Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH MODUL ORGAN FORENSIK

Kasus 2
Disusun Oleh:
KELOMPOK I

03005119 INTI HERDIANTI


03005176 R MAYA CASSANDRA
03005225 VERA OCTASIA
03007009 ADNAN RIZKY MALIKI
03007053 CUNENGSIH S
03007062 DEWA PUTU SARIRASTHO M S
03007088 FANNY TRINATA
03007104 HENDRICUS MAUBERE
03007109 I PUTU EKA DIRAS SANGGRA
03007129 JUSTICIA ANDHIKA PERDANA
03007136 LADY CITRA K S M
03007152 MARCELIA ANDHITA SUSILO
03007157 MARSELLA
03007171 MUHAMMAD RIFRI SJAHRIR
03008269 ANAS BIN YAHYA
03008273 IZNI NUR FATIHAH BT SALLE

Jakarta, 16 Oktober 2010


Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti
BAB I
PENDAHULUAN

Diskusi kelompok kami berlangsung selama 4 jam dibagi dalam dua sesi
pertemuan yang bertempat di ruangan teras kimia. Tiap sesi berlangsung dalam waktu 2
jam. Diskusi diikuti oleh 16 orang mahasiswa, sepanjang diskusi semua peserta
mengikuti jalannya diskusi dengan baik. Dalam diskusi kali ini, kelompok diskusi kami
dipimpin oleh Muhammad Rifri dan didampingi oleh Inti Herdianti sebagai sekretaris.
Hal-hal yang terjadi selama berlangsungnya diskusi adalah perdebatan antara
anggota diskusi.Yang menjadi tutor pada diskusi kelompok kami kali ini adalah dr.
Suweino.
BAB II
Kasus

Sesosok mayat di kirimkan ke Bagian Kedokteran Forensik FKUI/RSCM oleh sebuah

polsek di jakarta. Ia adalah tersangka pelaku pemerkosaan terhadap seorang remaja putri

yang kebetulan anak dari seorang pejabat kepolisian. Berita yang dituliskan di dalam

surat permintaan visum et repertum adalah bahwa laki-laki ini mati karena gantung diri di

dalam sel tahanan polsek. Pemeriksaan yang dilakukan keesokan harinya menemukan

bahwa pada wajah mayat terdapat pembengkakkan dan memar, pada punggungnya

terdapat memar berbentuk dua garis sejajar (railway hematome) dn didaerah paha

disekitar kemaluannya terdapat beberapa luka bakar yang sesuai dengan jejas listrik.

Sementara itu terdapat pula jejas jerat yang melingkari leher dangan simpul di daerah kiri

belakang yang membentuk sudut ke atas.

Pemeriksaan bedah jenazah menemukan resapan darah yang luas di kulit kepala,

perdarahan yang tipis dibawah selaput keras otak, sembab otak besar, tidak terdapat

resapan kulit di kulit leher tetapi sedikit resapan darah di otot leher sisi kiri dan patah

ujung rawan gondok sisi kiri, sedikit busa halus didalam saluran napas, dan sedikit bintik-

bintik perdarahan di permukaan kedua paru dan jantung. Tidak terdapat patah tulang.

Dokter mengambil beberapa contoh jaringan untuk pemeriksaan laboratorium.

Keluarga korban datang ke dokter dan menanyakan tentang sebab-sebab kematian korban

karena mereka mencurigai adanya tindakkan kekerasan selama ditahanan polsek. Mereka

melihat sendiri adanya memar-memar ditubuh korban.


BAB III
PENBAHASAN KASUS

Aspek Hukum

 Pasal 6 KUHAP
(1) penyidik adalah :
a. Pejabat polisi Negara Republik Indonesia
b. Pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh
undang-undang.
(2) Syarat kepangkatan pejabat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) akan diatur
lebih lanjut dalam peraturan pemerintah.

 Pasal 7 KUHAP
(1) penyelidik sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 ayat (1) huruf a karena
kewajibannya mempunyai wewenang :
a. menerima laporan atau pengaduan dari seorang tentang adanya
tindak pidana;
b. melakukan tindakan pertama pada saat ditempat kejadian;
c. menyuruh berhenti seorang tersangka dan memeriksa tanda
pengenal diri tersangka;
d. melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan dan
penyitaan;
e. melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat;
f. mengambil sidik jari dan memotret seseorang;
g. memanggil orang untuk didengr dan dipriksa sbagai tersangka
atau saksi;
h. mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya
dengan pemeriksaan perkara;
i. mengadakan penghentian penyidikan;
j. mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung
jawab.
 Pasal 338 KUHP
Barang siapa dengan sengaja merampas nyawa orang lain, diancam karena
pembunuhan, dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun

Prosedur Mediko-legal
 Pasal 133 KUHAP
(1) dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang
korban baik luka, keracunan ataupun mati yang diduga karena peristiwa
yang merupakan tindak pidana, ia berwenang mengajukan permintaan
keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter dan atau ahli
lainnya.
(2) Permintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dilakukan secara tertulis, yang dalam surat itu disebutkan dengan tegas
untuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan
bedah mayat.
(3) Mayat yang dikirim kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter pada
rumah sakit harus diperlakukan secara baik dengan penuh penghormatan
terhadap mayat tersebut dan diberi label yang memuat identitas mayat, dilak
dengan diberi cap jabatan yang dilekatkan pada ibu jari kaki atau bagian
lain badan mayat.

 Pasal 179 KUHAP


(1) setiap orang yang diminta pendapatnya sebagai ahli kedokteran kehakiman
atau dokter atau ahli lainnya wajib memberikan keterangan ahli demi
kebaikan.
(2) Semua ketentuan tersebut di atas untuk saksi berlaku juga bagi mereka yang
memberikan keterangan ahli, dengan ketentuan bahwa mereka
mengucapkan sumpah atau janji akan memberikan keterangan yang sebaik-
baiknya dan sebenar-benarnya menurut pengetahuan dalam bidang
keahliannya.
 Pasal 184 KUHAP
Keterangan ahli akan dijadikan sebagai alat bukti yang sah di depan sidang
pengadilan.
 Pasal 351 KUHAP
(1) Penganiayaan diancam dengan pidana penjara
paling lama duatahun delapan bulan atau pidana denda paling banyak 4500
rupiah.
(3) Jika mengakibatkan mati; diancam dengan pidana penjara paling lama
tujuh tahun

Mediko legal
- Peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan tugas, kewajiban, dan tata
cara dalam melaksanakan profesi kedokteran.
- Masalah bioetika
Prosedur mediko legal
- penemuan
- pelaporan
- penyelidikan
- penyidikan
- pemberkasan perkara
- penuntutan
- persidangan
- putusan pengadilan
Keterangan dari prosedur medikolegal adalah :
1. penemuan dan pelaporan
- dilakukan oleh warga masyarakat yang melihat, mengetahui, atau mengalami
suatu kejadian yang diduga merupaka suatu tindakan pidana.
- Pelaporan dilakukan ke pihak yang berwajib, dalam hal ini kepolisian RI.
2. penyelidikan
- dilakukan oleh penyidik
- penyelidik adalah setiap pejabat polisi negara RI (pasal 4 KUHAP)
- menindak-lanjuti suatu pelaporan, untuk mengetahui apakah benar ada kejadian
seperti yang dilaporkan.
3. penyidikan
- dilakukan oleh penyidik
- penyidik adalah (pasal 6 KUHAP)
a. Pejabat polisi negara RI
b. Pejabat pegawai negri sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh
undang-undang.
- tindak lanjut setelah diketahui benar-benar telah terjadi suatu kejadian.
a. penyidik dapat meminta bantuan seorang ahli
b. dalam hal mengenai kejadian mengenai tubuh manusia, maka penyidik
dapat meminta bantuan dokter untuk dilakukan penanganan secara
kedokteran forensik.
4. pemberkasan perkara
- dilakukan oleh penyidik, menghimpun semua hasil penyidikannya, termasuk hasil
pemeriksaan kedokteran forensik yang dimintakan kepada dokter.
- Hasil berkas perkara ini diteruskan ke penuntut umum.
5. penuntutan
- dilakukan oleh penuntut umum disidang pengadilan setelah berkas perkara
lengkap diajukan ke pengadilan
6. persidangan
- pengadilan dipimpin oleh hakim atau majelis hakim
- dilakukan pemeriksaan terhadap terdakwa, para saksi dan para ahli, disini dokter
dapat dihadirkan di persidangan pengadilan untuk bertindak selaku saksi ahli atau
selaku dokter pemeriksa.
7. putusan pengadilan
vonis ditentukan oleh hakim dengan ketentuan :
a. keyakinan pada diri hakim bahwa memang telah terjadi suatu tindak
pidana dan bahwa terdakwa telah bersalah melakukan tindak pidana
tersebut
b. keyakinan hakim harus ditunjang oleh sekurang-kurangnya dua alat bukti
yang sah.

Pemeriksaan Mayat dan Interpretasi Temuan

Pemeriksaan :
 Mati Somatis (mati klinis) : Terjadi akibat terhentinya fungsi ketiga system

penunjang kehidupan, yaitu susunan saraf pusat, system kardiovaskuler dan

system pernapasan, yang menetap. Secara klinis tidak ditemukan refleks-

refleks, EEG mendatar, nadi tidak teraba, denyut jantung tidak terdengar, tidak

ada gerak pernapasan dan suara nafas tidak terdengar pada auskultasi.

Traumatologi

 Resapan darah yang luas di daerah kepala : bisa di karenakan cedera kepala

oleh benda tumpul.

 Wajah mayat terdapat bengkak dan memar (hematom) : suatu perdarahan

dalam jaringan bawah kulit/kutis akibat pecahnya kapiler dan vena, yang di

sebabkan oleh kekerasan benda tumpul. Luka memar kadangkala memberi

petunjuk tenteng benda penyebanya dan umur luka memarnya.

 Jejas jerat yang melingkari leher dengan simpul di daerah kiri belakang yang

membentuk sudut ke atas : penekanan benda asing berupa tali, ikat pinggang
kain dan sebagainya yg dapat melingkari leher yang bisa menyababkan

kematian akibat asfiksia atau refleks vagal. Beda dengan gantung diri, semua

arteri leher mngkn tertekan. Sedangkan pada kasus jerat arteri vertebralis tetap

paten. Sedangka simpul bisa di karenakan di gantung oleh pelaku penjeratan

terhadap korban.

 Patah ujung rawan gondok : bisa dikarena penjeratan atau karena simpul

 Punggung terdapat memar berbentuk dua garis sejajar (railway hematome) :

bisa menggambarkan benda yang di pakai untuk memukul seperti kayu, gagang

rotan dan gagang sapu.

 Daerah paha di sekitar kemaluannya terdapat beberapa luka bakarberbentuk

bundar berukuran diameter 1 cm : bisa dikarenakan luka sundutan rokok

 Di ujung penisnya terdapat luka bakar yang sesuai jejas listrik : gambaran

mkaroskopis jejas listrik pada daerah kontak berupa kerusakan lapisan tanduk

kulit sebagai luka bakar dengan tepi yang menonjol, disekitarnya terdapat

daerah yang pucatdikelilingi oleh kulit yang hiperemi. Bentuknya sering sesuai

dengan benda penyebab.

 Busa halus di dalam saluran napas dan bintik perdarahan di ke dua paru dan

jantung : merupakan tanda-tanda terjadinya asfiksia yang kemungkinan

disebabkan oleh karena penjeratan. Busa halus timbul akibat peningkatana

akitivitas pernapasan pada fase dispnea yang di sertai sekresi selaput lendir

saluran napas bagian atas. Keluar masuknya udara yang cepat dalam saluran

sempit akan menimbulkan busa yang kadang-kadang bercmapur darah akibat

pecahnya kapiler.
Perbedaan antara pembunuhan dan bunuh diri

Pembunuhan Bunuh Diri


Alat penjerat :
- simpul Biasanya simpul mati Simpul hidup
- jumlah lilitan Hanya satu Satu atau lebih
- arah Mendatar Serong keatas
- jarak titik tumpu Dekat Jauh
simpul
Korban :
- jejas jerat Berjalan mandatar Meninggi kearah simpul
- luka perlawanan + -
- luka-luka lain Ada,sering didaerah leher ( - ), luka percobaan
- jarak dari lantai jauh Dekat
TKP :

- lokasi Bervatiasi Tersembunyi

- kondisi Tidak teratur Teratur

- pakaian Tak teratur robek Rapi dan baik


Alat : Dari si pembunuh Berasal dari TKP
Surat peninggalan - +
Keadaan lain pada kasus ini Memperkosa anak pejabat Psikis dari korban karena

polisi disiksa dan di lecehkan

sedemikian parah.
LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL


RS CIPTO MANGUNKUSUMO

Nomor : 009/VER/I/2010 Jakarta, 20 April


2010
Perihal : Hasil pemeriksaan terhadap beberapa jaringan
Lampiran :-

PRO JUSTITIA
VISUM ET REPERTUM

Saya yang bertanda tangan dibawah ini Dr. Noni Ayunia S, dokter pada Rumah Sakit
Cipto Mangunkusumo, menerangkan bahwa berdasarkan permintaan tertulis dari Kepala
Kepolisian Sektor Polda Metro Jaya tertanggal 20 April 2010 no 009/VER/I/2010, maka pada
tanggal 20 April dua ribu sepuluh, pukul lima belas Waktu Indonesia Bagian Barat, bertempat di
Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, telah dilakukan pemeriksaan terhadap jaringan dengan no
regristrasi 0088121, yang menurut surat tersebut
adalah:-------------------------------------------------------------------------------------

Nama : ------------------------------------------------------------------------------------------------
Umur : ------------------------------------------------------------------------------------------------
Jenis kelamin : Laki-laki------------------------------------------------------------------------------------
Bangsa : -----------------------------------------------------------------------------------------------
Agama : -----------------------------------------------------------------------------------------------
Pekerjaan : -----------------------------------------------------------------------------------------------
Alamat : ------------------------------------------------------------------------------------------------

HASIL PEMERIKSAAN--------------------------------------------------------------------------------------
1. Wajah mayat terdapat pembengkakan dan memar------------------------------------------------------
2. Pada punggung terdapat memar berbentuk dua garisn sejajar (railway hematome)-----------
3. Didaerah paha sekitar kemaluannya terdapat beberapa luka bakar berbentuk bundar
berukuran diameter kira-kira satu sentimeter------------------------------------------------- ------------
4. Diujung penisnya terdapat luka bakar yang sesuai dengan jejas listrik------------------------------
5. Terdapat jejas jerat yang melingkari yang melingkari leher dengan simpul didaerah kiri
belakang yang membentuk sudut keatas--------------------------------------------------------------------
6. Ditemukan resapan darah yang luas dikepala, pendarahan yang tipis dibawah selaput otak,
sembab otak besar-----------------------------------------------------------------------------------------------
7. Tidak terdapat resapan kulit leher-----------------------------------------------------------------------------
8. Sedikit resapan darah di otot leher sisi kiri dan patah ujung rawan gondok sisi kiri--------------
9. Sedikit busa halus didalam saluran nafas--------------------------------------------------------------------
10. Sedikit bintik-bintik pendarahan dipermukaan kedua paru dan jantung-----------------------------
11. Tidak terdapat patah tulang-----------------------------------------------------------------------------------

KESIMPULAN--------------------------------------------------------------------------------------------------
Pada pemeriksaan ditemukan Wajah mayat terdapat pembengkakan dan memar, pada
punggung terdapat memar berbentuk dua garisn sejajar (railway hematome), didaerah paha
sekitar kemaluannya terdapat beberapa luka bakar berbentuk bundar berukuran diameter kira-
kira satu sentimeter, diujung penisnya terdapat luka bakar yang sesuai dengan jejas listrik,
terdapat jejas jerat yang melingkari yang melingkari leher dengan simpul didaerah kiri belakang
yang membentuk sudut keatas, ditemukan resapan darah yang luas dikepala, pendarahan yang
tipis dibawah selaput otak, sembab otak besar, tidak terdapat resapan kulit leher, sedikit
resapan darah di otot leher sisi kiri dan patah ujung rawan gondok sisi kiri, sedikit busa halus
didalam saluran nafas, sedikit bintik-bintik pendarahan dipermukaan kedua paru dan jantung,
tidak terdapat patah tulang...............................................................................................................

Demikianlah visum et repertum ini dibuat dengan sebenarnya dengan menggunakan


keilmuan yang sebaik-baiknya, mengingat sumpah sesuai dengan Kitab Undang-Undang Hukum
Acara Pidana (KUHAP)---------------------------------------------------------------------------------------

Dokter yang memeriksa

Dr. Noni Ayunia S


BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

1. Sampurna B, Syamsu S, Siswaja TD. Peranan Ilmu Forensik Dalam Penegakan


Hukum. Jakarta: Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia; 2003.

2. Staf Pengajar Bagian Kedokteran Forensik FKUI. Ilmu Kedokteran Forensik. 2nd
Ed. Jakarta: Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia; 1997.

3. Staf Pengajar Bagian Kedokteran Forensik FKUI. Peraturan Perundang-Undangan


Bidang Kedokteran. 2nd Ed. Jakarta: Bagian Kedokteran Forensik Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia; 1994.

Anda mungkin juga menyukai