Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagai orang yang sering melakukan petualangan/pendakian di alam
bebas, pengetahuan tentang navigasi darat dan terutama bagaimana medan yang
akan dijalani adalah hal yang harus diketahui. Sebagai penggiat kegiatan alam
bebas, pengetahuan tentang medan merupakan sebuah modal yang harus dimiliki.
Pengetahuan penguasaan medan akan mempermudah kita untuk mencapai tujuan
tertentu dan target tertentu dalam kegiatan alam bebas. Selain itu, penguasaan
medan ini juga dapat berguna dalam kegiatan-kegiatan kemanusiaan. Untuk
pelaksanaan tugas SAR, evakuasi, dll. Pengetahuan tentang medan ini antara lain
meliputi survival, teknik hidup di alam bebas, dan navigasi darat. Selain mungkin
ada bebarapa materi pendukung seperti perencanaan perjalanan, kesehatan
perjalanan, komunikasi lapangan, pengetahuan geologi, pengetahuan lingkungan.
Keahlian ini sangat mutlak dimiliki oleh penggemar kegiatan alam
terbuka karena akan memudahkan perjalanan kita ke daerah yang khususnya
belum kita kenal sama sekali Disamping itu, keahlian ini sangat berguna dalam
usaha pencarian korban kecelakaan tersesat atau bencana alam Untuk itu
dibutuhkan pemahaman kompas dan peta serta teknik 
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud tentang Navigasi darat ?
2. Teknik apa saja yang digunakan dalam Navigasi Darat ?
3. Bagaimana cara merencanakan jalur lintasan ?
4. Apa yang dimaksud dengan penampang lintasan ?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian dari Navigasi Darat
2. Mengetahui teknik dasar dalam Navigasi Darat
3. Memahami cara merencanakan jalur lintasan
4. Mengetahui pengertian dari penampang lintasan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Navigasi Darat


Navigasi darat adalah bagian dari ilmu untuk menentukan posisi suatu
objek dan arah perjalanan, baik pada medan sebenarnya maupun pada peta.
Menurut penjelasan pada “Diktat Badan Diklat Wanadri”, navigasi darat adalah
penentuan posisi dan arah perjalanan baik di medan sebenarnya maupun pada
peta. Berkaitan dengan pengertian tersebut, kemampuan membaca dan
pemahaman tentang kompas dan peta. Cara penggunaannya mutlak harus
dikuasai,menggunakan alat navigasi untuk menentukan posisi serta menganalisa
dan memberikan asumsi awal terhadap medan yang dilalui merupakan salah satu
dari keahlian dasar yang perlu dimiliki oleh setiap penggiat alam bebas,
sedangkan personil yang menggunakannya disebut NAVIGATOR.
Navigasi darat adalah ilmu praktis. Kemampuan bernavigasi dapat
terasah jika sering berlatih. Pemahaman teori dan konsep hanyalah faktor yang
membantu, dan tidak menjamin jika mengetahui teorinya secara lengkap, maka
kemampuan navigasinya menjadi tinggi. Bahkan seorang jago navigasi yang
tidak pernah berlatih dalam jangka waktu lama, dapat mengurangi kepekaannya
dalam menerjemahkan tanda-tanda di peta ke medan sebenarnya, atau
menerjemahkan tanda-tanda medan ke dalam peta. Untuk itu, latihan sesering
mungkin akan membantu kita untuk dapat mengasah kepekaan, dan pada
akhirnya navigasi darat yang telah kita pelajari menjadi bermanfaat untuk kita.
Hal tersebut merupakan bekal awal dalam merencanakan dan melakukan
kegiatan di alam terbuka maupun dalam usaha pencarian atau penyelamatan
korban kecelakaan / tersesat
B. Teknik dalam Navigasi Darat
Apabila akan melakukan suatu perjalanan ke kawasan hutan atau pun ke
daerah pegunungan yang belum kita kenali maka kita wajib menguasai dahulu
teknik dasar navigasi darat. Dengan menguasai teknik navigasi darat kita akan
lebih yakin akan jalur yang ditempuh dan juga menghindarkan dari tersesat di
tengah hutan. Ilmu navigasi darat meliputi 3 teknik yaitu :
a) Teknik Dasar Peta
Peta adalah gambaran seluruh atau sebagian permukaan bumi yang
diproyeksikan dalam dua dimensi pada bidang datar dengan metode dan
perbandingan tertentu. Peta yang biasanya digunakan dalam kegiatan pendakian
gunung adalah peta topografi. Selain pendaki gunung, jenis peta ini juga dipakai
oleh militer.kandungan informasi yang dimiliki oleh peta topografi seperti relief
permukaan bumi, hutan, pemukiman penduduk, jaringan sungai, jalan dan
sebagainya, keistimewaan peta topografi adalah skala yang besar namun hal ini
menyebabkan peta topografi itu hanya menggambarkan suatu wilayah kecil saja.
Secara umumpeta dapat dibedakan menjadi:
a. Peta Topografi
Peta topografi adalah peta yang menggambarkan relief permukaan bumi
dengan menggunakan garis-garis kontur. Garis kontur adalah garis-garis pada
peta yang menunjukkan perbedaan ketinggian suatu tempat. Peta topografi
juga menggambarkan kenampakan alam, misalnya pola aliran sungai dan
morfologi, serta kenampakan buatan manusia, misalnya jalan dan
permukiman. Contoh peta topografi:

Ukuran peta topografi sebagai berikut :


- Skala 1 : 50.000
- Skala 1 : 25.000
- Skala 1 : 5.000
b. Peta Chorografi
Peta chorografi adalah peta yang menggambarkan seluruh atau sebagian
permukaan bumi yang bercorak umum. Peta chorografi umumnya berskala
sedang hingga kecil, yaitu antara 1 : 250.000 hingga di atas 1: 1.000.000.
Contoh peta chorografi :

c. Peta geografi atau peta dunia


Peta geografi aitu peta umum yang berskala sangat kecil dengan cakupan
wilayah yang sangat luas.
Bagian –bagian pada peta :
1) Judul peta adalah identitas yang tergambar pada peta, ditulis nama daerah atau
identitas lain yang menonjol.
2) keterangan pembuatan merupakan informasi mengenai pembuatan dan instansi
pembuat. Dicantumkan di bagian kiri bawah dari peta. Keterangan ini digunakan
untuk menghitung sudut variasi magnetisnya karena kutub magnetis selalu
berubah setiap tahun disebabkan pengaruh rotasi bumi. Variasi ini dinamakan
“deklinasi”, variasi deklinasi ini sangat berpengaruh terhadap perhitungan dalam
menggunakan peta dan kompas.
3) Nomor peta (indeks peta) nomor peta berguna untuk memudahkan kita mencari
peta yang dibutuhkan.
4) Pembagian lembar peta adalah penjelasan nomor-nomor peta lain yang tergambar
di sekitar peta yang digunakan, bertujuan untuk memudahkan penggolongan peta
bila memerlukan interpretasi suatu daerah yang lebih luas.
5) Sistem koordinat adalah perpotongan antara dua garis sumbu koordinat.
Macam koordinat adalah :
 Koordinat Geografis Sumbu yang digunakan adalah garis bujur (BB dan BT),
yang berpotongan dengan garis lintang (LU dan LS) atau koordinat yang
penyebutannya menggunakan garis lintang dan bujur. Koordinatnya
menggunakan derajat, menit dan detik.
Misal Co 120° 32' 12" BT 5° 17' 14" LS.
 Koordinat Grid Perpotongan antara sumbu absis (x) dengan ordinal (y) pada
koordinat grid. Kedudukan suatu titik dinyatakan dalam ukuran jarak (meter),
sebelah selatan ke utara dan barat ke timur dari titik acuan.
 Koordinat lokal untuk memudahkan membaca koordinat pada peta yang tidak ada
gridnya, dapat dibuat garis-garis faring seperti grid pada peta. Skala bilangan dari
sistem koordinat geografis dan grid terletak pada tepi peta. Kedua sistem
koordinat ini adalah sistem yang berlaku secara internasional. Namun dalam
pembacaan sering membingungkan, karenanya pembacaan koordinat dibuat
sederhana atau tidak dibaca seluruhnya.
Misal: 72100 mE dibaca 21, 9° 9700 mN dibaca 97, dan lain-lain.
6) Skala Peta Adalah perbandingan jarak di peta dengan jarak horisontal sebenarnya
di medan atau lapangan. Rumus jarak datar dipeta dapat di tuliskan : JARAK DI
PETA x SKALA = JARAK DI MEDAN Penulisan skala peta biasanya ditulis
dengan angka non garis (grafis).
Misalnya Skala 1:25.000, berarti 1 cm di peta sama dengan 250 m di medan yang
sebenarnya.
7) Tanda peta tanda peta adalah gambar bagaian-bagaian atau benda-benda medan
yang digambarkan dengan tanda-tanda tertentu dan telah ditentukan
8) Garis kontur atau garis ketinggian.
Garis ketinggian adalah merupakan garis perbatasan bidang yang
merupakan tempat kedudukan titik-titik dengan ketinggian sama terhadap bidang
referensi (pedoman) acuan tertentu. Garis kontur adalah gambaran bentuk
permukaan bumi pada peta topografi. Garis kontur dimaksudkan untuk
mengetahui ketingian suatu daerah atau tempat dari permukaan laut dan juga
dapat digunakan untuk mengenali atau mengetahui keadaan medan yang
sebenarnya dilapangan.
Ciri – ciri garis kontur
 Garis kontur yang lebih rendah selalu mengelilingi garis ketinggian yanglebih
tinggi, kecuali pada awal. Pada kawah garis konturnya ditambahkan titik – titik
yang lebih tinggi mengelilingi kontur yang lebih rendah.
 Kerapatan garis kontur yang berubah – ubah tidak memengaruhi beda ketinggian
garis kontur tersebut.
 Untuk daerah datar/landai gambar konturnya jarang – jarang, sedangkan untuk
daerah yang terjal atau curam garis konturnya rapat.
 Pungungan gunung/bukit terlihat di peta sebagai rankaian kontur berbentuk ”U”
yang menjorok keluar menjauhi puncak.
 Lembah terlihat dipeta sebagai huruf ”V” yang ujungnya tajam dan menjorok ke
dalam kearah puncak.
 Garis kontur terdiri dari dua macam, garis kontur tebal yang dikenal dengan nama
”intermediate countour” dan garis kontur tipis yang dikenal dengan nama ”index
countour” atau disebut juga internal kontur. Untuk peta terbitan bakosurtanal,
garis kontur yang tipis atau yang berada diantara dua garis kontur tebal berjumlah
tiga buah garis kontur dan selang garis konturnya untuk peta skala 1:50.000
adalah 25 meter, sedangkan untuk skala peta 1:25.000 adalah 12,5 meter.

Menentukan suatu titik atau lokasinya di peta dapat dilakukan dengan beberapa cara –
cara ,yaitu:
1. Cara Kordinat Geografi Sistem koordinat geografi ini adalah suatu sistem untuk
menetukan kedudukan suatu titik atau tempat di permukaan bumi (dalam bidang
lengkung) sistem ini dinyatakan dalam derajat dengan meridian greenwich
sebagai lintang 0o . sistem ini dipakai saat ini untuk navigasi dengan GPS
Receiver. Contoh: Misalkan titik A berada pada 60 12’ LS dan 1060 53 ‘ BT
2. Cara Koordinat Peta Sistem ini adalah untuk menentukan kedudukan suatu
titik/tempat pada suatu peta. Lembar peta dibagi atas garis – garis koordinat,
yaitu garis mendatar (sumbuh X/absis) nomor urut dari barat ke utara. Koordinat
peta dinyatakan dalam satuan panjang.

Ada dua cara untuk menyatakan koordinat peta, yaitu:


 Cara 1 angka : Digunakan untuk memperlihatkan posisi suatu tempat yang cukup
lebar, missalnya untuk menunjukan lokasi kampung, danau dan sebagainya. Jarak
kira _kira 1000 meter. (sisi bujur sangkar dibagi 1.000 meter)
 Cara 2 angka : Digunakan untuk menunjukan lokasi yang yang sempit. Lokasi
kemah, titik pertemuan (check point), dan lain –lain. Jarak 100 meter. (sisi bujur
sangkar dibagi 10 bagian)

Contoh : dengan memakai sistem koordinat 6 angka, misalnya posisi kita pada “X” antara
64 dengan 65, sedangakan pada garis”Y” antara 57 dengan 56. Garis – garis ini kemudian
dibagia atas 10 bagian. Berdasarkan pembagian itu, tentukan pada bagian mana posisi
kita tersebut. Dengan sistem 6 angka posisi kita adalah 641579, sedangkan dengan sistem
4 angka posis kita adalah 6457. sebelum kode tersebut kita nyatakan, kadang –kadang
perlu disebutkan terlebih dahulu kode lembar peta bersangkutan seperti yang tercantum
dibagian atas setiap lembar peta.
b. Teknik Dasar Kompas
Merupakan penunjuk arah mata angin dengan ketentuan sudut derajat dari arah
utara magnetis bumi. Kompas yang biasa digunakan untuk keperluan navigasi darat dapat
dibedakan menurut kegunaannya dan menurut cara melihat angka di dalam lingkaran
sudutnya.
Kompas adalah alat penunjuk arah, dan karena sifat magnetnya, jarumnya akan
selalu menunjuk arah utara-selatan (meskipun utara yang dimaksud disini bukan utara
yang sebenarnya, tapi utara magnetis). Secara fisik, kompas terdiri dari : 
Bagian-bagian kompas :
a. Jarum kompas/jarum magnet Jarum kompas merupakan bagian terpenting pada
sebuah kompas. Jarum ini dibuat dengan menggunakan magnet.
b. Piringan derajat di dalam kompas ada lingkaran yang terdiri atas garis-garis.
Garis ini dikenal dengan garis pembagi skala derajat. Cara membaca skala derajat
ini searah dengan jarum jam yang dimulai dari arah utara magnetis, kemudian
melingkar menuju titik utara magnetis, kemudian melingkar menuju titik utara
magnetis kembali.
c. Skala piringan derajat Ada banyak macam untuk skala piringan derajat ini.
Pembagian derajat internasional atau standarnya adalah seperti sudut lingkaran
yaitu 3600 . Kompas militer mempunyai skala 6.000’: 6.300’ atau 64.00’
d. Rumah Kompas Merupakan tempat bagian kompas tersebut berada. Didalam
rumah kompas biasanya juga diberi cairan bening sebagai penangkal luar. Cairan
ini berfungsi melindingi kompas terutama dalam suhu – 40C sampai 500C.
Pada umumnya para penaki mengenal dua tipe kompas yang sering mereka gunakan
di lapangan. Kedua macam kompas tersebut adalah :
1. Kompas bidik atau kompas Prisma kompas ini umumnya digunakan oleh militer,
tetapi tidak menutup kemungkinan bagi pendaki gunung untuk memakainya. Alat
bantu navigasi lainnya :
2. Kompas protaktor/orientasi
Kompas jenis ini sudah dilengkapi dengan busur derajat dan penggaris. Kompas
ini sangat mudah digunakan. Terkadang kompas ini dilengkapi alat bidik. Jenis
kompas ini banyak digunakan oleh kalangan penggiat kegiatan orientenering. Di
Indonesia kompas ini dikenal dengan sebutak kompas Silva

Dalam memilih kompas, harus berdasarkan penggunaannya. Namun secara


umum, kompas yang baik adalah kompas yang jarumnya dapat menunjukkan
arah utara secara konsisten dan tidak bergoyang-goyang dalam waktu lama.
Bahan dari badan kompas pun perlu diperhatikan harus dari bahan yang
kuat/tahan banting mengingat kompas merupakan salah satu unsur vital dalam
navigasi darat

Alat bantu navigasi lainnya :


 Altimeter : alat untuk mengukur ketinggian, alat ini bekerja berdasarkan tekanan
udara yang berkurang sesuai dengan bertambahnya angka ketinggian.
 Kurvimeter : alat ini untuk mengukur jarak di peta, cara kerjanya dengan
menggulirkan roda kecil yang akan menggerakan jarum penunjuk yang
menunjukan jarak berdasarkan skala peta.
 Protractor : alat bantu saat kita melakukan ploting/sket dipeta setelah
mendapatkan sudut kompas/azimut.
c. Teknik Dasar Orientasi Medan
Orientasi peta adalah menyamakan kedudukan peta dengan medan sebenarnya
(atau dengan kata lain menyamakan utara peta dengan utara sebenarnya). Sebelum anda
mulai orientasi peta, usahakan untuk mengenal dulu tanda-tanda medan sekitar yang
menyolok dan posisinya di peta. Hal ini dapat dilakukan dengan pencocokan nama
puncakan, nama sungai, desa dll. Jadi minimal anda tahu secara kasar posisi anda dimana.
Orientasi peta ini hanya berfungsi untuk meyakinkan anda bahwa perkiraan posisi anda
dipeta adalah benar. Langkah-langkah orientasi peta:

 Usahakan untuk mencari tempat yang berpemandangan terbuka agar dapat


melihat tanda-tanda medan yang menyolok.
 Siapkan kompas dan peta anda, letakkan pada bidang datar
 Utarakan peta, dengan berpatokan pada kompas, sehingga arah peta sesuai
dengan arah medan sebenarnya
 Dari tanda-tanda medan yang paling menonjol disekitar anda, dan temukan tanda-
tanda medan tersebut di peta. Lakukan hal ini untuk beberapa tanda med
 Tanda-tanda itu, bentuknya dan tempatnya di medan yang sebenarnya. Ingat hal-
hal khas dari tanda medan.
Jika anda sudah lakukan itu semua, maka anda sudah mempunyai perkiraan
secara kasar, dimana posisi anda di peta. Untuk memastikan posisi anda secara akurat,
dipakailah metode resection.
RESECTION
Prinsip resection adalah menentukan posisi kita dipeta dengan menggunakan dua
atau lebih tanda medan yang dikenali. Teknik ini paling tidak membutuhkan dua tanda
medan yang terlihat jelas dalam peta dan dapat dibidik pada medan sebenarnya (untuk
latihan resection biasanya dilakukan dimedan terbuka seperti kebun teh misalnya, agar
tanda medan yang ekstrim terlihat dengan jelas).

Tidak setiap tanda medan harus dibidik, minimal dua, tapi posisinya sudah pasti.
Langkah-langkah melakukan resection:
Lakukan orientasi peta
1. Cari tanda medan yang mudah dikenali di lapangan dan di peta, minimal 2 buah
2. Dengan busur dan penggaris, buat salib sumbu pada tanda-tanda medan tersebut
(untuk alat tulis paling ideal menggunakan pensil mekanik-B2).
3. Bidik tanda-tanda medan tersebut dari posisi kita dengan menggunakan kompas
bidik. Kompas orienteering dapat digunakan, namun kurang akurat.
4. Pindahkan sudut back azimuth bidikan yang didapat ke peta dan hitung sudut
pelurusnya. Lakukan ini pada setiap tanda medan yang dijadikan sebagai titik
acuan.
Perpotongan garis yang ditarik dari sudut-sudut pelurus tersebut adalah posisi kita dipeta.

INTERSECTION
Prinsip intersection adalah menentukan posisi suatu titik (benda) di peta dengan
menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali di lapangan. Intersection
digunakan untuk mengetahui atau memastikan posisi suatu benda yang terlihat
dilapangan tetapi sukar untuk dicapai atau tidak diketahui posisinya di peta. Syaratnya,
sebelum intersection kita sudah harus yakin terlebih dahulu posisi kita dipeta. Biasanya
sebelum intersection, kita sudah melakukan resection terlebih dahulu.

Langkah-langkah melakukan intersection adalah:


1. Lakukan orientasi peta
2. Lakukan resection untuk memastikan posisi kita di peta. Bidik obyek yang kita
amati
3. Pindahkan sudut yang didapat ke dalam peta
4. Bergerak ke posisi lain dan pastikan posisi tersebut di peta. Lakukan langkah 1-3
5. Perpotongan garis perpanjangan dari dua sudut yang didapat adalah posisi obyek
yang dimaksud.
AZIMUTH – BACK AZIMUTH

Azimuth adalah sudut antara satu titik dengan arah utara dari seorang pengamat.
Azimuth disebut juga sudut kompas. Jika anda membidik sebuah tanda medan, dan
memperolah sudutnya, maka sudut itu juga bisa dinamakan sebagai azimuth.
Kebalikannya adalah back azimuth. Dalam resection back azimuth diperoleh dengan cara:
1. Jika azimuth yang kita peroleh lebih dari 180º maka back azimuth adalah azimuth
dikurangi 180º. Misal anda membidik tanda medan, diperoleh azimuth 200º.
Back azimuthnya adalah 200º- 180º = 20º
2. Jika azimuth yang kita peroleh kurang dari 180º, maka back azimuthnya adalah
180º ditambah azimuth. Misalkan, dari bidikan terhadap sebuah puncak,
diperoleh azimuth 160º, maka back azimuthnya adalah 180º+160º = 340º
Dengan mengetahui azimuth dan back azimuth ini, memudahkan kita untuk dapat
melakukan ploting peta (penarikan garis lurus di peta berdasarkan sudut bidikan). Selain
itu sudut kompas dan back azimuth ini dipakai dalam metode pergerakan sudut kompas
(lurus/ man to man-biasa digunakan untuk “Kompas Bintang”). Prinsipnya membuat
lintasan berada pada satu garis lurus dengan cara membidikaan kompas ke depan dan ke
belakang pada jarak tertentu.

Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

1. Titik awal dan titik akhir perjalanan di plot di peta, tarik garis lurus dan hitung
sudut yang menjadi arah perjalanan (sudut kompas). Hitung pula sudut dari titik
akhir ke titik awal. Sudut ini dinamakan back azimuth.
2. Perhatikan tanda medan yang menyolok pada titik awal perjalanan. Perhatikan
tanda medan lain pada lintasan yang dilalui.
3. Bidikkan kompas seusai dengan arah perjalanan kita, dan tentukan tanda medan
lain di ujung lintasan/titik bidik. Sudut bidikan ini dinamakan azimuth.
4. Pergi ke tanda medan di ujung lintasan, dan bidik kembali ke titik pertama tadi,
untuk mengecek apakah arah perjalanan sudah sesuai dengan sudut kompas (back
azimuth).
5. Sering terjadi tidak ada benda/tanda medan tertentu yang dapat dijadikan sebagai
sasaran. Untuk itu dapat dibantu oleh seorang rekan sebagai tanda. Sistem
pergerakan semacam ini sering disebut sebagai sistem man to man.
C. MERENCANAKAN JALUR LINTASAN
Dalam navigasi darat tingkat lanjut, kita diharapkan dapat menyusun
perencanaan jalur lintasan dalam sebuah medan perjalanan. Sebagai contoh anda
misalnya ingin pergi ke suatu gunung, tapi dengan menggunakan jalur sendiri.
Penyusunan jalur ini dibutuhkan kepekaan yang tinggi, dalam
menafsirkan sebuah peta topografi, mengumpulkan data dan informasi dan
mengolahnya sehingga anda dapat menyusun sebuah perencanaan perjalanan
yang matang. Dalam proses perjalanan secara keseluruhan, mulai dari
transportasi sampai pembiayaan, disini kita akan membahas khusus tentang
perencanaan pembuatan medan lintasan. Ada beberapa hal yang dapat dijadikan
bahan pertimbangan sebelum anda memplot jalur lintasan.
Pertama, anda harus membekali dulu kemampuan untuk membaca peta,
kemampuan untuk menafsirkan tanda-tanda medan yang tertera di peta, dan
kemampuan dasar navigasi darat lain seperti resection, intersection, azimuth back
azimuth, pengetahuan tentang peta kompas, dan sebagainya, minimal
sebagaimana yang tercantum dalam bagian sebelum ini.
Kedua, selain informasi yang tertera dipeta, akan lebih membantu dalam
perencanaan jika anda punya informasi tambahan lain tentang medan lintasan
yang akan anda plot. Misalnya keterangan rekan yang pernah melewati medan
tersebut, kondisi medan, vegetasi dan airnya. Semakin banyak informasi awal
yang anda dapat, semakin matang rencana anda
D. PENAMPANG LINTASAN
Penampang lintasan adalah penggambaran secara proporsional bentuk
jalur lintasan jika dilihat dari samping, dengan menggunakan garis kontur sebagai
acuan. Sebagaimana kita ketahui bahwa peta topografi yang dua dimensi, dan
sudut pendangnya dari atas, agak sulit bagi kita untuk membayangkan bagaimana
bentuk medan lintasan yang sebenarnya, terutama menyangkut ketinggian. Dalam
kontur yang kerapatannya sedemikian rupa, bagaimana kira-kira bentuk di medan
sebenarnya. Untuk memudahkan kita menggambarkan bentuk medan dari peta
topografi yang ada, maka dibuatlah penampang lintasan.
Beberapa manfaat penampang lintasan :
 Sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun perencanaan perjalanan
 Memudahkan kita untuk menggambarkan kondisi keterjalan dan kecuraman
medan
 Dapat mengetahui titik-titik ketinggian dan jarak dari tanda medan tertentu
 Untuk menyusun penampang lintasan biasanya menggunakan kertas milimeter
block, guna menambah akurasi penerjemahan dari peta topografi ke penampang.
Langkah-langkah membuat penampang lintasan:

1. Siapkan peta yang sudah diplot, kertas milimeter blok, pensil mekanik/pensil
biasa yang runcing, penggaris dan penghapus
2. Buatlah sumbu x, dan y. sumbu x mewakili jarak, dengan satuan rata-rata jarak
dari lintasan yang anda buat. Misal meter atau kilometer. Sumbu y mewakili
ketinggian, dengan satuan mdpl (meter diatas permukaan laut). Angkanya bisa
dimulai dari titik terendah atau dibawahnya dan diakhiri titik tertinggi atau
diatasnya.
3. Tempatkan titik awal di sumbu x=0 dan sumbu y sesuai dengan ketinggian titik
tersebut. Lalu peda perubahan kontur berikutnya, buatlah satu titik lagi, dengan
jarak dan ketinggian sesuai dengan perubahan kontur pada jalur yang sudah anda
buat. Demikian seterusnya hingga titik akhir.
4. Perubahan satu kontur diwakili oleh satu titik. Titik-titik tersebut dihubungkan
sat sama lainnya hingga membentuk penampang berupa garis menanjak, turun
dan mendatar.
5. Tembahkan keterangan pada tanda-tanda medan tertentu, misalkan nama-nama
sungai, puncakan dan titik-titik aktivitas anda (biasanya berupa titik bivak dan
titik istirahat), ataupun tanda medan lainnya. Tambahan informasi tentang
vegetasi pada setiap lintasan, dan skala penampang akan lebih membantu
pembaca dalam menggunakan penampang yang telah dibuat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa untuk berkegiatan di
alam bebas, seseorang harus mampu menguasai ilmu tenatang navigasi dara.
Teknik yang digunakan dalam navigasi darat ada 3 yaitu teknik dasar peta, teknik
dasar kompas, teknik orientasi medan. Adapun juga membuat jalur lintasan
dengan menggunakan metode azimuth dan backazimuth.
B. Saran
Dalam melakukan navigasi darat, pengetahuan memang sangat penting
dalam hal ini akan tetapi alangkah baiknya navigasi darat ini dilakukan sesering
mungkin berhubung karena banyak hal yang memang harus di praktikkan di
dalam. Maka dari itu baiknya berlatih terus agar mahir.
DAFTAR PUSTAKA
https://justitia.wordpress.com/2007/05/07/pengetahuan-dasar-mendaki-gunung/ Diakses
pada 26 september 2017
https://elangtakbersayap.wordpress.com/2012/01/14/navigasi-darat/ Diakses pada 26
september 2017
http://muhkamalgani.blogspot.co.id/2010/11/tutorial-navigasi-darat-basic-peta.html.
Diakses pada 26 september 2017
file:///C:/Users/ACER/Downloads/33852746-Dasar-Dasar-Navigasi.pdf. Diakses pada 26
september 2017
https://bagibagiilmuteknik.blogspot.co.id/2015/10/navigasi-darat-penentuan-titik
kontrol_25.html. Diakses pada 26 september 2017
http://sispalasmkn6.blogspot.co.id/p/materi-navigasi-darat.html. Diakses pada tanggal 27
September 2017
http://belajarnavigasidarat.blogspot.co.id/2013/01/materi-navigasi-darat.html. Diakses
pada tanggal 27 September 2017
http://belajarnavigasidarat.blogspot.co.id/2013/01/materi-navigasi-darat_6539.html
Diakses pada tanggal 27 September 2017
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb. Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
pertolongan-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah umum yang berjudul ”Navigasi
Darat” dengan baik. Makalah ini dibuat untuk memperluas ilmu tentang Navigasi darat
bagi pembaca. Makalah ini memuat tentang peralatan dan teknik yang digunakan dalam
bernavigasi darat, contohnya yaitu peta dan kompas.

Dalam pembuatan makalah ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih


kepada pihak yang terlibat di dalamnya. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih
memiliki kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari para
pembaca sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini kedepannya. Terima
kasih.

Makassar, 27 September 2017

Penulis

Anda mungkin juga menyukai