Anda di halaman 1dari 22

INOVASI BIDANG KURIKULUM PENDIDIKAN

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Makalah Mata Kuliah


INOVASI PENDIDIKAN
Dosen Pengampu :
Dr. Agus Purwowidodo, M.Pd.

Disusun :
KELOMPOK 1
Akmat Rianto (12204183163)
Revi Shinta Nuria (12204183172)
Laily Nur Rahma Damayanti (12204183173)
Monica Septia Putri (12204183176)
Amalia Krisnaning (12204183195)

JURUSAN TADRIS MATEMATIKA


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG
APRIL 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah


memberikan rahmat, hidayah dan karunia-Nya, sehingga penyusunan makalah ini
yang berjudul “Inovasi Bidang Kurikulum Pendidikan” dapat
diselesaikan.Sholawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW.
Makalah ini disusun penulis dengan tujuan untuk memenuhi tugas
makalah mata kuliah “Inovasi Pendidikan”. Selain itu makalah ini ditujukan bagi
penulis maupun pembaca agar dapat menambah wawasan dan pengetahuan.
Proses penyusunan makalah ini tidak lepas dari peran berbagai pihak, oleh
karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. H. Maftukhin, M.Ag. Selaku Rektor IAIN Tulungagung yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk menimba ilmu di IAIN
Tulungagung.
2. Ibu Dr. Hj. Binti Maunah, M.Pd.I. Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan di IAIN Tulungagung.
3. Bapak Dr. Agus Purwowidodo, M.Pd. selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah
Inovasi Pendidikan Jurusan Tadris Matematika Kelas D Semester IV IAIN
Tulungagung.
4. Teman-teman semua jurusan matematika yang telah memberi dukungan,,
kerjasama, motivasi, dan semangat sehingga makalah ini dapat diselesaikan.
5. Semua pihak-pihak lain yang juga ikut membantu dalam menyelesaikan
makalah ini.
Penulis telah berupaya untuk dapat menyelesaikan makalah ini dengan
sebaik-baiknya, namun makalah ini masih terdapat kekurangan dan kesalahan
baik yang disengaja maupun tidak. Oleh karena itu, penulis memohon maaf yang
sebesar-besarnya. Penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun
demi penyempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi semuanya.
Tulungagung, April 2020

ii
Penulis

iii
DAFTARISI

PRAKATA .................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. LatarBelakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 1
C. TujuanPeulisan .................................................................................. 1
D. KegunaanPenulisanMakalah .............................................................. 2
BAB II KAJIAN PUSTAKA ...................................................................... 3
A. InovasiKurikulumdan Pembelajarannya ........................................... 3
B. Prosedur Pengembangan Kurikulum Berbasis Keterpaduan .............. 5
C. Jenis Inovasi dalam Kurikulum dan Pembelajaran ............................ 7
BAB III HASIL PENELITIAN TERDAHULU......................................... 14
SISTEMATIKA PEMBAHASAN .............................................................. 17
DAFTAR RUJUKAN ................................................................................. 18

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Di era globalisasi seperti sekarang terutama bidang pendidikan, tentunya
memerlukan berbagai inovasi mengenai kurikulum yang sudah ada.Kurikulum
merupakan faktor penting dalam proses pembelajaran. Kurikulum mempunyai
kedudukan sentral dalam seluruh proses pendidikan. Kurikulum mengarahkan
seluruh entuk aktivitas pendidikan demi tercapainya tujuanpendidikan nasional.
Inovasi terhadap kurikulum di bidang pendidikan ini guna menyesuaikan
pendidikan di era globalisasi. Kehidupan pendidikan semakin berkembang dengan
lajunya zaman. Pendidikan sangat berperan dalam menjamin perkembangan dan
kelangsungan kehidupan suatu bangsa. Pendidikan juga menjadi tolak ukur
kemajuan suatu bangsa dan menjadi cerminan kemajuan masyarakat.
Dengan adanya inovasi kurikulum di bidang pendidikan diharapkan
mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman dan juga diharapkan
mampu mengejar ketertinggalan dalam bidang pendidikan dengan Negara lain.
Kurikulum pendidikan harus dirancang sedemikian rupa yang memungkinkan
peserta didik dapat mengembangkan potensi yang dimiliki secara alami dan
kreatif, dan juga inovasi kurikulum di idang pendidikan ini diharapkan membantu
mengembangkan tingkat kualitas peserta didik.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana inovasi kurikulum dan pembelajaran?
2. Bagaimana prosedur pengembangan kurikulum berbasis keterpaduan?
3. Apa saja jenis inovasi dalam kurikulum dan pembelajaran?

C. Tujuan Penulisan Makalah


1. Menjelaskan tentang inovasi kurikulum dan pembelajaran.
2. Menjelaskan mengenai prosedur pengembangan kurikulum berbasis
keterpaduan.
3. Menjelaskan berbagai jenis inovasi dalam kurikulum dan pembelajaran.

1
2

D. Kegunaan Penulisan Makalah


1. Teoritis
a. Untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Inovasi Pendidikan
b. Menambah wawasan mengenai Inovasi bidang kurikulum pendidikan
yang meliputi inivasi kurikulum dan pembelajaran, prosedur
pengembangan kurikulum berbasis keterpaduan, dan beragai jenis
inovasi dalam kurikulum dan pembelajaran.
2. Praktis
Diharapkan makalah ini dapat membantu pengebangan dan
pembaharuan khususnya pada bidang kurikulum pendidikan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. InovasiKurikulumdan Pembelajarannya
Secara etimologi inovasi berasal dari kata lain innovaation yang berarti
pembaharuan dan perubahan. Kata kerjanya innovo yang artinya memperbarui dan
mengubah. Inovasi adalah suatu perubahan baru yang menuju kearah perbaikan
dan berencana atau tidak secara kebetulan saja. Inovasi dapat diartikan sebagai
sesuatu yang baru itu bisa benar-benar baru yang belum tercipta sebelumnya yang
kemudian disebut dengan invatation atau dapat juga tidak benar-benar baru sebab
sebelumnya sudah ada konteks sosial yang lain yang kemudian disebut dengan
istilah discovery. Jadi dengan demikian inovasi dapat terjadi melalui proses
invitation atau proses discovery. 1 Sedangkan kurikulum adalah segenap proses
usaha bersama untuk memperlancar pencapaian tujuan pembelajaran dengan
dititikberatkan pada usaha, meningkatkan kualitas interaksi belajar mengajar.
Kurikulum dalam arti sempit adalah semua pelajaran baik teori atau praktek yang
diberikan kepada peserta didik selama mengikuti suatu proses pendidikan tertentu.
Dalam kurikulum arti sempit ini terbatas pada pemberian bekal pengetahuan dan
ketrampilan pada peserta didik. Dalam arti luas adalah semua pengalaman yang
diberikan pada peserta didik selama mengikuti pendidikan.
Kurikulum merupakan subtansi yang utama pada sekolah. Prinsip dasar
kurikulum ini adalah berusaha agar proses pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu, dengan tolok ukur pencapaian tujuan oleh siswa dan
mendorong guru untuk menyusun dan terus menerus menyempurnakan strategi
pembelajarannya. 2 Kurikulum bukan sekedar daftar nama pelajaran dalam silabus
namun didalamnya terkandung : unsur, tujuan, isi, metode dan evaluasi.
Kurikulum merupakan alat/komponen penting dalam menentukan proses
pengajaran. 3

1
Masruchan, Manajemen Inovasi KurikulumPendidikan Di Sekolah Dasar Muhammadiyah
Progam Khusus Surakarta, Surakarta, 2017, hal. 21-22.
2
Ibid., hal. 28.
3
Mohamad Isa Ansori dkk, Inovasi Terhadap Dimensi Kurikulum dan Guru
SebagaiAlternatif Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Cakrawala
Pendidikan No. 1, 1988, hal. 34.

3
4

Inovasi kurikulum dan pembelajaran adalah ide, gagasan, atau tindakan-


tindakan tertentu dalam bidang kurikulum dan pembelajaran yang dianggap baru
untuk memecahkan masalah pendidikan. 4 Inovasi Kurikulum diharapkan
membawa dampak terhadap kurikulum itu sendiri. Kurikulum hanyalah alat atau
instrumen untuk mencapai tujuan pendidikan dan pembelajaran yang ditetapkan.
Kurikulum bukan sebgai tujuan akhir. Seiring dengan perubahan masyarakat dan
nilai-nilai budaya, serta perubahan kondisi dan perkembangan peserta didik, maka
kurikulum juga mengalami perubahan. 5
Selama ini kurikulum kita dianggap kurang menyentuh kebutuhan dan
keasaan atau kondisi lingkungan siswa. Oleh karena itu, penerapan kurikulum
muatan lokal merupakan suatu inovasi dalam bidang pendidikan untuk
memecahkan masalah tersebut. Melalui kurikulum muatan lokal, materi yang
diberikan sekolah menjadi relevan dengan kebutuhan dan tuntutan lingkungan
hidup siswa. Kurikulum harus mampu menjawab kebutuhan siswa pada masa
yang akan datang. Pendidikan bukan hanya berfungsi untuk mengawetkan
kebudayaan masa lalu, melainkan juga untuk mempersiapkan siswa agar kelak
dapat hidup menyesuaikan dengan tuntutan zaman. Oleh karena itu, sesuatu yang
diberikan di sekolah harus teruji dan memiliki nilai guna untuk kehidupan siswa
yang akan datang.6
Dalam bidang pendidikan, inovasi biasanya muncul dari adanya
keresahan-keresahan pihak-pihak tertentu tentang penyelenggaraan pendidikan
seperti keresahan guru tentang pelaksanaan proses belajar mengajar yang
dianggap kurang berhasil, keresahan pihak adminitrator pendidikan tentang
kinerja guru, atau mungkin keresahan masyarakat terhadap kinerja dan hasil
bahkan sistem pendidikan. Keresahan–keresahan tersebut akhirnya membentuk
suatu permasalahan. Setelah muncul permasalahan muncul gagasan atau ide-ide
baru suatu inovasi. Inovasi karena adanya permasalahan yang muncul dan hampir
tidak mungkin inovasi muncul tanpa adanya masalah. 7

4
Prof. Dr. A. Tafsir dan Dr. H. A. Rusdiana, M.m , Konsep Inovasi Pendidikan (Bandung:
Pustaka Setia, 2014), hal. 187.
5
Ibid., hal. 22.
6
Ibid., hal. 187-188.
7
Ibid., hal. 23.
5

Salah satu asas pengembangan kurikulum adalah asas sosiologis yang


mengandung makna bahwa kurikulum harus memerhatikan tuntutan dan
kebutuhan masyarakat, termasuk tuntutan kerja. Perbaikan kurikulum dilakukan
bukan hanya membuka kemungkinan penambahan isi kurikulum sesuai dengan
kebutuhan lingkungan masyarakat lokal, melainkan juga inovasi pelaksanaan
proses pembelajaran dengan memperkenalkan penggunaan pendekatan Cara
Belajar Siswa Aktif (CBSA), pendekatan ketrampilan proses, Contectual
Teaching and Learning.
Dalam konteks kurikulum dan pembelajaran, suatu progam pembelajaran
dikatakan memiliki tingkat efektivitas yang tinggi jika progam tersebut dapat
mencapai suatu tujuan seperti yang diharapkan. Misalnya, untuk mencapai tujuan
tertentu, guru memrogamkan tiga bentuk kegiatan belajar mengajar. Jika setelah
dilaksanakan progam kegiatan belajar mengajar, tujuan pembelajaran telah dicapai
seluruh siswa, dapat dikatakan bahwa progam itu memiliki efektifitas yang tinggi.
Sebaliknya, apabila diketahui setelah pelaksanaan proses belajar mengajar, siswa
belum mampu mencapai tujuan yang diharapkan, dapat dikatakan bahwa progam
tersebut tidak efektif. 8
Kurikulum harus mampu menjawab kebutuhan siswa pada masa yang
akan datang. 9 Inovasi kurikulum harus dilakukan berdasarkan ilmu manajemen
karena pengembangan kurikulum menuntut adanya perencanaan sampai dengan
pengawasan bahkan termasuk monitoring dan evaluasi. 10 Inovasi kurikulum
berdasarkan manajemen, berarti melaksanakan kegiatan pengembangan kurikulum
berlandaskan pola pikir manajemen, atau berdasarkan proses manajemen sesuai
fungsi-fungsi manajemen. 11 Rangkaian proses perencanaan, pengorganisasian,
koordinasi,pelaksanaan dan evaluasi/pengawasan. Aktivitas manajemen
kurikulum/pengajaran ini adalah kolaborasi kepala sekolah, dengan wakil kepala
sekolah bersama guru-guru melaksanakan kegiatan manajerial
dalammemaksimalkan pencapaian tujuan dalam pelaksanaan pembelajaran.
8
Prof. Dr. A. Tafsir dan Dr. H. A. Rusdiana, M.m , Konsep Inovasi Pendidikan (Bandung:
Pustaka Setia, 2014), hal. 188.
9
Rusdiana. (2014). Konsep Inovasi Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia, hal. 187.
10
Zainal Arifin. (2012). Konsep dan Pengembangan Kurikulum, Bandung: Remaja
Rosdakarya, hal. 25.
11
Nana Syaodih Sukmadinata. (2013). Pengembangan Kurikulum, Bandung: Remaja
Rosdakarya, hal. 155
6

Dalam konteks ini penyusunan dan pengembangan kurikulum menjadi tugas


strategis bagi pengelola pendidikan, baik pihak pemerintah maupun pihak swasta
atau yayasan yang mengelola pendidikan formal di sekolah, pesantren dan
madrasah. Prinsip utamanya adalah bahwa perubahan kurikulum harus mengacu
kepada pencapaian tujuan secara maksimal. Sebab pencapaian tujuan
pembelajaran adalah berkenaan dengan pengembangan potensi anak sebagai
kebutuhan dasar dalam pendidikan agar anak benar-benar dewasa sesuai dengan
tuntutan kebijakan pendidikan nasional. 12

B. Prosedur Pengembangan Kurikulum Berbasis Keterpaduan


Kurikulum terpadu atau integrated curriculum secara istilah mengandung
arti perpaduan, koordinasi, harmoni, dan kebulatan keseluruhan. Kurikulum
terpadu meniadakan batas-batas antara berbagai mata pelajaran dan menyajikan
bahan pelajaran dalam bentuk unik atau keseluruhan. Dengan kebulatan bahan
pelajaran diharapkan anak-anak kita mempunyai pribadi integrated yakni manusia
yang sesuai atau selaras gidupnya dan sekitarnya. 13
Pada perkembangan awal, konsep kurikulum terpadu hanya merupakan
bagian dari kurikulum sebagai sebuah rencana, yakni sekedar sebuah bentuk
desain content atau materi pelajaran, seperti istilah integration, correlation, unit,
fusi, dan lai-lain. Perkembangan selanjutnya konsep kurikulum terpadu telah
dipandang bukan hanya sekedar pengaturan materi atau content pelajaran dan
bagian dari perencanaan, tetapi telah menjadi suatu model konsep kurikulum yang
utuh (baik sebagai ide, rencana, proses maupun hasil). Ia juga memiliki desai yang
lengkap (mulai dari rumusan tujuan, materi, strategi pembelajaran, dan
evaluasi). 14
Syaifuddin Sabda, mengemukakan enam unsur yang harus ada dalam
sebuah desain kurikulum terpadu, yaitu: tujuan umum, tema umum, kerangka
waktu, pola sequen materi, strategi aplikasi pembelajaran, dan bentuk
pengukuran.15

12
Oemar Hamalik. (2008). Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum, Bandung: Remaja
Rosdakarya, hal. 133
13
S. Nasution, Azaz-azas Kurikulum, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), hal. 176.
14
Syarifuddin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka, 1999), hal. 27.
15
Syaifuddin Sabda, Model Kurikulum, (Yogyakarta: Pustaka, 1999), hal. 61-62.
7

Kurikulum ini meliputi berbagai komponen yang saling berkaitan yaitu


sub sistem masukan yakni siswa, sub sistem proses yakni metode, materi dan
masyarakat, sub sistem produk yakni lulusan yang dikaitkan komponen evaluasi
umpan balik. Dalam evaluasi terhadap dimensi kurikulum mencakup aspek objek
yang luas, meliputi: tujuan institusional, bahan pengajaran, struktur program,
tujuan kurikuler, tujuan instruksional, isi kurikulum, proses pelaksanaan, dan
hasil-hasil yang telah dicapai. 16
Sekarang ini ada kecenderungan guru mengemas pengalaman belajar
siswa terkotak-kotak dengan tegas antara bidang studi satu dengan bidang studi
lainnya, kurikulum yang memisahkan penyajian mata pelajaran secara tegas hanya
akan membuat kesulitran bagi siswa. Karena pemisahan seperti itu akan
memeberikan pengalaman yang bersifat artificial. Sementara di jenjang sekolah
dasar khususnya siswa pada kelas awal lebih menghayati pengalamannya secara
totalitas, hal ini akan mengundang kesulitan belajar denagn pemilihan-pemilihan
pengalaman secara artifisial tersebut.
Sesuai dengan teori Gestalt yang mengedepankan pengetahuan yang
dimiliki siswa dimulai dari keseluruhan baru menuju bagian-bagian. Melauli
pemikiran tersebut, maka kurikulum terpadu yang berangkat dari bentuk recana
umum dan dilaksanakan dalam bentuk pembelajaran unit (unit teaching). Rencana
umum yang dimaksudkan adalah organisasi kurikulum yang berpusat pada bidang
masalah, ide, core atau tema tertentu yang dapat digunakan untuk melaksanakan
suatu pengajaran unit. Dengan perkataan lain, resource unit adalah unit-unit yang
telah siap dibuat dan disusun secara umum, lengkap dan luas serta merupakan
reservoir bagi pengembangan pembelajaran unit.
Adapun prosedur atau langkah-langkah kurikulum berbasis keterpaduan
adalah sebagai berikut:
1. Menyediakan sumber-sumber yang dapat digunakan dalam merencanakan
sesuatu unit dan berisi saran-saran , petunjuk-petunjuk tentang kegiatan-
kegiatan siswa, baik secara perorangan maupun secara kolektif.

16
Mohammad Isa Ansori, Inovasi terhadap Dimensi Kurikulum dan Guru Sebagai Alternatif
Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan Teknologi dan Kejujuran, Jurnal Cakrawala Pendidikan, No.
1, 1988, hal. 37.
8

2. Memberikan bimbingan atau petunjuk dalam menentukan lingkup masalah


atau syarat-syarat tentang tingkat tujuan yang hendak dicapai.
3. Memeuat hal-hal yang dapat dijadikan petunjuk dan bantuan mengajar
secara teratur dan tersusun agar lebih efektif.
4. Memuat saran tentang penilaian.

C. Jenis Inovasi dalam Kurikulum dan Pembelajaran


Ada 5 substansi suatu inovasi kurikulum, yaitu:
1. Menetapkan perencanaan. Perencanaan harus menekankan perubahan yang
diinginkan dan harus didasarkan pada sekumpulan data sekolah dan visi
yang akan dilakukan sehubungan dengan pembaharuan tersebut.
2. Menguji kurikulum secara komprehensif. Kurikulum hendaknya
didefinisikan dan diuji secara komprehensif dari berbagai sudut, antara
lain: lembaga persekolahan, fungsi sekolah, dan tujuan kurikulum.
3. Menganalisis kesenjangan antara teori dan praktek. Walaupun sekolah
tampaknya merupakan tempat yang menyenangkan bagi siswa unruk
belajar, namun masih banyak hal yang memerlukan penyempumaan.
Seperti apa yang diharapkan sekolah berbeda dengan apa yang terjadi di
lapangan.
4. Perhatian terhadap kurikulum implisit. Dalam mengembangkan substansi
kurikulum implisit perlu diperhatian hal-hal yang tidak tersurat yang ada
dipersekolahan, seperti budi pekerti, kesantunan berbahasa, dan berprilaku
baik.
5. Mengembangkan pendekatan yang sistematis. Suatu pendekatan yang
sistematis terhadap perbaikan kurikulum harus menggunakan pendekatan
yang sistematis. Hal ini disebabkan suatu aspek perubahan yang kecil akan
membawa dampak terhadap aspek persekolahan yang lain. 17
Kurikulum tingkat satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan
menengah dikembangkan oleh sekolah dan komite sekolah berpedoman pada

17
M. Francis Klein. (1989). Curriculum Reform in The Elementary School. New York:
Teachers Collage Pers, hal. 23.
9

standart kompetensi lulusan dan standart paradigma. Tabel dibawah merupakan


contoh inovasi paradigma kurikulum.
Inovasi Paradigma Kurikulum
Kurikulum Tingkat
Aspek Kurikulum Lama
Satuan Pendidikan
Siswa Pasif Aktif-Kreatif-Produktif
Kurikulum Subject Based Competency Based
Guru Instruktif Fasilitatif
SaranaPrasarana Weaknessess Adequate
Pembelajaran Pasif learning Aktif Learning
Evaluasi Subject Oriented Competency
Manajemen Sentralistik Desentralistik
Supervisidan Model bimbingan dan
Modal Tagihan
Pengawasan Pemberdayaaan
Lingkungan dan
Cendrungpositif Kondusif (peduli)
Masyarakat

Sebagai usaha mengefektifkan pencapaian tujuan pendidikan, pemerintah


terus-menerus malakukan berbagai perbaikan dan pembaharuan pendidikan dan
kurikulum. Beberapa pembaruan (inovasi) yang telah dilakukan dikemukakan di
bawah ini.
1. Pemberlakuan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP)
Sejak lama bahkan sejak kemerdekaan republik Indonesia ini, kurikulum
di Indonesia disusun secara terpusat. Sekolah kurang bahkan tidak diberi
ruang yang cukup untuk mengembangkan kurikulum sendiri. Sekolah dan
guru hanya berfungsi sebagai pelaksana kurikulum yang seluruhnya di atur
oleh pusat, mulai isi pelajaran, system penilaian bahkan waktu pemberian
materi pelajaran kepada siswa. Baru sejak tahun 2006, terjadi perubahan
kebijakan pemerintah mengenai kurikulum seiring dengan diberlakukannya
undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional.
Kurikulum tidak lagi sepenuhnya diatur oleh pusat, akan tetapi ditentukan
oleh daerah masing-masing melalui kurikulum tingkat satuan pendidikan
10

(KTSP). KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan


oleh masing-masing satuan pendidikan. 18 Penyusunan KTSP dilakukan oleh
satuan pendidikan dengan memerhatikan dan berdasarkan standar nasional
pendidikan (BSNP). Dilihat dari adanya perubahan system manajemen
kurikulum itulah, maka dapat kita katakan bahwa pemberlakuan KTSP
merupakan salah satu bentuk inovasi kurikulum yang ada di Indonesia. Tidak
demikian dengan KTSP sebagai kurikulum operasioanal, disusun dan
dikembangkan oleh sekolah sesuai dengan kondisi daerah. Maka kala kita
analisis konsep di atas, maka ada beberapa hal yang berhubungan dengan
makna kurikulum operasional. Pertama, sebagai kurikulum yang bersifat
operasional. Maka dalam pengembangannya, KTSP tidak akan lepas dari
ketetapaan-ketetapan yang telah disusun pemerintah secara nasional. Artinya
walaupun daerah diberi kewenangan untuk mengembangkan kurikulum akan
tetapi kewenangan itu hanya sebatas pada pengembangan operasionalnya saja,
sedangkan yang menjadi tumpuan pengembangannya itu sendiri ditentukan
oleh pemerintah, misalnya jenis mata pelajaran beserta jumlah jam
pelajarannya, isi dari setiap mata pelajaran itu sendiri serta jumlah jam
pelajaranya, isi dari setiap mata pelajaran itu sendiri sert kompetensi yang
harus dicapai oleh setiap mata pelajaran itu. Hal ini sesuai dengan undang-
undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 36 ayat
1, yang menjelaskan bahwa pengembangan kurikulum mengacu pada standar
nasional pendidikan untuk mewujudkan tukuan pendidikan nasional. Daerah
dalam menentukan isi pelajaran terbatas pada pengambangan kurikulum
muatan lokal, yakni kurikulum yang memiliki kekhasan sesuai dengan
kebutuhan daerah, serta aspek pengembangan diri yang sesuai dengan minat
siswa. Jumlah jam pelajaran kudua aspek tersebut ditentukan oleh pemerintah.
Kedua, sebagai kurikulum operasional, para pengembang KTSP, di tuntut
dan harus memerhatikan ciri khas kedaerahan, sesuai dengan bunyi Undang-
undang No. 20 Tahun 2003 ayat 2, yakni bahwa kurikulum pada semua
jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi

18
Departemen Pendidikan Nasional. Pedoman Umum Pengembangan Kurikulum, (Jakarta:
Pusat Kurikulum), hal. 5.
11

sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. Persoalan
ini penting untuk dipahami, sebab walaupun standart isi ditentukan oleh
pemerintah, akan tetapi dalam operasional pembelajarannya yang
direncanakan dan dilakukan oleh guru dan pengembang kurikulum tidak
terlepas dari keadaan dan kondisi daerah.
Ketiga, sebagai kurikulum operasional, para pengembang kurikulum di
daerah memiliki keleluasaan dalam mengembangkan kurikulum menjadi unit-
unit pelajaran, misalnya dalam mengemangkan strategi dan metode
pembelajaran, dalam menentukan media pembelajaran dan dalam menentukan
evaluasi yan gdilakukan termasuk dalam menentukan berapa kali pertemuan
serta kapan suatu topic materi harus dipelajari siswa agar kompetensi dasr
yang telah ditentukan dapat tercapai. Sebagai kurikulum operasional, KTSP
memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. KTSP adalah kurikulum sebagai sejumlah mata pelajaran yang harus
ditempuh oleh peserta didik dalam kurun waktu tertentu. Hal ini dapat
kita lihat dari struktur kurikulum KTSP yang memuat sejumlah mata
pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik. Setiap mata pelajara
yang harus dipelajari ituselain sesuai dengan nama-nama disiplin ilu
juga ditentukan jumlah jam pelajaran secara ketat, maka dapat
dikatakan bahwa KTSP merupakan kurikulum yang berorientasi pada
sdisiplin ilmu.
b. KTSP adalah kurikulum yang berorientasi pada pengemangan
individu. Hal ini dapat dilihat dari prinsip-prinsip pembelajaran dalam
KTSP yang menekankan pada aktivitasa siswa untuk mencari dan
menemukan sendiri matei pelajaran melalui berbagai pendikatan dan
strategi pembelajaran yang disarankan misalnya, melalui CTL, inkuiri,
pembelajaran fortopolio dan lain sebagainya. Demikian juga, secara
tegas dalam struktur kuikulum terdapat komponen pengembangan diri.
c. KTSP adalah kurikulum yang mengakses kepentingan daerah. Hal ini
tampak pada salah satu prinsip KTSP yakni berpusat pada potensi
perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan
lingkunganya. Dengan demikian, maka KTSP adalahkurikulum yang
12

dikembangkan oleh daerah. Bahkan, dengan program muatan lokalnya


KTSP didasarkan pada keberagaman kondisi, social, budaya yang
berbeda masing-basing daerahnya.
d. KTSP merupakan kurikulum teknologis. Hal ini dapat dilihat dari
adanya standar kompetensi, kompetensi dasar yang kemudian di
jabarkan pada indicator hasil belajar, yakni sejumlah perilaku yang
terukur sebagian bahan penilaian. 19
2. Penyelenggaraan Sekolah Lanjutan Pertama Terbuka (SLTPT)
SLTPT merupakan sekolah menengah umum tingkat pertama yang
kegiatan belajarnya dilaksanakan sebagian besar di luar gedung sekolah.
Penyampaian pelajaran dilakukan dengan memanfaatkan berbagai media
sebagai pengganti guru, misalnya dengan menggunakan paket belajar berupa
modul dan pemanfaatan media elektronik seperti radio.
SLTPT terbuka diselenggarakan untuk meningkatkan pemerataaan
pendidikan, khususnya bagi lulusan SD yang ingin melenjutkan
pendidikannya, akan tetapi tidak dapat merealisasikan niatnya disebbkan
factor geografi, social dan ekonomi. Ciri-ciri SLTPT terbuka adalah sebagai
berikut:
 Terbuka bagi peserta didik tanpa pembatasan umur dan syarat-syarat
akademis.
 Terbuka dalam memilih program belajar untuk mencapai ijazah formal
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan jangka pendik yang bersifat
praktis dan individual (perorangan).
 Dalam prosees belajar mengajar bersifat terbuka yang tidak selalu
harus diselenggarakan di dalam kelas mellui tatap muka dengan guru,
akan tetapi dapat dilakukan di luar kelas sesuai dengan kesempatan
masing-masing dengan belajar melalui berbagai media, seperti fadio,
media cetak, film, foto dan lai sebagainya.
 Peserta didik dapat secara bebas mengikuti program belajar sesuai
dengan kesempatan yang tersedia.

19
Mulyasa. (2008). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
hal. 18-29.
13

 SLTP Terbuka dikelola secara terbuka, dengan melibatkan pegawai


negeri, para tokoh masyarakat, orang tua peserta didik dan pamong
pemerintah setemat.
Tujuan yang ingin dicapaaaai oleh SLTP Terbuka adalah agar lulusan:
a. Menjadi warga Negara yang baik sebagai manusia yang sehat, dan
kuat lahir dan batin.
b. Menguasai hasil pendidikan umum yang merupakan kelanjutan dari
pendidikan di sekolah dasar.
c. Memiliki bekal untuk melanjutkan pelajaran ke sekolah lanjutan atas
dan utuk tujuan ke masyarakat.
d. Meningkatkan disiplin siswa.
e. Menilai kemajuan siswa dan memantapkan hasil pelajaran dengan
media.
3. Pengajaran melalui modul
Pengajaran melalui modul merupakan salah satu bentuk inovasi
pendidikan yang pernah ada di Indonesia yang digunakan dalam berbagai
penyelenggaraan pendidikan baik formal maupun non formal. Dalam konteks
pembelajaran, modul dapat diartikan sebagai suatu unit lengkap yang berdiri
sendiri yang terdiri dari rangkaian kegiatan belajar yang disusun untuk
membantu peserta didik mencapai sejumlah tujuan yang dirumuskan secara
khusus dan jelas. Dalam sebuah modul durumuskan suatu unit pengajaran
secara jelas, mulai dari tujuan yang harus dicapai, petunjuk pembelajaran dan
rangkaian pembelajaran serta rangkaian kegiatan belajar yang harus dilakukan
siswa, materi pembelajaran sampai kepada evaluasi beserta pedoman
menentukan keberhasilannya. Dengan demikian, melalui modul siswa dapat
belajar mandiri (self instructon) tanpa bantuan guru.20

20
Winkel. (2009). Psikologi Pengajaran, Yogyakarta: Media Abadi, hal. 472.
BAB III
HASIL PENELITIAN TERDAHULU

1. Implementasi manajemen kurikulum PAI di SD Muhammadiyah Progam


Khusus Bayat.
Meliputi kegiatan perencanaan kurikulum PAI dengan penyusunan
rencana kerja sekolah, kalender akademik, silabus PAI, lessonplain PAI, dan
RPP, pelaksanaan manajemen kurikulum PAI terbagi menjadi dua tingkat
yaitu tingkat sekolah dan tingkat kelas, evaluasi kurikulum PAI yakni dengan
mengadakan evaluasi progam PAI, evaluasi proses pembelajaran PAI, dan
evaluasi hasil belajar siswa. Faktor yang mendasari Manajemen Kurikulum
PAI di SD Muhammadiyah Progam Khusus Bayat yang paling utama adalah
latar belakang berdirinya sekolah, dan selanjutnya untuk mencapai tujuan
membentuk peserta didik yang berakhlakulkarimah muncul faktor-faktor
lainnya yaitu kebutuhan kurikulum dan pelaksanaannya, kebutuhan guru PAI
yang profesional, dan kebutuhan sarana dan prasana.
2. Inovasi kurikulum di MTsN Watulimo dan MTsN Kampak Trenggalek.
Dilaksanakan dalam kerangka manajemen partisipatif ini mencakup
tiga hal yaitu kepala Madrasah sebagai fasilitator, koordinator dan inovator.
Sebagai fasilitator Kepala Madrasah memfasilitasi berbagai kebutuhan
operasional progam yang direncanakan. Hal ini dapat berupa dana, tenaga
profesional, sarana prasarana dan sebagainya, sebagai koordinator Kepala
Madrasah bertanggungjawab terhadap semua progam. Karenanya berbagai
masalah yang berhubungan dengan progam diatas semuanya dibawah
koordinasi kepala madrasah. Adapun sebagai inovator Kepala Madrasah
adalah pencetus sebagian besar ide dari progam tersebut. Berdasarkan progam
kerja Madrasah menunjukkan bahwasannya manajemen inovasi kurikulum
yang ada di MTsN Watulimo terencana dengan baik. Tampak pula bahwa
Kepala Madrasah telah memiliki gambaran yang jelas tentang rancangan
teknis pengelolaan inovasi kurikulum. Gambaran mengenai rencana inovasi
kurikulum terwujud dalam progam sebagai berikut: (1) progam les tambahan
untuk kelas 9 untuk persiapan UN, (2) progam les bahasa untuk kelas 7 dan

14
15

kelas 8, (3) progam ekstra kurikuler seperti bola voli, atletik, sepak bola,
drumband, pramuka, dan sebagainya, dan (4) progam komputer.
3. Manajemen Implementasi Kurikulum : Strategi Penguatan Implementasi
Kurikulum 2013
Keberhasilan pengimplementasian kurikulum memerlukan manajemen
yang baik. Dalam rangka pengimplementasian Kurikulum 2013, ada beberapa
aspek manajemen yang penting sebagai strategi untuk memperkuat
pelaksanaanya. Aspek-aspek tersebut meliputi perencanaan implementasi,
sumber daya utama dan pendukung, proses pembelajaran disekolah, dan
kegiatan monitoring dan evaluasi. Komponen sekolah terdiri atas guru, kepala
sekolah, fasilitas, budaya, lingkungan. Semua komponen tersebut memiliki
peran masing-masing dalam penerapan kurikulum baru. Dengan demikian,
semua potensi dan sumber daya yang ada perlu dikelola secara menyeluruh
dan terpadu agar bermanfaat dalam implementasi kurikulum. Tersedianya
dokumen dan instrumen adalah landasan utama dalam pengimplementasian
strategi penerapan Kurikulum 2013 dilapangan agar dapat mencapai kualitas
yang diharapkan. Selain itu, pemantauan dan evaluasi perlu dikerjakan agar
partisipasi semua pihak dapat diperkuat dan untuk mewujudkan manajemen
dan strategi implementasi yang lebih baik.
4. Prosedur pelaksanaan kurikulum terpadu dalam pembelajaran PAI di MAN 1
Malang Oleh Asih Nurjanah.
Perencanaan kurikulum terpadu menggunakan school based integrated
curriculum, yaitu (integrasi kurikulum kemenag, kemendikbud, dan kekasan
MAN) kekasan MAN 1 adalah keagamaan dan life skill elektro setara D-1.
Perencanaan kurikulum terpadu dan pembelajaran di MAN 1 menggunakan
model inter dan antar disiplin, langkah-langkah lintas guru menganalisis
keterkaitan KD dan materi menjadi tema kemudian mengembangkan RPP.
Pelaksanaan pembelajaran terpadu di MAN 1 Malang ketika kegiatan
pembelajaran ada yang dilakasanakan di kelas dan di luar kelas dan ketika
proses pembelajarannya mempelajari pelajaran umum di gabungkan atau
dikaitkan dengan pembelajaran keagamaan bahkan pembelajaran yang ada di
ma’had MAN 1 terkadang dikaitkan dengan pembelajaran yang ada di
16

sekolah. Ketika proses pembelajaran menggunakan metode bervariasi yang


dikaitkan dengan prodistik atau elektro. Evaluasi kurikulum terpadu
menggunakan pendekatan proses dan hasil berbasis kelas dan kompetensi
peserta didik, jenis penilaiannya ada tes dan non tes yang menekankan produk
seperti: portofolio, pendekatan karakter, religius, dan ditambah dengan produk
karya tulis ilmiah berupa prodistik/ life skill elektro.
5. Penerapan Kurikulum terpadu pada pembelajaran PAI di SMAN 4 Malang
oleh Muhammad Fadilah.
Perencanaan kurikulum terpadu menggunakan metode inter dan trans
disiplin yaitu (integrasi kemendikbud, dan kekasan SMAN) kekasan SMAN 4
adalah adiwiyata dan literasi. Langkah-langkah lintas guru menganalisis
ketrkaitan KD dan materi menjadi tema kemudian mengembangkan RPP.
Proses pembelajarannya mengacu kepada standar KI-KD PAI. Kemudian
setiap pembelajaran dikaitkan dengan konteks kehidupan dan dikaitkan
dengan adiwiyata. Metode yang digunakan bervariasi tidak hanya sekedar
ceramah melainkan sudah berbasis IT dan tugas tambahan menerapkan
adiwiyata di luar kelas di jam pembelajaran. Evaluasi kurikulum terpadu
menggunakan pendekatan proses dan hasil berbasis kelas dan kompetensi
peserta didik, jenis penilaiannya ada tes dan non tes yang menekankan produk
seperti: portofolio, pendekatan karakter, disiplin, kerja keras, percaya diri, dan
ditambah dengan produk karya tulis ilmiah literasi.
SISTEMATIKA PEMBAHASAN

Dalam hal ini, penulis akan menggamarkan sedikit mengenai isi makalah:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan
makalah, serta kegunaan penulisan makalah.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Pada bab ini penulis memaparkan materi seputar inovasi kurikulum dan
pendidikan, prosedur pengembangan kurikulum berbasis keterpaduan, serta
beragai jenis inovasi dalam kurikulum dan pembelajaran.
BAB III HASIL PENELITIAN TERDAHULU
Pada bab ini, penulis memaparkan beberapa hasil penelitian terdahulu
yang berasal dari beberapa jurnal yang sudah diperoleh.

17
DAFTAR RUJUKAN

A, Tafsir. dan Rusdiana A. 2014. Konsep Inovasi Pendidikan, Bandung: Pustaka


Setia.
Arifin, Zainal. 2012. Konsep dan Pengembangan Kurikulum, Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Departemen Pendidikan Nasional. Pedoman Umum Pengembangan
Kurikulum,Jakarta: Pusat Kurikulum.
Hamalik, Oemar. 2008 . Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum, Bandung :
Remaja Rosdakarya.
Isa Ansori, Mohammad. 1988. Inovasi terhadap Dimensi Kurikulum dan Guru
Sebagai Alternatif Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan Teknologi dan
Kejujuran. Jurnal Cakrawala Pendidikan.
Klein, M. Francis. 1989. Curriculum Reform in The Elementary School. New
York: Teachers Collage Pers.
Masruchan. 2017. Manajemen Inovasi Kurikulum Pendidikan Di Sekolah Dasar
Muhammadiyah Progam Khusus. Surakarta.
Mulyasa. 2008. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Rusdiana. 2014. Konsep Inovasi Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.
S, Nasution. 2003. Azaz-azas Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2013. Pengembangan Kurikulum, Bandung: Remaja
Rosdakarya
Syaifuddin, Sabda. 1999. Model Kurikulum. Yogyakarta: Pustaka.
Syarifuddin, Azwar. 1999. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka.
Wahyudin .2014. Menejemen Kurikulum. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Winkel. 2009. Psikologi Pengajaran, Yogyakarta: Media Abadi.

18

Anda mungkin juga menyukai