Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam dunia transportasi, kapal merupakan salah satu transportasi laut yang memiliki

fungsi dan tujuan sesuai tipenya saat dirancang. Salah satu tipe kapal yaitu Bulk Carrier.
Kapal Bulk Carrier adalah kapal yang dibangun khusus untuk mengangkut muatan curah
( tidak menggunakan wadah/pembungkus ) yang dikapalkan sekaligus dalam jumlah besar
dan cara memuatnya dengan jalan mencurahkan muatan ke dalam kapal. Kapal Bulk Carrier
ini dibangun denan konstruksi khusus, baik dinding-dinding palkanya maupun sistem
penataan lensanya.

Dengan semakin ramainya dunia perkapalan ditanah air ini, secara tidak langsung
mendorong agar pemilik kapal untuk memperbaiki pelayanan terhadap konsumennya dengan
terus meningkatkan performa dari kapal agar mampu bersaing dalam pengoperasiannya.
Dengan adanya permasalahan diatas yang semakin banyaknya perusahaan pelayaran di
Indonesia yang bergerak dibidang jasa pengangkutan barang dan dengan semakin ramainya
perdagangan, maka untuk itu pemilik kapal ini mempunyai rencana untuk memodifikasi
kapal. Setiap kapal memiliki komponen-komponen seperti besaran dan satuan yang
dibutuhkan dalam tahap pembuatan kapal yang sering disebut dengan ukuran utama. Dengan
modifikasi tersebut diharapkan kapal mampu mengangkut muatan yang lebih besar dari
sebelumnya. Oleh karena itu, dalam membuat kapal, kita dapat mencari ukuran kapal yang
akan kita buat dengan melakukan regresi. Regresi adalah proses perhitungan ukuran kapal
dengan cara membandingan DWT dengan ukuran kapal yang sudah ada.

1
BAB II

ISI

2.1 Data Kapal Pembanding

Kapal pembanding adalah kapal yang memiliki ukuran sebenarnya, dimana ukuran kapal
tersebut digunakan untuk pembanding dalam proses pembuatan kapal yang baru. Besaran
yang dibutuhkan untuk dilakukan perbandingan adalah berat total kapal (DWT), panjang
kapal (LPP), lebar kapal (B), tinggi kapal (H), dan tinggi sarat kapal (T). Data kapal
diperoleh berdasarkan klasifikasi kapal tersebut.

Data Kapal Pembanding


N
NAMA KAPAL DWT (ton) LOA (m) LPP (m) B (m) T (m) H (m)
o
1 SARTIKA BARUNA 13517 138 130,00 20 7,02 11
2 KOM 13971 141,3 133 21,26 7,2 11,3
3 BOGDAN 13898 142 133 20 7,4 11,3
4 BLUE LOTUS 14187 140 128 21,2 7,3 11,36
5 HEKMEH 13790 142 132,4 20,3 7,2 11,3
6 PERELIC 13887 140 133,44 22,26 7,3 11,3
7 OSMAN GAZI 13902 140,35 133,44 20 6,8 11,4
8 TUAN DAO WAN 15000 143 131,8 23 7,4 11,51
9 GREAT SPRING 14697 143 136,59 22 8,2 11,3
10 SEA LUCK 14190 138 127,2 21,2 7,941 10,91
11 MOHAC 15503 142,2 134 23,5 7,8 11,6
12 GOLDEN SEA 15962 143 139 23,5 8,3 11,6
13 K LIME 15968 145 139,68 23,4 8,2 11,62
14 YAMASAKURA 15000 144 133 26 8,3 11,5
15 BARU SATU 16190 144 140 25 8,316 11,7
16 CORESHINING OL 16461 147 142 25,72 8,2 11,8
17 CORRAL 16302 145 141 24 8,316 11,6
18 EYLEM 16213 145 141 23,4 8,3 11,8
Tabel 1.1 Data Kapal Pembanding Bulk Carrier

Dalam mencari data kapal pembanding, kita harus mengetahui kapal yang kita cari
memiliki DWT berapa. Dari data kapal pembanding yang diberikan untuk NRP dengan angka
terakhir 0 adalah Payload 15.000 ton. Untuk mencari dalam DWT sebagai berikut

2
Kapal Bulk Carrier = 15.000 ton

DWT = 110% Payload

DWT = 110% 15.000

DWT = 16.500 t

2.2 Regresi

Dari data yang diperoleh, proses selanjutnya adalah regresi. Perhitungan dalam proses ini
melibatkan data kapal pembanding yang telah kita dapat. Dengan regresi kita akan
memperoleh hasil, dimana hasil itu dapat kita gunakan dalam proses pembuatan kapal.

Hasil regresi
LOA = 143 m
LPP = 135 m
B = 23 m
H = 15 m
T = 11 m
Tabel 1.2 Hasil Perhitungan Regresi Main Dimension

Tabel 1.2 menunjukkan hasil regresi besaran kapal. Dimana LOA adalah panjang
kseluruhan dari kapal, LPP adalah panjang kapal dari FP ke AP, B adalah lebar kapal, T
adalah tinggi sarat kapal, dan H adalah tinggi kapal. Dalam perhitungan tersebut kolom
dengan warna kuning diperoleh dengan perhintungan menggunakan formula SLOPE, dengan
format penulisan =SLOPE(yang diregresi;DWT). Sedangkan perhitungan pada kolom
dengan warna orange diperoleh dengan perhintungan menggunakan formula INTERCEPT,
dengan format penulisan =INTERCEPT(yang diregresi;DWT). Dalam tabel tersebut
terdapat variabel X yang dikalikan dengan hasil pada kolom kuning, dimana variabel X
menyatakan DWT yang kita gunakan (15000). Sehingga hasil regresi akhir (kolom biru)
dapat dihitung dengan menjumlahkan hasil yang kita dapat sebelumnya sebelumnya.

2.3 Grafik Regresi

Grafik regresi merupakan grafik yang menunjukkan perbandingan antara DWT dengan
besaran yang kita cari regresinya. Grafik regresi digunakan untuk mengetahui apakah hasil
regresi yang kita peroleh benar atau tidak. Dari data kapal pembanding diatas, diperoleh
grafik sebagai berikut

3
DWT-LOA
148
146
144 f(x) = 0 x + 112.59
R² = 0.71
142
LOA (mter)

140
138 DWT-LOA
Linear (DWT-
136 LOA)
134
132
13000 13500 14000 14500 15000 15500 16000 16500 17000
DWT (ton)

Gambar 1.1 Grafik Perbandingan antara DWT dengan LOA

DWT-LPP
145.00

140.00
f(x) = 0 x + 79.45
R² = 0.72
135.00
LPP (meter)

130.00 DWT-LPP
Linear (DWT-LPP)
125.00

120.00

115.00
13000 14000 15000 16000 17000
DWT 9ton)

Gambar 1.2 Grafik Perbandingan antara DWT dengan LPP

4
DWT-B (Breadth)
30

25
f(x) = 0 x − 0.66
20 R² = 0.7
B (meter)

15 DWT-B (Breadth)
Linear (DWT-B (Breadth))
10

0
13000 14000 15000 16000 17000
DWT (ton)

Gambar 1.3 Grafik Perbandingan antara DWT dengan B (Breadth)

DWT-T (Draught)
9

8.5
f(x) = 0 x + 1.27
8 R² = 0.72
T (meter)

7.5 DWT-T (Draught)


Linear (DWT-T (Draught))
7

6.5

6
13000 14000 15000 16000 17000
DWT (ton)

Gambar 1.4 Grafik Perbandingan antara DWT dengan T (Draft)

5
DWT-H (Depth)
12
11.8
11.6 f(x) = 0 x + 8.42
R² = 0.74
11.4
H (meter)

11.2 DWT-H (Depth)


Linear (DWT-H (Depth))
11
10.8
10.6
10.4
13000 14000 15000 16000 17000
DWT (ton)

Gambar 1.5 Grafik Perbandingan antara DWT dengan H (Depth)

Pada grafik tersebut terdapat y= . . . dan R 2 yang menunjukkan hasil regresi. Hasil
regresi yang baik dimana hasil R2-nya sekitar 0,7.

6
BAB III

KESIMPULAN

Kapal bulk carrier dengan Payload 15.000 ton terlebih dahulu diekuivalensikan menjadi
satuan DWT. DT diperlukan untuk dijadikan acuan besarnya nilai besaran dimensi utama
kpal lain, yaitu LOA, LPP, B, T, dan H. DWT ditentukan dengan menghitung 110%
dikalikan dengan Payload. Dalam perhitungan ini didapatkan kapal bulk carrier DWT 16.500
ton.

Regresi linear sederhana dapat dicari dengan menggunakan Microsoft Excel dengan
menjadikan nilai DWT sebagai sumbu X dan data dimensi kapal yang akan dicari sebagai
sumbu Y. Masing-masing diplot menggunakan menu Insert-Scatter, kemudian dipilih jenis
grafik yang memiliki f(x).

Jadi didapatkan ukuran utama (main dimension) kapal bulk carrier dengan 18 data kapal
pembanding yaitu

a. DWT = 16.500 ton


b. LOA = 143 m
c. LPP = 135 m
d. B = 23 m
e. T = 11 m

f. H = 15 m

7
DAFTAR PUSTAKA

http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-9761-Paper.pdf

Anda mungkin juga menyukai