Anda di halaman 1dari 4

1.

Hakikat Ideologi Islam


Islam dilahirkan dari proses berfikiryang menghasilkan keyakinan yang teguhterhadap
keberadaan (wujud ) Allahsebagai Sang Pencipta dan Pengatur Kehidupan,alam semesta dan
seluruh isinya, termasuk manusia. Darinya lahir keyakinan akankeadilan dan kekuasaan
Allah Yang Maha Tahu dan Maha Pengatur, Allah telahmewahyukan aturan hidup, yaitu
syariat Islamyang sempurna dan diperuntukkan bagi manusia. Syariat Islam tersebut
bersumber pada Al Qur'andan Al Hadist. Darikeyakinan ini tumbuhlah keyakinan akan
adanya rasuldari golongan manusia, yangmenuntun dan mengajarkan manusia untuk
mentaati penciptanya, dan meyakini akanadanya hari perjumpaan dengan Allah SWT.

Kehidupan terdiri dari bermacam aspek, mulai dari yang berhubungan dengan individu,
keluarga, hingga bermasyarakat, agar segalanya berjalan lancar, dibutuhkan aturan untuk
membatasi setiap urusan atau perbuatan yang dilakukan seseorang. Aturan dapat berupa
hukum negara, norma, adat istiadat, dan agama.
Dalam islam, dikenal adanya syariat atau hukum islam, yaitu ketentuan berupa perintah,
anjuran, dan larangan dari Allah yang bersumber dari Al Qur’an dan hadist. Allah berfirman
dalam QS Ali Imran ayat 138 “Al Qur’an adalah penjelasan bagi umat manusia, juga
petunjuk dan nasehat bagi orang orang yang bertaqwa”. Dalam sebuah hadist juga
disebutkan “Agama adalah nasihat bagi Allah, Rasul Nya, untuk para pemimpin, dan untuk
para orang awam”. (HR Bukhori).

Hukum islam ah yang mengatur bagaimana kita bersikap dalam kehidupan sehari hari.
Manfaat yang akan didapat secara umum ialah kita akan memiliki kehidupan yang teratur
dan terarah. Dengan mengetahui hukum islam, kita akan memahami apa saja yang
bermanfaat atau yang disukai oleh Allah dan yang sia sia atau dilarang oleh Allah.

Dengan ini kita semua mengerti bahwa islam mencakup keseluruhan termasuk dalam
kehidupan sehari-hari segala perbuatan kita harus bersandar pada hukum-hukum islam, baik
itu dari hubungan kita dengan Allah (Habluminallah), dengan diri sendiri, maupun orang
lain (Habluminannas).

1. Habluminallah
Manusia diciptakan oleh Allah untuk mengabdi kepada-Nya. Allah memerintahkan manusia
untuk menyembah hanya kepada Allah, dan beribadah kepada-Nya. Ibadah dalam kaitan
yang diperintahkan oleh Allah ada banyak, baik itu sholat, membaca al-qur’an, haji dan
sebagainya, sebagai contoh antara lain;

- Sholat
Sholat adalah salah satu ibadah wajib yang diperintahkan oleh Allah. Perintah Sholat
disebutkan berkali-kali di Al Qur’an mulai dari Surat Al Baqarah ayat 3, 43, 45, 83, 110,
153, 177, 238, 277, Surat Annisa ayat 43, 102, 103, 162, dsb, dan masih banyak lagi. Begitu
pentingnya Sholat sehingga kelak Sholat adalah ibadah pertama yang diperiksa dalam
perhitungan amal di akherat dan menjadi tolok ukur seluruh amal ibadah lainnya. Bila
sholatnya baik maka seluruh amal ibadahnya baik, begitu juga sebaliknya bila sholatnya
jelek (atau tidak pernah sholat) maka jeleklah seluruh amal lainnya.
Begitu pentingnya sholat maka ia disebutkan sebagai tiangnya agama, siapa yang
mendirikan sholat maka dia telah menegakkan tiang agama, sebaliknya yang meninggalkan
sholat berarti telah meruntuhkan tiang agama. Itulah sebabnya sholat diwajibkan bagi
seluruh umat muslim dewasa yang berakal tanpa kecuali. Sesungguhnya sholat juga
diperintahkan dan dilakukan oleh umat-umat terdahulu sebelum umat Muhammad saw.

Jadi sebenarnya seluruh umat manusia mulai dari nabi Adam a.s. diperintahkan untuk sholat
sebagai bentuk penyembahan dan ketundukan (sujud) dari seorang hamba kepada Tuhannya
yaitu Allah SWT. Barangsiapa yang enggan melakukan sholat maka akan mendapatkan
siksa yang amat pedih sejak di alam barzah (kubur) hingga di kehidupan akhirat nanti.

- Membaca Al Qurán
Semua orang tahu bahwa kitab suci umat Islam adalah Al Qurán. Di dalamnya terdapat
hukum, aturan, dan pedoman dan harus dipatuhi oleh umat Islam. Terdapat juga ilmu
pengetahuan dan sejarah (cerita) bisa dijadikan hikmah bagi umat manusia. Al Qurán harus
dibaca dan dipelajari untuk dilaksanakan dan dijadikan acuan dalam kehidupan sehari-hari.

Bila umat Islam selalu bersandar kepada Al Qurán (dan Hadits) maka akan menjadi umat
yang kuat. Sebaliknya bila umat Islam tidak mau membaca dan mempelajari Al Qurán maka
mereka tidak mengerti aturan yang harus dianut sebagai seorang muslim atau dengan kata
lain menjadi orang yang bodoh (jahil) yaitu bodoh dalam ilmu agama dan akibatnya bisa
diduga, umat Islam akan semakin jauh dari Islam dan menjadi kaum yang lemah bahkan
menuju kepada kehancuran.

2. Hubungan dengan dirinya sendiri


Hal ini berkaitan dengan segala aktivitas dan tingkah laku setiap individu harus berdasarkan
islam, mulai dari berpakaian, cara bersikap dan sebagainya. Adapun akhlak pada diri sendiri
diantaranya mencakup hal-hal berikut:

Berakhlak terhadap jasmani.


Menjaga kebersihan dirinya. Islam menjadikan kebersihan sebagian dari Iman. Ia
menekankan kebersihan secara menyeluruh meliputi pakaian dan juga tubuh badan.
Rasulullah memerintahkan sahabat-sahabatnya supaya memakai pakaian yang bersih, baik
dan rapi terutamanya pada hari Jum’at, memakai wewangian dan selalu bersugi.
Menjaga makan minumnya. Bersederhanalah dalam makan minum, berlebihan atau
melampau di tegah dalam Islam. Sebaiknya sepertiga dari perut dikhaskan untuk makanan,
satu pertiga untuk minuman, dan satu pertiga untuk bernafas.
Tidak mengabaikan latihan jasmaninya. Riyadhah atau latihan jasmani amat penting dalam
penjagaan kesehatan, walau bagaimnapun ia dilakukan menurut etika yang ditetapkan oleh
Islam tanpa mengabaikan hak-hak Allah, diri, keluarga, masyarakat dan sebagainya, dalam
artikata ia tidak mengabaikan kewajiban sembahyang, sesuai kemampuan diri, menjaga
muruah, adat bermasyarakat dan seumpamanya.
Rupa diri. Seorang muslim mestilah mempunyai rupa diri yang baik. Islam tidak pernah
mengizinkan budaya tidak senonoh, compang-camping, kusut, dan seumpamanya. Islam
adalah agama yang mempunyai rupa diri dan tidak mengharamkan yang baik. Setengah
orang yang menghiraukan rupa diri memberikan alasan tindakannya sebagai zuhud dan
tawadhuk. Ini tidak dapat diterima karena Rasulullah yang bersifat zuhud dan tawadhuk
tidak melakukan begitu. Islam tidak melarang umatnya menggunakan nikmat Allah
kepadanya asalkan tidak melampau dan takabbur.

Berakhlak terhadap akalnya.


Memenuhi akalnya dengan ilmu. Akhlak Muslim ialah menjaganya agar tidak rusak dengan
mengambi sesuatu yang memabukkan dan menghayalkan. Islam menyuruh supaya
membangun potensi akal hingga ke tahap maksimum, salah satu cara memanfaatkan akal
ialah mengisinya dengan ilmu. Ilmu fardhu‘ain yang menjadi asas bagi diri seseorang
muslim hendaklah diutamakan karena Ilmu ini mampu dipelajari oleh siapa saja, asalkan dia
berakal dan cukup umur. Pengabaian ilmu ini seolah-olah tidak berakhlak terhadap akalnya.
Penguasaan ilmu. Sepatutnya umat Islamlah yang selayaknya menjadi pemandu ilmu supaya
manusia dapat bertemu dengan kebenaran. Kekufuran (kufur akan nikmat) dan kealfaan
ummat terhadap pengabaian penguasaan ilmu ini. Perkara utama yang patut diketahui ialah
pengetahuan terhadap kitab Allah, bacaannya, tajwidnya, dan tafsirnya. Kemudian hadits-
hadits Rasul, sirah, sejarah sahabat, ulama, dan juga sejarah Islam, hukum hakam ibadat
serta muamalah. Sementara itu umat islam hendaklah membuka tingkap pikirannya kepada
segala bentuk ilmu, termasuk juga bahasa asing supaya pemindahan ilmu berlaku dengan
cepat. Rasulullah pernah menyuruh Zaid bin Tsabit supaya belajar bahasa Yahudi dan
Syiria. Abdullah bin Zubair adalah antara sahabat yang memahami kepentingan menguasai
bahasa asing, beliau mempunyai seratus orang khadam yang masing-masing bertutur kata
berlainan, dan apabila berhubungan dengan mereka, dia menggunakan bahasa yang
dituturkan oleh mereka.

Berakhlak terhadap jiwa.

Manusia pada umumnya sadar bahwa jasad perlu disucikan selalu, begitu juga dengan jiwa.
Pembersihan jiwa beda dengan pembersihan jasad. Ada beberapa cara membersihkan jiwa
dari kotorannya, antaranya:
 Bertaubat
 Bermuqarabah
 Bermuhasabah
 Bermujahadah
 Memperbanyak ibadah
 Menghadiri majlis Iman

Untuk meningkatkan tahap kejiwaan kita tidak boleh keseorangan. Lantaran dari pada itu
kita perlu sahabat yang boleh memperingatkan diri kita. Disamping itu kita perlu berdoa
kepada Allah.

3. Habluminannas
Allah memerintahkan manusia untuk saling menyayangi dan berbuat baik satu dengan yang
lainya. Allah mengatur masalah hubungan yang baik sesama manusia antara lain tentang :
Mendahulukan kepentingan orang lain yang lebih penting (QS 2:177, 59:9),
Berbuat baik adalah merupakan sebaik-baik amalan (QS 3:92, 3:134),
Menyempurnakan takaran dan timbangan, serta tidak merugikan orang lain (QS 7:85, 11:84,
11:85, 17:35, 26:181, dsb) – mengurangi takaran termasuk korupsi kecil-kecilan.
Berinfak atau memberikan sebagian rizki kepada orang lain yang membutuhkan (QS 2:254,
3:92, 14:31, 32:16, 35:29, 42:38, dsb)
Tolong menolong dan kasih sayang (QS 5:2, 48:29, 24:22, 90:17)

Kesimpulannya adalah segala perbuatan baik kepada sesama manusia, tidak merugikan
orang lain, tolong menolong dan kasih sayang memang diperintahkan oleh Allah kepada
manusia, artinya hubungan baik kepada sesama manusia itu dalam rangka hubungan baik
kepada Allah (dalam rangka melaksanakan perintah Allah).
Dengan kata lain habluminannas dalam rangka habluminallah. Keduanya sejalan dan tidak
untuk dipertentangkan. Orang yang mengabaikan habluminannas selain mendapatkan murka
dari Allah dan konsekuensi di akhirat, juga akan menerima konsekuensi dari sesama
manusia lainya yaitu berupa perlakuan atau sanksi atau hukuman dari aturan/hukum atau
norma masyarakat di mana ia berada.

Anda mungkin juga menyukai