Anda di halaman 1dari 11

CLUSTER HEADACHE

Pendahuluan

Pada kebanyakan kasus nyeri pada sakit kepala, walaupun pada keadaan berat, bukanlah
akibat dari penyakit yang mendasarinya. Pada kenyataannya, kebanyakan sakit kepala adalah
hanya sakit kepala saja, dimana sakit kepala tidaklah disebabkan oleh suatu kondisi medik
spesifik. Termasuk diantaranya adalah migraine, sakit kepala tipe tension dan cluster headache.

Cluster headache adalah suatu cara penggambaran mengenai sifat lebih daripada
keparahan nyeri yang dirasakan. Suatu gambaran dari serangan cluster headache adalah bahwa
serangan tersebut terjadi dengan suatu pola siklus yang berkelompok sehingga, dinamakan
cluster headache. Penderitaan dari serangan yang sering, dari apa yang diketahui sebagai periode
cluster dapat berlangsung dari beberapa minggu sampai beberapa bulan, diikuti dengan periode
remisi ketika serangan sakit kepala berhenti seluruhnya. Meskipun polanya bervariasi satu orang
terhadap yang lain, kebanyakan orang mengalami satu atau dua periode cluster dalam satu tahun.
Selama remisi, tidak ada sakit kepala yanga terjadi beberapa bulan sampai terkadang beberapa
tahun.

Cluster headache adalah salah satu tipe sakit kepala yang sangat menyakitkan. Untungnya
cluster headache sangat jarang, hanya terjadi satu persen dari seluruh penduduk di Amerika.
Kondisi tersebut lebih sering terjadi pada pria. Cluster headache dapat terjadi pada semua umur
namun yang paling sering antara dewasa muda dan usia pertengahan.

Meskipun serangan cluster headache adalah sangat menyakitkan, namun tidak


mengancam jiwa. Beberapa pengobatan tersedia untuk menolong untuk membuat serangan
menjadi lebih singkat dan tidak terlalu parah. Sebagai tambahan obat-obat preventif dapat
menolong mengurangi jumlah serangan sakit kepala. (1)

Serangan dimulai mendadak, rasa nyeri biasanya dibelakang atau di sekitar salah satu
mata dan sangat berat. Mata dan hidung pada sisi yang sama rasa nyeri dirasakan bisa menjadi
kemerahan, bengkak dan berair. Cluster headache juga menyebabkan kegelisahan, sakit kepala
ini dapat menakutkan penderita dan keluarganya. (3)
Definisi

Cluster headache adalah suatu sindrom idiopatik yang terdiri dari serangan yang jelas dan
berulang dari suatu nyeri periorbital unilateral yang mendadak dan parah. (2)

Patofisiologi

Patofisiologi dari cluster headache belum sepenuhnya dimengerti. Periodisitasnya


dikaitkan dengan pengaruh hormon pada hipotalamus (terutama nukleus suprachiasmatik). Baru-
baru ini neuroimaging fungsional dengan positron emision tomografi (PET) dan pencitraan
anatomis dengan morfometri voxel-base telah mengidentifikasikan bagian posterior dari
substansia grisea dari hipotalamus sebagai area kunci dasar kerusakan pada cluster headache.

Nyeri pada cluster headache diperkirakan dihasilkan pada tingkat kompleks


perikarotid/sinus kavernosus. Daerah ini menerima impuls simpatis dan parasimpatis dari batang
otak, mungkin memperantarai terjadinya fenomena otonom pada saat serangan. Peranan pasti
dari faktor-faktor imunologis dan vasoregulator, sebagaimana pengaruh hipoksemia dan
hipokapnia pada cluster headache masih kontroversial. (2)

Penyebab

Penyebab cluster headache masih belum diketahui. Cluster headache sepertinya tidak berkaitan
dengan penyakit lainnya pada otak. (3)

Berdasarkan jangka waktu periode cluster dan periode remisi, international headache
society telah mengklasifikasikan cluster headache menjadi dua tipe :

1. Episodik, dalam bentuk ini cluster headache terjadi setiap hari selama satu minggu
sampai satu tahun diikuti oleh remisi tanpa nyeri yang berlangsung beberapa minggu
sampai beberapa tahun sebelum berkembangnya periode cluster selanjutnya.
2. Kronik, dalam bentuk ini cluster headache terjadi setiap hari selama lebih dari satu tahun
dengan tidak ada remisi atau dengan periode tanpa nyeri berlangsung kurang dari dua
minggu. (1)
Sekitar 10 sampai 20 % orang dengan cluster headache mempunyai tipe kronik. Cluster
headache kronik dapat berkembang setelah suatu periode serangan episodik atau dapat
berkembang secara spontan tanpa di dahului oleh riwayat sakit kepala sebelumnya. Beberapa
orang mengalami fase episodik dan kronik secara bergantian.

Para peneliti memusatkan pada mekanisme yang berbeda untuk menjelaskan karakter
utama dari cluster headache. Mungkin terdapat riwayat keluarga dengan cluster headache pada
penderita, yang berarti ada kemungkinan faktor genetik yang terlibat. Beberapa faktor dapat
bekerja sama menyebabkan cluster headache. (1)

Pemicu Cluster Headache

Tidak seperti migraine dan sakit kepala tipe tension, cluster headache umumnya tidak
berkaitan dengan pemicu seperti makanan, perubahan hormonal atau stress. Namun pada
beberapa orang dengan cluster headache adalah merupakan peminum berat dan perokok berat.
Setelah periode cluster dimulai, konsumsi alkohol dapat memicu sakit kepala yang sangat parah
dalam beberapa menit. Untuk alasan ini banyak orang dengan cluster headache menjauhkan diri
dari alkohol selama periode cluster. Pemicu lainnya adalah penggunaan obat-obatan seperti
nitrogliserin, yang digunakan pada pasien dengan penyakit jantung.

Permulaan periode cluster seringkali setelah terganggunya pola tidur yang normal, seperti
pada saat liburan atau ketika memulai pekerjaan baru atau jam kerja yang baru. Beberapa orang
dengan cluster headache juga mengalami apnea pada saat tidur, suatu kondisi dimana terjadinya
kolaps sementara pada dinding tenggorokan sehingga menyumbat jalan nafas berulang kali pada
saat tidur. (1)

Peningkatan Sensitivitas dari Jalur Saraf

Nyeri yang sangat pada cluster headache berpusat di belakang atau di sekitar mata, di
suatu daerah yang dipersarafi oleh nervus trigeminus, suatu jalur nyeri utama. Rangsangan pada
saraf ini menghasilkan reaksi abnormal dari arteri yang menyuplai darah ke kepala. Pembuluh
darah itu akan berdilatasi dan menyebabkan nyeri.
Beberapa gejala dari cluster headache seperti mata berair, hidung tersumbat dan atau
berair, serta kelopak mata yang sulit diangkat melibatkan sistem saraf otonom. Saraf yang
merupakan bagian dari sistem ini membentuk suatu jalur pada dasar otak. Ketika saraf
trigeminus di aktivasi, menyebabkan nyeri pada mata, sistem saraf otonom juga diaktivasi
dengan apa yang disebut refleks trigeminal otonom. Para peneliti percaya bahwa masih ada
proses yang belum diketahui yang melibatkan peradangan atau aktivitas pembuluh darah
abnormal pada daerah ini yang mungkin terlibat menyebabkan sakit kepala. (1)

Fungsi Abnormal dari Hipotalamus

Serangan cluster biasanya terjadi dengan pengaturan seperti jam 24 jam sehari. Siklus
periode cluster seringkali mengikuti pola musim dalam satu tahun. Pola ini menunjukkan bahwa
jam biologis tubuh ikut terlibat. Pada manusia jam biologis terletak pada hipotalamus yang
berada jauh di dalam otak. Dari banyak fungsi hipotalamus, bagian ini mengontrol siklus tidur
bangun dan irama internal lainnya. Kelainan hipotalamus mungkin dapat menjelaskan adanya
pengaturan waktu dan siklus pada cluster headache. Penelitian telah menemukan peningkatan
aktivitas di dalam hipotalamus selama terjadinya cluster headache. Peningkatan aktivitas ini
tidak ditemukan pada orang-orang dengan sakit kepala lainnya seperti migraine.

Penelitian juga menemukan bahwa orang-orang yang mempunyai tingkat hormon tertentu
yang abnormal, termasuk melatonin dan testoteron, kadar hormon tersebut meningkat pada
periode cluster. Perubahan hormon-hormon tersebut dipercayai karena ada masalah pada
hipotalamus. Peneliti lainnya menemukan bahwa orang-orang dengan cluster headache
mempunyai hipotalamus yang lebih besar daripada mereka yang tidak memiliki cluster headache.
Namun masih belum diketahui mengapa bisa terjadi kelainan-kelainan semacam itu. (1)

Tanda dan Gejala

Cluster headache menyerang dengan cepat, biasanya tanpa peringatan. Dalam hitungan
menit nyeri yang sangat menyiksa berkembang. Rasa nyeri tersebut biasanya berkembang pada
sisi kepala yang sama pada periode cluster, dan terkadang sakit kepala menetap pada sisi tersebut
seumur hidup pasien. Jarang sekali rasa nyeri berpindah ke sisi lain kepala pada periode cluster
selanjutnya. Jauh lebih jarang lagi rasa nyeri berpindah-pindah setiap kali terjadi serangan.
Rasa nyeri pada cluster headache seringkali digambarkan sebagai suatu nyeri yang tajam,
menusuk, atau seperti terbakar. Orang-orang dengan kondisi ini mengatakan bahwa rasa sakitnya
seperti suatu alat pengorek yang panas ditusukkan pada mata atau seperti mata di dorong keluar
dari tempatnya. (1)

Gelisah

Orang-orang dengan cluster headache tampak gelisah, cenderung untuk melangkah


bolak-balik atau duduk sambil menggoyang-goyangkan badannya ke depan dan ke belakang
untuk mengurangi rasa sakit. Mereka mungkin dapat menekan tangannya pada mata atau kepala
atau meletakkan es ataupun kompres hangat pada daerah yang sakit. Berlawanan dengan orang-
orang dengan migraine, orang-orang dengan cluster headache biasanya menghindari untuk
berbaring pada masa serangan karena sepertinya posisi ini hanya menambah rasa sakit.

Banyak orang dengan cluster headache memilih untuk sendirian. Mereka mungkin tetap
berada di luar rumah bahkan pada cuaca yang sangat dingin, selama masa serangan. Mereka
mungkin berteriak, membenturkan kepala ke dinding atau melukai dirinya sendiri untuk
mengalihkan perhatian dari sakit yang tidak tertahankan. Beberapa orang menyatakan
pengurangan rasa sakit dengan berlatih, seperti lari di tempat atau melakukan shit-up atau push-
up. (1)

Mata Berair dan Hidung Tersumbat

Cluster headache selalu dipicu oleh respon sistem saraf otonom. Sistem ini mengontrol
banyak aktivitas vital tanpa disadari dan kita tidak harus memikirkan apa yang dilakukannya.
Contohnya, sistem saraf otonom mengatur tekanan darah, denyut jantung, keringat dan suhu
tubuh. Respon tersering sistem otonom pada cluster headache adalah keluarnya air mata
berlebihan dan mata merah pada sisi yang sakit.

Tanda dan gejala lainnya yang mungkin bersamaan dengan cluster headache antara lain :

a. Lubang hidung tersumbat atau berair pada sisi kepala yang terserang.
b. Kemerahan pada muka.
c. Bengkak di sekitar mata pada sisi wajah yang terkena.
d. Ukuran pupil mengecil.
e. Kelopak mata sulit untuk dibuka.

Tanda dan gejala tersebut hanya terjadi selama masa serangan. Namun demikina pada
beberapa orang kelopak mata yang sulit ditutup dan mengecilnya ukuran pupil tetap ada lama
setelah periode serangan. Beberapa gejala-gejala seperti migraine termasuk mual, fotofobia dan
fonofobia, serta aura dapat terjadi pada cluster headache.

Karakteristik Periode Cluster

Suatu periode cluster umumnya berlangsung antara 2 sampai 12 minggu. Periode cluster
kronik dapat berlanjut lebih dari satu tahun. Tanggal permulaan dan jangka waktu dari tiap-tiap
periode cluster seringkali dengan sangat mengagumkan konsisten dari waktu ke waktu. Untuk
kebanyakan orang, periode cluster dapat terjadi musiman, sperti tiap kali musim semi atau tiap
kali musim gugur. Adalah biasa untuk cluster bermula segera setelah salah satu titik balik
matahari. Seiring dengan waktu periode cluster dapat menjadi lebih sering, lebih sulit untuk
diramalkan, dan lebih lama.

Selama periode cluster, sakit kepala biasanya terjadi tiap hari, terkadang beberapa kali
sehari. Suatu serangan tunggal rata-rata berlangsung 45 sampai 90 menit. Serangan terjadi pada
waktu yang sama dalam tiap 24 jam. Serangan pada malam hari lebih sering daripada siang hari,
seringkali berlangsung 90 menit sampai 3 jam setelah tertidur. Waktu tersering terjadinya
serangan adalah antara jam satu sampai jam dua pagi, antara jam satu sampai jam tiga siang dan
sekitar jam sembilan malam.

Cluster headache dapat menakutkan penderita serta orang-orang di sekitarnya. Serangan


yang sangat membuat lemah sepertinya tak tertahankan. Namun nyerinya seringkali hilang
mendadak sebagaimana ia di mulai, dengan intensitas yang menurun secara cepat. Setelah
serangan, kebanyakan orang bebas sepenuhnya dari rasa sakit namun mengalami kelelahan.
Kesembuhan sementara selama periode cluster dapat berlangsung beberapa jam sampai sehari
penuh sebelum serangan selanjutnya. (1)
Diagnosis

Cluster headache mempunyai ciri khas tipe nyeri dan pola serangan. Suatu diagnosis
tergantung kepada gambaran dari serangan, termasuk nyeri, lokasi dan keparahan sakit kepala,
dan gejala-gejala lainnya yang terkait. Frekuensi dan lama waktu terjadinya sakit kepala juga
merupakan faktor yang penting. (1)

Keterlibatan fenomena otonom yang jelas adalah sangat penting pada cluster headache.
Tanda-tanda tersebut diantaranya adalah rinorea dan hidung tersumbat ipsilateral, lakrimasi,
hiperemi pada konjungtiva, diaforesis pada wajah, edema pada palpebra dan sindrom Horner
parsial atau komplit, takikardia juga sering ditemukan. (2)

Pemeriksaan neurologis dapat membantu untuk mendeteksi tanda-tanda dari cluster


headache. Terkadang pupil terlihat lebih kecil atau palpebra terjatuh bahkan diantara serangan.

Cluster headache adalah suatu diagnosis klinis, pada kasus-kasus yang jarang lesi
struktural dapat menyerupai gejala-gejala dari cluster headache, menegaskan perlunya
pemeriksaan neuroimaging. Uji yang dilakukan adalah CT- Scan dan MRI. (1,2)

Diagnosis Banding

 Anisocoria
 Atypical Facial Pain
 Basilar Artery Thrombosis
 Brainstem Gliomas
 Cavernous Sinus Syndromes
 Chronic Paroxysmal Hemicrania
 Craniopharyngioma
 Headache: Pediatric Perspective
 Intracranial Hemorrhage
 Migraine Headache
 Migraine Variants
 Pituitary Tumors
 Postherpetic Neuralgia
 Subarachnoid Hemorrhage
 Temporomandibular Joint Syndrome
 Tolosa-Hunt Syndrome
 Trigeminal Neuralgia (2)

Terapi

Tidak ada terapi untuk menyembuhkan cluster headache. Tujuan dari pengobatan adalah
menolong menurunkan keparahan nyeri dan memperpendek jangka waktu serangan. Obat-obat
yang digunakan untuk cluster headache dapat dibagi menjadi obat-obat simtomatik dan
profilaktik. Obta-obat simtomatik bertujuan untuk menghentikan atau mengurangi rasa nyeri
setelah terjadi serangan cluster headache, sedangkan obat-obat profilaktik digunakan untuk
mengurangi frekuensi dan intensitas eksaserbasi sakit kepala.

Karena sakit kepala tipe ini meningkat dengan cepat pengobatan simtomatik harus
mempunyai sifat bekerja dengan cepat dan dapat diberikan segera, biasanya menggunakan
injeksi atau inhaler daripada tablet per oral. (1,2)

Pengobatan simtomatik termasuk :

1. Oksigen. Menghirup oksigen 100 % melalui sungkup wajah dengan kapasitas 7


liter/menit memberikan kesembuhan yang baik pada 50 sampai 90 % orang-orang yang
menggunakannya. Terkadang jumlah yang lebih besar dapat lebih efektif. Efek dari
penggunaannya relatif aman, tidak mahal, dan efeknya dapat dirasakan setelah sekitar 15
menit. Kerugian utama dari penggunaan oksdigen ini adalah pasien harus membawa-
bawa tabung oksigen dan pengaturnya, membuat pengobatan dengan cara ini menjadi
tidak nyaman dan tidak dapat di akses setiap waktu. Terkadang oksigen mungkin hanya
menunda daripada menghentikan serangan dan rasa sakit tersebut akan kembali.
2. Sumatriptan. Obat injeksi sumatriptan yang biasa digunakan untuk mengobati migraine,
juga efektif digunakan pada cluster headache. Beberapa orang diuntungkan dengan
penggunaan sumatriptan dalam bentuk nasal spray namun penelitian lebih lanjut masih
perlu dilakukan untuk menentukan keefektifannya.
3. Ergotamin. Alkaloid ergot ini menyebabkan vasokontriksi pada otot-otot polos di
pembuluh darah otak. Tersedia dalam bentuk injeksi dan inhaler, penggunaan intra vena
bekerja lebih cepat daripada inhaler dosis harus dibatasi untuk mencegah terjadinya efek
samping terutama mual, serta hati-hati pada penderita dengan riwayat hipertensi.
4. Obat-obat anestesi lokal. Anestesi lokal menstabilkan membran saraf sehingga sel saraf
menjadi kurang permeabel terhadap ion-ion. Hal ini mencegah pembentukan dan
penghantaran impuls saraf, sehingga menyebabkan efek anestesi lokal. Lidokain intra
nasal dapat digunakan secara efektif pada serangan cluster headache. Namun harus
berhati-hati jika digunakan pada pasien-pasien dengan hipoksia, depresi pernafasan, atau
bradikardi. (1,2)

Obat-obat profilaksis :

1. Anti konvulsan. Penggunaan anti konvulsan sebagai profilaksis pada cluster headache
telah dibuktikan pada beberapa penelitian yang terbatas. Mekanisme kerja obat-obat ini
untuk mencegah cluster headache masih belum jelas, mungkin bekerja dengan mengatur
sensitisasi di pusat nyeri.
2. Kortikosteroid. Obat-obat kortikosteroid sangat efektif menghilangkan siklus cluster
headache dan mencegah rekurensi segera. Prednison dosis tinggi diberikan selam
beberapa hari selanjutnya diturunkan perlahan. Mekanisme kerja kortikosteroid pada
cluster headache masih belum diketahui. (2)

Pembedahan

Pembedahan di rekomendasikan pada orang-orang dengan cluster headache kronik yang


tidak merespon dengan baik dengan pengobatan atau pada orang-orang yang memiliki
kontraindikasi pada obat-obatan yang digunakan. Seseorang yang akan mengalami pembedahan
hanyalah yang mengalami serangan pada satu sisi kepal saja karena operasi ini hanya bisa
dilakukan satu kali. Orang-orang yang mengalami serangan berpindah-pindah dari satu sisi ke
sisi yang lain mempunyai resiko kegagalan operasi.

Ada beberapa tipe pembedahan yang dapat dilakukan untuk mengobati cluster headache.
Prosedur yang dilakukan adalah merusak jalur saraf yang bertanggungjawab terhadap nyeri.

Blok saraf invasif ataupun prosedur bedah saraf non-invasif (contohnya radio frekuensi
pericutaneus, gangliorhizolisis trigeminal, rhizotomi) telah terbukti berhasil mengobati cluster
headache. Namun demikian terjadi efek samping berupa diastesia pada wajah, kehilangan
sensoris pada kornea dan anestesia dolorosa.

Pembedahan dengan menggunakan sinar gamma sekarang lebih sering digunakan karena
kurang invasif. Metode baru dan menjanjikan adalah penanaman elektroda perangsang dengan
menggunakan penunjuk jalan stereostatik di bagian inferior hipotalamus. Penelitian
menunjukkan bahwa perangsangan hipotalamus pada pasien dengan cluster headache yang parah
memberikan kesembuhan yang komplit dan tidak ada efek samping yang signifikan. (1,2)

Pencegahan

Karena penyebab dari cluster headache masih belum diketahui dengan pasti kita belum
bisa mencegah terjadinya serangan pertama. Namun kita dapat mencegah sakit kepala ulangan
yang lebih berat. Penggunaan obat-obat preventif jangka panjang lebih menguntungkan dari yang
jangka pendek. Obat-obat preventif jangka panjang antara lain adalah penghambat kanal kalsium
dan kanal karbonat. Sedangakan yang jangka pendek termasuk diantaranya adalah kortikosteroid,
ergotamin dan obat-obat anestesi lokal. (1,2,3)

Menghindari alkohol dan nikotin dan faktor resiko lainnya dapat membantu mengurangi
terjadinya serangan. (1,2)

Prognosis

 80 % pasien dengan cluster headache berulang cenderung untuk mengalami serangan


berulang.
 Cluster headache tipe episodik dapat berubah menjadi tipe kronik pada 4 sampai13 %
penderita.
 Remisi spontan dan bertahan lama terjadi pada 12 % penderita, terutama pada cluster
headache tipe episodik.
 Umumnya cluster headache adalah masalah seumur hidup.
 Onset lanjut dari gangguan ini teruama pada pria dengan riwayat cluster headache tipe
episodik mempunyai prognosa lebih buruk.
DAFTAR PUSTAKA

1. Cluster Headache Available at : www.mayoclinic/disease_&


_condition/topic/cluster_headache.htm

2. Cluster Headache Available at : www.emedicine/topic209.htm

3. Cluster Headache Available at : www.familydoctor.org

Anda mungkin juga menyukai