Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DOSEN PEMBIMBING :
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 3 :
AMIRRUDIN
NOVA AGUSTINA
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Di antara berbagai kelainan bawaan (congenital anomaly) yang
ada, penyakit jantung bawaan (PJB) merupakan kelainan yang sering
ditemukan. insidens penyakit jantung bawaan sekitar 8 – 10 dari 1000
kelahiran hidup, dengan sepertiga di antaranya bermanifestasi sebagai
kondisi kritis pada tahun pertama kehidupan dan 50% dari kegawatan pada
bulan pertama kehidupan berakhir dengan kematian penderita.
Dampak penyakit jantung bawaan mengenai VSD terjadi
pembengkakan di kaki, perut dan daerah di sekitar mata, Sesak napas saat
menyusui, beban yang terlalu berat dari ventrikel menyebabkan hipertrofi
dan pembesaran jantung, dengan meningkatnya resistensi vascular paru,
sering terdapat dispneu dan infeksi paru, pertumbuhan bayi terganggu dan
kesulitan dalam asupan nutrisi.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Diharapkan mahasiswa mampu melaksanakan asuhan keperawatan
anak dengan ventrikuler septal defect (vsd)
2. Tujuan khusus
a. Diharapkan mahasiswa mampu memahami konsep dasar penyakit
ventrikuler septal defect
b. Diharapkan mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan
pada anak dengan VSD
BAB II
TINJAUAN TEORI
Jantung adalah sebuah pompa yang memiliki empat bilik. Dua bilik yang
terletak di atas disebut Atrium, dan dua yang di bawah disebut Ventrikel. Jantung
juga dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian kanan yang bertugas
memompa darah ke paru-paru, dan bagian kiri yang bertugas memompa darah ke
seluruh tubuh manusia. Atrium dan ventrikel masing-masing akan dipisahkan oleh
sebuah katup, sedangkan sisi kanan dan kiri jantung akan dipisahkan oleh sebuah
sekat yang dinamakan dengan septum. Katup jantung berfungsi terutama agar
darah yang telah terpompa tidak kembali masuk ke dalam lagi.
Pembuluh yang mengembalikan darah dari jaringan ke atrium disebut
dengan vena, dan pembuluh yang mengangkut darah menjauhi ventrikel dan
menuju ke jaringan disebut dengan arteri. Kedua belahan jantung dipisahkan oleh
septum atau sekat, yaitu suatu partisi otot kontinue yang mencegah percampuran
darah dari kedua sisi jantung. Pemisahan ini sangat penting karena separuh
jantung kjanan menerima dan memompa darah yang mengandung oksigen rendah
sedangkan sisi jantung sebelah kiri memompa darah yang mengandung oksigen
tinggi
Jantung itu sendiri yang mempunyai fungsi sebagai pompa yang
melakukan tekanan terhadap darah agar timbul gradien dan darah dapat mengalir
ke seluruh tubuh. Pembuluh darah yang mempunyai fungsi sebagai saluran untuk
mendistribusikan darah dari jantung ke semua bagian tubuh dan
mengembalikannya kembali ke jantung sendiri. Perjalanan darah dalam organ
tubuh dimulai melalui jantung dimulai di vena kava superior. Kemudian darah
akan memasuki atrium kanan, mengalir melalui katup trikuspidal menuju ke
ventrikel kanan. Dari sana darah melanjutkan perjalanan melalui katup pulmonal
ke dalam arteri pulmonalis, dan kemudian memasuki paru-paru. Setelah darah
melakukan pertukaran udara di paru-paru, darah kembali menuju jantung melalui
vena pulmonalis dan masuk ke dalam atrium kiri. Darah kemudian mengalir
melalui katup mitral masuk ke ventrikel kiri yang merupakan bilik jantung yang
paling kuat. Dari sana, darah akan dipompa melalui katup aorta dan ke aorta lalu
keluar menuju ke seluruh tubuh
C. Klasifikasi VSD
Menurut ukurannya VSD dapat dibagi menjadi:
a) VSD kecil
1. Biasanya asimptomatik
2. Defek kecil 1-5 mm
3. Tidak ada gangguan tumbuh kembang
4. Bunyi jantung normal, kadang ditemukan bising peristaltic yang menjalar
ke seluruh tubuh pericardium dan berakhir pada waktu distolik karena
terjadi penutupan VSD
5. EKG dalam batas normal atau terdapat sedikit peningkatan aktivitas
ventrikel kiri
6. Radiology: ukuran jantung normal, vaskularisasi paru normal atau sedikit
meningkat
7. Menutup secara spontan pada umur 3 tahun
8. Tidak diperlukan kateterisasi
b) VSD sedang
1. Sering terjadi symptom pada bayi
2. Sesak napas pada waktu aktivitas terutama waktu minum, memerlukan
waktu lebih lama untuk makan dan minum, sering tidak mampu
menghabiskan makanan dan minumannya
3. Defek 5- 10 mm
4. BB sukar naik sehingga tumbuh kembang terganggu
5. Mudah menderita infeksi biasanya memerlukan waktu lama untuk sembuh
tetapi umumnya responsive terhadap pengobatan
6. Takipneu
7. Retraksi bentuk dada normal
8. EKG: terdapat peningkatan aktivitas ventrikel kiri maupun kanan, tetapi
kiri lebih meningkat. Radiology: terdapat pembesaran jantung derajat
sedang, conus pulmonalis menonjol, peningkatan vaskularisasi paru dan
pemebsaran pembuluh darah di hilus.
c) VSD besar
1. Sering timbul gejala pada masa neonatus
2. Dispneu meningkat setelah terjadi peningkatan pirau kiri ke kanan dalam
minggu pertama setelah lahir
3. Pada minggu ke2 atau 3 simptom mulai timbul akan tetapi gagal jantung
biasanya baru timbul setelah minggu ke 6 dan sering didahului infeksi
saluran nafas bagian bawah
4. Bayi tampak sesak nafas pada saat istirahat, kadang tampak sianosis
karena kekurangan oksigen akibat gangguan pernafasan
5. Gangguan tumbuh kembang
6. EKG terdapat peningkatan aktivitas ventrikel kanan dan kiri
7. Radiology: pembesaran jantung nyata dengan conus pulmonalis yang
tampak menonjol pembuluh darah hilus membesar dan peningkatan
vaskularisasi paru perifer.
D. ETIOLOGI
Sebelum bayi lahir, ventrikel kanan dan kiri belum terpisah, seiring
perkembangan fetus, sebuah dinding/sekat pemisah antara kedua ventrikel
tersebut normalnya terbentuk Akan tetapi, jika sekat itu tidak terbentuk
sempurna maka timbullah suatu keadaan penyakit jantung bawaan yang
disebut defek septum ventrikel. Penyebab terjadinya penyakit jantung bawaan
belum dapat diketahui secara pasti (idopatik), tetapi ada beberapa faktor yang
diduga mempunyai pengaruh pada peningkatan angka kejadian penyakit
jantung bawaan (PJB) yaitu
1. Faktor prenatal (faktor eksogen):
a. Ibu menderita penvakit infeksi Rubela
b. Ibu alkoholisme
c. Umur ibu lebih dari 40 tahun
d. Ibu menderita penvakit DM vang memerlukan insulin
e. Ibu meminum obat-obatan penenang
2. Faktor genetik (faktor endogen)
a. Anak vang lahir sebelumnya menderita PJB
b. Avah/ibu menderita PJB
c. Kelainan kromosom misalnya sindrom down
d. Lahir dengan kelainan bawaan yang lain
e. Kembar identic
Kelainan ini merupakan kelainan terbanyak, yaitu sekitar 30% dari
seluruh kelainan jantung (Kapita Selekta Kedokteran). Dinding pemisah
antara kedua ventrikel tidak tertutup sempurna. Kelainan ini umumnya
congenital, tetapi dapat pula terjadi karena trauma. Kelainan VSD ini sering
bersama-sama dengan kelainan lain misalnya trunkus arteriosus, Tetralogi
Fallot. Kelainan ini lebih banyak dijumpai pada usia anak-anak, namun pada
orang dewasa vang iarang teriadi merupakan komplikasi serius dari berbagai
serangan jantung
E. PATOFISIOLOGI
F. Tanda gejala
Pada VSD kecil: biasanya tidak ada gejala-gajala. Pada VSD sedang:
biasanya juga tidak begitu ada gejala-gejala, hanya kadang-kadang penderita
mengeluh lekas lelah., sering mendapat infeksi pada paru sehingga sering
menderita batuk
Pada VSD besar: sering menyebabkan gagal jantung pada umur antara 1-
3 bulan, penderita menderita infeksi paru dan radang paru. Kenaikan berat
badan lambat. Kadang-kadang anak kelihatan sedikit sianosis
G. Pemeriksaan fisik
1. Pada VSD kecil
a. Palpasi:
Impuls ventrikel kiri jelas pada apeks kordis. Biasanya teraba getaran
bising pada SIC III dan IV kiri.
b. Auskultasi
Bunyi jantung biasanya normal dan untuk defek sedang bunyi jantun I
agak keras. Intensitas bising derajat III s/d VI
2. Pada VSD besar
a. Inspeksi
Pertumbuhan badan jelas terhambat,pucat dan banyak keringat bercucuran.
Ujung-ujung jadi hiperemik. Gejala yang menonjol ialah nafas pendek dan
retraksi pada jugulum, sela intercostal dan regio epigastrium
b. Palpasi:
Impuls jantung hiperdinamik kuat. Teraba getaran bising pada dinding
dada
c. Auskultasi:
Bunyi jantung pertama mengeras terutama pada apeks dan sering diikuti
'click' sebagai akibat terbukanya katup pulmonal dengan kekuatan pada
pangkal arteria pulmonalis yang melebar. Bunyi jantung kedua mengeras
terutama pada sela iga II kiri
I. Komplikasi
1. Gagal jantung kronik
2. Endokarditis infektif
3. Terjadinya insufisiensi aorta atau stenosis pulmonar
4. Penyakit vaskular paru progresif
5. Kerusakan sistem konduksi ventrikel
J. Penatalaksanaan
Pada VSD kecil: di tunggu saja, kandang - kadang dapat menutup secara
spontan, di perlukan operasi untuk mencegah endokarditis infektif
Pada VSD sedang: jika tidak ada gejala-gejala gagal jantung, dapat
ditunggu sampai umur 4-5 tahun karena kadang-kadang kelainan ini dapat
mengecil. Bila terjadi gagal jantung diobati dengan digitalis. Bila
pertumbuhan normal, operasi dapat dilakukan pada umur 4-6 tahun atau
sampai berat badannya 12 kg
Pada VSD besar dengan hipertensi pulmonal yang belum permanen:
biasanya pada keadaan menderita gagal jantung sehingga dalam
pengobatannya menggunakan digitalis. Bila ada anemia diberi transfusi
eritrosit selanjutnya diteruskan terapi besi. Operasi dapat ditunda sambil
menunggu penutupan spontan atau bila ada gangguan dapat dilakukan setelah
berumur 6 bulan.
Pada VSD besar dengan hipertensi pulmonal permanen: operasi paliatif
atau operasi koreksi total sudah tidak mungkin karena arteri pulmonalis
mengalami arteriosklerosis Bila defek ditutup, ventrikel kanan akan diberi
beban yang berat sekali dan akhirnya mengalami dekompensasi. Bila defek
tidak ditutup, kelebihan tekanan pada ventrikel kanan dapat disalurkan ke
ventrikel kiri melalui defek.
K. Prognosis
Kemungkinan penutupan defek septum secara spontan cukup besar,
terutama pada tahun pertama kehidupan. Kemungkinan penutupan spontan
sangat berkurang pada pasien berusia lebih dari 2 tahun dan umumnya tidak
ada kemungkinan lagi di atas usia 6 tahun Secara keseluruhan, penutupan
secara spontan berkisar 40-50%
Beberapa pasien akan berkembang menjadi penyakit vaskuler obstruktif
berupa hipertensi pulmonar akut, Eisenmenger syndrome pada saat terapi
referal diberikan serta terjadinya peningkatan sianosis secara progresif.
Penggunaan opsi bedah saat ini memilki mortalitas kurang dari 2% pada
pasien isolasi. Mungkin Juga akan ditemukan pasien yang memerlukan
transplan paru atau jantung dan paru
Berikut ini 8 tips untuk membantu anak Anda tetap sehat dan baik:
1. Gigi
Memiliki gigi sehat dan kuat mendorong kita untuk tersenyum. Saat
kita tersenyum dan tertawa, kita merasa baik akan diri kita. Kita semua
terlihat lebih baik dengan gigi sehat. Menjaga gigi dan mulut tetap sehat
itu bukan sekadar masalah penampilan. Bila gigi dan gusi tidak dijaga,
saluran darah dapat terinfeksi. Di masyarakat umum, orang-orang dengan
CHD lebih berisiko terkena infeksi yang mempengaruhi bagian dalam
jantung dan merusak katup tersebut, menyebabkan gagal jantung. Ini
disebut endocarditis. Walaupun langka, ini kondisi yang sangat serius, dan
bisa mengancam jiwa. Cara terbaik untuk menghidari endocarditis adalah
menjaga gigi dan gusi. Mulut dan gigi juga bertugas untuk menjaga dari
penyakit. Endocarditis dan infeksi lainnya juga dapat terjadi setelah luka
pada kulit, seperti memiliki tato dan tindikan, jadi disarankan untuk
menghindarinya.
Menggosok gigi dengan pasta gigi fluoride dua kali sehari, seperti
yang disarankan dokter gigi, dan melakukannya sekali sebelum tidur,
adalah yang terbaik.
Anak-anak harus diajari untuk meludahkan pasta giginya, bukan
menelannya dengan air.
Makanan dan minuman manis memang populer di kalangan anak-
anak, dan mungkin sulit untuk menghindarinya. Alternatifnya adalah
membatasinya hanya untuk dikonsumsi di waktu makan. Bila minuman
manis diminum dengan botol secara perlahan dalam waktu panjang, gigi
dan mulut akan dilapisi minuman bergula dan dapat menambah kerusakan.
Ini membuat bakteri pada gigi menghasilkan asam yang merusak gigi.
Kerusakan pada gigi susu dapat mempengaruhi gigi dewasa sehingga
sangat penting untuk menjaga gigi anak-anak saat mereka beranjak
dewasa.
2. Tetap bahagia dan berteman
Kebahagiaan itu hal subjektif dan personal. Banyak hal yang berbeda
yang dapat membuat kita kurang bahagia, misalnya tidak mampu berjalan
jarak jauh, tidak mempunyai teman, menganggur, kesakitan, merasa
berbeda, dan terisolasi.
Sebaliknya, bisa hidup dengan aktif, merasa percaya diri, memiliki
teman dan keluarga di sekitar, merasa positif tentang prospek kerja, dan
masa depan yang baik dapat membantu membuat individu tersebut
bahagia. Riset menunjukan bahwa beberapa anak dengan CHD dapat
merasa kesepian, bahwa mereka berbeda dari kerabatnya dan merasa
sangat terisolasi. Kondisi ini lebih buruk lagi pada anak-anak yang sering
mengunjungi rumah sakit dan terpaksa sering izin dari sekolah.
Administrasi rumah sakit juga bisa membuat stress dan menakutkan
untuk anak-anak dan berdampak pada bagaimana mereka berkembang.
Jika hal ini terjadi, mungkin waktunya untuk Anda berbicara dengan ahli
jantung atau dokter tentang dukungan psikologis bagi anak Anda.
Memiliki kondisi penyakit seumur hidup dapat membuat kita merasa
terbebani, karena orang lain tidak selalu mengerti bagaimana rasanya. Ada
beberapa organisasi yang bisa membantu remaja untuk memperbaiki
keadaan psikologis mereka, serta berbagi pengalaman dengan orang-orang
muda lain yang juga memiliki kondisi seumur hidupnya.
3. Tetap aktif
Olahraga tidak hanya bisa jadi menyenangkan tapi juga bisa
menambah tingkat kebugaran, motor skills, membangun hubungan
pertemanan, dan meningkatkan kualitas hidup. Dari olahraga teratur
seperti berjalan, menari, mengajak anjing berjalan-jalan, bermain
permainan olahraga, atau menerbangkan layangan dengan teman. Para ahli
kesehatan mengingatkan bahwa gaya hidup yang tak banyak bergerak
dapat berujung masalah kesehatan serius seperti obesitas, malfungsi
jantung, masalah sendi, serta otot dan tulang ‘lemah’. Penting untuk orang
dengan CHD untuk berpartisipasi dalam aktivitas fisik karena ini dapat
membantu menjaga kebugaran mereka dan juga meningkatkan kualitas
hidup. Buku pedoman menyarankan anak-anak untuk berolahraga selama
60 menit sehari, ini bisa dipisah menjadi 4-5 aktivitas berdurasi 10-15
menit dalam sehari. Anak-anak dengan CHD lebih berkemungkinan untuk
merasa lelah dan harus didukung bila mereka ingin istirahat atau
melakukannya lebih pelan.
Namun, beberapa aktivitas mungkin tak bisa dilakukan oleh anak-
anak yang kecacatan jantungnya belum diobati atau saat baru saja
dioperasi. Penting untuk mendiskusikan perihal batasan anak Anda dengan
ahli jantung anak.
Jangan lupa untuk memberi tahu sekolah anak Anda, karena anak
mungkin perlu istirahat rutin dalam melakukan aktivitas fisik, atau jika ada
batasan dalam berpartisipasi dalam olahraga.
4. Pertumbuhan
Banyak hal yang penting dalam mengasuh anak-anak dan membantu
mereka tumbuh, berkembang, dan belajar. Diet sehat dan tidur malam
yang baik itu penting. Sama dengan pola makan yang buruk, kurang tidur
dapat memiliki efek yang merugikan pada pertumbuhan anak-anak dan
kemampuan mereka untuk belajar.
5. Diet dan makanan
Sudah ada banyak artikel di media yang memberi nasihat tentang
bagaimana memiliki pola makan yang sehat. Anak-anak dengan CHD
mungkin perlu kalori ekstra saat mereka masih bayi untuk membantu
mereka berkembang, tapi setelah itu diet seimbang tetap lebih baik.
Makanan dengan kandungan garam, gula dan lemak yang tinggi,
seperti makanan yang siap diproses dan makanan ringan. Jika dikonsumsi
dalam jangka waktu yang lama, dapat merusak tubuh kita. Hal ini dapat
mempengaruhi jantung dan ginjal dan dapat menyebabkan diabetes dan
tekanan darah yang meningkat, yang akan meningkatkan risiko stroke dan
kerusakan organ utama pada tubuh.
Anak-anak harus makan berbagai makanan sepanjang hari sehingga
mereka memiliki dua atau tiga pilihan dari setiap kelompok makanan.
Pastikan agar anak mengonsumsi lima porsi buah dan sayuran dalam
sehari. Makanan manis, makanan ringan, dan minuman manis harus
dibatasi saat jam makan saja atau jika ada acara-acara khusus.
Makanan yang harus ada:
• Sereal – roti, kentang, nasi, pasta.
• Buah dan sayuran – termasuk jus buah, buah kering, dan buah segar.
• Susu – keju, yogurt dan susu.
• Daging, ikan dan protein lainnya seperti kacang-kacangan.
6. Tidur
Jumlah waktu tidur anak-anak bergantung pada usia mereka. Tidur
itu penting bagi kesehatan dan kurang tidur membuat konsentrasi sehari-
hari menjadi lebih sulit, mempengaruhi suasana hati, dan menyebabkan
keinginan untuk memakan junk food.
Tidur yang buruk biasanya disebabkan penggunaan TV dan
komputer di kamar tidur, terutama yang digunakan saat malam.
7. Memahami kondisi jantung mereka
Sebagai orangtu,a Anda harus mengajari dan membimbing anak
Anda saat mereka tumbuh. Pada tahapan yang berbeda dalam hidup
mereka, mereka akan mulai memahami lebih dalam tentang kondisi
jantung mereka. Informasi kecil dapat diberikan kepada mereka ketika
mereka masih muda, dan informasi yang lebih kompleks diperkenalkan
selagi mereka bertambah dewasa.
Mempunyai buku harian sejak mereka masih kecil dapat membantu
mereka menjadi fokus ketika berbicara untuk memahami kondisi mereka,
belajar untuk mengambil tanggung jawab kesehatan mereka sendiri, dan
beradaptasi dengan perubahan saat mereka beranjak dewasa.
8. Perubahan saat dewasa
Anak-anak yang sudah tumbuh dewasa akan diharapkan untuk
memikul tanggung jawab untuk kebutuhan kesehatan mereka sendiri.
Memahami kondisi mereka adalah salah satu langkah agar mereka mampu
melakukan ini. Perubahan lainnya adalah perawatan mereka nantinya akan
berada di bawah seorang ahli jantung yang khusus untuk pasien dewasa
saja.
Pindah ke layanan dewasa biasanya dimulai saat mereka berusia
antara 12 dan 14 tahun. Proses ini biasanya disebut transisi.
Orangtua dan anak-anak biasanya akan menemui ahli jantung untuk
orang dewasa yang spesialisasinya adalah penyakit jantung bawaan,
namun juga tetap berkonsultasi pada ahli jantung anak-anak yang sudah
biasa digunakan. Perawatan gabungan ini berlangsung hingga umur anak
16-18 tahun, ketika mereka sudah benar-benar beranjak dewasa.
BAB III
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
3 Perubahan nutrisi kurang Tujuan : mempertahankan intake 1. Timbang berat badan setiap hari dengan
dari kebutuhan tubuh makanan dan minuman untuk timbangan yang sama dan waktu yang sama
berhubungan dengan mempertahankan berat badan 2. Catat intake dan output secara benar
kelelahan pada saat makan dan menopang pertumbuhan 3. Berikan makanan dengan porsi kesil tapi
dan meningkatnya Kriteria Hasil : sering untuk menghindari kelelahan pada saat makan
kebutuhan kalori anak akan mempertahankan 4. Hindari kegiatan perawatan yang tidak perlu
intake makanan dan minuman 5. Pertahankan nutrisi dengan mencegah
untuk mempertahankan berat kekurangan kalium, natrium dan memberikan zat
badan dan menopang gizi
pertumbuhan 6. Sediakan diet yang seimbang, tinggi zat
nutrisi untuk mencapai pertumbuhan yang adekuat
7. Anak-anak yang mendapatkan diuretik
biasanya sangat haus, oleh karena itu cairan tidak
dibatasi.
Daftar pustaka
http://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/mengenal-kelainan-jantung-
bawaan-pada-anak
https://www.heart.org/en/health-topics/congenital-heart-defects/care-and-
treatment-for-congenital-heart-defects/feeding-tips-for-your-baby-with-chd
https://www.stanfordchildrens.org/en/topic/default?id=growth-and-development-
in-children-with-congenital-heart-disease-90-P01792
https://nutricia.co.id/pemberitaan-artikel/detail-news/read/pentingnya-deteksi-
dini-dan-penanganan-nutrisi-pada-penyakit-jantung-bawaan/
http://www.pted.org/?id=nutritionchild2
Diskusi kelas
Pertanyaan :
1. Kelompok 10 ( maya)
Bagaimana intervensi keperawatan yang bisa dilakukan pada anak dengan vsd
agar kebutuhan nutrisis terpenuhi dengan baik
2. Kelompok 7 (utari)
Tolong jelaskan mekanisme aliran darah pada vsd
Jawaban :
b. Timbang berat badan setiap hari dengan timbangan yang sama dan
waktu yang sama
c. Catat intake dan output secara benar
d. Berikan makanan dengan porsi kesil tapi sering untuk menghindari
kelelahan pada saat makan
e. Hindari kegiatan perawatan yang tidak perlu
f. Pertahankan nutrisi dengan mencegah kekurangan kalium, natrium dan
memberikan zat gizi
g. Sediakan diet yang seimbang, tinggi zat nutrisi untuk mencapai
pertumbuhan yang adekuat