Anda di halaman 1dari 6

RESUME

ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR


NILAI DAN MORAL MASYARAKAT
NICKO ALEXANDER SITUMORANG (L1A119061)
R-001

Pengertian Manusia
Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang berarti
berpikir, berakal budi atau makhluk ang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain). Secara
istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas,
sebuah kelompok (genus) atau seorang individu. Dalam hubungannya dengan lingkungan,
manusia merupakan suatu oganisme hidup (living organism)

Pengertian Nilai
Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna bagi manusia.
Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau berguna bagi kehidupan manusia.

1. Sifat-Sifat Nilai Adalah Sebagai Berikut:


a. Nilai itu suatu relitas abstrak dan ada dalam kehidupan manusia. Nilai yang bersifat
abstrak tidak dapat diindra.

b. Nilai memiliki sifat normative, artinya nilai mengandung harapan, cita-cita dan suatu
keharusan sehingga nilai memiliki sifat ideal das sollen.

c. Nilai berfungsi sebagai daya dorong dan manusia adalah pendukung nilai. Manusia
bertindak berdasar dan didorong oleh nilai yang diyakininya. Misalnya nilai ketakwaan.

2. Defenisi Nilai Dari Berbagai Sudut Pandang.


a. Menurut Cheng (1955): nilai merupakan sesuatu yang potensial, dalam arti terdapatnya
hubungan yang harmonis dan kreatif, sehingga berfungsi untuk menyempurnakan manusia,

b. Menurut Lasyo (1999, halm.9) sebagai berikut: nilai bagi manusia merupakan landasan
atau motivasi dalam segala tingkah laku atau perbuatannya.
c. Menurut Dardi Darmodihardjo (1986, halm. 36): nilai adalah yang berguna bagi
kehidupan manusia jasmani dan rohani.
Adapun Ciri-Ciri Nilai :
1. Menurut Bambang Daroeso (1986) adalah sebagai berikut:
a. Nilai itu suatu realitas abstrak dan ada dalam kehidupan manusia.
b. Nilai memiliki sifat normative, artinya nilai mengandung harapan, cita-cita, dan suatu
keharusan sehingga nilai memiliki sifat ideal (das sollen).

3. Macam-Macam Nilai
· Dalam filsafat, nilai dibedakan dalam tiga macam,yaitu:
1. Nilai logika adalah nilai benar salah
2. Nilai estetika adalah nilai indah tidak indah
3. Nilai etika/moral adalah nilai baik buruk

4. Jenis-Jenis Nilai
Nilai terbagi atas 2, yaitu:
1. Nilai Estetika
Estetika berhubungan dengan keindahan.
2. Nilai Etika
berhubungan dengan kajian baik buruk dan benar salah.

Fungsi nilai bagi kehidupan manusia, yaitu:


a. Sebagai faktor pendorong : nilai berhubungan dengan cita-cita dan harapan.
b. Sebagai petunjuk arah : nilai berkaitan dengan cara berpikir , berperasaan, bertindak serta
menjadi panduan dalam menentukan pilihan.
c. Nilai sebagai pengawas : nilai mendorong, menuntun, bahkan menekan atau memaksa
individu berbuat dan bertindak sesuai dengan nilai yang bersangkutan.
d. Nilai sebagai alat solidaritas : Nilai dapat menjaga solidaritas di kalangan kelompok atau
masyarakat.
e. Dapat mengarahkan masyarakat dalam berpikir dan bertingkah laku.
f. Nilai sebagai benteng perlindungan: nilai berfungsi menjaga stabilitas budaya dalam dalam
suatu kelompok/masyarakat.

5. Pengertian Moral
Moral berasal dari bahas latin mores yang berarti adat kebiasaan. Kata mors ini mempunyai
sinonim mos, moris, manner more atau manners, morals. Dalam bahasa Indonesia, kata moral
berarti akhlak (basah arab) atau kesusilaan yang mengandung makna tata tertib batin atau tata
tertib hati nurani yang menjadi pembimbing tingkah laku batin dalam hidup.
a. Jenis moral
Ada dua macam moral dalam menentukan baik dan buruknya perilaku manusia, yaitu:
1. Moral deskriptif, yaitu etika yang berusaha meneropong secara kritis dan rasional sikap
dan perilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia dalam hidup ini sebagai
sesuatu yang bernilai.
2. Moral normatif, yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan pola perilaku
ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia.

Fungsi moral bagi kehidupan manusia, yaitu:


1 Mengingatkan manusia untuk melakukan kebaikan demi diri sendiri dan sesama sebagai
bagian masyarakat
2 Menarik perhatian pada permasalahan moral yang kurang di tanggapi
3 Dapat menjadi penarik perhatian manusia pada gejala pembiasaan emosional.
B. LAHIRNYA/TERBENTUKNYA NILAI MORAL

1. Proses Terbentuknya Nilai Moral


Manusia adapun proses yang mempengaruhi sehingga terbentuknya nilai moral pada
manusia yaitu :
a.Pengaruh kehidupan keluarga dalam pembinaan nilai moral
bagian dari masyarakat, terpengaruh oleh tunututan kemajuan yang terjadi, namun masih
banyak orang meyakini bahwa nilai moral itu hidup dan dibangun dalam lingkungan
keluarga.
b.Pengaruh teman sebaya terhadap pembinaan nilai moral

Sebagai makhluk sosial, anak pasti punya teman, dan pergaulan dengan teman
akan menambah pembendaharaan informasi yang akhirnya akan mempengaruhi berbagai
jenis kepercayaan yang dimilikinya.

c.Pengaruh figur otoritas terhadap perkembangan nilai moral individu


Masalah hampir tidak ada seorangpun yang memandang pentingnya membantu
anak untuk menghilangkan kebingungan yang ada pada pikiran atau kepala mereka.

d.Pengaruh media komunikasi terhadap perkembangan nilai moral


Komunikasi mutakhir tentu fokus akan mengembangkan suatu pandangan hidup
yang terfokus sehingga memberikan stabilitas nilai pada anak.

e.Pengaruh otak atau berfikir terhadap perkembangan nilai moral


Pengalaman itu memberikan kontribusi yang signifikan terhadap prose
pematangan, dengan demikian guru/pendidik dapat dan harus membimbing anak melaui
proses yang kontinu melalui pengembangan situasi bermasalah yang memperkaya
kesempatan berfikir.
f.Pengaruh informasi terhadap perkembangan nilai moral
Setiap hari manusia mendapatkan informasi, informasi ini berpengaruh terhadap
system keyakinan yang dimiliki oleh individu, baik infomasi itu diterima secara
keseluruhan, diterima sebagian atau ditolak semuanya,

2.Proses Terbentuknya Hukum


Terjadinya hukum di Inggris pada awalnya dan terus berkembang adalah hukum berasal
dari kebiasaan dalam masyarakat dan dikembangkan oleh keputusan-keputusan pengadilan.
a.Pandangan legisme, (yang berkembang dan berpengaruh ampai pertengahan abad ke 19)
Menurut pandangan ini hukum terbentuk hanya oleh perundang-undangan. Dan
hakim secara tegar terikat pada undang-undang,
b.Pandangan Freirechtslehre (abad 19/20)
Menurut pandangan ini hukum terbentuk hanya oleh peradilan, undang-undang,
kebiasaan, dan sebagainya hanyalah sarana-sarana pembantu bagi hukum dalam
menenemukan hukum pada kasus-kasus konkrit.

Perwujudan Nilai, Moral, dalam Masyarakat dan Negara


1.Compliance.
Diartikan sebagai suatu kepatuhan berdasarkan pada harapan akan suatu imbalan dan usaha
untuk menghindarkan diri dari hokuman atau sanksi yang mungkin dikenakan apabila seorang
melanggar ketentuan hokum, baik hokum formal ataupun berdasarkan norma – norma
masyarakat
2. Identification.
Terjadi bila kepatuhan terhadap kaidah – kaidah hokum bukna ada karena nilai instrinsiknya,
akan tetapi agar keanggotaan kelompok serta hubungan baik dengan merka yang diberi
wewenang untuk menerapkan hokum tersebut tetap terjaga
3. Internalization.
Seseoran gmematuhi hokum dikarenakan secara instrinsik kepatuhan tadi mempunyai imbalan
4. Society Interest.
Maksunya ialah kepentingan – kepentingan para warga masyarakat terjamin oleh wadah hokum
yang ada.
4 Indikator kesadaran hukum ,yaitu:
1. pengetahuan hukum
2. Pemahaman hokum
3. Sikap hukum
4. Pola perilaku hukum.
C. HAKIKAT DAN PERWUJUDAN NILAI DAN MORAL
1. Hakikat nilai dan moral
Pembahasan mengenai nilai termasuk dalam kawasan etika. Bertens (2001) menyebutkan
ada 3jenis makna etika, yaitu

a. Etika berarti nilai-nilai atau norma-norma yang menjadi pegangan adalah bagi
masyarakat atau kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.
b. Etika berarti kumpulan asas atau nilai moral. Etika yang dimaksud adalah kode etik
c. Etika berarti ilmu tenteng baik dan buruk. Etika yang dimaksud sama dengan istilah
filsafat moral.
D. HUBUNGAN MANUSIA DENGAN HUKUM
Hukum dalam masyarakat merupakan tuntutan, mengingat bahwa kita tidak mungkin
menggambarkan hidup manusia tanpa atau di luar masyarakat. Maka manusia, masyarakat, dan
hukum merupakan pengertian yang tidak bisa dipisahkan. Untuk mencapai ketertiban dalam
masyarakat, diperlukan adanya kepastian dalam pergaulan antar-manusia dalam masyarakat.
E. HUBUNGAN MANUSIA DENGAN MORAL
Moral memiliki arti yang hampir sama dengan etika. Etika berasal daribahasa kuno yang
berarti ethos dalam bentuk tunggal ethos memiliki banyak artiyaitu tempat tinggal biasa, padang
rumput, kebiasaan, adat, watak sikap , dan caraberfiki. Dalam bentuj jamak ethos (ta etha) yang
artinya adat kebiasaan. Moralberasal dari bahsa latin yaitu mos (jamaknya mores) yang berarti
adat, cara, dantampat tinggal. Dengan demikian secara etismologi kedua kata tersebut
bermaknasama hannya asal uasul bahasanya yang berbeda dimana etika dari bahasa
yunanisementara moral dari bahasa latin.
F. HUBUNGAN NILAI DENGAN MORAL
Moral adalah bagian dari nilai yaitu nilai moral. Tidak semua nilai adalah moral. Nilai
moral berkaitan dengan perilaku manusia (human) tentang hal baik-buruk.
Dalam filsafat nilai dibedakan 3 jenis :
1. Nilai logika yaitu nilai tentang benar-salah
2. Nilai etika yaitu nilai tentang baik-buruk
3. Nilai estetika yaitu nilai tentang indah jelek
G. PROBLEMATIKA PEMBINAAN NILAI MORAL
1. Pengaruh Kehidupan Keluarga dalam pembinaan Nilai Moral
Keluarga berperan sangat penting bagi pembinaan nilai moral anak. Hal ini karena
dalam keluargalah, pendidikan pertama dan utama anak sebelum memasuki dunia pendidikan
dan masyarakat. Kehidupan keluarga yang baik akan mempengaruhi perkembangan jiwa dan
nilai moral anak ke arah yang baik, begitu pula sebaliknya.

2. Pengaruh Teman Sebaya Terhadap Pembinaan Nilai Moral


Pengaruh pergaulan dengan teman sebaya sangat mempengaruhi sikap dan perilaku
generasi muda dalam hal moralnya. Berteman dengan teman yang tidak baik sikap dan
perilakunya juga tutur katanya akan menyebabkan anak akan cepat meniru hal-hal negative,
sebaliknya jika berteman dengan orang yang senantiasa berbuat baik juga akan menyebabkan
anak meniru hal-hal positif tersebut.
3. Pengaruh Figur Otoritas Terhadap Perkembangan Nilai Moral Individu
Figur otoritas harus memberi contoh yang baik bagi masyarakat, khususnya bagi
generasi muda. Pengaruh figure otoritas terhadap perkembangan nilai moral individu sangat
besar pengaruhnya. Figur masyarakat seperti presiden, pejabat pemerintah, maupun artis
idola harus memberi contoh yang baik dalam kehidupan sehari-hari karena berpengaruh
terhadap pembinaan mental dan norma generasi muda.
4. Pengaruh Media Telekomunikasi Terhadap Perkembangan Nilai Moral
Pengaruh media telekomunikasi akhir-akhir ini memang cukup memprihatinkan di
kalangan generasi muda. Penyalahgunaan sarana telekomunikasi yang seharusnya digunakan
sesuai fungsinya ini cukup mempengaruhi sikap dan generasi muda kita. Perilaku pergaulan
bebas dan seks bebas akhirnya merambah dengan begitu cepat di kalangan generasi muda.
5. Pengaruh Media Elektronik dan Internet terhadap Pembinaan Nilai Moral
Media Elektronik dan internet menjadi sarana penyebarluasan globalisasi, yang
mengandung unsur negative di dalamnya. Pengaruh negatif tersebut dapat mempengaruhi
sikap dan pikiran generasi muda.

Anda mungkin juga menyukai