Dwirachmasari 180973 TugasPAI
Dwirachmasari 180973 TugasPAI
NIM : 180973
Prodi : Manajemen Pendidikan Islam
Semester : IV ( empat)
Mata Kuliah : Metode Pengajaran PAI
Jam Kuliah : Selasa, 07 April 2020. 10.00–12.00
SOAL
1. Wabah COVID-19 (Coronavirus Disease) secara tidak langsung telah
mengubah sistem pembelajaran diseluruh wilayah Indonesia. Pembelajaran
tatap muka dialihkan menjadi pembelajaran daring. Berkaitan dengan hal
tersebut, menurut saudara bagaimanakah cara mengelola Pendidikan Islam agar
terintegrasi antara ketiga aspek, yakni afektif, kognitif, dan psikomotorik?
Jawab :
Covid-19 memang memiliki dampak yang cukup besar bukan hanya pada
sektor perekonomian yang sedang anjlok melainkan juga pada bidang
pendidikan. Dimana sistem pembelajaran tatap muka secara tidak langsung
telah dialihkan menjadi pembelajaran daring. Sistem pembelajaran daring tidak
dapat mengontrol peserta didik secara langsung, maka ada beberapa hal yang
harus diperhatikan dalam mengelola Pendidikan Islam agar pembelajaran
melalui sistem daring dapat mencapai tujuannya secara efektif yakni berhasil
dalam mengintegrasikan ketiga aspek, yaitu aspek afektif, kognitif dan
psikomotorik.
Aspek kognitif berkaitan dengan pengetahuan peserta didik dimana
peserta didik dapat mendapatkannya melalui belajar baik belajar secara
mandiri, berkelompok maupun secara privat. Berbagai jenis cara pembelajaran
tersebut bisa dialihkan dengan sistem pembelajaran daring dimana peserta
didik dapat berkomunikasi antara satu dengan lainnya melalui bantuan
aplikasi-aplikasi yang cukup memadai dizaman sekarang ini. Kemudian ada
aspek afektif yang merupakan sikap dan perasaan emosional peserta didik
seperti berkahklak baik. Dan aspek psikomotorik yang lebih kepada praktek,
keterampilan ataupun skill yang dimiliki oleh peserta didik.
Agar dapat terintegrasi antara ketiga aspek tersebut diperlukan kerjasama
antara orangtua dan tenaga pendidik. Karena tenaga pendidik tidak dapat
sepenuhnya mengontrol kegiatan yang dilakukan peserta didik. Sehingga
orangtua dirumah lah yang memiliki peranan penting dalam membantu
mengarahkan anaknya agar anaknya tersebut bisa ataupun berhasil dalam
mencapai tujuan terintegrasikannya ketiga aspek tersebut.
Misalnya pada aspek afektif orang tua lebih mengetahui bagaimana sikap
peserta didik tersebut. Apakah telah sesuai dengan yang diharapkan atau
belum. Jika belum, misalnya dalam kesehariannya peserta didik tersebut masih
berkata tidak sopan dengan sedikit kasar maka orangtua dapat memberi nasihat
secara langsung untuk memberitahu sebaiknya ucapkanlah begini dan tidak
mengulanginya lagi. Kemudian ada aspek psikomotik juga orang tua
mengontrol apakah pengetahuan yang dimiliki anaknya telah dipraktekkan,
seperti sholat wajib 5 waktu, mungkin saja ia dapat berbohong kepada gurunya
dengan mengatakan bahwa ia telah sholat. Namun pada kenyataannya ia masih
sibuk dengan game onlinenya. Sehingga orangtua dirumah dapat menegur
anaknya ketika anaknya mulai malas untuk sholat.
Terlepas dari hal diatas, tentunya tidak banyak orang tua yang menyadari
betapa pentingnya peranan orang tua didalam mengontrol anaknya dirumah
atau bahkan mirisnya banyak orang tua yang acuh tak acuh terhadap anaknya.
Disaat seperti ini, adanya kesadaran peserta didik untuk menimba ilmu
pengetahuan merupakan faktor utama yang tidak kalah penting yang dapat
mempengaruhi terwujudnya dalam mengintegrasikan ketiga aspek tersebut.
Karena jika setiap peserta didik memiliki rasa akan pentingnya ilmu
pengetahuan khususnya yang berdasarkan ajaran Islam, tentu tidak akan sulit
untuk mengarahkan peserta didik dengan berbagai macam metode
pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Kesadaran dari dalam diri peserta didik dapat tumbuh melalui motivasi-
motivasi yang diberikan oleh pendidik kepada peserta didik. Sehingga dalam
sistem pembelajaran daring ini diharapkan pendidik juga tidak melupakan
tugasnya sebagai motivator.
Ketika seorang peserta didik sudah termotivasi akan suatu hal, kemudian
menjadikan motivasinya itu sebagai pembangkit semangatnya dalam belajar.
Tidak peduli apakah memakai sistem tatap muka ataupun daring, pastinya ia
tetap memiliki semangat belajar itu. Dan tentunya ia akan mampu
mengintegrasikan ketiga aspek diatas dengan kemauannya sendiri tanpa
melalui paksaan terlebih dahulu. Kemudian ia juga tidak membutuhkan
pengawasan setiap saat.