Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN STUDI KELAYAKAN BISNIS

MAKANAN RINGAN
TWINONE
BAB I
IKHTISAR

Ide untuk mendirikan usaha yang bergerak dalam bidang


makanan ringan yang sehat dan bermutu yaitu berasal dari hasil
pengamatan trend baik dari media sosial maupun dari
pengamatan langsung, bahwa mulai dari kalangan anak-anak
sampai dengan orang dewasa gemar mengkonsumsi makanan
ringan sebagai camilan maupun sebagai suguhan ketika sedang
dalam waktu luang ataupun untuk menemani kegiatan belanja
mereka. Dari dasar ini, kami mempunyai ide membuat makanan
ringan yang unik dan beda dengan yang lainnya. “Twinone”
merupakan camilan lengkap yang terdiri dari chicken stick dan
potato wedges digabungkan dengan minuman jus dan dipadukan
di suatu gelas yang memiliki pemisah ditengahnya. Melalui
desain produk yang unik serta kekinian prediksi kami terhadap
usaha tersebut tentunya akan menghasilkan keuntungan yang
memadai, marketable dan layak untuk dilanjutkan ditinjau dari
beberapa aspek seperti aspek hukum, pemasaran, lingkungan,
teknis dan teknologi, manajemen dan sumber daya manusia
serta keuangan.
Dalam menyusun laporan studi kelayakan bisnis yang akan
kami jalankan ini, kami melakukannya secara berkelompok lima
orang, selain pekerjaan yang dilakukan dapat lebih
terspesialisasi kami juga dapat mendukung satu sama lain dalam
hal pembuatan dan pemikiran konsep produk yang akan
dipasarkan. Disamping itu, karena usaha yang akan kami
jalankan termasuk usaha mikro kecil menengah, jadi cukup lebih
mudah dalam menganalisa aspek-aspek yang diperlukan untuk
menunjukkan bahwa bisnis ini layak untuk dijalankan.
Untuk memahami isi secara rinci mengenai aspek
hukum.aspek lingkungan, aspek pasar dan pemasaran, aspek
teknis dan teknologi, aspek manajemen dan sumber daya
manusia serta aspek keuangan yang menyatakan layaknya
usaha ini untuk dijalankan, maka dapat dilihat pada bab-bab
selanjutnya.

BAB II
LATAR BELAKANG BISNIS

A.    Alasan Dibangunnya Bisnis


Alasan dibangunnya bisnis makanan ringan “Twinone” ini
yaitu untuk menciptakan lapangan pekerjaaan, memenuhi
kebutuhan hidup, meningkatkan perekonomian dan
kesejahteraan, serta meningkatkan kreativitas dalam bidang
pembuatan olahan makanan ringan. Disamping itu, peluang
akan bisnis makanan ringan ini sangat menjanjikan.
Disamping itu, usaha “Twinone” ini selain bertujuan untuk
memperoleh profit, juga berusaha memproduksi makanan ringan
yang baik bagi kesehatan dengan mengedepankan produksi
tanpa menggunakan bahan-bahan yang membahayakan dan lain
sebagainya. Tujuan jangka panjang dari usaha dagang ini adalah
untuk lebih menjadi pilihan utama masyarakat ketika ingin
membeli makanan ringan, dan selalu memberikan baik layanan
maupun produk yang terbaik kepada konsumen agar dapat
membuat kualitas terbaik yang dapat dipertahankan.
Dengan demikian perusahaan ini memunyai visi untuk
menjadi perusahaan industri makanan ringan yang terbaik dan
terbesar di Indonesia, mengutamakan kepuasan konsumen serta
pelayanan maksimal, serta pemberian produk yang berkualitas
tinggi. misinya yaitu menjalankan usaha yang berorientasi
kepada pasar dan konsumen, serta kepedulian dalam
memperhatikan lingkungan, yang dilakukan secara optimal agar
dapat menekankan nilai tambah.

B.     Kondisi Industri


Sampai saat ini, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah atau
disingkat UMKM memiliki peran penting dan strategis dalam
pembangunan ekonomi nasional. Pada tahun 2018 jumlah pelaku
UMKM di Indnesia diprediksi mencapai 58,97 juta oleh Data
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Badan Pusat
Statistik, dan United Nation Population Fund. Kebanyakan pelaku
UMKM telah memanfaatkan platform market place maupun
media sosial untuk memasarkan produk atau jasanya. 70%
diantaranya menurut Badan Pusat Statistik adalah UMKM
pangan. Dengan demikian industri makanan dan minuman
nasional terbukti menjadi salah satu industri dengan tingkat
pertumbuhan cukup tinggi di Indonesia, sehingga bisnis makan
ringan “Twinone” ini tentunya sangat menjanjikan.
BAB III
ASPEK HUKUM

A.    Analisa Kesesuaian Bisnis dengan Hukum


Bisnis makanan ringan “Twinone” yang akan dijalankan ini
merupakan bisnis yang tidak berbadan hukum, karena bentuk
badan usahanya adalah perusahaan perseorangan/perusahaan
dagang. Hal ini dikarenakan kewenangan untuk melakukan
perbuatan hukum diletakkan pada mitra atau sekutu dari bentuk
usaha tersebut, dengan pembatasan pengaturan yang
ditetapkan oleh undang-undang. Selain itu harta kekayaan
perusahaan dan pribadi tidak terpisah dengan jelas, atau pada
prinsipnya usaha ini tidak memiliki kekayaan sendiri. Tidak dapat
digugat dan menggugat pada bentuk usaha ini, tetapi dapat
dilakukan pada pemilik atau pengurusnya langsung yang
melakukan hubungan hukum.
Dari segi produk yang dihasilkan dan pendirian bisnis ini
tentunya tidak melanggar hukum yang berlaku, karena dalam
pembuatan makanan ringan dari perusahaan ini tidak
menggunakan bahan-bahan yang berbahaya dan juga tidak
terdapat unsur barang atau bahan-bahan yang haram.
Disamping itu, dari segi pendirian usaha sangat mudah yaitu
hanya dengan menyiapkan beberapa dokumen seperti kartu
tanda penduduk (KTP), menentukan calon nama perusahaan,
menentukan tempat kedudukan perusahaan, menentukan
maksud dan tujuan yang spesifik dari perusahaan tersebut dan
kemudian melakukan pendaftaran ke notaris. Dengan begitu
maka perusahaan yang kami dirikan ini tentunya sesuai dengan
hukum.

B.     Analisa Kemampuan Memenuhi Perizinan


Bisnis makanan ringan “Twinone” ini tentunya mampu
memenuhi perizinan dengan mengajukan surat izin usaha
perdagangan (SIUP), karena dalam mendapatkan SIUP tersebut
sangat mudah dan dengan biaya yang relatif murah. Adapun
syarat-syarat yang dapat dipenuhi untuk mendapatkan SIUP
perseorangan, perusahaan harus mengajukan permohonan tertulis dengan
dilengkapi:
1.         Fotokopi KTP Pemilik
2.         Fotokopi NPWP (jika ada)
3.         Surat keterangan domisili/SITU
4.         Neraca perusahaan
5.         Materai 6000
6.         Stopmap
Sedangkan persyaratan untuk ijin SITU yakni:
1.         Copy akta pendirian badan usaha yang dilegalisasi PN
2.         Copy pendiri badan usaha
3.         Copy IMB
4.         Surat keterangan sewa/kontrak rumah/bangunan.
5.         Copy bukti kepemilikan tanah dan bangunan.
6.         Denah tempat lokasi disahkan kelurahan.
Dalam hal ini perusahaan mampu memenuhi semua syarat-syarat tersebut,
sehingga perusahaan ini dapat memiliki perizinan dalam bidang usaha yang
dijalankan.

C.    Analisis Badan Usaha


Bisnis yang akan dioperasionalkan merupakan bisnis
berskala kecil dimana kekayaan bersih binis ini paling banyak
yaitu Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan
paling banyak Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah) per
tahun, serta dapat menerima kredit dari bank maksimal di atas
Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) sampai dengan Rp.
500.000.000,- (lima ratus juta rupiah). Maka bisnis ini dibentuk
sebagai badan usaha perusahaan perseorangan/perusahaan
dagang. Bentuk badan usaha ini juga memiliki kelebihan bahwa
pajak yang dikenakan relatif rendah, penguasaan sepenuhnya
terhadap keuntungan dan pendiriannya mudah.

D.    Analisa Profil Pemilik


Kepemilikan usaha ini dimiliki oleh satu kelompok yang
berisikan lima orang, dan modal usaha diberikan oleh kelima
orang ini. Pemilik usaha makanan ringan “Twinone” ini adalah
Christina Sonatha, Christofer Enrico Budiono, Fellyza Oulivia,
James, dan Vonny Natalia Ajie Johan. Kami mendirikan usaha ini
yaitu untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan mengurangi
tingkat pengangguran di sekitar daerah saya. Antara kelima
pemilik sangat mematuhi hukum yang berlaku, dan pada upaya
mendapatkan pengakuan atas adanya bisnis tersebut maka
dibuatlah surat izin usaha perdagangan (SIUP) sebagai bukti
penguat atas keberadaan usaha tersebut.

E.     Kesimpulan Analisis Aspek Hukum


Dari berbagai analisis diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa dari segi aspek hukum bisnis “Twinone” ini tentunya
sesuai dengan hukum, mampu memenuhi perizinan, bentuk
bandan usahanya sesuai dengan kondisi perekonomian
perusahaan dan pemilik usaha berkompeten dalam bidangnya.

BAB IV
ASPEK LINGKUNGAN
A.    Analisa Lingkungan Operasional
1.      Pemasok
Pemasok bahan baku yang berupa ayam, kentang, buah-
buahan, tepung terigu dan rempah-rempah dalam kegiatan
operasional bisnis ini yaitu berasal dari supplier-supplier yang
sudah ternama memasok beberapa produk makanan terkenal.
2.      Pelanggan
Banyak orang yang mengkonsumsi makanan ringat pada saat
waktu luang mereka, dan segmentasi yang kami buat adalah
untuk kalangan menengah dan memiliki gaya hidup yang
konsumtif, sehingga dapat diprekdisikan pula bahwa pelanggan
yang tertarik untuk mengkonsmsi makanan ringan “Twinone” ini
sangat banyak.
3.      Pegawai
Dengan lokasi usaha yang berada di pusat-pusat
perbelanjaan, maka hal tersebut memberikan keuntungan bagi
perusahaan dalam upaya mendapatkan pegawai. Disamping itu
juga memberikan keuntungan finansial bagi kehidupan
masyarakat sekitar dengan memberikan mereka pekerjaan
sebagai karyawan.

B.     Analisa Lingkungan Industri


1.      Pesaing
Makanan ringan yang merupakan gabungan antara makanan
dan minuman mungkin bukan merupakan produk baru, sehingga
tidak dapat dipungkiri adanya pesaing dalam industri pembuatan
makan ringan ini. Proses pada industri makanan ringan yang masih sederhana
dan mudah dipelajari, maka pbanyak pengusaha yang bergerak dalam bidang
usaha makanan ringan. Di Indonesia sendiri, ada banyak sekali industri
kecil maupun menengah yang memfokuskan usahanya dalam
pembuatan makanan ringan. Namun dengan inovasi dan
differensiasi produk dengan desain yang unik, maka perusahaan
ini menciptakan hal baru di dunia makan ringan. Sehingga usaha
“Twinone” ini pun dapat bersaing di dunia perindustrian
makanan ringan.
2.      Barang Substitusi
Barang substitusi dari produk “Twinone” ini belum ada yang
bersifat usaha tetap, karena pada saat ini baru perusahaan ini
yang menciptakan produk makanan ringan two in one yang
digabungkan dalam satu tempat.
3.      Kekuatan Pemasok
Kekuatan pemasok sangat tinggi, karena pemasok diambil
dari pemasok-pemasok ternama yang sudah terkenal memasok
dari usaha lainnya, maka perusahaan dapat mengontrol bahan-
bahan yang diperlukan secara mudah. Disamping itu, kami para
pemilik juga merupakan mahasiswa akuntansi yang sudah
terlatih untuk melakukan perhitungan bahan baku dan bahan-
bahan lainnya yang akan digunakan, sehingga mengecilkan
kemungkinan kesalahan dalam perhitungan stok barang.
4.      Kekuatan Pembeli
Dari data yang diperoleh bahwa masyarakat mulai peduli dan
menyukai makan makanan ringan yang sehat dan bergizi, maka
kekuatan pembeli pada produk yang dihasilkan akan tinggi,
karena produk yang dihasilkan oleh perusahaan ini mampuu
memenuhi apa yang diinginkan oleh konsumen yaitu dapat
memberikan solusi cara nikmat memakan makanan ringan yang
lengkap dan bergizi.
5.      Hambatan Masuk
Hambatan masuk produk ini lumayan sulit, karena
perusahaan selalu melakukan inovasi-inovasi baru sebagai
gebrakan dalam menghambat masuknya pesaing dalam produk
yang sama. Selain itu terkadang masyarakat akan kurang
menerima sebuah produk yang terlalu berbeda dibandingkan
dengan produk lainnya.

C.    Analisa Lingkungan Jauh


1.      Ekonomi
Dalam data pengamatan yang dilakukan hasilnya adalah daya beli atau
permintaan masyarakat yang cukup tinggi terhadap produk ini, karena produk ini
memiliki harga yang cukup terjangkau dan memiliki perpaduan menu makanan
yang digemari berbagai kalangan.

2.      Sosial dan Budaya


Dari hasil riset, masyarakat di lingkungan sekitar perusahaan
memiliki opini dan gaya hidup bahwa mengkonsumsi makanan
yang sehat merupakan hal yang sangat diperhatikan. Disamping
itu, masyarakat cenderung memilih-milih dalam mengkonsumsi
makanan ringan, mereka lebih memilih makanan yang sehat.
Dalam mempengaruhi keyakinan, nilai, sikap, opini yang
berkembang dan gaya hidup dari lingkungan dimana perusahaan
beroperasi tersebut, maka perusahaan ini mengadakan program
pengenalan perusahaan dan produk “Twinone” kepada
masyarakat tentang manfaat dan nutrisi yang lebih baik bagi
kesehatan bila mengkonsumsi makanan ringan “Twinone”.
Perusahaan juga lebih intens dalam melakukan promosi dan iklan
melalui media sosial guna menjangkau spektrum pelanggan
yang lebih luas.
Dengan demikian perusahaan mampu menciptakan pola pikir
masyarakat bahwa mengkonsumsi makanan ringan yang
“Twinone” akan memberikan manfaat yang menyehatkan dan
memuaskan, maka permintaan untuk berbagai produk makanan
ringan ini pastinya akan meningkat.
3.      Teknologi
Peralatan yang digunakan untuk membuat “Twinone”
hanyalah peralatan sederhana seperti kompor, tabung gas,
wajan besar, penggorengan, blender, mesin penggiling, dan
mesin mengepresan. Namun dalam mengatur promosi online,
pencatatan penjualan dan pembelian yaitu menggunakan
teknologi komputer. Walaupun teknologi yang digunakan masih
sederhana, namun dapat menghasilkan produk yang banyak.
4.      Ekologi
Dari data yang diperoleh melalui riset pada masyarakat di
sekitar lokasi perusahaan, usaha “Twinone” ini tidak terdapat
potensi sumber pencemaran pada lingkungan. Ditinjau dari
masukan, proses dan pengeluaran dari kegiatan usaha ini tidak
ada sama sekali sumber pencemaran. Dari segi proses
pengolahan yaitu dengan mengunakan energi listrik untuk
mencampurkan seluruh bahan agar halus dan merata, kemudian
menggunakan kompor untuk memasak olahan tersebut. Output
dari kegiatan usaha ini yaitu menghasilkan produk yang
menyehatkan dan juga higienis, limbah regulernya hanya kulit
dari buah-buahan dan dan kentang saja, serta limbah non
regulernya tidak ada sama sekali.
5.      Global
Untuk memasuki pasar global kami akan menerapkan jenis
usaha franchise pada kedepannya. Akan lebih mudah diterapkan
dan memiliki resiko yang lebih rendah bagi kami.

D.    Kesimpulan Analisis Aspek Lingkungan


Dari analisis aspek lingkungan operasional, lingkungan
dekat, dan lingkungan jauh dapat disimpulkan bahwa bisnis ini
berpontensi baik untuk dijalankan karena hambatan-
hambatannya relatif sedikit.

BAB V
ASPEK PASAR DAN PEMASARAN

A.    Analisis Potensi Pasar


Pasar makanan ringan nasional mempunyai potensi sangat
besar karena tingkat konsumsi masyarakat Indonesia selalu
mengalami kenaikan pertumbuhan dibandingkan kondisi normal.
Disamping itu persaingan bisnis makanan ringan di Tanah Air
sangat ketat menyusul banyaknya pelaku usaha di sektor
tersebut.
B.     Analisis Persaingan
1.      Analisis SWOT
a.      Kekuatan (Strength)
Kekuatan dari usaha ini yaitu produk yang dihasilkan sangat unik, lalu
produk yang dihasilkan juga cukup sehat untuk dinikmati
sehingga pasti akan memiliki pasar tersendiri,
b.      Kelemahan (Weakness)
Kelemahan dari usaha ini yaitu produk mudah ditiru, disamping itu banyak
masyarakat yang lebih suka merek-merek makanan yang sudah terkenal, dan
produk yang kami buat original sehingga belum memiliki branding.
c.       Peluang (Opportunity)
Peluang dari bisnis ini yaitu dengan produk original
memungkinkan orang untuk lebih tertarik, dengan
memanfaatkan strategi yang tepat produk kami dapat menjadi
ikon sosial dan menjadi sesuatu yang must have bagi para
konsumen di pasarnya.
d.      Ancaman (Treat)
Ancaman dari usaha ini yaitu pesaing yang terus bertambah
dengan mutu produk pesaing yang tak kalah bagus dan
perdagangan bebas tahun 2015, selain itu orisinalitas produk
yang terlalu tinggi memungkinkan masyarakat tidak dapat
dengan mudah menerimanya.

C.    Analisis Market Share


Sebagai perusahaan pertama yang menciptakan olahan
“Twinone” dimana memadukan makanan dengan minuman
sehat, maka dapat dikatakan sebagai pionir dan akan mampu
menguasai pangsa pasar 40% ditinjau dari hambatan masuknya
pesaing yang tidak mudah. Jadi market share dari perusahaan
tersebut sangat layak.

D.    Analisis Strategi Pemasaran untuk Mencapai Market


Share
1.      STP Marketing
a.      Segmentasi
Dalam pemetaan konsumen, bisnis ini memetakan segi
geografisnya pada wilayah lokal yaitu di Surabaya. Kemudian
dari segi usia dan jenis kelamin, produk yang dihasilkan dapat
dikonsumsi untuk usia 4 tahun sampai umur 60 tahun dengan
jenis kelamin laki-laki dan perempuan.
b.      Targeting
Ditinjau dari segmentasi konsumen kami menargetkan
setidaknya untuk bisa mendapatkan 40% dari total konsumen
untuk dapat membeli produk kami.
c.       Positioning
Setelah target sudah ditetapkan, maka dalam membangun
presepsi konsumen agar konsumen tersebut loyal terhadap
produk yang dihasilkan, perusahaan ini memberikan pelayanan
yang bagus dengan mengutamakan kepercayaan konsumen dan
memberikan produk yang berkualitas.
2.      Strategi Bauran Pemasaran
a.      Produk
Produk yang dihasilkan hanya ada satu Twinone yang berisi
chicken stick dan potato wedges serta jus mangga. Dengan
menawarkan produk yang sehat diharapkan mampu
meningkatkan gairah konsumsi makanan ringat yang sehat dan
bergizi. Kandungan gizi dari jus mangga yaitu kaya vitamin C,
Beta Karotenm dan kalium. Kandungan vitamin C pada mangga
lebih banyak dibanding kebanyakan sumber vitamin C pada
buah-buahan pada umumnya. Oleh karena itu, mangga baik
untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh sehingga tak
mudah terkena serangan penyakit akibat virus, misalnya flu.
Selain itu kebutuhan protein dan karbohidrat juga terpenuhi
melalui chicken stick dan potato wedges kami.
b.      Price (Harga)
Tiap gelas Twinone dibandrol dengan harga Rp. 35.000,- per
gelas. Dengan harga yang sesuai dan produk terbaik yang
didapatkan, maka permintaan akan produk tesebut pastinya
dapat meningkat.
c.       Place (Tempat)
Penentuan lokasi usaha yaitu di pusat perbelanjaan Pakuwon
Mall untuk stan pertama kami. Dengan lokasi usaha yang sangat
strategis dan mudah dijangkau, maka untuk memperkenalkan
adanya bisnis “Twinone” ini sangat mudah. Selain itu kami juga
akan membuka stan di bazaar-bazaar yang diadakan di pusat
perbelanjaan di Surabaya. Demikian dengan para konsumen
ataupun distributor juga mudah dalam mencari letak tempat
usaha kami.
d.      Promotion (Promosi)
Strategi promosi yang digunakan adalah sebagai berikut:
1)             Word of Mouth (dari mulut ke mulut).
2)             Media Sosial dengan menggunakan beberapa platform media sosial
ternama, serta mengundang beberapa influencer atau food blogger
untuk mereview produk kami.
3)             Bazaar, Selain itu kami juga akan berusaha untuk melakukan market
penetration dengan mengikuti beberapa bazaar yang dibuka di pusat-
pusat perbelanjaan dan acara-acara khusus yang diadakan di kota
Surabaya.

E.     Kesimpulan Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran


Dari analisis potensi pasar, persaingan, market share dan
strategi pemasaran, perusahaan ini mampu untuk menguasai
pangsa pasar sebanyak 40%. Disamping itu, permintaan dan
distribusi akan produk ini mampu mencapai sasaran yang luas
ditinjau dari kegiatan promosi yang dilakukan dan potensi pasar
yang mendukung.

BAB VI
ASPEK TEKNIS DAN TEKNOLOGI

A.    Analisa Lokasi Bisnis


Lokasi bisnis yang akan dijalankan yaitu berada di Pakuwon
Mall. Lokasi ini sangat strategis karena berada pada pusat
keramaian sehingga keberadaan usaha ini sangat mudah
diketahui oleh konsumen maupun distributor.

B.     Analisa Luas Produksi


Luas produksi dari bisnis ini yaitu mampu menghasilkan
output 500 porsi per hari dijual di toko penjualan “Twinone” yang
berada di bagian depan tata ruang tempat usaha. Dengan
produksi sebanyak 500 porsi per hari, karena produk ini
dipromosikan melalui media internet yang cakupannya sangat
luas diharapkan dapat memenuhi target.

C.    Analisa Layout Pabrik


Penentuan tata ruang usaha “Twinone” karena tugas
pegawai cukup simple dan mudah maka tidak perlu
membutuhkan tempat yang terlalu besar. Sehingga tempat
untuk membuat makanan, minuman, etalase, dan pelayanan
dapat menjadi di satu tempat saja.
D.    Analisa Kesiapan Teknologi
Teknologi yang digunakan dalam kegiatan produksi yaitu
teknologi yang masih sederhana seperti peralatan masak pada
umumnya, penggorengan dan blender. Namun dengan demikian
teknologi tersebut mampu untuk menghasilkan output yang
banyak. Kemudian untuk mencatat alur penjualan dan pembelian
disediakan sebuah komputer.

E.     Kesimpulan Analisa Aspek Teknis dan Teknologi


Dari analisis lokasi bisnis, luas produksi, layout pabrik, dan
kesiapan teknologi, dapat disimpulkan bahwa posisi tempat
usaha perusahaan ini sangat strategis dan tata letak ruangannya
tersusun rapi sehingga membuat karyawan nyaman dalam
bekerja. Disamping itu walaupun teknologi yang digunakan
dalam proses produksi tergolong sederhana, perusahaan mampu
memenuhi permintaan 500 unit perhari atau bahkan bisa lebih.
Kemudian untuk mengontrol alur penjualan dan pembelian maka
digunakan komputer, sehingga kesiapan teknologi perusahaan
ini tergolong mumpuni.
BAB IX
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A.    Kesimpulan
Dari segi aspek hukum bisnis “Twinone” ini tentunya sesuai
dengan hukum, mampu memenuhi perizinan, bentuk bandan
usahanya sesuai dengan kondisi perekonomian perusahaan dan
pemilik usaha berkompeten dalam bidangnya. Kemudian dalam
segi analisis lingkungan, aspek lingkungan operasional,
lingkungan dekat, dan lngkungan jauh perusahaan ini
berpontensi baik untuk dijalankan karena hambatan-
hambatannya relatif sedikit. Dari segi analisis pasar dan
pemasaran, potensi pasar, persaingan, market share dan strategi
pemasaran, perusahaan ini mampu untuk menguasai pangsa
pasar sebanyak 40%. Disamping itu, permintaan dan distribusi
akan produk ini mampu mencapai sasaran yang luas ditinjau dari
kegiatan promosi yang dilakukan dan potensi pasar yang
mendukung. Kemudian pada analisis teknis dan teknologi, lokasi
bisnis, luas produksi, layout pabrik, dan kesiapan teknologi
perusahaan ini yaitu posisi tempat usaha sangat strategis dan
tata letak ruangannya tersusun rapi sehingga membuat
karyawan nyaman dalam bekerja. Disamping itu walaupun
teknologi yang digunakan dalam proses produksi tergolong
sederhana, perusahaan mampu memenuhi permintaan 500 unit
perhari atau bahkan bisa lebih. Kemudian untuk mengontrol alur
penjualan dan pembelian maka digunakan komputer sebagai
perangkat yang sangat mendukung, sehingga kesiapan teknologi
perusahaan ini tergolong mumpuni. Dalam segi analaisis
manajemen dan sumber daya manusia, penjadwalan proyek,
kebutuhan kerja, kemampuan memenuhi kebutuhan tenaga
kerja dan rencana struktur organisasi pada perusahaan ini
berjalan dengan sistematis dan dengan stuktur organisasi yang
jelas. Disamping itu perusahaan dapat memenuhi kebutuhan
tenaga kerja karena ketersediaan tenaga kerja yang ahli dalam
bidang tersebut sangat banyak.

B.     Rekomendasi
Rekomendasi dari laporan studi kelayakan bisnis makanan
ringan “Twinone” ini adalah layak untuk dilanjutkan dengan
menambah teknologi-teknologi yang mutakhir dalam proses
produksi.

Anda mungkin juga menyukai