PARASITOLOGI
Blok Molecular Mechanism Of Infection
DISUSUN OLEH :
NAMA : PUTRI SIFAHUL HUSNA
NPM : 1808260047
KELOMPOK : A3
DEPARTEMEN PARASITOLOGI
FAKULTAS KEDOKETERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA
UTARA
2019
PEMBUATAN SEDIAAN DARAH UNTUK PEMERIKSAAN
PARASIT
Lebih sedikit darah yang diperiksa Lebih banyak darah yang diperiksa
Marfologi parasit lebih jelas, Jumlah parasit lebih banyak 20x dalam satu
sehingga lebih mudah menentukan lapang pandang, sehingga pada infeksi
spesies dan stadium parasit ringan lebih mudah ditemukan
Malaria merupakan masalah kesehatan dibanyak negara diseluruh dunia. Tiga ratus
juta penduduk diserang setiap tubuhnya dan 2-4 juta meninggal dunia. Indonesia merupakan
daerah endemis malaria, walaupun telah dilakukan program pelaksanaan dan pemberantasan
penyakit malaria sejak tahun 1959, namun hingga saat ini angka kesakitan masih cukup
tinggi, terutama didaerah indonesia bagian timur.
Program transmigrasi dimana terdapat campuran penduduk yang berasal dari daerah
yang endemis dan tidak endemis malaria, merupakan salah satu faktor yang menyebabkan
semakin meluasnya kejadian malaria ini. Di daerah endemis malaria masih sering terjadi
letusan kejadian luar biasa (KLB) malaria. Adanya kejadian luar biasa ini menyebabkan
incident rate penyakit malaria masih tinggi didaerah tersebut.
Malaria adalah suatu penyakit protozoa dari genus Plasmodium yang ditularkan
melalui gigitan nyamuk anopheles betina. Malaria dapat juga ditularkan secara langsung
melalui transfusi darah, jarum suntik serta dari ibu hamil kepada bayinya. Pada
manusia tedapat 4 spesies Plasmodium yaitu :
1. Plasmodium vivax adalah jenis plasmodium yang menyebabkan penyakit malaria
vivax atau yang sering disebut dengan malaria tersiana. Jenis penyakit malaria
ini tergolong tidak ganas, biasanya ditandai dengan gejala suhu badan yang naik-
turun, kondisi tersebut biasanya terjadi setiap 2 hari sekali (48 jam sekali).
2. Plasmodium ovale adalah jenis plasmodium yang menyebabkan penyakit
malaria tersiana yang tergolong ganas. Gejala yang ditimbulkan mirip dengan
gejala pada penyakit malaria tersiana yang tidak ganas, jenis ini jarang sekali
dijumpai di Indonesia, karena umumnya banyak kasusnya terjadi di Afrika dan
Pasifik barat.
3. Plasmodium malariae adalah jenis plasmodium yang menyebabkan penyakit
malaria kuartana. Penyakit malaria tersebut tergolong tidak ganas, baisanya
ditandai dengan gejala naik-turunnya suhu tubuh setiap 3 hari sekali.
4. Plasmodium falciparum adalah jenis plasmodium yang menyebabkan penyakit
malaria kuartana yang bersifat ganas. Biasanya penyakit tersebut ditandai
dengan naik-turunnya suhu tubuh secara tidak beraturan.
Diagnostik malaria sebagaimana penyakit pada umumnya didasarkan dengan
gejala klinis, penemuan fisik diagnostik, laboratorium darah, uji imunoserologis
dan ditemukannya parasit (plasmodium) didalam darah tepi penderita sebagai
gold standard. Gambaran karakteristik dari malaria adalah demam periodik,
anemia, trombositopeni, dan splenomegali. Berat demamnya manifestasi
malaria tergantung jenis plasmodium yang menyebabkan infeksi dan imunitas
penderita. Upaya pemberantasan penyakit malaria dilakukan melalui,
pemberantasan vektor penyebab malaria (nyamuk Anopheles) dan dilanjutkan
dengan melakukan pengobatan kepada mereka yang diduga menderita malaria
atau pemberantasan malaria selain dengan pengobatan langsung juga sering
dilakukan dengan jalan penyemprotan rumah dan lingkungan sekeliling rumah
dengan racun serangga, untuk membunuh nyamuk dewasa upaya lain juga
dilakukan untuk larva nyamuk.
Penyebaran malaria
Siklus Perkembangan
1. Siklus Schizogoni yang berlangsung ditubuh manusia memiliki 2 fase dalam
perkembangannya. Fase yang pertama adalah fase ekso eritrosit, yaitu fase
perkembangan yang terjadi sebelum parasit menginfeksi eritrosit. Fase kedua adalah
fase eritrositer, yaitu fase perkembangan Plasmodium yang terjadi didalam eritrosit.
2. Siklus Sporogoni, fase ini terjadi ketika plasmodium berada didalam nyamuk.
Plasmodium akan melakukan reproduksi secara seksual didalam tubuh nyamuk.
Didalam tubuh nyamuk, spora akan berubah menjadi mikromagnet, keduanya akan
bersatu membentuk zigot dan menembus dinding usus naymuk. Didalam dinding usus
nyamuk, zigot akan mengalami perubahan menjadi ookinet, kemudian ookista, lalu
menjadi sporozoit. Sporozoit tersebut kemudian akan bergerak kelenjar liur nyamuk,
sporozoit yang berada didalam air liur nyamuk tersebut kemudian akan menghasilkan
spora seksual. Melalui gigitan nyamuk, spora seksual tersebut akan masuk kedalam
tubuh manusia.
Object glass
Lanset
Alkohol 70%
Metil alkohol
Air Mengalir
Larutan Giemsa
Cara kerja :
1. Meletakkan setetes larutan zat warna (EOSIN) diatas object glass
2. Mengambil sedikit tinja dengan lidi
3. Menghancurkan tinja diatas kaca benda hingga terdapat suspensi
yang homogen. Kemudian keluarkan bahan yang kasa seperti sisa
makanan atau pasir.
4. Kemudian menutup dengan kaca tutup
5. Kemudian memeriksa dibawah mikroskop dengan pembesaran
10x10, jika terdapat kecurigaan dengan sediaan feces maka
gunakan pembesaran 40x.
Cara kerja :
1. Meletakkan kertas saring diatas kertas berminyak dimeja laboratorium
2. Mengambil tinja yang banyak dengan lidi dan letakkan diatas kertas
diatas meja laboratorium
3. Meletakkan kawat kasa diatas tinja
4. Mengambil kaca benda/object glass dan letakkan kertas karton diatas
kaca benda, lubang kertas karton harus ditengah kaca benda
5. Dengan menggunakan lidi tekan kawat kasa diatas tinja, kemudian
dengan lidi tinja diatas kawat kasa masukkan ke dalam lubang kertas
karton
6. Mengisi lubang karton sampai rata dengan permukaan kertas karton
7. Menganggkat kertas karton, dan tinja dalam lubang akan tertinggal
diatas kaca benda
8. Tutuplah kaca benda dengan cellophane tape
9. Menekan cellophane tape dengan kaca benda lain atau tutup botol dari
karet untuk meratakan tinja dibawah cellophane
10.Meletakkan secara terbalik diatas kertas saring
11.Biarkan sediaan 20-30 menit
12.Menghitung telur cacing, jumlah telur cacing dikali 1000/50 sama
dengan jumlah telur cacing dalam 1 gram tinja
Lampiran gambar hasil percobaan dengan cara pemeriksaan
kuantitatif
- Pemeriksaan dengan teknik kato sediaan kuantitatif
dengan pembesaran 10x10, terdapat jenis telur cacing
Ascaris Lumbricoides (cacing gelang).