Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KONTRASEPSI MANTAP (KONTAP)

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kesehatan Perempuan


dan Perencanaan Keluarga

DOSEN: Jumrah, S. Pd., SST

DISUSUN OLEH :

TIARA BLESSENZEQI NIM: 2018.A.09.0781

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

PALANGKA RAYA
KATA PENGANTAR

Pertama-tama Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang


Maha Esa  atas rahmat dan pertolongan-Nya yang telah memberikan kemudahan
pada kami sehingga penyusunan makalah ini dapat selesai sesuai dengan yang
diharapkan. Makalah ini kami susun dengan maksud menambah informasi dan
pengetahuan kita semua mengenai Kontrasepsi Mantap.
Akhir kata, kami menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-
besarnya kepada segala pihak jika dalam makalah ini terdapat kekeliruan atau ada
kata yang tidak berkenan di hati pembaca. Sebagai manusia biasa, penyusun tentu
tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
bersifat membangun penyusun sangat diharapkan untuk  kesempurnaan
penyusunan selanjutnya.

Palangka Raya , Maret 2020

Penyusun

DAFTAR ISI

2
KATA PENGANTAR......................................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................................3
1.1 Latar belakang.................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan..............................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................6
2.1 Pengertian Metode Kontrasepsi Mantap (KONTAP)...................................6
2.2 Cara Kerja........................................................................................................6
2.3 Keuntungan......................................................................................................6
2.4 Kerugian...........................................................................................................7
2.5 Syarat................................................................................................................8
2.6 Yang Dapat Menjalani.....................................................................................8
2.7 Yang Sebaiknya Tidak Menjalani...................................................................9
2.8 Waktu pelaksanaan........................................................................................10
2.9 Tempat Pelayanan..........................................................................................10
2.10 Persiapan Sebelum Tindakan........................................................................11
2.11 Perawatan Setelah Tindakan.........................................................................11
BAB III PENUTUP........................................................................................................13
3.1 KESIMPULAN...............................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................14

3
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Kontrasepsi adalah salah satu solusi dalam menghadapi laju
pertumbuhan penduduk di Indonesia yang mengalami peningkatan dari
1,45 persen (1990–2000) menjadi 1,49 persen (2000-2010). Kontrasepsi
bertujuan untuk tercapainya kesehatan reproduksi yang berkualitas,
menurunkan angka kematian ibu dan bayi, dan penanggulangan masalah
kesehatan reproduksi dalam rangka membangun keluarga kecil
berkualitas.KemudianBeberapa metode kontrasepsi yang dapat digunakan
seperti, kondom, koitus interuptus, KB alami, diagfragma, spermicida, pil
KB, suntik KB, implant, alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR), vasektomi
(MOP) tubektomi (MOW). Medis operatif wanita (MOW)/tubektomi
adalah salah satu metode kontrasepsi secara operatif untuk mencegah
kehamilan. Namun kontrasepsi medis operasi wanita (MOW) / tubektomi
tidak serta merta menjadi pilihan utama, karena metode ini metode
kontrasepsi ini dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya, pengetahuan
pengguna kontasepsi, efektifitas, teknik pemasangan alat kontasepsi,
indikasi dan kontraindikasi, keuntungan dan kekurangan pemasangan alat
kontrasepsi.Metode kontrasepsi medis operatif wanita tidak serta merta
digunakan karena sifat kepermanenanya yang harus dipertimbangkan.
Tingginya angka kematian ibu di Indonesia akibat resiko tinggi
untuk melahirkan menjadi perhatian pemerintah. Sehingga diadakannya
program keluarga berncana ( KB ) sebagai salah satu cara untuk
mengurangi tingginya angka kematian ibu. Banyaknya anak-anak terlantar
dan dengan jarak usia yang sangat dekat juga menjadi perhatian
pemerintah.

Alat kontrasepsi yang saat ini sudah tersedia bermacam-macam.


Selain adanya alat kontrasepsi untuk wanita, juga tersedia alat kontrasepsi
untuk pria. Hanya saja yang menjadi masalah saat ini, kurangnya

4
pengetahuan akan metode memilih kontrasepsi, keuntungan, kerugian,
serta efek samping dari pemakaian alat kontrasepsi tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Kontap?
2. Apa saja cara kerja Kontap?
3. Apa saja keuntungan Kontap ?
4. Apa saja kerugian Kontap ?
5. Apa saja syarat Kontap?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui tentang Kontap.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui tentang pengertian Kontrasepsi.
2. Untuk mengetahui tentang cara kerja Kontap.
3. Untuk mengetahui tentang keuntungan Kontap.
4. Untuk mengetahui tentang kerugian Kontap.
5. Untuk mengetahui tentang syarat Kontap.

5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Metode Kontrasepsi Mantap (KONTAP)


2.1.1. Tubektomi/ MOW
MOW (Medis Operatif Wanita)/ tubektomi atau juga dapat
disebut dengan sterilisasi. MOW merupakan tindakan penutupan
terhadap kedua saluran telur kanan dan kiri yang menyebabakan
sel telur tidak dapat melewati saluran telur, dengan demikian sel
telur tidak dapat bertemu dengan sperma laki-laki sehingga tidak
terjadi kehamilan, oleh karena itu gairah seks wanita tidak akan
turun.
Tubektomi: merupakan alat kontrasepsi permanen untuk
mencagah keluarnya ovum dengan cara mengikat/memotong
saluran tuba falopi
2.1.2. Vasektomi
Kontrasepsi mantap pada pria atau MOP (Metoda Operasi
Pria) atau vasektomi., yaitu tindakan pengikatan dan pemotongan
saluran benih agar sperma tidak keluar dari buah zakar.

2.2 Cara Kerja


2.2.1. Tubektomi (MOW)
Perjalanan sel telur terhambat karena saluran sel telur tertutup

2.2.2. Vasektomi (MOP)


Saluran benih tertutup, sehingga tidak dapat menyalurkan sperma

2.3 Keuntungan
Secara umum keuntungan kontap wanita dan pria dibandingkan
dengan kontrasepsi lain adalah :
a. Lebih aman, karena keluhan lebih sedikit dibandingkan
dengan cara kontrasepsi lain

6
b. Lebih praktis, karena hanya memerlukan satu kali
tindakan saja
c. Lebih efektif, karena tingkat kegagalannya sangat kecil
dan merupakan cara kontrasepsi yang permanen
d. Lebih ekonomis, karena hanya memrlukan biaya untuk
satu kali tindakan saja.

Secara khusus keuntungan kontap wanita dan pria adalah :


2.3.1. Tubektomi (MOW)
a. Sangat efektif dan “permanen”
b. Dapat mencegah kehamilan lebih dari 99%
c. Tidak ada efek samping dalam jangka panjang
d. Tidak mempengaruhi proses menyusui
e. Pembedahan sederhana, dapat dilakukan dengan anestesi
local
f. Tidak menggangu hubungan seksual

2.3.2. Vasektomi (MOP)


a. Sangat efektif dan “permanen”
b. Tidak ada efek samping dalam jangka panjang
c. Dapat mencegah kehamilan lebih dari 99%
d. Tidak menggangu hubungan seksual
e. Tindakan bedah yang aman dan sederhana

2.4 Kerugian
2.4.1. Tubektomi (MOW)
a. Rasa sakit/ketidak nyamanan dalam jangka pendek setelah
tindakan
b. Ada kemungkinan mengalami resiko pembedahan

2.4.2. Vasektomi (MOP)


a. Tidak dapat dilakukan pada orang yang masih ingin
memiliki anak

7
b. Harus ada tindakan pembedashan minor.

2.5 Syarat
Setiap peserta kontap harus memenuhi 3 syarat, yaitu:

a. Sukarela
Setiap calon peserta kontap harus secara sukarela
menerima pelayanan kontap; artinya secara sadar dan
dengan kemauan sendiri memilih kontap sebagai cara
kontrasepsi.
b. Bahagia
Setiap calon peserta kontap harus memenuhi syarat
bahagia, artinya :
1) calon peserta tersebut dalam perkawinan yang sah
dan harmonis dan telah dianugerahi sekurang-
kurangnya 2 orang anak yang sehat rohani dan
jasmani
2) bila hanya mempunyai 2 orang anak, maka anak
yang terkecil paling sedikitumur sekitar 2 tahun
3) umur isteri paling muda sekitar 25 tahun
c. Kesehatan
Setiap calon peserta kontap harus memenuhi syarat
kesehatan, artinya tidak ditemukan adanya hambatan atau
kontraindikasi untuk menjalani kontap. Oleh karena itu
setiap calon peserta harus diperiksa terlebih dahulu
kesehatannya oleh dokter, sehingga diketahui apakah
cukup sehat untuk dikontap atau tidak.Selain itu juga
setiap calon peserta kontap harus mengikuti konseling
(bimbingan tatap muka) dan menandatangani formulir
persetujuan tindakan medik (Informed Consent)

2.6 Yang Dapat Menjalani

8
2.6.1. Tubektomi (MOW)
a. Usia lebih dari 26 tahun
b. Sudah punya anak cukup (2 anak), ank terkecil harus
berusia minimal 5 (lima) tahun
c. Yakin telah mempunyai keluarga yag sesuai dengan
kehendaknya
d. Pada kehamilannya akan menimbulkan risiko kesehatan
yang serius
e. Ibu pasca persalinan
f. Ibu pasca keguguran

2.6.2. Vasektomi (MOP)


a. Untuk laki-laki subur sudah punya anak cukup (2 anak)
dan istri beresiko tinggi

2.7 Yang Sebaiknya Tidak Menjalani


2.7.1. Tubektomi (MOW)
a. Hamil (sudah terdeteksi atau dicurigai)
b. Menderita tekanan darh tinggi
c. Kencing manis (diabetes)
d. Penyakit jantung
e. Penyakit paru-paru
f. Perdarahan vaginal yang belum terjelaskan (hingga harus
dievaluasi)
g. Infeksi sistemik atau pelvik yang akut (hingga masalah itu
disembuhkan atau dikontrol)
h. Ibu yang tidak boleh menjalani pembedahan
i. Kurang pati mengenai keinginannya untuk fertilisasi di
masa depan
j. Belum memberikan persetujuan tertulis

2.7.2. Vasektomi (MOP)


a. Infeksi kulit atu jamur di daerah kemaluan

9
b. Menderita kencing manis
c. Hidrokel atau varikokel yang besar
d. Hernia inguinalis
e. Anemia berat, ganguan pembekuan darah atau sedang
menggunakan antikoagulansia

2.8 Waktu pelaksanaan


2.8.1. Tubektomi (MOW)
a. Setiap waktu selama siklus menstruasi apabila diyakini
secara rasional klien tersebut tidak hamil
b. Hari ke-6 hingga ke-13 dari siklus menstruasi
c. Pasca persalinan :
1. Minilap: di dalam waktu 2 hari atau setelah 6
minggu atau 12 minggu
2. Laparoskopi: tidak tepat unntuk klie-klien pasca
persalinan
d. Pasca keguguran :
1. Triwulan pertama: dalam wakru 7 hari sepanjang
tidak ada bukti infeksi pelvik) minilap atau
laparoskopi)
2. Triwulan kedua: dalam waktu 7 hari sepanjang tidak
ada bukti infeksi pelvik (minilap saja)
2.8.2. Vasektomi (MOP)
a. Tidak ada batasan usia, dapat dilaksanakan bila
diinginkan. Yang penting sudah memenuhi syarat
sukarela, bahagia, dan kesehatan.
b. Istri beresiko tinggi

2.9 Tempat Pelayanan


2.9.1. Tubektomi (MOW)
Rumah sakit. Jika ada keluhan, pemakai harus ke Rumah Sakit

2.9.2. Vasektomi (MOP)

10
Rumah Sakit, puskesmas dan klinik KB
2.10 Persiapan Sebelum Tindakan
2.11.1. Tubektomi (MOW)
Hal-hal yang perlu dilakukan oleh calon peserta kontap
wanita adalah:
a. Puasa mulai tengah malam sebelum operasi, atau
sekurang-kurangnya 6 jam sebelum operasi. Bagi calon
akseptor yang menderita Maag (kelaianan lambung agar
makan obat maag sebelum dan sesudah puasa
b. Mandi dan membersihkan daerah kemaluan dengan sabun
mandi sampai bersih, dan juga daerah perut bagian bawah
c. Tidak memakai perhiasan, kosmetik, cat kuku, dll
d. Membawa surat persetujuan dari suami yang sudah
ditandatangani atau di cap jempol
e. Menjelang operasi harus kencing terlebih dahulu
f. Datang ke rumah sakit tepat pada waktunya, dengan
ditemani anggota keluarga; sebaiknya suami.

2.11.2. Vasektomi (MOP)


Hal-hal yang perlu dilakukan oleh calon peserta kontap
pria adalah:
a. Tidur dan istirahat cukup
b. Mandi dan memebersihkan daerah sekitar kemaluan
c. Makan terlebih dahulu sebelum berangkat ke klinik
d. Datang ke klinik tempat operasi dengan pengantar
e. Jangan lupa membawa surat persetujuan isteri yang
ditandatangani atau cap jempol
2.11 Perawatan Setelah Tindakan
2.11.1. Tubektomi (MOW)
a. Istirahat selama 1-2 hari dan hindarkan kerja berat selama
7 hari

11
b. kebersihan harus dijaga terutama daerah luka operasi
jangan sampai terkena air selama 1 minggu (sampai benar
-benar kering)
c. Makanlah obat yang diberikan dokter secara teratur sesuai
petunjuk
d. senggama boleh dilakukan setelah 1 minggu, yaitu setelah
luka operasi kering. Tetapi bila tubektomi
dilaksanakansetelah melahirkan atau kegugurang,
senggama baru boleh dilakukan setelah 40 hari

2.11.2. Vasektomi (MOP)


a. Istirahat selama 1-2 hari dan hindarkan kerja berat selama
7 hari
b. Jagalah kebersihan dnegan membersihkan diri secara
teratur dan jaga agarluka bekas operasi tidak terkena air
atau kotoran
c. Makanlah obat yang diberikan dokter secara teratur sesuai
petunjuk
d. Pakailah celana dalam yang kering dan bersih, dan jangan
lupamenggantinya setiap hari
e. Janganlah bersenggama bila luka belum sembuh. Boleh
berhubungan seksual setelah tujuh hari setelah operasi.
Bila isteri tidakmenggunakan alat kontrasepsi, senggama
dilakuakn dengan memakai kondom sampai 3 bulan
setelah operasi.

12
BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Keluarga Berencana (KB) adalah istilah yang mungkin sudah lama anda
kenal. KB artinya mengatur jumlah anak sesuai kehendak Anda, dan menentukan
sendiri kapan Anda ingin hamil. Bila Anda memutuskan untuk tidak segera hamil
sesudah menikah, Anda bisa ber-KB. Layanan KB di seluruh Indonesia sudah
cukup mudah diperoleh. Ada beberapa metoda pencegahan kehamilan, atau
penjarangan kehamilan, atau kontrasepsi, bisa Anda pilih sendiri.
Tak seorang pun boleh memaksa Anda mengikuti program KB. tak seorang pun
bisa menggunakan alat KB tertentu bila itu bukan pilihan Anda. Tetapi kalau alat
yang Anda pilih bisa membahayakan diri Anda sendiri atau, memperparah
penyakit yang sudah anda derita, pekerja kesehatan mungkin menyarankan alat
lain yang mungkin lebih aman. Meskipun tidak ada paksaan, bila Anda telah
mengerti risiko-risiko yang mengancam kesehatan atau bahkan keselamatan Anda
sendiri sehubungan dengan kehamilan dan persalinan, selayaknya Anda mengikuti
program KB atas kesadaran sendiri.
Kesimpulan dari tujuan program KB adalah: Memperbaiki kesehatan dan
kesejahteraan ibu, anak, keluarga dan bangsa, Mengurangi angka kelahiran untuk
menaikkan taraf hidup rakyat dan bangsa, Memenuhi permintaan masyarakat akan
pelayanan KB dan KR yang berkualitas, termasuk upaya-upaya menurunkan
angka kematian ibu, bayi, dan anak serta penanggulangan masalah kesehatan
reproduksi.

Umumnya perempuan yang menghendaki pembatasan jumlah anak adalah


perempuan yang sudah punya kesempatan belajar dan mencari nafkah sendiri,
serta statusnya cukup setara dengan laki-laki dalam masyarakatnya.

13
DAFTAR PUSTAKA

BKKBN. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instalasi Pemerintah (LAKIP)


Tahun 2012. Jakarta: Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional;
2013.
Hartanto, H. Keluarga berencana dan kontrasepsi. Jakarta. Pustaka Sinar
Harapan. 2003.
Saifuddin, A,B. Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi. Jakarta.
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.2003.
Dinas Kesehatan Indonesia. Profil kesehatan Indonesia2011.Jakarta: Dinas
Kesehatan Indonesia; 2011
Maryani, Herti. Cara tepat memilih alat kontrasepsi keluarga berencana
bagi wanita. Jakarta: Puslitbang Pelayanan Teknologi Kesehatan, Depkes RI;
2007
NoviawatiD. Panduan lengkap pelayanan KBterkini. Yogyakarta: Nuha
Medika; 2011.
Faktor –Faktor Penggunaan Alat Kontrasepsi Medis Operasi Wanita
(MOW) pada Pasangan Wanita Usia Subur

14

Anda mungkin juga menyukai