Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KOMUNIKASI POLITIK BAGI APARATUR SIPIL NEGARA


Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas terstruktur

Mata Kuliah Komunikasi Politik

Nama : IDA BAGUS KUSUMAHARJA

NPP : 28.0975

Kelas : F-2

INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI

POLITIK PEMERINTAHAN

TAHUN AJARAN 2019/2020


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Komunikasi sebagai kegiatan politik merupakan penyampaian pesan-pesan yang
bercirikan politik oleh aktor-aktor politik kepada pihak lain, dimana kegiatan komunikasi
politik tersebut dapat bersifat empirik maupun ilmiah. Ciri paling dominan dalam
komunikasi adalah bahwa orang jarang dapat menghindari dari keturutsertaan. Hanya
dihadiri dan diperhitungkan oleh seorang lain pun memiliki nilai pesan. Sehingga bisa
dikatakan bahwa kita semua adalah komunikator. Jika dilihat memang setiap orang boleh
berkomunikasi politik, tetapi harus diakui sedikit orang yang berkomunikasi politik secara
tetap dan bersinambung, hal ini bisa dilihat bahwa para komunikator politik lebih berbeda
denga masyarakat lainnya dalam hal kesungguhan bila mereka berbicara dan
berbuat politik. Untuk itu dalam penelitian ini mengenai komunikasi politik para pegawai
negri sipil yang ada di kota serang yang menjadi komunikator politik dalam proses
komunikasi politik pada pemilukada Kota Serang Tahun 2013. (Dannimo dalam Jalaludin
Rahmat 2011:58).
Terkait penelitian ini, pemilu merupakan salah satu arena ekspresi demokrasi yang
dapat berfungsi sebagai medium untuk meraih kekuasaan politik. Karenanya berbagai calon
kepala daerah yang ikut sebagai peserta pemilukada mengupayakan strategi dan taktik yang
bertujuan untuk memperoleh jumlah suara sebanyak-banyaknya. Politik memainkan peran
dan pengaruh yang sangat besar dalam hidup dan kehidupan manusia. Tidak berlebihan bila
ada pendapat yang menyatakan bahwa hampir sebagian besar kehidupan manusia
ditentukan dan diatur oleh politik.
Hal ini merupakan konsekuensi logis dari eksistensi manusia sebagai zoon politicon.
Politik juga merupakan kegiatan yang diarahkan untuk mendapatkan dan mempertahankan
kekuasaan di masyarakat.
Kota Serang adalah wilayah baru hasil pemekaran, Kab Serang Provinsi Banten. Sebagai
ibukota provinsi, kehadirannya adalah sebuah konsekuensi logis dari keberadaan Provinsi
Banten. Terdiri dari 5 (enam) kecamatan yaitu; Kecamatan Serang, Kecamatan Kasemen,
Kecamatan Walantaka, Kecamatan Curug, Kecamatan Cipocokjaya dan Kecamatan
Taktakan, Kota Serang memiliki luas wilayah 266,77 km’ dengan jumlah penduduk sekitar
523.384jiwa dan Batas wilayah.(www.serangkota.go.id).
Tidak dapat dipungkiri bahwa dengan adanya stigma bahwa calon walikota incumbent
memiliki kekuatan tersendiri bagi lingkungan PNS di Pemkot Serang, meskipun jelas jumlah
PNS yang ada di Pemkot Serang jika mendukung salah satu calon Walikota akan sangat
mempengaruhi hasil perhitungan suara.
Dalam berbagai kampanye masih ditemukan PNS yang memihak salah satu pasangan
calon dalam kampanye dan banyak terjadi memberi dukungan kepada kepala daerah yang
mengikuti kembali pilkada (incumbent). Dilain pihak memang ada upaya bagi Incumbent
untuk memanfaatkan para pejabat dan staf Pemda untuk membantu menggalang massa
dan mencari dana untuk kepentingan kampanye yang apabila tidak dipenuhi akan diancam
mutasi atau pencopotan jabatan.(Agustino, 2009:125)
Keberadaan aparatur birokrasi pemerintah (PNS) adalah satu bagian dari masyarakat
yang mempunyai hak yang sama untuk memilih dalam pemilukada dan dipilih sebagai calon
kepala daerah. Artinya tidak ada larangan bagi aparat birokrasi untuk ikut dalam kompetisi
politik digelanggang pemilukada.Namun keikutsertaan aparatur birokrasi dalam upaya
memenangkan salah satu calon yang ikut berlaga dalam Pemilukada tentu saja
dilarang.Keterkaitan antara Pemilu dan Birokrasi (usable bureaucracy) diantaranya secara
jelas tampak dari adanya larangan bagi aparatur birokrasi untuk menjadi anggota dan
pengurus Partai Politik serta keharusan mengundurkan diri dari PNS.Larangan ini
mengimplikasikan netralitas birokrasi dalam Pemilu, sehingga birokrasi tidak terpolitisasi
dan terpolarisasi oleh kepentingan politik tertentu.Dengan demikian birokrasi dapat
berkembang menjadi lembaga profesional dan secara efektif dapat digunakan oleh
pemerintah demokratis yang baru untuk mengatur dan melayani masyarakat.
Pemilukada Kota Serang di Provinsi Banten telah terselenggara pada bulan Oktober
tahun 2013. Para Pegawai Negri Sipil ini dipastikan mendukung dan membantu
mengumpulkan suara demi kemenangan pemilukada bagi calon walikota incumbent Kota
Serang saat ini yaitu Hairul Zaman-Sulhi. Hal ini tentu saja bertentangan dengan UU yang
mengatur PNS untuk tidak terlibat dalam politik praktis pada pemilukada.
Masyarakat Kota Serang dipandang memiliki persepsi yang berbeda dalam
mengapresiasi pemilukada tahun 2013. Komunikasi politik yang dilakukan sejumlah
pasangan cawakot dan wakilnya dalam berbagai bentuk dan saluran, serta media
komunikasi mempengaruhi tingkat pemahaman pemilih yang berada di ibukota Provinsi
Banten ini atas makna kekuasaan status quo kepala daerah incumbent yang didukung oleh
para PNS yang mengharapkan posisi menguntungkan.
Bagi Schutz, dan pemahaman kaum fenomenologis, tugas utama analisis fenomenologis
adalah merenkonstruksi dunia kehidupan manusia “sebenarnya” dalam bentuk yang
mereka alami sendiri. Realitas dunia bersifat intersubjektif dalam arti bahwa anggota
masyarakat berbagi persepsi dasar mengenai dunia yang mereka internalisasikan melalui
sosialisasi dan memungkinkan mereka melakukan interaksi dan komunikasi.(Kuswarno,
2009:156).
1.2 Rumusan Masalah.
1. Apa pengertian Komunikasi Politik?
2. Bagaimana Fungsi Komunikasi Politik Bagi Aparatur Sipil Negara?.
1.3 Tujuan Masalah
1. Menjelaskan apa pengertian dari Komunikasi Politik.
2. Menjelaskan bagaimana fungsi komunikasi politik bagi aparatur sipil negara.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Komunikasi Politik

Secara sederhana, komunikasi politik (political communication) adalah komunikasi yang


melibatkan pesan-pesan politik dan aktor-aktor politik, atau berkaitan dengan kekuasaan,
pemerintahan, dan kebijakan pemerintah. Dengan pengertian ini, sebagai sebuah ilmu
terapan, komunikasi politik bukanlah hal yang baru. Komunikasi politik juga bisa dipahami
sebagai komunikasi antara ”yang memerintah” dan ”yang diperintah”. Mengkomunikasikan
politik tanpa aksi politik yang kongkret sebenarnya telah dilakukan oleh siapa saja:
mahasiswa, dosen, tukang ojek, penjaga warung, dan seterusnya. Tak heran jika ada yang
menjuluki Komunikasi Politik sebagai neologisme, yakni ilmu yang sebenarnya tak lebih dari
istilah belaka.

Dalam praktiknya, komuniaksi politik sangat kental dalam kehidupan sehari-hari. Sebab,
dalam aktivitas sehari-hari, tidak satu pun manusia tidak berkomunikasi, dan kadang-kadang
sudah terjebak dalam analisis dan kajian komunikasi politik. Berbagai penilaian dan analisis
orang awam berkomentar sosal kenaikan BBM, ini merupakan contoh kekentalan
komunikasi politik. Sebab, sikap pemerintah untuk menaikkan BBM sudah melalui proses
komunikasi politik dengan mendapat persetujuan DPR · Gabriel Almond (1960): komunikasi
politik adalah salah satu fungsi yang selalu ada dalam setiap sistem politik. “All of the
functions performed in the political system, political socialization and recruitment, interest
articulation, interest aggregation, rule making, rule application, and rule adjudication,are
performed by means of communication.”

Komunikasi politik merupakan proses penyampaian pesan-pesan yang terjadi pada saat
keenam fungsi lainnya itu dijalankan. Hal ini berarti bahwa fungsi komunikasi politik
terdapat secara inherent di dalam setiap fungsi sistem politik. · Process by which a nation’s
leadership, media, and citizenry exchange and confer meaning upon messages that relate to
the conduct of public policy. (Perloff). · Communication (activity) considered political by
virtue of its consequences (actual or potential) which regulate human conduct under the
condition of conflict (Dan Nimmo). Kegiatan komunikasi yang dianggap komunikasi politik
berdasarkan konsekuensinya (aktual maupun potensial) yang mengatur perbuatan manusia
dalam kondisi konflik. Cakupan: komunikator (politisi, profesional, aktivis), pesan, persuasi,
media, khalayak, dan akibat. · Communicatory activity considered political by virtue of its
consequences, actual, and potential, that it has for the funcioning of political systems
(Fagen, 1966). · Political communication refers to any exchange of symbols or messages that
to a significant extent have been shaped by or have consequences for the political system
(Meadow, 1980). ·

Komunikasi politik merupakan salah satu fungsi partai politik, yakni menyalurkan aneka
ragam pendapat dan aspirasi masyarakat dan mengaturnya sedemikian rupa
–“penggabungan kepentingan” (interest aggregation” dan “perumusan kepentingan”
(interest articulation) untuk diperjuangkan menjadi public policy. (Miriam Budiardjo). · Jack
Plano dkk. Kamus Analisa Politik: penyebaran aksi, makna, atau pesan yang bersangkutan
dengan fungsi suatu sistem politik, melibatkan unsur-unsur komunikasi seperti
komunikator, pesan, dan lainnya. Kebanyakan komunikasi politik merupakan lapangan
wewenang lembaga-lembaga khusus, seperti media massa, badan informasi pemerintah,
atau parpol. Namun demikian, komunikasi politik dapat ditemukan dalam setiap lingkungan
sosial, mulai dari lingkup dua orang hingga ruang kantor parlemen. · Wikipedia: Political
communication is a field of communications that is concerned with politics. Communication
often influences political decisions and vice versa. The field of political communication
concern 2 main areas: 1. Election campaigns - Political communications deals with
campaigning for elections. 2. Political communications is one of the Government
operations. This role is usually fullfiled by the Ministry of Communications and or
Information Technology. · Mochtar Pabotinggi (1993): dalam praktek proses komunikasi
politik sering mengalami empat distorsi. 1. Distorsi bahasa sebagai “topeng”; ada
euphemism (penghalusan kata); bahasa yang menampilkan sesuatu lain dari yang
dimaksudkan atau berbeda dengan situasi sebenarnya, bisa disebut seperti diungkakan Ben
Anderson (1966), “bahasa topeng”. 2. Distorsi bahasa sebagai “proyek lupa”; lupa sebagai
sesuatu yang dimanipulasikan; lupa dapat diciptakan dan direncanakan bukan hanya atas
satu orang, melainkan atas puluhan bahkan ratusan juta orang.” 3. Distorsi bahasa sebagai
“representasi”; terjadi bila kita melukiskan sesuatu tidak sebagaimana mestinya. Contoh:
gambaran buruk kaum Muslimin dan orang Arab oleh media Barat. 4. Distorsi bahasa
sebagai “ideologi”. Ada dua perspektif yang cenderung menyebarkan distoris ideologi.
Pertama, perspektif yang mengidentikkan kegiatan politik sebagai hak istimewa sekelompok
orang --monopoli politik kelompok tertentu. Kedua, perspektif yang semata-mata
menekankan tujuan tertinggi suatu sistem politik. Mereka yang menganut perspektif ini
hanya menitikberatkan pada tujuan tertinggi sebuah sistem politik tanpa mempersoalkan
apa yang sesungguhnya dikehendaki rakyat.

2.2 Fungsi Komunikasi Bagi Aparatur Sipil Negara.

Komunikasi politik disampaikan dengan berbagai saluran atau media. Saluran


komunikasi politik dibagi menjadi tiga tipe yaitu: komunikasi massa – misalnya pidato
presiden yang disiarkan melalui televisi atau radio; komunikasi interpersonal – yaitu
komunikasi antar pribadi; dan komunikasi organisasi yaitu komunikasi antara anggota
organisasi atau antar organisasi yang satu dengan yang lain.

Komunikasi politik bertujuan untuk mempengaruhi, membuka wawasan atau cara


berpikir sasaran komunikasi, sehingga menghasilkan sikap atau prilaku yang sesuai dengan
target politik. Sedangkan fungsi komunikasi politik sendiri dibagi menjadi dua, yaitu fungsi
komunikasi politik pada struktur pemerintah atau the governmental political sphere
(suprastruktur politik); serta fungsi komunikasi politik pada struktur masyarakat ata the
socio political sphere (infrastruktur politik).

Pada struktur pemerintahan, komunikasi politik berisi informasi mengenai kebijakan


pemerintah dan ditujukan sebagai upaya mewujudkan loyalitas dan integritas nasional agar
tujuan negara yang lebih luas dapat tercapai. Sedangkan pada struktur pemerintahan,
komunikasi politik berisi informasi yang berasal dari hasil agregasi dan artikulasi
kepentingan di antara kelompok asosiasi yang disampaikan kepada pemerintah. Pada artikel
kali ini Pakar Komunikasi akan membahas fungsi komunikasi politik dalam pemerintahan.

Berikut 13 fungsi komunikasi politik bagi aparatur sipil negara :

1. Memberikan Informasi.

Komunikasi politik dalam pemerintahan berfungsi sebagai menyampai informasi,


mengenai kebijakan pemerintah kepada masyarakat, mengenai usaha-usaha yang
dilakukan lembaga politik yang berhubungan dengan pemerintah dan masyarakat, serta
komunikasi yang bersifat perpolitikan di dalam intern kepemerintahan sendiri. Dengan
manajemen komunikasi politik, masyarakat dapat lebih mengerti mengenai berbagai hal
mengenai perpolitikan dalam pemerintahan, dengan begitu akan dapat menghindari
kesalahpahaman yang mungkin terjadi.

2. Sosialisasi

Komunikasi politik dapat digunakan untuk melakukan sosialisasi terkait kebijakan


dan program-program kepemerintahan kepada masyarakat luas; atau mensosialisaikan
tujuan lembaga politik yang berhubungan dengan pemerintah dan mayarakat.
Komunikasi politik juga berfungsi untuk menjelaskan dan mendukung seuatu keputusan
yang telah dibuat oleh pemerintah. Dengan begitu dapat menghindarkan masyarakat
untuk tidak mudah terprovokator oleh berita-berita isu politik.

Komunikasi politik juga dapat digunakan untuk mensosialisasikan kepada


masyarakat mengenai cara-cara pemilihan umum, serta hak setiap warga negara
sebagai pemberi suara. Dengan begitu dapat mendidik masyarakat untuk lebih paham
mengenai hal-hal yang menyangkut pemilihan kepala-kepala daerah maupun kepala
negara.

3. Mempertahankan Nilai.

Komunikasi politik juga berfungsi untuk mempertahankan nilai-nilai serta prilaku


terkait perpolitikan yang bersih dan bertanggung jawab.
4. Memfasilitasi dialog.

Komunikasi politik dapat digunakan untuk memfasilitasi dialog yang dilakukan antara
institusi dan warga negara (baca: komunikasi yang efektif).

5. Umpan Balik.

Kebijakan atau keputusan-keputusan yang dibuat oleh pemerintah terkait


pemerintahan atau kebijakan menyangkut peraturan dalam kehidupan masyarakat
seringkali menimbulkan prokontra dari masyarakat. Teori komunikasi politik dapat
digunakan untuk mengetahui respon masyarakat terkait kebijakan tersebut. Komunikasi
politik dapat digunakan oleh pemerintah sebagai umpan balik atas kebijakan-kebijakan
saran pemerintah terhadap masyarakat.

6. Platform Penampung ide.

Melalui komunikasi politik, masyarakat dapat menyuarakan ide-idenya terkait


jalannya pemerintahan, termasuk kebijakan-kebijakan yang diambil oleh pemeritah.
Dengan demikian komunikasi politik berfungsi sebagai penampung ide-ide dari
masyarakat. Ide-ide tersebut kemudian dapat menjadi bahan pembicaraan yang
khirnnya menbentuk sebuah opini publik.

7. Mempertinggi Rasa Kebangsaan.

Komunikasi politik dapat digunakan untuk mempertinggi rasa kebangsaan dalam diri
masyarakat (baca: teori public relations). Misalnya melalui pidato politik mengenai
kebesaran bangsa Inonesia serta para pemimpin dan pendahulunya, melalui artikel
mengenai keindahan alam dan budaya Indonesia, dan lain sebagainya. Rasa kebangsaan
yang timbul dalam diri masyarakat tersebut akan memupuk integrasi bangsa, dengan
demikian menghindari konflik dan ancaman kebangsaan, seperti misalnya tindakan
separatisme yang merusak persatuan bangsa.
8. Menciptakan Iklim perubahan.

Komunikasi politik dapat digunakan untuk mencari dukungan masyarakat terkait


gerakan reformasi maupun demokratisasi dengan cara menyajikan informasi-informasi
pendukung. Gerakan-gerakan reformasi maupun demokratisasi yang dilakukan
kelompok atau golongan tertentu, akan dapat mengubah struktur kekuasaan jika
memiliki banyak pendukung. Dengan terjadinya perubahan struktur kekuasaan, maka
secara tidak langsung akan menciptakan iklim perubahan dalam bidang perpolitikan
negara.

9. Meningkatkan Aktivitas Politik Masyarakat.

Komunikasi politik dapat meningkatkan aktivitas politik masyarakat dengan cara


memberikan informasi-informasi terkait politik dalam pemerintahan pada masyarakat
luas. Misalnya melalui siaran berita, agenda setting, ataupun melalui komentar-
komentar politik yang diungkapkan kepada masyarakat luas dengan memanfaatkan
internet sebagai media informasi.

10. Kontrol Sosial.

Komunikasi politik dapat menciptakan transparasi dan akutanbilitas pemerintahan


dengan cara memberika informasi terkait jalannya pemerintahan serta kebijakan,
peraturan, serta keputusan yang diambil pemerintah (baca: komunikasi pemerintahan).
Dengan demikian jika terdapat suatu kejanggalan yang ditemukan dalam dunia
perpolitikan dalam pemerintahan, akan dapat langsung tertangkap oleh komunikasi
politik, sehingga dapat segera dilakukan reaksi perbaikan. Dengan kata lain, komunikasi
politik menjadi suatu kekuatan kontrol sosial, yang membantu terpeliharanya idealisme
sosial dan keseimbangan politik.
11. Hubungan Internasional.

Komunikasi politik diperlukan dalam komunikasi internasional), saat berhubungan


dengan pemeritah dari negara lainnya. Hubungan internasional yang terjadi dalam
lingkup internasional memerlukan komunikasi politik agar dapat tercipta hubungan
kerjasama yang saling menguntungkansatu sama lain.

12. Hiburan Masyarakat.

Komunikasi politik diperlukan dalam komunikasi internasional), saat berhubungan


dengan pemeritah dari negara lainnya. Hubungan internasional yang terjadi dalam
lingkup internasional memerlukan komunikasi politik agar dapat tercipta hubungan
kerjasama yang saling menguntungkansatu sama lain.

13. Memberi Motivasi.

Motivasi yang diberikan komunikasi politik disini merupakan motivasi bagi bara
politisi, fungsionaris, serta para pendukung partai. Demikian artikel mengenai fungsi
komunikasi politik dalam pemerintahan ini. terdapat 13 fungsi dari kounikasi politik
dalam pemerintahan, yaitu: memberikan informasi, sosialisasi, mempertahankan nilai,
memfasilitasi dialog, umpan balik, platform penampung ide, mempertinggi rasa
kebangsaan, menciptakan iklim perubahan, meningkatkan aktivitas politik masyarakat,
kontrol sosial, hubungan internasional, hiburan masyarakat, dan memberi motivasi.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan.

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi memilik banyak fungsi
terutama bagi aparatur sipil negara. Dimana para ASN dapat menggunakan komunikasi politik
sebagai sarana pendekatan kepada masyarakat, sosialisasi, dan komunikasi dalam menjalankan
semua kebijakan yang dibuat oleh pemerintah. Komunikasi politik juga dapat mempererat
hubungan birokrasi pemerintahan. Saat pembuatan keputusan mengenai kebijakan pemerintah
dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, komunikasi politik digunakan untuk
mengetahui permasalahan yang dialami masyarakat. Maka dari itu, komunikasi sangat penting
dan bermanfaat bagi aparatur sipil negara.

Anda mungkin juga menyukai