i
Daftar Isi
Pengantar ........................................................................................................................ i
Daftar isi .......................................................................................................................... ii
1. Pendahuluan .......................................................................................................... 1
2. Pengambilan contoh agregat ................................................................................ 2
2.1. Pengambilan contoh dari timbunan agregat bentuk kerucut ......................... 2
2.2. Pengambilan contoh dari timbunan agregat bentuk trapesium ..................... 3
2.3. Pengambilan Contoh dari Ban Berjalan (conveyor belt) ............................... 4
2.4. Pengambilan Contoh Dari Pengangkutan ..................................................... 5
2.5. Pengambilan Contoh dari Hamparan Lapangan ........................................... 6
2.6. Pengambilan Contoh dari Sumber Agregat Potensial ................................... 7
2.7. Pengambilan Contoh Dari Sumber Batuan Padat/Kompak (massive) .......... 8
2.1.1. Pengambilan contoh dari truk pengangkut atau dari bak mesin
penampung ....................................................................................... 2
ii
Pengujian Batas Cair Tanah dengan Alat Casagrande .
1. Pendahuluan
Tanah dasar merupakan pondasi bagi perkerasan, baik perkerasan pada jalur lalu-lintas maupun
pada bahu. Dengan demikian, maka tanah dasar harus mampu memikul beban kendaraan yang
disalurkan oleh perkerasan.
Disamping harus mempunyai kekuatan, tanah dasar juga harus mempunyai stabilitas volume
akibat pengaruh lingkungan, terutama air. Karena kekuatan dan satbilitas volume sangat
dipengaruhi air, pengendalian air (drainase) merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
pekerjaan tanah dasar.
Untuk keperluan disain perkerasan berdasarkan pendekatan empiris, parameter kekuatan tanah
dasar yang populer digunakan adalah CBR, meskipun dewasa ini ada kecenderungan diganti
dengan modulus resilien.
Sejauh ini, informasi yang ada umumnya menunjukkan bahwa dalam arah vertikal, tanah dasar
mempunyai tebal yang tidak jelas.
Namun demikian, terdapat informasi yang menyatakan bahwa tebal tanah dasar adalah sekitar 1
(satu) meter. Tebal tersebut nampaknya didasarkan pada salah satu persyaratan letak
permukaan air tanah yang dipandang tidak mempengaruhi kinerja tanah dasar, yaitu harus
sekurang-kurangnya sekitar 1,2 m di bawah permukaan tanah dasar.
Ketentuan mengenai tebal tersebut diperlukan dalam rangka menentukan kekuatan (CBR),
apabila tanah dasar terdiri atas lapisan-lapisan yang mempunyai kekuatan yang berbeda.
Penyelidikan, pengambilan contoh dan identifikasi bahan bawah permukaan melibatkan teknik
yang rumit yang coba dikembangkan melalui berbagai prosedur dan penafsiran. Hal tersebut
sering kali hanya berlaku untuk suatu lokasi tertentu serta dipengaruhi oleh kondisi geologi dan
geografi, tujuan penyelidikan, tuntutan disain serta latar belakang, keahlian dan pengalaman
petugas.
Pedoman ini (penyelidikan tanah, batuan, dan muka air tanah serta pengambilan contoh), yang
didasarkan pada prosedur standar, diharapkan dapat mengurangi ketidakkonsistenan dan
mendorong kepada metoda rasional dalam mengevaluasi lapangan.
Penyelidikan dan pengambilan contoh yang memadai dan konsisten akan membantu dalam
memahami pengaruh geologi dan geografi terhadap kondisi bawah permukaan.
Menurut buku Spesifikasi Umum edisi 2006, pengujian tanah untuk lapis tanah dasar,
sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 3. :
b. Peralatan
Alat batas cair standar, mangkoknya harus bersih, kering dan tidak goyang, dan harus
diperiksa apakah tinggimjatuh mangkok alat batas cair tersebut sudah tepat 1,0 cm;
Alat pembuat alur, harus bersih, kering, dan tidak aus yang terdiri dari :
- Alat pembuat alur standar ASTM untuk tanah yang berpasir;
- Alat pembuat alur standar casagrande untuk tanah kohesif;
Mangkok pengaduk (mixing disk) benda uji dari porselin;
Batang pengaduk (spatula) dari baja tahan karat panjang 12,5 cm;
Cawan kadar air minimal 4 buah, dan harus diberi tanda kemudian ditimbang untuk
menentukan beratnya;
Botol berisi air suling;
Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram;
Desikator berisi silika sel;
Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk mengeringkan pada suhu (110 ±
0
5) C.
c. Persiapan Pengujian
c.1. Persiapan Benda Uji
Benda uji disiapkan sesuai dengan “Metode Mempersiapkan Contoh Tanah dan Tanah
Mengandung Agregat” SNI 03-1975-1990, atau langsung seperti berikut :
Jenis-jenis tanah yang tidak mengandung
butir kasar dan hampir semua butirannya
lebih halus dari saringan 0,42 mm (no.40),
dalam hal ini benda uji tidak perlu
dikeringkan dan tidak perlu disaring dengan
saringan 0,42 mm (no.40).
Khusus untuk jenis tanah yang mengandung
butiran lebih kasar dari saringan 0,42 mm
(no.40), benda uji dikeringkan di udara
sampai bisa disaring, lalu benda uji diambil
yang lewat saringan 0,42 mm (no.40). Gambar 2. Penyiapan Benda uji
c.2. Persiapan Peralatan
Siapkan peralatan yang akan digunakan sesuai petunjuk pemakaian
d. Prosedur/Pelaksanaan Pengujian
d.1. Cara Pengujian
1). Letakan 100 gram benda uji yang sudah dipersiapkan didalam mangkok pengaduk
(lihat Gambar 3.);
Gambar 3. Masukkan benda uji kedalam mangkok yang telah dikatahui berat-
nya atau timbangan dibuat nol, sehingga didapat berat benda uji 100 gr.
2). Dengan menggunakan spatula, aduklah benda uji tersebut dengan menambah air
suling sedikit, sampai merata (homogen), pengadukan dapat dilakukan pada
mangkok pengaduk atau pada plat kaca sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 4.
Catatan : Ada beberapa jenis lempung sulit diaduk dan kadang-kadang jika terlalu
banyak atau lama pengadukannya akan berubah sifat; agar pengadukan dapat
dilakukan lebih mudah dan lebih cepat, maka adukan disimpan terlebih dahulu dan
ditutup dengan kain basah atau contoh yang telah disiapkan direndam dahulu
selama 24 jam;
Gambar 4.a. Tumpahkan secukup- Gambar 4.b. Tambah air suling dan
nya benda uji pada plat kaca aduk dengan spatula
3). Setelah contoh menjadi campuran merata, ambil bagian benda uji ini dan letakan
diatas mangkok alat batas cair, ratakan permukaannya sedemikian sehingga
sejajar dengan dasar alat, bagian yang paling tebal harus ± 1 cm; (Gambar 5.)
4). Buatlah alur dengan jalan membagi dua benda uji dalam mangkok itu, dengan
menggunakan alat pembuat alur (grooving tool) melalui garis tengah pemegang dan
simetris; (Gambar 6.)
Catatan : Pada waktu membuat alur posisi alat pembuat alur harus tegak lurus
permukaan mangkok;
Gambar 6. Buat alur dengan membagi dua benda uji dalam mangkok itu,
dengan menggunakan alat pembuat alur (grooving tool) melalui garis tengah
pemegang dan simetris
5). Putarlah alat sedemikian sehingga mangkok naik/jatuh dengan kecepatan putar 2
rotasi per detik. Pemutaran ini dilakukan terus sampai dasar alur benda uji
bersinggungan sepanjang kira-kira 1,25 cm dan catat jumlah pukulannya pada
waktu bersinggungan. (Gambar 7.)
Gambar 7.a. Putar alat dengan kecepatan Gambar 7. b. Catat jumlah pukulannya
putar 2 rotasi / detik. Pemutaran diaku- pada waktu bersinggungan.
kan terus sampai dasar alur benda uji ber-
singgungan sepanjang kira-kira 1,25 cm.
6). Ulangi pekerjaan pada butir 4). s/d 5). beberapa kali sampai diperoleh jumlah
pukulan yang sama, hal ini dimaksudkan untuk meyakinkan apakah pengadukan
contoh sudah betul-betul merata kadar airnya;
Jika ternyata pada percobaan telah diperoleh jumlah pukulan sama, maka ambilah
benda uji langsung dari mangkok pada alur, kemudian masukan ke dalam cawan
yang telah dipersiapkan; (Gambar 8.)
Gambar 8. >
Kemudian masukan ke
dalam cawan (krus) yang
telah dipersiapkan, untuk
menentukan kadar airnya.
Tentukan kadar airnya sesuai dengan Metode Pengujian Kadar Air Tanah (SNI 03-
1965-1990); (Gambar 9.)
Gambar 9.a. Benda uji didalam cawan yang telah diketahui beratnya atau
timbangan dibuat nol ditimbang, untuk mengetahui berat benda uji sebelum
dikeringkan dalam oven
8). Kemudian ulangi langkah butir 2). s/d 6). minimal 3 kali berturut-turut dengan
variasi kadar air yang berbeda, sehingga akan diperoleh perbedaan jumlah pukulan
sebesar 8 – 10. (Gambar 10.)
Gambar 10.a. benda uji diaduk kem- Gambar 10.b. Setelah campuran me-
bali dengan merubah kadar airnya rata, ambil sebagian benda uji dan le-
untuk contoh ke dua takan diatas mangkok alat batas cair
Gambar 10.c. Ratakan permukaannya Gambar 10.d. Buat alur dengan mem-
sedemikian hingga sejajar dengan dasar bagi dua benda uji dengan menggu-
alat, bagian yang paling tebal ± 1 cm nakan grooving tool melalui garis
tengah
Gambar 10.e. Putar alat dengan kece- Gambar 10.f. Catat jumlah pukulan-
patan putar 2 rotasi/detik, putar terus nya pada waktu bersinggungan.
sampai dasar alur benda uji bersing-
gungan sepanjang kira-kira 1,25 cm.
Gambar 10.g. Kemudian masukan se- Gambar 10.h. Sebelumnya timbang ben-
bagian benda uji ke dalam cawan, untuk da uji dalam cawan yang telah diketahui
menentukan kadar airnya. beratnya atau timbangan dibuat nol.
Gambar 10.i. Dan seterusnya, misalnya untuk contoh terakhir setelah selesai
putar alat dan mencatat jumlah pukulan, kemudian masukan ke dalam oven
untuk dikeringkan selama 24 jam
Gambar 10.k. Setelah 24 jam, keluarkan Gambar 10.l. Kemudian diamkan pada
semua contoh dalam cawan dari oven suhu ruang