Disusunoleh :
Deny Rahmayani
Elsa Apriandini
Risa AprianiWilianita
RizkyFirmansyah
SelfiJulisaEkaPutri
FakultasFarmasidanSains
Farmasi
2017
1
KATA PENGANTAR
Makalah ini sudah selesai kami susun dengan maksimal dengan bantuan pertolongan dari
berbagai pihak sehingga bias memperlancar pembuatan makalah ini.Untuk itu kami
menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang sudah ikut berkontribusi didalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semuaitu, Kami menyadari seutuhnya bahwa masih jauh dari kata sempurna baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami terbuka untuk menerima
segala masukan dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca sehingga kami bias
melakukan perbaikan makalah sehingga menjadi makalah yang baik dan benar.
Akhir kata kami meminta semoga makalah tentang dinamika rotasi dan kesetimbangan benda
tegar ini bias member manfaat pada pembaca.
. Penyusun
2
DAFTAR ISI
BAB I
Tujuan ............................................................................................ 4
BAB II
BAB III
Kesimpulan ............................................................................................ 29
Saran ............................................................................................ 29
3
BAB I
PENDAHULUAN
Suatu benda tegar dapat bergerak berputar / rotasi jika pada benda tersebut dikerjakan
suatu gaya yang tidak melalui pusat massa / poros benda tegar. Gaya yang dapat menyebabkan
suatu benda berotasi dinamakan momen gaya atau torsi.
Pada gerak rotasi, besaran yang analog dengan momentum pada gerak translasi adalah
momentum sudut. Besar momentum sudut yang dimiliki oleh benda yang berotasi bergantung
pada momen inersia dam kecepatan sudut yang dimiliki benda. Momentum sudut adalah hasil
kali momen inersia dengan kecepatan sudut. Selain mempelajari tentang dinamika rotasi, kami
juga akan membahas mengenai kesetimbangan benda tegar.
Sejarah arsitektur telah melahirkan para pemikir dan perancang bangunan yang karyanya
sangat mengagumkan. Gabungan karya seni dan kekuatan yang kokoh menjadikan hasil karya itu
bertahan lama mengukir sejarah. Kekuatan yang menopang keindahan itu terletak pada
keseimbangan yang di rencanakan dengan baik. Pada pembahasan kali ini akan mempelajari
materi tentang keseimbangan benda tegar
Dalam benda tegar, ukuran benda tidak diabaikan. Sehingga gaya-gaya yang bekerja pada
benda hanya mungkin menyebabkan gerak translasi dan rotasi terhadap suatu poros. Pada benda
tegar di kenal titik berat.
Salah satu contoh aplikasi titik berat adalah tim acrobat yang membentuk piramid, lalu
berjalan di atas tali yang terhubung dengan ketinggian 20 m. Untuk mengetahui sebab tidak
jatuhnya pemain acrobat itu, dapat pembaca mencari tahu dari materi yang kami bahas ini.
4
1.3 Tujuan
5
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam sub-bab ini anda akan mempelajari materi dinamika rotasi benda tegar. Benda
tegar adalah suatu benda dimana partikel-partikel penyusunnya berjarak tetap antara partikel satu
dengan yang lainnya. Benda tegar sebagai objek pembahasan, ukurannya tidak diabaikan (tidak
dianggap sebagai suatu titik pusat materi), di mana resultan gaya eksternal dapat menyebabkan
benda bergerak translasi dan juga rotasi (berputar terhadap suatu poros tertentu. Gerak rotasi
disebabkan oleh adanya torsi, yaitu tingkat kecenderungan sebuah gaya untuk memutar suatu
benda tegar terhadap suatu titik poros.
Untuk menyelesaikan masalah dinamika rotasi benda tegar, anda harus menguasai
menggambar diagram gaya benda bebas, kemudian menggunakan ∑F = m.a untuk benda yang
Dalam materi dinamika partikel, anda telah mempelajari dan menggunakan hukum
kekekalan energy mekanik untuk menyelesaikan masalah gerak translasi dan ternyata dapat
terselesaikan dengan lebih mudah dan cepat disbanding dengan menggunakan analisa dinamika
partikel ∑F = m.a. Hal demikian juga berlaku pada pemecahan masalah gerak rotasi tertentu
seperti gerak menggelinding (gabungan rotasi dan dan translasi) benda tegar yang menuruni atau
mendaki suatu permukaan bidang miring, dimana penggunaan hukum kekekalan energy mekanik
lebih mudah dan cepat disbanding menggunakan analisa dinamika rotasi yang menggunakan
Dalam sub-bab ini anda akan dikenalkan dengan materi hukum kekekalan momentum
sudut. Contoh aplikasi hukum ini ditemui pada atlit penari es yang melakukan peningkatan laju
putarannya dengan cara menarik kedua lengannya dari terentang ke merapat badannya.
Kecepatan sudut didefinisikan sebagai perubahan posisi sudut benda yang bergerak melingkar
tiap satu satuan waktu. Kecepatan sudut disebut juga dengan kecepatan anguler dan
disimbolkan .
6
Dalam melakukan satu putaran penuh, sudut yang ditempuh adalah 360o atau 2 rad dalam
waktu T sekon, dengan T adalah periode maka kecepatan sudut bisa dituliskan menjadi:
Terdapat hubungan antara laju linear (v) dengan kelajuan anguler ( ). Jika persamaan-persamaan
laju linear dan laju anguler ditulis kembali, akan diperoleh persamaan baru seperti berikut.
sehingga hubungan antara laju linear (v) dan laju anguler (ω ) dapat ditulis menjadi:
dengan:
v = laju linear (m/s),
= laju anguler (rad/s), dan
r = jari-jari lintasan (m).
Contoh soal
Sebuah partikel bergerak pada lintasan melingkar dengan jari-jari 0,5 m. Partikel tersebut mampu
menempuh sudut 60π rad dalam 15 sekon. Tentukan:
penyelesaian
7
∆θ = 60π rad
∆t = 15 s
ω = ∆θ/∆t
ω = 60π/15
ω = 4π rad
ω = 2π/T
T = 2π/ω
T = 2π/4π
T = ½ sekon
c) frekuensi sebesar:
f = 1/T
f = 1/(½)
f = 2 Hz
Sedengkan, percepatan sudut atau percepatan anguler dalam gerak melingkar didefinisikan
sebagai perubahan kecepatan sudut (anguler) dalam selang waktu tertentu dengan arah mengikuti
gerak suatu benda dalam lintasan yang berbentuk lingkaran.
ω − ω0
Α =
∆t
∆ω
Α =
∆t
8
Keterangan:
Contoh Soal
Partikel yang berputar pada lintasan melingkar, kecepatan sudutnya berubah dari 120 rpm (rotasi
per menit) menjadi 180 rpm dalam waktu 40 sekon. Berapakah percepatan sudut partikel tersebut
Panyelesaian
ω0 = 120 rpm
ω0 = 120 × (2π/60) rad/s
ω0 = 4π rad/s
Ω = 180 × (2π/60) rad/s
Ω = 6π rad/s
∆t = 40 s
ω − ω0
Α =
∆t
6π − 4π
Α =
40
Α = 0,05 π rad/s2
9
2.3 Torsi dan Momen Inersia
Bila anda ingin memutar permainan gasing, anda harus memuntirnya terlebih dahulu.
Pada kasus ini yang menyebabkan gasing berotasi adalah torsi. untuk memahami torsi dalam
gerak rotasi, anda tinjau gambar batang langsing yang diberi poros disalah satu ujungnya (titik
O) dan diberi gaya F yang membentuk sudut Ѳ terhadap horizontal seperti yang ditunjukan
gambar .
F sinѲ
F
O
F cos Ѳ
Gambar 3.3. batang langsing yang diputar oleh F terhadap titik poros O
Gaya F mempunyai komponen kearah horizontal, F cos Ѳ dan arah vertikal F sin Ѳ sedangkan
jarak tegak lurus antara garis kerja sebuah gaya dengan sumbu rotasi disebut lengan, r. dari
kedua komponen gaya tersebut yang dapat menyebabkan batang langsing berotasi terhadap titik
poros rotasi adalah komponen gaya F sin Ѳ, karena komponen gaya ini menimbulkan rotasi pada
batang sehingga batang langsing dapat berputar berlawanan dengan arah putaran jarum jam
sedangkan komponen gaya F cos Ѳ tidak menyebabkan torsi pada batang langsing.
= rF sinѲ
Dengan Ѳ sudut antara lengan gaya dengan garis kerja gaya dan arah torsi searah sekrup
diputar kanan.
Dari hokum kedua newton untuk masa yang konstan dapat ditulis :
F́ =m á (3.3)
Jika kedua ruas persamaan (3.3.) ini dikalikan secara silang dengan ŕ, diperoleh
ŕ x F́=ŕ xm ά
10
τ́ =mr2ά= Iά (3.4)
Besaran sekalar dalam persamaan (3.4.) didifinisikan sebagai besaran momen inersia I, untuk
benda tegar yang tersusun dari banyak partikel dengan masin-masing massa m1, m2, m3,……..mn
dan berjarak tegak lurus terhadap titik poros masin-masing r1, r2, r3,…….rn, maka momen inersia
sistem partikel tersebut adalah:
N
I= ∑ mi ri2 (3.5)
i=1
Bila suatu benda seperti pada gambar 3.4 berputar terhadap sumbu yang tegak lurus bindang
gambar melalui titik O, dengan memandang bahwa benda tegar tersebut tersusun dari jumlah
elemen kecil massa ∆mi, maka momen inersia dalam persamaan (3.5) dapat ditulis sebagai
berikut:
N
I=∑ r12∆m1
i=1
Vi=riω
11
Batang silinder poros melalui ujung
Silinder
Melalui sumbu
berongga
Bola pejal Melalui diameter
12
Melalui salahsatu
Bola pejal
garis singgung
2.4. Pemecahan masalah dinamika rotasi dengan hukum kekekalan energi mekanik
Gerak menggelinding adalah suatu gerak dari benda tegar yang melakukan gerak
translasi sekaligus melakukan gerak rotasi. Benda tegar yang melakukan gerak menggelinding
maka selama gerak berlaku hukum kekekalan energi mekanik, yang diformulasikan sebagai
berikut:
EM(mekanik)=EP(potensial)+EK(Translasi)+EK(rotasi)
EM=mgh=1/2mv2+1/2Iω2
Energi kinetik translasi dihitung berdasarkan asumsi bahwa benda adalah suatu partikel yang
kelajuan liniernya sama dengan kelajuan pusat massa sedangkan energi kinetik rotasi dihitung
berdasarkan asumsi bahwa benda tegar berotasi terhadap poros yang melewati pusat massa.
Contoh:
Sebuah silinder pejal bermassa M dan berjari-jari R diletakan pada bidang miring dengan
kemiringan Ѳ terhadap bidang horizontal yang mempunyai kekasaran tertentu. Stelah dilepas
silinder tersebut menggelinding, tentukan kecepatan silinder setelah sampai dikaki bidang
miring!
13
1. Macam-macam penyelesaian secara dinamika
Silindris menggelinding karena bidang miring mempunyai tingkat kekasaran tertentu.
Momen gaya terhadap sumbu putar yang menyebabkan silinder berotasi denga percepatan
sudut αditimbulkan oleh gaya gesek f, yang dapat ditentukan melalui
fR=Iα
Karena momen inersia silinder terhadap sumbunya adalah I = 1/2MR2 dan percepatan linier
α =α R, maka gaya gesek dapat dinyatakan sebagai
f= 1/2Ma
pada gerak menggelinding tersebut pusat massa silinder bergerak translasi, sehingga berlaku
hokum kedua newton.
Mg sinθ−¿f=Ma
Setelah memasukan harga f diatas dapat diketahui percepatan linier silinder, yaitu α=2/3 g
sinθ
Dengan menggunakan hubungan v2= v20+2as, dan mengingat kecepatan silinder saat
terlepas v0=0 dan h = s sinθ , maka kecepatansilinde setelah sampai diujung kaki bidang
adalah:
4
v=
√ 3
gh
terlihat bahwa kecepatan benda menggelinding lebih lambat daripada bila benda tersebut
tergelincir ( meluncur ) tanpa gesekan yang kecepatannya:
v=√ 2 g h
2. Penyelesaian menggunakan kekekalan tenaga mekanik
Pada gerak menggelinding berlaku hokum kekekalan tenaga mekanik, tenaga mekanik
silinder pada kedudukan 1 adalah:
EI = EPI= Mg (h+R)
Sedangkan tenaga mekanik silinder pada kedudukan 2 adalah:
E2=Ep2+Ek2+EkR2
=MgR+1/2Mv2+1/2 Iώ 2
Perubahan tenaga mekanik yang terjadi adalah
Wf=∆E=E2-E1=1/2Mv2+1/2 I ώ 2- Mgh
v
Karena WF=0, maka dengan memasuakn momen inersia silinder I =1/2 MR2 danώ= , Maka
R
4
kecepatan silinder setelah sampai diujung kaki bidang miring besarnya adalah: v=
√ 3
gh.
Pada gerak rotasi, benda mempuyai besaran yang dinamakan momentum sudut yang
analog pada gerak translasi yang terdapat besaran momentum linier. Momentum sudut, L,
merupakan besaran vektor dengan besar berupa hasil kali momen inersia, I, dengan kecepatan
sudut ω yang diformulasikan sebagai berikut :
14
L=Iω
bila momen gaya eksternal resultan yang bekerja pada suatu benda tegar sama dengan nol, maka
momentum sudut total sistem tetap. Perinsip ini dikenal sebagai prinsip kekekalan momentum
sudut. Tinjauan suatu benda tegar berotasi mengelilingi sumbu Z yang tetap, momentum sudut
benda tersebut adalah
LZ = I ω
Dengan I adalah momen inersia benda, sedangkan ω adalah kecepatan sudutnya. Bila tak ada
momen gaya eksternal yang bekerja, maka LZ tetap, sehingga bila I berubah maka ω harus
berubah agar efek perubahannya saling meniadakan. Kekekalan momentum sudut akan
berbentuk
Iω = I0 ω0
Dengan I0 dan ω0 momen inersia benda dan kecepatan sudut mula-mula. Prinsip ini sering di
pakai oleh penari balet atau peloncat indah untuk dapat berputar lebih cepat, yaitu dengan
mengatur rentangan tangan maupun kakinya.
a. Keseimbangan / benda seimbang artinya : Benda dalam keadaan diam atau pusat massanya
bergerak dengan kecepatan tetap.
b. Benda tegar : adalah suatu benda yang tidak berubah bentuk bila diberi gaya luar.
c. Partikel : adalah benda dengan ukuran yang dapat diabaikan, sehingga benda dapat
digambarkan sebagai titik dan gerak yang dialami hanyalah gerak translasi.
Momen gaya : adalah kemampuan suatu gaya untuk dapat menyebabkan gerakan digambarkan
sebagai titik dan gerak yang dialami hanyalah gerak translasi. Momen gaya : adalah kemampuan
15
suatu gaya untuk dapat menyebabkan gerakan rotasi. Besarnya MOMEN GAYA terhadap suatu
titik sama dengan perkalian gaya dengan lengan momen
Lengan momen : adalah panjang garis yang ditarik dari titik poros sampai memotong
g. Koppel : adalah dua gaya yang sama besar tetapi berlawanan arah dan memiliki garisgaris
16
Pasangan gaya aksi reaksi
Balok digantung dalam keadaan diam pada tali vertikal. gaya W1 dan T1 bukanlah pasangan aksi
- reaksi, meskipun besarnya sama, berlawanan arah dan segaris kerja.
17
Benda yang mempunyai persyaratan tersebut mungkin :
- Diam
b. Keseimbangan rotasi, apabila benda tidak memiliki percepatan anguler atau benda
tidak berputar
- Diam
keseimbangan yaitu :
Dari macam-macam keseimbangan yang telah kita ketahui tersebut maka dapat diperjelas
Syarat setimbang :
Pada garis kerja gaya F itu harus diberi gaya F’ yang besarnya sama dengan gaya F
18
itu tetapi arahnya berlawanan.
b. Jika pada benda bekerja gaya-gaya yang terletak pada satu bidang datar dan garis
Syarat setimbang :
Syarat setimbang :
c. Jika pada sebuah benda bekerja gaya-gaya yang tidak terletak pada satu bidang datar
Syarat setimbang :
19
d. Jika pada sebuah benda bekerja gaya-gaya yang tidak terletak pada satu bidang datar
Syarat setimbang :
Momen gaya-gaya boleh diambil terhadap sebarang titik pada bidang gaya-gaya itu. (
titik tersebut kita pilih sedemikian hingga memudahkan kita dalam menyelesaikan
soal-soal )
* Perpindahan sebuah gaya kesuatu titik yang lain akan menimbulkan suatu koppel.
20
Keseimbangan Stabil, Labil dan Indiferen ( Netral )
Pada benda yang diam ( Statis ) kita mengenal 3 macam keseimbangan benda statis,
yaitu :
a. Stabil ( mantap / tetap )
b. Labil ( goyah / tidak tetap )
c. Indiferen ( sebarang / netral )
Hal ini disebabkan karena adanya suatu koppel dengan gaya berat G dan gaya tegangan tali T
yang berputar kekanan. ( G = N ), sehingga papan tersebut kembali Keseimbangan labil :
Apabila gaya yang diberikan padanya dihilangkan, maka ia tidak akan dapat kembali ke
kedudukan semula.
21
Kalau titik gantung P tadi sekarang berada vertikal di bawah titik berat Z maka papan dalam
keadaan seimbang labil Kalau ujung A papan diputar sedikit naik kekiri sehingga titik beratnya
sekarang ( Z’ ) di bawah titik beratnya semula ( Z ), maka kalau papan dilepaskan ia akan
berputar turun ke bawah, sehingga akhirnya titik beratnya akan berada vertikal di bawah titik
gantung P. Hal ini disebabkan karena adanya suatu koppel dengan gaya berat G dan gaya
tekanan ( tegangan tali ) T yang berputar kekiri ( G = T ), sehingga papan turun ke bawah dan
tidak kembali lagi kekeseimbangannya semula. Keseimbangan indiferen : Apabila gaya yang
diberikan padanya dihilangkan, maka ia akan berada dalam keadaan keseimbangan, tetapi di
tempat yang berlainan.
Kalau titik gantung P tadi sekarang berimpit dengan titik berat Z, maka papan dalam keadaan ini
setimbang indiferen. Kalau ujung A papan di putar naik, maka gaya berat G dan gaya tekanan T
akan tetap pada satu garis lurus seperti semula ( tidak terjadi koppel ) sehingga papan di putar
bagaimanapun juga ia akan tetap seimbang pada kedudukannya yang baru.
22
2. Untuk benda yang berada di atas bidang datar.
Keseimbangan stabil :
Sebuah pararel epipedum siku-siku ( balok ) diletakkan di atas bidang datar, maka ia dalam
keadaan ini seimbang stabil, gaya berat G dan gaya tekanan N yang masing-masing bertitik
tangkap di Z ( titik berat balok ) dan di A terletak pada satu garis lurus. Kalau balok tersebut
diputar naik sedikit dengan rusuk B sebagai sumbu perputarannya, maka gaya tekanan N akan
pindah ke B, dan dalam keadaan ini akan pindah ke B, dan dalam keadan ini akan timbul suatu
koppel dengan gaya-gaya G dan N yang berputar ke kanan ( G = N ) sehingga balok tersebut
kembali keseimbangannya semula yaitu seimbang stabil. Keseimbangan labil : Sebuah pararel
epipedum miring ( balok miring ) yang bidang diagonalnya AB tegak lurus pada bidang alasnya
diletakkan diatas bidang datar, maka ia dalam keadaan ini setimbang labil, gaya berat G dan gaya
tekanan N yang masingmasing melalui rusuk B dari balok tersebut terletak pada satu garis lurus.
Titik tangkap gaya tekanan N ada pada rusuk N. Kalau balok tersebut diputar naik sedikit dengan
rusuk B sebagai sumbu putarnya, maka gaya tekanan N yang berputar kekiri ( G = N ), sehingga
balok tersebut akan turun kebawah dan tidak kembali lagi kekeseimbangannya semula.
23
Keseimbangan indiferen : Sebuah bola diletakkan diatas bidang datar ia dalam keadaan ini
seimbang indiferen.
Kalau bola dipindah / diputar, maka gaya berat G dan gaya tekanan N akan tetap pada satu garis
lurus seperti semula ( tidak terjadi koppel ), sehingga bola berpindah / berputar bagaimanapun
juga ia akan tetap seimbang pada kedudukan yang baru. Kesimpulan. Dari contoh-contoh di atas
dapat disimpulkan :
a. Kalau sebuah benda yang dalam keadaan seimbang stabil diadakan perubahan kecil, maka titik
berat benda tersebut akan naik. ( sehingga timbul koppel )
b. Kalau pada sebuah benda yang dalam keadaan seimbang labil diadakan perubahan kecil, maka
titik berat benda tersebut akan turun. ( sehingga timbul koppel )
c. Kalau pada sebuah benda yang dalam keadaan setimbang indiferen diadakan perubahan kecil,
maka titik berat benda tersebut akan tetap sama tingginya seperti semula. (sehingga tidak
timbul koppel).
24
a. Kesetimbangan Translasi dan Rotasi Kesetimbangan translasi terjadi jika Σ𝐹 Kesetimbangan
rotasi terjadi jika Σ𝜏 = 0 Sistim dikatakan setimbang jika terjadi ksetimbangan translasi dan
rotasi Σ𝐹 = 0 dan Σ𝜏 = 0
Contoh:
Batang dengan massa 𝑚 bersandar pada tembok licin dan lantai kasar dalam keadaan setimbang
seperti pada gambar.
Koefisien gesekan lantai adalah 𝜇!
25
b. Titik Berat Sebuah benda terdiri dari partikel partikel dimana masing masing partikel
mempunyai berat yang satu sama lain saling sejajar kearah pusat
bumi.
Titik Berat adalah titik tunggal dimana resultan dari semua gaya berat partikel bekerja. Pada
Kita Ketahui bahwa percepatan gravitasi dipermuakaan bumi tidak sama tergantung tempat
Karena
26
Benda tegar yang dibahas disini relative kecil sehingga bias dianggap percepatan gravitasi semua
pertikel penyusun benda sama sehingga titik berat dianggap sama dengan pusat massa
27
BAB III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Dari makalah diatas didapat sebuah kesimpulan yaitu, aplikasi keseimbangan benda tegar tegar
dalam kehidupan sehari-hari misalnya pada tongkat pemukul kasti, kemudian kita lempar sambil
sedikit berputar. Kalau kita perhatikan secara seksama, gerakan tongkat pemukul tadi dapat kita
gambarkan seperti membentuk suatu lintasan dari gerak translasi yang sedang dijalani dimana
pada kasus ini lintasannya berbentuk parabola. Tongkat ini memang berputar pada porosnya,
yaitu tepat di titik beratnya.
Sedangkan contoh beberapa penerapan dinamika rotasi dalam kehidupan sehari hari
adalah pada penari balet,pelompat indah, katrol dan lain-lain
Jadi ilmu fisika, tidak hanya sebagai ilmu ekstak yang tidak ada penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari akan tetapi dapat bermanfaat dalam kehidupan sehari hari . Hal ini dapat
dibuktikan dari makalah ini bahwa meskipun ilmu fisika sangat erat kaitannya dengan rumus-
rumus, tetapi di balik itu semua terdapat aplikasi dalam kehidupan sehari-hari disekitar kita yang
tidak kita duga.
3.2. SARAN
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah
ini. Penulis banyak berharap para pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun
kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan –
kesempatan berikutnya.
Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca pada umumnya.
28
DAFTAR PUSTAKA
Ferawati, Rahmadhar Yulia , Purnomo , Bahan Belajar Fisika Dasar Untuk Farmasi , Jakarta
Utomo
Haryadi Bambang. 2009 . Fisika SMA Kelas XI . Jakarta : Pusat Perbukuan , Departemen Pendidikan
Nasional
29