Anda di halaman 1dari 3

Fabiola Valentine Umboh

18014101024

Kehamilan Post Term

A. Definisi Kehamilan Postterm

Kehamilan postterm disebut juga kehamilan serotinus, kehamilan lewat waktu,kehamilan


lewat bulan, prolonged pregnancy, extended pregnancy, postdate/postdatisme atau pascamaturitas.
Menurut WHO 1977 kehamilan postterm adalah kehamilan yang berlangsung lebih dari 42
minggu (294 hari) yang terhitung sejak hari pertama siklus haid terakhir (HPHT) menurut
rumus Naegele dengan siklus haid rata-rata 28 hari. Menurut definisi yang dirumuskan oleh American College
of Obstetricians and Gynecologists (2004), kehamilan postterm adalah kehamilan yang
berlangsunglebih dari 42 minggu (294 hari) yang terhitung sejak hari pertama
siklus haidterakhir (HPHT).

Masalah yang sering terjadi dalam menegakkan diagnosisi kehamilan postterm adalah penentuan
usia kehamilan berdasarkan HPHT seringkali tidaklah mudah,karena ibu tidak ingat kapan
tanggal HPHT yang pasti, selain itu penentuan saat o v u l a s i y a n g p a s t i j u g a
t i d a k m u d a h , t e r d a p a t p u l a f a k t o r - f a k t o r y a n g mempengaruhi
perhitungan: variasi siklus haid, kesalahan perhitungan oleh ibu dansebagainya. Dengan
adanya pemeriksaan USG terutama pada trisemester I, usia kehamilan dapat ditentukan
lebih tepat , dengan penyimpanagn hanya lebih atau kurang satu minggu.

B. Faktor Resiko
 Primiparitas
 Riwayat kehamilan post term sebelumnya
 Anensephali janin
 Jenis kelamin bayi adalah laki-laki
 Predisposisi genetik

C. Diagnosis

• USG di trimester pertama untuk menentukan usia kehamilan


• Jika tidak ada USG, maka lakukan anamnesis yang baik untuk menentukan hari pertama
haid terakhir
• Pada beberapa penelitian, penentuan usia kehamilan dengan tanggal HPHT tidak akurat
• Penentuan dengan USG menunjukan proporsi usia kehamilan yang lebih rendah
dengan USG dibandingkan dengan HPHT
• Semakin dini dilakukan pemeriksaan USG (12 minggu atau kurang) makin rendah
insidensi kehamilan post term
Fabiola Valentine Umboh
18014101024

D. Komplikasi Kehamilan Postterm

Komplikasi yang dapat terjadi pada ibu seperti korioamnionitis,


l a s e r a s i  perineum, perdarahan post partum, endomiometritis dan penyakit tromboemboli.
Komplikasi terjadi pada bayi seperti hipoksia, hipovolemia, asidosis, sindrom gawat nafas,
hipoglikemia, hipofungsi adrenal.

E. Penatalaksanaan

• Berdasarkan ACOG, jika dalam 41 minggu tanpa komplikasi  pantau kesejahteraan janin 
42 minggu  diperiksa apakah ada komplikasi atau tidak
• Jika ada (ganggunan janin dan oligohidramnion)  induksi
• Jika tidak ada, pantau kesejahteraan janin dan induksi (terutama dengan pematangan serviks)
• Belum ada penelitian yang membedakan persalinan pada 41 dan 42 minggu  kematian
perinatal 0,7% dan 3 % per 1000 kehamilan pada 41 dan 42 minggu  konsep intervensi pada
41 minggu
Fabiola Valentine Umboh
18014101024

F. Prognosis
 Kehamilan lewat waktu menyebabkan komplikasi pada janin
 Bayi yang dilahirkan lebih dari 42 minggu atau lebih akan beresiko mengalami ensepalopati neonatal yang
dapat menyebabkan Cerebral palsy
 Distosia bahu dan trauma pada kehamilan akan meningkat pada kehamilan lewat waktu
 Oligohidramnion dan hipoksia janin
 Makrosomia juga menjadi salah satu komplikasi pada kehamilan post term  akibat pertumbuhan janin
yang terus terjadi meskipun melewati 37 minggu

Referensi

 Cunningham FG, dkk. Williams Obstetric, ed. 23. McGraw-Hill; 2010.


 Patricia Crowley. Prolonged pregnancy in Dewhurst's Textbook of Obstetrics and Gynaecology 7th
Edition. Blackwell Publishing
 Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan. Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia. 2013
 Matthew J. Neff. ACOG Releases Guidelines on Management of Post-term Pregnancy. Am Fam
Physician. 2004 Dec 1;70(11):2221-2225.

Anda mungkin juga menyukai