Makalah PBL Blok 30 - Case 1 (Tape)
Makalah PBL Blok 30 - Case 1 (Tape)
Kasus 2
Disusun Oleh:
KELOMPOK I
Diskusi kelompok kami berlangsung selama 4 jam dibagi dalam dua sesi
pertemuan yang bertempat di ruangan teras kimia. Tiap sesi berlangsung dalam waktu 2
jam. Diskusi diikuti oleh 16 orang mahasiswa, sepanjang diskusi semua peserta
mengikuti jalannya diskusi dengan baik. Dalam diskusi kali ini, kelompok diskusi kami
dipimpin oleh Muhammad Rifri dan didampingi oleh Inti Herdianti sebagai sekretaris.
Hal-hal yang terjadi selama berlangsungnya diskusi adalah perdebatan antara
anggota diskusi.Yang menjadi tutor pada diskusi kelompok kami kali ini adalah dr.
Suweino.
BAB II
Kasus
polsek di jakarta. Ia adalah tersangka pelaku pemerkosaan terhadap seorang remaja putri
yang kebetulan anak dari seorang pejabat kepolisian. Berita yang dituliskan di dalam
surat permintaan visum et repertum adalah bahwa laki-laki ini mati karena gantung diri di
dalam sel tahanan polsek. Pemeriksaan yang dilakukan keesokan harinya menemukan
bahwa pada wajah mayat terdapat pembengkakkan dan memar, pada punggungnya
terdapat memar berbentuk dua garis sejajar (railway hematome) dn didaerah paha
disekitar kemaluannya terdapat beberapa luka bakar yang sesuai dengan jejas listrik.
Sementara itu terdapat pula jejas jerat yang melingkari leher dangan simpul di daerah kiri
Pemeriksaan bedah jenazah menemukan resapan darah yang luas di kulit kepala,
perdarahan yang tipis dibawah selaput keras otak, sembab otak besar, tidak terdapat
resapan kulit di kulit leher tetapi sedikit resapan darah di otot leher sisi kiri dan patah
ujung rawan gondok sisi kiri, sedikit busa halus didalam saluran napas, dan sedikit bintik-
bintik perdarahan di permukaan kedua paru dan jantung. Tidak terdapat patah tulang.
Keluarga korban datang ke dokter dan menanyakan tentang sebab-sebab kematian korban
karena mereka mencurigai adanya tindakkan kekerasan selama ditahanan polsek. Mereka
Aspek Hukum
Pasal 6 KUHAP
(1) penyidik adalah :
a. Pejabat polisi Negara Republik Indonesia
b. Pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh
undang-undang.
(2) Syarat kepangkatan pejabat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) akan diatur
lebih lanjut dalam peraturan pemerintah.
Pasal 7 KUHAP
(1) penyelidik sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 ayat (1) huruf a karena
kewajibannya mempunyai wewenang :
a. menerima laporan atau pengaduan dari seorang tentang adanya
tindak pidana;
b. melakukan tindakan pertama pada saat ditempat kejadian;
c. menyuruh berhenti seorang tersangka dan memeriksa tanda
pengenal diri tersangka;
d. melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan dan
penyitaan;
e. melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat;
f. mengambil sidik jari dan memotret seseorang;
g. memanggil orang untuk didengr dan dipriksa sbagai tersangka
atau saksi;
h. mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya
dengan pemeriksaan perkara;
i. mengadakan penghentian penyidikan;
j. mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung
jawab.
Pasal 338 KUHP
Barang siapa dengan sengaja merampas nyawa orang lain, diancam karena
pembunuhan, dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun
Prosedur Mediko-legal
Pasal 133 KUHAP
(1) dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang
korban baik luka, keracunan ataupun mati yang diduga karena peristiwa
yang merupakan tindak pidana, ia berwenang mengajukan permintaan
keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter dan atau ahli
lainnya.
(2) Permintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dilakukan secara tertulis, yang dalam surat itu disebutkan dengan tegas
untuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan
bedah mayat.
(3) Mayat yang dikirim kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter pada
rumah sakit harus diperlakukan secara baik dengan penuh penghormatan
terhadap mayat tersebut dan diberi label yang memuat identitas mayat, dilak
dengan diberi cap jabatan yang dilekatkan pada ibu jari kaki atau bagian
lain badan mayat.
Mediko legal
- Peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan tugas, kewajiban, dan tata
cara dalam melaksanakan profesi kedokteran.
- Masalah bioetika
Prosedur mediko legal
- penemuan
- pelaporan
- penyelidikan
- penyidikan
- pemberkasan perkara
- penuntutan
- persidangan
- putusan pengadilan
Keterangan dari prosedur medikolegal adalah :
1. penemuan dan pelaporan
- dilakukan oleh warga masyarakat yang melihat, mengetahui, atau mengalami
suatu kejadian yang diduga merupaka suatu tindakan pidana.
- Pelaporan dilakukan ke pihak yang berwajib, dalam hal ini kepolisian RI.
2. penyelidikan
- dilakukan oleh penyidik
- penyelidik adalah setiap pejabat polisi negara RI (pasal 4 KUHAP)
- menindak-lanjuti suatu pelaporan, untuk mengetahui apakah benar ada kejadian
seperti yang dilaporkan.
3. penyidikan
- dilakukan oleh penyidik
- penyidik adalah (pasal 6 KUHAP)
a. Pejabat polisi negara RI
b. Pejabat pegawai negri sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh
undang-undang.
- tindak lanjut setelah diketahui benar-benar telah terjadi suatu kejadian.
a. penyidik dapat meminta bantuan seorang ahli
b. dalam hal mengenai kejadian mengenai tubuh manusia, maka penyidik
dapat meminta bantuan dokter untuk dilakukan penanganan secara
kedokteran forensik.
4. pemberkasan perkara
- dilakukan oleh penyidik, menghimpun semua hasil penyidikannya, termasuk hasil
pemeriksaan kedokteran forensik yang dimintakan kepada dokter.
- Hasil berkas perkara ini diteruskan ke penuntut umum.
5. penuntutan
- dilakukan oleh penuntut umum disidang pengadilan setelah berkas perkara
lengkap diajukan ke pengadilan
6. persidangan
- pengadilan dipimpin oleh hakim atau majelis hakim
- dilakukan pemeriksaan terhadap terdakwa, para saksi dan para ahli, disini dokter
dapat dihadirkan di persidangan pengadilan untuk bertindak selaku saksi ahli atau
selaku dokter pemeriksa.
7. putusan pengadilan
vonis ditentukan oleh hakim dengan ketentuan :
a. keyakinan pada diri hakim bahwa memang telah terjadi suatu tindak
pidana dan bahwa terdakwa telah bersalah melakukan tindak pidana
tersebut
b. keyakinan hakim harus ditunjang oleh sekurang-kurangnya dua alat bukti
yang sah.
Pemeriksaan :
Mati Somatis (mati klinis) : Terjadi akibat terhentinya fungsi ketiga system
refleks, EEG mendatar, nadi tidak teraba, denyut jantung tidak terdengar, tidak
ada gerak pernapasan dan suara nafas tidak terdengar pada auskultasi.
Traumatologi
Resapan darah yang luas di daerah kepala : bisa di karenakan cedera kepala
dalam jaringan bawah kulit/kutis akibat pecahnya kapiler dan vena, yang di
Jejas jerat yang melingkari leher dengan simpul di daerah kiri belakang yang
membentuk sudut ke atas : penekanan benda asing berupa tali, ikat pinggang
kain dan sebagainya yg dapat melingkari leher yang bisa menyababkan
kematian akibat asfiksia atau refleks vagal. Beda dengan gantung diri, semua
arteri leher mngkn tertekan. Sedangkan pada kasus jerat arteri vertebralis tetap
terhadap korban.
Patah ujung rawan gondok : bisa dikarena penjeratan atau karena simpul
bisa menggambarkan benda yang di pakai untuk memukul seperti kayu, gagang
Di ujung penisnya terdapat luka bakar yang sesuai jejas listrik : gambaran
mkaroskopis jejas listrik pada daerah kontak berupa kerusakan lapisan tanduk
kulit sebagai luka bakar dengan tepi yang menonjol, disekitarnya terdapat
daerah yang pucatdikelilingi oleh kulit yang hiperemi. Bentuknya sering sesuai
Busa halus di dalam saluran napas dan bintik perdarahan di ke dua paru dan
akitivitas pernapasan pada fase dispnea yang di sertai sekresi selaput lendir
saluran napas bagian atas. Keluar masuknya udara yang cepat dalam saluran
pecahnya kapiler.
Perbedaan antara pembunuhan dan bunuh diri
sedemikian parah.
LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN
PRO JUSTITIA
VISUM ET REPERTUM
Saya yang bertanda tangan dibawah ini Dr. Noni Ayunia S, dokter pada Rumah Sakit
Cipto Mangunkusumo, menerangkan bahwa berdasarkan permintaan tertulis dari Kepala
Kepolisian Sektor Polda Metro Jaya tertanggal 20 April 2010 no 009/VER/I/2010, maka pada
tanggal 20 April dua ribu sepuluh, pukul lima belas Waktu Indonesia Bagian Barat, bertempat di
Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, telah dilakukan pemeriksaan terhadap jaringan dengan no
regristrasi 0088121, yang menurut surat tersebut
adalah:-------------------------------------------------------------------------------------
Nama : ------------------------------------------------------------------------------------------------
Umur : ------------------------------------------------------------------------------------------------
Jenis kelamin : Laki-laki------------------------------------------------------------------------------------
Bangsa : -----------------------------------------------------------------------------------------------
Agama : -----------------------------------------------------------------------------------------------
Pekerjaan : -----------------------------------------------------------------------------------------------
Alamat : ------------------------------------------------------------------------------------------------
HASIL PEMERIKSAAN--------------------------------------------------------------------------------------
1. Wajah mayat terdapat pembengkakan dan memar------------------------------------------------------
2. Pada punggung terdapat memar berbentuk dua garisn sejajar (railway hematome)-----------
3. Didaerah paha sekitar kemaluannya terdapat beberapa luka bakar berbentuk bundar
berukuran diameter kira-kira satu sentimeter------------------------------------------------- ------------
4. Diujung penisnya terdapat luka bakar yang sesuai dengan jejas listrik------------------------------
5. Terdapat jejas jerat yang melingkari yang melingkari leher dengan simpul didaerah kiri
belakang yang membentuk sudut keatas--------------------------------------------------------------------
6. Ditemukan resapan darah yang luas dikepala, pendarahan yang tipis dibawah selaput otak,
sembab otak besar-----------------------------------------------------------------------------------------------
7. Tidak terdapat resapan kulit leher-----------------------------------------------------------------------------
8. Sedikit resapan darah di otot leher sisi kiri dan patah ujung rawan gondok sisi kiri--------------
9. Sedikit busa halus didalam saluran nafas--------------------------------------------------------------------
10. Sedikit bintik-bintik pendarahan dipermukaan kedua paru dan jantung-----------------------------
11. Tidak terdapat patah tulang-----------------------------------------------------------------------------------
KESIMPULAN--------------------------------------------------------------------------------------------------
Pada pemeriksaan ditemukan Wajah mayat terdapat pembengkakan dan memar, pada
punggung terdapat memar berbentuk dua garisn sejajar (railway hematome), didaerah paha
sekitar kemaluannya terdapat beberapa luka bakar berbentuk bundar berukuran diameter kira-
kira satu sentimeter, diujung penisnya terdapat luka bakar yang sesuai dengan jejas listrik,
terdapat jejas jerat yang melingkari yang melingkari leher dengan simpul didaerah kiri belakang
yang membentuk sudut keatas, ditemukan resapan darah yang luas dikepala, pendarahan yang
tipis dibawah selaput otak, sembab otak besar, tidak terdapat resapan kulit leher, sedikit
resapan darah di otot leher sisi kiri dan patah ujung rawan gondok sisi kiri, sedikit busa halus
didalam saluran nafas, sedikit bintik-bintik pendarahan dipermukaan kedua paru dan jantung,
tidak terdapat patah tulang...............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
2. Staf Pengajar Bagian Kedokteran Forensik FKUI. Ilmu Kedokteran Forensik. 2nd
Ed. Jakarta: Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia; 1997.