Disusun :
KELOMPOK 1
Akmat Rianto (12204183163)
Revi Shinta Nuria (12204183172)
Laily Nur Rahma Damayanti (12204183173)
Monica Septia Putri (12204183176)
Amalia Krisnaning (12204183195)
ii
Penulis
iii
DAFTARISI
PRAKATA .................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. LatarBelakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 1
C. TujuanPeulisan .................................................................................. 1
D. KegunaanPenulisanMakalah .............................................................. 2
BAB II KAJIAN PUSTAKA ...................................................................... 3
A. InovasiKurikulumdan Pembelajarannya ........................................... 3
B. Prosedur Pengembangan Kurikulum Berbasis Keterpaduan .............. 5
C. Jenis Inovasi dalam Kurikulum dan Pembelajaran ............................ 7
BAB III HASIL PENELITIAN TERDAHULU......................................... 14
SISTEMATIKA PEMBAHASAN .............................................................. 17
DAFTAR RUJUKAN ................................................................................. 18
iv
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana inovasi kurikulum dan pembelajaran?
2. Bagaimana prosedur pengembangan kurikulum berbasis keterpaduan?
3. Apa saja jenis inovasi dalam kurikulum dan pembelajaran?
1
2
A. InovasiKurikulumdan Pembelajarannya
Secara etimologi inovasi berasal dari kata lain innovaation yang berarti
pembaharuan dan perubahan. Kata kerjanya innovo yang artinya memperbarui dan
mengubah. Inovasi adalah suatu perubahan baru yang menuju kearah perbaikan
dan berencana atau tidak secara kebetulan saja. Inovasi dapat diartikan sebagai
sesuatu yang baru itu bisa benar-benar baru yang belum tercipta sebelumnya yang
kemudian disebut dengan invatation atau dapat juga tidak benar-benar baru sebab
sebelumnya sudah ada konteks sosial yang lain yang kemudian disebut dengan
istilah discovery. Jadi dengan demikian inovasi dapat terjadi melalui proses
invitation atau proses discovery. 1 Sedangkan kurikulum adalah segenap proses
usaha bersama untuk memperlancar pencapaian tujuan pembelajaran dengan
dititikberatkan pada usaha, meningkatkan kualitas interaksi belajar mengajar.
Kurikulum dalam arti sempit adalah semua pelajaran baik teori atau praktek yang
diberikan kepada peserta didik selama mengikuti suatu proses pendidikan tertentu.
Dalam kurikulum arti sempit ini terbatas pada pemberian bekal pengetahuan dan
ketrampilan pada peserta didik. Dalam arti luas adalah semua pengalaman yang
diberikan pada peserta didik selama mengikuti pendidikan.
Kurikulum merupakan subtansi yang utama pada sekolah. Prinsip dasar
kurikulum ini adalah berusaha agar proses pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu, dengan tolok ukur pencapaian tujuan oleh siswa dan
mendorong guru untuk menyusun dan terus menerus menyempurnakan strategi
pembelajarannya. 2 Kurikulum bukan sekedar daftar nama pelajaran dalam silabus
namun didalamnya terkandung : unsur, tujuan, isi, metode dan evaluasi.
Kurikulum merupakan alat/komponen penting dalam menentukan proses
pengajaran. 3
1
Masruchan, Manajemen Inovasi KurikulumPendidikan Di Sekolah Dasar Muhammadiyah
Progam Khusus Surakarta, Surakarta, 2017, hal. 21-22.
2
Ibid., hal. 28.
3
Mohamad Isa Ansori dkk, Inovasi Terhadap Dimensi Kurikulum dan Guru
SebagaiAlternatif Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Cakrawala
Pendidikan No. 1, 1988, hal. 34.
3
4
4
Prof. Dr. A. Tafsir dan Dr. H. A. Rusdiana, M.m , Konsep Inovasi Pendidikan (Bandung:
Pustaka Setia, 2014), hal. 187.
5
Ibid., hal. 22.
6
Ibid., hal. 187-188.
7
Ibid., hal. 23.
5
12
Oemar Hamalik. (2008). Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum, Bandung: Remaja
Rosdakarya, hal. 133
13
S. Nasution, Azaz-azas Kurikulum, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), hal. 176.
14
Syarifuddin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka, 1999), hal. 27.
15
Syaifuddin Sabda, Model Kurikulum, (Yogyakarta: Pustaka, 1999), hal. 61-62.
7
16
Mohammad Isa Ansori, Inovasi terhadap Dimensi Kurikulum dan Guru Sebagai Alternatif
Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan Teknologi dan Kejujuran, Jurnal Cakrawala Pendidikan, No.
1, 1988, hal. 37.
8
17
M. Francis Klein. (1989). Curriculum Reform in The Elementary School. New York:
Teachers Collage Pers, hal. 23.
9
18
Departemen Pendidikan Nasional. Pedoman Umum Pengembangan Kurikulum, (Jakarta:
Pusat Kurikulum), hal. 5.
11
sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. Persoalan
ini penting untuk dipahami, sebab walaupun standart isi ditentukan oleh
pemerintah, akan tetapi dalam operasional pembelajarannya yang
direncanakan dan dilakukan oleh guru dan pengembang kurikulum tidak
terlepas dari keadaan dan kondisi daerah.
Ketiga, sebagai kurikulum operasional, para pengembang kurikulum di
daerah memiliki keleluasaan dalam mengembangkan kurikulum menjadi unit-
unit pelajaran, misalnya dalam mengemangkan strategi dan metode
pembelajaran, dalam menentukan media pembelajaran dan dalam menentukan
evaluasi yan gdilakukan termasuk dalam menentukan berapa kali pertemuan
serta kapan suatu topic materi harus dipelajari siswa agar kompetensi dasr
yang telah ditentukan dapat tercapai. Sebagai kurikulum operasional, KTSP
memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. KTSP adalah kurikulum sebagai sejumlah mata pelajaran yang harus
ditempuh oleh peserta didik dalam kurun waktu tertentu. Hal ini dapat
kita lihat dari struktur kurikulum KTSP yang memuat sejumlah mata
pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik. Setiap mata pelajara
yang harus dipelajari ituselain sesuai dengan nama-nama disiplin ilu
juga ditentukan jumlah jam pelajaran secara ketat, maka dapat
dikatakan bahwa KTSP merupakan kurikulum yang berorientasi pada
sdisiplin ilmu.
b. KTSP adalah kurikulum yang berorientasi pada pengemangan
individu. Hal ini dapat dilihat dari prinsip-prinsip pembelajaran dalam
KTSP yang menekankan pada aktivitasa siswa untuk mencari dan
menemukan sendiri matei pelajaran melalui berbagai pendikatan dan
strategi pembelajaran yang disarankan misalnya, melalui CTL, inkuiri,
pembelajaran fortopolio dan lain sebagainya. Demikian juga, secara
tegas dalam struktur kuikulum terdapat komponen pengembangan diri.
c. KTSP adalah kurikulum yang mengakses kepentingan daerah. Hal ini
tampak pada salah satu prinsip KTSP yakni berpusat pada potensi
perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan
lingkunganya. Dengan demikian, maka KTSP adalahkurikulum yang
12
19
Mulyasa. (2008). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
hal. 18-29.
13
20
Winkel. (2009). Psikologi Pengajaran, Yogyakarta: Media Abadi, hal. 472.
BAB III
HASIL PENELITIAN TERDAHULU
14
15
kelas 8, (3) progam ekstra kurikuler seperti bola voli, atletik, sepak bola,
drumband, pramuka, dan sebagainya, dan (4) progam komputer.
3. Manajemen Implementasi Kurikulum : Strategi Penguatan Implementasi
Kurikulum 2013
Keberhasilan pengimplementasian kurikulum memerlukan manajemen
yang baik. Dalam rangka pengimplementasian Kurikulum 2013, ada beberapa
aspek manajemen yang penting sebagai strategi untuk memperkuat
pelaksanaanya. Aspek-aspek tersebut meliputi perencanaan implementasi,
sumber daya utama dan pendukung, proses pembelajaran disekolah, dan
kegiatan monitoring dan evaluasi. Komponen sekolah terdiri atas guru, kepala
sekolah, fasilitas, budaya, lingkungan. Semua komponen tersebut memiliki
peran masing-masing dalam penerapan kurikulum baru. Dengan demikian,
semua potensi dan sumber daya yang ada perlu dikelola secara menyeluruh
dan terpadu agar bermanfaat dalam implementasi kurikulum. Tersedianya
dokumen dan instrumen adalah landasan utama dalam pengimplementasian
strategi penerapan Kurikulum 2013 dilapangan agar dapat mencapai kualitas
yang diharapkan. Selain itu, pemantauan dan evaluasi perlu dikerjakan agar
partisipasi semua pihak dapat diperkuat dan untuk mewujudkan manajemen
dan strategi implementasi yang lebih baik.
4. Prosedur pelaksanaan kurikulum terpadu dalam pembelajaran PAI di MAN 1
Malang Oleh Asih Nurjanah.
Perencanaan kurikulum terpadu menggunakan school based integrated
curriculum, yaitu (integrasi kurikulum kemenag, kemendikbud, dan kekasan
MAN) kekasan MAN 1 adalah keagamaan dan life skill elektro setara D-1.
Perencanaan kurikulum terpadu dan pembelajaran di MAN 1 menggunakan
model inter dan antar disiplin, langkah-langkah lintas guru menganalisis
keterkaitan KD dan materi menjadi tema kemudian mengembangkan RPP.
Pelaksanaan pembelajaran terpadu di MAN 1 Malang ketika kegiatan
pembelajaran ada yang dilakasanakan di kelas dan di luar kelas dan ketika
proses pembelajarannya mempelajari pelajaran umum di gabungkan atau
dikaitkan dengan pembelajaran keagamaan bahkan pembelajaran yang ada di
ma’had MAN 1 terkadang dikaitkan dengan pembelajaran yang ada di
16
Dalam hal ini, penulis akan menggamarkan sedikit mengenai isi makalah:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan
makalah, serta kegunaan penulisan makalah.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Pada bab ini penulis memaparkan materi seputar inovasi kurikulum dan
pendidikan, prosedur pengembangan kurikulum berbasis keterpaduan, serta
beragai jenis inovasi dalam kurikulum dan pembelajaran.
BAB III HASIL PENELITIAN TERDAHULU
Pada bab ini, penulis memaparkan beberapa hasil penelitian terdahulu
yang berasal dari beberapa jurnal yang sudah diperoleh.
17
DAFTAR RUJUKAN
18