Anda di halaman 1dari 4

Nama/nim: pratiwi hardiani/PO7233319749

Kelas: 1b sanitasi

Keracunan Massal Usai Konsumsi Susu Keracunan menimpa puluhan orang karyawan.

Red: Andi Nur Aminah

REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Managemen RSUD Cianjur, Jawa Barat, segera melakukan evaluasi
terkait peristiwa keracunan massal yang menimpa sejumlah karyawan rumah sakit setelah mengonsumsi
susu kemasan yang kedaluarsa. Direktur Utama RSUD Cianjur, Ratu Tri Yulia pada wartawan Sabtu
(28/9) membenarkan ada beberapa orang perawat yang piket malam mengalami keracunan. Diduga akibat
mengonsumsi susu kedaluarsa. "Direksi akan melakukan evaluasi terutama terkait penyediaan konsumsi
bagi pegawai yang mendapat piket malam karena untuk penyediaan dilakukan koperasi, sedangkan rumah
sakit hanya menyerahkan dana untuk dikelola koperasi," katanya. Keracunan yang menimpa puluhan
orang karyawan tersebut, ungkap dia, baru diketahui Sabtu siang. Laporan dari pejabat direksi masuk,
sehingga pihaknya langsung mencari informasi. "Kami akan mencari tahu prosedur pengadaan barang
untuk makanan tambahan bagi pegawai tersebut, termasuk distributor untuk setiap konsumsi yang
disediakan," katanya. Plt Bupati Cianjur, Herman Suherman, mengatakan pihaknya telah menghubungi
direksi RSUD Cianjur, terkait adanya keracunan masal yang menimpa puluhan karyawan tersebut. "Saya
intruksikan untuk segera ditindaklanjuti karena rumah sakit merupakan contoh, tapi ini yang terjadi
menimpa karyawan, saya minta untuk evaluasi total," katanya. Informasi dihimpun puluhan karyawan
RSUD Cianjur mengalami keracunan, satu orang di antaranya terpaksa menjalani rawat inap karena
sempat mengalami muntah-muntah dan dehidrasi akut. Keracunan tersebut berawal ketika karyawan yang
piket malam mendapat jatah makanan tambahan berupa susu dalam kemasan merk Indomilk. Selang
beberapa saat setelah mengonsumsi susu tersebut sebagian besar mengeluh pusing dan mual-mual. "Kami
tidak tahu persis berapa orang yang mengalami keracunan, namun setiap piket malam 80 orang karyawan
mendapat makanan tambahan termasuk susu. Namun satu orang yang cukup parah terpaksa dirawat," kata
karayawan yang minta namanya dirahasiakan Ia menjelaskan, setelah dicek setiap makanan yang ada
dalam paket konsumsi terdapat susu Indomilk kedaluarsa pada Agustus 2019. Sehingga diduga susu
kadaluarsa menjadi penyebab keracunan.

Sumber: https://republika.co.id/berita/pyjz74384/karyawan-rsud-keracunan-massal-usai-konsumsi-su
PERATURAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 13 TAHUN 2019
TENTANG BATAS MAKSIMAL CEMARAN MIKROBA DALAM PANGAN OLAHAN

Pasal 1

Dalam Peraturan Badan ini yang dimaksud dengan:

1. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk pertanian, perkebunan,
kehutanan, perikanan, peternakan, perairan, dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang
diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia termasuk Bahan Tambahan
Pangan, bahan baku pangan, dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan,
dan/atau pembuatan makanan atau minuman.

2. Pangan Olahan adalah makanan atau minuman hasil proses dengan cara atau metode tertentu, dengan
atau tanpa bahan tambahan.

3. Keamanan Pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah Pangan dari
kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan
membahayakan kesehatan manusia serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya
masyarakat sehingga aman untuk dikonsumsi.

4. Cemaran Mikroba adalah cemaran dalam Pangan Olahan yang berasal dari mikroba yang dapat
merugikan dan membahayakan kesehatan manusia.

5. Kriteria Mikrobiologi adalah ukuran manajemen risiko yang menunjukkan keberterimaan suatu pangan
atau kinerja proses atau sistem keamanan pangan yang merupakan hasil dari pengambilan sampel dan
pengujian mikroba, toksin atau metabolitnya atau penanda yang berhubungan dengan patogenisitas atau
sifat lainnya pada titik tertentu dalam suatu rantai pangan.
KARYAWAN RSUD KERACUNAN MASSAL USAI KONSUMSI SUSU

Berdasarkan kasus tersebut, ada beberapa orang perawat yang piket malam mengalami keracunan.
keracunan yang menimpa puluhan orang karyawan tersebut baru diketahui Sabtu siang. Laporan dari
pejabat direksi masuk sehingga pihaknya langsung mencari informasi. Informasi dihimpun dari puluhan
karyawan RSUD Cianjur yang mengalami keracunan keracunan tersebut berawal ketika karyawan yang
piket malam mendapat jatah makanan tambahan berupa susu dalam kemasan bermerek indomilk. Setelah
dilakukan pengecekan pada setiap makanan yang ada dalam paket konsumsi terdapat susu indomilk
kadaluarsa pada bulan Agustus 2019 sehingga diduga susu kadaluarsa menjadi penyebab keracunan.

Berdasarkan peraturan badan pengawas obat dan makanan nomor 31 tahun 2018 tentang label pangan
olahan pasal 6, dalam hal pangan olahan dijual kepada pelaku usaha untuk diolah kembali menjadi
pangan olahan lainnya label harus memuat keterangan paling sedikit mengenai nama produk, berat bersih
atau isi bersih, nama dan alamat pihak yang memproduksi atau mengimpor, tanggal dan kode produksi
dan, keterangan kadaluarsa. Makanan dan minuman kadaluarsa diatur dalam sejumlah undang-undang
misalnya pasal 140 dan pasal 152 undang-undang nomor 18 tahun 2012 tentang pangan lalu pasal 62 dan
pasal 8 ayat (1) undang-undang nomor 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen. pasal 62
menyatakan pelaku usaha dan/atau pengurus yang melakukan tindak pidana dipidana maksimal 500 juta
dan penjara maksimal 5 tahun. Selain itu pasal 204 ayat (1) KUHP yang menyatakan barangsiapa
menjual, menawarkan, menyerahkan atau membagi-bagikan barang yang diketahuinya membahayakan
nyawa atau kesehatan an-nur di ancam penjara paling lama 15 tahun.

Anda mungkin juga menyukai