Anda di halaman 1dari 17

BAB XII

PENGUJIAN BETON

12.1 PERENCANAAN CAMPURAN BETON

12.1.1 Latar Belakang

Langkah awal dalam pembuatan beton adalah pembuatan mix design. Mix design
adalah perbandingan komposisi beton yang terdiri atas agregat halus, agregat
kasar, semen, dan pasir. Mix design ini dimaksudkan agar beton yang dibuat
menghasilkan campuran dengan kekentalan yang tepat, keawetan yang tinggi,
kuat tekan yang baik, serta ekonomis.

Perhitungan perencanaan campuran beton harus didasarkan pada data sifat – sifat
bahan yang akan dipergunakan dalam produksi beton. Susunan campuran beton
yang diperoleh dari perencanaan ini harus dibuktikan melalui campuran coba yang
menunjukan bahwa prporsi tersebut dapat memenuhi kekuatan beton.

Oleh karena itu penting untuk melakukan pengujian beton bedasarkan mix
desaign yang telah dibuat. Diharapkan mahasiswa mampu membuat campuran
beton berkualitas tinggi dengan menerapkan perhitungan mix design hasil
pengujian ini.

12.1.2 Tujuan Pengujian

Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa diharapkan dapat :

1. Mengetahui cara pembuatan beton dengan kualitas dan kuantitas yang


baik.
2. Menghitung jumlah kebutuhan bahan yang dibutuhkan untuk pembuatan
beton.

12.1.3 Dasar Teori

Beton adalah campuran dari semen, agregat halus, agregat kasar, dan air.
Campuran antara semen dan air membentuk pasta, pasta dan pasir secara bersama-
sama membentuk mortar, dan mortar ditambah kerikil akan membentuk beton.
Untuk mendapatkan sifat-sifat tertentu, beton segar diberi bahan tambah. Bahan-
bahan ini dicampur dengan perbandingan tertentu, kemudian dimasukkan ke
dalam suatu cetakan/begesting. Setelah dua jam beton segar ini akan mulai
mengeras, makin lama semakin keras dan semakin besar kuat tekannya. Kualitas
beton dapat dievaluasi dari kuat tekannya, dan ini sangat tergantung dari kualitas
bahan pembentuknya, serta perbandingan dari komposisi bahan tersebut . Tentang
rancang campur beton ini telah diatur dalam SK SNI T 15-1990-03.

12.1.4 Perencanaan Komposisi Beton

Direncanakan campuran normal

1. Kuat tekan = 20 Mpa dengan umur 28 hari


2. Jumllah benda uji = 12 silinder
3. Semen yang digunakan = Portland type I
4. Tinggi slump = 30 – 60 mm
5. Ukuran butiran agregat max = 40 mm
6. Nilai FAS max = 0.6
7. Kadar semen min = 275 kg/m3
8. Berat Jenis SSC = 2.55
9. Berat Jenis Kerikil = 2.6
10. Kadar Air Pasir = 1.75 %
11. Penyerapan Pasir = 1.55 %
12. Kadar Air Kerikil = 1.35 %
13. Penyerapan Kerikil = 1.45 %

TABEL/GRAFIK
No URAIAN / NILAI
PERHITUNGAN
Kuat Tekan yang 20 MPa pada 28 hari Bagian
1 diketahui
disyaratkan (f’C) cacat 5%, k = 1.64
2 Deviasi standar (Sr) ditetapkan 7 Mpa atau tanpa data
3 Niali tambah (M) M = k x Sr 1.64 x 7 = 11.5 Mpa
4 Kekuatan rata-rata yang fCR = f’C + M 20 + 11.5 = 31.5 MPa
ditargetkan (fCR)
5 Jenis semen diketahui Type I
Kasar = Batu Pecah (Alami)
6 Jenis Agregat diketahui
Halus = Pasir (Alami)
7 Faktor Air Semen bebas Tabel 2, grafik 1* 0.53
Faktor Air Semen Max
8 diketahui 0.6
(FASmax)
9 Tinggi slump diketahui 30 – 60 mm
10 Ukuran agregat max diketahui 40 mm
2 1 2 1
11 Kadar air bebas (KAB) W h+ Wk ( 160 ) + ( 190 )=170 kg/m3
3 3 3 3
170
Ka =283 kg/m3 (yang
12 Jumlah semen (KS) Ks= 0.6
FASmax
digunakan)
Ka 170
13 Jumlah semen max Ks( max)= =320 kg/m3
FAS 0.53
14 Jumlah semen min diketahui 275 kg/m3
Faktor air semen yang
15 - Masuk koreksi
disesuaikan
Susunan besar butir agregat Daerah gradasi susunan butir
16 Grafik 3 – 6*
halus 2 zona 2
Susunan agregat kasar atau
17 Grafik 3* Masuk koreksi
gabungan
Hasil Plot Grafik
3* 35+28
18 Persen agregat halus =31.5 %
BA + BB 2
2
% pasir = 31.5 %  2.55
Berat jenis relative agregat % kerikil = 68.5 %  2.6
19 Diketahui
(kering permukaan) BJ gabungan = (0.315)2.55
+(0.685)2.6 = 2.58
20 Berat isi beton (BIB) Grafik 16* 2380 kg/m3
21 Kadar agregat gabungan 20 – 12 – 11 1927 kg/m3
22 Kadar agregat halus 18 x21 607 kg/m3
23 Kadar agregat kasar 21 – 22 1320 kg/m3
*Bedasarkan SNI Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran
Beton Normal (SNI 03-2834-2000)

Komposisi Campuran :

Kair = 170 kg/m3


Ksemen = 283 kg/m3

Kpasir = 607 kg/m3

Kkerikil = 1320 kg/m3

BIB = 2380 kg/m3

Koreksi

1.75
Kkap = x 607=10.62 kg/m3
100

1.35
Kkak = x 1320=17.82 kg/m3
100

1.55
Kpyp = x 607=9.41 kg/m3
100

1.45
Kpyk = x 1320=19.14 kg/m3
100

Kka = KA – Kkap – Kkak + Kpyp + Kpyk

= 170 – 10.62 – 17.82 + 9.41 + 19.14

= 170.11 kg/m3

Kkp = Kp + Kkap – Kpyp

= 607 + 10.62 – 9.41

= 608.22 kg/m3

Kkk = Kk + Kkak – Kpyk

= 1320 + 17.82 – 19.14

= 1318.68 kg/m3

Komposisi Campuran Beton Koreksi

Kka = 170.11 kg/m3

Kka
Ks = 283 kg/m3 Fas= =0.6
Ks
Kkp = 608.22 kg/m3

Kkk = 1318.68 kg/m3

Volume 12 Silinder (15 x 30 cm)

1
V 12S ¿ 12 ( 4
π ( 0.15 )2 ( 0.3 ) )
= 0.063 m3

Komposisi Campuran Beton Silinder

Kka =0.063 m3 x 170.11 kg/m3

= 10.717 kg

Ks = 0.063 m3 x 283 kg/m3

= 17.828 kg

Kkp = 0.063 m3 x 608.22 kg/m3

= 38.32 kg

Kkk = 0.063 m3 x 1318.68 kg/m3

= 83.08 kg

12.1.5 Peralatan dan Bahan

Peralatan
Keterangan :

1. Cetakan silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm.


2. Bak pengaduk beton yang kedap air atau mesin pengaduk (Mollen)
3. Mesin Tekan
4. Timbangan dengan ketelitian 0.3% dari berat contoh.
5. Tongkat pemadat dengan diameter 16 mm, panjang 60cm.
6. Satu set alat pelapis/capping.
7. Sendok spesi
8. Spatula
9. Loyang besar
10. Talam
11. Satu set alat pemeriksa slump dan Bobot Isi Beton
Bahan

Keterangan :

1. Pasir
2. Air
3. Kerikil
4. Semen

12.1.6 Prosedur Pengujian


1. Menyiapkan perhitungan mix design.
2. Meminjam peralatan dan mempersiapkan bahan yang akan digunakan.

12.1 Meminjam peralatan lab uji


beton

3. Menimbang bahan sesuai

denganperhitungan

12.2 Menimbang bahan


4. Menyiapkan peralat mesin molen.
12.3 Menyiapkan
Mesin Mollen

5. Menyiapkan cetakan silinder


dan mengolesi dengan pelumas

6. Mengoperasikan mesin Mollen


dengan
menghubungkan dengan arus
listrik.

12.4 Mengoperasikan Mesin Mollen


7. Memasukan bahan padat kedalam badan mesin mollen.
12.5 Memasukan Agregat
pada Mesin Mollen
8. Memasukan air dalam mesin mollen
ketika mesin telah bergerak.

12.6 Memasukan Air

9. Ketika campuran telah teraduk, masukan dalam cetakan yang sebelumnya


telah dilapisi dengan pelumas.

12.7 Memasukan dalam cetakan


10. Kurangi gelembung udara dalam beton
dengan menusuk nusuk benda uji lalu
ratakan sesuai cetakan

12.8 Menusuk nusuk benda uji

11. Mendiamkan benda uji dalam


cetakan selama 1 hari, lalu melepas
cetakan

12.9 Membongkar Cetakan


12. Lakukan perendaman selama 7 hari, 14 hari, 21 hari, dan 28 hari.

12.10 Merendam benda uji

12.1.7 Penutup

12.1.7.1 Kesimpulan

Dari pengujian yang telah dilakukan kita


dapatkan campuran beton yang sesuai dan juga
mengetahui kebutuhan dari pembuatan beton
melalui benda uji secara proposional.

12.1.7.1 Saran

Saat pengujian berlangsung lebih ditekankan


faktor keamanan dan ketertiban di
laboratorium agar penghujian lebih terkondisikan.

12.3 PENGUJIAN BETON KERAS

12.3.1 Latar Belakang

Penggunaan beton saat ini telah menyebar disegala aspek bangunan. Seperti
banguan air, geotrans dan bangunan sipil lainnya. Umur beton ini berpengaruh
pada tingkat kualitas beton. Karena mutu beton pada umurnya memiliki tingkat
mutu yang berbeda beda makan penting melakukan pengujian ini sehingga
mahasiswa mampu mengenali mutu beton bedasarkan umur .
12.3.2 Tujuan Pengujain

Setelah melakukan percobaan ini, diharapkan mahasiswa dapat :

1. Mengetahui pembuatan beton dengan mutu tinggi.


2. Mengitung jumlah kebutuhan bahan yang dibutuhkan untuk pembuatan
beton.

12.3.3 Dasar Teori

Beton adalah campuran dari semen, agregat halus, agregat kasar, dan air.
Campuran antara semen dan air membentuk pasta, pasta dan pasir secara bersama-
sama membentuk mortar, dan mortar ditambah kerikil akan membentuk beton.
Untuk mendapatkan sifat-sifat tertentu, beton segar diberi bahan tambah. Bahan-
bahan ini dicampur dengan perbandingan tertentu, kemudian dimasukkan ke
dalam suatu cetakan/begesting. Setelah dua jam beton segar ini akan mulai
mengeras, makin lama semakin keras dan semakin besar kuat tekannya. Kualitas
beton dapat dievaluasi dari kuat tekannya, dan ini sangat tergantung dari kualitas
bahan pembentuknya, serta perbandingan dari komposisi bahan tersebut . Tentang
rancang campur beton ini telah diatur dalam SK SNI T 15-1990-03.

12.3.4 Peralatan dan Bahan

Keterangan:

1. Cetakan silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm.


2. Timbangan dengan ketelitian 0.3 % dari berat contoh.
3. Mesin tekan.
4. Satu set alat pelapis
5. Sendok spesi
6. Spatula
7. Tongkat pemadat
8. Talam
9. Alat pemeriksaan slump dan bobot isi beton.
12.3.5 Langkah kerja

1. Meminjam alat dan bahan pada instruktur bengkel.

12.1 Proses peminjaman


peralatan

2. Mengangkat beton yang telah


direndam lalu dibiarkan pada
suhu ruangan selama 24 jam.
12.2 Mengambil 2 buah benda uji
3. Setelah 24 jam, menimbang 2 dari masing maing beton menggunakan
timbangan

4. Melelahkan blerang, blerang digunakan untuk sisi salah satu sisi yang
alasnya tidak atau kurang rata.

5. Ketika blerang sudah meleleh tuangkan pada cetakan lalu letakan sisi
beton silinder diaatas cetakan, lalu tunggu hingga kering.

6. Setelah bagian alas dan atap silinder telah terlapisi dengan belerang,
pindahkan kedua benda uji pada alas mesin tekan

7. Menghidupkan mesin press dengan kecepatan 4kN

8. Setelah jarum pada kedua mesing tidak bergerak keatas, dan salah satu
jarum kembali ke 0, baca hasil pengukuran dan matikan mesin

12.3.6 Hasil Pengujian Kuat Tekan

Tanggal Jenis Berat Tegang Tekan


Umur Berat
Buat Uji Kontruksi Tekan (kg) (kg/cm2)
12 Maret 19 Maret 7 hari Silinder 12.7 20020 133,35
12.5 14500 82,095
11.95 15300 86,624
26 Maret 14 hari
12.4 16100 91,154
12.7 12150 68,789
2 April 21 hari
11.6 13600 76,999
11.9 12400 70,205
9 April 28 hari
12.7 14300 80,962

12.3.7 Pembahasan
a. Luas = πr2
= (3.14) x 7.5 x7.5
= 176.625 m2
b. Uji Tekan
7 hari : 200.2 kN  20020 kg
: 145 kN  14500 kg
14 hari : 153 kN  15300 kg
: 161 kN  16100 kg

21 hari :121.5 kN  12150 kg

: 136 kN  13600 kg

28 hari : 124 kN  12400 kg

: 143 kN  14300 kg

P
c. Fci =
A

7 hari

20020
Fci =
176,625
= 113.35 kg / cm2
14500
Fci =
176,625
= 82,095 kg / cm2

14 hari
15300
Fci =
176,625
= 86,624 kg / cm2
16100
Fci =
176,625
= 91,154 kg / cm2

21 hari
12150
Fci =
176,625
= 68,789 kg / cm2
13600
Fci =
176,625
= 76,999 kg / cm2

28 hari
12400
Fci =
176,625
= 70,205 kg / cm2
14300
Fci =
176,625
= 80,962 kg / cm2

Penutup

Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan sebelumnya, dapat di simpulkan sebagai


berikut
1. Kuat tekan beton dapat di lakukan dengan cara uji benda kubus berisi
15x15x15 cm3 kubus bersisi dan silinder dengan diameter 15 cm dan
tonggo 30 cm memenuhi berbagai tuntutan tertentu dapat mengubah
perbandingan bahan dasar yang sesuai cara pengerjaan yang cocok dan
kemampuan pekerja, untuk mencapai kuat tekan rencana sebesar 30 mpa
setelah berumur 28 hari
2. Agregat yang paling berpengaruh terhadap kekuatan beton ialah kekasaran
permukaan dan variasi ukuranya (gradasi). Oleh karena itu kekerasan
permukaan ini berpengaruh terhadap kurva tegangan regangan tekan
beton, dan terhadap kekuatan betonya.
3. Komposisi campuran beton terdiri dari air, PC(semen), agregat dan pasir

Saran-saran

1. Uji kuat tekan beton kubus dengan ukuran 15x15x15 cm 3 sebaiknya di


lakukan berkala yaitu mulai umur 7 hari, 15 hari, 21 hari dan 28 hari untuk
mengetahui perkembangan kekuatan tekan berkala yangakhirnya tercapai
kekuatan rencana sebesar 30 mpa setelah berumur 28 hari.
2. Agregat halus maupun agregat kasar seharusnya dilakukan pemeriksaan
labolatorium bahan bangunan agar bisa tercapai setandart yang berlaku
3. Komposisi campuran beton di lakukan seteliti mungkin dan di timbang
dalam keadaan kering kemudian di aduk dampai pulen.

Anda mungkin juga menyukai