) dikarenakan dalam ajaran agama Hindu terdapat
untuk meningkatkan PNBP dari jasa wisata alam konsep Tri Hita Kirana yaitu penyebab
yang ada. Pendapatan dari kegiatan wisata alam terciptanya kebahagian yang salah satunya
yang ada di Taman Nasional Bali Barat dapat adalah mengatur tentang hubungan manusia
digunakan untuk kegiatan lain terutama dengan alam sekitarnya. Meskipun begitu, dalam
kepentingan pengelolaan Taman Nasional dan pelaksanaannya masih ada beberapa oknum yang
pelestarian satwa Burung Curik Bali. Dari tahun tidak memperhatikan lingkungan. Mereka
2010 hingga 2017 jumlah Pendapatan Negara menjadi pelaku pengrusakan hutan dengan
Bukan Pajak yang didapatkan selalu meningkat. melakukan illegal loging, perburuan, dan
Peningkatan signifikan terjadi pada tahun 2015 penangkapan ikan dengan cara yang tidak benar
yaitu sebesar 7.049.300.000 yang pada sehingga menyebabkan rusaknya ekosistem
sebelumnya sebesar 1.540.807.500. terumbu karang.
Upaya konservasi hutan evergreen yang Mulai tahun 2000, pengelola TNBB mulai
dilakukan TNBB yaitu dengan melakukan patroli melaksanakan program konservasi dengan
dan monitoring jenis tumbuhan spesies invasive melibatkan masyarakat. Oknum masyarakat
yaitu spesies yang bukan asli dari ekosistem yang dulunya sebagai pelaku pengrusakan
tersebut. Hal tersebut dimaksudkan untuk dilibatkan dalam kegiatan konservasi maupun
mengidentifikasi jenis tanaman asing (alien pengelolaan wisata. Kegiatan tersebut dilakukan
spesies) yang dapat mengganggu dengan membuat kelompok-kelompok
keberlangsungan ekosistem. Alien adalah masyarakat dengan kesamaan tujuan pada
spesises organisme tertentu yang sebelumnya kegiatan tertentu. Kelompok masyarakat tersebut
tidak ada di suatu habitat tertentu kemudian antara lain kelompok Segara Merta yang
diintroduksi ke wilayah tersebut. Tanaman asing bergerak dalam pengelolaan wisata pantai karang
yang dimaksudkan disini adalah tanaman yang sewu, kelompok masyarakat nelayan Karang
dapat merubah salah satu komponen ekosistem Sewu, kelompok Bali Barat Touris
baik biotik maupun abiotik. Contohnya adalah Transportation, kelompok Driver Boat
tanaman akasia yang menyerap banyak air Menjangan, kelompok masyarakat pengolah
sehingga jumlah airnya berkurang. Ketika jumlah kompos “Wana Asri”, dan kelompok penangkar
air berkurang maka kebutuhan air tumbuhan lain burung “Bali Jaya Lestari”.
akan terganggu. Hal tersebut dapat mengancam Pelibatan masyarakat dalam upaya
keberlangsungan hidup tumbuhan lain terutama konservasi dilakukan pada zona pemanfaatan
vegetasi khas yang ada di hutan evergreen. Oleh kawasan Taman Nasional Bali Barat dengan luas
4.294, 43 Ha atau 22,6 % dari keseluruhan luas

193
Sri Rani,dkk / Edu Geoography 7 (2) (2019)

Taman Nasional Bali Barat. Masyarakat yang Bali dan habitatnya, serta menambah daya tarik
dilibatkan dalam kegiatan tersebut merupakan wisata dengan adanya ekowisata Curik Bali
masyarakat yang tinggal di 8 Desa Penyangga berbasis masyarakat.
yaitu Desa Gilimanuk, Desa Melaya, Desa 2. Angka pengrusakan hutan dan illegal loging
Blimbingsari, Desa Ekasari, Desa menurun
Sumberklampok, dan Desa Pejarakan. Pelibatan Untuk mengatasi masalah pengrusakan
masyarakat dilakukan melalui beberapa kegiatan hutan dan illegal loging, pengelola yang
yaitu patroli perlindungan dan keamanan bersangkutan yaitu polisi hutan melakukan
kawasan dengan program Masyarakat Mitra kegiatan patroli rutin dengan melibatkan
Polhut, pencegahan kebakaran hutan melalui masyarakat untuk mengurangi jumlah kasus
kegiatan Masyarakat Peduli Api, monitoring pengrusakan dan illegal loging. Bentuk lain
Curik Bali, penanaman Mangrove, dan pelibatan partisipasi masyarakat adalah dengan membuat
masyarakat dalam pengelolaan kawasan wisata. laporan kepada pihak Taman Nasional Bali Barat
Pelibatan masyarakat dalam upaya ketika menemukan hal-hal mencurigakan yang
konservasi yang dilakukan Taman Nasional Bali mengarah kepada pengrusakan hutan maupun
Barat memberikan pengaruh positif. Pengaruh illegal loging. Oleh karena itu, dengan adanya
tersebut dapat dilihat dari beberapa indikator dan patroli rutin yang melibatkan masyarakat, makan
pencapaiaannya yaitu : dapat mengurangi kasus tersebut.
1. Meningkatnya jumlah curik bali 3. Konservasi Mangrove meningkat
Saat ini, penangkaran Curik Bali Ekosistem mangrove yang ada di Taman
dilakukan dengan berbasis masyarakat melalui Nasional Bali Barat merupakan salah satu
kolaborasi multi pihak. Salah program yang ekosistem terlengkap yang tersebar di berbagai
dilakukan adalah adopsi nesting box atau tempat. Salah satu persebarannya adalah di
sanctuary (kandang) Curik Bali. Para donator wisata pantai Karang Sewu yang terletak di Desa
atau perusahaan mitra TNBB bisa Gilimanuk. Disana terdapat kelompok
menyumbangkan uangnya yang selanjutnya masyarakat “Segara Merta” yang salah satu
dialokasikan untuk pengadaan nesting box. kegiatannya adalah melakukan penanaman
Sedangkan bentuk kerja sama dengan mangrove di sepanjang pesisir pantai Karang
masyarakat dilakukan dengan membuat Sewu. Selain penanaman mangrove, ada juga
penangkar di beberapa daerah dengan penanaman pohon tertentu yang meruupakan
melibatkan kelompok masyarakat sebagai ekosistem khas Taman Nasional Bali Barat yang
pengelolanya. Penangkaraan tesebut berada di di tanam pada zona pemanfaatan misalnya
empat tempat yaitu Desa Gilimanuk ada 7 pohon Intaran.
penangkar yang dikelola oleh kelompok 4. Pengelolaan wisata lebih baik
masyarakat “Jaya Bali Lestari”, Desa Keberadaan masyarakat dalam objek
Blimbingsari ada 4 penangkar dikelola “Paksi wisata secara tidak langsung ikut andil dalam
Bari Marta” dan “Ekasari Bird Farm”, Desa menjaga kebersihan kawasan wisata dan
Sumberklampok ada 17 penangkar dikelola oleh keamanan. Salah satu contoh objek wisata yang
“Manuk Jegeg”, dan Desa Melaya dengan 1 dikembangkan dengan pelibatan masyarakat
penangkar yang dikelola oleh kelompok “Lestari adalah objek wisata pantai karang sewu.
Curik Bali”. Pengelolaan wisata di Taman Nasional Bali
Manfaat yang diperoleh dari kegiatan Barat merupakan salah satu yang terbaik. Hal
tersebut yaitu bertambahnya nilai ekonomi tersebut di buktikan dari penghargaan yang telah
masyarakat, meningkatkan populasi Curik Bali di raih sepanjang tahun 2018 yakni 3
baik di alam maupun di penangkaran, penghargaan, satu diantaranya merupakan
berkurangnya tindak kejahatan perburuan Curik penghargaan skala internasional.
Bali di alam, meningkatkan kepedulian 5. Kebakaran hutan
masyarakat dalam menjaga kelestarian Curik

194
Sri Rani,dkk / Edu Geoography 7 (2) (2019)

Kasus kebakaran hutan yang terjadi di memiliki kawasan Taman Nasional Bali Barat
kawasan Taman Nasional Bali Barat mulai tahun dan merasa di untungkan dengan adanya
2009 – 2017 diakibatkan oleh faktor alam yaitu kegiatan wisata sehingga secara tidak langsung
musim kemarau dengan luas daerah terbakar mereka akan lebih menjaga kawasan Taman
berbeda-beda. Untuk mengatasi hal tersebut, Nasional. Dengan adanya program ini, wujud
petugas pemadam kebakaran bekerja sama peran serta masyarakat dalam upaya konservasi
dengan masyarakat melalui program Masyarakat terstruktur sehingga hasil dari upaya tersebut
Peduli Api. lebih terlihat dampaknya.
6. Kegiatan clean up Motif Awan (Model Partisipatif
Aksi bersih lingkungan (clean up) memliki Wisatawan) merupakan suatu model konservasi
andil yang cukup besar dalam menjaga dengan melibatkan wisatawan atau pengunjung
kebersihan kawasan TNBB. Kegiatan tersebut yang dalam hal ini adalah pengunjung di Taman
dilakukan seminggu sekali dan pada hari Nasional Bali Barat. Jumlah pengunjung yang
perayaan tertentu. ada di Taman Nasional cenderung mengalami
Taman Nasional Bali Barat dalam upaya kenaikan. Secara umum, kawasan wisata yang
pelibatan masyarakat menggunakan strategi telah banyak dikenal masyarakat akan
kooperatif dan tidak kaku dalam menyikapi menimbulkan dampak negatif seperti sampah
permasalahan yang berkaitan dengan dan kerusakan lingkungan. Oleh karena itu perlu
masyarakat. Kooperatif yang dimaksudkan disini adanya partisipasi dari wisatawan maupun
adalah tidak serta merta menggunakan alasan masyarakat setempat. Partisipasi yang dimaksud
pidana, setiap permasalahan diselesaikan dengan dalam penelitian ini bisa dalam bentuk tenaga,
cara yang baik dan mengutamakan jalan damai. fikiran, dan materi. Sikap pengunjung yang tidak
Cara tersebut terbukti bisa merangkul berbagai membuang sampah sembarangan, tidak merusak
kalangan masyarakat dan tidak menimbulkan ekosistem yang ada serta ikut serta dalam aksi
konflik berkepanjangan. Melalui kegiatan bersih lingkungan merupakan bentuk dari
pemberdayaan masyarakat, mereka akan merasa partisipasi.

Gambar 3. Skema model konservasi Motif Awan

kerusakan yang berarti. Ekosistem yang ada


SIMPULAN mampu memperbaiki dirinya sendiri karena
kerusakan masih dalam skala kecil. Konservasi
Kondisi hutan evergreen di Taman hutan dilakukan dengan cara penjagaan dari
Nasional Bali Barat termasuk baik, tidak ada gangguan manusia, spesies elien maupun dari

195
Sri Rani,dkk / Edu Geoography 7 (2) (2019)

kebakaran hutan, monitoring, penanaman pohon Ni Putu Tia Dini Praniti ., Prof. Dr. I Gede Astra
dan patrol keamanan kawasan. Pelibatan Wesnawa,M.Si ., Drs. Sutarjo,M.Pd
wisatawan berperan dalam membantu upaya .2014.Fungsi Hutan Konservasi Taman
Nasional Bali Barat (Studi Kasus Degradasi
konservasi yang dilakukan oleh Taman Nasional
Lingkungan di Desa Sumber
Bali Barat.
Klampok):undiksha
Sudomono, Agung. 2011. “Alien Spesies”.
DAFTAR PUSTAKA https://asudomo.wordpress.com/2011/05/04
Amir Mahmud, Arif Satria, Rilus A /alien-spesies/
Kinseng.2015.Analisis Sejarah dan Pendekatan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Sentralisasi Dalam Pengelolaan Taman Republik Indonesia Tentang Organisasi dan
Nasional Bali Barat Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Taman
I Gusti Alit Gunadi NI Luh Made Pradnyawathi.2015. Nasional
Inventarisasi Flora Dan Fauna Pada Zona Statistik Balai Taman Nasional Bali Barat tahun 2017
Pemanfaatan Kawasan Konservasi (studi kasus UU No 5 Tahun 1950 Tentang Konservasi Sumber
perbatasan PLN Gilimanuk-Kawasan TNBB) Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya
I Putu Gede Ardhana, Nana Rukmana.2017.
Keberadaan Jalak Bali (Leucopsar rothschildi
Stresemann 1912) Di Taman Nasional Bali
Barat (The Existence Of Bali Starling
(Leucopsar Rothschildi Stresemann 1912) In
West Bali National Park).

196
Sri Rani,dkk / Edu Geoography 7 (2) (2019)

LAMPIRAN

197

Anda mungkin juga menyukai