BAB I
PENDAHULUAN
perbedaan dalam hal sistem balas jasa yang diberikan kepada para nasabah.
sistem perbankan ini bersaing bebas dalam pasar uang dimana jutaan
syariah. Pertama, dari segi akad dan aspek legalitas akad yang dilakukan
bank syariah memiliki konsekuensi duniawi dan ukrawi karena akad yang di
dengan bank, maka bank Syariah dapat merujuk kepada UU No.3 tahun 2006
Kedua, Stuktur organisasi bank Syariah dapat memiliki struktur yang sama
dan produknya agar sesuai dengan garis-garis syariah. Ketiga, bisnis dan
usaha yang dibiayai yaitu bisnis dan usaha yang dilakukan tidak lepas dari
2
saringan syariah. Keempat, lingkungan kerja dan corporate culture: dalam hal
etika sifat amanah dan shiddiq melandasi setiap karyawan sehingga tercipta
bagi hasil dalam lembaga keuangan telah dikenal luas baik negara Islam
maupun non Islam. Jadi bank syariah tidak berkaitan dengan kegiatan ritual
pengelolaan bank dengan prinsip syariah dapat diakses dan dikelola oleh
Dilihat dari aspek ini peluang pengembangan bank syariah di Indonesia cukup
pesat. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan perbankan syariah di seluruh
Indonesia khususnya sejak tahun 1992 hingga tahun 2012, banyaknya bank
konvensional yang membuka layanan unit usaha syariah, dan beberapa bank
umum yang berdiri sebagai Bank Umum Syariah. Perbankan syariah telah
mengalami peningkatan yang sangat pesat, pada tahun 1998 hingga 2007
Meskipun masih jauh dari perbankan nasional namun tren perbankan syariah
dari Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan syariah. Dan total aset keseluruhan
Bank Syariah di Sulsel sampai April 2012, mencapai 3,41 triliun atau tumbuh
Rp 64,71 persen dari April 2011. Dan DPK sendiri mencapai Rp1,57 triliun,
pertumbuhan aset Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah telah
selama tiga tahun terakhir, dengan pangsa pasar mencapai ± 3,7 % (Bank
Indonesia).
Perkembangan bank syariah dapat juga kita lihat dengan jumlah bank
syariah yang terus bertambah. Data BI cabang Makassar sampai tahun 2012
di Kota Makassar, yaitu: Bank Muamalat, Bank Syariah Mandiri, BRI Syariah,
BNI Syariah, Danamon Syariah, BTN Syariah, Bank Sulsel Syariah, Bank
Mega Syariah, Bank Permata Syariah, CIMB Niaga Syariah dan Bank OCBC
NISP Syariah.
umumnya dan Makassar pada khususnya. Salah satu faktor ekonomi yang
bagian dari pendapatan yang diterima oleh masyarakat yang secara sukarela
disisikan dan tidak digunakan untuk konsumsi. Dimana peranan penting yang
ahli ekonomi sejak terjadinya revolusi industri, yang mana tabungan dianggap
(Sukirno, 2004).
dan investasi, jika orang sudah enggan menabung, maka dunia usaha dan
dana-dana yang berasal dari luar negeri, 2) sarana untuk menghambat hasrat
balas jasa yang diterima atau lebih dikenal dengan tingkat bunga pada bank
konvensional ataupun tingkat bagi hasil pada bank syariah. salah satu produk
bank syariah yang mempengaruhi besarnya total Dana Pihak Ketiga di bank
syariah. Hal ini dimungkinkan karena tabungan sebagai salah satu komponen
yang paling banyak digunakan oleh masyarakat di segala usia dan kalangan.
salah satu bentuk produk Dana Pihak Ketiga pada Bank Syariah. Adapun
tahun 2010.
6
peningkatan secara terus menerus karena seperti yang kita lihat pada tabel
diatas, jumlah tabungan juga mengalami pasang surut pada awal-awal bulan
2010 dan cenderung membaik yang tercermin dari adanya peningkatan terus
menerus dari bulan Agustus sampai Desember 2010. Hal ini dapat saja
dipengaruhi oleh tingkat return/bagi hasil yang ditetapkan pada bank syariah
adalah untuk mengukur dan menganalilsis apakah faktor Tingkat Bagi Hasil
di Kota Makassar.
berikut:
Bab I : Pendahuluan
hipotesis penelitian.
BAB III
METODE PENELITIAN
yang tepat untuk digunakan dalam menyusun penelitian dalam studi ini. Oleh
karena itu, perlu disusun metode penelitian yang cermat untuk dapat mendukung
metode penelitian perlu dibatasi dalam ruang lingkup penelitian dan kerangka
pemikiran tertentu..
Jenis data yang digunakan dalam studi ini adalah data sekunder
yang berupa data runtun waktu (time series) dalam kurung waktu antara
bulan Januari 2010 sampai November 2012 (35 bulan) yang terdiri dari Total
Tingkat Suku Bunga tabungan pada bank konvensional (TSB) yang berupa
data kuantitatif yaitu data yang berbentuk angka-angka. Sumber Data dalam
penelitian ini diperoleh dari Bank Indonesia cabang Makassar serta sumber
adalah pencatatan langsung berupa data time series dari bulan Januari
Dimana:
sebagai berikut:
Dimana:
β0 = Bilangan Konstanta
µ = Term Of Error
varian yang diterangkan oleh varian bebas dari persamaan regresi baik X 1
maupun X2.
variabel bebas dapat menjelaskan variabel terikat dengan baik atau kuat, =
0,5 dikatakan sedang dan < 0,5 relatif kurang baik. Hal ini disebabkan
mungkin salah satu diantaranya adalah spesifikasi model yang salah yaitu
pemilihan variabel yang kurang tepat atau pengukuran yang tidak akurat
(Suharyadi, 2004).
digunakan uji F (F-tes) yaitu untuk menilai kualitas garis regresi yang
dihasilkan.
variabel dari X sampai Xk, nyata. Namun demikian belum tentu secara
13
variabel dependen)
variabel dependen).
satu model. Kemiripan antar variabel independen dalam suatu model akan
pada suatu model dapat dilihat dari beberapa hal, yaitu jika Variance Inflation
Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan jika Tolerance tidak kurang dari 0,1, maka
3.6.2 Heteroskedastisitas
Y tidaklah sama atau hetero. Hal demikian sering terjadi pada data yang
14
bersifat cross section, yaitu data yang dihasilkan pada suatu waktu dengan
yang baik adalah model regresi yang memiliki persamaan variance residual
suatu model dapat dilihat dari pola gambar Scatterplot model tersebut,
3.6.3 Normalitas
mempunyai distribusi normal atau tidak. Jika tidak normal, maka uji statistik
menjadi tidak valid atau bias terutama untuk sampel kecil. Model regresi yang
baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk menguji
normalitas data ini menggunakan metode analisis grafik dan melihat norma
probability plot.
15
3.6.4 Autokorelasi
Autokorelasi umumnya terjadi pada data time series. Hal ini karena
berurutan adalah rentang waktu yang pendek, seperti hari, minggi atau bulan
(Gujarati, 2012).
ada tidaknya korelasi antara variabel penganggu (et) pada periode tertentu
Multiplier Test (LM Test). Dengan membandingkan nilai X2 hitung dan X2 tabel
Jika nilai X2 hitung > X2 tabel, maka ada autokorelasi dalam model empiris.
Jika nilai X2 hitung < X2 , maka tidak ada autokorelasi dalam model
tabel
empiris.
16
3. Tingkat suku bunga adalah tingkat suku bunga tabungan pada bank
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
0,25%.
0,43%.
18
5.2 SARAN
ternyata masih ada sekitar 14% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar
model (selain Tingkat Bagi Hasil dan Tingkat Suku Bunga). Serta
periode waktu yang lebih panjang untuk hasil penelitian yang lebih valid.
peneliti memutuskan memakai data perbulan, namun hal ini tentunya sudah