Anda di halaman 1dari 11

UJIAN TENGAH SEMESTER

Disusun Oleh :
Nama : Andrew Pratama (1816031020)
Dimas Prasetyo ( 1816031070)
P.S : Ilmu Komunikasi

Mata Kuliah : Periklanan

Dosen : Ahmad Rudi Fardian, S.Sos., M.Si

Jurusan Ilmu Komunikasi


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universias Lampung
Bandar Lampung
8 April 2019
A. CLIENT BRIEF
Klien : Dinas Kesehatan Kotamadya Bandar Lampung

Latar Belakang
Penyebaran virus covid-19 di Indonesia menunjukkan grafik yang terus
meningkat. Penyebaran informasi yang benar dan akurat menjadi faktor yang
menentukan keberhasilan pemerintah dalam menanggulangi wabah ini. Sudah
banyak informasi yang disebarkan berkaitan dengan bahaya virus, gejala yang
ditimbulkan oleh virus, cara penyebaran virus, dan cara mengatasi atau
menghindari penularan virus.
Saat ini pemerintah telah mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk
meredam penyebaran virus sekaligus menciptakan rasa aman dan tenang bagi
masyarakat. Namun begitu, kepanikan masyarakat tetap tidak bisa dihindari.
Masyarakat melakukan panic buying dengan memborong berbagai alat
kelengkapan medis yang berguna untuk mencegah penularan virus, seperti
masker, hand sanitizer, cairan disinfektan, serta bahan-bahan pembuat cairan
tersebut. Bahkan akhir-akhir ini vitamin juga menjadi barang buruan masyarakat.
Kepanikan semacam ini jelas merugikan. Khususnya para tenaga medis yang
bekerja di rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya. Tenaga medis ini, justru
orang-orang yang paling beresiko tertular virus covid-19, namun tidak memiliki
alat pertahanan diri (APD) karena alat-alat tersebut sudah habis dipasaran.
Sejumlah dokter bahkan patungan untuk mencari dan membeli alat-alat tersebut
karena harganya yang sudah meningkat tajam. Berdasarkan informasi yang kami
terima, sejumlah alat hand sanitizer yang ada di rumah sakit juga habis atau hilang
dicuri.

Segmentasi
Informasi ini menyasar seluruh masyarakat kota Bandar Lampung, terutama orang
dewasa yang sudah berpenghasilan dan berkeluarga. Masyarakat tipe ini tentu
mengkhawatirkan kondisi keluarganya sehingga melakukan segala cara untuk
melindungi seluruh keluarga. Karena harga alat-alat tersebut kini sudah cukup
tinggi di pasaran, maka semakin penting untuk menyasar kelompok masyarakat
kelas menengah ke atas. Kelompok masyarakat ini, bukan hanya mampu membeli
alat-alat medis yang harganya sudah naik, namun juga memiliki tingkat
pengetahuan yang cukup tinggi tentang wabah virus covid-19 ini. Tingginya
pengetahuan yang diperoleh dari berbagai sumber informasi, membuat kelompok
masyarakat ini lebih waspada ketimbang kelompok masyarakat lainnya.

Tujuan
Tujuan pembuatan iklan ini adalah untuk membangun kesadaran di masyarakat
bahwa ditengah kekhawatiran atas wabah virus, namun masyarakat harus tetap
berpikir jernih dan tidak panic dengan memborong alat-alat kesehatan medis.
Dengan keluarnya kebijakan pemerintah untuk social distance dan physical
distance maka masyarakat dihimbau untuk lebih banyak berdiam di rumah.
Apabila masyarakat melakukan hal ini dengan kesadaran penuh, maka kebutuhan
akan hand sanitizer, masker, dan lain-lain tidak terlalu besar.
Masyarakat harus tahu bahwa cara terbaik mengatasi virus yang menempel di
permukaan adalah dengan mencuci menggunakan air dan sabun. Hand sanitizer
hanya dilakukan dalam keadaan darurat (baca: jika tidak ada air dan sabun).
Selain itu, terlalu sering menggunakan hand sanitizer juga akan membuat kuman
menjadi kebal. Masker juga tidak diperlukan selama orang-orang di rumah sehat
semuanya. Masker juga tidak terlalu diperlukan selama individu bisa menjaga
jarak dengan individu lainnya di tempat umum. Masker hanya harus dipakai oleh
mereka yang sakit, supaya tidak menularkan kepada orang-orang disekitarnya.
Dengan adanya informasi ini, diharapkan bisa meredam kepanikan masyarakat
sehingga tidak lagi melakukan panic buying terhadap alat-alat dan bahan-bahan
medis. Sudah menjadi tugas dan kewajiban Dinas Kesehatan untuk menjamin
pelayanan kesehatan yang terbaik bagi masyarakat. Pelayanan kesehatan yang
baik tidak akan terwujud tanpa adanya petugas medis yang sehat dan peralatan
medis yang memadai.

Strategi Kampanye
Strategi kapanye yang sudah kami lakukan yaitu dengan membagi-bagikan
pamflet tentang pentingnya di rumah, mencuci tangan dengan sabun, dan tidak
panik membeli alat-alat medis. Distribusi pamphlet ini kami lakukan di berbagai
lokasi seperti: pusat perbelanjaan di Kota Bandar Lampung, apotek dan toko alat
kesehatan, juga persimpangan lampu lalu lintas. Cara ini kami lakukan untuk
menyebarluaskan informasi seluas-luasnya kepada masyarakat untuk tidak panik.
Namun begitu, kami menyadari bahwa strategi yang kami lakukan belum cukup
luas dan tidak bisa menjakau segala lapisan masyarakat. Kami fokus pada target
pasar yang sudah kami tetapkan tetapi cara tersebut dirasa belum maksimal.

Kompetitor/Hambatan
Tidak mudah mempengaruhi psikologis masyarakat ketika ada banyak informasi
yang masuk melalui alat komunikasi masing-masing. Berbagai informasi yang
masuk melalui media sosial atau aplikasi chat turut mempengaruhi kondisi
psikologis masyarakat. Selain itu, pengaruh dari keluarga, teman, kolega (baik
individual maupun kelompok/grup) untuk membeli produk/alat medis turut
mempengaruhi tingkat kepanikan seseorang sehingga akhirnya ikut-ikutan
membeli bahkan meborong produk serupa. Sudah menjadi kajian psikologi bahwa
seseorang cenderung mengikuti pendapat mayoritas ketimbang harus berpikir dan
bertindak melawan arus.
Untuk itu, pesan yang disampaikan harus benar-benar tepat sasaran dan mampu
menciptakan kesadaran di masyarakat untuk tidak panik memborong alat-alat
medis
.
Dana yang tersedia
Untuk kampanye selama masa pandemik ini, kami memiliki dana 10 juta rupiah.
Dana ini sedianya untuk mebuat iklan di media massa selama masa darurat
pandemik virus covid-19.

Media Sarana
Pemilihan media yang digunakan, kami berharap masukan dan saran dari pihak
advertiser supaya penyampaian pesan bisa merjalan efektif dan efisien, mengingat
biaya yang ada tidak terlalu besar. Masa darurat untuk pandemik ini bisa
berlangsung hingga bulan Mei.
B. CREATIVE BRIEF

Proyek :
Pembuatan iklan layanan masyarakat dalam pandemik covid-19.

Latar Belakang
Wabah Covid-19 telah masuk di Indonesia, pemerintah telah berusaha agar
penyebaran virus ini tidak terjadi seperti di wuhan, China yang telah memakan
ribuan korban jiwa. Pemerintah telah menetapkan kebijakan karantina daerah di
wilayah Indonesia agar wabah covid-19 ini tidak tersebar luas ke seluruh wilayah
Indonesia. Seperti yang telah dilakukan provinsi Lampung, seluruh sekolah dan
universitas untuk sementara ditiadakan aktivitas belajar mengajar didalam kelas.
Dan diganti dengan melalui daring (belajar secara online). Dengan harapan
penyebaran virus ini dapat berkurang.
Selain itu, masyarakat lampung harus mengatisipasi agar virus tersebut tidak
menyebarluas di provinsi Lampung. Berbagai ajuran dari pemerintah telah di
sosialisasikan agar warga tetap tenang dalam menghadapi pandemik ini, seperti
menjaga kesehatan diri, tetap berada dirumah apabila tidak ada kepentingan,
menggunakan masker saat berada di luar rumah, menjaga jarak antar indiviu,
menggunakan handsanitizer, dan lain-lain. kepanikan masyarakat pun tetap tidak
bisa dihindari. Masyarakat akhirnya melakukan panic buying dengan memborong
berbagai alat kelengkapan medis yang berguna untuk mencegah penularan virus,
seperti masker, hand sanitizer, cairan disinfektan, serta bahan-bahan pembuat
cairan tersebut.
Hal tersebut sangat ditakuti para petugas medis yang sedang bekerja karena
mereka yang melakukan kontak langsung dengan pasien yang terjangkit virus
tersebut. Oleh karena itu, melihat betapa pentingnya informasi yang harus
disampaikan kepada masyarakat kami siap membantu Dinas Kesehatan
Kotamadya Bandarlampung untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat
melalui iklan layanan masyarakat yang kami produksi.
Sasaran Utama
Umur : 15-60 tahun
Gender : Pria dan Wanita
Profesi : Pelajar, Mahasiswa, Pekerja, Kaum Intelektual,

Objective
Perubahan mind set(polapikir) dan perilaku masyarakat agar tidak menjadi panic
buying saat terjadi pandemik covid-19 akan sangat membantu pemerintah dalam
menghadapi pandemik ini. Dengan berkurangnya kejadian panic buying ini,
diharapkan stok peralatan-peralatan kesehatan akan terus tersedia hingga
berakhirnya pandemic ini.
sehingga para tim medis yang bertugas bisa mendapatkan peralatan-peralatan
kesehatan tanpa kesulitan. Secara tidak langsung masyarakat telah membantu para
tim medis dan pemerintah dalam menghadapi wabah virus corona.

Hambatan
Tidak mudah mempengaruhi psikologis masyarakat ketika ada banyak informasi
yang masuk melalui alat komunikasi masing-masing. Berbagai informasi yang
masuk melalui media sosial atau aplikasi chat turut mempengaruhi kondisi
psikologis masyarakat. Selain itu, pengaruh dari keluarga, teman, kolega (baik
individual maupun kelompok/grup) untuk membeli produk/alat medis turut
mempengaruhi tingkat kepanikan seseorang sehingga akhirnya ikut-ikutan
membeli bahkan meborong produk serupa. Sudah menjadi kajian psikologi bahwa
seseorang cenderung mengikuti pendapat mayoritas ketimbang harus berpikir dan
bertindak melawan arus.
Untuk itu, pesan yang disampaikan harus benar-benar tepat sasaran dan mampu
menciptakan kesadaran di masyarakat untuk tidak panik memborong alat-alat
medis.
Promise
Kami ingin mengangkat konsep iklan yang unik dan sesuai dengan kehidupan
sehari-hari. Tema yang akan Kami ambil yaitu “ Panic buying is killing you” Hal
ini menggambarkan bahwa panic buying memberikan dampak yang berkelanjutan
seperti rantai yang saling mengikat satu sama lain.
Kami mengedepankan pemikiran bahwa jika kita tidak melakukan panic buying,
secara tidak langsung kita telah menyelamatkan diri sendiri. Dengan konsep
tersebut diharapkan seluruh masyarakat dapat berubah pola pikir dan perilakunya
dalam hal menyikapi pandemik Covid-19.

Reason Why
Seperti yang telah kita ketahui dilapangan, bahwa stok peralatan-peralatan
kesehatan, seperti masker, handsaitizer, dan cairan disinfektan sudah mulai sulit
didapatkan, bahkan harga dari barang-barang tersebut telah naik hampir dua kali
lipat dari harga normal. Melihat fenomena tersebut Dinas Kesehatan Kotamadya
Bandarlampung bergerak dengan cepat untuk meredam fenomena ini, agar
nantinya stok peralatan-peralatan tersebut dapat digunakan secara merata kepada
masyarakat.

Desired Response
Seperti harapan kita bersama, respon positif adalah perubahan pola pikir dan
perilaku dari masyarakat dengan hadirnya iklan layanan masyarakat. Respon
positif yang dimaksud yaitu masyarakat jadi tergerak hatinya untuk berhenti
melakukan panic buying yang dapat memperkeruh suasana saat ini.
Kami menginginkan melalui iklan layanan masyarakat ini dapat memahami secara
mendalam betapa pentingnya tidak melakukan panic buying dalam segala
peristiwa yang genting seperti ini.
Adanya suatu tindakan perubahan perilaku dan pola pikir merupakan target utama
dalam pembuatan iklan layanan masyarakat ini, demi mendukung pemerintah
dalam mengatasi wabah covid-19 agar cepat terselesaikan.
Tone and Manner
Unik, singkat, tepat sasaran, dan menghibur.
Tema : “ Panic buying is killing you”
Konsep iklan dalam media radio :
1. Suasana saat di Apotek Suka Maju.
2. Ibu Lasmi(Nama samara) datang hendak memborong persediaan masker di
apotek tersebut.
3. Beberapa menit kemudian datang Ibu Ratna yang ingin membeli satu
buah masker untuk dirinya.
4. Ibu Ratna berdialog kepada ibu Lasmi terkait pemborongan masker.
5. Terjadi keributan dalam apotek tersebut.
6. Datang Pak Hasyim, pegawai Dinas Kesehatan Kota Madya
Bandarlampung, dan melihat kejadian tersebut.
7. Pak Hasyim menjadi penengah atas kejadian tersebut.
8. Akhirnya pak hasyim mengambil masker yang di borong Ibu Lasmi.

Dialog :
Keterangan : L = ibu Lasmi
P = Pelayan Apotek
R = Ibu Ratna
H = Pak Hassan
Opening iklan, dengan suasana apotek yang sedang ramai.
L : ”Permisi mba, mau cari masker ada ?”
P : “ Oh, ada bu mau beli berapa yah ? ”
L : “Semua deh, mba soalnya buat keperluan keluarga saya”
P : “Sebentar ya bu, saya siapkan dulu”
Tak lama kemudian ibu Ratna datang untuk membeli masker,
R : “Maaf mba, mau beli masker ada tidak ya ?”
P ; “Wah, bu ini maskernya semua udah diborong sama ibu yang disebelah”
R ; “Loh, kok gitu mba, ini namanya panic buying ga bener nih.”
Kemudian petugas pergi menyiapkan masker pesanan ibu ratna
L ; “Emang napa sih gaboleh ?? duit juga duit saya kok situ yang sewot..”
R ; “Loh… ibu kok ngegas?? Saya ini cuma ngasih tau loh, hal ini ga diperbolehin
selama masa pandemic covid-19”
L ; “Ya Justru itu, gara-gara corona ini saya mau beli semua buat jaga-jaga
keluarga saya”
R : “Caranya ga gitu juga dong bu, ga semua maskernya diborong”
L : “Suka-suka saya lah !!”
Akhirnya terjadi keributan hebat di dalam apotik tersebut.
Tak lama kemudian datang Pak Hassan, pegawai Dinas Kesehatan Kotamadya
Bandarlampung yang sangat muda dan berparas tampan.
H : “Loh… ada apa ini ribut-ribut, sudah mari kita selesaikan dengan akal sehat”
L : “Ini loh, pak saya mau beli masker aja ga boleh, padahal saya beli buat
keluarga saya”
R : “iya pak mau beli masker, tapi semuanya mau diborong, panic buying itu
namanya kan pak…”
H : “ Oalah, seperti itu kejadiannya… maaf sebelumnya boleh saya tahu nama ibu
masing-masing ? “
L : “Saya Lasmi pak”
R ; “ Saya Ratna”
H : “ Baik ibu, akan saya jelaskan memang benar untuk saat ini dalam
menghadapi pandemic covid-19 kita harus menjaga diri kita sebaik mungkin,
seperti menggunakan masker saat hendak beraktivitas diluar rumah, mencuci
tangan sebelum dan sesudah melakukan aktivitas, serta menggunakan
handsanitizer. Untuk itu kita harus mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik
dan benar, Namun, Pembelian secara berlebihan seperti ini tidak dibenarkan
dalam hal mengantisipasi wabah virus corona. Jika kita membeli secara
berlebihan, maka stok yang tersedia di apotek yang ada akan habis, sehingga akan
banyak orang beraktivitas tidak menggunakan masker karena tidak dapat
membelinya di apotek. Kemudian dengan banyaknya orang yang beraktivitas
tidak menggunakan masker maka akan semakin mudah terpapar virus ini ibu,
terus ibu-ibu semua akan semakin besar peluangnya terkena virus ini.”
L; “ Tapi kan pemerintah sudah memerintahkan untuk tetap di rumah pak”
H ;” Benar ibu, Namun tidak semuanya bisa berdiam diri dirumah saja, seperti
para driver ojek online yang kesehariannya mencari nafkah melalui ojek harus
selalu beraktivitas di luar rumah, agar anak istrinya bisa makan. Oleh karena itu
ketersediaan masker di setiap apotek, sangat penting bagi masyarakat yang ada di
bandar lampung ini.
R : Tuhhh dengerin bu,
L ; “ Ye…. Sewot lu..”
Tak lama kemudia masker pesanan ibu ratna telah selesai disiapkan oleh petugas,
apotek,
P : “Ini Bu, Pesanan maskernya”
H : “Nah, daripada nanti ribut-ribut lebih baik ini maskernya untuk saya, nanti
akan saya bagikan ke masyarakat yang membutuhkan, Nah ini mohon diterima
maskernya satu-satu ibu Lasmi dan Ibu Ratna”
Ibu Lasmi dan Ratna terdiam,
H : “permisi ibu-ibu sekalian saya pamit dulu,”
L& R : “Oiya pak hati-hati dijalan…”
Dan setelah membagikan masker kepada ibu ratna dan ibu lasmi pak hassan pergi.
P : Bu, Lasmi total pembayaran maskernya Rp.325.000 bu, silahkan bayar ke
kasir”
L : “ loh kok saya yang bayar mba, kan maskernya diambil pak Hasan tadi ?”
P : “Mohon maaf ibu, tadi kan yang memesan ibu, jadi harus ibu yang
membayarnya”
R : “Rasain lu, emang enak”
L : “ Wahhh, tekor dong jadinyaaa”
Closing.

Konsep iklan dalam media cetak.

Dalam media cetak kami mengambil konsep infografis, menurut kami konsep
infografis sangat cocok dalam hal ini, karena memberikan info-info yang penting
dalam sebuah ilustrasi gambar yang mempermudah khalayak dalam menangkap
pesan yang disampaikan. Berikut infografis yang telah kami buat.

Anda mungkin juga menyukai