Disusun Oleh :
Semester III/Kelas A
Air susu ibu (ASI) adalah cairan kehidupan terbaik yang sangat
dibutuhkan oleh bayi. ASI mengandung berbagai zat penting untuk tumbuh
kembang bayi dan sesuai dengan kebutuhannya. Meski demikian, tidak semua ibu
mau menyusui bayinya karena berbagai alas an, misalnya takut gemuk, sibuk,
takut payudaranya kendor dan sebagainya. Di lain pihak, ada juga ibu yang ingin
menyusui bayinya tetapi mengalami kendala, biasanya ASI tidak mau keluar atau
produksinya kurang lancar. Adapun hal-hal yang mempengaruhi laktasi yaitu :
A. Makanan
Masa menyusui adalah masa yang sangat penting dan berharga
bagi seorang ibu dan bayinya. Pada masa ini hubungan emosional antara
ibu dan anak akan terjalin, dengan periode yang cukup panjang. Masa
menyusui sangat baik bagi perkembangan mental dan psikis anak.
Konsumsi makanan yang bergizi sangat dibutuhkan ibu menyusui.
Makanan yang dikonsumsi ibu menyusui sangat berpengaruh terhadap
produksi ASI. Apabila makanan yang ibu makan cukup akan gizi dan pola
makan yang teratur, maka produksi ASI akan berjalan dengan lancar.
Makanan yang dikonsumsi ibu secara tidak langsung
mempengaruhi kualitas, maupun jumlah air susu yang dihasilkan. Ibu yang
menyusui tidak perlu makan berlebihan, tetapi cukup menjaga
keseimbangan konsumsi gizi. Apabila ibu menyusui mengurangi makan
atau menahan rasa lapar maka akan mengurangi produksi ASI. Pada
kenyataannya, tidak ada makanan atau minuman khusus yang dapat
memproduksi ASI secara ajaib, meskipun banyak orang yang
mempercayai bahwa makanan atau minuman tertentu akan meningkatkan
produksi ASI (Prasetyono, 2005).
Pola makan adalah salah satu penentu keberhasilan ibu dalam
menyusui, sehingga ibu yang menyusui perlu mengonsumsi makanan
dengan gizi seimbang. Nutrisi yang seimbang akan menghasilkan gizi
yang baik dan berkualitas. Beberapa penelitian membuktikan bahwa ibu
dengan gizi yang baik, umumnya mampu menyusui bayinya selama
minimal 6 bulan, dan sebaliknya ibu yang gizinya kurang baik, biasanya
tidak mampu menyusui selama itu bahkan tidak jarang air susunya tidak
keluar (Proverawati, 2009). Beberapa ibu ada yang beranggapan bahwa
sekalipun ibu tidak mengkonsumsi menu yang seimbang akan tetapi
persediaan ASInya cukup untuk memenuhi kebutuhan bayinya, pada
dasarnya anggapan para ibu ini kurang relevan. Apabila ibu mengabaikan
peraturan menu seimbangnya, maka akan berdampak pada produksi
ASInya. Nutrisi ASI yang baik akan berpengaruh pada perkembangan
bayinya.
Makanan yang dimakan seorang ibu yang sedang dalam masa
menyusui tidak secara langsung mempengaruhi mutu ataupun jumlah air
susu yang dihasilkan. Dalam tubuh terdapat cadangan berbagai zat gizi
yang dapat digunakan bila sewaktu-waktu diperlukan. Akan tetapi, jika
makanan ibu tidak mengandung zat gizi yang cukup maka pada akhirnya
kelenjar-kelenjar yang memproduksi air susu dalam payudara ibu tidak
akan dapat bekerja dengan sempurna dan akhirnya akan berpengaruh
terhadap produksi ASI.
Mengkonsumsi makanan dan minuman sehat sangatlah penting
sebagai salah satu upaya menjaga peningkatan produksi dan kualitas ASI.
Adapun menu sehat bagi ibu menyusui adalah sebagai berikut :
1. Makanan yaitu nasi, lauk pauk, sayur dan buah.
2. Minuman yaitu air putih, jus buah, susu, sari kacang hijau, sari kedelai.
1. Kacang-kacangan
Jenis kacang-kacangan terutama yang berwarna gelap seperti kacang
merah, kenari dan lain sebagainnya.
2. Buah-buahan
Buah yang mengandung vitamin C dan anti oksidan yang tinggi seperti
jeruk, blueberry, apel, papaya, strawberry dan alpukat.
3. Makanan pokok
Nasi dari beras putih atau merah, roti gandum, sereal/bubur gandum,
jagung, dan ubi/singkong.
4. Sayur-sayuran
Sayuran yang berwarna hijau seperti bayam, selada, brokoli, dan lain
sebagainnya.
5. Lauk pauk
Ikan seperti ikan tuna, ikan salmon, lele, daging ayam, telur, daging
sapi, tahu dan tempe.
6. Susu sapi maupun susu kedelai.
Adapun pantangan bagi ibu menyusui yaitu :
1. Makanan dan minuman yang mengandung alkohol ( bir, mix max dan
sejenisnya, minuman bersoda seperti sprite, coca cola, pepsi, dan Fanta
serta minuman yang mengandung caffeine seperti kopi dan teh.
2. Mengkonsumsi obat-obatan tidak dengan resep dokter. Pemakaian
obat-obatan selama masa laktasi harus terukur dan hati-hati. Obat yang
dikonsumsi ibu dapat diekresikan dalam cairan ASI, meskipun yang
akan termakan oleh bayi hanya 0,001-0,5% dari dosis obat yang
dimakan ibu (Subakti & Anggarani, 2007).
3. Mengkonsumsi jamu-jamuan tanpa konsultasi ke dokter atau tenaga
kesehatan lainnya.